Anda di halaman 1dari 17

Pembelajaran Saintifik

( Saintific Learning ) Pada


Mapel PAI

Oleh :
Said Ulin Nuhaa ( 20201138 )
Muhammad daffa cahya wardana ( 20201139)

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pendekatan Dan Model
Pembelajaran PAI. Sebagai tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran dosen pengampu
Dewi Agus Triani., M.Pd.I.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Agus Triani., M.Pd.I, selaku dosen
mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassaamu’alaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................. iii
A.Latar Belakang ............................................................................................................ iii
B.Rumusan Masalah ....................................................................................................... iii
BAB II ................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 1
A. Pengertian Pembelajaran
Saintifik…………………………………….…………………………………………...1
B. Tujuan Pendekatan Pembelajaran
Saintifik…………………………………………………………………………...…….3
C. . Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam………………………………….…….…………………………………………..4
D. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran
Saintifik………………………………………………………………………………...8
BAB III ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kurikulum 2013 menjadi model baru dalam pembelajaran agama Islam,
dimanadalam kurikulum ini pada pembelajarannya menekankan pada dimensi
pedagogik modern.Selain itu, pendekatan ilmiah yang digunakan dalam kurikulum ini
memunculkan rasaoptimis akan dunia pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Dari
pendekatan ilmiah ini,siswa mendapatkan stimulus untuk selalu aktif dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi.
Sebagaimana disebutkan di atas, kebijakan pemerintah terkait dengan
adanyakurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah ini juga diikuti dalam
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Oleh karenanya, dalam
tiap prosespembelajaran dan evaluasinya, pelajaran PAI juga harus menerapkan
pendekatan ilmiah ini.Oleh karenanya, penting kiranya untuk melakukan pengembangan
dan
Inovasi metodepembelajaran PAI dengan pendekatan ilmiah ini. Pengembangan
metode ini bisa dilakukandenganeksplorasi mengenai berbagai metode pembelajaran
PAI yang merupakan bagian dari pendekatan ilmiah.
Sebagai sebuah ijtihad dalam proses pembelajaran, pendekatan saintifik tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih ketika awalnya merupakan
sebuahpendekatan pembelajaran bagi bidang eksakta yang kemudian dipakai dalam
PendidikanAgama Islam yang itu bukan merupakan bidang eksakta, tentunya terjadi
penyesuaian-penyesuaian dalam implementasinya. Dan dirasa penting untuk melakukan
kajian secaramendalam kaitannya pendekatan saintifik ini untuk diterapkan untuk
pembelajaran bidangPendidikan Agama Islam (PAI).
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis membuat beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut:

iii
1. Bagaimana konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
2. Apa saja kelebihan dan kekusssrangan pembelajaran saintifik
3. apa tujuan pendekatan pembelajaran saintifik

3. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PendidikanAgama


Islam (PAI)

C. tujuan masalah
1. untuk menegtahui Bagaimana konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik
2. untuk mengetahui Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran saintifik
3. untuk mengetahui apa tujuan pendekatan pembelajaran saintifik
4. untuk mengetahui Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PendidikanAgama Islam (PAI)

