SKRIPSI
Oleh :
WIDIAWATI
2288150037
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2022
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dimiliki siswa ketika terjun
manusia, di situ pasti ada pendidikan, Driyarkara (Dwi Siswoyo, 2011 : 32).
Pendidikan itu tidak lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan pendidikan ini ditanamkan sejak dini mulai dari hal yang
mendasar. Hal-hal yang mendasar itu di tanamkan pada saat duduk di bangku
pencapaian misi penyempurnaan proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari
bagaimana cara guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
hanya berlangsung satu arah yang menyebabkan rasa bosan. Jika siswa merasa
jenuh dan bosan pada cara mengajar guru, tentu mereka akan bersikap acuh
tak acuh pada materi yang disampaikan oleh guru. Guru dituntut untuk
menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri. Selain itu, guru juga
agar siswa terpacu semangatnya dan pengajaran yang mereka terima dapat
demikian, kreativitas siswa kurang berkembang. Hal tersebut tampak pada saat
materi pelajaran yang tidak mereka pahami. Jika dilihat dari hasil pekerjaan
siswa belum mampu untuk mengerjakan dengan baik, masih banyak siswa
kegiatan CORE.
belajar siswa.
mencari bukti dan solusi yang tepat, serta menghasilkan kesimpulan yang
kritis akan muncul dalam diri siswa apabila selama proses pembelajaran di
dalam kelas, guru membangun pola interaksi dan komunikasi yang lebih
Semakin sering umpan balik yang dilakukan guru kepada siswa, maka akan
maupun menjawab pertanyaan dari guru. Semakin sering siswa dilatih untuk
berpikir kritis pada saat proses pembelajaran di kelas, maka akan semakin
Oleh karena itu, menjadi tugas bagi guru untuk mampu meningkatkan
secara khusus sebagai suatu mata pelajaran. Akan tetapi, dalam setiap mata
keaktifan dan kemampuan siswa dalam berpikir kritis serta memecahkan suatu
kelas, masih banyak siswa yang enggan untuk bertanya, menjawab, maupun
pertanyaan kepada siswa sehingga siswa tidak terpacu dan kurang memiliki
didirikan pada tahun 2011, sekolah ini memilkiki rombel 6 kelas terdiri dari 2
kelas IX, 2 kelas untuk kelas X dan 2 kelas 2 kelas untuk kelas XI dengan
sekolah yang mudah dijangkau oleh peneliti, adanya orang yang dikenal
6
melakukan penelitian, dan yang terakhir adalah factor ekonomis di mana biaya
lagi mengenai efektifitas metode pembelajaran dan juga berpikir kritis siswa
B. Identifikasi Masalah
pembelajaran diantaranya:
pembelajaran
7
menjawab.
C. Pembatasan Masalah
1. Definisi Konseptual
permasalahan
2. Definisi Operasional
D. Rumusan Masalah
Bojong?”
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
pembelajaran di sekolah.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembelajaran
1. Pengertian Efektivitas
target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makn besar
kualitas dan waktu) yang telah tercapai oleh manajmen,yang mana target
tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini dapat di padankan dalam
2. Ciri-ciri Efektivitas
ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula
3. Kriteria efektivitas
untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
B. Model Pembelajaran
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
peserta didik.
14
didik diobservasi.
mengajar tertentu.
dengan lingkungan.
akan berjalan dengan baik dan tepat sesuai dengan mata pelajarannya.
15
(CORE)
itu, Katz & Nirula (dalam Yuniarti, 2013) menyatakan bahwa dengan
mengorganisasikan apa yang mereka ketahui. Dalam hai ini Katz &
apa yang sudah dilakukan dalam hal belajar di masa lalu. Siswa
d. Extending Extend secara bahasa berarti make longer and larger, artinya
menjadi bermakna
model ini.
pembelajaran CORE.
“berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan berpikir kritis adalah
Decision)
c. Menyimpulkan (Inference)
dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan
lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka
daya ingat yang baik dan mengetahui banyak akan informasi belum tentu baik
dalam berpikir kritis. Hal ini dikarenakan seseorang yang berpikir kritis
positif.
model pembelajaran CORE lebih baik dari pada kemampuan berpikir kritis
berpikir kritisnya melalui interaksi dengan teman satu timnya atau satu
kritis siswa.
