Anda di halaman 1dari 185

 

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI


DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Dewi Ekowati
NIM 092110051

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013

i
 
 
 
 

 
 
 
 

iii
 
 
 
 

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Q.S. Al Insyiroh: 6)

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala


orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud: 115)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk ayah ibuku


tercinta (Bapak Rijadi dan Ibu Wartimah) dan
Sigit Pratugas Wijayanto yang telah
mencurahkan kasih sayangnya kepadaku,
memberikan bimbingan, dan motivasi serta
dengan tulus ikhlas mendoakanku setiap waktu.
Semoga Allah senantiasa mengabulkan doa-doa
kalian.

iv

 
 
 
 

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan segala rahmat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini penulis susun sebagai syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Keberhasilan pelaksanaan penelitian yang penulis sampai dengan

penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak.

Dengan demikian, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah

Purworejo dari awal sampai akhir studi.

2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

izin dan rekomendasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan

pengumpulan data guna penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan motivasi.

4. Drs. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing I dan Drs. H. Bagiya,

M.Hum., selaku pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan,

memotivasi dengan penuh kesabaran, dan mengoreksi skripsi ini dengan

penuh ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

vi
 
 
 
 

ABSTRAK

Ekowati, Dewi. “Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dengan Metode


Mind Mapping pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang
Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP.
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penerapan pembelajaran
menulis pengalaman pribadi dengan metode mind mapping pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang tahun ajaran 2012/2013, (2) perubahan sikap
dan tingkah laku siswa kelas VII SMP Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang tahun
ajaran 2012/2013, setelah mendapatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi
dengan metode mind mapping dan, (3) peningkatan prestasi atau kemampuan belajar
siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri
2 Candimulyo kabupaten Magelang tahun ajaran 2012/2013 setelah diterapkannya
metode mind mapping.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri
dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas VII F SMP Negeri
2 Candimulyo. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes
berupa tes menulis pengalaman pribadi, sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi
untuk mengamati tingkah laku siswa, lembar angket untuk mengetahui kesan siswa, dan
dokumentasi foto untuk mengetahui sikap siswa secara visual. Dalam analisis data
digunakan teknik kuantitatif dan kualilatif. Dalam penyajian hasil analisis digunakan
teknik informal.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) metode mind mapping
diterapkan pada siklus I dan siklus II. Guru (peneliti) menyuruh siswa membuat sebuah
gambar dengan spidol warna dan diletakkan ditengah (central) kertas, kemudian
menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan cabang-cabang tingkat dua,
tiga, dan seterusnya. Siswa menggunakan satu kata kunci tunggal untuk setiap garis.
Selanjutnya, siswa mengembangkan ide-ide yang tertulis dalam mind mapping menjadi
sebuah karangan. Isi dan urutan cerita yang dikembangkan harus sesuai dengan gambar
pada mind mapping yang dibuat siswa; (2) perubahan sikap dan tingkah laku positif siswa
mengalami peningkatan dari prasiklus sampai dengan siklus II. Perubahan sikap dan
tingkah laku positif siswa (memperhatikan dan merespon dengan antusias (bertanya,
menanggapi, dan membuat catatan), berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok, senang terhadap pembelajaran dengan metode mind mapping, selalu bertanya
apabila menemukan kesulitan, dan menulis pengalaman pribadi dengan sikap baik) pada
prasiklus skor rata-rata 33,33%, siklus I skor rata-rata 86,67%, dan skor rata-rata siklus II
sebesar 91,11%. Dengan demikian, perubahan sikap positif siswa mengalami peningkatan
dari prasiklus sampai dengan siklus II; dan (3) peningkatan kemampuan menulis dapat
dilihat dari hasil rata-rata kelas pada prasiklus 63,08, pada siklus I sebesar 73,22 dan
pada siklus II sebesar 78,5. Dengan demikian, peningkatan dari prasiklus ke siklus I
sebesar 10,14 dan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5,28. Berdasarkan uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan
kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2
Candimulyo kabupaten Magelang.

Kata kunci: menulis pengalaman pribadi, metode mind mapping

viii
 
 
 
 

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
PERNYATAAN .............................................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
G. Sistematika Skripsi ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI,
DAN HIPOTESIS ............................................................................. 10
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10
B. Kajian Teoretis ............................................................................ 13
1. Hakikat Menulis .................................................................... 13
2. Manfaat Menulis ................................................................... 15
3. Tujuan Menulis ..................................................................... 16
4. Hakikat Tulisan Pengalaman Pribadi ..................................... 17
5. Hakikat Peta Alur Pikiran (Mind Mapping) .......................... 18
6. Langkah-langkah Membuat Peta Alur Pikiran
(Mind Mapping) ..................................................................... 19
7. Kegunaan Peta Alur Pikiran (Mind Mapping)
............................................................................................... 20
8. Penerapan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran
Menulis Pengalaman Pribadi ................................................. 21
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 23
D. Hipotesis ..................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25
A. Desain Penelitian ........................................................................ 25
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 27
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 28
1. Studi Pendahuluan ................................................................ 29

 
  ix
 
 

2. Persiapan Penelitian ............................................................... 30


3. Pelaksanaan Prasiklus. ........................................................... 31
a. Perencanaan .................................................................... 31
b. Pelaksanaan Tindakan...................................................... 31
c. Observasi. ........................................................................ 32
d. Refleksi ........................................................................... 32
4. Tindakan Siklus I. .................................................................. 32
a. Perencanaan . ................................................................... 32
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................... 34
c. Observasi . ....................................................................... 36
d. Refleksi . .......................................................................... 36
5. Tindakan Siklus II. ................................................................. 37
a. Perencanaan . ................................................................... 37
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................... 37
c. Observasi . ....................................................................... 39
d. Refleksi . .......................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 39
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 41
1. Instrumen Tes. ........................................................................ 41
2. Instrumen nontes . .................................................................. 43
a. Lembar observasi. ........................................................... 44
b. Angket . ........................................................................... 45
c. Dokumentasi Foto. .......................................................... 45
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 46
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis ................................................. 47
H. Validitas Data. ............................................................................. 47
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
HASIL PENELITIAN. ...................................................................... 49
A. Penyajian Data Hasil Penelitian .................................................. 49
1. Kegiatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
............................................................................................... 50
2. Sikap siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman Pribadi
. .............................................................................................. 53
a. Prasiklus . ......................................................................... 53
b. Siklus I. ............................................................................ 56
c. Siklus II. ........................................................................... 57
3. Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Pengalaman Pribadi
. .............................................................................................. 60
B. Pembahasan ................................................................................ 62
1. Penerapan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis
Pengalaman Pribadi ............................................................... 62
2. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pengalaman Pribadi dengan Metode Mind Mapping ............. 65
a. Prasiklus . ......................................................................... 65
b. Siklus I. ............................................................................ 69
c. Siklus II. ........................................................................... 71

 
  x
 
 

3. Peningkatan Prestasi dan Kemampuan Siswa dalam Menulis


Pengalaman Pribadi dengan Metode Mind Mapping. ............ 76
a. Prasiklus . ......................................................................... 76
b. Siklus I. ............................................................................ 79
c. Siklus II. ........................................................................... 83
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 104
A. Simpulan ..................................................................................... 104
B. Saran ........................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
LAMPIRAN .................................................................................................... 108

xi
 
 
 
 

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Kriteria Aspek Penilaian Menulis Pengalaman Pribadi ................ 43
Tabel 2. Rincian Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. ............................. 51
Tabel 3. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Prasiklus. ............................ . .................................... 54
Tabel 4. Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Prasiklus. ............................ . .................................... 55
Tabel 5. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Siklus I. .............................. . .................................... 56
Tabel 6. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Siklus II .............................. . .................................... 58
Tabel 7. Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Siklus II .............................. . .................................... 59
Tabel 8. Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Pengalaman Pribadi
pada Tahap Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II ............................... 61
Tabel 9. Hasil tes Prasiklus Menulis Pengalaman Pribadi .......................... 77
Tabel 10. Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada
Prasiklus. ....................................................................................... 78
Tabel 11. Tingkat kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa pada
Siklus I. ......................................................................................... 79
Tabel 12. Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada
Siklus I .......................................................................................... 82
Tabel 13. Tingkat Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa pada
Siklus II ......................................................................................... 84
Tabel 14. Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada
Siklus II ......................................................................................... 88
Tabel 15. Perbandingan Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ............ 89
Tabel 16. Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus ke
Siklus I. ......................................................................................... 91
Tabel 17. Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Siklus I ke
Siklus II. ........................................................................................ 92
Tabel 18. Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus Sampai
dengan Siklus II............................................................................. 94
Tabel 19. Perbandingan Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tiap Aspek. ................................................................................... 98

 
  xii
 
 

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan ............................................................ 27
Gambar 2. Tahap Alur Penelitian............................... . .................................... 28
Gambar 3. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Prasiklus. ............................ . .................................... 66
Gambar 4. Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi pada Prasiklus. ............................ . .................................... 67
Gambar 5. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi dengan Metode Mind Mapping pada Siklus I ................... 69
Gambar 6. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi dengan Metode Mind Mapping pada Siklus II ................. 71
Gambar 7. Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi Menggunakan Metode Mind Mapping pada Siklus II ...... 74
Gambar 8. Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada Prasiklus... 78
Gambar 9. Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi pada
Siklus I. ......................................................................................... 83
Gambar 10. Skor Kemampuan menulis Pengalaman Pribadi pada
Siklus II. ........................................................................................ 88
Gambar 11. Perbandingan Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tiap Aspek .................................................................................... 98
Gambar 12. Hasil Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas pada Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II .................................................................... 102

 
  xiii
 
 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian


Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Silabus
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 5 Contoh Mind Mapping dan Pengalaman Pribadi
Lampiran 6 Daftar Hadir Siswa Kelas VII F
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Siswa
Lampiran 9 Dokumentasi Foto
Lampiran 10 Hasil Observasi
Lampiran 11 Hasil Angket Siswa
Lampiran 12 Hasil Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa
Lampiran 13 Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi

 
 
xiv
 
 

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bagian ini penulis sajikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui

latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3-4).

Dalam pembelajaran menulis, sering kita temui siswa telah menguasai

bahasa Indonesia secara tertulis, tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan karena

tidak tahu apa yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Siswa merasa sulit

untuk mengungkapkan ide dan gagasannya secara tertulis. Hal ini disebabkan

kurangnya produktivitas siswa dalam menghasilkan karya tulis. Siswa mengalami

kesulitan untuk memulai menulis. Banyak alasan yang muncul, mulai dari sulit

menemukan ide sampai bingung harus memulai tulisan dari mana.

Kenyataan di kelas juga menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa

masih sangat rendah. Terbukti dengan setiap pembelajaran pada kompetensi dasar

menulis karangan ataupun paragraf, dalam segi proses siswa cenderung

memerlukan waktu yang lama karena kurangnya ide dan kreativitas siswa

sehingga kerja siswa sedikit lebih lama. Dari segi hasil, karangan siswa cenderung

kurang ada keterkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.

 
  1
 2
 

Kesulitan siswa melakukan aktivitas menulis maupun kekurangtepatan

guru memilih strategi pembelajaran menjadi penyebab ketidakberhasilan

sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam pembelajaran

menulis. Akibatnya, pembelajaran menulis menjadi kegiatan yang

membosankan bagi siswa. Menurut siswa, pembelajaran menulis itu tidak

menyenangkan karena mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Di lain

pihak, guru mengatakan bahwa pembelajaran menulis adalah pembelajaran

yang paling tidak dikuasai siswa.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran menulis merupakan

hal yang kurang disenangi bagi siswa karena mereka harus berpikir dan

menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata

siswa cukup memengaruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya untuk

dituangkan menjadi tulisan. Akibatnya mereka kurang tertarik mengikuti

pelajaran menulis.

Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi

menulis. Selama ini dalam mengajarkan materi menulis, guru menggunakan

metode ceramah dan tugas.

Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran.

Penalaran ini terutama terkait dengan proses menuangkan gagasan pokok untuk

dikembangkan menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan

gagasannya secara cermat ke dalam tulisannya. Salah satu metode yang dapat

digunakan untuk memunculkan gagasan adalah dengan metode peta alur

pikiran (Mind Mapping).

 
 

 

Menurut Buzan (2013: 4), peta alur pikiran (mind mapping) adalah cara

termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil

informasi ke luar otak dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif,

efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.

Menurut Edward, sistem mind mapping mempunyai banyak keunggulan

yang di antaranya: proses pembuatan mind mapping menyenangkan, karena

tidak semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik

sehingga mudah diingat serta menarik perhatian mata dan otak.

