Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MK KOMUNITAS II

MAKALAH TEORI PENGKAJIAN


KOMMUNITY AS PARTNER

Disusun Oleh :

I Ketut Wirnata

NIM 202001157

MAHASISWA NO REG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2020/2021
PENDAHULUAN
TENTANG KONSEP COMMUNITY AS PARTNER

1.1 MODEL :
Deskripsi atau analogi yang digunakan sebagai pola untuk menambah pemahaman
terhadap beberapa fakta atau realitas.
Beberapa Teori & Model yang dapat digunakan di dalam praktik keperawatan komunitas :
Teori lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s theory of environment)
1. Self-Care Model oleh Orem
2. Adaptation Model dari Roy, S.C
3. Health Care System Model oleh Betty Neuman
4. Community as Client or Partnership Model
Oleh Mc Farlane
1. Community as client/partner dikenalkan oleh Anderson & McFarlane
2. Model ini didasarkan padad model Neuman : pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan masalah klien
Komunitas sebagai klien dikembangkan untuk mengilustrasikan definisi PHN/CHN
(community health nuring) sebagai sintesis dari Concepts nursing & public health  diganti
dengan komunitas sebagai mitra/partner untuk menekankan PHC sebagai filosofi yang
mendasari dimana komunitas turut aktif untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah atau
mengatasi masalah.
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model  keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu
gambaran tentang lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan
diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane. Model ini
merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas
manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Neuman memandang klien sebagai
sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis.
Menurut Neuman, untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu
keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal
line of defense, dan resistance defense.
Agregat klien dalam model Community as Partner ini meliputi intrasistem dan
ekstrasistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau
lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan
subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998;
Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; )
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance. Anderson dan
McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model Community as Partner
terdapat dua komponen  utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem
yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan
proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Komunitas sebagai klien/partner berarti kelompok masyarakat tersebut turut berperan
serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.
PENGKAJIAN

COMMUNITY AS PARTNER

A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas.  Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. 

a. Model Pengkajian Community As Partner

Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu


roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. 

Roda pengkajian komunitas terdiri:

1. Inti komunitas (the community core),


2. Subsistem komunitas (the community sub systems), dan
3. Persepsi ( perception), Model ini lebih
berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan,
dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam
meningkatkan kesehatannya.

Sumber : Anderson McFarlan, Community as Partner

1. Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-orang
yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan.
Data diperoleh melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau
rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.
c) Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan
angkakematian balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh
dari penelusuran data sekunder baik dari Puskesmas atau Kelurahan.

d) Nilai dan kepercayaan

Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan, kepercayaan-
kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di
masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
e) Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
a. Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat
mengobservasi ketika ada program posyandu.
b. Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa
kesedihan karena anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak
sebay alainnya dan pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk
berkembang.
c. Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan
tidak memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan,namun orang tua membawa anak ke posyandu rutin untuk
ditimbang.
d. Perilaku : seperti pola makan yang kurang baik mungkin
mempengaruhi penyebab anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lain
nya, terlebih banyak orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub sistem
a) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk


terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor
untukmenjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain
itukerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya
risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut. 

b. Komponen WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Komponen yang dikaji


1 Perumahan Bangunan : Luas , bahan , arsitek , bersatu/ pisah
2 Lingkungan / daerah Halaman : di daerah , samping , belakang
3 Lingkungan terbuka Luas/sempit , kualitas : ada/tidak ada rumput
bersih/kotor , pribadi/ umum
4 Batas Apa batas daerah : jalan , sungai , got. Kondisi
: bersih/kotor
5 Kebiasaan Tempat berkumpul : siapa , dimana , jam berapa .
6 Transportasi Cara datang dan pergi , situasi jalan dan jenis , alat
transportasi
7 Pusat Klinik , tempat rekreasi , sekolah , praktek pelayanan
keperawatan/ibadah , dipakai/tidak
8 Toko/warung Jenis , siapa pemilik
9 Pusat perbelanjaan Bagaimana mencapainya , jenis
10 Orang di jalan Siapa yang dijumpai : ibu , bayi , anak, lansia, pemuda,
penjaja makanan/ barang, anak sekolah, pekerja, dll.
11 Suku/etnisitas Lokasi , cara komunikasi, kebiasaan
12 Tempat ibadah Masjid , gereja , wihara , pura
13 Health Ada yang sakit akut/kronis , jarak ke pelayanan
kesehatan .
14 Politik Kampanye , poster
15 Media TV , radio , Koran , majalah , papan pengumuman dan
lain – lain

b) Sistem kesehatan

Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut
memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerjayang
dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu belum ada.

c) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya
yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.

d) Keamanan dan transportasi

Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan


untukdimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk
mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan. Variabel keamanan meliputi
jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan
penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang ada.

e) Kebijakan dan pemerintahan

Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah
dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta
adanya partisipasi masyarakat

f) Komunikasi

Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya
komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga.
Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi,
daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.

g) Pendidikan

Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk


tentang pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya,cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.

h) Rekreasi

Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada,
tingkat partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan daris
arana rekreasi yang ada.

3. Persepsi

Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh,mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat atau punkurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit.
c. Metode dan Sumber Pengkajian Lingkungan Fisik pada Komunitas

No Komponen Sumber Data Individu Sumber Data Masyarakat


1 Inspeksi Otoscope Windshield survey
Ophtalmoscope Mengunjungi masyarakat
2 Auskultasi Stetoscope Dengarkan keluhan masy.
tokoh setempat
3 Vital Sign Termometer Observasi keadaan iklim ,
Tensi meter sumber daya, batas wilayah,
tanda aktifitas di masyarakat
4 Review of sistem Head-to-toe Observasi : sistem sosial
termasuk perumahan ,
ekonomi , tempat ibadah dsb
5 Laboratory Study Blood test CT scan Data sensus, pusat penelitian

a. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2. data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
b. sumber data
1. data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record.
(wahit, 2005)
c. cara pengumpulan data
1. wawancara atatu anamnesa
2.  pengamatan
3. pemeriksaan fisik
d. pengolahan data
1. klasifikasi data atau kategorisasi data
2. perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3. tabulasi data
e. interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
1. menetapkan kebutuhan komuniti;
2. menetapkan kekuatan;
3. mengidentifikasi pola respon komuniti;
4. mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
f. penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
g. prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor sebagai kriteria:
1. perhatian masyarakat;
2. prevalensi kejadian;
3. berat ringannya masalah;
4. kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. tersedianya sumber daya masyarakat;
6. aspek politis.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American
Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

C. Perencanaan
a. Tahapan pengembangan masyarakat
persiapan, penentuan prioritas daerah, pengorganisasian, pembentukan pokjakes
(kelompok kerja kesehatan)
b. Tahap diklat
c. Tahap kepemimpinan
koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
D. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter
& Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau
tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
a. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan
tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi
untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi
tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan
lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
b. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan,
meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan
jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual,
bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
c. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar
klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

E. Evaluasi atau penilaian


Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986) dalam Craven & Hirnle (2000),
evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan,
fasilitas fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari
perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan dan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Natsir Muhammad. 2014. Konsep-Community-as-Partner-Diperkenalkan-Anderson-Dan-


McFarlane-Model-Ini-Merupakan-Pengembangan-Dari-Model-Neuman-Yang-
Menggunakan-Pendeka. https://www.scribd.com/doc/242255782/138339074-124502331-
Konsep-Community-as-Partner-Diperkenalkan-Anderson-Dan-McFarlane-Model-Ini-
Merupakan-Pengembangan-Dari-Model-Neuman-Yang-Menggunak (diakses pada hari
Jumat tanggal 25 Maret 2016 pukul 19.30 wita)
Henny Achjar,K,A.2011.Asuhan Keperawatan Komunitas: teori dan praktik.EGC:Jakarta
Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and
practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd
ed. Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika
:Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Cv Sagung Seto : Jakarta
Craven, R. F dan Hirnle, C. J. 2000. Fundamental of Nursing: Human, Health and function.
Edisi 3. Phiadelphia: lippincott

Anda mungkin juga menyukai