Anda di halaman 1dari 49

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI

KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA POKOK PEMBAHASAN PELUANG KELAS XI

Dosen Pembimbing : Wulan Trisnawaty,S.Pd.M.Pd.

YULIANA VIVINANA NDIWUNG

1684202016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA INSAN MANDIRI

SURABAYA

2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunianya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

proposal yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Investigasi

Kelompok terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok pembahasan

Peluang Siswa Kelas X Imam Syafi’i tahun ajaran 2019/2020” .

Penulisan proposal, penelitian banyak mengalami kesulitan dan tantangan

karena dengan terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki, tetapi berkat

saran dan arahan dari Ibu Dosen Pembimbing maka kesulitan bisa teratasi.
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

B. Rumus Masalah .........................................................................................4

C. Batasan Masalah ........................................................................................5

D. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian......................................................................................5

F. Definisi operasional....................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu…………………………...........................................8

B. Hakekat Pelajaran Matematika……………………………......................10

C. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Investigasi Kelompok....................11

D. Kerangka Berfikir......................................................................................25

BAB III KEGIATAN PPL

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ......................................................28

B. Populasi .....................................................................................................28

C. Sampel........................................................................................................28

D. variabel dan Definisi Operasional..............................................................29


iv

E. Instrumen Penelitian................................................................................29

F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................30

G. Teknik Analisis Data...............................................................................30


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar adalah adanya perubahan tingka laku seseorang yaitu dengan suatu

pengalaman. Perubahan tingka laku tersebut antara lain melalui perubahan

keterampialn, kebiasaan , sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi.

Adapun pengalaman dalam peroses belajar ialah bentuk interaksi antara

individu dengan lingkungan-lingkungannya.

Guru bersedia mendukung proses kontruksi pengetahuan pada diri siswa yang

diantaranya adalah memikirkan beberapa kegiatan dan kreatifitas yang dapat

merangsang siswa berfikir, memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi sehingga

interaksi siswa di dalam kelas dapat hidup, serta memberikan kebebasan kepada siswa

untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran mereka.

Kreativitas individu tidak lahir dengan sendirinya tetapi dilahirkan melalui

tatanan kehidupan masyarakat.Tatanan kehidupan di lembaga kehidupan pendidikan

secara formal yang paling domain adalah pembelajaran.prktik pembelajaran di

lembaga pendidikan belum secara serius dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

yang saling untuk memberikan peluang siswa belajar cerdas,kritis,kreatif dan

memecahkan masalah.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses

pembelajaran. Proses pembelajarannya masih terbatas pada proses transfer of

knowledge,bersifat verbalistik, dan cenderung bertumpu pada kepentingan pengajar


2

dari pada kebutuhan siswa. Dalam proses pembelajaran,anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir.proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan

kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi sehingga rendahnya kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek yang penting

dalam pembelajaran matematika. Menurut Sugiman( dalam sunendar ;2017:87 )

pembelajaran matematika di sekolah seharusnya berfokus pada peningkatan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika yang meliputi aspek

pengetahuan, konsptual/ prosedural,strategi, komunikasi, dan akurasi. Pendapat

tersebut juga sejalan dengan permendiknas No 22 tahun 2006, tentang standar isi mata

pelajaran matematika SMP yang menyatakan bahwa ada lima tujuan mata pelajaran

matematika yang salah satu dari lima tujuan tersebut adalah agar siswa mampu

memecahkan masalah matematika yang meliput kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh. Berdasarkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika

masih kurang, siswa cenderung kurang mampu memahami maksud soal dan cenderung

melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan. Selain itu Model pembelajaran

yang digunakan di MA Imam Syafi’i Surabaya masih menggunakan model

pembelajaran konvensional sehingga siswa cenderung kurang terlibat aktif dalam

proses pembelajaran sehingga mengakibatkan kemampuan memecahkan masalah

siswa terbilang masih rendah.


3

Persoalan di atas sangat sulit dipecahkan dengan segera, membiarkan

persoalan tersebut berlarut-larut tanpa ada penyelesaian merupakan tindakan tidak

bijaksana. Oleh karena itu, Untuk mengatasi persoalan tersebut, salah satu cara yang

bisa dilakukan adalah mengkaji secara mendalam persoalan tersebut berdasarkan

rujukan filosofi atau PP No.19 Tahun 2005 Rujukan filosofi tersebut membahas

tentang standar nasional pendidikan yang dianataranya mengatur standarisasi proses

pembelajaran sehingga di lembaga pendidikan diharapkan ada pembaharuan

pembelajaran dengan model yang inovatif. Model pembelajaran kooperatif diyakini

dapat memberi peluang siswa untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan

mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. meskipun

model pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa ,bukan berarti

pengajar tidak berpartisipasi. sebab, dalam proses pembelajaran, pengajar berperan

sebagai perancang, fasilitator ,dan pembimbing proses pembelajaran.

Karli dan Yuliariatiningsih ( ) Menyatakan bahwa metode pembelajaran

kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur

kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu

sendiri.