(Sulistyaningsih, 2010: 4). Oleh karena itu, metode peta alur pikiran (mind

mapping) ini akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses

pembelajaran terutama digunakan dalam menulis pengalaman pribadi. Metode

peta alur pikiran (mind mapping) akan menambah pengetahuan siswa untuk

mencari urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah yang

diharapkan. Siswa akan lebih mudah jika dalam pembelajaran menulis

mengangkat tema dari kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-

pengalaman pribadinya.

Melalui bimbingan guru, pengalaman-pengalaman pribadi tersebut

dituangkan ke dalam kerangka berfikir melalui peta alur pikiran (mind

mapping). Peta alur pikiran (mind mapping) tersebut penuh kreativitas siswa

dengan gambar dan kata-katanya yang sangat variatif. Hal ini diharapkan dapat

menarik siswa untuk menulis sebuah karangan berdasarkan pengalaman

pribadinya. Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan menulis siswa akan

meningkat.

 
 

 

Metode peta alur pikiran (mind mapping) tentu akan sangat membantu

siswa dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi

yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang

memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya siswa

menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai

peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman

sehingga siswa dapat mengembangkan tulisannya melalui peta alur pikiran

(mind mapping).

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diadakan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

dengan Metode Peta alur Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang

timbul berkaitan dengan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dapat

diidentifikasi berikut ini.

1. Pembelajaran menulis yang diharapkan oleh kurikulum masih belum

berhasil dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu

menulis pengalaman pribadi dengan baik.

2. Pembelajaran menulis pengalaman pribadi di sekolah belum dilaksanakan

secara maksimal sehingga kemampuan siswa dalam menulis pengalaman

pribadi masih kurang.

 
 
 5
 

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini dibatasi

pada kesulitan siswa dalam menulis karangan. Salah satu upaya untuk

mengatasi masalah tersebut adalah dengan metode peta alur pikiran (Mind

Mapping). Metode peta alur pikiran (Mind Mapping) dimaksudkan untuk

mempermudah siswa dalam menulis pengalaman pribadi karena selain proses

pembuatan mind mapping yang menyenangkan juga dapat membantu siswa

dalam menuangkan pengalaman-pengalaman ke dalam kerangka berfikir secara

kreatif melalui gambar dan kata-kata yang bervariatif.

Siswa yang diteliti dibatasi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2

Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

berikut ini.

1. Bagaimanakah penerapan metode peta alur pikiran (mind mapping ) dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII F SMP

Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah perubahan sikap dan tingkah laku siswa setelah

mendapatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode

peta alur pikiran (mind mapping) pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2

Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013?

 
 
 6
 

3. Bagaimanakah peningkatan prestasi kemampuan menulis pengalaman

pribadi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Candimulyo Kabupaten

Magelang Tahun Ajaran 2012/2013 setelah memperoleh pembelajaran

menulis dengan metode peta alur pikiran (mind mapping)?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk

mendeskripsikan:

1. penerapan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode alur

peta pikiran (mind mapping) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013;

2. perubahan sikap dan tingkah laku siswa kelas VII SMP Negeri 2

Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013, setelah

mendapatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode

peta alur pikiran (mind mapping);

3. peningkatan prestasi atau kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013 setelah

memperoleh pembelajaran menulis dengan dengan metode peta alur pikiran

(mind mapping).

 
 
  7
 

F. Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mempunyai dua manfaat yaitu manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa

alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu

pendidikan dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Selain itu juga

menambah wawasan baru pengembangan teori pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind mapping) dan

menambah khazanah penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis

pengalaman pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind mapping).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini mempunyai dua manfaat praktis, yaitu bagi siswa dan guru.

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis pengalaman pribadi dan meningkatkan motivasi siswa

terhadap pembelajaran menulis. Selain itu juga diharapkan dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi agar lebih inovatif

dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode peta alur

pikiran (mind mapping). Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan

 
 

 

pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi menulis pengalaman

pribadi pada siswa.

G. Sistematika Skripsi

Sistematika penelitian ini berisi secara garis besar tentang hal-hal yang

akan penulis sampaikan dengan judul dan permasalahan yang penulis

kemukakan dalam penelitian ini.

Bab I pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan

sistematika hasil penelitian.

Bab II berisi tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan hipotesis. Kajian teori

berisikan teori-teori yang dijadikan landasan peneliti sebelum melakukan

penelitian. Dalam teori ini, pada akhirnya dijadikan sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembahasan data hasil penelitian.

Bab III berisi metodologi penelitian, yaitu subjek penelitian, tempat dan

waktu penelitian, desain penelitian,instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, dan analisis data.

Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data. Dalam bab ini, peneliti

akan menguraikan tentang data penelitian dari hasil penelitian yang telah

dilakukan yaitu tentang upaya peningkatan kemampuan menulis pengalaman

pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind mapping) pada siswa kelas VII

SMP Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang.

 
 
 
9
 

Bab V berisi penutup. Bab ini merupakan uraian singkat pembahasan

pada bab IV dan saran.

Pada bagian akhir dari skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-

lampiran. Daftar pustaka memuat daftar bacaan yang menjadi sumber referensi

penulis dalam penyusunan skripsi. Lampiran berisi data-data yang mendukung

selama dan setelah penelitian.

 
 
 
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS

Pada bagian ini, penulis sajikan tinjauan pustaka, kajian teoretis, kerangka

berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka memuat berbagai hasil penelitian yang

relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Kajan teori berisi

berbagai teori yang relevan. Hipotesis merupakan rumusan dugaan sementara

terhadap jawaban permasalahan.

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

pengalaman pribadi sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam penulisan

skripsi. Penelitian-penelitian itu belum semuanya sempurna dan masih

memerlukan penelitian lanjutan untuk melengkapi dan menyempurnakan

penelitian awal tersebut. Beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik

peningkatan keterampilan menulis yang relevan dengan penelitian ini dan

dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka, antara lain: Lely Istighfarin (2011)

dan Eny Sulistiyaningsih (2010).

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Istighfarin (2011) dalam

skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi

melalui Model Quantum Writer Berbantuan Media Gambar Berseri pada Kelas

IV SD Jambe Kumbu 03 Lumajang Tahun Ajaran 2010/2011” menunjukkan

bahwa penerapan model Quantum Writer berbantuan gambar berseri dalam

10
 
 
  11
 

pembelajaran menulis karangan narasi kelas IV SD Jambekumbu 03 Lumajang

dapat mengatasi permasalahan awal siswa yang berkaitan dengan penggunaan

kata dan kesinambungan antarkalimat. Hal ini dapat teratasi melalui penerapan

gugus dilanjutkan peta pikiran dan perbaikan tulisan. Selain itu, penggunaan

gambar berseri dapat membantu siswa untuk membuat karangan yang runtut.

Hasil belajar siswa dalam menulis narasi juga mengalami peningkatan. Pada

prasiklus siswa yang mengalami ketuntasan dalam pembelajaran menulis narasi

sebanyak 12 siswa dari 31 siswa atau sebesar 39%. Pada siklus I siswa yang

tuntas mengalami peningkatan yaitu sebanyak 22 siswa dari 31 siswa atau

sebesar 70,96% dan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa atau

mencapai 90,3% sehingga pelaksanaan siklus II dianggap berhasil.

Terdapat perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh

Istighfarin dengan penulis. Perbedaannya adalah pada jenis metode/teknik yang

digunakan dan tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian. Model yang

digunakan oleh Istighfarin adalah Model Quantum Writer Berbantuan Media

Gambar Berseri, sedangkan yang digunakan oleh penulis adalah Metode Peta

Alur Pikiran (Mind Mapping). Tingkat pendidikan yang dijadikan objek

penelitian juga berbeda. Pada penelitian Istighfarin memilih tingkat pendidikan

SD, sedangkan penulis memilih tingkat pendidikan SMP. Persamaannya adalah

keduanya meneliti tentang peningkatan kemampuan menulis narasi. Namun,

penulis lebih menekankan pada kemampuan menulis pengalaman pribadi

karena pengalaman pribadi merupakan bagian dari narasi.

 
 
 
12
 

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Sulistiyaningsih (2010) dalam

skripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan

Metode Peta Alur Pikiran (mind mapping) pada Siswa Kelas V SD Negeri

Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa

penggunaan metode peta alur pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan

kemampuan menulis narasi pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem III

Surakarta. Pada setiap siklusnya, sebelum tindakan nilai rata-rata kemampuan

siswa dalam menulis narasi 61,2, siklus I nilai rata-rata kemampuan menulis

narasi siswa 65,8 dan siklus II nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menulis

narasi 73,4. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak 8

siswa atau 32%, pada siklus I yaitu 17 siswa atau 68%, dan pada siklus II

sebanyak 21 siswa atau 84 %.

Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh

Sulistiyaningsih dengan penulis. Persamaannya adalah keduanya menggunakan

metode peta pikiran (mind mapping). Sulistiyaningsih menggunakan metode

peta pikiran (mind mapping) dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Penulis juga menggunakan metode peta alur pikiran (mind mapping) dalam

meningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Sedangkan perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyaningsih dengan penulis adalah terletak

pada tingkat pendidikan yang dijadikan objek penelitian. Sulistiyaningsih

memilih tingkat pendidikan SD, sedangkan penulis memilih tingkat pendidikan

SMP sebagai objek penelitiannya.

 
 
 13
 

Persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis

dengan kedua penelitian sebelumnya yang paling menonjol adalah ketiganya

meneliti mengenai kemampuan menulis, sedangkan perbedaannya adalah

terletak pada masing-masing metode dan model pembelajaran yang digunakan

serta tingkat pendidikan yang diteliti.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penulis berharap agar

penelitiannya kelak yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis

Pengalaman pribadi dengan Metode Peta Alur Pikiran (Mind Mapping) pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun

Ajaran 2012/2013” dapat mengembangkan pembelajaran agar lebih inovatif.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis merupakan penjabaran dari kerangka teoretis yang

memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk

dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Dalam

kajian teoretis ini akan dijelaskan tentang hakikat menulis, manfaat menulis,

tujuan menulis, hakikat tulisan pengalaman pribadi, hakikat mind mapping, dan

pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode peta alur pikiran

(mind mapping).

1. Hakikat Menulis

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka

 
 
 
14
 

memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Kegiatan

menulis itu ialah suatu proses, yaitu proses penulisan (Akhadiah, 1991: 2). Ini

berarti dalam melakukan kegiatan menulis ada beberapa tahap, yakni: tahap

prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Penjelasan mengenai tahap-

tahap tersebut sebagai berikut ini.

a. Tahap prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan

menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Langkah pertama

yang harus dilakukan dalam menulis karangan adalah menentukan

topik. Setelah berhasil menemukan topik, langkah kedua yang perlu

dilakukan pada tahap ini adalah membatasi topik tersebut. Langkah

berikutnya adalah menentukan bahan atau materi penulisan. Bahan-

bahan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber tersebut

dapat berupa pengalaman dan interferensi dari pengalaman. Langkah

selanjutnya yang paling penting adalah menyusun kerangka karangan.

Kerangka itu dapat berbentuk kerangka topik atau kerangka kalimat.

b. Tahap penulisan

Pada tahap ini, langkah pertama adalah mengembangkan

gagasan menjadi suatu karangan. Dalam mengembangkan gagasan

menjadi suatu karangan harus menguasai kata-kata yang akan

mendukung gagasan tersebut. Kata-kata itu dirangkaikan menjadi

kalimat-kalimat yang efektif. Tulisan harus ditulis dengan ejaan dan

tanda baca yang tepat.

 
 
 
15
 

c. Tahap revisi

Dalam tahap ini, langkah yang harus dilakukan adalah

membaca kembali tulisan (karangan) kemudian memperbaiki,

mengurangi, atau mungkin memperluas apabila terdapat kekurangan

dalam penulisan. Hal yang perlu direvisi meliputi sistematika

penulisan, ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan kelengkapan kalimat.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat

diartikan sebagai kegiatan menuangkan gagasan, ide, atau pikiran ke

dalam tulisan. Melalui menulis, segala pesan ataupun maksud dari penulis

akan dapat dipahami oleh pembaca.

2. Manfaat Menulis

Pada prinsipnya manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan

karena dapat memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita

berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita dalam merasakan dan

menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi

kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan

bagi pengalaman (Tarigan, 2008: 22).

Sukirno (2010: 5) menjelaskan bahwa menulis itu bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan

mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan

kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan

ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imajinasi atau citraan yang

 
 
 
16
 

tepat. Selain itu, menulis juga bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran

dan perasaan tertulis sehingga diketahui oleh orang lain, dapat bekerja

sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas,

dapat mengenal adat dan tata krama dalam bermasyarakat.

