Anda di halaman 1dari 22

26

Desain Penelitian “Penerapan Pembelajaran Cooperative Script Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Di Kelas 12 IPS 8 SMAS
Panca Setya Sintang”

Di Susun Oleh :

Nomesio Pietovin (F1241201024)

Dosen Pengampu : Ludovicus Manditya Hari Christanto,M.Sc


27

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta
didik atau siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Proses
komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, ataupun salah konsep.
Untuk itu guru harus mampu memberikan alternatif pembelajaran bagi peserta didiknya
agar dapat memahami konsep yang telah diajarkan.

Dalam kegiatan pembelajaran guru mempunyai peran penting. Dalam Turai


mengemukakan bahwa “dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru tidak hanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik tetapi harus menjadi fasilitator yang
bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik”. Guru sebagai
pemegang kunci dalam kegiatan pembelajaran menentukan proses keberhasilan peserta
didik. Guru hendaknya menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif yakni mampu
memahami karakteristik peserta didik, memanfaatkan media sumber belajar dengan
baik, dan melihat model pembelajaran yang tepat.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik


integratif,menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau
siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi,bertanya,bernalar,dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa memiliki kompetensi
sikap,keterampilan,dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif,inovatif,dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi segala persoalan dan tantangan di zaman yang akan datang memasuki masa
depan yang lebih baik.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang


mengatur interaksi peserta didik seperti ilustrasi kehidupan social peserta didik dengan
lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyrakat dan masyarakat
yang lebih luas. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan model yang
dilakukan secara berkelompok kelompok dipilih secara berkelompok. Kelompok dipilih
secara heterogenitas peserta didik dengan acuan nilai dari masing-masing peserta didik.
28

Dalam model pembelajaran Cooperative Script peserta didik tersebut berperan


sebagai pembaca dan pendengar. Mereka membaca satu bagian teks, kemudian pembaca
merangkum informasinya sementara pendengar mengoreksi kesalahan, mengisi materi
yang hilang dan memikirkan cara bagaimana kedua peserta didik dapat mengingat
gagasan utamanya. Pada bagian berikutnya peserta didik bertukar peran.

Model pembelajaran Cooperative Script digunakan untuk meningkatkan pemahaman


dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Siswa mendapat kesempatan untuk
mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya pemanfaatan model
pembelajaran Cooperative Script diharapkan dapat meningkatkan keefektifan
pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya
dapat dibagikan kepada peserta didik untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi,
membuat rangkuman, menganalisis materi yang baik berupa konsep maupun aplikasinya
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Model Pembelajaran Cooperative Script dapat melatih siswa untuk mengeluarkan


ide-ide pokok dalam suatu kelompok, karena siswa setelah membaca dan mendiskusikan
akan menganalisis artikel atau bahan bacaan tersebut, kemudian menyampaikan ide
pokoknya kepada siswa sub kelompoknya. Dengan adanya kegiatan menyampaikan ide
pokoknya ke sesama temannya. Dapat melatih siswa untuk berbicara dengan orang lain
selain itu juga siswa yang berfungsi sebagai pendengar akan mencatat ide pokok dan
membantu melengkapi ide pokok tersebut jika masih kurang lengkap. Biasanya siswa
tidak berani untuk mengeluarkan pendapat kepada guru namun hanya berani
mengeluarkan argumennya kepada sesama siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan model


pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar peserta didik dalam Pelajaran
Geografi melalui penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Cooperative Script
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Di Kelas 12 IPS 8 SMAS Panca
Setya Sintang.”

a. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi metode pembelajaran
Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Geografi Kelas 12 IPS 8 di SMAS Panca Setya Sintang?
29

2. Adakah peningkatan hasil belajar dengan diterapkannya model pembelajaran


Cooperative Script pada mata pelajaran Geografi kelas 12 IPS 8 SMAS Panca Setya
Sintang?

b. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi menggunakan
metode pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Geografi kelas 12 IPS 8 di SMAS Panca Setya Sintang
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran pada mata pelajaran Geografi Kelas 12 IPS 8 di
SMAS Panca Setya Sintang

c. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
bagi pihak sekolah dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan guru akan
keberagaman dalam model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran
3. Bagi peneliti lanjut, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
perbandingan atau bahan referensi bagi peneliti yang berminat meneliti tentang
model pembelajaran Cooperative Script.
30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

a. Hasil Belajar Geografi


1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar merupakan puncak dari suatu proses belajar mengajar. Hasil belajar
juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang telah dicapai peserta didik.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut,baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu. Turai mengatakan:

“bahwa ada empat unsur utama proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan,
metode, alat penilaian. (1) tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar mengajar
pada hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh
peserta didik setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. (2) bahan
adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk dapat
disampaikan atau dibahas dalam proses belajar- mengajar agar sampai kepada tujuan
yang telah ditetapkan. (3) metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam
mencapai tujuan. Merupakan upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauhmana
tujuan yang ditetapkan itu tercapai.

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang dilakukan oleh peserta didik, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar yang baik akan
menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
peserta didik, selanjutnya. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila mendapatkan
hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan –kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Pada umumnya hasil belajar meliputi kawasan kognitif, afektif,dan


psikomotorik,”wujud dari hasil belajar adalah semakin bermutunya kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor”. Ranah kognitif berkaitan dengan daya pikir,
31

pengetahuan, dan penalaran, ranah akfektif berkaitan berkaitan dengan persaan atau
kesadaran. Ranah psikomotor bersangkutan dengan keterampilan fisik, keterampilan
motoric, dan keterampilan tangan.

Pada penelitian ini, hasil belajar hanya mengacu pada hasil belajar kawasan kognitif.
“kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkatan yang paling rendah
( pengetahuan) sampai ketingkat yang paling tinggi (evaluasi) hasil belajar yang
berupa ranah kognitif menurut Bloom dalam Anderson dan Krathwolh tersusun
dalam 2 tingkatan yaitu:
a. Pengetahuan atau Ingatan
Kemampuan kognitif pada tingkatan ingatan adalah kemampuan yang
menuntut siswa untuk menemukan kembali pengetahuan yang relevan terdapat
yang terdapat dalam ingatan siswa. Pada tingkat kognitif terdapat 2kategori
kognitif yaitu: a) mengenal ( termasuk didalamnya mengidentifikasikan). b)
(mengulang termasuk didalamnya adalah menemukan kembali pengetahuan
yang diperoleh yang terdapat di dalam ingatan). Pengetahuan atau ingatan
merupakan sasaran belajar paling rendah.

b. Pemahaman
Pada tingkat ini siswa dituntut untuk dapat membangun pengertian dari pesan
pembelajaran, penjelasan guru, tulisan, atau grafik. Terdapat tujuh kategori
kognitif pada tingkat pemahaman, yaitu : a) menginterprestasikan (termasuk
didalamnya adalah mengklarifikasikan,mengurutkan, dan menterjemahkan), b)
memberi contoh (termasuk didalamnya adalah membuat ilustrasi), c)
mengklarifikasikan (termasuk didalamnya adalah mengkategorikan,
menggolongkan), d) meringkas, e) menyimpulkan, f) membandingkan
(termasuk didalamnya adalah membedakan,memetakan, menjelaskan. Tingkat
ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan
kemampuan tingkat pengetahuan.

b. Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar bersama
dalam kelompok, saling menyumbangkan pikiran dan bertangguang jawab terhadap pencapaian
hasil belajar secara individu maupun kelompok.Pembelajaran Kooperatif mengutamakan
kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
32

keterampilan dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif di yakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam
pembelajaran kooperatif siswa membentuk sendiri pemahaman konsepnya terhadap materi.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Cooperative Script

 Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Cooperative Script dalam
pengembangnya telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa
pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun
pada intinya sama. “Cooperative Script adalah scenario pembelajaran kooperatif”.
Model pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi
peserta didik seperti ilustrasi kehidupan social peserta didik dengan lingkungannya
sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat dan masyarakat yang lebih
luas. Pembelajaran Cooperative Script adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru
dan peserta didik sehingga tau bagaimana cara berkolaborasi dengan peserta didik.