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK


Istilah saintifik (scientific)berasal dari bahasa Inggris yang dialih bahasakan
menjadi ilmiah, yaitu bersifat ilmu, secara ilmupengetahuan atau berdasarkan ilmu
pengetahuan. Sementara,ilmu pengetahuan atau berdasarkan ilmu penegtahuan.
sementara scientifically di alih bahasakan menjadi ''secara ilmu'' atau secara ilmiah.1
Berdasarkan pengertian tersebut, saintifik memiliki makna ilmiah dan dilakukan secara
ilmiah.Sedangkan kata pendekatan yang dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai
approach merupakan konsep dasar yang mewadahi,menginspirasi, menguatkan, dan
melatarbelakangi pemikiran tentang suatu hal tertentu. Dari dua pengertian di atas,
makadapat diartikan bahwa pendekatan ilmiah adalah (scientificapproach) adalah
pendekatan atas suatu hal yang didasarkanpada suatu teori ilmiah tertentu.2
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.
Olehkarenanya, pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching)merupakan bagian
dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaanpembelajaran dalam kelas yang melandasi
penerapan metodeilmiah ilmiah.Pendekatan dalam kontek pendidikan dapatdiartikan
sebagai sudut pandang bagi pendidik baik guru dandosen atau instruktur terhadap proses
pembelajaran. Daripengertian tersebut maka muncul pendekatan yang berpusat pada
guru(teacher centered approach),pendekatan berpusat padapeserta didik(student centered
approach)3
Dalam proses pembelajaran, peserta didik diharapkan terhindar dari sifat-sifat
atau nilai-nilai non ilmiah. Pendekatannon ilmiah yang dimaksud meliputi kegiatan yang
semata-mataberdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melaluicoba-coba, dan
asal berpikir kritis. Oleh karenanya, pendekatansaintifik merupakan konsep yang
mewadahi, menginspirasi,menguatkan, dan melatari pemikiran tentang

1
Agus Akhmadi,Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran MasaDepan,Yogyakarta: Araska, 2015
2
Umiati“Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII-D diSMPN 04 Kota Malang”, Skripsi, UIN Malang, 2015
3
Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PendidikanAgama Islam (PAI) di
Madrasah”,Cendekia,Volume 12

1
bagaimanapembelajaran diterapkan, bagaimana mengembangkankompetensi peserta
didik dalam melakukan observasi ataueksperimen,dan bagaimana mengembangkan
pengetahuan danketerampilan berpikir yang dapat mendukung aktivitas kreatifdalam
berinovasi atau berkarya
Akhmadi menyebutkan bahwa metode saintifik ini padadasarnya merujuk pada
model penelitian yang dikembangkanoleh Bacon. Metode ini memiliki langkah-langkah
sebagaiberikut:
a. Mengidentifikasi masalah dari fakta yang ditemukan dilingkungan.
b. Mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yangditemukan.
c. Memilah data yang sesuai dengan permasalahan.
d. Merumuskan hipotesis, yaitu dugaan ilmiah yangmenjelaskan data permasalahan
yang ada sehingga dapatmenentukan langkah penyelesaian masalah lebih lanjut.
e. Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih faktualdengan mengadakan
eksperimen.
f. Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskansebelumnya agar dapat
menentukan tindakan terhadaphipotesis tersebut dengan mengkonfirmasi,
memodifikasi,ataupun menolak hipotesis
Ada tiga ranah kompetensi yang hendak dicapai dariproses pendidikan, yaitu ranah
sikap ilmiah (afektif), ranahketerampilan (psikomotorik), dan ranah pengetahuan
(kognitif).Ketiganya merupakan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik. Oleh
karenanya, proses dan hasil pembelajaranharus realistis dan dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata
Richard D. Jarrard menuturkan bahwa setidaknya ada 5karakteristik penting yang
harus dimiliki dalam berpikir ilmiah,yaitu gigih(persistence),rasa ingin tahu
(curiosity),motivasi daridiri sendiri (self-motivation),fokus dan terarah (focus)
seimbangantara meragukan dan menerima suatu hal(balance betweenscepticism and
receptivity)4
Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Richard D. Jarrard di atas, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaanmemaparkan minimal ada 7 kriteria dalam pendekatan
ini.Adapun 7 kriteria ini adalah sebagai berikut:

4
Richard D. Jarrard,Scientific Methods,Dept. Of Geology andGeophysics University of Utah

2
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yangdapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukansebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru siswa terbebas dari
prasangka yang serta merta, pemikiransubjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikirlogis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami,memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materipembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikirhipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautansatu sama lain dari materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami,menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yangrasional dan obyektif dalam merespon materi
pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggungjawabkan
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,tetapi menarik
sistem penyajiannya

B. TUJUAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK


Mengutip dari Kuhlthau, Sulastri menuturkan bahwa model pembelajaran
saintifik ini merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa beraktivitas
sebagaimanalayaknya seorang ahli sains. Dalam praktiknya, siswa harusmelakukan
langkah-langkah penerapan metode ilmiah, yaitumerumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkandata, mengolah dan menganalisis data, serta membuat
kesimpulan.5
Oleh karenanya, tujuan diterapkannya pendekatan saintifikdalam proses dan
pembelajaran ini adalah:
a. Menstimulus siswa menjadi aktif dalam mengikuti prosespembelajaran, tidak
hanya terpaku pada buku dan penjelasanguru.

5
Mia Fitrah Elkarimah, “Penerapan Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SD Islam Bina
Insani Muslim Bekasi),” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 3, no. 1 (2018): 69–77.

3
b. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi danmemiliki keinginan untuk
menggali lebih dalam terkaitpembahasan dalam pelajaran.
c. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnyakemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
d. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikansuatu masalah secara
sistematik.
e. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasabahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
f. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
g. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,khususnya dalam menulis
artikel ilmiah.
h. Untuk mengembangkan karakter siswa.

C. IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Fahrul Usmi menyatakan beberapa ciri khas pendekatan saintifik sebagaimana
dikutip oleh Ahmad Salim adalah sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran dapat berbasis pada fakta atau fenomenayang dapat
dijelaskan logika atau penalaran tertentu. Bukandidasarkan pada sebatas kira-kira,
asumsi, khayalan ataudongeng semata.
b. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis,dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkanmasalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran PAI.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa agar mampumemahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola pikiryang rasional dan obyektif dalam merespon
materipembelajaran PAI.
d. Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara sederhana dan jelas dan menarik.6

6
S M A Al and Muhammad Cepu, “Scientific Approach Pada Pembelajaran Pendidikan Agama” 11, no. 1
(2022): 77–89.

4
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa implementasi pendekatan saintifik ini
adalah peserta didik didorong untukmelakukan proses mengamati, menanya,
mengumpulkaninformasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Berikuti Implementasi dari
proses tersebut dalam pembelajaranPendidikan Agama Islam (PAI).
Langkah langkah pendekatan pembelajaran saintifik pada makul PAI
1. Mengamati
Salah satu bagian dari pendekatan saintifik adalahmengamati. Metode mengamati
ini lebih mengutamakankebermaknaan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya,
Dalampembelajaran ilmu-ilmu agama Islam, proses mengamatikebermaknaan misalnya
tentang hakikat penciptaan manusia,yaitu bahwa entitas manusia diciptakan adalah
sebagai seoranghamba Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an suratAdz-
Dzariyat ayat 51. Sedangkan orientasi penciptaan manusiaadalah sebagai khalifah di
bumi sebagaimana disebutkan dalamsurat Al-Baqarah ayat 30.
Implementasi ketika siswa tahu akan entitas dan orientasidiciptakan, maka
konsekuensi selanjutnya adalah padakeimanan, ketaqwaan, dan orientasi hidup untuk
memberikankebermanfaatan.Dalam pembelajaran Fiqih misalnya, setelah siswa
fahamakan entitas hidupnya dan orientasi kehidupannya, makabaginya shalat tidak hanya
dimaknai sebagai sebuah rutinitaskewajiban, namun lebih merupakan sikap penghambaan
diriketika seseorang meyakini adanya Allah swt dalam hidupnya.Shalat tidak lagi dipaksa
akan tetapi menjadi sebuah kebutuhanbaginya7
Dalam pembelajarannya di kelas, mengamati dapatdilakukan dengan melalui
berbagai media yang dapat diamatisiswa, termasuknya mangamati langsung di lapangan.
Misalnyauntuk pembelajaran mengenai shalat jenazah, siswa bisalangsung diajak atau
diminta untuk takziah ketika ada tetanggasekolah yang meninggal. Dari proses ini, siswa
akan memilikipemahaman yang utuh ketika diajak untuk shalat jenazah,melihat saat
orang meninggal tersebut dimandikan, dikafani dandikuburkan. Selain itu, dengan proses
mengamati langsung iniakan memunculkan pemaknaan yang dalam terkait denganhakikat
hidup dan kematian
2. Menanya