Membiasakan diri untuk menulis secara tidak langsung melatih

otak kita untuk berfikir kreatif dan inovatif. Selain itu, kita juga dapat

menghasilkan suatu karya baru berupa tulisan.

3. Tujuan Menulis

Adapun yang dimaksud dengan maksud atau tujuan penulis (the

writer’s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh

penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat

dikatakan bahwa: (a) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau

mengajar disebut wacana informatif, (b) tulisan yang bertujuan untuk

meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif, (c) tulisan yang

bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang megandung

tujuan estetik disebut tulisan literer, dan (d) tulisan yang mengekspresikan

perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif

(Tarigan, 2008: 24).

Dalam membuat tulisan (karangan) harus terlebih dahulu

memikirkan hal yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga

pembaca merasa terhibur dan tertarik untuk membacanya.

 
 
 17
 

4. Hakikat Tulisan Pengalaman Pribadi

Sukirno (2010: 32) menjelaskan bahwa tulisan pengalaman pribadi

adalah suatu bentuk tulisan yang diangkat dari pengalaman pribadi yang

mengesankan. Pengalaman pribadi yang sering dialami dapat beragam.

Pengalaman pribadi dapat mengisahkan kejadian yang menggembirakan,

mengharukan, mengecewakan, menggelikan bahkan membosankan.

Pengalaman pribadi sangat bermanfaat sebagai dokumen pribadi

tertulis terhadap perjalanan hidup yang telah dialami pada masa-masa

yang lalu. Pengalaman pribadi dapat ditulis dalam sebuah tulisan yang

nantinya akan berbentuk buku atau catatan harian. Pengalaman pribadi

merupakan bagian dari narasi karena di dalamnya terdapat unsur-unsur

nama pelaku, peristiwa yang terjadi, tempat, dan waktu kejadian.

Tulisan pengalaman pribadi memiliki ciri-ciri bentuk dan tata cara

penulisan yang bebas seperti yang terdapat pada catatan harian,

menceritakan peristiwa yang terjadi, waktu, dan tempat terjadinya peristiwa,

isinya bersifat individual atau keakuan, subjektif, bahasanya alamiah, biasa,

wajar, sederhana, terus terang, hidup, lincah, menarik, menyegarkan,

bersemangat, dan disajikan secara langsung (Sukirno, 2010: 33).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengalaman pribadi adalah suatu kejadian dan pelajaran hidup yang

dialami seseorang, baik itu pengalaman yang menggembirakan,

menyedihkan, atau memalukan.

 
 
 
18
 

5. Hakikat Peta Alur Pikiran (Mind Mapping)

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu

mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta alur pikiran atau disebut

mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada

awal 1970-an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi,

kreativitas dan pengembangan diri. Buzan (2013: 4) mengungkapkan

bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan

secara hafiah yang akan memetakan pikiran.

Mind map atau peta alur pikiran adalah sebuah diagram yang

digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-

tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta alur

pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan

serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar,

berorganisasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam

menulis (http://en.wikipedia.org/wiki/Mind_map). Mind map

menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk

mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2013: 9). Dengan

kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung akan lebih

merangsang secara visual daripada dengan metode pencatatan tradisional

yang cenderung linear dan satu warna. Ini akan sangat memudahkan dalam

mengingat informasi mind map.

Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta alur

pikiran (mind mapping) adalah suatu cara memetakan sebuah informasi

 
 
 
19
 

yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan

berbagai imajinasi kreatif.

6. Langkah-langkah Membuat Peta Alur Pikiran (Mind Mapping)

Dalam membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan,

yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, serta

imajinasi. Buzan (2013: 15-16) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah

untuk membuat mind mapping.

Langkah-langkah pembuatan mind map adalah sebagai berikut ini.

a. Pembuatan mind map dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang

sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape). Hal ini bertujuan

untuk memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah

dan mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami.

b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah gambar atau foto

akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam

menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar

sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu

otak berkosentrasi, dan mengaktifkan otak.

c. Dalam membuat mind map, usahakan menggunakan warna yang

menarik karena warna membuat peta alur pikiran (mind mapping)

lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan

menyenangkan.

d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua,

 
 
20  
 

dan seterusnya. Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih

mudah dimengerti dan diingat.

e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa?

Karena dengan garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang

yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih

menarik bagi mata.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena dengan

kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas

kepada peta alur pikiran (mind mapping).

g. Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap

gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai satu

gambar di dalam mind map kita, mind map kita sudah setara dengan

10.000 kata catatan.

7. Kegunaan Peta Alur Pikiran (Mind Mapping)

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan

peta alur pikiran (mind mapping) sebagai gagasan dalam kegiatan menulis.

Di dalam kegiatan menulis, peta pikiran membantu siswa menyusun

informasi dan melancarkan aliran pikiran. Peta pikiran dapat membantu

siswa dalam mengatasi hambatan menulis. Tugas menulis dapat

menghasilkan beberapa peta pikiran, saat topik-topik utama yang mungkin

berkembang menjadi subjek baru, dengan pemikiran dan penjelajahan

lebih lanjut. Mind mapping memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. memudahkan dalam melihat gambaran keseluruhan;

 
 
 
21
 

b. membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, dan

membuat hubungan;

c. memudahkan penambahan informasi baru;

d. pengkajian ulang bisa lebih cepat;

e. setiap peta bersifat unik.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

peta alur pikiran (mind mapping) akan memudahkan siswa dalam

pembelajaran khususnya dalam menulis pengalaman pribadi bagi siswa

SMP. Melalui peta alur pikiran (mind mapping) siswa lebih mudah dalam

mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

8. Penerapan Metode Peta Alur Pikiran (Mind Mapping) dalam Menulis


Pengalaman Pribadi

Penerapan metode peta alur pikiran (mind mapping) adalah

sebagai berikut, siswa diinstruksikan mengingat kembali pengalaman yang

pernah dialami, baik itu pengalaman lucu, sedih dan menyenangkan.

Siswa mulai membuat tulisan berupa kata kunci dari ide yang

dipilih disertai dengan simbol atau gambar yang berwarna yang kemudian

disebut mind mapp. Langkah-langkah pembuatan peta alur pikiran (mind

mapp) adalah sebagai berikut:

a. guru memberikan kertas kosong (HVS) kepada setiap siswa. Penulisan

simbol dan gambar dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang

diletakkan mendatar (landscape). Tujuannya untuk memberi

 
 
 
22
 

kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan

mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami;

b. siswa membuat sebuah gambar untuk diletakkan ditengah (central)

kertas tersebut. Gambar harus sesuai dengan pengalaman pribadi

mereka;

c. selanjutnya, siswa juga diwajibkan menggunakan spidol warna atau

pensil warna agar gambar lebih menarik;

d. setelah gambar sentral selesai, siswa menghubungkan cabang-cabang

utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat

dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya;

e. dalam membuat cabang-cabang harus menggunakan garis hubung

yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan

membosankan otak. Cabang-cabang yang dibuat melengkung sperti

cabang-cabang pohon akan lebih menarik mata. Apalagi ditambah

dengan warna yang menarik;

f. siswa menggunakan satu kata kunci tunggal untuk setiap garis. Dengan

kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya ingat kepada peta

alur pikiran (mind mapping).

Guru menugaskan siswa untuk menulis pengalaman pribadi

berdasarkan peta alur pikiran (mind map) yang sudah dibuat setelah siswa

selesai membuat perencanaan dalam bentuk mind map. Apabila masih ada

ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka dapat dituangkan dalam

 
 
 
23
 

cabang-cabang atau ranting mana pun dalam peta pikiran untuk

selanjutnya dituangkan dalam sebuah tulisan.

C. Kerangka Berpikir

Dari hasil pengamatan penulis, kemampuan siswa dalam menulis

pengalaman pribadi selama ini terlihat masih kurang. Siswa mengalami

kesulitan ketika menulis pengalaman pribadi. Hal ini mungkin disebabkan guru

masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga siswa

merasa bosan dan kurangnya kreatifitas siswa. Selain itu, siswa kurang terbiasa

dalam menulis karangan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis pengalaman

pribadi. Salah satu metode yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

kreatifitas dan hasil belajar dalam menulis pengalaman pribadi adalah metode

peta alur pikiran (mind mapping). Metode peta alur pikiran (mind mapping) ini

akan diterapkan menggunakan dua siklus yang melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada kondisi akhir dapat

diperoleh bahwa dengan metode peta alur pikiran (mind mapping) dapat

meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

 
 
24
 
 

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Suwandi, 2012: 57-58).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan metode peta alur

pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menulis pengalaman

pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang

tahun ajaran 2012/2013.

 
 
 
 

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini, penulis sajikan desain penelitian, subjek penelitian,

prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, teknik penyajian hasil analisis, dan validitas data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu

sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Arikunto, dkk (2012: 3)

berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Suwardi (2012: 12), hal penting dalam PTK adalah tindakan

nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan

itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya

dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program itu belum dapat

memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus

berikutnya (siklus dua) untuk mencoba tindakan lain.

25
 
 
 26
 

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk mengembangkan

keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTK

dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur. Proses pengkajian ini

terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri

atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan

refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus

I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis

pengalaman pribadi, sedangkan siklus II bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi dengan

metode peta alur pikiran (mind mapping). Secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas (setiap siklus), yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting).

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali

ke langkah semula ( Arikunto, 2012: 20). Apabila sudah diketahui letak

keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilaksanakan dalam

satu siklus, penulis harus menentukan kembali rancangan kegiatan

pembelajaran untuk siklus kedua.

Berikut model penelitian masing-masing tahap (Arikunto, dkk (2012: 16)).

 
 
  27
 

PERENCANAAN

REFLEKSI  SIKLUS I PELAKSANAAN 

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI  SIKLUS II PELAKSANAAN 

PENGAMATAN

? (Berhasil atau Belum)
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII F SMP

Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang tahun ajaran 2012/2013 dengan

jumlah 36 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Penulis memilih kelas VII F sebagai subjek penelitian karena kemampuan

menulis siswa kelas VII F masih kurang. Berdasarkan wawancara dengan guru

mata pelajaran, terbukti dalam setiap pembelajaran pada kompetensi dasar menulis

karangan ataupun paragraf, dalam segi proses siswa cenderung memerlukan waktu

yang lama, sedangkan segi hasil karangan siswa masih banyak kesalahan dalam

penulisan karangan, baik dari segi ejaan maupun keterkaitan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain.

 
 
 
28
 

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal

hingga akhir. Tahapan penelitian ini mengikuti siklus ulang. Alur penelitian

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini.


Studi pendahuluan Penetapan mind
Ide awal mapping sebagai
1. Wawancara dengan guru metode pembelajaran
2 Pengamatan pembelajaran
menulis pengalaman
pribadi

Pelaksanaan prasiklus Persiapan penelitian

1.Perencanaan pembelajaran 1. Penyusunan skenario


pembelajaran
2.Pelaksanaan pembelajaran 2. Mempersiapkan sumber
belajar, fasilitas/sarana
pendukung, dan alat
dokumentasi
Simpulan
3. Penyusunan format
Pelaksanaan tindakan siklus I pengamatan, lembar
angket/kuesioner, dan
Berhasil 1. Perencanaan pembelajaran format penilaian untuk
2. Pelaksanaan pembelajaran siswa
3. Tahap observasi
Simpulan 4. Tahap refleksi siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus II

1. Perencanaan pembelajaran Berhasil


2. Pelaksanaan pembelajaran
3. Tahap observasi
4. Tahap refleksi siklus II

Pengumpulan data Teknik analisis data Validitas data

1. Tes 1. Teknik kualitatif 1. Triangulasi data


2. Observasi 2. Teknik kuantitatif
3. Angket/kuesioner
4. Dokumentasi
Gambar 2.Tahap Alur Penelitian

 
 
 
29
 

Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (a)

perencanaan (planing); (b) penerapan tindakan (action); (c) mengobservasi dan

mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (d)

melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau

peningkatan yang diharapkan tercapai ( kriteria keberhasilan).

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara

dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan melakukan pengamatan

terhadap proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Penulis memilih SMP Negeri 2 Candimulyo yang terletak di kecamatan

Candimulyo kabupaten Magelang sebagai tempat penelitian karena di sekolah

tersebut belum pernah ada penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping.

Penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Pertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada guru mata pelajaran

adalah (1) bagaimana kemampuan siswa selama ini dalam menulis karangan

baik dari segi proses maupun hasilnya? dan (2) apakah Anda pernah

menggunakan metode pembelajaran selain metode ceramah dalam

pembelajaran menulis?. Jawaban dari guru mata pelajaran akan diperkuat

dengan hasil pengamatan penulis terhadap proses belajar mengajar yang

berlangsung di kelas antara guru mata pelajaran dengan siswa.

Dari pengamatan tersebut, dapat dilihat permasalahan-permasalahan

yang muncul ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal yang perlu

 
 
 
30
 

diamati adalah cara guru mengajar, sikap dan perilaku siswa dalam

pembelajaran menulis karangan khususnya pengalaman pribadi, baik itu sikap

positif maupun negatif.

Dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran dan hasil

pengamatan ketika proses pembelajaran menulis berlangsung, penulis

menemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan kemampuan siswa

dalam menulis karangan masih rendah. Oleh sebab itu, penulis menetapkan

peta alur pikiran (mind mapping) sebagai metode pembelajaran menulis

pengalaman pribadi. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis pengalaman pribadi.

2. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis melakukan berbagai

persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan

baik. Persiapan penelitian yang perlu ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

a. menyusun skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran berisi

langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan penulis

dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Skenario

pembelajaran dibuat selama tiga siklus, pada tahap pra-siklus, penulis

belum menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi, sedangkan pada tahap siklus I dan II,

penulis sudah menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi;

 
 
  31
 

b. mempersiapkan sumber belajar, fasilitas/sarana pendukung, dan alat

dokumentasi yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

menulis pengalaman pribadi;

c. menyusun format pengamatan, lembar angket/kuesioner, dan membuat

format penilaian untuk siswa.

3. Pelaksanaan Prasiklus

Dalam tahap prasiklus, metode mind mapping belum diterapkan. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui perilaku, kesan siswa, dan kemampuan awal

siswa dalam menulis pengalaman pribadi. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam prasiklus adalah sebagai berikut ini.

a. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan, penulis menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mengkontrol dan mempermudah

penulis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis pengalaman

pribadi, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan

alokasi waktu yang ditentukan. Selanjutnya, penulis menyiapkan format

observasi, lembar angket, format penilaian, sumber belajar atau buku

referensi, kertas folio, dan alat dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: kegiatan

awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal, penulis memberikan salam

dan memperkenalkan diri kepada siswa. Selanjutnya setiap siswa juga

wajib untuk memperkenalkan diri. Pada kegiatan inti, penulis memberikan

 
 
  32
 

materi mengenai ruang lingkup pengalaman pribadi dan menginstruksikan

siswa untuk mengingat-ingat kembali pengalaman yang pernah dialami.

Setelah siswa paham, penulis memberikan tugas berupa menulis karangan

atau cerita berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing siswa di kertas

folio yang sudah disediakan. Tugas tersebut kemudian dikumpulkan untuk

diberikan penilaian. Kegiatan akhir pembelajaran ditutup dengan

pembacaan doa dan salam.

c. Observasi

Pada tahap ini, penulis mengamati perilaku positif dan negatif

siswa selama pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung

dengan memberikan check list pada format observasi yang telah

disediakan.

d. Refleksi

Data yang telah dikumpulkan pada prasiklus secepatnya dianalisis

sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan. Jika analisis data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan

maka penulis akan melakukan langkah-langkah perbaikan untuk

diterapkan pada siklus selanjutnya.

4. Tindakan Siklus I

Dalam siklus I ini ada empat tahap yang harus ditempuh, yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus I adalah sebagai berikut ini.

 
 
 
33
 

a. Perencanaan

Perencanaan memuat rencana kegiatan yang disusun sebelum

melaksanakan penelitian. Adapun perencanaan penelitian yang dilakukan

penulis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut

disusun untuk mengkontrol dan mempermudah penulis dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis pengalaman pribadi,

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan

alokasi waktu yang ditentukan;

2) mempersiapkan sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan berupa

buku-buku referensi yang memiliki keterkaitan dengan materi mengenai

pengalaman pribadi. Beberapa buku tersebut antara lain: Bahasa dan

Sastra Indonesia kelas VII SMP & MTS, Buku Belajar Cepat Menulis

Kreatif Berbasis Kuantum, Buku Pintar Mind Map;

3) mempersiapkan pedoman observasi/pengamatan. Pedoman observasi

berisi pernyataan mengenai perilaku siswa selama pembelajaran

berlangsung;

4) mempersiapkan lembar angket/kuesioner siswa. Pengisian

angket/kuesioner ini dilakukan pada akhir pembelajaran menulis

pengalaman pribadi sebelum dan sesudah menggunakan metode mind

mapping;

5) mempersiapkan alat dokumentasi. Alat dokumentasi yang penulis

gunakan berupa kamera. Penulis mengambil gambar yang memuat

 
 
 
34
 

tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis pengalaman

pribadi berlangsung;

6) mempersiapkan format penilaian. Format penilaian digunakan untuk

menilai hasil karangan siswa berupa tulisan pengalaman pribadi.

Dengan format penilaian ini, akan didapatkan nilai (skor) tulisan

pengalaman pribadi setiap siswa;

7) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti kertas HVS

kosong, pensil warna, dan kapur warna. Gambar digunakan sebagai

media yang memudahkan siswa dalam pembuatan peta alur pikiran

(mind mapping). Gambar besar di tempel di depan kelas, kemudian

guru menjelaskan cara membuat peta alur pikiran (mind maping) lalu

mencabang-cabangkannya dengan kapur warna. Sementara itu, setiap

siswa diberi kertas HVS kosong untuk membuat peta alur pikiran (mind

mapping) dengan menggunakan spidol warna berdasarkan pengalaman

pribadi yang telah dialami.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran

adalah kinerja penulis dalam melaksanakan atau menerapkan metode peta

alur pikiran (mind mapping) dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau

diterapkan metode tersebut. Penulis memberikan materi tentang menulis

pengalaman pribadi menggunakan metode peta alur pikiran (mind

mapping) dengan tahapan sebagai berikut ini.

1) Tahapan awal pembelajaran

 
 
 
  35

Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan kegiatan:

a) berdoa;

b) presensi;

c) guru mengkondisikan siswa;

d) guru menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab

tentang pengalaman siswa dalam mengarang.

2) Tahapan inti

Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan kegiatan:

a) guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman apa saja yang telah

didapat;

b) guru menyampaikan materi tentang pengertian menulis pengalaman

pribadi dan pengertian peta alur pikiran (mind mapping);

c) guru menjelaskan penggunaan metode mind mapping dalam menulis

pengalaman pribadi;

(1) guru menunjukkan contoh mind mapping;

(2) guru menjelaskan langkah-langkah membuat mind mapping

sambil memberikan contoh nyata pembuatan mind mapping di

papan tulis dengan spidol warna;

(3) guru membacakan pengalaman pribadi sesuai dengan gambar

mind mapping yang ada di papan tulis;

d) guru dan siswa menentukan tema. Tema yang akan disepakati

misalnya liburan;

e) siswa dibagi menjadi 6 kelompok;

 
 
 36
 

f) penulis membagikan kertas HVS kosong, kertas folio, dan spidol

warna kepada siswa;

g) siswa (secara individu) membuat peta alur pikiran (mind mapping)

berdasarkan tema yang telah disepakati;

h) siswa menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi

menggunakan peta alur pikiran (mind mapping).

3) Tahap akhir

Pada tahap ini, penulis bersama siswa menyimpulkan hasil

kegiatan pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Penulis

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

menulis pengalaman pribadi dan penggunaan mind mapping. Penulis

mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam.

c. Observasi/ Pengamatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung. Dalam kegiatan ini menggunakan lembar observasi siswa

yang berisi pernyataan mengenai perilaku siswa selama pembelajaran

berlangsung. Dalam melakukan kegiatan observasi mengenai perilaku

siswa, penulis harus mendapatkan data yang terdapat di lapangan. Hal

yang perlu diamati adalah perilaku atau tingkah laku positif dan negatif

siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas.

 
 
  37
 

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami

dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran. Data

yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis

sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan, jika analisis data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan

maka penulis akan melakukan langkah-langkah perbaikan untuk

diterapkan pada siklus selanjutnya yakni siklus II.

5. Tindakan Siklus II

Proses penelitian tindakan kelas siklus II ini merupakan kelanjutan

dari siklus I. Langkah-langkah proses penelitian pada siklus II: (1)

perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus II

merupakan perbaikan dari siklus I. Hal-hal yang kurang baik pada siklus I

diperbaiki pada siklus II, sedangkan hal-hal yang sudah baik tetap

dipertahankan. Paparan tindakan siklus ini akan diuraikan sebagai berikut.

a. Perencanaan

Perencanaan siklus II dibuat dengan memperhatikan hasil kegiatan

siklus I. Tahap perencanaan siklus II meliputi: (1) menyempurnakan RPP

pada siklus I, (2) memperbaiki pedoman observasi, (3) mempersiapkan

pertanyaan untuk lembar kuesioner/angket, (4) mempersiapkan alat

evaluasi, (5) mempersiapkan kertas HVS kosong dan lembar folio untuk

siswa, (6) dan mempersiapkan alat dokumentasi.

 
 
  38
 

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan pada

siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II sebagai berikut ini.

1) Pendahuluan

Pada tindakan siklus II ini, guru mengawali pembelajaran

dengan memberikan salam dan mempresensi siswa. Guru menyampaikan

apersepsi pembelajaran menulis pengalaman pribadi sama seperti pada

siklus I. Guru bertanya kepada siswa mengenai materi pertemuan yang

lalu. Selanjutnya, guru bersama siswa mengulas kembali sedikit materi

mengenai menulis pengalaman pribadi dan penggunaan mind mapping.

2) Kegiatan Inti

Sebelum siswa kembali menulis pengalaman pribadi dengan

metode mind mapping, guru terlebih dahulu menjelaskan kesalahan dan

kekurangan siswa dalam menulis pengalaman pribadi pada pertemuan

siklus I. Guru menjelaskan kriteria penilaian yang digunakan dalam tes

menulis pengalaman pribadi. Guru memberikan arahan dan bimbingan

kepada siswa agar pada siklus II ini nilai siswa menjadi lebih baik. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang kurang paham.

Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok diisi oleh

beberapa siswa yang mendapatkan nilai baik. Tujuannya untuk

membantu siswa lain apabila mengalami kesulitan dalam menulis

 
 
 
39
 

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping. Siswa kembali

menulis pengalaman pribadi dengan metode mind mapping.

3) Penutup

Pada tahap ini, guru bersama siswa merefleksi hasil

pembelajaran pada hari itu. Guru mengulas kembali materi yang baru

saja diajarkan. Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada kesulitan

dalam menulis pengalaman pribadi. Pembelajaran ditutup dengan doa

dan salam.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II masih sama dengan siklus

I. Hal yang diamati adalah tingkah laku siswa selama pembelajaran

menulis pengalaman pribadi berlangsung, baik itu tingkah laku positif

maupun negatif.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi pada siklus II merupakan tahap akhir dalam

penelitian ini. Dari hasil observasi dan lembar angket siswa pada siklus II,

dapat diketahui bagaimana tanggapan siswa mengenai pembelajaran

menulis pengalaman pribadi dengan metode mind mapping. Selain itu,

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi dapat

diketahui melalui kegiatan refleksi.

 
 
 
40
 

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data yang

akurat. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan

sikap siswa setelah diadakan proses pembelajaran dengan metode peta alur

pikiran (mind mapping).

1) Teknik Tes

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik tes. Secara operasional pengertian tes dapat didefinisikan

sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang dites (Muslich,

2011: 146). Penulis menyiapkan tes berupa tugas menulis pengalaman

pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind mapping) untuk siswa.

Dengan menggunakan tes tersebut, penulis dapat mengetahui sejauh mana

kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Candimulyo kabupaten Magelang.

2) Teknik nontes

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atu peserta tes

tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2012: 90). Teknik nontes

(bukan tes) yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

angket/kuesioner, dan dokumentasi foto.

 
 
 
  41

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi nontes yang bisa

dilakukan kapan saja. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau

yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra

(Arikunto, 2010: 199). Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan

dengan mengamati keadaan dan tingkah laku siswa selama penelitian

berlangsung.

b. Angket/ kuesioner

Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari respon dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2012: 194).

Pengisian angket/kuesioner ini dilakukan pada tahap prasiklus dan siklus

II di akhir pembelajaran menulis pengalaman pribadi sebelum dan

sesudah menggunakan metode mind mapping.

c. Dokumentasi foto

Pendokumentasian ini dilakukan dengan mengambil gambar

atau foto tingkah laku dan aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.

