Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK KONSEP 5 M

Mata Kuliah : Pendekatan dan Startegi Pembelajaran Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Anits Yus, M.Pd

Isa Hidayati S.Pd M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 6

Meysa Estevania Siregar 1213113005

Putri Siregar 1212113004

Yohana Gultom 1213113067

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep
Pendekatan Saintifik Konsep 5 M.

Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
Prof. Dr. Anits Yus, M.Pd dan Isa Hidayati, S.Pd., M.Pd pada Mata Kuliah Pendekatan
dan Startegi Pembelajaran Anak Usia Dini . Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen Prof. Dr. Anits Yus, M.Pd dan Isa Hidayati, S.Pd., M.Pd selaku dosen di bidang
Mata Kuliah Pendekatan dan Startegi Pembelajaran Anak Usia Dini yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidan studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang kami harapkan dari pembaca.

Medan, 27 Agustus 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………
C. Manfaat ………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Konsep pendekatan saintifik ……………………………………………………………


B. Contoh rangkan kegiatan pada pendekatan saintifik ……………………………………

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah agar siswa
berinisiatif (mengidentifikasi masalah), mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis
(sebagai pandangan jawaban sementara sebelum analisis), menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan bertukar konsep, hukum, atau prinsip penemuan.

Pendekatan pembelajaran saintifik menjadi salah satu faktor penting yang harus guru
lakukan jika saat menerapkan kurikulum 2013 saat mengajar . Cara ini sebenarnya bukan hal
baru, melainkan hal yang “prioritas” bagi guru.

Dalam implementasi kurikulum 2013, guru “diwajibkan” melakukan kegiatan


pendekatan saintifik, sehingga dapat dikatakan, jika guru tidak melaksanakan kegiatan
metode ilmiah, berarti guru “belum melaksanakan” kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

• Apa itu konsep pendekatan saintifik.


• Bagaimana contoh rangkan kegiatan pada pendekatan saintifik.

C. Manfaat

• Untuk Memahami konsep pendekatan saintifik.


• Untuk Memberi contoh rangkan kegiatan pada pendekatan saintifik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendekatan Saintifik:

Pendidikan merupakan pilar yang sangat penting bagi suatu bangsa. Pendidikan
berkaitan erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Hernawan, 2013:7.10)
Kesempatan, harapan dan pe-ngetahuan dapat diberikan kepada peserta didik tergantung
pada kualitas pendidikan yang ditempuh, sebab pendidi¬kan mampu menjadi kekuatan
dalam melakukanperubahan untuk kehidupan dan kondisi yang lebih baik di masa depan
(Sani, 2015:1). Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui seberapa pentingnya pendidikan
dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan
penghidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang diumpamakan sebagai tiket awal bagi
seorang peserta didik untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dasar yang dimiliki
oleh peserta didik, yang akan berguna bagi dirinya ketika nanti berada diantara masyarakat.
Sehingga, pendidikan dasar yang diberikan kepada peserta didik pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) harus bersifat sinergis dan terpadu, karena secara psikologis kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik pada usia tersebut bersifat saling bergantung antara satu
kemampuan dengan kemampuan lainnya.merumuskan masalah, mencoba atau
mengajukan hipotesis, menalar atau mengumpulkan data dan membangun jejaring atau
mengkomunikasi konsep, dan langkah-langkah ini disebut sebagai langkah 5M dalam
pendekatan Saintifik (Rusman, 2015: 231). Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat
dimunculkan secara menyeluruh dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya
5M peserta didik dapat menunjukkan kinerja yang positif dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran yang diberikan. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan yang digunakan
pada kurikulum 2013, yaitu menciptakan pengajaran yang dapat berpusat pada peserta
didik.
Konsep didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri-ciri yang sama atau sesuatu yang memiliki komponen unsur ciri-ciri yang
dapat diberi nama. pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati merumuskan masalah
mengajukan atau merumuskan hipotesis mengumpulkan data dengan berbagai teknik
menganalisa data menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep atau prinsip yang
ditemukan. pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah yang berorientasi
atau berpusat pada siswa.
Pendekatan saintifik didasari pada teori belajar piaget dan teori vygotsky. Teori
piaget menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan
skema. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya
seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya.
Pikiran anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya
anak memang membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Piaget
menggambarkan ada empat tahap belajar. Pertama tahap sensori motorik (sejak lahir
sampai usia 2 tahun). Kedua tahap pemikiran pra operasional (usia antara 2 - 7 tahun).
Ketiga tahap operasional konkret (usia 7 _ 11 tahun). Keempat tahap operasional formal
usia mulai dari 11 tahun ke atas. Tahap ketiga pada tahap operasional konkret terjadi
perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Berpusat pada peserta didik
2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau
prinsip
3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merancang perkembangan
intelek khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
4. Dapat mengembangkan karakter peserta didik.

Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilaksanakan dengan dipandu nilai-


nilai, prinsip-prinsip atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika
memenuhi kriteria berikut :
1. Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran
2. Penjelasan guru respon peserta didik dan interaksi edukatif guru-guru, peserta didik
terbebas dari prasangka pemikiran subjektif atau penalaran yang menyimpang dari logika.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis dan tepat.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan satu sama lain.
5. Mendorong peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola
pikir yang rasional dan objektif.
6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas.