23
F. Kerangka Berpikir
Siswa
Eksperimen Kontrol
Test
Perbandingan kemampuan
berpikir kritis pada Mata
pelajaran Sejarah
Gambar 1
Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
melibatkan dua kelas sebagai sampel, yang mana kedua sampel tidak
Desain ini dipilih karena kedua kelompok kelas akan diberikan pretest
(O) untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa. Kemudian satu kelas
dalam pembelajaran, sedangkan satu kelas yang lain tidak diberikan perlakuan
disebut kelas eksperimen, sedangkan kelas yang tidak diberi perlakuan atau
dilakukan posttest (O) pada kedua kelas untuk mengetahui hasilnya. Adapun
Tabel 3.1.
Desain Penelitian
Keterangan:
1. Populasi
binatang, peristiwa, maupun benda yang berada pada satu tempat dan
dari penelitian ini terdiri dari 4 kelas yaitu kelas X-IPS 1, X-IPS 2, X-IPS
Tabel 3.2
Distribusi Populasi Penelitian Siswa Kelas X-IPS
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. X-IPS 1 13 7 20
2. X-IPS 2 11 9 20
3. X-IPS 3 11 9 20
4. X-IPS 4 12 8 20
Jumlah 80
Sumber: Tata Usaha SMA Terpadu Mathla’ul Anwar Bojong Tahun
Ajaran 2021/2022
27
2. Sampel
(Sukardi, 2009). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua
Tabel 3.3
Sampel yang digunakan
Kelas Kelas yang Diteliti Jumlah Siswa
Kelas Eksperimen X-IPS 2 20
Kelas Kontrol X-IPS 1 20
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam
1. Tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
28
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan lembar
observasi. Terdapat tiga jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya, yaitu tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan (Arifin, 2009). Berdasarkan hal tersebut,
29
jenis tes yang digunakan sebagai instrumen adalah tes tertulis, dengan tipe tes
subjektif berupa soal uraian (essay). Instrumen tes tersebut akan digunakan
sebagai soal pretest dan posttest. Instrumen tes akan mengukur kemampuan
berpikir kritis siswa dengan materi yang diambil yaitu penyajian data yang
terdapat pada mata pelajaran sejarah pada penelitian ini materi pembelajaran
observasi yang digunakan terdiri dari lembar observasi kegiatan guru dan
a. Validitas
antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara
( )
( )
Tabel 3.4
Kriteria Validitas
No Skor Kriteria Validitas
1 78,1% - 100% Sangat Valid
2 59,1% - 78% Valid
3 41,1% - 59% Cukup Valid
4 4 00.1% - 41% Tidak Valid
masuk pada katagori cukup valid karena nilai 58.5% terletak di antara
41,1% - 59%. hal ini Kriteria Validitas Soal tes yang diterima dalam
b. Reliabilitas
s
2
i
r=( )( 2
)
st
31
Keterangan:
N : Banyaknya Siswa
X2: Kuadrat Skor Per item
X : Skor per item
(Karunia Eka Lestari : 2017)
Tabel 3.5
Aturan Penetapan Reliabilitas
Rentang Pencapaian Interpretasi
0,9< r11< 1,0 sangat tinggi
0,7< r11< 0,9 tinggi
0,4< r11< 0,7 cukup
0,2< r11 ≤ 0,4 rendah
0,0< r11 ≤ 0,2 sangat rendah
( Karunia Eka dan Moch Ridwan yudhanegara (2017)
c. Daya Pembeda
Daya beda dari sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal
Menurut Arifin (2013: 133) untuk mencari daya beda soal uraian
2) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor
terkecil.
̅ ̅
Keterangan :
DP : Indeks Daya Pembeda Butir Soal
̅A : Rata-Rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Atas
̅B : Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Bawah
SMI : Skor Maksimal Ideal
(Karunia Eka Lestari ; 2017)
Klasifikasi daya pembeda butir soal yang digunakan ditunjukkan
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pmbeda
Koefisien Korelasi Interpretasi Daya embeda
0,70 DP 1,00 Sangat Baik
0,40 DP 0,70 Baik
0,20 DP 0,40 Cukup
0,00 DP 0,20 Buruk
DP 0,00 Sangat Buruk
( Karunia Eka dan Moch Ridwan yudhanegara (2017)
33
Tabel 3.7
Daya Pembeda Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
No Item Daya Beda Keterangan
1 0,55 Baik
2 0,37 Cukup
3 0,45 Baik
4 0,48 Baik
5 0,42 Baik
Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran)
d. Tingkat Kesukaran
Suatu butir soal memiliki tingkat kesukaran yang baik apabila soal tersebut
suatu butir soal dapat diinterpretasikan dalam kriteria yang terdapat pada
Tabel 3.8.
Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi Tingkat Kesukaran
𝐾 = 0,00 Terlalu sukar
𝐾 ≤ 0,30 Sukar
𝐾 ≤ 0,70 Sedang
𝐾 < 1,00 Mudah
𝐾 = 1,00 Terlalu mudah
34
Keterangan :
benar
Pada penelitian ini butir-butir soal yang ditolak yaitu butir soal
dalam kategori terlalu sukar dan terlalu mudah. Berdasarkan hasil uji coba
Tabel 3.9
Hasil Indeks Kesukaran Uji Instrumen
No Rata-rata IK Keterangan
1 3,30 0,83 mudah
2 2,65 0,66 Sedang
3 2,55 0,64 Sedang
4 1,20 0,30 Sukar
5 1,70 0,43 Sedang
Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran)
berikut :
35
a. Uji Normalitas
data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk
√
𝐾
Keterangan :
pada (P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
b. Uji homogenitas
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi
yang sama. Uji homogenitas dikenakan pada data hasil post-test dari
sebagai berikut :
kesimpulan apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka memiliki varian
yang homogeny. Akan tetapi apabila F hitung lebih besar dari F tabel,
x1 x2
t
1 1
dsg
n1 n2
Dengan kriteria :
Jika t hitung berada pada interval –tabel < thitung < ttabel, maka
Jika t hitung berada diluar interval –tabel < thitung < ttabel, maka
b) Jika salah satu atau kedua distribusi tersebut tidak normal, langkah
n(n 1) x (n 1)(2n 1)
W
4 24
X1 X 2
t' '
V1 V2
n2 n2
W1t1 W2t2
nkt
W1 W2
Dengan kriteria
Jika nilai t’ terletak di dalam interval nk1 < t’ < nkt, maka
Jika nilai t’ terletak di luar interval nk1 < t’ < nkt, maka fektivitas
F. Prosedur Penelitian
penelitian kuasi eksperimen. Penelitian ini di bagi kedalam 2 kelas yaitu kelas
diuji cobakan. Hasil uji coba tersebut lalu dianalisis butir soal yang mencakup
validitas dan reliabilitas. Setelah diketahui hasil uji validitas dan reliabilitas
tiap butir soal, maka instrumen tersebut digunakan sebagai soal pretest dan
soal yang sama ketika pretest. Kemudian dilakukan analisis data berupa uij
normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rerata. Analisis data dilakukan
yang dilaksanakan.
G. Jadawal Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
BAB IV
A. Deskripsi Data
kelas yakni kelas X IPS 1 sebanyak 20 siswa dan kelas X IPS 2 sebanyak 20
IPS 1 ditetapkan sebagai kelas Kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebelum diberi perlakuan, kedua kelas diuji dengan uji instrumen tes yaitu pre
test. Setelah mendapatkan nilai kedua kelas tersebut diadakan uji normalitas,
uji homogenitas, uji persamaan dua rata-rata. Kedua kelas tersebut harus
mempunyai kemampuan awal yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
51
41
Tabel 4.1.
Karakteristik Kemampuan Kelompok
Eksperimen dan Kontrol Sebelum Perlakuan
Kelompok Jumlah Mean Standar Nilai Nilai
Siswa Deviasi Maksimal Minimal
(N)
Eksperimen 20 59.5000 9.01753 80 40
Kontrol 20 60.1000 9.23324 80 40
metode interaktif pada kelas kontrol dapat dilihat pada di bawah ini:
42
Tabel 4.2.