Pengumpulan gambar/foto dilakukan ketika tes awal atau pre-test,

pelaksanaan siklus I, dan pelaksanaan siklus II.

 
 
 
  42

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat evaluasi atau fasilitas yang digunakan oleh

penulis dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 192). Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini menggunakan dua instrumen yaitu tes dan nontes. Berikut ini

penjelasan masing-masing instrumen tersebut.

1) Instrumen Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2010: 193).

Pada instrumen tes ini, ada pada pra-siklus, siklus I dan siklus II,

dengan tujuan untuk mengukur dari hasil kemampuan menulis pengalaman

pribadi siswa. Tes menulis diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk

mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis

pengalaman pribadi dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan

mutu hasil karangan siswa. Adapun beberapa aspek yang dinilai dalam tes

menulis pengalaman pribadi antara lain: (1) Organisasi isi, (2) Kesesuaian

isi dengan gambar pada mind mapping, (3) kosakata, (4) ejaan dan tanda

baca, (5) kerapian tulisan.

Hasil tes pada pra-siklus dianalisis dan dinilai. Selanjutnya penulis

mencari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan siswa dalam

menulis pengalaman pribadi dan dijadikan sebagai acuan untuk

pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

 
 
 
43
 

Nilai maksimal yang diperoleh dari hasil pembelajaran kemampuan

menulis pengalaman pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind

mapping) yaitu 100. Adapun kriteria aspek penilaian menurut Nurgiyantoro

(2012: 441) disajikan sebagai berikut ini.

Tabel 1
Kriteria Aspek Penilaian Menulis Pengalaman Pribadi

SKOR KRITERIA

KESESUAIAN ISI 22-25 SANGAT BAIK-SEMPURNA: gambar pada mind mapping


DENGAN sangat sesuai dengan isi dan urutan cerita
GAMBAR 18-21 CUKUP-BAIK: gambar pada mind mapping relevan dengan
isi cerita tetapi kurang lengkap
11-17 SEDANG-CUKUP: pengembangan cerita kurang sesuai
dengan gambar pada mind mapping
5-10 SANGAT KURANG: gambar pada mind mapping sangat
tidak sesuai dengan isi dan urutan cerita
ORGANISASI ISI 27-30 SANGAT BAIK: ekspresi lancar* gagasan diungkapkan
dengan jelas, padat, tertata dengan baik, dan urutannya logis

22-26 CUKUP-BAIK: kurang lancar* kurang terorganisir tetapi ide


utama terlihat dan urutan logis tetapi tidak lengkap
17-21 SEDANG-CUKUP: tidak lancar* gagasan kacau, urutan dan
pengembangan tidak logis
13-16 SANGAT KURANG: tidak komunikatif* tidak terorganisir
dan tidak layak nilai
KOSAKATA 18-20 SANGAT BAIK: pemanfaatan potensi kata canggih* pilihan
kata dan ungkapan sangat tepat
14-17 CUKUP-BAIK: pemanfaatan kata agak canggih* pilihan kata
dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak
mengganggu makna
10-13 SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas* sering
terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak
makna
7-9 SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan*
pengetahuan tentang kosakata rendah dan tidak layak nilai
EJAAN DAN 12-15 SANGAT BAIK: menguasai aturan penulisan* hanya terdapat
TANDA BACA beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca
8-11 CUKUP BAIK : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan dan
tanda baca tetapi tidak mengaburkan makna
5-7 SEDANG-CUKUP: banyak terdapat kesalahan ejaan dan
tanda baca
2-4 SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan*
terdapat banyak kesalahan ejaan
KERAPIAN 9-10 SANGAT BAIK: tulisan bagus, rapi, dan dapat terbaca
TULISAN dengan jelas

 
 
 
 
44

7-8 CUKUP BAIK: tulisan dapat terbaca tetapi kurang rapi

5-6 SEDANG-CUKUP: tulisan kurang rapi dan kurang jelas

2-4 SANGAT KURANG: tulisan sangat tidak jelas dan tidak rapi

2) Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi, lembar angket/kuesioner, dan dokumentasi foto.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengambil data penelitian

yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Lembar

observasi ini diberikan kepada siswa pada setiap kegiatan prasiklus,

siklus I, dan siklus II. Adapun aspek yang diamati dalam observasi ini

adalah sikap atau tingkah laku siswa, baik sikap positif maupun sikap

negatif yang ditunjukkan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung antara lain:

(1) siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya,

menanggapi, dan membuat catatan);

(2) siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi

kelompok;

(3) siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan

metode mind mapping;

(4) siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan

kesulitan;

 
 
 
  45

(5) siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap yang baik;

(6) siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan

kegiatan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir,

tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting);

(7) siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi

kelompok;

(8) siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping;

(9) siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis

pengalaman pribadi yang sedang diajarkan;

(10) siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis

pengalaman pribadi (mencontek, tiduran, bercanda, dan

sebagainya).

Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran

sambil memberikan check list pada lembar pedoman observasi yang

sudah disediakan pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II.

b) Angket/ kuesioner

Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari respon dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2012: 194).

Pengisian angket/kuesioner ini dilakukan pada akhir pembelajaran

sesudah dan sebelum menggunakan metode mind mapping.

 
 
 46
 

c) Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup

penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama

penelitian. Melalui dokumen foto ini, akan memperkuat data baik

observasi maupun lembar angket siswa, sehingga data menjadi lebih

jelas dan lengkap. Adapun gambar yang diambil melalui foto adalah

sikap siswa pada saat penulis menyampaikan materi menulis

pengalaman pribadi dan ketika siswa praktik menulis pengalaman

pribadi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan

teknik analisis data ini adalah untuk mengetahui secara terperinci cara

memperoleh data perkembangan hasil penelitian. Teknik kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2012: 6). Analisis data kualitatif diperoleh dari data nontes, yaitu

berupa lembar pengamatan (observasi), lembar angket/kuesioner, dan

dokumentasi foto.

Teknik kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan

atas perhitungan presentase, rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik

lainnya. Dengan kata lain, teknik kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan

 
 
 
47
 

atau angka atau kuantitas (Moleong, 2012: 3). Teknik kuantitatif diperoleh dari

hasil tes keterampilan menulis pengalaman pribadi yang dilakukan pada siklus

I dan siklus II. Dari setiap siklus diperoleh skor tiap-tiap siswa yang kemudian

dicari rata-ratanya dengan cara membandingkan rata-rata skor pada prasiklus,

siklus I, dan siklus II agar dapat terlihat seberapa besar peningkatan

kemampuan menulis pengalaman pribadi sebelum dan sesudah menggunakan

metode mind mapping .

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Dalam penelitian ini digunakan teknik penyajian hasil analisis data

berupa teknik penyajian data yang bersifat informal. Sudaryanto (1993: 145)

mengemukakan bahwa teknik penyajian hasil analisis data ada dua macam,

yaitu bersifat informal dan formal. Teknik penyajian yang bersifat informal

adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang

teknis sifatnya. Teknik penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan

lambang-lambang.

Teknik yang akan digunakan penulis untuk menyajikan data hasil

analisis adalah teknik penyajian data yang bersifat informal, yaitu penyajian

data hasil analisis dengan perumusan kata-kata biasa. Dengan teknik ini,

penulis menyajikan peningkatan prestasi pembelajaran menulis pengalaman

pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind mapping) pada siswa kelas VII

SMP Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013

dengan kata-kata biasa.

 
 
 48
 

H. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut

Moleong (2012: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Berdasarkan pendapat

di atas, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data.

Triangulasi data diperoleh dari data atau informasi yang

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain. Dalam penelitian ini,

penulis mengkomparasikan antara data yang satu dengan data yang lain. Data

yang dikomparasikan diperoleh dari hasil observasi/ pengamatan, hasil lembar

angket, dokumentasi, dan hasil karangan siswa.

 
 
 
 

BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan data hasil penelitian yang sesuai dengan

rumusan masalah yang diajukan. Hasil penelitian dideskripsikan secara rinci

berdasarkan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Adapun indikator atau keberhasilan tindakan praktik menulis pengalaman

pribadi dengan metode mind mapping adanya peningkatan yang terkait dengan

kemampuan menulis. Selain itu, indikator keberhasilan tindakan juga dapat

dilihat dari perkembangan proses pembelajaran yang positif, yaitu siswa lebih

bersikap aktif selama kegiatan belajar mengajar.

Pada bagian ini akan disajikan hasil dari penelitian kemampuan siswa

dalam menulis pengalaman pribadi mulai dari prasiklus atau tindakan awal

sampai dengan akhir siklus II. Sebelum dideskripsikan hasil penelitian berserta

pembahasannya, terlebih dahulu akan dideskripsikan kondisi dan kemampuan

siswa dalam menulis pengalaman pribadi sebelum melaksanakan tindakan yang

diperoleh dari tes awal pada prasiklus. Penelitian ini diadakan selama tiga kali

pertemuan. Tahap prasiklus dilaksanakan pada Senin, 20 Mei 2013. Siklus I

dilaksanakan pada Kamis, 23 Mei 2013. Siklus II dilaksanakan pada Kamis, 30

Mei 2013.

49
 
 
 
 
50

Dalam penyajian data ini akan disajikan data mengenai kegiatan

pembelajaran menulis pengalaman pribadi, sikap siswa, dan prestasi siswa

dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi.

1. Kegiatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi

Penelitian ini dilakukan selama tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus

I, dan siklus II. Ketiga tahap tersebut terdiri dari kegiatan perencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting).

Tahap prasiklus berisi kegiatan pembelajaran menulis pengalaman

pribadi secara konvensional atau belum menggunakan metode mind mapping.

Pada tahap ini, siswa bebas untuk menentukan tema yang akan dibuat menjadi

sebuah karangan berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum diterapkannya

metode mind mapping dalam menulis pengalaman pribadi. Pada tahap siklus I

dan siklus II, metode mind mapping sudah mulai diterapkan dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi untuk mengetahui perbedaan tingkat

kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi sebelum dan sesudah

menggunakan metode mind mapping. Rincian kegiatan dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi yang dilakukan pada tahap prasiklus, siklus I, dan

siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

 
 
 
  51

Tabel 2
Rincian Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Kegiatan Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Perencanaan a. Wawancara dengan a. Membuat RPP a. Menyempurnakan
guru mata pelajaran b. Menyiapkan sumber RPP
Bahasa Indonesia belajar, lembar b. Memperbaiki
b. Menyusun skenario observasi, angket, pedoman observasi
pembelajaran alat doklumentasi, c. Menyiapkan sumber
c. Membuat format format penilaian, belajar, alat
observasi, fasilitas dan sarana evaluasi,alat
kuesioner, dan pendukung dokumentasi, kertas
format penilaian HVS kosong dan
d. Memilih sumber lembar folio
belajar yang tepat
e. Menyiapkan alat
dokumentasi,
fasilitas dan sarana
pendukung
2. Pelaksanaan a. Pendahuluan a. Pendahuluan a. Pendahuluan
tindakan 1) Salam dan Berisi salam dan doa Berisi salam dan doa
doa b. Kegiatan inti b. Kegiatan inti
2) Perkenalan 1) Mengulas 1) Mengulas
b. Kegiatan inti kembali materi kembali materi dan
1) Menjelaskan dan kekurangan kekurangan atau
materi atau kesalahan kesalahan pada
pengalaman pada karangan karangan siswa di
pribadi secara siswa di pertemuan lalu
konvensional pertemuan lalu 2) Penugasan
2) Penugasan 2) Menjelaskan menulis
menulis pengertian, contoh pengalaman
pengalaman dan cara membuat pribadi dengan
pribadi mind mapp metode mind mapp
c. Doa dan salam 3) Pembagian c. Doa dan salam
penutup kelompok dan penutup
penugasan
menulis
pengalaman
pribadi dengan
metode mind
mapp
c. Doa dan salam
penutup
3. Observasi Mengamati tingkah Mengamati tingkah Mengamati tingkah laku
laku siswa ketika laku siswa ketika siswa ketika
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
berlangsung dengan berlangsung dengan berlangsung dengan
memberikan check list memberikan check list memberikan check list
pada lembar observasi pada lembar observasi pada lembar observasi
4. Refleksi Mengolah dan Mengolah dan Mengolah dan
menganalisis data menganalisis data yang menganalisis data yang
yang diperoleh dari diperoleh dari observasi diperoleh dari observasi
observasi dan dan kuesioner dan hasil dan kuesioner dan hasil
kuesioner dan hasil karangan siswa agar karangan siswa agar
karangan siswa agar dapat segera diambil dapat segera diambil
dapat segera diambil tindakan tindakan
tindakan

 
 
 
52
 

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan pada

perencanaan tahap prasiklus, hampir sama dengan perencanaan tahap siklus I dan

siklus II. Sebelum melaksanakan tindakan awal, penulis terlebih dahulu

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Dari hasil

wawancara tersebut, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran

menulis masih tergolong lemah. Menurut guru mata pelajaran tersebut, kelemahan

siswa terletak pada pengungkapan gagasan dan kesalahan-kesalahan ejaan.