Penjelasan teori H. Karli dan Yuliartiatiningsih tersebut sejalan dengan model

pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung

jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan

manusia sosial. sebab, siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan
4

dan penciptaan kerja dalam kelompok dan berbagai pengetahuan serta tanggung

jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Model

pembelajaran kooperatif yang digunakan peneiti dalam penelitian kali adalah model

investigasi kelompok,pada model pembelajaran ini siswa secara aktif terlibat dalam

perencanaan dan pelaksanaan penyelidikan dan menyajikan temuan mereka kepada

rekan lain- lain.

Investigasi kelompok dimulai dengan guru menyediakan situasi stimulus atau

masalah. Siswa kemudian mendefiniskan lebih tepat masalah yang akan diteliti,

menetukan peran yang diperlukan untuk melakukan investigasi, mengorganisir diri

untuk mengumpulkan informasi,menganalisa data yang diteliti,menentukan peran

yang diperlukan untuk melakukan investigasi, mengorganisir diri untuk

mengumpulkan informasi,menganalisa data yang dikumpulkan, mempersiapkan dan

menyajikan laporan,dan mengevaluasi hasl kerja mereka dan proses yang mereka

gunakan.

Mengacu dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka peneliti

tertrik mengambil judul penelitian : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Investigasi kelompok Terhadap Temampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok

Pembahasan materi tentang matriks.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas,maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu


5

Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika pokok pembahasan tentang Peluang kelas XI

Mipa MA Imam Syafi”i.

1.3 Batasan Masalah

Batasan penelitian bertujuan untuk membatasi masalah yang akan dibahas dan

memperlancar proses pelaksanaan penelitian . Adapun batasan objek penelitian ini yaitu

terbatas pada materi dan kemampuan pemecahan masalah yang akan diteliti, dimana materi

yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah materi matematika tentang matriksdan

kemampuan dalam pemecahan masalah yang diukur yaitu kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal uraian yang diberikan pada akhir pertemuan setelah diberikan model

pembelajaran investigasi kelompok .

1.4 Tujuan penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran investigasi
kelompokterhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pokok pembahasan
tentang matrkis siswa kelas XI di Ma Imam Syafi’i Tahun Ajaran 2019/2020

1.5 Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini yaitu dapat membantu perkembanga pengetahuan khususnya yang

terkait dengan metode pembelajaran dalam pembelajaran matematika .

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Guru Matematika


6

Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh Guru

sebagai alternatif dalam proses pembelajaran di kelas untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

2. Bagi Siswa

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa,melatih

siswa untuk berinteraksi secara aktif dalam pembelajaran baik antara siswa maupun

antar siswa dan guru.

3. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai

calon Pendidik

E. Definisi Operasional
1. Investigasi kelompok

Ibrahim menuyatakan bahwa Group Investigation atau kelompok penyelidikan

merupakan suatu rencana organisasi kelas umum. Didalam tatana ini siswa bekerja sama

dalam kelompok- kelompok kecil menggunakan inquiri kooperatif ,diskusi kelompok dan

perancanaan serta proyek kooperatif . Dalam GI (Group Investigation ) siswa tidak hanya

bekerja sama namun terlibat merencanakan baik topik untuk dipelajari dan prosedur

penyelidikan yang digunakan.

2. Pemecahan masalah

Kemampuan memecahkan masalah adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh

Siswa terutama proses perkembangan siswa .pemecahan masalah adalah suatu proses atau
7

upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu atau

metode jawaban belum tampak jelas. Memecahkan suatu masalah itu bisa merupakan

menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan

matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan atau

menciptakan atau menguji konjetur.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Persamaan dan perbedaan dengan penelitian lainnya digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk menyusun kerangka dalam penelitian . peneliti mengadakan telaah

pustaka dari peneliti sebelumnya yang berkaitan degan mempertimbangkan kedekatan

variabel-variabel yang digunakan.

Tabel 2.1 penelitian terdahulu

N Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


o
1 Efektivitas model 1. Mengkaji model 1. Meneliti pada materi

pembelajaran kooperatif pembelajaran yang pelajaran berbeda,

dengan model pembelajaran sama yakni model yakni peneliti terdahulu

investigasi kelompok) pembelajaran meneliti tentang materi

terhadap peningkatan investigasi kelompok pokok kubus dan

kemampuan investigasi 2. Meneliti jenjang balok,sedangkan


mengkaji model
kelompok matematika siswa peneliti sekarang
pembelajaran yang
kelas XI Mipa Ma Imam materi matriks
8

Syafi’i Surabaya Tahun sama yakni model 2. Mengkaji tentang


pembelajaran
ajaran 2019/ 2020 kemampuan tentang
investigasi kelompok
pemecahan

masalahmatematika

oleh peneliti yang

sekarang,sedangkan

penelitian terdahulu

menkaji tentang

kemampuan

investigasi

3. Lokasi penelitian

sekarang berlokasi di

Ma Imam Syafi’i

4. penelitian sekarang

menggunakan desain

penelitian true

Eksperimental design

tipe post test only

control desain,

sedangkan penelitian

terdahulu

menggunakan desain

penelitian pre
9

experimental designs

dengan jenis one

group pretest –

posttest design

2. Perbandingan prestasi 1. Mengkaji model 1. lokasi penelitian


pembelajaran yang
belajar antara model berbeda,penelitian
sama yakni model
kooperatif investigasi pembelajaran grup sekarang berlokasi di
investigasi.
kelompok dengan jigsaw Ma Imam Syafi’i
2. meneliti jenjang Ma
ditinjau dari perbedaan Imam Syafi’i

jenis kelamin pada 2. mengkaji tentang


kemampuan
pelajaran matematika siswa
pemecahan masalah
kelas XI Mipa di Imam
matematika oleh
Syafi’i tahun pembelajaran peneliti yang
sekarang,sedangkan
2019/2020
peneliti terdahulu
mengkaji tentang
prestasi belajar siswa.
3. Penerapan pembelajara Mengkaji model 1. penelitian sekarang
pembelajaran yang sama
kooperatif model mengkaji tentang
yakni model
investigasi kelompok ) kemampuan
pembelajaran investigasi
dalam meningkatkan kelompok pemecahan masalah

prestasi siswa matematika,sedangka

n penelitian terdahulu

ini mengkaji tentang


10

prestasi belajar.

