Dosen Pembimbing:
Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep
A. Konsep Lansia
Stanley (2007), mengatakan bahwa beberapa masalah yang sering pada lansia
diantaranya adalah :
1. Mudah jatuh;
Jatuh sering dialami oleh lansia dan penyebabnya adalah gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, lantai yang licin
dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, dan penglihatan kurang karena
pencahayaan yang kurang.
2. Sesak napas saat aktivitas;
Disebabkan karena gangguan sistem saluran napas, kelemahan jantung, dan
kelebihan berat badan
3. Nyeri pinggang/punggung, nyeri sendi;
Disebabkan oleh gangguan pada sendi misalnyaradang sendi (arthritis), tulang
keropos (osteopporosis).
4. Gangguan penglihatan;
Gangguan yang disebabkan presbiopi, kelainan lensa mata, kekeruhan pada
lensa (katarak), tekanan Dalam mata yang meninggi (glaukoma).
5. Gangguan tidur.
Disebabkan oleh lingkungan yang tidak tenang, nyeri, gatal-gatal, depress
hingga kecemasan.
B. Konsep Risiko
Jatuh
1. Pengertian
Resiko Jatuh
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik yang dapat mengakibatkan insiden jatuh termasuk proses
penuaan dan beberapa kondisi penyakit, termasuk penyakit jantung,
stroke dan gangguan ortopedik serta neurologik.Faktor intrinsik dikaitkan
dengan insiden jatuh pada lansia adalah kebutuhan eliminasi individu.
Beberapa kasus jatuh terjadi saat lansia sedang menuju, menggunakan
atau kembali dari kamar mandi.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi terjadinya jatuh. Jatuh umumnya
terjadi pada minggu pertama hospitalisasi, yang menunjukkan bahwa
mengenali lingkungan sekitar dapat mengurangi kecelakaan.
Obat merupakan agen eksternal yang diberikan kepada lansia dan dapat
digolongkan sebagai faktor risiko eksternal.Obat yang memengaruhi
sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat meningkatkan risiko
terjadinya jatuh, biasanya akibat kemungkinan hipotensi atau karena
mengakibatkan perubahan status ,mental.
4. Patofisiologi
c. Menanggapi adanya keluhan pusing, lemas atau penyakit yang baru. Apabila
keadaan lansia lemah atau lemas tunda kegiatan jalan sampai kondisi
memungkinkan dan usahakan pelan-pelan jika akan merubah posisi (Darmojo,
2009).
7. Penatalaksanaan
f. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan
rumah/tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh
8. Pendekatan Diagnostik
C. Konsep Asuhan
Keperawatan Lansia 1. Pengkajian
Dengan Resiko Jatuh •Identitas Klien
•Riwayat Kesehatan Sekarang
•Riwayat Kesehatan Masa Lalu
•Riwayat Kesehatan Keluarga
•Riwayat Psikososial dan Spiritual
•Pola Kebiasaan Sehari-hari
•Pemeriksaan Fisik
•Pengkajian Status fungsional
2. Diagnosa Keperawatan
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (mis, status kesehatan). Data yang
mungkin ditemukan pada diagnosa ini :
•gelisah, kontak mata yang buruk, penurunan produktivitas dan tampak waspada
•Pada afektifitas klien mungkin merasa ketakutan. Pada keadaan fisiologisnya terjadi
peningkatan keringat dan wajah tegang. klien mungkin cendrung menyalahkan orang lain
dan gangguan pada konsentrasi serta sering melamun
3. Intervensi
Keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi Keperawatan adalah proses berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan kepada lansia.
Evaluasi dapat dibagi dua yaitu: evaluasi proses atau
formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan
tindakan. Evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan lansia dengan tujuan khusus
atau umum yang dilakukan.