A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan
pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk
Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi
dapat diklasfikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer dan esensial
yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung,
penyakit anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala,
sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama
dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi
dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.
Di Indonesia hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur
45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut
status ekonomi proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah
(27,2% ) dan menengah (25,9%) (Depkes RI,2017). Prevelensi hipertensi
menurut diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun 2018 adalah 8,4%,
angka hipertensi tertinggi masih terdapat pada propinsi Sulawesi utara
sebesar 13,2% dan terendah di provinsi papua sebanyak 4,4%, sedangkan di
provinsi Sumatra barat prevelensi sebesar 7,4% (Riskesdas 2018)
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang, pada tahun 2016 jumlah
hipertensi 47.902 kasus, tahun 2017 jumlah hipertensi 52.825 kasus, dan pada
tahun 2018 hipertensi menjadi posisi teratas yakni 67.14 kasus, diikuti dengan
kasus DM, Rematik, dan ISPA. Pusat data dan informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, hipertensi masih menjadi
tantangan besar di Indonesia dan merupakan kondisi yang sering ditemukan
pada pelayanan kesehatan primer dengan prevelensi yang tinggi yaitu sebesar
23,79% (Riskesdas 2018).
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal
hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita
hipertensi merasa sehat tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan
kerjanya.
Peran perawat dalam meningkatkan pencegahan pada pasien dengan penyakit
hipertensi dimana perawat sangat berperan dalam proses pencegahan maupun
dalam proses penyembuhan pasien, didalam pencegahan penyakit hipertensi
perawat sebagai educator kesehatan tentang penyakit hipertensi yang dialami
pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penderita hipertensi dan yang beresiko menderita hipertensi
mengetahui dan memahami tentang cara penetalaksanaan dan
pencegahan hipertensi dengan metode PATUH dan CERDIK
2. Tujuan Khusus
D. Sasaran program
Pasien yang berkunjungan ke Puskesmas Anak Air Padang, khususnya
penderita hipertensi dan yang beresiko menderita hipertensi
E. Metode/Strategi program
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
F. Media pembelajaran
Flip chart dan leaflet
G. Setting Tempat
H. Susunan Panitia
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung
jawab kegiatan praktik dari mahasiswa maka dibentuk organisasi
kelompok :
1. Organisasi kelompok
a. Ketua : Heru Mulianse
b. Sekretaris : Al Hanifah Armes
c. Bendahara : Fauzyiah Adilhah
d. Sie Perlengkapan : Nadila Maftiful Khair
Ulul Azmi
Pendi Gunawan Syah
Lili Yulastri
e. Sie Dokuemntasi : Rio Candra Pratama
Chyntia Fulmi Yolanda
Maghvirah
2. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. MC : Maghvirah
b. Penyaji : Ulul Azmi
c. Moderator : Nadila Maftiful Khair
d. Observer : Chyntia Fulmi Yolanda
e. Fasilitator : Al Hanifah Armes, Fauziah Adilhah, Heru
Mulianse, Lily Yulastri, Pendi Gunawansyah
f. Dokumentasi : Rio Candra Pratama