Disusun oleh :
Nama :Arafik
NIM : 06214822326017
Halaman
Daftar Isi...........................................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
BAB IVPENUTUP...........................................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dituntut harus berpikir kreatif dalam
memecahkan masalah yang ada namun tetap memperhatikan perkembangkan siswa serta
mendampingi dengan segala macam karakteristik masing-masing siswa.
Dampak dari permasalahan yang ada membuat siswa jadi tidak memperhatikan
pembelajaran yang diberikan guru didalam kelas maupun diluar kelas.Kemudian siswa
menjadi bingung saat memahami pembelajaran dikarenakan tidak adanya motivasi yang
diberikan kepada siswa.Keterbatasan peralatan penunjang pembelajaran PJOK juga
membuat siswa kurang memahami pembelajaran PJOK yang bukan hanya tentang sepak
bola atau olahraga yang diminati kebanyakan siswa pada umumnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut adalah
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).Model ini
dapat membantu siswa dalam meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan pada era
perkembangan saat ini. Ciri dalam model Problem Based Learning ini adalah
menggunakan masalah yang ada dikehidupan nyata kemudian dikaitkan dalam
pembelajaran. Harapannya dalam menggunakan model ini siswa memperoleh kecakapan
yang cukup dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan oleh guru.
BAB II
ANALISIS MASALAH
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas pada sekolah mitra tempat
saya melaksanakan PPL. saya menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) yang dimana model ini merupakan salah satu model yang dapat meningkatkan
keterampilan siswa yang mana keterampilan yang dieksplorasi sangat berpengaruh
terhadap minat siswa dalam bidang olahraga.
Peran seorang guru dalam model ini sebagai pendamping siswa dalam
mengeksplorasi suatu masalah yang diberikan berdasarkan pengamatan gerak yang
dipraktikkan guru didepan kelas. Dari mulai siswa dialog antar siswa, pertukaran
pendapat yang terjadi saat dialog, dan menentukan satu ide pemecahan masalah yang
tepat.
Model ini sangat membutuhkan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing
siswa dalam menyelesaikan topik yang dibahas.Maka dari itu untuk dapat menganalisis
masalah tersebut, perlu dilakukan kajian teori tentang model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).
Dalam menganalisis suatu masalah yang ditemukan diperlukan kajian teori yang
sesuai agar dalam menyelesaikannya dapat dipertanggung jawabkan dengan dasar yang
kuat. Menurut Ali Mushon (Anugraheni, 2018) mengatakan Problem Based Learning
merupakan proses pengumpulan pengetahuan baru dengan cara menggunakan masalah
sebagai langkah awal. Kemudian pendapat lain mengemukakan Problem Based
Learning adalah model pembelajaran yang mana siswa diberikan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan nyata sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa dalam memahami suatu konsep Syahroni Ejin (2016). Selanjutnya Anugraheni
Indri (2018) mengatakan Problem Based Learning merupakan rangkaian pola pikir
terbuka, reflektif, aktif, dan kritis terhadap masalah yang diberikan serta dikaitkan
dalam kehidupan nyata.
Dari beberapa definisi yang sudah kami jabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa model Problem Based Learning menjadi jawaban atas permasalahan yang ada
dikelas pada saat kami melakukan observasi tentang karakteristik peserta didik. Karena
model pembelajaran ini sesuai dengan permasalahan yang saya temukan berkaitan
dengan perkembangan eksplorasi peserta didik dalam memahami sebuah konsep baru
dengan menyelesaikan persoalan yang diberikan.
2. Tujuan Model Problem Based Learning
Sebuah model pembelajaran pasti memiliki tujuan yang jelas dan dapat dinalar
oleh kami sebagai penulis serta pembaca yang akan menambah literasinya.
Adapun tujuan pembelajaran Problem Based Learning menurut Rosy & Pahlevi
(2015) dalam jurnalnya yaitu :
Maka dari itu peserta didik diharapkan dapat mengeksplorasi dan menemukan
sendiri ide pemecahan masalah dari masalah yang diberikan guru sehingga dengan
model ini dapat memicu proses penalaran belajar mereka. Dalam model ini peserta
didik bukan lagi objek namun sebagai subjek belajar dalam pembelajaran dikelas.
Pada proses awal kegiatan saya melakukan asesmen profil peserta didik dengan
mengambil salah satu peserta didik, kelas IX SMPN 40 Palembang dijadikan sebagai
sampel sebagai berikut:
Berdasarkan analisis masalah yang saya temui di sekolah mitra SMPN 40 Palembang
tempat saya melaksanakan PPL, Maka saya kami merancang perencanaan agar dapat
mengatasi permasalah yang ditemukan.output produk yang telah saya buat ialah RPP
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), bahan ajar, Media
pembelajaran, LKPD, evaluasi, dan refleksi pembelajaran. Adapun RPP lengkap yang
telah dirancang beserta bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan evaluasi..
Komponen ini dapat dilihat pada lembar berikut
1. RPP/Modul Ajar
A. Informasi Umum
Kelas/Semester : IX/2
B. Komponen Inti
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
MemahamiKombinasiGulingKeDepanDenganGulingKeBelakang
Memahamikombinasigulingkedepandengangulinglenting
Memahamikombinasigulingkebelakangdenganlentinglenting
Mempraktikkankombinasigerakspesifik senam lantai(guling kedepan dengan guling ke
belakang; guling ke depandengangulinglenting; gulingkebelakangdenganlentinglenting)
Media Pembelajaran&SumberBelajar
Media : Laptop, LCD, power point, gambar dan video yang relevan, fasilitas internet
SumberBelajar : Buku Siswa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan kelas IX dan Inter
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (15 menit)
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
4. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang
akan ditempuh,
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Kombinasi Guling Ke Depan Dengan Guling Ke Belakang. Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Penutup (15 menit)
1. Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Bahan Ajar
1. Aktivitas Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
a. Media
1) Gambar kombinasi gerakan senam lantai.
