Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED TERHADAP

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PADA MATERI PENCEMARAN


LINGKUNGAN SISWA KELAS VIII SMP.

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi

Oleh:
SALSHABILA MAULIDIANA
2020207037

Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang Masalah............................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................

C. Batasan Masalah.........................................................................................

D. Tujuan Penelitian........................................................................................

E. Manfaat Penelitian......................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................…

A. Model Pembelajaran Open Ended............................................................

B. Kemampuan Berfikir Kritis.....................................................................

C. Materi Pencemaran Lingkungan.............................................................

D. Kerangka Pemikiran.................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................

A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................

B. Pendekatan dan Metode penelitian.........................................................

C. Definisi Operasional Variabel..................................................................

D. Populasi dan Sampel.................................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................

F. Teknik Analisis Data.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan merupakan serangkaian peristiwa
kompleks suatu kegiatan komunikasi antar siswa dan guru dalam pembelajaran
untuk menggali kemampuan dasar siswa sejak dini. Pengembangan pendidikan
yang berkualitas akan menciptakan individu yang memiliki keterampilan
dalam berpikir dan bertindak secara kreatif. Berpikir merupakan alat utama
pemecahan masalah. Kreativitas dalam memecahkan masalah sangat penting,
semakin kreatif seseorang maka akan semakin banyak jalan untuk
menyelesaikan permasalahan. Dengan berpikir kreatif, maka hal itu merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan seseorang akan mampu melihat persoalan
dari banyak perspektif karena seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih
banyak alternatif untuk memecahkan masalah (Husnuz & Thohari, 2019).
Selaras dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan
Nasional terkait Standar proses bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkat-kan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Berdasarkan regulasi tersebut perlu adanya partisipasi
aktif siswa, kreativitas dan kemandirian dalam pembelajaran untuk
tercapainya kompetensi kelulusan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
menciptakan pembelajaran secara interaktif dan menyenangkan bagi siswa
dengan bimbingan guru (Biliya, 2013).
Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah skill kognitif yang harus
dimiliki oleh setiap individu untuk menganalisis sebuah situasi, masalah,
pertanyaan dan fenomena agar dapat membuat sebuah penilaian sampai pada
pengambilan keputusan. Artinya siswa yang memiliki kemampaun berpikir
kritis akan langsung menganalisa setiap informasi yang diperoleh sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum terbukti kebenarannya dan
mampu mengambil keputusan terbaik dari beberapa alternatif. Dalam proses
pembelajaranpun, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, seperti bertanya, menjawab
pertanyaan, mengemukakan pendapat, dll. Namun pada kenyataanya
kemampuan berpikir kritis siswa belum begitu dikembangkan dalam proses
pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran biologi. Hal ini terlihat selama
proses pembelajaran cenderung bersifat teacher oriented dan text book
oriented.(Mulyati,S.S, 2019)
Rendahnya keterlibatan siswa untuk aktif dan kritis dalam proses
pembelajaran tidak sepenuhnya disebabkan oleh diri siswa atau faktor
internal saja, namun faktor eksternal juga yang mempengaruhi. Faktor
eksternal antara lain berupa strategi dan model pembelajaran yang diterapkan
guru kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa malas dan
kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran biologi selama ini
hampir sepenuhnya diajarkan dengan menggunakan metode ceramah dan
guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran maka diperlukan suatu
pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa menjadi aktif
yaitu sebuah pendekatan yang mampu memunculkan keterlibatan siswa
secara aktif dan kritis. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir melalui pembelajaran yang melibatkan
langsung siswa dalam pemecahan masalah. Adapun pendekatan yang dapat
diterapkan yaitu dengan model pembelajaran open ended.
Pembelajaran Open ended dimulai dengan memberikan suatu masalah
terbuka kepada siswa untuk dianalisis dengan berbagai alternatif pemecahan
masalah yang mengundang potensi intelektual dan pengalaman dalam
menemukan sesuatu yang baru. Dalam proses memecahkan masalah tersebut
tentu setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda.
Dari berbagai alternatif tersebut siswa melakukan diskusi sehingga diperoleh
penyelesaian yang benar atau beberapa jawaban yang benar.
Selain penerapan model pembelajaran open ended, kemampuan
berpikir kritis siswa juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu motivasi
belajar siswa. Adapun definisi motivasi belajar adalah pengaruh atau
dorongan yang ada pada diri siswa sehingga memberikan gerakan pada siswa
untuk melakukan proses pembelajaran. Motivasi belajar dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dimana siswa akan mengikuti proses
pembelajaran dengan baik jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi yang tinggi terlihat dari kapasitas dalam belajar, mengambil resiko,
menjawab pertanyaan serta kesediaan untuk bertanggungjawab. Semakin
kuat motivasi yang dimiliki oleh seseorang, berarti orang tersebut
mempunyai kemampuan berpikir kritis yang baik.
Materi biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pencemaran
Lingkungan . Pemilihan materi ini dilakukan kerena konsep ini banyak
dijumpai didalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti Pencemaran
Air ,faktor penyebab pencemaran air diantaranya yaitu limbah
industri,limbah rumah tangga dan limbah pertanian. Namun sering peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami fenomena-fenomena yang
berkaitan dengan pencemaran tersebut. Aspek yang mendasar yang dimiliki
biologi adalah eksitensinya sebagai pengetahuan yang lahir dari pengamatan
dan fakta-fakta. Artinya dalam memahami sesuatu tentang gejala
alam,biologi selalu mendasarkan pada kegiatan pengamatan atau observasi
dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indra.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, permasalahan yang akan