Karakteristik Kemampuan Kelompok
Eksperimen dan Kontrol Setelah Perlakuan
Kelompok Jumlah Mean Standar Nilai Nilai
Siswa Deviasi Maksimal Minimal
(N)
Eksperimen 20 80.7500 8.62600 100 70
Kontrol 20 73.2500 6.54438 85 65
dihitung valid = 20, skor rata-rata (mean) menjelaskan rata – rata data
Pada kelas control data yang dihitung valid = 20, skor rata-rata
maksimal = 85.
diperoleh data hasil uji gain seperti pada tabel 4.3 sebagai berikut:
43
Tabel 4. 3
Hasil Uji Gain
Kelas Kelas X IPS 2 Kelas X IPS 1
(kelas eksperimen) (kelas kontrol)
Gain 0,527 0,518
Keterangan Sedang Sedang
pada rentang 0,3 ≤ (g) < 0,7. Pada kelas kontrol juga mengalami
peningkatan hasil belajar dalam kategori sedang juga karena berada pada
maka dapat diketahui perbedaan hasil belajar analogi matematis pada pre-
test dan post-test. Perbandingan ini akan berisi jumlah nilai rerata, nilai
Tabel 4.4.
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Kelas Data Rerata Nilai Nilai %
Peningkatan
nilai Teretndah Tertinggi
Eksperimen Pretest 59,50 40 80 21,25 26.31
Posttest 80,75 70 100
Kontrol Pretest 60,10 40 80 13,15 17,95
Posttest 73,25 65 85
terendah pada pre-test sejumlah 40 dan pada posttest sejumlah 70. Nilai
40 dan pada posttest sejumlah 60. Nilai tertinggi pada pre-test sejumlah 80
dan pada post-test sejumlah 85. Peningkatan nilai rerata sebesar 13,15 poin
atau 17,95 %.
sedangkan nilai rerata hasil belajar sejarah siswa pada post-test untuk kelas
120 100
100 80.75 8080 85
80 73.25 7065
59.5
60 60.1
4040
40
20 eksperimen
0 kontrol
Gambar 4.1
Diagram Batang Perbandingan Hasil nerpikir kritis Siswa anatara
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
45
a. Uji Normalitas
Tabel 4.5.
Uji Normalitas
No Data Kelompok Sig Keterangan
1 Pretest Eksperimen 0,062 Normal
Kontrol 0,067 Normal
2 Postest Ekperimen 0,000 Normal
Kontrol 0.000 Normal
normal.
b. Uji Homogenitas
sebaran data variabel homogen atau tidak. Uji yang digunakan adalah
Tabel 4.6.
Rangkuman Uji Homogenitas
No Data F hitung F tabel Keterangan
1 Pretest 0.037 3.245 Homogen
2 Postest 0.348 3.245 Homogen
Didapat F tabel = 3.245) Karena F hitung < F tabel yaitu 0,0 <
3.245sebelum perlakuan dan juga , F hitung < F tabel yaitu 0,348 <
data hasil belajar yang diambil dari populasi sebelum maupun setelah
C. Pengujian Hipotesis
menggunakan Uji-t komparatif dua sampel independen (uji satu pihak). Uji-t
b. Kriteria pengujian
c. Keputusan
Tabel 4.7.
Rangkuman Hasil Uji-t Komparatif Dua Sampel
Independen Variabel Hasil Belajar
Variabel Dk t hit tt,5 %
μ1-μ2 38 0,857 1,685
Keterangan:
dk = Derajat kebebasan.
dan besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel yaitu:
0,857 < 1,685. Hasil t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol
b. Kriteria pengujian
c. Keputusan
Tabel 4.8.
Rangkuman Hasil Uji-t Komparatif Dua Sampel
Independen kelas eksperimen dan kelas kontrol
Variabel Dk t hit tt,5 %
μ1-μ2 51 3,040 1,685
Keterangan:
dk = Derajat kebebasan.
dan besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel yaitu:
3,040 > 1,685. Hasil t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol
pembelajaran interaktif.
yang akan diujikan kepada kedua kelas tersebut. Instrumen tersebut diberikan
kepada peserta didik yang pernah mendapatkan materi yang sama yaitu kelas
tingkat kesukaran dan daya beda soal. Sehingga diperoleh instrumen yang
soal diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya maka
instrumen tersebut dapat diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol apakah sama atau tidak. Oleh karena itu
peneliti menggunakan nilai pretest pada kelas eksperimen adalah dan kontrol.
