Oleh
Sari Agung Tamba1), Siti Samhati2), Iing Sunarti3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
e-mail: sariagung699@gmail.com. siti.samhati@fkip.unila.ac.id.
iing.sunarti@fkip.unila.ac.id
Abstract
The problem in this research is how to develop multiple choice test instruments based on
higher order thinking skills in learning poetry texts for class VIII. The purpose of this study
was to make a multiple choice test instrument product based on higher order thinking skills
in learning poetry texts for class VIII. This research uses research and development (rnd).
The results showed the creation of a multiple-choice test instrument product based on higher
order thinking skills that had been validated. The validation was carried out by lecturers and
experts/practitioners to test the feasibility of the product. The results of the validation of the
practitioner or peer test and the expert or expert test that has been carried out using an
instrument in the form of a questionnaire. The value obtained from the practitioner or
colleague is 3.72 (good) and the value obtained from the expert or expert is 3.6 (good)
Keywords: development, HOTS, poetry texts, question instruments.
Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan instrumen tes pilihan
ganda berbasis higher order thinking skills pada pembelajaran teks puisi kelas VIII. Tujuan
penelitian ini untuk membuat produk instrumen tes pilihan ganda berbasis higher order
thinking skills pada pembelajaran teks puisi kelas VIII. Penelitian ini menggunakan research
and development (rnd). Hasil penelitian menunjukkan terciptanya produk instrumen tes
pilihan ganda berbasis higher order thinking skills yang sudah divalidasi. Validasi dilakukan
oleh dosen dan ahli/praktisi untuk menguji kelayakan produk. Hasil validasi uji praktisi atau
teman sejawat dan uji ahli atau pakar yang telah dilakukan dengan menggunakan instrument
berupa angket. Nilai yang diperoleh dari praktisi atau teman sejawat adalah 3.72 (layak) dan
nilai yang diperoleh dari ahli atau pakar adalah 3.6 (layak).
Kata kunci: pengembangan, HOTS, instrumen soal, teks puisi.
jenjang pendidikan tentu berbeda satu sama Proses belajar mengajar merupakan inti
lain mulai dari segi tenaga pengajar, dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar
kurikulum, dan dari segi lainnya. tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan
Pendidikan bertujuan untuk dengan benar maka perlu pengadministrasian
mewujudkan cita-cita bangsa maupun cita- kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
cita setiap individu. Sekolah sebagai suatu pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas
lembaga pendidikan formal, secara sistematis antara guru dan siswa sebagai bentuk upaya
merencanakan bermacam-macam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan ditentukan. Pembelajaran adalah suatu
yang menyediakan berbagai kesempatan bagi kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
peserta didik untuk melakukan berbagai unsur manusiawi, material, fasilitas,
kegiatan belajar. Menurut peneliti, sekolah perlengkapan, dan prosedur yang saling
merupakan lembaga pendidikan formal yang mempengaruhi mencapai tujuan
di dalamnya terjadi proses pembelajaran pembelajaran (Hamalik, 2011: 57). Uno
antara guru dan siswa. Guru merupakan (2010: 34) mengatakan bahwa tujuan
unsur manusiawi dalam pendidikan. pembelajaran merupakan salah satu aspek
Guru adalah figur manusia sumber yang perlu dipertimbangkan dalam
yang menempati posisi dan memegang peran merencanakan pembelajaran. Tujuan
penting dalam pendidikan (Djamarah, pembelajaran adalah tujuan yang hendak
2010:1). Ketika semua orang mempersoalkan dicapai setelah diselenggarakannya suatu
masalah dunia pendidikan, figur guru mesti proses pembelajaran, misalnya satuan acara
terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama pertemuan, yang bertitik tolak pada
yang menyangkut persoalan pendidikan perubahan tingkah laku siswa (Hamalik,
formal di sekolah. Hal ini tidak dapat 2011: 6).
disangkal karena lembaga pendidikan formal Kemp dalam Uno (2010: 35) yang
adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar memandang bahwa tujuan pembelajaran
waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di adalah suatu pernyataan yang spesifik yang
rumah dan di masyarakat. Tugas dan peran dinyatakan dalam perilaku atau penampilan
guru sebagai pendidik profesional yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
sesungguhnya sangat kompleks, tidak menggambarkan hasil belajar yang
terbatas pada saat berlangsungnya interaksi diharapkan. Dari beberapa pendapat ahli di
edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut atas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan
proses belajar mengajar (Suryosubroto, pembelajaran, yaitu salah satu aspek yang
2009: 2). hendak dicapai melalui proses pembelajaran
diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa perasaan mereka dengan menggunakan diksi
Indonesia, yaitu sastra. yang indah.