dikaji dalam penelitian ini adalah
1. apakah penerapan model pembelajaran open ended berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran
lingkungan kelas VIII SMP?
C. Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian
tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga
tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah dengan mengukur kemampuan berfikir kritis, tidak
mengukur hasil belajar peserta didik.
2. Rancangan pembelajaran biologi yang akan di terapkan
dengan menggunakan model pembelajarn open ended.
3. Materi yang akan diajarkan adalah materi Pencemaran
Lingkungan, dan hasil penelitian ini yang akan dilihat adalah
kemampuan berfikir kritis, peserta didik kelas VIII SMP

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitian ini adalah: untuk mengetahui terdapat pengaruh model
pembelajaran open ended terhadap kemampuan berfikir kritis siswa
kelas VIII SMP pada materi pokok Pencemaran lingkungan
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak


diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam
menyelesaikan persoalan fisika
2) Dapat memotivasi untuk aktif, interaktif, dan bersemangat
dalam belajar fisika.

b. Bagi Guru
1) Dapat memberi alternatif pembelajaran baru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
2) Dapat memotivasi untuk lebih kritis, kreatif, dan inovatif dalam
menggunakan atau mengembangkan metodologi pembelajaran
biologi yang menarik dan menyenangkan.

c. Bagi Peneliti
1) Mengetahui model pembelajaran open ended dalam materi
pencemaran lingkungan
2) Peneliti mendapat pengalaman langsung dan menambah wawasan
untuk melakukan atau mengembangkan penelitian lain
3) Dapat memotivasi untuk melakukan inovasi-inovasi dalam proses
pembelajaran serta menambah kesiapan untuk mengajar.

d. Bagi Sekolah
1) Memberikan informasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan
proses kegiatan belajar mengajar, agar dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
2) Meningkatkan kualitas sekolah sesuai dengan standar kelulusan
kurikulum yang ada.

3) Meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Open Ended


a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada speserta didik.Pembelajaran dengan kata lain diartikan
suatu proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan
mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan
pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah indikatornya sebagai
gambaran hasil belajar. Jadi, pembelajaran adalah kegiatan terencana yang
mengkondisikan seseorang agar bisa belajar dengan baik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang
berpengaruh langsung terhadap proses belajar peserta didik dan pembelajaran
harus menghasilkan belajar, karena belajar merupakan konsep yang tidak
dapat dihilangkan dalam proses belajar mengajar (pembelajaran).
b. Pengertian Model Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.Model pembelajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk strategi, metode, teknik, tujuan,
dan Taktik. lingkungan dan sistem pengelolaannya. Banyak sekali model
pembelajaran yang telah dikembangkan oleh guru yang pada dasarnya untuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan menguasai
suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu.Penggunaan model pembelajaran
yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang pserta didik terhadap
pelajaran serta menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
memahami pelajaran sehingga peserta didik lebih aktif dan dapat mencapai
hasil belajar yang lebih baik.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran serta menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan
bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga siswa lebih aktif dan dapat
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Variasi model pembelajaran yang dapat digunakan seorang pendidik
untuk membantu proses belajar mengajar, antara lain:
1) Model George Betts
Model george betts didasarkan pada konsep pembelajaran mandiri
(autonomous learner). Pembelajaran mandiri adalah mampu menyelesaikan
masalah atau mengembangkan gagasan-gagasan baru tanpa banyak dibantu
orang luar untuk memilih tindakan yang dikehendaki.
2) Model Osborn-Parne
Model osborn-parne menginisiasi model pembelajaran dengan proses
pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving Process). Model
osborn- parne merupakan perangkat fleksibel yang dapat diterapkan untuk
menguji problem dan isu nyata.
3) Model Taylo
Model taylor ditujukan untuk mengidentifikasi kekuatan siswa. Model
taylor dapat diterapkan sebagai kerangka untuk mendesain kurikulum bagi
siswa yang berbakat.
4) Model Kolb
Belajar yang ideal menurut model kolb melibatkan empat pendekatan
yang berhubungan dengan tuntutan situasional. Keempat pendekatan tersebut
adalah konvergen, divergen, asimilasi, dan akomodasi.
c. Model Pembelajaran Open Ended
Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah open ended
merupakan proses pembelajaran yang di dalamnya tujuan dan keinginan
individu/siswa dibangun dan dicapai secara terbuka (Hannafin, Hall, Land, &
Hill, 1994). Tidak hanya tujuan, open ended juga bisa merujuk pada cara-
cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri (Hannafin, Hall, Land,
& Hill, 1999).
Open ended adalah suatu model pembelajaran yang diformulasikan
memiliki multijawaban (mempunyai beberapa penyelesaian) atau sering
disebut juga problem tak lengkap atau problem terbuka. Pembelajaran
dengan pendekatan open ended biasanya dimulai dengan memberikan
problem terbuka pada siswa dan selanjutnya kegiatan pembelajaran harus
membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan
mungkin juga jawaban (yang benar) sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menentukan sesuatu yang
baru.
Pembelajaran dengan open ended merupakan pembelajaran yang
menyajikan permasalahan dengan pemecahan masalah dengan berbagai cara
(flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).
Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas,
kognitif tinggi, kritis, komunikasi, interaksi, sharing, keterbukaan, dan
sosialisasi.
Tujuan dari model pembelajaran open ended menurut Nohda ialah
untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis
siswa melalui problem solving secara simultan. Hal yang dapat digarisbawahi
adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai
dengan minat dan kemampuannya sehingga aktivitas kelas penuh dengan ide-
ide dan akan memacu kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berupa
kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli mengenai model pembelajaran open
ended yang menggunakan keberagaman cara penyelesaian dan berbagai
jawaban sebagai intinya maka hal ini dapat memberikan kebebasan kepada
siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa dapat menggali pengetahuan
ataupun sumber-sumber yang dibutuhkan untuk membuat rencana dan
memilih cara atau metode dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa
dapat serta melatih kemampuan berpikir mereka sehingga siswa dapat
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman menemukan sesuatu yang
baru dalam suatu proses penyelesaian masalah.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Open Ended
Langkah-langkah pembelajaran open ended ini terdiri dari lima tahapan
utama (sintaks) mulai dari guru yang memperkenalkan masalah pada peserta
didik dan diakhiri dengan penyajian serta analisis hasil belajar peserta didik.
Berikut langkah-langkah dalam pembelajran open ended.
Langkah-langkah Pembelajaran Open Ended
Kegiatan Guru Langkah-langkah utama Kegiatan Peserta didik
Memaparkan tujuan Tahapan I Menginventarisasi dan
pembelajaran, Orientasi peserta didik mempersiapkan logistik
menjelaskan logistik yang pada masalah bunyi dan yang diperlukan dalam
diperlukan, dan cahaya proses pembelajran.
memotivasi peserta didik Peserta didik berada dalam
agar berperan aktif dalam kelompok yang telah
pemecahan masalah ditentukan.
Membantu peserta didik Tahapan II Menginvestigasi konteks
mengidentifikasi dan Membimbing peserta masalah dan
membimbing tugas belajar didik dalam belajar mengembangkan berbagai
yang berhubungan dengan pemecahan masalah perspektif yang masuk
masalah yang dipecahkan. akal.
Mendorong peserta didik Tahapan III Peserta didik merumuskan
mengumpulkan informasi Membimbim penyelidikan masalah dan mencari solusi
yang sesuai, melaksanakan baik secara individual yang masuk akal.
eksperimen untuk maupun kelompok. Mengevaluasi strategi
mendapatkan pemecahan untuk memperkuat
masalahan yang masuk argumentasi.
akal.
Membantu peserta didik Tahapan IV Menyusun ringkasan dan
dalam membuat karya Mengembangkan dan mempresentasikan didepan
yang sesuai seperti mempresentasikan hasil kelas serta diskusi kelas.
ringkasan hasil diskusi. karya.
Membantu peserta didik Tahapan V Mengumpulkan hasil
melakukan refleksi dan Menganalisis dan diskusi kelompok dalam
mengadakan evaluasi mengevaluasi proses bentuk laporan.
terhadap proses pemecahan masalah.
pembelajaran
Tabel 2.1.