2. meneliti padamateri
pelajaran
berbeda,yakni peneliti
terdahulu meneliti
tentang materi pokok
pembahasan
3. lokasi penelitian
sekarang berlokasi di
Ma Imam Syafi’i dan
penelitian terdahulu di
Ma Imam Syafi’i juga
4. penelitian sekarang
meneliti siswa Ma
Imam Syafi’i

2.2 Hakekat Pelajaran Matematika

“Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku”. “Belajar dapat

dipahami sebagai berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu pengetahuan dan

kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh

pengetahuan ,prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Belajar

disimpulkan terjadi, bila tampak tanda-tanda bahwa prilaku manusia berubah sebagai akibat

terjadinya proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

siswa atau siswa.


11

Guru harus memahami hakekat materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran.

Hakekat matematika berkenan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang

diatur menurut urutan yang logis. Sehngga dapat disimpulkan bahwa belajar matematika

adalah suatu aktivitas mental yang tinggi untuk memahami arti dari struktur-struktur,

konsep-konsep kemudian menerapkannya dalam situasi nyata sehingga terjadi perubahan

tingka laku dalam bentuk pengetahuan,keterampilan dan sikap.

Kegiatan pembelajaran matematika berorientasi pada upaya menerapkan cara berpikir

matematik. Jadi pembelajaran matematika merupakan alat dan proses untuk membentuk

pola pikir siswa dalam pemahaman suatu pengertian/ konsep maupun penalaran suatu

hubungan dari pengertian-pengertian itu. Selain itu,siswa dilatih untuk membuat

terkaan,perkiraan,kecendrungan berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang dikembangkan

melalui contoh-contoh khusus. Melalui pembelajaran matematika diharapkan agar siswa

memiliki kemampuan berpikir secara logis, rasional,kritis,cermat,efektif dan efisien.

Materi Peluanng

1. Kaidah Pencacahan

 Aturan perkalian

Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam m cara dan kejadian kedua dapat terjadi dalam n cara

maka dua kejadian tersebut dapat terjadi bersama-sama dalam m x  n cara.

Misalkan Peristiwa 1 dapat terjadi dalam n1 cara.

:
12

  Peristiwa 2 dapat terjadi dalam n2 cara.


  Peristiwa 3 dapat terjadi dalam n3 cara.
  ……………………………………………
  Peristiwa k dapat terjadi dalam nk cara.

Banyak cara k peristiwa dapat dilaksanakan secara berurutan adalah:

n = n1 x n2 x n3 x … x nk

 Faktorial

Perkalian n bilangan asli pertama disebut n faktorial, dinotasikan (dilambangkan) dengan n!.

n! = n x (n-1) x (n-2) x (x-3) x … x 3 x 2 x 1

8! = 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1

 Permutasi

Permutasi adalah cara membentuk susunan terurut (urutan diperhatikan) dari sebagian atau

seluruh anggota himpunan yang disediakan.

Rumus banyak permutasi:


13

Misalkan dalam 5 buah data akan diambil 2 data. Dengan urutan diperhatikan (misal: data 1 dan

2 berbeda dengan data 2 dan 1), berapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil 2 data

tersebut?

Jawab:

 permutasi yang memuat beberapa unsur

Misalkan terdapat angka 6, 6, 6, 7, 7, 8, dan 9. Angka tersebut akan dibentuk beberapa bilangan

yang terdiri dari 7 angka. Berapa bilangan yang dapat dibentuk?

Jawab:

Terdapat 3 angka 6 
Terdapat 2 angka 7 
Terdapat 1 angka 8 
Terdapat 1 angka 9 
n
 
  =7

1.5. Permutasi Siklis

Permutasi siklis adalah susunan terurut unsur-unsur yang membentuk lingkaran (kurva tertutup).

Rumus banyak permutasi siklis dari n unsur adalah:


14

1.6. Kombinasi

Kombinasi adalah cara membentuk susunan (urutan tidak diperhatikan) dari sebagian atau

seluruh anggota himpunan yang disediakan.

Rumus banyak kombinasi:

Misalkan dalam 5 buah data akan diambil 2 data. Dengan urutan tidak diperhatikan (misal: data 1

dan 2 sama dengan data 2 dan 1), berapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil 2 data

tersebut?