Cooperative Script merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara


berkelompok. Kelompok dipilih berdasarkan heterogenitas peserta didik dengan acuan
nilai dari masing-masing peserta didik. Kemudian dalam kelompok tersebut,terbagi
menjadi sub kelompok,dimana setiap sub kelompok ditentukan siapa yang akan
menjadi pembicara dan siapa yang akan menjadi pendengar.

Pembelajaran model Cooperative Script berpijak pada paham kontruktivisme. Masalah


yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama peran guru hanya sebagai
fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar pada
interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide
pokok, materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat
kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan
peserta didik dengan peserta didik. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran
Cooperative Script benar-benar memberdayakan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya. Jadi, benar-benar sangat sesuai
dengan pendekatan konstrutivis yang dikembangkan saat ini

 Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Script


Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Peserta didik memperoleh sesuatu yang lebih dari aktivitas kooperatif lain yang
33

diberikan penjelasan secara rinci.” Peserta didik juga mendapatkan kesempatan


mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya. Berdasarkan tahapan-
tahapan pembelajaran Cooprative Script sebagai berikut:
 Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu peserta didik mengerjakan
tugas-tugas yang dirasakan sulit
 Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks
 Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu
ingatan dan pemahaman
 Memberikan kesempatan peserta didik membenarkan kesalahpahamannya
 Membantu peserta didik menghubungkan ide-ide pokok materi dengan
kehidupan nyata
 Membawa penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan
 Memberikan kesempatan untuk mengulangi dan membantu mengingat kembali

Dari beberapa pendapat mengenai manfaat model pembelajaran Cooperative Script


dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative Script : 1) dapat meningkatkan keefetifan
pembelajaran,dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan kepada
peserta didik untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi,membuat rangkuman,menganalisis
materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya. 2) dapat memperluas cakupan perolehan
materi pelajaran,karena peserta didik akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari
pasangannya untuk materi yang tidak dipelajarinya di kelas, 3) dapat melatih keterampilan
berfikir kritis peserta didik dalam menganalisis, merangkum,dan melalui kegiatan diskusi
peserta didik akan terlatih menggunakan kemampuan berpikir kritisnya untuk memperoleh
pengetahuan melalui pembelajaran yang dirancang pada Cooperative Script.

c.Langkah Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script

Turai menyebutkan langkah-langkah dalam penerapan Cooperative Script dalam kelas, yaitu
(a)guru membagi peserta didik untuk berpasangan,(b) guru membagikan wacana atau materi
kepada tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan, (c) guru dan peserta didik
menetapkan siapa yang berperan sebagai pendengar, (d) pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, (e) sementara
pendengar menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan
membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya,(f) bertukar peran, yang semula sebagai pembicara
34

ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. (g) kesimpulan peserta didik bersama dengan guru
dan penutup.

Jacobs menyebut bahwa model pembelajaran Cooperative Script sebagai “MURDER Script”
(Mood,Understand,Recall,Detect, Elaborate, Review). (1) Mood merupakan tahap kesepakatan
untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat
jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan
isyarat suara atau dengan yang lainnya, (2) Understand merupakan tahap membaca untuk
memahami isi teks dalam waktunya tertentu, (3) Recall merupakan tahap membuat ringkasan
ide-ide pokok dari materi dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya. (4) Detect
merupakan tahap menemukan kesalahan dari ringkasan penyampaian pasangannya. (5)
Elaborate menguraikan hasil ringkasan materi kepada pasangannya. (6) Review merupakan
tahap kedua pasangan mencari ide-ide pokok materi.