e. Kelebihan Pembelajaran Open Ended


Beberapa kelebihan dari open ended menurut Shimada adalah sebagai berikut :
1) Peseta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan ide.
2) Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak lagi dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilannya secara komprehensif.
3) Peserta didik secara instrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau
penjelasan.
4) Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan.
f. Kelemahan Pembelajaran Open Ended
Selain beberapa keunggulan di atas, terdapat beberapa kelemahan pada
penggunaan Open ended dalam pembelajaran.
1) Membuat dan menyiapkan masalah pada materi pembelajaran yang bermakna
bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami oleh siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.
3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa ragu atau cemas dengan jawaban
mereka.
4) Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Beberapa kelemahan opon ended tersebut dapat diminimalisir dengan adanya
suatu bahan ajar yang membantu guru dengan memberikan contoh masalah dan
soal-soal terbuka.
B. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Berpikir Kritis
Mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dipandang
sebagai sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah agar siswa
mampu dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan disekitarnya. Menurut
Cabera, menyatakan bahwa penguasaan kemampuan berpikir kritis tidak cukup
dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga sebagai proses
fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi berbagai permasalahan
masa yang akan mendatang di lingkungannya.25 Berikut pengertian berfikir kritis
menurut para ahli sebagai berikut :
1). Dimulai dari John Dewey yang dikutip dari jurnal pendidikan MIPA oleh
Kartimi dkk. Menyatakan pendapatnya bahwa berfikir kritis merupakan proses
berfikir secara aktif, dimana kita berfikir mengenai segala sesuatu untuk diri
sendiri, membangkitkan pertanyaan untuk diri sendiri, dan mencari informasi
untuk diri sendiri.
2). Menurut Richart Paul, “Critical thinking is that mode of thinking about any
subject, content or problem in which the thingker improves the qualty of his or her
thinking by skillfuly taking change of the structures in herent in thinking and
imposting intellectual standards upon them”. Berfikir kritis adalah berfikir
mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si pemikir meningkatkan
kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang
melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.
3). Menurut Robert Ennis, “Critical thinking is reasonable, reflective thingking
that is focused on deciding what to believe or do”. Berfikir kritis adalah pemikiran
yang masuk akal dan reaktif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti
dipercaya atau dilakukan.
4). Swartz dan Perkeins, menyatakan bahwa kemampuan berfikir kritis bertujuan
untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima atau apa
yang akan dilakukan dengan alasan yang logis.
5). Menurut Arendt, dikutip oleh kartimi dkk dalam jurnal pendidikan MIPA,
berfikir kritis adalah suatu proses untuk mencari makana bukan sekedar
pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulakan bahwa berfikir kritis adalah
proses berfikir secara aktif dan masuk akal mengenai suatu masalah untuk
memperoleh cara penyelesaian yang logis sehingga dapat melakukan tindakan
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan ilmu pengetahuan agar dapat
memberikan argumen atau alasan yang masuk akal dan bermakna.
a. Indikator Berpikir Kritis
Menurut Ennis (1985) dalam Goal for A Critical Thinking Curiculum,
terdapat lima tahap berpikir dengan masing-masing indikatornya sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan sederhana, meliputi :
1) Memfokuskan pertanyaan
2) Menganalisis pernyataan
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
2. Membangun keterampilan dasar, meliputi :
1) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/ tidak.
2) Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi
3. Menyimpulkan, meliputi :
1) Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
2) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
3) Membuat dan menentukan nilai pertimbangan.
4. Memberikan penjelasan lanjut, meliputi:
1) Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi, dan
2) Mengidentifikasi asumsi
5. Mengatur strategi dan taktik, meliputi :
1) Menentukan tindakan
2) Berinteraksi dengan orang lain.