Jawab:

2. Peluang Suatu Kejadian

1. Menentukan Peluang Kejadian

Rumus menentukan peluang kejadian dengan pendekatan frekuensi relatif:

Rumus menentukan peluang kejadian menggunakan ruang sampel:


15

Keterangan:

P(A) = peluang kejadian A


n(A) = banyak anggota himpunan kejadian A
n(S) = banyak anggota himpunan ruang sampel S

Rumus menentukan peluang komplemen (yang bukan) suatu kejadian:

3. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan kejadian A adalah banyaknya kejadian A yang diharapkan terjadi dalam

beberapa kali percobaan dengan rumus:

Keterangan:

= frekuensi harapan kejadian A


N = banyak percobaan
P(A) = peluang kejadian A

4. Peluang Kejadian Majemuk

1. Peluang Gabungan Dua Kejadian

Peluang gabungan dua kejadian (kejadian A atau kejadian B) ditulis   ditentukan dengan

rumus berikut:
16

 rumus berikut:

Keterangan: S adalah ruang sampel.

3.2. Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Asing

Rumus peluang gabungan dua kejadian yang saling asing adalah:


17

5. Peluang kejadian saling bebas

Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas jika kejadian A tidak

terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya. Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas,

berlaku rumus:

6. Peluang Dua Kejadian Bersyarat

Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bersyarat jika kejadian A

bergantung pada kejadian B atau sebaliknya.

Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dahulu ditentukan dengan rumus:

Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu ditentukan dengan rumus:
18

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

a. Model Pembelajaran Kooperatif

1). Pengertian model pembelajaran kooperatif

“pembelajaran kooperatif merupakan model belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda”.

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

2). Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggung bersama

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,seperti milik

mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa setiap anggota didalam kelompoknya memiliki

tujuan yang sama Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di

antar anggota kelompoknya.

d. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadia/penghargaan yang juga akan

dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.


19

e. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangan

dalam kelompok kooperatif

3). Karateristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Salvin mengemukakan tiga konsep sentral karateristik pembelajaran kooperatif:

a. penghargaan kelompok penghargaan ini diperoleh jika kelompok mencapai skor


diatas kriteria yang yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada
penampilan pada individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan
antar personal yang saling mendukung, membantu dan peduli.

b. pertanggungjawaban individu

Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran individu dari semua

anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan aktivitas anggota

kelompok yang saling membantu dalam belajar.

Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota

siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan

teman sekelompoknya.

c. kesempatan yang sama untuk mencakup keberhasilan.

pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing yang mencakup nilai

perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang

dulu dengan menggunakan metode skorsing ini siswa yang berprestasi


20

rendah,sedang tau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk hasil dan

melakukan yang terbaik bagi kelompoknya .

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Ibrahim merangkum tiga tujuan penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu:

a) Hasil belajar akademik

Beberapa Ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membntu siswa
memahami konsep-konsep sulit.

Para pengembangan model ini menunjukan bahwa model struktur


penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar
akademik,perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. disamping itu,
pelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan,baik kepada kelompok siswa
bahwa maupun kelompok siswa atas , yang bekerja sama menyelesaikan tugas-
tugas akademik

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari

siswa-siswa yang berbeda berdasarkan ras,budaya,kelas sosial, kemampuam dan

tidak kemampuannya.pembelajaran kooperatif memberi Peluang bagi siswa dari

berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada

tugas-tugas akademik dan struktur penghargaan kooperatf dan belajar saling

menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan pengembangan keterampilan sosial adalah mengajarkan pada siswa

Keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.keterampilan-keterampilan sosial


21

penting dimiliki oleh siswa sebab banyak dianata mereka yang keterampilan

sosialnya masi kurang.

b. Investigasi Kelompok

1. Pengertian Investigasi Kelompok

Investegasi kelompok merupakan metode yang melibatkan siswa sejak

perencanaan,baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investegasi. Metode ini menuntun para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok ( ground process

skilss). Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya

pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi

menuju pembentukan manusia sosial. Model pembelajaran kooperatif dipandang

sebagai proses pembelajaran aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses

pembentukan dan penciptaan. Kerja dalam kelompok dan berbagai pengetahuan serta

tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.

Guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas

menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok beranggotakan dua hingga enam

siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan

atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap topik tertentu. Para siswa

memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai

sub topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan laporan di depan

kelas secara keseluruhan.


22

Thelen adalah orang pertama yang memperkenalkan GI (penyelidikan kelompok).

Dia percaya bahwa kelas harus diatur untuk mencerminkan tatanan sosial yang lebih

besar dan siswa harus diminta untuk bekerja dalam kelompok pemecahan masalah

demokrasi untuk mempelajari masalah-masalah akedemis dan kehidupan nyata

menggunakan proses demokrasi dan metode penyelidikan ilmiah.

Investigasi kelompok yaitu dimana siswa itu secara aktif terlibat dalam

perencanaan dan pelaksaan penyelidikan dengan menyajikan temuan mereka kepada

rekan dan lain-lain. Investigasi kelompok dimulai dengan guru menyediakan situasi

stimulus atau masalah. Kemudian siswa mendefinisikan lebih tepat masalah yang akan

diteliti, menentukan peran yang diperlukan untuk melakukan investigasi, mengorganisir

diri untuk mengumplkan informasi, menganalisa data yang dikumpulkan,

mempersiapkan dan menyajikan laporan, mengevaluasi hasil kerja, yaitu dengan proses

yang mereka gunakan.

