Di Susun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta
didik atau siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Proses
komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, ataupun salah konsep.
Untuk itu guru harus mampu memberikan alternatif pembelajaran bagi peserta didiknya
agar dapat memahami konsep yang telah diajarkan.
a. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi metode pembelajaran
Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Geografi Kelas 12 IPS 8 di SMAS Panca Setya Sintang?
29
b. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi menggunakan
metode pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Geografi kelas 12 IPS 8 di SMAS Panca Setya Sintang
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran pada mata pelajaran Geografi Kelas 12 IPS 8 di
SMAS Panca Setya Sintang
c. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
bagi pihak sekolah dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan guru akan
keberagaman dalam model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran
3. Bagi peneliti lanjut, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
perbandingan atau bahan referensi bagi peneliti yang berminat meneliti tentang
model pembelajaran Cooperative Script.
30
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
“bahwa ada empat unsur utama proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan,
metode, alat penilaian. (1) tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar mengajar
pada hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh
peserta didik setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. (2) bahan
adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk dapat
disampaikan atau dibahas dalam proses belajar- mengajar agar sampai kepada tujuan
yang telah ditetapkan. (3) metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam
mencapai tujuan. Merupakan upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauhmana
tujuan yang ditetapkan itu tercapai.
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang dilakukan oleh peserta didik, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar yang baik akan
menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
peserta didik, selanjutnya. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila mendapatkan
hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan –kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
pengetahuan, dan penalaran, ranah akfektif berkaitan berkaitan dengan persaan atau
kesadaran. Ranah psikomotor bersangkutan dengan keterampilan fisik, keterampilan
motoric, dan keterampilan tangan.
Pada penelitian ini, hasil belajar hanya mengacu pada hasil belajar kawasan kognitif.
“kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkatan yang paling rendah
( pengetahuan) sampai ketingkat yang paling tinggi (evaluasi) hasil belajar yang
berupa ranah kognitif menurut Bloom dalam Anderson dan Krathwolh tersusun
dalam 2 tingkatan yaitu:
a. Pengetahuan atau Ingatan
Kemampuan kognitif pada tingkatan ingatan adalah kemampuan yang
menuntut siswa untuk menemukan kembali pengetahuan yang relevan terdapat
yang terdapat dalam ingatan siswa. Pada tingkat kognitif terdapat 2kategori
kognitif yaitu: a) mengenal ( termasuk didalamnya mengidentifikasikan). b)
(mengulang termasuk didalamnya adalah menemukan kembali pengetahuan
yang diperoleh yang terdapat di dalam ingatan). Pengetahuan atau ingatan
merupakan sasaran belajar paling rendah.
b. Pemahaman
Pada tingkat ini siswa dituntut untuk dapat membangun pengertian dari pesan
pembelajaran, penjelasan guru, tulisan, atau grafik. Terdapat tujuh kategori
kognitif pada tingkat pemahaman, yaitu : a) menginterprestasikan (termasuk
didalamnya adalah mengklarifikasikan,mengurutkan, dan menterjemahkan), b)
memberi contoh (termasuk didalamnya adalah membuat ilustrasi), c)
mengklarifikasikan (termasuk didalamnya adalah mengkategorikan,
menggolongkan), d) meringkas, e) menyimpulkan, f) membandingkan
(termasuk didalamnya adalah membedakan,memetakan, menjelaskan. Tingkat
ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan
kemampuan tingkat pengetahuan.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar bersama
dalam kelompok, saling menyumbangkan pikiran dan bertangguang jawab terhadap pencapaian
hasil belajar secara individu maupun kelompok.Pembelajaran Kooperatif mengutamakan
kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
32
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif di yakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam
pembelajaran kooperatif siswa membentuk sendiri pemahaman konsepnya terhadap materi.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Cooperative Script
Turai menyebutkan langkah-langkah dalam penerapan Cooperative Script dalam kelas, yaitu
(a)guru membagi peserta didik untuk berpasangan,(b) guru membagikan wacana atau materi
kepada tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan, (c) guru dan peserta didik
menetapkan siapa yang berperan sebagai pendengar, (d) pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, (e) sementara
pendengar menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan
membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya,(f) bertukar peran, yang semula sebagai pembicara
34
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. (g) kesimpulan peserta didik bersama dengan guru
dan penutup.
Jacobs menyebut bahwa model pembelajaran Cooperative Script sebagai “MURDER Script”
(Mood,Understand,Recall,Detect, Elaborate, Review). (1) Mood merupakan tahap kesepakatan
untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat
jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan
isyarat suara atau dengan yang lainnya, (2) Understand merupakan tahap membaca untuk
memahami isi teks dalam waktunya tertentu, (3) Recall merupakan tahap membuat ringkasan
ide-ide pokok dari materi dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya. (4) Detect
merupakan tahap menemukan kesalahan dari ringkasan penyampaian pasangannya. (5)
Elaborate menguraikan hasil ringkasan materi kepada pasangannya. (6) Review merupakan
tahap kedua pasangan mencari ide-ide pokok materi.