C. Materi Pencemaran Lingkungan


a. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat
memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan segala
sesuatu baik berupa bahan-bahan- fisika maupun kimia yang dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem. Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997 pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan pertuntukannya. Zat yang
dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup
makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupazat kimia,debu, suara,
radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
b. Macam-macam Pencemaran
Pencemaran dapat bersumber dari pencemaran alami dan pencemaran
oleh kegiatanmanusia. pencemaran alami adalah pencemaran dengan bahan yang
berasal dari bencana alam, misalnya partikel gas atau debu yang berasal adri
gunung meletus. Sedangkan pencemaran akibat kegiatan manusia, contohnya
kegiatan industri yang menghasilkan limbah, transportasi, pertambangan serta
limbah rumah tangga.
Pencemaran lingkungan sendiri terdapat banyak macam dan jenisnya. Jika
dilihat dari zat pencemarannya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Pencemaran biologis
Pencemaran biologis yaitu pencemaran yang disebabkan oleh berbagai
macam mikroba. Mikroba-mikroba tersebut dapat memicu wabah penyakit.
Polutan ini biasanya mencemari air sumur, sungai maupun danau. Pencemaran ini
bisa bersumber dari orang yang menderita penyakit atau sampah buangan maupun
sumber lain.
2. Pencemaran fisik
Pencemaran fisik yaitu pencemaran yang disebabkan oleh benda cair, benda
padat, maupun gas. Misalkan. Air yang datang secara tiba-tiba dalam skala yang
sangat besar dapat menyebabkan banjir, maka air dikatakan sebagai fisik
3. Pencemaran kimiawi
Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia.
Biasanya yang banyak terjadi di masa kini adalah limbah industri. Pencemaran
juga dibedakan berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran yaitu sebagai
berikut:
a) Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air
dari keadaan normal. Kualitas air menentukan kehidupan di perairan laut ataupun
sungai. Apabila perairan tercemar, maka keseimbangan ekosistem di dalamnya
juga akan terganggu. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, di
antaranya berbagai logam berat yang berbahaya.
• Faktor Penyebab Pencemaran Air Pencemaran air dapat terjadi pada sumber
mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air dapat
berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
1) Limbah Industri
Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau
seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Selain itu, limbah
anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam
belerang, berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas,
limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-
lain.
2) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping
kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah
penginapan (hotel), rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-
besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan.
3) Limbah Pertanian
Pada sektor pertanian dapat terjadi pencemaran air. Terutama akibat dari
penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida dan
herbisida.
• Dampak Pencemaran Air
1) Penurunan Kualitas Lingkungan
2) Gangguan Kesehatan
3) Pemekatan Hayati
4) Mengganggu Pemandangan
5) Mempercepat Proses Kerusakan Benda
• Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung , menguraikan bahan organik biodegradable (yakni
bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan
bakteri patogen serta memperhatikan estetika dan lingkungan.
1) Pembuatan kolam stabilisasi.
2) Ipal (instalisasi pengolahan air limbah)
3) Pengolahan excreta
Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat
dilakukan upaya pengurangan sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh
kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak
menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4r, yaitu:
❖ Reycle (Pendaur ulangan)
Proses misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos
ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil
yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk
pupuk.
❖ Reuse (Penggunaan Ulang)
Proses dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan
ulang. Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air
minum.
❖ Reduce
Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contoh- nya jika
akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas.
Janganlah meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya
dibuang saja.
❖ Refair
Artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya membuang sampah tidak
sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.
b) Pencemaran Udara
Udara adalah salah satu faktor abiotik yang memengaruhi kehidupan
komponen (makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk
gas, di antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu
oksigen. Meningkatnya populasi makhluk hidup, maka proses pembakaran pun
semakin meningkat. Dengan demikian, konsentrasi senyawa karbon di udara
meningkat.
• Macam-macam Pencemaran Udara
1) Pencemaran Udara Primer
Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber pencemar. Contohnya
peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran
oleh manusia.
2) Pencemaran Udara Sekunder
Pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi antara substansi-
substansi pencemar udara primer yang terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan
ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel yang mengandung oksigen di
udara.
• Faktor Penyebab Pencemaran Udara
1) Aktivitas Alam Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di
atmosfer. Kotoran- kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung
senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi
pemanasan global.
2) Aktivitas manusia Pembakaran sampah, Asap-asap industri, Asap kendaraan,
Asap rokok dan Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain-lain.
• Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme penghuni
bumi. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain bagi
kesehatan, tumbuhan, efek rumah kaca, dan rusaknya lapisan ozon.
1) Kesehatan
2) Bagi Tumbuhan
3) Efek Rumah Kaca.
4) Rusaknya Lapisan Ozon
c) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
subpermukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah;air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
• Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
1) Limbah Domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah seperti
pemukiman penduduk (pedagang, tempat usaha, hotel dan lain-lain); kelembagaan
(kantor-kantor pemerintahan dan swasta); serta tempat-tempat wisata. Limbah
domestik tersebut dapat berupa limbah padat dan cair. Adapun perbedaan limbah
padat dan cair.
2) Limbah Industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri.
Limbah industri juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat
dan limbah cair.
3) Limbah Pertanian Limbah pertanian yang berupa sisa-sisa pupuk sintetik
untuk menyuburkan tanah atau tanaman tanah tercemar. Misalnya, pupuk urea dan
pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan
tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang.
• Dampak Pencemaran Tanah
Dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata,
dan ruam kulit untuk paparan kimia yang telah disebutkan di atas. Pada dosis yang
besar,pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Dampak pada pertanian
terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian akibat terbentuk dari bahan pencemar
tanah utama
• Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah
1) Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau onsite ) dan
exsitu (atau offsite).
2) Biroremediasi Biroremediasi dalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