Sastra juga berfungsi memberikan Berdasarkan penelitian pendahulan
kebermanfaatan secara rohaniah. Herman J. yang peneliti lakukan di SMP N 4 Bandar
Waluyo dalam Priyatni (2010: 21) Lampung dengan mewawancari salah satu
menyatakan bahwa sastra berfungsi sebagai guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu
wahana katarsis, yaitu pencerahan jiwa atau Nurfadilla, S.Pd., peneliti menemukan
penyadaran jiwa terhadap lingkungan beberapa data tentang penggunaan soal
masyarakat atau terhadap keterbatasan instrumen evaluasai. Pada pembelajaran
individu yang seringkali melabrak posisi puisi, ketika siswa diberi tugas membuat
Tuhan. Pembelajaran sastra berpotensi puisi, siswa sering kali memilih “jalan”
memperkaya kehidupan siswa, memperluas alternatif, yakni dengan mencari dari internet
pengalaman kejiwaan, dan mengembangkan dan langsung salin tempel. Hal ini tentu akan
kompetensi imajinatif. Salah satu jenis menghambat dan tidak akan mengasa
pembelajaran sastra yang dimuat dalam mata kreativitas dari siswa itu sendiri. Mereka
pelajaran bahasa Indonesia adalah teks puisi. akan ketergantungan pada sesuat yang serba
Puisi merupakan salah satu jenis karya instan. Dengan kondisi seperti ini, sudah
sastra yang mewakili perasaan penulisnya pasti tujuan pembelajaran yang telah
atau sering disebut juga sebagai ungkapan ditentukan tidak dapat tercapai dengan baik.
perasaan yang imajinatif. Menurut Suroto Selain dari itu, meski telah
(1989: 39) bahwa puisi merupakan suatu menggunakan kurikulum 2013, tetapi
bentuk karya sastra yang tentu saja berisi pembelajaran di SMP N 4 Bandar Lampung
ungkapan pikiran dan perasaan pengarang. belum berbasis Higher Order Thinking Skills
Senada apa yang dikemukakan oleh Waluyo (HOTS). Penyebab belum diterapkannya
(1987: 29) puisi adalah salah satu bentuk pembelajaran berbasis HOTS kurangnya
kesusastraan yang mengungkapkan pikiran semangat belajar atau motivasi untuk belajar
dan perasaan penyair secara imajinatif dan dan tingkat kreativitas siswa yang masih
disusun dengan mengkonsentrasikan semua rendah serta kurangnya umpan balik dari
kekuatan bahasa yakni dengan siswa ketika guru memberikan pertanyaan.
mengkonsentrasikan struktur fisik dan Faktor tersebut menjadi kendala besar
struktur batinnya. Dengan pembelajaran sehingga tidak diterapkannya pembelajaran
puisi, maka siswa ke depannya mampu berbasis HOTS. Evaluasi atau penilaian pada
mencipta puisi sebagai bentuk ungkapan pembelajaran yang diterapkan berupa
pemberian tugas mandiri dan kelompok
untuk membuat puisi. Kemudian, tugas yang dilakukan oleh Rika Ridia Wati dengan
tersebut diperiksa oleh guru apakah asli judul “Pembelajaran Menulis Puisi Lama
buatan sendiri atau tidak. Di samping itu, dan Baru Pada Siswa Kelas VII SMP
guru mempertanyakan makna dari puisi yang Perintis 1 Bandar Lampung” bertujuan
mereka buat. Hal ini cukup membantu guru mengetahui proses berjalannya pembelajaran
untuk mengetahui keaslian tugas dari siswa. dalam menulis puisi lama dan baru hingga
Peneliti merasa sangat perlu pada penilaian oleh guru. Adapun penelitian
melakukan penelitian tentang evaluasi atau ini hanya berfokus pada pengembangan
peniliaan dalam pembelajaran puisi dengan instrumen tes pilihan ganda yang berorientasi
menggunakan instrumen tes pilihan ganda HOTS pada pembelajaran teks puisi.