Peneliti dapat menyipulkan bahwa investigasi kelompok adalah model

pembelajaran yang membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota yang

heterogen dimana siswa diberikan kesempatan untuk memilih topik sendiri kemudian

mempelajarai dan memahami masalah-masalah yang ada dalam topik yang dipilih

kemudian mempresentasikan temunya pada kelompok lain atau teman-teman kelasnya.

Kesuksesan dari implementasi investigasi kelompok sebelumnya menuntut

pelatihan dalam kemanpuan komunikasi dan sosial. Komunikasi dan interaksi

kooperatif diantara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam

kelompok kecil. Yaitu dimana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif bisa terus bertahan. Dalam memperluas keterampilan siswa. Ada beberapa
23

hal yang diidentifikasikan oleh Douglas Heath untuk menunjang dalam beberapa

keberhasilan:

a). Adaktif keterampilan kecerdasan,seprti kemampuan analisis, organisasi dan

penilaian yang baik.

b). Motivasi komitmen untuk bekerja keras.

c). Memahami dan mengolah hubungan interpersonal.

d). kemampuan komunikasi,seperti empati

e). Disiplim pengetahuan dan kompetensi

f). Merawat perhatian dan kesabaran dengan orang lain.

g). Adaptif sikap bekerja dan kebiasaan: relibealitasi , objektivitas,dan ketegasan.

h). Perspektif imajinatif.

i). Dewasa rasa diri: percaya diri,dan kesehatan mental.

j). Memiliki etika

Ansumsi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yaitu:

a). Untuk meningkatkan kemampuan kretaivitasi siswa dapat ditempuh melalui

pengembangan kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan proses kreatif

menuju suatu kesadaran dengan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit

mendukung kreativitas.
24

b). Komponen emosional lebih penting dari pada intelektual,yang tak rasioanl lebih

penting dari pada yang rasional.

c) Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus

lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.

2. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Investigasi kelompok

Langakah-langkah dari kegiatan pembelajaran investigasi yaitu :

a. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok

 Para siswa meneliti beberapa sumber,mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran.

 Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah

mereka pilih.

 Komposisi kelompok berdasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen.

 Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitas pengaturan.

b. Merencanakan tugas yang akan di pelajari para siswa merencanakan bersama antara lain:

Apakah yang akan kita pelajari?, bagaimana kita mempelajarinnya? ,siapa melakukan

apa? ( pembagian tugas) dan untuk kepentingan apa kita menginvestigasi topik?

c. Melaksanakan investigasi

1) Para siswa mengumpulkan informasi,menganalisis data, dan membuat Kesimpulan.

2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

Kelompoknya.
25

3) Para siswa saling bertukar,berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesis gagasan

d. Menyiapkan laporan akhir

1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan ensensial dari proyek mereka.

2) Para anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan ,dan bagaimana

mereka akan membuat presentasi mereka.

3) wakil-wakil kelompok membentk sebuah panitia acara untuk Mengkoordinasikan

rencana-rencana presentasi.

4) mempresentasikan laporan akhir.

5) presentasikan yang dibuat untuk seluh kelas dalam berbagai macam bentuk.

6) bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif

7) .para pendengar tersebut mengvaluasi kejelasan dan penampilan persentasi

Kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas

e. Evalusai

1) para siswa saling memberikan umpan balik mengrnai topik tersebut, Mengenai

keevektifan pengalaman-pengalaman mereka.

2) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

3) penIlaian atas pembelajaran harus mengavaluasi pemikiran tingg

3. Kelebihan dan Model Investigasi kelompok

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan maupun kekurangan. Adapun

kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran investigasi kelompok adalah sebagai

berikut:
26

a. kelebihan

1. Secara pribadi

 Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas

 Memberi semangat untuk berinisiatif,kreatif danaktif

 Rasa percaya diri dapat lebih meningkat

 Dapat belajar untuk memecahkan dan menanganinsuatu masalah

 Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik

2. secara sosial

 Meningkatkan belajar bekerja sama

 Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru

 Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

 Belajar menghargai pendapat orang lain

 Meni ngkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

3. secara akademis

 Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan atas jawaban yang diberikan

 Bekerja secara sistematis

 Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang

 Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya

 Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat

 Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu

kesimpulan yang berlaku umum


27

b. kekurangan meliputi :

Sedikitnya materi yang disampaikan pada suatu kali pertemuan

 Sulitnya memberikan penilaian secara personal

 Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran Group Investigation. Model

ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk

memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri.

 Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

 Siswa yanng tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan

saat menggunakan model ini.

3. Pemecahan Masalah Matematika

a . pengetrian pemecahan maslah

“ Pemecahan masalah dalam matematika adalah proses menemukan jawaban dari

suatu pernyataan yang terdapat dalam suatu cerita,teks,tugas-tugas dan Situasi dalam

kehidupan sehari-hari”.

Pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan

guna mencapai tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Sedangkan pemecahan

masalah menurut Made Wena, “ pemecahan masalah adalah petunjuk untuk

melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam

menyelesaikan suatu maslah. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemecahan masalah

adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang ketika memperoleh kesulitan yaitu

dimana kesulitan itu belum dia tau cara menyelesaikannya.


28

Pelajaran matematika dan pemberian soal adalah bentuk permasalahan yang

diberikan kepada siswa dan bagaimana siswa menggunakan kemampuannya untuk

berpikir kritis dalam menyelesaikan setiap soal yang diberikan. Kemampuan

menjawab soal matematika dapat dikategorikan sebagai bentuk pemecahan masalah

pada siswa karena siswa dituntut untuk dapat menggunakan kemampuan penalaran

atau daya pikirnya untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang diberikan.

