Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dian Ari Kesumawardhani

NIM : 202006020006
Prodi : PSIK 6
Mata Kuliah : Keperawatan komunitas
Tugas : Resume Community as partner
MODEL COMMUNITY AS PARTNER (Anderson dan Mc. Farland)

Anderson dan Mc. Farland pada awalnya mencetuskan sebuah teori yang diberi nama komunitas
sebagai klien (Community as a Client). Seiring perkembangannya, untuk mengilustrasikan definisi
PHN/CHN sebagai sintesis dari concepts nursing & public health teori tersebut berubah menjadi
komunitas sebagai mitra (Community as a Partner/CAP), berlandaskan pada keyakinan bahwa
komunitas adalah subjek asuhan yang memiliki potensi dan memiliki otonomi untuk menentukan
status kesehatannya, sedangkan partner adalah sebuah nilai tekait partisipasi aktif untuk mencapai
tujuan bersama. Selain itu untuk menekankan PHC sebagai filosofi yg mendasari dimana komunitas
turut aktif untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah atau mengatasi masalah.
Fokus : komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan didalam praktik CHN.

Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri(1) inti komunitas (the community core), (2)
subsistem komunitas (the community subsystems), dan (3) persepsi ( perception). Model ini lebih
berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya. Core (inti)
komunitas terdiri dari : sejarah/riwayat komunitas, demografi, statistik vital, nilai dan keyakinan.

1. Data inti

a) Demografi

Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan.

Data diperoleh melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau

rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.

b) Statistik vital

Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka

kematian balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari

penelusuran data sekunder baik dari Puskesmas atau Kelurahan.

c) Karakteristik penduduk

Variabel karakteristik penduduk meliputi :

- Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat

mengobservasi ketika ada program posyandu.

- Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa

kesedihan karena anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak sebaya

lainnya dan pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk berkembang.

- Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan tidak

memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,

namun orang tua membawa anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.


- Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi

penyebab anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih

banyak orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi.

2. Sub sistem

a) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap

penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk

menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu

kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko

peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut. meliputi iklim/cuaca, perumahan terkait dengan
kepadatan, kelembaban, pencahayaan, ventilasi, bangunan (usia, bahan, arsitektur, lingkungan
terbuka (kualitas dan kepemilikan), batas wilayah, dan tempat berkumpul). Metode pengkajian
melalui winshield survey yaitu berjalan mengelilingi komunitas menggunakan semua indra.

Inspeksi :

-Kondisi jalan, bangunan yang ada, sarana umum, kondisi tanah, data hasil winshield survey

Tanda vital :

-Kondisi iklim/cuaca

-Kondisi lingkungan dan rumah

System review :

-Dukungan sosial dari keluarga, kelompok maupun masyarakat sekitarnya.

-Observasi sistem sosial seperti perumahan, tempat ibadah, tempat bisnis dan lain-lain.

b) Sistem kesehatan

Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa

tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja

yang dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu belum ada.

c) Ekonomi

Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang
berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.

d) Keamanan dan transportasi

Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk

dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk

mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.

Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat

kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan

yang ada.

e) Kebijakan dan pemerintahan

Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang

sudah dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan

kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam

f) Komunikasi

Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk,

khususnya komunikasi formal(tv, koran, radio, pos, telpon)dan informal(papan pengumuman,


brosur, buletin) yang digunakan dalam keluarga. bentuk komunikasi (rapat, penggunaan teknologi
informasi), frekuensi komunikasi, lingkup dan cara komunikasi. Diseminasi seperti bagaimana
cara orang mendapatkan informasi : mulut ke mulut, wawancara, survey.Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi,daya dukung keluarga terhadap
balita yang sakit.

g) Pendidikan

Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian tentang
penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara
perawatan,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk berpendidikan rendah yaitu SD bahkan
tidak sekolah.

h) Rekreasi

Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau
kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.

3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,mungkin dipengaruhi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai
suatu penyakit.

Metode pengumpulan data lain yang umumnya digunakan pada pengkajian keperawatan
komunitas adalah Focus Group Discussion (FGD)/ diskusi kelompok terfokus dan skrining kesehatan.
Jarang menggunakan observasi (banyak digunakan pada penelitian ethnography) dan Delphy proses
(serial survei menggunakan media elektronik).Core dan sub sistem dikelilingi oleh sebuah garis
pertahanan yang merupakan sistem respons komunitas sebagai reaksi terhadap stresor yang memasuki
komunitas.Lingkaran dengan garis utuh menggambarkan sistem pertahanan normal yang diartikan
sebagai level kesehatan yang ditampilkan komunitas.Sedangkan lingkaran yang meimiliki garis putus-
putus menggambarkan sistem pertahanan yang bersifat fleksible di dalam komunitas atau disebut
dengan istilah “a buffer zone” yang menggambarkan tingkatan kesehatan yang dinamis sebagai hasil
dari respons sementara terhadap stresor yang muncul di dalam komunitas.Pada bagian elemen sub
sistem, antar elemen dipisahkan oleh garis putus-putus yang diartikan sebagai garis resisten dimana
setiap elemen saling terpengaruhi dan mempengaruhi elemen lainnya.Stresor adalah berbagai kondisi
tekanan yang menghasilkan stimulus serta memiliki potensi menyebabkan ketidakseimbangan kondisi
komunitas.Derajat reaksi adalah sebuah status ketidakseimbangan kondisi yang dialami komunitas.

Anda mungkin juga menyukai