Pada penelitian ini, langkah-langkah model pembelajaran. Cooperative Script yang saya
terapkan adalah pendapat dari Turai salah satu Guru yang ada di SMA Panca Setya langkah-
langkahnya sebagai berikut :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan


2. Guru membagikan wacana materi kepada siswa untuk dibaca kemudian diringkas oleh
siswa
3. Guru dan siswa menentukan siapa yang pertama bertindak menjadi pembicara dan
pendengar
4. Pembicara memcakan hasil ringkasan materi selengkap mungkin dengan memasukkan
ide-ide pokok di dalamnya, sementara pendengar menyimak dan mengoreksi ide pokok
yang kurang lengkap
5. Pembicara dan pendengar bertukar peran
6. Guru dan siswa menyimpulkan bersama

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script

Setiap model pembelajaran mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan. Model


pembelajaran Cooperative Script memiliki juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Model
pembelajaran. Berikut penjelasan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative
Script antara lain :

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelebihan Kekurangan
35

Melatih pendengaran ketelitian dan Waktu yang dibutuhkan lebih banyak


kecermatan
Setiap peserta didik mendapat peran Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran
tertentu.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang Koreksi hanya dilakukan oleh kelompok.
lain (tidak dilakukan koreksi seluruh kelas)

Sedangkan kelebihan dan kekurangan model Cooperative Script dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.

 Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Script


Setiap siswa mendapat peran, sehingga semua siswa berperan aktif dalam
kegiatan kelompok
Dapat meningkatkan daya ingat siswa
 Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Script
o Hanya digunakan pada mata pelajaran tertentu
o Membutuhkan waktu relatif lama

e. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar

Pembelajaran yang terjadi di dunia pendidikan tidak hanya guru yang menjadi sumber
Informasi, akan tetapi guru lebih berperan sebagai teman untuk belajar. Dengan adanya
interaksi siswa dengan siswa atau guru dengan siswa,maka pengetahuan siswa akan bertambah,
selain itu juag siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. Siswa lebih senang ketika belajar
dengan temannya atau sesame siswa. Sehingga apa yang mereka pelajari akan lebih mudah di
ingat dan dipahami. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus pintar-pintar memilih
model pembelajaran yang cocok dengan siswanya. Salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dapat diterapkan adalah Cooperative Script. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru disekolah karena disini siswa
membentuk sendiri konsep-konsep yang dia pelajari yang kemudian dikoreksi oleh temannya
sendiri sehingga tidak merasa canggung.
36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan


hasil-hasil penelitian yang disajikan berupa angka-angka. Penelitian ini
menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas
eksperimen yaitu yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Script
dengan kelas control yang hanya menggunakan model ceramah, selanjutnya
kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/ peningkatan prestasi belajar
setelah diterapkan model pembelajaran Cooperative Script dengan yang belum
menggunakan model tersebut.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 12 IPS 8 SMAS Panca Setya Sintang
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun
2022, perincian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Waktu Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan Laporan

C. Variabel Penelitian
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan. Dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran Cooperative Script. Model pembelajaran Cooperative
Script berpijak pada paham konstruktivisme, pada pembelajaran ini terjadi
kesepakatan antara siswa debgan aturan-aturan dalam berkolaborasi. Dalam
model pembelajaran Cooperative Script bener-benar memberdayakan potensi
siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
37

Dalam penelitian ini adalah hasil belajar. hasil belajar merupakan hasil akhir dari
proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi
yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat
penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai,
aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
aspek psikomotorik.

D. Desain Penelitian

Adapun desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah pretest-postest


control group design, dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih secara random.
Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O3). Secara
homogenitas, hasil pretest yang baik adalah bila nilai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan
kepada kelompok eksperimen (X), dan pengaruh pembelajaran (O2 &O4).
38

Tabel 3.2
Desain Eksperimen
Pretest-Postest Control Group Design
Kelas Keadaan awal Tindakan Keadaan Akhir
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4