Rata-rata awal dari kelas eksperimen adalah 59,78 dan kelas kontrol
dan kelas kontrol sebesar 40 dan skor maksimal untuk kelas eksperimen
eksperimen diperoleh hasil Chi kuadrat = 0.586 dan untuk kelas kontrol hasil
chi kuadrat = 3.013. nilai chi kuadrat untuk semua data variabel lebih kecil
dari t tabel besar 11.070. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk hasil
diperoleh nilai F hitung = 0,348, terlihat nilai F Hitung < F Tabel (df1 = k-1 =
3.245) Karena F hitung < F tabel yaitu 0,0 < 3.245 sebelum perlakuan dan
juga , F hitung < F tabel yaitu 0,348 < 3.4245 setelah perlakuan, maka hal ini
menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar yang diambil dari populasi
tersebut lebih besar dari signifikansi 0,05, maka kedua kelas berdistribusi
homogen.
independent sample tes, maka didapatkan hasil nilai t adalah 0,857, sedangkan
dan besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel yaitu: 0,857 <
1,685. Hasil t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol diterima, hal
ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum
dan besar t tabel maka dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel yaitu: 3,040 >
1,685. Hasil t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, hal ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan berpikir kritis siswa antara siswa
perhitungan gain kelas eksperimen diperoleh rata-rata pre test sebesar 59,78
dan rata-rata posttest sebesar 84,64. Sehingga diperoleh gain 0,527. Artinya
karena berada pada rentang 0,3 ≤ (g) < 0,7. Pada kelas kontrol diperoleh rata-
rata pretest 59,58 dan rata-rata posttest 74,40. Sehingga diperoleh gain 0,518.
kategori sedang juga karena berada pada rentang 0,3 ≤ (g) < 0,7
53
BAB V
A. Kesimpulan
besarnya nilai t dari perhitungan data dan besar t tabel maka dapat
diketahui bahwa t hitung < t tabel yaitu: 0,857 < 1,685. Hasil t hitung
lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol diterima, hal ini berarti tidak
2. Hasil uji perbandingan rata-rata pada uji tahap akhir setelah perlakun
maka dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel yaitu: 3,040 > 1,685. Hasil t
hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, hal ini berarti
terdapat perbedaan yang signifikan berpikir kritis siswa antara siswa yang
B. Saran
bagus.
yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Indrawati dan Wanwan Setiawan. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung : Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA).
Jurnal:
Tety Vera Hayati BR. Ginting (2018) Penerapan Model CORE Dengan
Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Smk Eria Medan T.P
2018/2019
SOAL PRETEST
12. Airlangga mempunyai dua orang putra sehingga kerajaan dibagi dua, yaitu...
A. Medang dan Kediri B. Singosari dan Kediri
C. Kahuripan dan Kediri D. Jenggala dan Kediri
13. Alasan pindahnya pusat kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa
Timur adalah ....
A. adanya serangan dari kerajaan Tarumanegara
B. meletusnya gunung Berapi
C. tidak cocok lagi dijadikan pusat pemerintahan
D. Jawa Timur strategis dalam hal perekonomian
14. Tujuan Airlangga membagi Kerajaan Medang Kamulan menjadi Panjalu dan
Jenggala adalah ...
A. mencegah perang saudara di antara puteranya
B. memberikan otonomi daerah
C. membagi wilayah yang terdiri dari 2 agama yang berbeda
D. meratakan pembangunan Medang Kamulan
15. Kerajaan Mataram Kuno pada akhirnya terpecah menjadi dua wangsa dengan
agama yang berbeda. Wangsa Isyana menganut agama Hindu. Sedangkan
wangsa Syailendra menganut agama Buddha. Berdasarkan pernyataan diatas
peninggalan Wangsa Syailendra yang terkenal hingga saat ini adalah …
A. Candi Prambanan B. Candi Borobudur
C. Candi Singosari D. Candi Panataran
18. Pengaruh dari perkembangan agama dan kebudayaan Hindu - Budha di bidang
sosial adalah ...