Pada penelitian ini, langkah-langkah model pembelajaran. Cooperative Script yang saya
terapkan adalah pendapat dari Turai salah satu Guru yang ada di SMA Panca Setya langkah-
langkahnya sebagai berikut :
Kelebihan Kekurangan
35
Sedangkan kelebihan dan kekurangan model Cooperative Script dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Pembelajaran yang terjadi di dunia pendidikan tidak hanya guru yang menjadi sumber
Informasi, akan tetapi guru lebih berperan sebagai teman untuk belajar. Dengan adanya
interaksi siswa dengan siswa atau guru dengan siswa,maka pengetahuan siswa akan bertambah,
selain itu juag siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. Siswa lebih senang ketika belajar
dengan temannya atau sesame siswa. Sehingga apa yang mereka pelajari akan lebih mudah di
ingat dan dipahami. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus pintar-pintar memilih
model pembelajaran yang cocok dengan siswanya. Salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dapat diterapkan adalah Cooperative Script. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru disekolah karena disini siswa
membentuk sendiri konsep-konsep yang dia pelajari yang kemudian dikoreksi oleh temannya
sendiri sehingga tidak merasa canggung.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 12 IPS 8 SMAS Panca Setya Sintang
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun
2022, perincian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Waktu Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan. Dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran Cooperative Script. Model pembelajaran Cooperative
Script berpijak pada paham konstruktivisme, pada pembelajaran ini terjadi
kesepakatan antara siswa debgan aturan-aturan dalam berkolaborasi. Dalam
model pembelajaran Cooperative Script bener-benar memberdayakan potensi
siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
37
Dalam penelitian ini adalah hasil belajar. hasil belajar merupakan hasil akhir dari
proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi
yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat
penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai,
aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
aspek psikomotorik.
D. Desain Penelitian
Tabel 3.2
Desain Eksperimen
Pretest-Postest Control Group Design
Kelas Keadaan awal Tindakan Keadaan Akhir
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan :
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random.
O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
O3 : Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
O2 : Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together.
O4 : Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
konvensional
X : Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu SMAS Panca Setya
Sintang Kelas 12 IPS 8 , pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Script.
Prosedur Penelitian
Tahap-tahap eksperimen yang digunakan adalah:
a. Memilih populasi penelitian yaitu SMAS Panca Setya Sintang
b. Memilih sampel sebagai kelompok eksperimen yaitu SMAS Panca Setya
Sintang kelas 12 IPS 8 yang menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script dan kelompok kontrol yaitu SMAS Panca Setya
Sintang yang diberikan pembelajaran seperti biasa guru kelas mengajar
yaitu cara konvensional.
39
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAS Panca Setya
Sintang
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah SMAS Panca Setya
Sintang yang akan digunakan sebagai kelas control dan kelas
eksperimen. Jumlah siswa kelas 12 IPS 8 . Terdapat dua kelompok
yang dipilih secara random dimana kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Untuk memilih kedua kelompok
siswa kelas 12 IPS 8 tersebut, terdapat beberapa alasan sebagai
berikut yaitu:
40
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dalam aspek afektif dengan mengamati tingkah laku siswa
dalam kegiatan belajar, dan mengamati tingkah laku peneliti pada
waktu mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Script yang dilakukan oleh seorang pengamat atau observasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi di gunakan untuk mengambil gambar kegiatan siswa
saat didalam kelas maupun diluar kelas.
Item Soal
No.Item
Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
Pilihan
Item
Ganda
Mendefinisikan jenis 2, 5, 8, 9, 6
jenis zona pembagian 13, 18
flora dan fauna di
indonesia
JUMLAH SOAL 20
Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji-F. Data yang digunakan untuk
menguji homogenitas sampel penelitian ini adalah data dari nilai akhir
semester 1 mata pelajaran Geografi kelas eksperimen dan nilai akhir
semester 1 mata pelajaran Geografi kelas kontrol. Hipotesis dalam uji
homogenitas ini adalah H0 kedua varians populasi adalah sama, H1
kedua varians populasi tidak sama. Sebagai dasar pengambilan
keputusan uji homogenitas adalah jika probabilitas > 0,05 maka H0
diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H1 ditolak.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji-t. Data yang digunakan untuk
menguji hipotesis sampel penelitian ini adalah data dari nilai posttest
mata pelajaran Geografi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis
dalam uji hipotesis ini adalah H0 tidak ada pengaruh Cooperative
Script terhadap peningkatan hasil belajar siswa, H1 ada pengaruh
Cooperative Script terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sebagai
dasar pengambilan keputusan uji beda adalah jika probabilitas
>0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitas <0,05 maka H0
ditolak atau H1 diterima.
46
47