7
Pembelajaran Bahasa, Arab Kelas, and Viii Di, “Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna” (n.d.).

5
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didikuntuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap,keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya,pada saat itu pula dia membimbing atau memandu pesertadidiknya belajar
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaanpeserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong siswa untukmenjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya gurudapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikandalam bentuk pertanyaan.
Misalnya ketika dalam pembelajaranFiqih materi tentang sejarah Nabi Muhammad ketika
masih kecilsampai diangkat menjadi Rasul, siswa bisa diminta untukmembuat pertanyaan
sebanyak-banyaknya yang kemudiandidiskusikan bareng di kelas. Selain itu, guru juga
bisamemberikan pertanyaan balik ketika siswa sedang diberikan penjelasan. Sikap aktif
dari tanya-jawab ini akan memberikanpemahaman yang leih dalam dan lebih utuh
kaitannya dengan pembelajaran di kelas.8
Dari proses tanya jawab ini juga mampu membangkitkanrasa ingin tahu, minat,
dan perhatian peserta didik tentangsuatu tema atau topik pembelajaran, mendorong
danmenginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, sertamengembangkan pertanyaan dari
dan untuk dirinya sendiri, danmendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
sekaligusmenyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Selain itu, juga mampu
menstrukturkan tugas-tugas dan memberikankesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap,keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaranyang
diberikan, membangkitkan keterampilan peserta didikdalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawabansecara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang
baik danbenar.
3. Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajarandengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta
didikmerupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak haldan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperolehsimpulan
berupa pengetahuan.

8
Nurul Karlina, Pengembangan Bahan Ajar Pai Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Iman Kepada
Malaikat-Malaikat Allah Kelas Vii Di Smp Negeri 5 Bandar Lampung, 2017.

6
fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperolehsimpulan berupa
pengetahuan.Proses penalaran ini ketika diimplementasikan dalammateri PAI misalnya
mengkaitkan ayat-ayat yang menjelaskantentang kewajiban shalat dan zakat. Siswa bisa
diberikanpemahaman bahwa ayat yang menjelaskan shalat selalu diikutidengan perintah
zakat. Berkaitan dengan hal ini, siswa bisadiajak untuk berpikir bahwa ketika Allah swt
selalumengkaitkan ayat tentang shalat dan haji ini bukan tanpa alasan.Keduanya tentu
memiliki keterkaitan
4. Mencoba/Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuanmelalui peningkatan
pemahaman atas suatu fenomena. Strategiyang digunakan adalah memperluas dan
memperdalampengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif.
Pendekatanpembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telahmelahirkan
disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanyaberfokus pada apa yang dapat peserta didik
temukan, namunsampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan.9
implementasi dalam pembelajaran PAI adalah misalnyapada materi tentang
sholat, siswa bisa diajak untukmengeksplorasi tentang ibadah haji. Kegiatan latihan
manasikhaji yang difasilitasi oleh sekolah menjadi hal yangs sangatpositif, dimana
pembahasan ibadah haji tidak hanya ada ditataran teori buku, tapi juga melakukan
aktivitas langsung seperti thawaf, sa’i, lempar jumrah, dll.
5. Membuat Jejaring Pembelajaran
Membuat jejaring pembelajaran ini juga dapat diartikansebagai proses
mengkomunikasi yang dilakukan oleh siswadengan mengkaitkan antara tema
pembelajaran dan antar matapelajaran yang berkaitan. Misalnya, dalam mata pelajaran
Fiqih,ketika mempelajari materi tentang zakat yang isinya tentanghumun zakat, syarat
dan rukun zakat, serta hikmahdiwajibkannya zakat, selanjutnya siswa bisa
mengkaitkannyadengan materi ekonomi. Dalam pembelajaran ekonomi,disebutkan
bahwa kemiskinan di Indonesia adalah salah satumasalah yang harus diatasi. Salah satu
cara mengatasinya adalahdengan memaksimalkan zakat, baik zakat mal atau zakat

9
Sandra Dewi, “Pendekatan Saintifik Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Agama
Islam Di SMA,” DAYAH: Journal of Islamic Education 2, no. 2 (2019): 212.