Pemecahan masalah merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan

sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba untuk menyelesaikan. Dalam

perspektif psikologis, masalah antara lain :

1) Masalah yang terdapat dalam metode untuk memecahkannya dan metode tersebut

telah diketahui siswa.

2) Masalah yang belum diketahui pemecahannya oleh siswa sementara orang lain

suda mengetahuinya.

3) Masalah yang sama sekali belum diketahui bagaimana metode pemecahannya dan

belum ada data untuk mencari solusinya.

Mengidentifikasi pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika ada tiga yaitu:

1) Pemecahan masalah dapat berfungsi sebagai konteks, (problem sloving context)

Pemecahan masalah sebagai konteks dalam hal ini,masalah sebagai sarana untuk

mengajarkan suatu topik matematika. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk

memahami konsep matematika dan bukanlah pemecahan masalahan itu sendiri.

Masalah dalam pembelajaran matematika disini berperan sebagai berikut:

a) Justifikasi dalam mengajarkan matematika.


29

b) sebagai motivasi yang spesifik untuk suatu topik,dim masalah digunakan

untuk mengenalkan suatu topik melalui pemecahan secara eksplisit.

c) sebagai rekreasi ,dimana masalah matematika menjadi tantangan atau

permainan yang menyenangkan bagi siswa agar semakin terampil dan

mahir.

d) sebagai usaha untuk mengembangkan suatu keterampilan baru yaitu

diberikan dalam urutan yang tertentu untuk mengenalkan siswa pada materi

baru dan sebagai konteks untuk bahan diskusi selanjutnya.

2) Pemecahan masalah sebagai keterampilan (problem solving as skill)

Pemecahan masalah sebagai keterampilan yaitu berupa Kemampuan untuk

memperoleh solusi dari masalah yang dihadapinya. Meskipun pemecahan masalah dapat

di interprestasikan sebagai suatu keterampilan, asumsi pedagogi dan epistimologi yang

mendasarinya adalah keterampilan merupakan penguasaan suatu strategi atau teknik

pemecahan masalah. Siswa dikenalkan dengan langka-langka teknik tersebut.

3) pemecahan masalah sebagai seni ( problem solving as art ).

Dalam hal ini matematika merupakan pemecahan masalah itu sendiri, pembelajaran

matematika di mulai dari pemecahan masalah sebagai konteks untuk memperkenalkan,

memahami konsep atau prinsip matematika, kemudia konsep atau prinsip yang telah

berhasil dipahami lalu diterapkan dalam soal-soal pemecahan masalah untuk melati

keterampilan siswa.
30

Kemempuan pemecahan masalah merupakan keterampilan yang diperoleh siswa

dari belajar matematika, sehingga latihan merupakan hal yang penting agar siswa

semakin terampil. Semakin siswa berpengalaman dalam memecahkan bragam masalah

semakin baik pula kemampuan untuk memecahkan masalahnya. Ada tiga aspek yang

mempengaruhi kemempuan siswa dalam memecahkan masalah antara lain :

a) Keterampilan siswa dalam mempersentasikan masalah.

b) Keterampilan siswa dalam memahami ruang lingkup masalah

c) Struktur keterampilan siswa

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dilihat dari aspek lingkungan, belajar dan guru, antara lain menyediakan lingkungan

belajar yang mendorong kebebasan siswa untuk berekspresi, menghargai pertanyaan

siswa dengan ide-idenya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari dan

menemukan solusi dengan cara sendiri, memberi penilaian terhadap orisinalitas ide

siswa dan mendorong pembelajaran kooperatif yang mengembangankan kreativitas

siswa

b) Strategi Pemecahan Masalah

tahap-tahap strategi operasional dalam pemecahan masalah yang dikemukakan Wankat dan

Oreovocs adalah :

1) Saya mampu/bisa : tahap membangkitkan motivasi dan membangun /menumbuhkan

keyakinan diri siswa.

2) Mendefinisikan: membuat daftar hal yang tidak diketahui, menggunakan gambar grafis

untuk memperjelas permasalahan


31

3) Mengeksplorasi: merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

membimbing yaitu untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi

4) Merancanakan : mengembangkan cara berpikir logis siswa untuk menganalisis

masalah dan menggunakan flowchart untuk menggambarkan permasalahan yang

dihadapinya.

5) Mengerjakan: membimbing siswa secara sistematis untuk memperkirakan jawaban

yang mungkin guna untuk memecahkan masalah yang dihadapi

6) Mengkoreksi kembali: membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang

dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan

7) Generealisasi: membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan dalam hal ini siswa

didorong untuk melakukan umpan balik dan mengkoreksi kembali kesalahan yang

mungkin ada.