D. Kerangka Pemikiran
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut kemampuan dan ketepatan seorang pendidik dalam
menggunakan keterampilan mengajar sangat diperlukan. salah satu alternatif
model pembelajran yang dapat memecu kemampuan berpikir kritis ialah model
pembelajaran Open ended.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Talang Ubi Kabupaten Penukal
Abab Lematang Ilir.

B.Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan penelitian merupakan cara untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah.
Dengan metode penelitian pekaerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab
metode peneltian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan
tentang apa dan bagaimana penelitian melakukan penelitianya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, karna peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengaruh model open ended dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis peserta didik. Sebagaimana definisi penelitian
kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample
tertentu, penggumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statis tik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.

C. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut
yang dapat diamati (Azwar, 2004). Definisi operasional merujuk pada
penelitian atas caranya dalam mengukur suatu variabel.
Variabel penelitian adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah penggunaan
model pembelajaran open ended pada materi pencemaran lingkungan.
Indikatornya sebagai berikut:
a. Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah open ended.
b. Pemecahan masalah dilakukan oleh siswa, bekerja secara individual atau
dalam kelompok
c. Siswa aktif mengekspresikan ide-idenya.
d. Siswa mampu memecahkan permasalahan dengan beberapa jawaban.
e. Siswa menyajikan hasil temuan.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran
lingkungan kelas VIII SMPN 1 Talang Ubi . Indikatornya sebagai berikut:
a. Menyelesaikan informasi untuk pemecahan masalah
b. Menjelaskan (mencari alasan)
c. Menarik kesimpulan
d. Berpikir alternatif
D. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin
diteliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Pendapat di
atas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
01 Talang Ubi yang terdiri dari delapan kelas Sampel merupakan bagian
dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel
merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan
sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang ada. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sugiyono
(2011:84) menjelaskan bahwa: “Sampling Purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Dari pengertian diatas
agar memudahkan penelitian, penulis menetapkan sifat-sifat dan

katakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel dalam


penelitian ini adalah kelas VIII.1 SMP Negeri 01 Talang Ubi.
Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas dimana terdapat siswa yang
berkemampuan merata dibanding kelas lainnya.Hal ini dikarnakakan
sampel yang dipilih tersebut diharapkan dapat menggambarkan
karakteristik umum dari populasi yang akan diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.Metode ini
digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa yang termasuk dalam
sampel penelitian.
2. Metode Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya kemampuan
objek yang diteliti.Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data dari kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
Pencemaran lingkungan kelas VIII SMPN 1 Talang Ubi . Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian sehingga dapat
diketahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa. Sebelum tes
diberikan kepada siswa terlebih dahulu, tes diujicobakan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal. Setelah terpenuhi maka soal tes tersebut dapat
diujikan ke kelas eksperimen.

F. Teknik Analisis Data


1.Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Uji
coba dilakukan pada siswa yang pernah mendapatkan materi tersebut.
Tujuannya untuk mengetahui apakah item-item tersebut telah
memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
a. Validitas soal
Untuk mengetahui validitas tes digunakan teknik korelasi
product moment dengan rumus:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√( N ∑ X −(∑ X ) ) (( N ∑ Y −(∑ Y ) ))
2 2 2 2

keterangan:
r xy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes
X = skor item tiap nomor
Y = jumlah skor total
∑ xy = jumlah perkalian X dan Y
Hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan
5%, jika rhitung > rtabel, maka item soal yang diujikan dikatakan
valid.

b. Reliabilitas soal
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka
pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes. Tes untuk jenis data interval atau uraian, maka uji
reliabilitas instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Rumus
koefisien Alfa Cronbach adalah
r
)(1−∑Si )
2

( N−1
N Si
11= 2

Keterangan:
r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
N = banyaknya butir soal
1 = bilangan konstan
∑ Si2 = jumlah varians skor dari tiap-tiap butir soal
2
Si = varians total
Rumus untuk mencari varians total dan varians item adalah sebagai
berikut:

∑ x 21 − ( ∑ x 1)
2
2
Si =
n n2
2 JK i JK s
Si = − 2
n n
Keterangan :
JK i = jumlah kuadrat seluruh skor item
JK s = jumlah kuadrat subyek
Hasil r 11 dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%,
apabila dari hasil perhitungan didapat rhitung > rtabel, maka item
soal yang diujikan dikatakan reliabel.
c. Tingkat kesukaran soal
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir
soal uraian adalah sebagai berikut:
B
P=
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah skor siswa pada butir skor i dibagi skor maksimal
pada butir soal i
JS = jumlah seluruh siswa yang ikut tes
d. Daya Beda Soal
Rumus untuk menentukan daya beda atau indeks diskriminasi
butir soal adalah:
BA BB
D= − =P A −PB
JA JB
Keterangan:
D = daya pembeda soal
J A = jumlah siswa kelompok atas
J B = jumlah siswa kelompok bawah
B A = jumlah skor butir soal pada kelompok atas
BB = jumlah skor butir soal pada kelompok bawah

2. Analisis Data
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data awal dilakukan untuk menentukan
apakah kelas yang diteliti tersebut berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan mengolah data nilai pretest siswa. Uji
normalitas ini menggunakan rumus Chi Kuadrat. Adapun
Hipotesis yang digunakan yaitu:
H0 : Berdistribusi normal.
Ha : Tidak berdistribusi normal. Uji chi kuadrat dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
2) Menentukan banyaknya kelas interval (K), dengan rumus:
K=1+ 3,3 log n
3) Menentukan panjang interval
rentang kelas (R)
P=
Banyak kelas ( K)
4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas


interval

6) Menghitung rata-rata ( X ¿) ¿ , dengan rumus:

Keterangan:
fi = frekuensi observasi
xi = tanda kelas interval

7) Menghitung varians, dengan rumus:

8) Menghitung Z, dengan rumus:

Keterangan:
X = batas kelas
x = rata-rata
S = standar deviasi

9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

10) Menghitung frekuensi teoritik (Ei), dengan rumus: , dengan n


adalah jumlah sampel

11) Membuat daftar frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi


teoritik sebagai berikut:
12) Menghitung chi- kuadrat ( x 2) , dengan rumus:

Keterangan:
 2 = harga Chi- Kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas interval

13) Membandingkan  2 hitung dengan  2 table dengan derajat


kebebasan dk= k-1 dan taraf signifikansi 5%, jika hitung < tabel
maka data berdistribusi normal.

b. Uji normalitas data akhir


Uji kenormalan ini dilakukan untuk mengetahui apakah
data nilai posttest siswa kelas ekperimen berdistribusi normal
atau tidak. Langkah-langkah uji normalitas sama dengan
langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal.
Hipotesis yang digunakan:
Ho: data berdistribusi normal
Ha: data berdistribusi tidak normal Pengujian hipotesis
dengan menggunakan rumus chi kuadrat:

Keterangan:
χ 2 = Chi Kuadrat
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujiannya adalah jika  2 hitung dengan  2
table maka data berdistribusi normal dengan derajat
kebebasan dk = k-1 dan taraf signifikansi 5%

3. Analisis uji hipotesis


Analisis uji hipotesis ini digunakan untuk menguji
hipotesis dengan cara uji statistik berdasarkan pada data-data
yang bersumber dari analisis data. Uji statistik yang akan
digunakan adalah korelasi product moment, yaitu:

Keterangan:
rxy = korelasi product moment
x=¿
y = ¿¿
Hipotesis yang digunakan adalah
Ho : r = 0
Ha : r ≠ 0
Keterangan:
Ho = tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran open
ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa antara
sebelum diberi perlakuan dengan setelah diberi perlakuan
Ha = ada pengaruh penerapan model pembelajaran open
ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa antara
sebelum diberi perlakuan dengan setelah diberi perlakuan.
Kriteria pengujiannya adalah Ha diterima apabila rhitung >
rtabel dengan taraf signifikansi sebesar α = 5%

DAFTAR PUSTAKA

Husnuz, O., & Thohari, K. (2019). Penerapan Model Pembelajaran


Open Ended Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Di Kelas Viiig Mts Negeri 2 Mojokerto

. Biliya, B. (2013). Penerapan Model Open Ended Untuk Meningkatkan


Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sdn 1
Repaking - Wonosegoro - Boyolali. Scholaria, 5(1), 78–91.

Mulyati, S., Suryani, Y., & Setiawan, I. (2019). Pengaruh Penerapan


Model Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Dengan Variabel Moderator Motivasi
Belajar (Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di
SMAN 1 Cikijing). Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan
dan Ekonomi, 16(2), 123-132. DOI: 10.25134/equi.v16i02.

Septiana, A. (2021). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Open


Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik.
i(2), 239-249

Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajara Dan Aplikasi Pembelajaran


Motorik: Deskripsi dan Tinjauan Kritis, (Bandung Nusa Media,
2012). Hal 6-7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013). Hal.5

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionalisme Guru (PT. RajaGrafindo Persada, jakarta,
2012). Hal.132

Isrok‟atun, Model-Model Pembelajaran Matematika (Bandung: PT


Bumi Aksara, 2018).hal.26

Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,


(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm.
5
Niswah, Nuril Lailatun, Pengaruh Pendekatan Open-Ended terhadap
Pemahaman Konsep Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP
N 1 Pakis Aji Jepara Materi Persamaan Garis Lurus Tahun
Pelajaran 2014/2015, Skripsi, Semarang: UIN Walisongo, 2014.
Sugiono, Metode Penelitian Kuaantitatif Kualitatif Dan R&D
(Bandung: AlfaBeta, 2012).h.8

Anda mungkin juga menyukai