Pada perencanaan tahap siklus I dan siklus II hanya berisi kegiatan

memperbaiki dan menyempurnakan format observasi dan kuesionar serta

menyiapkan lebih banyak fasilitas atau sarana pendukung yang berkaitan dengan

pembuatan mind mapping. Pelaksanaan tindakan di tahap prasiklus sama dengan

pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II, yaitu dimulai dengan kegiatan awal

berupa doa dan pemberian salam. Namun pada prasiklus kegiatan awal ditambah

dengan perkenalan. Kegiatan inti pada tahap prasiklus juga hampir sama dengan

kegiatan inti pada tahap siklus I dan II. Perbedaannya adalah pada tahap prasiklus

metode mind mapping belum diterapkan, sedangkan pada tahap siklus I dan siklus

II metode mind mapping sudah mulai diterapkan. Kegiatan akhir atau penutup

pada tahap prasilus, siklus I, dan siklus II adalah salam dan doa penutup.

Kegiatan observasi atau pengamatan yang dilakukan pada tahap prasiklus,

siklus I, dan siklus II adalah mengamati perilaku siswa baik perilaku positif dan

negatif siswa ketika pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung.

 
 
 
53
 

Pengamatan ini dilakukan sambil memberikan tanda check list pada format

observasi. Selanjutnya, kegiatan refleksi bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi dengan cara mengolah dan

menganalisis data hasil observasi, lembar angket siswa, dan hasil tes atau

penugasan. Dari hasil observasi dan lembar angket dapat diketahui tanggapan

siswa mengenai pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode mind

mapping.

2. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi

Upaya peningkatan keaktifan sikap dan tingkah laku siswa dalam proses

pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode peta alur pikiran (mind

mapping) meliputi tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II.

a. Prasiklus

Kegiatan prasiklus dilaksanakan sebelum tindakan siklus I dan siklus

II. Pada tahap prasiklus, metode peta alur pikiran (mind mapping) belum

diterapkan dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Penulis

mengisi lembar observasi untuk mengetahui sikap dan tingkah laku siswa

selama pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung.

Dari hasil pengamatan pada tahap prasiklus, keaktifan siswa

cenderung masih rendah. Siswa hanya sebatas diam dan mendengarkan

sehingga siswa tampak pasif dalam proses pembelajaran. Bahkan ada

beberapa siswa yang tidak mendengarkan dan berbicara sendiri.

 
 
54
 
 

Hasil observasi terhadap sikap dan tingkah laku siswa dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada tahap prasiklus tampak

dalam tabel berikut ini.

Tabel 3
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada
Prasiklus
No Aspek Ya Tidak Jumlah
1. Memperhatikan dan merespon F 15 siswa 21 siswa 36 siswa
dengan antusis % 41,67% 58,33% 100%
2. Aktif menjawab dan selalu F 5 siswa 31 siswa 36 siswa
bertanya apabila mengalami % 13,89% 86,11% 100%
kesulitan
3. Menulis pengalaman pribadi F 16 siswa 20 siswa 36 siswa
dengan sikap baik % 44,44% 55,56% 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa merasa

bosan dan kurang senang dengan pembelajaran menulis pengalaman pribadi

karena masih menggunakan metode konvensional yang selama ini guru

sering gunakan. Siswa merasa sudah sering mendapatkan cara mengajar

yang seperti itu sehingga siswa merasa bosan. Hal ini dapat dilihat dari 21

siswa atau 58,33% siswa tidak memperhatikan dan tidak merespon dengan

baik. Sebanyak 31 siswa atau 86,11 % siswa tidak aktif menjawab dan 20

siswa atau 55,56% tidak menulis pengalaman pribadi dengan sikap baik.

Pada tahap prasiklus, penulis membagikan lembar angket untuk

seluruh siswa. Pertanyaan dalam lembar angket ini berjumlah lima soal

dengan jawaban pilihan Ya atau Tidak. Isi dari pertanyaan lembar angket

adalah mengenai kesan dan perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis

pengalaman pribadi pada tahap prasiklus yang masih menggunakan metode

konvensional seperti yang selama ini diterapkan oleh guru. Metode

konvensional yang sering digunakan yaitu metode ceramah.

 
 
 
 
55

Hasil jawaban siswa dari pengisian lembar angket yang diberikan di

setiap akhir pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada tahap prasiklus

tampak dalam tabel berikut ini.

Tabel 4
Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada
Prasiklus

No. Aspek Pertanyaan Pilihan Jumlah


Ya Tidak
1. Apakah Anda menyukai F 28 siswa 8 siswa 36 siswa
pembelajaran menulis % 80% 20% 100%
pengalaman pribadi?

2. Apakah Anda mengalami F 23 siswa 13 siswa 36 siswa


kesulitan ketika akan menulis % 63,89% 36,11% 100%
pengalaman pribadi?

3. Apakah Anda merasa F 30 siswa 6 siswa 36 siswa


pembelajaran menulis pada % 85,72% 14,28% 100%
hari ini menyenangkan?

4. Apakah Anda merasa bosan F 22 siswa 14 siswa 36 siswa


dengan metode ceramah yang % 62,85% 37,15% 100%
digunakan guru selama ini?

5. Apakah Anda menginginkan F 35 siswa 1 siswa 36 siswa


suatu metode yang % 97,14% 2,86% 100%
menyenangkan dalam
menulis pengalaman pribadi?

Dari data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa merasa mengalami kesulitan dalam menulis pengalaman pribadi. Hal

ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab kesulitan dalam menulis

pengalaman pribadi sebanyak 23 siswa atau 63,89%. Selain itu, 22 siswa

atau 62,85% juga menjawab bahwa mereka merasa bosan dengan metode

ceramah yang digunakan guru selama ini.

 
 
56 
 

Oleh sebab itu, sebagian besar siswa menginginkan suatu metode

yang menyenangkan dan berbeda dari yang biasanya mereka dapatkan

dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi.

b. Siklus I

Pada proses pembelajaran siklus I, penulis kembali mengamati sikap

dan tingkah laku semua siswa sambil mengisi lembar observasi selama

pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan tingkah laku siswa baik

tingkah laku positif maupun negatif terhadap pembelajaran menulis

pengalaman pribadi setelah diterapkannya metode mind mapping.

Pada siklus I, hasil observasi terhadap sikap dan tingkah laku siswa

dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi menggunakan metode

mind mapping tampak dalam tabel dan diagram berikut ini.

Tabel 5
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
dengan Metode Mind Mapping pada Siklus I

No. Aspek Ya Tidak Jumlah

1. Siswa memperhatikan dan F 32 siswa 4 siswa 36 siswa


merespon dengan antusis % 88,9% 11,11% 100%
2. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi F 28 siswa 8 siswa 36 siswa
kelompok % 77,78% 22,22% 100%
3. Siswa merespon positif terhadap F 34 siswa 2 siswa 36 siswa
pembelajaran menulis pengalaman % 94,44% 5,56% 100%
pribadi dengan metode mind
mapping
4. Siswa aktif menjawab dan bertanya F 29 siswa 7 siswa 36 siswa
apabila menemukan kesulitan % 80,56% 19,44% 100%
5. Siswa menulis pengalaman pribadi F 33 siswa 3 siswa 36 siswa
dengan sikap baik % 91,67% 8,33% 100%

 
 
  57
 

Dari data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa umumnya

siswa senang dan merasa lebih tertarik dengan pembelajaran menulis

pengalaman pribadi menggunakan metode mind mapping. Siswa lebih

memperhatikan, aktif, dan merespons dengan atusias ketika proses

pembelajaran menulis pengalaman pribadi menggunakan metode mind

mapping daripada menggunakan cara konvensional seperti pada tahap

prasiklus. Selain itu, mayoritas siswa bersikap semakin baik dalam menulis

pengalaman pribadi yaitu sebesar 91,67% atau 33 siswa.

Pada tahap ini, penulis juga membuat dokumentasi dengan

mengambil gambar atau foto mengenai keadaan siswa di kelas selama

pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap

siswa dan kondisi di kelas. Siswa yang memperhatikan dan bergurau sendiri

akan terlihat pada hasil dokumentasi foto tersebut.

c. Siklus II

Kegiatan pada tahap siklus II tidak jauh berbeda dengan kegiatan

pada siklus I. Pada siklus ini, kegiatan observasi dilakukan dengan

mengamati sikap dan tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis pengalaman pribadi menggunakan metode mind mapping sambil

memberikan tanda check list (√ ) pada lembar observasi. Hasil jawaban

siswa dari pengisian lembar angket dalam pembelajaran menulis

pengalaman pribadi pada tahap siklus II tampak dalam tabel dan diagram

berikut ini.

 
 
 
58
 

Tabel 6
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi dengan
Metode Mind Mapping pada Siklus II

No. Aspek Ya Tidak Jumlah

1. Siswa memperhatikan dan F 33 siswa 3 siswa 36 siswa


merespon dengan antusis % 91,67% 8,33% 100%
2. Siswa aktif dalam kegiatan F 32 siswa 4 siswa 36 siswa
diskusi kelompok % 88,89% 11,11% 100%
3. Siswa merespon positif F 34 siswa 2 siswa 36 siswa
terhadap pembelajaran % 94,44% 5,56% 100%
menulis pengalaman pribadi
dengan metode mind
mapping
4. Siswa aktif menjawab dan F 31 siswa 5 siswa 36 siswa
bertanya apabila % 86,11% 13,89% 100%
menemukan kesulitan
5. Siswa menulis pengalaman F 34 siswa 2 siswa 36 siswa
pribadi dengan sikap baik % 94,44% 5,56% 100%

Dari data pada tabel dan diagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas siswa merasa senang, memperhatikan, merespon positif, dan

bersikap lebih baik terhadap pembelajaran menulis pengalaman pribadi

setelah diterapkannya metode mind mapping. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan sikap positif siswa di siklus II lebih banyak dibandingkan

dengan sikap positif siswa di tahap prasiklus dan siklus I. Sikap negatif

siswa juga mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan sikap

negatif siswa pada tahap prasiklus dan siklus I.

Pada tahap siklus II, penulis juga membagikan lembar angket kepada

masing-masing siswa. Lembar angket ini berisi berjumlah 7 pertanyaan

dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana kesan siswa terhadap pembelajaran menulis pengalaman pribadi

setelah diterapkannya metode mind mapping. Pengisian lembar angket

 
 
 
59
 

dilakukan pada akhir pembelajaran menulis pengalaman pribadi

menggunakan metode mind mapping. Hasil jawaban siswa dari pengisian

lembar angket dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi

menggunakan metode mind mapping pada tahap siklus II tampak dalam

tabel berikut ini.

Tabel 7
Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
menggunakan Metode Mind Mapping pada Siklus II

No. Aspek Pertanyaan Pilihan Jumlah


Ya Tidak
1. Apakah Anda tertarik F 36 siswa 0 siswa 36 siswa
dengan metode mind % 100% 0% 100%
mapping yang digunakan
guru pada hari ini?
2. Apakah metode ini lebih F 31siswa 5 siswa 36 siswa
memudahkan Anda dalam % 85,71% 14,29% 100%
menulis pengalaman
pribadi?
3. Apakah pembelajaran F 35 siswa 1 siswa 36 siswa
menulis dengan metode % 97,14% 2,86% 100%
mind mapping sangat
menyenangkan bagi Anda?
4. Apakah dengan metode ini F 26 siswa 10 siswa 36 siswa
Anda mulai menyukai % 72,29% 25,71% 100%
pembelajaran menulis?
5. Apakah Anda semakin F 32 siswa 4 siswa 36 siswa
bersemangat dalam % 91,42% 8,58% 100%
pembelajaran menulis
pengalaman pribadi setelah
diterapkannya metode mind
mapping?
6. Apakah Anda merasa F 36 siswa 0 siswa 36 siswa
mendapatkan pengalaman % 100% 0% 100%
baru setelah menggunakan
metode mind mapping
dalam pembelajaran ini?
7. Apakah dengan metode ini F 30 siswa 6 siswa 36 siswa
Anda merasa lebih mudah % 82,86% 17,14% 100%
dalam memulai membuat
kalimat?