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. metode saintifik pada
umumnya melibatkan kegiatan pengamatan yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis
atau mengumpulkan data. untuk dapat disebut ilmiah harus berbasis pada bukti-bukti dari
objek yang diobservasi, empiris dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang diterapkan di sekolah dasar


berhubungan erat dengan model pembelajaran berbasis masalah. Problem based learning
merupakan model pembelajaran yang menyajikan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Model ini
menekankan peserta didik untuk bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ada. Masalah yang diberikan digunakan untuk mengikat rasa ingin tahu
peserta didik pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan sebelum peserta didik
mempelajari materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Tujuan dari model problem based learning adalah untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah ,mengembangkan pengetahuan
dan untuk mengelompokkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik.
Adapun langkah-langkah yaitu mengkondisikan peserta didik pada masalah,
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran ,membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik
adalah suatu sudut pandang terhadap pembelajaran dalam mengembangkan sikap
pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang dilengkapi dengan unsur-unsur aktivitas
mengamati, menanya, mencari informasi, menalar dan mengkomunikasikan konsep yang
ditemukan.

Tujuan pembelajaran pendekatan saintifik


Setiap metode pasti mempunyai keunggulan begitu juga dengan pendekatan
saintifik. Beberapa tujuan yang diperoleh dengan menggunakan metode saintifik adalah
1. Meningkatkan kecerdasan khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Secara sistematis dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam
diri siswa.
3. Ciptakan kondisi belajar yang membuat siswa merasa bahwa belajar itu perlu.
4. Memperoleh hasil belajar yang tinggi.
5. Melatih siswa untuk bertukar pikiran, khususnya menulis artikel ilmiah
6. Menumbuhkan karakter siswa

B. Rangkan Kegiatan Pada Pendekatan Saintifik.

Kurikulum 2013 sudah berjalan kurang lebih 7 tahun dalam penyelenggaraan


pendidikan. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang perlu diperkuat
pelaksanaannya. Salah satunya adalah penguatan pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik. Karena itu, penting sekali memahami apa itu pendekatan saintifik.
Dalam perspektif Kurikulum 2013, pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan
yang menggunakan tahapan saintifik dalam proses pembelajaran.
Ada 5 tahapan yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik. Kelima tahapan tersebut sering dikenal dengan istilah 5M.

1. Mengamati
Mengamati berarti melihat, membaca, mendengar, dan menyimak hal-hal
atau fenomena yang ada di sekitar kehidupan. Dengan mengamati, siswa akan
menemukan berbagai masalah untuk dipecahkan dalam pembelajaran. Agar
tahapan mengamati ini berjalan efektif, maka guru harus jeli dalam menyediakan
objek yang akan diamati siswa sesuai konteks materi yang akan diajarkan.
Sebagai contoh, misalnya ketika ingin mengajarkan tentang materi virus, maka
sebaiknya guru menyiapkan gambar virus, data perkembangan virus, video
pertumbuhan virus, dll, untuk diamati siswa.
2. Menanya
Menanya berarti mempertanyakan sesuatu yang menjadi masalah dari apa
yang telah diamati. Dalam konteks menanya, siswa harus didorong untuk
bertanya dan/atau membuat rumusan masalah-bahkan kalau perlu membuat
hipotesa. Sebagai contoh, setelah mengamati berbagai media tentang virus, maka
siswa akan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan proses pertumbuhan
virus, dampak virus bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Peran guru dalam tahap
menanya ini adalah menyemangati dan tidak mendesak siswa untuk bertanya serta
memberikan pujian terhadap pertanyaan sesuai ukuran bahasa siswa.

3. Mencoba
Mencoba berarti melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah sekaligus
menemukan kebenaran hipotesa. Cara mencoba bisa dengan melakukan
eksperimen, dan menggunakan rumus dalam menghitung. Bekerja secara
kolaboratif merupakan hal terbaik dalam tahap mencoba. Sebagai contoh, ketika
siswa akan memecahkan masalah tentang bagaimana proses pertumbuhan virus,
maka dapat dilakukan eksperimen atau percobaan bagaimana virus tumbuh dalam
media protein. Dalam tahap mencoba ini, guru harus berperan sebagai mentor
yang proaktif dalam membantu siswa bereksperimen.

4. Menalar
Menalar berarti memahami, menganalisis, mengaitkan satu konsep dengan
konsep yang lain. Dalam menalar siswa didorong untuk mencari berbagai sumber
referensi-baik secara manual maupun digital Sumber referensi yang ada
digunakan untuk mengolah data hasil percobaan. Pada akhirnya akan diperoleh
sebuah kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesa yang sebelumnya sudah
dibuat. Peran guru pada tahap menalar ini sebagai pemantau dari satu kelompok
ke kelompok siswa yang lain untuk memberikan scaffolding.

5. Mempresentasikan
Mempresentasikan berarti mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang
telah diolah dan disimpulkan. Dalam mempresentasikan, siswa dapat
menggunakan produk teknologi, seperti lcd projektor laptop, dan powerpoint.
Peram guru dalam tahapan ini adalah memberikan penghargaan serta memperkuat
konsep yang telah ditemukan siswa.

Contoh kegiatan pada kegiatan pendekatan saintifik yaitu Guru mengajak


muridnya unuk belajar di taman sekolah. Kemudian guru tersebut menanyakan
apa apa saja yang berada di taman dan para murid pun mengatakan hal yang ia
tahu. Setelah itu guru pun menjelaskan apa apa saja yang berada di sekitaran
taman tersebut dan menjelaskan kegunaan dan manfaat yang ada disekitar taman
tersebut dan murid pun mendengarkan sambil memahami apa yang guru katakan,
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulakan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti: mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengolah, menyimpulkan, menyajikan dan mengomunikasikan. Dalam
melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi,
bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Dalam model pembelajaran saintifik, peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru
yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan.

B. Saran

Penulis berharap semoga para pembaca dapat memahami menganai


Pendekatan Saintifik Konsep 5 M .
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2014.” Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013”.
Jakarta:
Gava Media.

Anda mungkin juga menyukai