Keterangan :
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random.
O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
O3 : Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
O2 : Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together.
O4 : Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
konvensional
X : Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu SMAS Panca Setya
Sintang Kelas 12 IPS 8 , pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Script.
Prosedur Penelitian
Tahap-tahap eksperimen yang digunakan adalah:
a. Memilih populasi penelitian yaitu SMAS Panca Setya Sintang
b. Memilih sampel sebagai kelompok eksperimen yaitu SMAS Panca Setya
Sintang kelas 12 IPS 8 yang menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script dan kelompok kontrol yaitu SMAS Panca Setya
Sintang yang diberikan pembelajaran seperti biasa guru kelas mengajar
yaitu cara konvensional.
39

c. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen tes.


d. Mengujicobakan instrumen dan tindakan pada kelas uji coba ke SMAS
Panca Setya Sintang .
e. Menganalisis instrument tes untuk menguji apakah instrumen valid dan
reliabel.
f. Memberikan pre test pada SMAS Panca Setya Sintang kelas 12 IPS 8
g. Menganalisis hasil pre test yang dilakukan pada SMAS Panca Setya
Sintang kelas 12 IPS 8 untuk mengetahui bahwa kedua kelas tidak ada
perbedaan yang signifikan.
h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script di SMAS Panca Setya Sintang kelas 12 IPS 8
pembelajaran yang dilakukan guru seperti biasa
i. Melaksanakan post tes pada SMAS Panca Setya Sintang kelas 12 IPS 8
j. Membandingkan perbedaan hasil.

Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAS Panca Setya
Sintang

Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah SMAS Panca Setya
Sintang yang akan digunakan sebagai kelas control dan kelas
eksperimen. Jumlah siswa kelas 12 IPS 8 . Terdapat dua kelompok
yang dipilih secara random dimana kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Untuk memilih kedua kelompok
siswa kelas 12 IPS 8 tersebut, terdapat beberapa alasan sebagai
berikut yaitu:
40

a. Terbagi menjadi 2 kelompok karena satu kelas isinya 30 murid jadi


dibagi 15 per orang dalam satu kelompok
b. Kedua kelompok merupakan SMAS Panca Setya Sintang yang
sebagian besar memilki latar belakang yang sama.
c. Guru yang dinaungi 2 kelompok adalah guru yang sama dan
metode pembelajaran yang dilakukan guru relatif sama yaitu sama-
sama mendominasi aktivitas dalam pembelajaran, jarang
menggunakan model pembelajaran dalam menyampaikan materi.
d. Jumlah siswa hanya 30 orang saja

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur
hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.

2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dalam aspek afektif dengan mengamati tingkah laku siswa
dalam kegiatan belajar, dan mengamati tingkah laku peneliti pada
waktu mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Script yang dilakukan oleh seorang pengamat atau observasi

3. Dokumentasi
Dokumentasi di gunakan untuk mengambil gambar kegiatan siswa
saat didalam kelas maupun diluar kelas.

Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk
mengetahui kemampuan siswa dan lembar observasi yang digunakan
untuk mengetahui tindakan guru dalam penerapan pembelajaran
Cooperative Script di kelas eksperimen.
41

Kisi-kisi Tindakan Model Pembelajaran Cooperative Script

Aspek yang diamati No.


A. Kegiatan Awal
1. Memeriksa kesiapan peserta didik. 1, 2, 3, 4
2. Melakukan apersepsi.
a. Tanya jawab
b. Bernyanyi bersama-sama “Ibu Kita Kartini”
3. Guru memberikan informasi dan menjelaskan kegiatan yang
akan dikerjakan dan direncanakan.
B. Kegiatan Inti
5, 6, 7, 8, 9, 10
1. Guru membagi siswa untuk berkelompok berpasangan
sebangku.
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Pendengar :
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap.
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
C. Kegiatan Akhir
11, 12, 13
1. Kesimpulan (siswa bersama-sama dengan guru
menyimpulkan).
2. Penutup (evaluasi dan refleksi).
3. Penilaian akhir dan analisis hasil penilaian
4. Tindak lanjut pembelajaran
Jumlah item 13

Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk
mengetahui kemampuan siswa dan lembar observasi yang digunakan
untuk mengetahui tindakan guru dalam penerapan pembelajaran
Cooperative Script di kelas eksperimen.
42