4. Hubungan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Dengan Kemampuhan

Pemecahan Masalah Matematika

Pembelajaran investigasi kelompok merupakan suatu pembelajaran yang prosesnya

melibatkan siswa sepenuhnya dalam kegiatan pembelajaran. Siswa secara aktif yaitu

terlibat dalam perencanaan dan pelakasanaan penyelidikan dan menyajikan temuan mereka

keoada rekan dan lainnya. Investigasi kelompok dimulai dari guru menyediakan situasi

stimulus atau masalah. Siswa kemudian mendefinisikan lebih tepat masalah yang akan

diteliti, menentukan peran yang diperlukan untuk melakukan investigasi, mengorganisir

diri untuk mengumpulkan informasi, menganalisa data yang dikumpulkan mempersiapkan

dan menyajikan laporsn, serta mengevaluasi hasil kerja mereka dengan yang mereka

guanaka. Ketrelibatan siswa dalam setiap proses belajar merupakan bagian penting dalam
32

pengembagan kemampuan siswa itu sendiri, kerena keterlibatan tersebut merupakan

kegiatan intelektual dan sosial-emosional.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan

siswa dalam pemecahan masalah matematika, kemampuan pemecahan masalah

matematika merupakan seseorang melakukan serangkaian proses dalam mencari solusi

atas masalah yang dihadapi. Untuk memperoleh kemampuan pemecahan masalah,

seseorang harus memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah

berdasarkan uraian diatas, perlu adanya upaya untuk mengembangkan kemempuan

matematika pada diri siswa terhadap pembelajaran matematika. Kemempuan metematika

yang perlu dikembangkan diantaranya adalah kemampuan pemecahan masalah

matematika. Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu alternatif

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi

matematika siswa dalam pembelajaran matematika.

2.3 Kerangka Berfikir

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses untuk menciptakan lingkungan

belajar siswa dengan menggunakan suatu rancangan pembelajaran yang sesuai sehingga

dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa. Dua hal penting yang merupakan

bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat, yaitu pola berpikir

kritis dan kreatif. Pola pikir seperti ini yang perlu dikembangkan, terlebih dalam

menghadapi persaingan global. Dengan pola pikir seperti ini diharapkan siswa mampu

menyelsaikan masalah yang mereka hadapi. Hal ini menujukkan pentingnya matematika

sebagai saranan dalam memecahkan masalah.


33

Pembelajaran matematika yang terjadi di MA Imam Syafi’i cenderung berpusat pada

guru yaitu menerapkan model pembelajaran konvesioanal dengan pembelajaran seperti ini,

partisipasi dan keaktifan siswa yang dihadapi guru adalah rendahnya kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah. Hal ini semakin terlihat saat guru memberikan soal dengan

sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih. Hasilnya beberapa siswa saja yang

mampu menyelsaikan soal tersebut dengan benar, sedengkan yang lain masih merasa

kesulitan untuk memecahkan masalah yang diberikan.

Faktor yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dilihat dari aspek lingkungan belajar dan guru. Guru menyediakan lingkungan belajar yang

mendorong kebebasan siswa untuk berprestasi, menghargai pertanyaan siswa dengan ide-

idenya. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari dan menemukan solusi dengan

cara sendiri.

Model pembelajaran kooperatif yang dpilih oleh peneliti pada penelitian kali ini adalah

model pembelajaran investigasi kelompok. Dengan ini siswa diberikan kesempatan untuk

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri,bekerja sama dengan siswa lain untuk

memahami konsep,menjelaskan konsep dengan kata-kata mereka sendiri,serta

mengaplikasikan konsep yang telah mereka peroleh untuk memecahkan masalah. Dalam

pelaksanaan,peran guru adalah sebagai fasilitator proses pembelajaran. Dengan menerapkan

model pembelajaran investigasi kelompok diharapkan pembelajaran matematika menjadi

lebih bermakna dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan meningkat.
34
35

BAB : III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Recangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian eksperimen , dengan

pendekatan kuantitatif . pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka

dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistik berdasarkan data

kuantitatif yang dikumpulkan melalui tes dari subyek penelitian dengan tujuan, untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh teartment ( perlakuan) tertentu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanitatif, dengan maksud penelitian yang

menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistik

berdasarkan data kuantitatif yang dikumpulkan melalui tes subjek penelitian dengan tujuan,

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah teempat melakukan penelitian yaitu guna untuk

memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilakasanakan di Madrasah Aliyah Imam Syafi

Surabaya.

Alasan saya memilih penelitian di Ma Imam Syafi’i yaitu : Berdasarkan pengamatan

yang di lakukan pada saat melaksanakan PPL bahwa siswa pada saat pembelajaran

Matematika berlansung kebanyakan siswa kurang aktif.


36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yaitu wilaya generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Suharismi Arikunto menyatakan

bahwa, populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Dari pendapatan para ahli di atas dapat kita ketahui bahwa popilasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas XI Ma Imam Syafi’i terdiri dari dua kelas.

2. Sampel

1. Sampel adalah bagian dari junmlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster

rondom sampling atau bisa dikatakan juga sebagai area sampling. Teknik cluster

rondom sampling ini digunakan untuk menentuka sampel bilangan obyek yang akan

diteliti atau sumber data yang sangat luas. Dengan demikian, berdasarkan jumlah

populasi kelas XI Ma Imam Syafi’i yang terdiri dari 52 , maka kelas yang diambil

peneliti sebagai sampel adalah kelas XI MIPA yang jumlahnya terdiri dari 29 siswa .

2. Teknik Pengambilan Sampel

1. Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik

penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi

setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya

menggunakan nomor undian.