A. pembagian kerja dalam masyarakat
B. pembagian hasil bumi dalam masyarakat
C. pembagian kasta dalam masyarakat
D. pembagian wilayah dalam masyarakat
1. A. Kerajaan Singhasari
2. B. Kerajaan Kediri
3. C. Kerajaan Majapahit
4. B. Kerajaan Demak
5. B. Jawa Barat
6. A. Balaputradewa
7. C. Mataram Kuno
8. A. Medang
9. B. Kahuripan
10. B. Menaklukkan wilayah Nusantara
11. B. Sumpah Palapa
12. E. Jenggala dan Kediri
13. B. meletusnya gunung Berapi
14. A. mencegah perang saudara di antara puteranya
15. B. Candi Borobudur
16. D. punden berundak
17. D. Sriwijaya, Palembang
18. C. pembagian kasta dalam masyarakat
19. D. Tripitaka
20. B. majapahit
61
Sutasoma.
Pembahasan:
Sutasoma menjadi semboyan negara kita saat ini. Kitab tersebut merupakan
karya Mpu Tantular pada akhir abad ke-14 yang membahas tentang toleransi
konsep tentang tribalism. Ciri dari konsep tribalis pada kerajaan Hindu-
Buddha di Indonesia adala Perilaku setia atau loyal terhadap pemimpin atau
rajanya.
62
Jelaskan
Pembahasan:
manusia biasa. Jadi, ada konsep mengagungkan raja. Selanjutnya, ada konsep
vassalage yang artinya penyerahan diri kepada kerajaan yang lebih kuat.
3. Kerajaan Kutai dapat berdiri karena ditopang oleh beberapa sektor ekonomi.
Jawabnya Industri.
Pembahasan:
bisa kita artikan bahwa ada perdagangan di sana. Selain itu, lahan di daerah
sekitar sungai biasanya tumbuh subur. Nah, artinya tanah di sekitar sungai
cocok untuk dijadikan pertanian. Apa lagi sektor ekonomi yang mungkin bisa
dijalankan di daerah sekitar aliran sungai? Yap, perikanan. Karena, akan ada
ikan-ikan dan hewan air di sungai. Lalu, apakah kemudian industri dan
peternakan dijalankan di sana? Sampai saat ini, belum ada catatan atau
Karena, dilihat dari produk-produk yang ada di sekitar sana, nggak ada yang
dihasilkan dari sektor industri. Nah, untuk peternakan, ada catatannya dalam
63
ekor sapi. Kalau ada 20.000 ekor sapi, artinya sektor peternakan sudah
Hasil Belajar Pre Tes Hasil Belajar PosTes Kelas Hasil Belajar Pre Tes Hasil Belajar Postest
Kelas Eksperimen Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Kontro
Kode Kode Kode Kode
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
Absen Absen Absen Absen
1 E1 60 1 E1 80 1 K1 60 1 K1 70
2 E2 70 2 E2 90 2 H2 50 2 H2 70
3 E3 50 3 E3 80 3 K3 60 3 K3 70
4 E4 70 4 E4 80 4 K4 60 4 K4 70
5 E5 80 5 E5 100 5 K5 70 5 K5 70
6 E6 50 6 E6 80 6 K6 60 6 K6 80
7 E7 60 7 E7 90 7 K7 60 7 K7 80
8 E8 40 8 E8 70 8 K8 60 8 K8 70
9 E9 60 9 E9 80 9 K9 60 9 K9 70
10 E10 50 10 E10 70 10 K10 80 10 K10 80
11 E11 50 11 E11 70 11 K11 80 11 K11 80
12 E12 60 12 E12 80 12 K12 50 12 K12 70
13 E13 60 13 E13 80 13 K13 50 13 K13 70
14 E14 60 14 E14 80 14 K14 40 14 K14 70
15 E15 60 15 E15 80 15 K15 60 15 K15 70
16 E16 60 16 E16 80 16 K16 60 16 K16 80
17 E17 50 17 E17 70 17 K17 70 17 K17 80
18 E18 60 18 E18 80 18 K18 60 18 K18 70
19 E19 60 19 E19 80 19 K19 60 19 K19 80
20 E20 60 20 E20 80 20 K20 70 20 K20 80
65
Tests of Normality
a
kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Tests of Normality
a
kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
.037 1 38 .849
ANOVA
hasil
.348 1 38 .559
ANOVA
hasil
DOKUMETASI KEGIATAN
...
68
69
70
71