berbasis HOTS. Peneliti memilih teks puisi Perbedaan antara penelitian yang dilakukan
sebagai acuan peneliti supaya siswa lebih oleh Diana Iryanti dan Rika Ridia Wati
mampu dalam mencipta maupun memahami dengan penelitian yang dilakukan oleh
serta memaknai arti dari sebuah puisi. Hal peneliti sendiri terdapat pada aspek kajian
tersebut sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.7 penelitiannya.
mengidentifikasi unsur-unsur pembangun
teks puisi yang diperdengarkan atau dibaca, II. METODE PENELITIAN
dan 4.7 menyimpulkan unsur-unsur Metode penelitian yang digunakan
pembangaun dan makna teks puisi yang adalah metode pengembangan (research
diperdengarkan atau dibaca. anda development/R&D). Metode penelitian
Penelitian yang berkaitan dengan teks ini digunakan untuk menghasilkan produk
puisi pernah dilakukan oleh mahasiswa tertentu dan menguji keefektifan produk
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut (Sugiyono, 2016:297). Penelitian
Universitas Lampung, yakni Diana Iryani dan pengembangan merupakan metode
dan Rika Ridia Wati. Penelitian yang penelitian yang digunakan untuk
dilakukan oleh Diana Iryanti berjudul mengembangkan atau memvalidasi produk-
“Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi produk yang digunakan dalam pendidikan
Melalui Teknik Pengamatan Pada Siswa dan pembelajaran. Penelitian ini
Kelas V-B SDN 1 Tanjung Senang Bandar mengembangkan produk berupa instrumen
Lampung”, penelitian ini bertujuan tes pilihan ganda berbasis HOTS dengan
mengetahui seberapa besar tingkat menggunakan beberapa langkah, antara lain:
kemampuan siswa dalam menulis puisi studi pendahuluan; membuat rancangan
melalui pengamatan lingkungan atau alam desain produk; mengembangkan bentuk
yang ada di sekolah, sedangkan penelitian produk awal; melakukan uji praktisi atau
Adapun catatan yang diberikan oleh dalam pembelajaran teks puisi siswa sekolah
ahli materi, antara lain: Produk soal itu tidak menengah pertama kelas VIII diperoleh
sekadar sebagai bank soal, teteapi juga simpulan bahwa pengembangan tes
merupakan salah satu bagian dari perangkat berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi
pembelajaran. Oleh sebab itu, di dalam (higher order thinking skills) dalam
produk soal tersebut perlu dikemukakan hal- pembelajaran teks prosedur menggunakan
hal sebagai berikut. lima tahapan menurut Borg & Gall yang
1. Kompetensi Dasar sudah peneliti modifikasi, yaitu
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
pengumpulan informasi perancangan produk
3. Tujuan Pembelajaran
pengembangan produk, uji produk, revisi
Selain ketiga hal tersebut, di dalam
produk. Adapun hasil penelitian dari dosen
produk soal tersebut perlu dikemukakan
ahli, yaitu 3,60 dengan rerata persentase
tabel/matrik kisi-kisi soal. Dengan kisi-kisi
90.00% kategori sangat layak sedangkan
soal tersebut bias diketahui/dipetakan dengan
rata-rata yang diperoleh dari praktisi utau
cepat tentang validitas isi soal dan sebaran
guru Bahasa Indonesia, yaitu mendapatkan
level kognitif untuk HOTS soal. Secara
3.72 dengan rerata persentase 93,05%
umum produk soal ini bisa digunakan
dengan kategori sangat layak.
sebagai salah satu instrumen penilaian dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran teks puisi siswa kelas VIII.
pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
Catatan yang diberikan ahli materi tersebut
disarankan hal-hal sebagai berikut. (1) Bagi
sudah peneliti perbaiki sesuai dengan
peneliti selanjutnya dapat meneliti
catatannya.
pengembangan produk dengan menggunakan
6. Produk Akhir teks yang berbeda demi memperkaya
Produk akhir dalam penelitian ini khazanah penelitian pengembangan. (2) Bagi
berupa kumpulan soal-soal pilihan jamak guru di sekolah menengah atas, dapat
yang sudah diperbaiki menurut saran dan menggunakan hasil penelitian ini sebagai
masukan dari ahli materi dan praktisi atau tambahan informasi dalam membelajarkan
guru Bahasa Indonesia. peserta didik perihal teks prosedur yang
sederhana dan mudah dipahami.
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
pengembangan instrument tes pilihan ganda
berbasis higher order thinking skills (HOTS) DAFTAR PUSTAKA