PBL (Problem Based Learning) Materi Geometri Kelas VIII Ditinjau dari
Gaya Kognitif Siswa
Dosen Pengampu:
Dr. H. Hobri, S.Pd., M.Pd.
oleh :
Wardatul Fajrina Putri (140210101073)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1
1.2
1.3
Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.4
3.3.2
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
berpikir kritis siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan
siswa kesempatan untuk mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuan
berpikir kritisnya secara optimal ialah model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Menurut Yuwono (201:15) pada pembelajaran melalui pemecahan
masalah diharapkan siswa memulai dengan melakukan pematematikaan
horizontal bergerak dari dunia nyata ke dunia symbol.
Buffet (2006:61) menyatakan bahwa guru sering bingung dalam
menyampaikan pengetahuan tentang objek geometris dan pengenalan persepsi
dari objek geometri tersebut. Kesulitan terjadi terutama pada objek geometri
ruang karena siswa membutuhkan imajinasi untuk bisa mengkonstruksi bangun
yang diinginkan. Salah satu materi geometri yang diajarkan pada siswa SMP kelas
VIII adalah limas.
Dalam rangka memperbaiki dan merancang metode pembelajaran yang
sesuai dengan siswa secara individu, maka pada penelitian ini akan dilihat analisis
kemampuan berpikir kritis berdasarkan gaya kognitif field-dependent dan fieldindependent. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis kemampuan
berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini dilaksanakan pembelajaran
matematika menggunakan model PBL (Problem Based Learning) yang
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermaksud melakukan
penelitian mengenai Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Model
Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Materi Geometri Siswa Kelas VIII
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa.
Menurut
Nurhadi,
dkk
(dalam
Handayani,
2009) tipe
esensial dari materi pelajaran. Pandangan ahli lain, Duch tahun 1995 (Izzaty,
2006) mendefenisikan bahwa (Problem Based Learning) PBL adalah strategi
pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama
dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk meng-aktifkan keingintahuan siswa sebelum
mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara
kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara
tepat sumber-sumber pembelajaran.
2.4.2 Karakteristik PBL (Problem Based Learning)
Berbagai pengembang menyatakan bahwa ciri utama model pembelajaran
berdasarkan masalah ini dalam Trianto (2007 : 68) adalah:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Guru memunculkan pertanyaan yang nyata di lingkungan siswa serta dapat
diselidiki oleh siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita,
penyajian fenomena tertentu, atau mendemontrasikan suatu kejadian yang
mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial) masalah yang dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa dapat meninjau dari berbagi
mata pelajaran yang lain.
c. Penyelidikan autentik.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang
disajikan. Metode penyelidikan ini bergantung pada masalah yang sedang
dipelajari.
d. Menghasilkan produk atau karya.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat
juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer
e. Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama
satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil. Bekerjasama untuk terlibat dan saling bertukar pendapat dalam melakukan
penyelidikan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang disajikan.
2.4.3 Sintaks PBL (Problem Based Learning)
Pada Model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama
yang dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang diakhiri
dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut
disajikan dalam bentuk tabel (dalam Nurhadi, 2004:111)
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
2.5 Gaya Kognitif
Berdasarkan teori epistemologi empiris menekankan akan kebutuhan
lingkungan belajar dengan menyediakan kesempatan siswa belajar untuk
mengembangkan dan membangun pengetahuan melalui pengalamannya. Oleh
karena itu, lingkungan berpengaruh terhadap proses pembelajaran salah satunya
adalah gaya kognitif. Gaya kognitif adalah istilah yang digunakan dalam psikologi
kognitif untuk menggambarkan cara individu berpikir, memahami dan mengingat
informasi. Gaya kognitif berbeda dari kemampuan kognitif, karena kemampuan
kognitif diukur dengan tes kecerdasan.
Dalam penelitian ini, gaya kognitif yang digunakan adalah gaya kognitif
yang dibedakan menjadi gaya kognitif field-independent dan field-dependent yang
dikembangkan oleh Witkin et. al (Liu & Ginther, 1999). Hal ini dikarenakan gaya
kognitif ini mempunyai ketergantungan terhadap pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Crowl et al., (dalam Bundu, 2003) mendefinisikan kedua gaya kognitif
tersebut sebagai berikut ;
(1) Gaya Kognitif Field Independent
10
Gambar 1
Unsur-unsur limas:
Limas segi empat E.ABCD memiliki rusuk tegak EA, EB, EC, ED dan sisi
tegak berupa segitig s EBC, EDC, dan EAB.
Jaring-jaring limas :
Gambar 2
Volume dan luas permukaan limas :
Untuk menghitung volume limas, kita dapat menggunakan rumus berikut:
V=
11
12
Menyiapkan instrumen penentuan gaya kognitif siswa, instrumen tes kemampuan berpikir
kritis dan pedoman wawancara untuk mendalami kemampuan berpikir kritis siswa
Validasi instrumen penentuan gaya kognitif siswa, instrumen tes kemampuan berpikir
kritis dan pedoman wawancara untuk mendalami kemampuan berpikir kritis siswa
Pelaksanaan tes penentuan gaya kognitif dengan GEFT (group embedded figures test )
Analisis Data
Pendeskripsian kemampuan berpikir kritis subjek berdasarkan hasil tes dan wawancara
13
14
Pengumpulan Data
Wawancara
ya Cocok
ya
tidak
Data Kredibel
mengurutkan
mengelompokkan,
memberi
kode/tanda,
dan
Miles
dan
Huberman
dalam
Sugiyono
(2013:
337-345)
15
menarik simpulan dari data tersebut. Data-data yang dikumpulkan berupa hasil tes
gaya kognitif dengan menggunakan instrumen GEFT, hasil tes kemampuan
berpikir kritis subjek penelitian, hasil transkrip wawancara antara peneliti dan
subjek penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis, dan dokumentasi.
3. Conclusion Drawing/verification
Penarikan simpulan dan verifikasi dengan memperhatikan hasil Group
Embedded Figures Test (GEFT) untuk menentukan gaya kognitif siswa. Selain
itu, dengan memperhatikan hasil tes kemampuan berpikir kritis, hasil wawancara,
dan dokumen-dokumen peneliti dapat menarik kesimpulan untuk menentukan
sejauh mana kemampuan berpikir kritis subjek penelitian berdasarkan gaya
kognitif yang mereka miliki.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18