37

Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat

pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap

sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak

diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode

yang paling sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 

Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel

penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah

kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing

kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.

Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat

menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok

tersebut.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini

dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan  metode Cluster Random Sampling antara

lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.

Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di

RS A dan lain sebagainya.


38

5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga

atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian pada dasarnya dalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yng

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan. Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan

menjadi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen sering disebut

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut variabel bebas.

Variabel dependen sering disebut variabel out put, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa

indonesia sering disebut variabel bebas.

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab

perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan

variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment,

dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel

lainnya. Contoh Variabel Bebas (Independen) seperti “Pengaruh Terapi Musik terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan”.


39

2. Pengertian Variabel Despenden (Variabel Terikat)

Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari

adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi

oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel

terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan

variabel efek. Contoh Variabel Terikat (Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap

Penurun Tingkat Kecemasan

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes yang

digunakan untuk mengetahui : pengaruh penerapan model pembelajaran invesigasi

kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pokok pembahasan pelu

Data dikumpulkan melalui tes. Metode tes ini digunakan untuk memperoleh skor

kemampuan siswa menyelesaikan soal uraian yang digunakan sebagai sampel dalam

penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok .

tes akan diberikan pada akhir pembelajaran baik kepada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes, subjektif (esai) yang sejajar dengan

materi atau isi pelajaran yang di berikan. Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman

penskoran rubrik untuk kemampuan pemecahan masalah matematika sebagai berikut.


40

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langka yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan data , maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. “Pengumpulan data

adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini yaitu :

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majala, agenda dan sebagainya. Metode

dokumentasi ini agak tidak begitu sulit ,dalam arti apabailah ada kekeliruan sumber

datanya masih tetap, belum berubah. Dengan dokumentasi data yang diamati bukan

benda hidup tapi benda mati. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini

melalui pedoman dokumentasi adalah data-data mengenai dokumen atau arsip yang

ada di Ma Imam Syafi’i Surabaya. Data tersebut berupa gambaran umu Ma Imam

Syafi’i, seperti sejarah berdirinya ,letak geografisnya, keadaan sarana dan prasarana,

keadaan guru, keadaan siswa,kedaan pegawai yang ada di Ma Imam Syafi’i serta data-

data lain yang sekiranya dibutuhkan, misalnya data tentang kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dengan

melakukan post-test.

b. Metode wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknis pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga
41

diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan

melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. Pedoman wawancara yang

digunakan disini adalah pedoman wawancara tidak terstruktur, dimana pedoman

wawancaranya memuat garis besar yang akan ditanyakan. peneliti akan melakukan

wawancara dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana respon guru dan siswa

terhadap penerapan model pembelajaran model investigasi kelompok pada materi

tentang peluang

c. Metode Tes

“ Menurut Arikunto tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tujuan penggunaan tes dalam

penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

menyelesaikan soal yang diberikan pokok bahasan peluang

Tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah tes tertulis. Tes tertulis yaitu suatu
tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis ada 2
macam yaitu tes obyektif ( pilihan ganda ) dan tes subyektif (Essay) atau esay adalah
relatif, tergantung pada kemampuan si penjawab tes.

3.7 Teknik Analisis Data

a. Hasil Tes

Hasil tes yang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah

matematika yang dianalisis secara kuantitatif deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel
42

ditribusi frekuensi. Kategori kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dilihat

pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Skala kategori Kemampuan

SKOR KATEGORI KEMAMPUAN

0 – 20 Sangat Rendah

21 -41 Rendah

41-60 Sedang

61- 80 Tinggi

81 – 100 Sangat Tinggi

b. Uji Hipotesis

1) uji prasyarat

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda ( t-tes) sebelu melakukan

uji beda ( t-tes) terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji normalitas dan uji

homogenitas sebagai prasyarat uji hipotesis.

2) Uji Normalitas

“ Menurut Sugiyono bahwa sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas data sebagai syarat analisis data selanjutnya.

Pengujian normalitas dilakikan untuk mengetahui normal tidaknya suatun distribusi

data. Hal ini penting diketahui bertepatan dengan memlih uji statistik yang akan

digunakan untuk melakukan ujian hipotesis. Karena uji statistik parametik


43

menysyaratkan bahwa data harus berdistribusi normal. Dan apabila data tidak

berdistribusi normal maka akan digunakan ujian statistik parametik.

3) uji homogenitas

selain melakukan pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada

sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan

(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-

sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas sampel

generalisasi untuk hasil penelitiannya yang data penelitiannya diambil dari

kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi.

4) Uji Regresi linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen

(X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif serta untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan

atau penurunan nilai. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus dari dari analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y= subyek dalam variabel dependen yang diprediksi


44

a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+)

arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.


45

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta,1999.

Antariksa Muhammad, Metode Pembelajaran,

http://antariksamuhammad.blogspot.co.id./2015/03makalah-hadits-tarbawi-

tentang-metode.html. Diakses pada tanggal 10 oktober 2016, pukul 09:30

WITA

Arikunto Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka

Cipta, 2013.

Astuti Mulya A. Statistika penelitian, Insan Madani publishing: Mataram, 2016.

Martono Nanang. Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder.

Jakarta : Raja Grafindo Persada ,2010.

Sugiono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif . (Bandung : Alfabeta,

2007)

Anda mungkin juga menyukai