2) Video pembelajaran kombinasi gerakan senam lantai.
3) Model peserta didik atau guru yang memperagakan
kombinasi gerakan senam lantai.
c. Pedoman
penskoran Skor
maksimum: 18
3. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses rangkaian gerakan sikap keseimbangan,
sikap lilin, sikap berdiri dengan kepala, guling ke depan, guling ke
belakang, dan guling lenting senam lantai.
1) Jenis/teknik penilaian : unjuk
kerja Bentuk instrumen dan
instrumen
2) Peserta didik diminta untuk melakukan variasi gerakan sikap
keseimbangan, sikap lilin, sikap berdiri dengan kepala, guling ke
depan, guling ke belakang, dan guling lenting senam lantai yang
dilakukan secara berkelompok atau dalam bentuk perlombaan.
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah
disediakan, setiap peserta didik menunjukkan atau
menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Gerak
Jawaban
No Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1 Sikap awalan melakukan
. gerakan
2 Sikap pelaksanaan
. melakukan gerakan
3 Sikap akhir melakukan gerakan
.
Skor Maksimal (9)
a) Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerakan sikap
keseimbangan, sikap lilin, sikap berdiri dengan kepala,
guling ke depan, guling ke belakang, dan guling lenting
senam lantai.
1) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak senam lantai yang
dilakukan peserta didik memperagakan rangkaian
gerakan sikap keseimbangan, sikap lilin, sikap
berdiri dengan kepala, guling ke depan, guling ke
belakang, dan guling lenting senam lantai dengan
cara:
(1) Mula-mula peserta didik berdiri dibelakang matras.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba
“mulai” peserta didik mulai melakukan rangkaian
gerakan sikap keseimbangan, sikap lilin, sikap berdiri
dengan kepala, guling ke depan, guling ke belakang,
dan guling lenting senam lantai.
(3) Petugas menilai ketepatan melakukan gerakan yang
dilakukan oleh peserta didik.
(4) Ketepatan gerakan yang dilakukan dengan benar
memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi ketepatan dan kecepatan melakukan gerakan
dengan skor
a. Instrumen Remedial
Remedial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan
pada peserta didik, nilai yang dicapai tidak memenuhi KB (Ketuntasan Belajar) yang telah
ditentukan. Berikut contoh format remedial.
Format Remedial
Target
KI Nilai
Peserta Bentuk
No. Materi Indikator KB Keterangan
Didik Remedial
KD
Awal Remedial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
b. Format Pengayaan
Target
KI N
Kesehatan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Peserta Bentuk
No. Materi Indikator KB i Keter
Didik Remedial
l angan
KD a
i
Awal Rem
edial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
3. Lembar LKPD
JAWABAN
1. ............................................................................................................................................
2. ...........................................................................................................................................
3. ...........................................................................................................................................
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media pembelajaran
a. Buku ajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan edisi revisi 2018
2. Alat Pembelajaran
a. Matras
a. Peluit
b. Stopwatch
4. Hasil Refleksi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu mengatasi permasalahan yang
ditemui pada kelas IX SMPN 40 Palembang yang mana peserta didik mampu untuk memecahkan
masalah-masalah menurutcara-cara atau gayabelajar individu masing-masing. Dengan cara
mengetahui gaya belajar masingmasing individu, kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan
dengan pendekatan yang kita pakai dalam pembelajaran. Selain itu peserta didik mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills).Dan Peserta didik dilatih untuk
mengembangkan cara-cara menemukan (discovery), bertanya (questioning), mengungkapkan
(articulating), menjelaskan atau mendeskripsikan (describing) mempertimbangkan atau membuat
pertimbangan (considering), dan membuat keputusan (decisionmaking).
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning ini di peroleh
beberapa nilai pokok yang harus dikembangkan oleh guru dalam menghidupkan suasana
pembelajaran, disini guru tidak hanya berperan sebagai subjek utama dalam pembelajaran tapi disisi
lain guru harus melibatkan siswa agar kemampuan berfikir kritis siswa dapat berkembang walaupun
masih saja dapat di nilai tidak semua materi pelajaran dapat di sajikan dalam bentuk permasalahan
untuk memperoleh penyelesaian tapi setidaknya dengan bekerja sama dapat menumbuh kembangkan
minat dan bakat peserta didik secara tidak langsung.
B. Saran
Adapun beberapa saran kepada guru agar dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan
tahap-tahap yang telah dilakukan dan menggunakan model yang mampu meningkatkan minat dan
mengembangkan pengetahuan peserta didik berdasarkan karakteristiknya. Dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) dalam proses pembelajaran dapat melibatkan siswa secara
langsung serta materi pembelajaran mudah dipahami, dan juga partisipasi sekolah untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar [A Meta-analysis of Problem-
Based Learning Models in Increasing Critical Thinking Skills in Elementary Schools].
Polyglot: Jurnal Ilmiah, 14(1), 9-18.
Rosy, B., & Pahlevi, T. (2015).Penerapan problem based learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah. In Prosiding Seminar Nasional (Vol.
160, pp. 160-175).