7
fitrah,agar dikelola maksimal. Pengelolaanzakat secara maksimal akanmemberikan
dampak positif dalam upaya mengurangikemiskinan di Indonesia.
Materi tersebut juga bisa dikaitkan dengan materi daripelajaran Aqidah Akhlak
tentang kemiskinan yang mendekatkandiri kepada kekufuran. Karena ketika secara
ekonomi lemah,maka godaan-godaan keimanan akan muncul.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkankreativitas dan keingintahuan
siswa, kegiatan pembelajarankompetensi dilakukan dengan langkah-langkah
strategis,misalnya bisa dengan menyajikan atau mengajak siswamengamati fakta atau
fenomena baik secara langsung dan/ ataurekonstruksi sehingga siswa mencari informasi,
membaca,melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut.Selain itu juga
bisa dengan memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum, dan teori,mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan
eksperimen,memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah
data,mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena, dan memberi kebebasan
dan tantangan kreativitas dalam presentasidengan aplikasi baru yang terduga sampai tak
terduga.10

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


SAINTIFIK
Sebagai sebuah ijtihad kaitannya dengan menemukanmodel yang paling bagus untuk
sebuah proses pembelajaran,pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut beberapa hal yang menjadi kelebihan dankekurangan dari
pendekatan saintifik ini.

Kelebihan
a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatifpeserta didik melalui
analisis masalah dan menemukanberbagai alternatif pemecahan masalah.
b. Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, baikberupa masalah sendiri
maupun masyarakat.

10
Sulastri Sulastri, Udin Supriadi, and Munawar Rahmat, “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran Pai Di Smp Negeri 2 Dan Smp Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015,” TARBAWY :
Indonesian Journal of Islamic Education 2, no. 1 (2015): 68.

8
c. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar
d. Membantu peserta didik belajar untuk mentransferpengetahuan dengan situasi
baru.
e. Mendorong peserta didik untuk memiliki inisiatif untukbelajar secara mandiri
dalam situasi yang beragam.
f. Mendorong kreativitas peserta didik dalam pengungkapandan penyelidikan
masalah yang telah ia lakukan.
g. Terjadi pembelajaran bermakna melalui belajarmemecahkan masalah dan
menerapkan pengetahuan yangdimilikinya serta mengintegrasikan pengetahuan
danketerampilan secara simultan dan mengaplikasikannyadalam konteks yang
relevan.
h. Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilankomunikasi dan hubungan
sosial.
i. Membuat suasana belajar lebih menyenangkan
j. Siswamenjadi aktif dan kreatif. Tidak seperti kurikulumsebelumya materi di
kurikulum terbaru ini lebih kepemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif
mencariinformasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
k. Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilaisiswa bukan hanya di
dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain lain.11

Kekurangan
a. Terkadang, pembelajaran dengan pendekatan saintifikmembutuhkan waktu.
b. Terkadang membutuhkan biaya yang cukup banyak dalamproses pembelajaran.
c. Butuh banyak peralatan yang harus disediakan.
d. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaandan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
e. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalamkerja kelompok yang
akan mengganggu pembelajaran.

11
Abd. Rozaq and Umi Habibah, “Pembelajaran Saintifik Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pai Di
SMK Negeri Mojoagung Jombang,” Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman 10, no. 1
(2021): 1–13.