Tabel Kisi-kisi Tes Geografi

Item Soal

No.Item
Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
Pilihan
Item
Ganda

Membaca 7.1 Memahami pengertian 1, 3, 6, 11, 5


7. Memahami pengertian Menemukan dan perbedaan dari 20
flora dan fauna perbedaan jenis jenis flora dan fauna
flora dan fauna yang
ada di indonesia

Menjelaskan faktor 4, 7, 10, 5


persebaran flora di 16, 19
indonesia
Menyebutkan faktor- 12, 14, 15, 4
faktor persebaran fauna
di indonesia 17

Mendefinisikan jenis 2, 5, 8, 9, 6
jenis zona pembagian 13, 18
flora dan fauna di
indonesia

JUMLAH SOAL 20

Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2010), analisa deskriptif di gunakan untuk
menganalisa sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga
memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang di teliti.
Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan
uji t-test, yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas 12 IPS 8 SMAS
Panca Setya Sintang
43

Uji Validitas dan reliabilitas


Uji Validitas Instrumen Tes
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam
tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Script. Untuk mengetahui validitas,
instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas
12 IPS 8 SMAS Panca Setya Sintang . Menurut Sudjana, 2008:12)
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Langkahnya adalah dengan memasukkan item-item dn total seluruh
item ke dalam jendela variable. Kemudian dengan membandingkan
item dan totalnya tekan tombol “OK”, maka hasil validitas akan
keluar.

Uji Reliabilitas Instrumen Tes


Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang
digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi,
stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan
menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat
pengumpul data dalam penelitian ini. Besarnya koefisien Alpha
merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji
validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam
tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Script. Untuk mengetahui validitas,
instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas
12 IPS 8 SMAS Panca Setya Sintang
44

Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik


Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria
sebagai berikut :
α≤ 0,7 : tidak dapat

diterima 0,7< ≤ 0,8 : dapat


diterima
0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji Coba Data

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan di kelas 12 IPS 8


SMAS Panca Setya Sintang , soal tes Geografi yang diberikan
berjumlah 20 item dan seluruh itemnya valid dan dikatakan reliabel
karena α=0,778 dengan tingkat reabilitas cukup dan dapat diterima
(Azwar, 2001) sehingga dapat digunakan untuk soal tes mata
pelajaran Geografi .

Uji Normalitas Data


Uji normalitas ini berguna untuk menentukan analisis data yang
digunakan, yaitu menganalisis data nilai siswa pada kelas eksperimen
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative
Script dan nilai siswa pada kelas kontrol yang mengajar dengan
menggunakan metode ceramah, apabila data berdistribusi normal
maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data
tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik.
Dalam uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan software
SPSS yaitu analyze-nonparametrik-one sampel KS (Kolmogorove-
Smirnov) – dengan cara masukkan total masing-masing variabel pada
jendela variabel pada software SPSS-, kemudian tekan tombol normal
pada test distribution, lalu tekan „OK”.
45

Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji-F. Data yang digunakan untuk
menguji homogenitas sampel penelitian ini adalah data dari nilai akhir
semester 1 mata pelajaran Geografi kelas eksperimen dan nilai akhir
semester 1 mata pelajaran Geografi kelas kontrol. Hipotesis dalam uji
homogenitas ini adalah H0 kedua varians populasi adalah sama, H1
kedua varians populasi tidak sama. Sebagai dasar pengambilan
keputusan uji homogenitas adalah jika probabilitas > 0,05 maka H0
diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H1 ditolak.

Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji-t. Data yang digunakan untuk
menguji hipotesis sampel penelitian ini adalah data dari nilai posttest
mata pelajaran Geografi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis
dalam uji hipotesis ini adalah H0 tidak ada pengaruh Cooperative
Script terhadap peningkatan hasil belajar siswa, H1 ada pengaruh
Cooperative Script terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sebagai
dasar pengambilan keputusan uji beda adalah jika probabilitas
>0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitas <0,05 maka H0
ditolak atau H1 diterima.
46
47

Anda mungkin juga menyukai