9
f. Guru merasakan tidak dapat menyampaikan materi berupakonsep-konsep
sebagaimana tuntutan bahan ajar.
g. Guru jarang menjelaskan. Banyak yang beranggapanbahwa dengan kurikulum
terbaru ini guru tidak perlumenjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa
belajaragama, matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membacasaja.
h. Sulitnya melakukan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasidan penilaian secara
menyeluruh kepada siswa terkadangmenjadi hal yang sulit dilakukan, terutama
untuk ranahafektif atau sikap.12

12
Ichsan Kusaeni, Amirudin Amirudin, and Achmad Junaedi Sittika, “Pengaruh Pendekatan Saintifik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PAI Di Sekolah Dasar,” Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan 3, no. 4 (2021): 2329–2338.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan saintifik merupakan konsep yang mewadahi, menginspirasi,menguatkan,
dan melatari pemikiran tentang bagaimanapembelajaran diterapkan, bagaimana
mengembangkankompetensi peserta didik dalam melakukan observasi
ataueksperimen,dan bagaimana mengembangkan pengetahuan danketerampilan berpikir
yang dapat mendukung aktivitas kreatifdalam berinovasi atau berkarya.
tujuan diterapkannya pendekatan saintifikdalam proses dan pembelajaran ini adalah:
a. Menstimulus siswa menjadi aktif dalam mengikuti prosespembelajaran, tidak
hanya terpaku pada buku dan penjelasanguru.
b. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi danmemiliki keinginan untuk
menggali lebih dalam terkaitpembahasan dalam pelajaran.
c. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnyakemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
d. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikansuatu masalah secara
sistematik.
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pembelajaran saintifik sebagai berikut
Kelebihan
1. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar
2. Membantu peserta didik belajar untuk mentransferpengetahuan dengan situasi
baru.
3. Mendorong peserta didik untuk memiliki inisiatif untukbelajar secara mandiri
dalam situasi yang beragam.
Kekurangan
1. Terkadang, pembelajaran dengan pendekatan saintifikmembutuhkan waktu.
2. Terkadang membutuhkan biaya yang cukup banyak dalamproses
pembelajaran.
Butuh banyak peralatan yang harus disediakan

11
DAFTAR PUSTAKA
Al, S M A, and Muhammad Cepu. “Scientific Approach Pada Pembelajaran Pendidikan
Agama” 11, no. 1 (2022): 77–89.
Bahasa, Pembelajaran, Arab Kelas, and Viii Di. “Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna” (n.d.).
Dewi, Sandra. “Pendekatan Saintifik Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa Pada
Pembelajaran Agama Islam Di SMA.” DAYAH: Journal of Islamic Education 2, no.
2 (2019): 212.
Elkarimah, Mia Fitrah. “Penerapan Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(SD Islam Bina Insani Muslim Bekasi).” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 3, no. 1
(2018): 69–77.
Karlina, Nurul. Pengembangan Bahan Ajar Pai Berbasis Pendekatan Saintifik Pada
Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Kelas Vii Di Smp Negeri 5 Bandar
Lampung, 2017.
Kusaeni, Ichsan, Amirudin Amirudin, and Achmad Junaedi Sittika. “Pengaruh
Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PAI Di
Sekolah Dasar.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 4 (2021): 2329–2338.
Rozaq, Abd., and Umi Habibah. “Pembelajaran Saintifik Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar Pai Di SMK Negeri Mojoagung Jombang.” Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi
Kependidikan dan Keislaman 10, no. 1 (2021): 1–13.
Sulastri, Sulastri, Udin Supriadi, and Munawar Rahmat. “Implementasi Pendekatan
Saintifik Dalam Pembelajaran Pai Di Smp Negeri 2 Dan Smp Negeri 5 Kota
Bandung Tahun 2015.” TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education 2, no.
1 (2015): 68.
Akhmadi, Agus,Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran MasaDepan,
Yogyakarta: Araska, 2015.
Atsnan, MF., Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP
Kelas VII Materi Bilangan”,Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematikadengan tema Penguatan Peran Matematika dan PendidikanMatematika untuk
Indonesia yang Lebih Baik

12

Anda mungkin juga menyukai