 
 
60 
 

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa merasa

senang, bersemangat, dan merasa mendapatkan pengalaman baru setelah

mengikuti pembelajaran menulis pengalaman pribadi menggunakan metode

mind mapping. Selain itu, dengan diterapkannya metode mind mapping,

sebesar 82,86% atau 30 siswa merasa lebih mudah dalam menulis

pengalaman pribadi dan siswa merasa mendapatkan pengalaman baru dalam

pembelajaran menulis.

Hal ini berarti, siswa lebih menyukai pembelajaran menulis

pengalaman pribadi menggunakan metode mind mapping daripada

menggunakan metode konvensional atau metode ceramah yang selama ini

siswa dapatkan dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Pengalaman Pribadi

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen tes yang digunakan

berupa tugas menulis pengalaman pribadi untuk mengetahui hasil

peningkatan siswa dalam menulis pengalaman pribadi. Tes tersebut terdiri

dari tes awal atau prasiklus, siklus I, dan siklus II. Adapun hasil kemampuan

siswa dalam menulis pengalaman pribadi dari tahap prasiklus sampai

dengan siklus II tampak pada tabel di berikut ini.

 
 
61 
 

Tabel 8
Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Pengalaman Pribadi pada Tahap
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Kode Tahap KKM


No Responden Prasiklus Siklus I Siklus II
1 R1 68 75 79 75
2 R2 60 65 70 75
3 R3 60 74 78 75
4 R4 59 73 78 75
5 R5 67 74 72 75
6 R6 69 75 73 75
7 R7 58 75 84 75
8 R8 70 72 82 75
9 R9 60 73 79 75
10 R10 71 70 78 75
11 R11 62 66 76 75
12 R12 68 76 79 75
13 R13 52 72 79 75
14 R14 61 74 77 75
15 R15 58 73 82 75
16 R16 60 71 80 75
17 R17 62 71 79 75
18 R18 61 76 80 75
19 R19 59 74 82 75
20 R20 58 76 80 75
21 R21 58 72 76 75
22 R22 60 69 68 75
23 R23 63 73 79 75
24 R24 62 70 61 75
25 R25 69 74 85 75
26 R26 64 77 88 75
27 R27 64 78 82 75
28 R28 65 74 85 75
29 R29 63 74 80 75
30 R30 67 73 81 75
31 R31 66 81 83 75
32 R32 69 71 77 75
33 R33 61 72 80 75
34 R34 66 75 77 75
35 R35 65 72 75 75
36 R36 66 76 82 75
JUMLAH
2271 2636 2826
RATA-RATA
63,08 73,22 78,5

 
 
 
62
 

Dari data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

kelas setiap tindakan mengalami peningkatan, yaitu dari tahap prasiklus

sebesar 63,08, siklus I sebesar 73,22, dan siklus II sebesar 78,5.

B. Pembahasan

Pada penelitian ini, pembahasan difokuskan pada (1) penerapan metode

mind mapping dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi, (2)

peningkatan proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode

mind mapping, dan (3) peningkatan hasil kemampuan menulis pengalaman

pribadi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Candimulyo kabupaten

Magelang setelah diterapkannya metode mind mapping.

1. Penerapan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis


Pengalaman Pribadi

Penerapan metode peta alur pikiran (mind mapping) dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siklus I dan siklus II

diawali dengan guru (peneliti) mempersiapkan perlengkapan dan sumber

belajar yang diperlukan termasuk membuat RPP. Guru (peneliti) kemudian

masuk ke dalam kelas dan mengawali pembelajaran. Ketika proses

pembelajaran dimulai, guru mengulas kembali mengenai materi menulis

pengalaman pribadi yang telah disampaikan pada tahap prasiklus.

Selanjutnya, guru (peneliti) memberikan penjelasan mengenai pengertian

mind mapping. Guru memberikan contoh cara membuat mind mapping di

papan tulis menggunakan spidol warna agar siswa merasa tertarik.

 
 
 
63
 

Guru memberikan tugas menulis pengalaman pribadi kepada siswa

dengan terlebih dahulu menyuruh siswa untuk mengingat kembali

pengalaman yang pernah dialami, baik itu pengalaman lucu, sedih, dan

menyenangkan. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Hal ini bertujuan agar siswa dapat berdiskusi dengan siswa lainnya

mengenai tugas menulis pengalaman pribadi dengan metode mind

mapping. Siswa menulis pengalaman pribadi menggunakan metode mind

mapping dengan tema liburan.

Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran menulis ini dengan

memberikan kertas HVS, folio, serta satu pack spidol untuk tiap siswa.

Siswa mulai membuat tulisan berupa kata kunci dari ide yang dipilih

sesuai dengan cerita pengalaman pribadi siswa disertai dengan simbol atau

gambar yang berwarna yang kemudian disebut mind mapp. Kata kunci

tersebut dapat berupa unsur-unsur seperti yang ada dalam karangan narasi,

yaitu tokoh, latar waktu, tempat, suasana, dan lain-lain sesuai dengan

kreatifitas siswa. Langkah-langkah pembuatan peta alur pikiran (mind

mapp) adalah sebagai berikut:

a. guru memberikan kertas kosong (HVS) kepada setiap siswa. Penulisan

simbol dan gambar dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang

diletakkan mendatar (landscape). Tujuannya untuk memberi

kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan

mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami;

 
 
 
64
 

b. siswa membuat sebuah gambar untuk diletakkan ditengah (central)

kertas tersebut. Gambar harus sesuai dengan pengalaman pribadi

mereka;

c. siswa diwajibkan menggunakan spidol warna atau pensil warna agar

gambar lebih menarik;

d. setelah gambar sentral selesai, siswa menghubungkan cabang-cabang

utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat

dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya;

e. dalam membuat cabang-cabang harus menggunakan garis hubung

yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan

membosankan otak. Cabang-cabang yang dibuat melengkung sperti

cabang-cabang pohon akan lebih menarik mata. Apalagi ditambah

dengan warna yang menarik;

f. siswa menggunakan satu kata kunci tunggal untuk setiap garis. Dengan

kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya ingat kepada peta

alur pikiran (mind mapping).

Setelah siswa selesai membuat mind mapping, siswa membuat

karangan dengan mengembangkan ide-ide yang tertulis dalam mind

mapping menjadi sebuah karangan. Isi dan urutan cerita yang

dikembangkan harus sesuai dengan ide-ide yang ada dalam mind mapping

yang siswa buat.

 
 
 
65
 

Pekerjaan siswa yang sudah selesai wajib dikumpulkan untuk

dinilai berdasarkan aspek-aspek penilaian yang telah dibuat guru

(peneliti).

2. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis


Pengalaman Pribadi dengan Metode Peta Alur Pikiran (Mind Mapping)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen nontes yang

digunakan berupa lembar observasi dan lembar angket pada prasiklus,

siklus I, dan siklus II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

proses pembelajaran dalam menulis pengalaman pribadi. Adapun hasil

penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan sikap siswa dalam

proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi yang diketahui melalui

lembar observasi dan angket.

a. Prasiklus

Hasil penelitian pada prasiklus ini diketahui dari hasil observasi

dan angket siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis pengalaman pribadi berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan

mengamati semua tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti

pembelajaran menulis pengalaman pribadi, baik perilaku positif maupun

perilaku negatif. Penulis mengamati tingkah laku siswa sambil mengisi

lembar observasi dengan memberikan check-list ( √ ) pada pernyataan

yang tersedia. Hasil observasi atau pengamatan pada tahap prasiklus dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

 
 
 
  66

Gambar 3
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
pada Prasiklus

35
30
25
20
ya
15
tidak
10
5
0
1 2 3

Keterangan:
1 : Memperhatikan dan merespon dengan antusis
2 : Aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengalami kesulitan
3 : Menulis pengalaman pribadi dengan sikap baik

Dari data pada diagram tersebut, diketahui bahwa siswa yang

memperhatikan dan merespons dengan antusias bertanya, menanggapi,

dan membuat catatan sebanyak 15 siswa atau 41,67%. Siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu

seperti: berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan

yang tidak penting sebanyak 21 siswa atau 58,33%.

Saat pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung, dapat

diketahui bahwa siswa yang aktif menjawab dan selalu bertanya apabila

menemukan kesulitan sebanyak 5 siswa atau 13,89%. Siswa yang pasif

dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis pengalaman pribadi

sebanyak 31 siswa atau 86,11%.

 
 
  67
 

Dalam mengerjakan tugas yang diberikan penulis, dapat diketahui

bahwa terdapat 16 siswa atau 44,44% yang menulis pengalaman pribadi

dengan sikap baik dan serius. Sebanyak 20 siswa atau 55,56% melakukan

kegiatan mencontek dan bercanda ketika proses pembelajaran menulis

pengalaman pribadi berlangsung.

Selain dengan observasi, penulis juga menggunakan angket siswa

yang berisi lima pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak. Angket

tersebut dibagikan kepada siswa di akhir pembelajaran menulis

pengalaman pribadi. Hasil dari pengisian angket siswa dapat dilihat pada

diagram berikut ini.

Gambar 4
Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
pada Prasiklus

40

30

20 ya

10 tidak 

0
1 2 3 4 5

Keterangan :
1 : Apakah anda menyukai pembelajaran menulis pengalaman pribadi?
2 : Apakah anda mengalami kesulitan ketika akan menulis pengalaman
pribadi?
3 :Apakah anda merasa pembelajaran menulis pada hari ini
menyenangkan?
4 : Apakah anda merasa bosan dengan metode ceramah yang digunakan
guru selama ini?
5 : Apakah anda menginginkan suatu metode yang menyenangkan dalam
menulis pengalaman pribadi?

 
 
 
68
 

Pada diagram tersebut, diperoleh data bahwa pada pertanyaan

nomor 1 sebanyak 80% atau 28 siswa menjawab menyukai pembelajaran

menulis pengalaman pribadi dan 20% atau 8 siswa menjawab tidak

menyukai pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Pada pertanyaan

nomor 2, sebanyak 63,89% atau 23 siswa menjawab pertanyaan

mengalami kesulitan ketika akan menulis pengalaman pribadi dan

sebanyak 36,11% atau 13 siswa menjawab tidak mengalami kesulitan

dalam memulai menulis pengalaman pribadi.

Pada pertanyaan nomor 3, 85,72% atau 30 siswa merasa

pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada hari ini menyenangkan

dan 14,28% atau 6 siswa menjawab pembelajaran menulis pengalaman

pribadi pada hari ini tidak menyenangkan. Sebanyak 62,85% atau 22 siswa

menjawab pertanyaan nomor 4 dengan jawaban siswa merasa bosan

dengan metode ceramah yang digunakan guru selama ini dan 37,15% atau

14 siswa menjawab tidak merasa bosan dengan metode ceramah yang

digunakan guru selama ini. Pada pertanyaan nomor 5, sebanyak 97,14%

atau 35 siswa menginginkan suatu metode yang menyenangkan dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Siswa yang tidak

menginginkan suatu metode yang menyenangkan dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi hanya 2,86% atau 1 siswa.

 
 
 
 
69

b. Siklus I

Hasil penelitian pada siklus I ini didapatkan dari hasil observasi.

Seperti pada prasiklus (kondisi awal), observasi dilakukan selama proses

pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung. Akan tetapi, pada

siklus I ini metode mind mapping sudah diterapkan dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi. Aspek pengamatan pada siklus ini sedikit

berbeda dengan aspek pengamatan yang dilakukan pada prasiklus. Hasil

observasi siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 5
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi
dengan Metode Mind Mapping pada Siklus I

40
35
30
25
20 ya
15
tidak
10
5
0
1 2 3 4 5

Keterangan:
1 : siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias
2 : siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3 : siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pengalaman
pribadi dengan metode mind mapping
4 : siswa aktif menjawab dan bertanya apabila menemukan kesulitan
5 : siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap baik

 
 
 
70
 

Dari data pada diagram tersebut, dapat dilihat bahwa siswa yang

memperhatikan dan merespon dengan antusias bertanya, menanggapi, dan

membuat catatan sebanyak 32 siswa atau 88,89%. Siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu

seperti berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan

yang tidak penting sebanyak 4 siswa atau 11,11%. Siswa yang

berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak 28 siswa

atau 77,78%. Sedangkan siswa yang kurang berpartisipasi atau pasif dalam

kegiatan diskusi kelompok sebanyak 9 siswa atau 25%.

Saat pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode

mind mapping berlangsung dapat diketahui bahwa siswa yang merespon

positif atau senang terhadap pembelajaran menulis pengalaman pribadi

dengan metode mind mapping sebanyak 34 siswa atau 94,44% dan 2 siswa

atau 5,56 merespon negatif atau acuh terhadap pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping. Siswa yang aktif

menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan ketika

pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung sebanyak 29 siswa

atau 80,56%. Sedangkan siswa yang pasif dan malas untuk bertanya

mengenai materi menulis pengalaman pribadi yang sedang diajarkan

sebanyak 7 siswa atau 19,44%.

Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis, dapat

diketahui bahwa terdapat 33 siswa atau 91,67% yang menulis pengalaman

pribadi dengan sikap yang baik dan serius serta memberikan tanggapan

 
 
 
71
 

baik terhadap tugas yang diberikan oleh penulis. Siswa yang melakukan

kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis pengalaman pribadi seperti

mencontek, tiduran, dan bercanda sebanyak 3 siswa atau 8,33%.

c. Siklus II

Hasil penelitian pada siklus II juga diperoleh dari hasil observasi

dan angket siswa. Seperti pada prasiklus dan siklus I, observasi dilakukan

selama proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi berlangsung.

Observasi dilakukan dengan mengamati semua sikap siswa dan kondisi

kelas sambil memberikan tanda check list (√) pada point aspek

pengamatan yang terdapat dalam lembar observasi. Hasil observasi siklus

II tampak pada diagram berikut ini.

Gambar 6
Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi dengan Metode Mind Mapping pada Siklus II

40
35
30
25
20 ya
15 tidak
10
5
0
1 2 3 4 5

Keterangan:
1. : siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias
2. : siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelompok

 
 
 72
 

3. : siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pengalaman


pribadi dengan metode mind mapping
4. : siswa aktif menjawab dan bertanya apabila menemukan kesulitan
5. : siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap baik

Dari data pada diagram tersebut, dapat dilihat bahwa siswa yang

memperhatikan dan merespon dengan antusias bertanya, menanggapi, dan

membuat catatan sebanyak 33 siswa atau 91,67%. Siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu

seperti berbicara sendiri, mondar-mandir, dan membuat catatan yang tidak

penting sebanyak 3 siswa atau 8,33%. Siswa yang berpartisipasi aktif

dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak 32 siswa atau 88,89%. Siswa

yang kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok

sebanyak 4 siswa atau 11,11%.

Saat pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode

mind mapping berlangsung dapat diketahui bahwa siswa yang merespon

positif atau senang terhadap pembelajaran menulis pengalaman pribadi

dengan metode mind mapping sebanyak 34 siswa atau 94,44%. Siswa

yang merespon negatif atau acuh terhadap pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping sebanyak 2 siswa atau

5,56%.

Siswa yang aktif menjawab dan selalu bertanya apabila

menemukan kesulitan ketika pembelajaran menulis pengalaman pribadi

berlangsung sebanyak 31 siswa atau 86,11%. Siswa yang pasif dan malas

untuk bertanya mengenai materi menulis pengalaman pribadi yang sedang

diajarkan sebanyak 5 siswa atau 13,89%.

 
 
 
  73

Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis, dapat

diketahui bahwa terdapat 34 siswa atau 94,44% yang menulis pengalaman

pribadi dengan sikap yang baik dan serius serta memberikan tanggapan

baik terhadap tugas yang diberikan oleh penulis. Siswa yang melakukan

kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis pengalaman pribadi seperti

mencontek, dan bercanda sebanyak 2 siswa atau 5,56%.

Dari hasil observasi pada tahap prasiklus sampai siklus II, perilaku

dan sikap positif siswa semakin meningkat dalam pembelajaran menulis

pengalaman pribadi. Siswa menjadi lebih memperhatikan setiap penjelasan

guru (peneliti) dan semakin bersikap baik karena metode mind mapping

dapat menarik perhatian siswa dalam menulis pengalaman pribadi

sehingga siswa menjadi bersemangat dan senang mengikuti pembelajaran

menulis.

Selain dengan instrumen nontes berupa observasi atau pengamatan,

penulis juga membagikan angket kepada setiap siswa yang berisi tujuh

pertanyaan dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana kesan siswa mengenai pembelajaran menulis

pengalaman pribadi setelah diterapkannya metode mind mapping. Angket

tersebut dibagikan kepada siswa di akhir pembelajaran menulis

pengalaman pribadi pada siklus II. Hasil dari pengisian angket siswa dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

 
 
 
  74

Gambar 7
Kesan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman
Pribadi menggunakan Metode Mind Mapping pada SikluII

40
35
30
25
20 ya
15 tidak
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7

Keterangan :
1 : apakah anda tertarik dengan metode mind mapping yang digunakan
guru pada hari ini?
2 : apakah metode ini lebih memudahkan anda dalam menulis
pengalaman pribadi?
3 : apakah pembelajaran menulis dengan metode ini sangat
menyenangkan bagi anda?
4 : apakah dengan metode ini anda mulai menyukai pembelajaran
menulis?
5 : apakah anda semakin bersemangat dalam pembelajaran menulis
pengalaman pribadi setelah diterapkannya metode mind mapping?
6 : apakah anda merasa mendapatkan pengalaman baru?
7 : apakah dengan metode ini anda merasa lebih mudah dalam memulai
membuat kalimat?

Pada diagram tersebut, diperoleh data bahwa pada pertanyaan

nomor 1, 100% atau 36 siswa menjawab tertarik dengan metode mind

mapping yang digunakan dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi

dan tidak ada siswa satu pun yang menjawab tidak tertarik dengan metode

mind mapping yang digunakan dalam pembelajaran menulis pengalaman

pribadi. Pada pertanyaan nomor 2, 85,71% atau 31 siswa merasa lebih

mudah dalam menulis pengalaman pribadi dengan metode mind mapping

 
 
 
  75

dan 14,29% atau 5 siswa merasa kesulitan dalam menulis pengalaman

pribadi dengan metode mind mapping.

Pada pertanyaan nomor 3, sebanyak 97,14% atau 35 siswa merasa

pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan metode mind mapping

sangat menyenangkan. Siswa yang menjawab pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dengan metode mind mapping tidak menyenangkan

sebanyak 2,86% atau 1 siswa. Sebanyak 72,29% atau 26 siswa menjawab

pertanyaan nomor 4 dengan jawaban siswa merasa menyukai

pembelajaran menulis setelah mereka mendapatkan suatu metode baru

dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi. siswa yang tidak merasa

menyukai pembelajaran menulis sebanyak 25,71% atau 10 siswa.

Pada pertanyaan nomor 5, 91,42% atau 32 siswa merasa semakin

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis pengalaman pribadi

setelah menggunakan metode mind mapping. Siswa yang merasa tidak

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis pengalaman pribadi

setelah menggunakan metode mind mapping sebanyak 8,58% atau 4 siswa.

Pada pertanyaan nomor 6, semua siswa atau 100% siswa menjawab

merasa mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkannya metode mind

mapping dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Pada

pertanyaan nomor 7, siswa yang merasa lebih mudah untuk mulai

membuat kalimat setelah diterapkannya metode mind mapping dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi sebanyak 82,86% atau 30

 
 
 
76
 

siswa. Siswa yang merasa kesulitan untuk mulai membuat kalimat

sebanyak 17,14% atau 6 siswa.

3. Peningkatan Prestasi dan Kemampuan Siswa dalam Menulis


Pengalaman Pribadi dengan Metode Mind Mapping

Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen tes yang digunakan

berupa tugas menulis pengalaman pribadi. Instrumen tes ini bertujuan

untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

pengalaman pribadi. Tes tersebut terdiri dari tes awal atau prasiklus, siklus

I, dan siklus II.

a. Prasiklus

Pelaksanaan tindakan awal dimulai dengan pembelajaran secara

konvensional atau belum menggunakan metode mind mapping.

Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penugasan kepada siswa untuk

menulis pengalaman pribadi sebagai tes awal. Tes awal tersebut

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa dalam

menulis pengalaman pribadi tanpa menggunakan metode mind

mapping.

Pada tes awal diperoleh hasil tulisan pengalaman pribadi dengan

penilaian pada tiap aspek, yaitu (1) kesesuaian isi dengan gambar dan

judul, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) ejaan dan tanda baca, dan (5)

kerapian tulisan. Adapun data kemampuan awal siswa dalam menulis

pengalaman pribadi tampak pada tabel berikut ini.

 
 
 
 
77

Tabel 9
Hasil Tes Prasiklus Menulis Pengalaman Pribadi

No. Kategori Rentang Frekuensi Persentase


Nilai (siswa) (%)

1. Sangat Baik (SB) 87-100 0 0%


2. Baik (B) 76-86 0 0%
3. Cukup (C) 65-75 16 44,44%
4. Kurang (K) 54-64 20 55,56%
5. Sangat Kurang 0-53 0 0%
(SK)
JUMLAH 36 siswa 100%
RATA-RATA 63,08

Dari data pada tabel di atas diperoleh simpulan bahwa nilai rata-

rata kelas pada tindakan awal masih sangat rendah dan jauh dari KKM.

Dari 36 siswa, 16 diantaranya atau 44,44% mendapatkan kategori

cukup dengan rentang nilai 65-75. Kategori kurang dengan rentang nilai

54-64 diraih oleh 20 siswa atau 55,56% dan tidak ada siswa yang

mendapatkan kategori sangat baik dan baik.

Hal tersebut akan lebih jelas apabila dilihat dari skor pada setiap

aspek, yaitu kesesuaian isi dengan gambar dan judul, organisasi,

kosakata, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Skor-skor tersebut

tampak pada tabel dan diagram berikut ini.

 
 
 
78
 

Tabel 10
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Pada Prasiklus

No Aspek Rentang Jum Rata- Persent


yang Nilai lah rata ase
Dinilai
1. Isi 5-25 622 17,27 69%
2. Organisasi 13-30 740 20,55 68%
3. Kosakata 7-20 452 12,55 62%
4. Ejaan dan 2-15 229 6,36 42%
tanda baca
5. Kerapian 2-10 241 6,69 66%
Nilai rata-rata 63,08

Gambar 8
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Pada Prasiklus
25
20
15
10 rata‐rata
5
0
1 2 3 4 5

Keterangan:
1 : aspek isi
2 : aspek organisasi
3 : aspek kosakata
4 : aspek ejaan
5 : aspek kerapian

Dari data pada tabel dan diagram tersebut dapat dideskripsikan

hasil skor rata-rata siswa dari tiap aspek untuk kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada tindakan awal. Pada aspek kesesuaian isi

dengan gambar dan judul diperoleh skor rata-rata 17,27, aspek

organisasi diperoleh skor rata-rata 20,55, aspek kosakata diperoleh skor

 
 
 
  79

12,55, aspek ejaan dan tanda baca diperoleh skor 6,36, dan pada aspek

kerapian tulisan diperoleh skor 6,69.

b. Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I diawali dengan penjelasan

mengenai materi menulis pengalaman pribadi dengan metode mind

mapping yang meliputi: pengertian mind mapping, contoh mind

mapping, dan cara membuat mind mapping. Selanjutnya, guru (peneliti)

menentukan tema tentang liburan yang dilanjutkan dengan pemberian

tugas menulis pengalaman pribadi sebagai tes pada siklus I. Adapun

hasil tes yang diperoleh pada siklus I tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 11
Tingkat Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa
pada Siklus I

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase


(siswa) (%)
1. Sangat Baik (SB) 87-100 0 0%
2. Baik (B) 76-86 7 19,44%
3. Cukup (C) 65-75 29 80,56%
4. Kurang (K) 54-64 0 0%
5. Sangat Kurang 0-53 0 0%
(SK)
JUMLAH 36 siswa 100%

RATA-RATA 73,22

Dari data di atas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I, tidak

ada siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik. 7 siswa

atau 19,44% memperoleh kategori baik dengan rentang nilai 76-86.

Kategori cukup diperoleh 29 siswa atau sebesar 80,56% dengan rentang

 
 
  80
 

nilai 65-75 dan tidak ada siswa satupun yang memperoleh kategori

kurang dan sangat kurang.

Adapun siswa yang mendapat nilai tinggi pada siklus I, yaitu

Rizky Oktaviani dan Nur Fitriani. Siswa bernama Rizky Oktaviani

mendapatkan nilai 81. Pada aspek kesesuaian isi dengan gambar dan

judul mendapat skor 23 karena gambar pada mind mapping sangat

sesuai dengan isi dan urutan cerita. Pada aspek organisasi mendapat

skor 25. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan dan

kelogisan antar kalimat serta kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini,

ide utama terlihat dan urutan logis walaupun kalimat-kalimatnya kurang

terorganisir. Pada aspek kosakata mendapat skor 16. Hal ini karena

penggunaan pilihan kata dan ungkapan yang kadang-kadang kurang

tepat tetapi tidak mengganggu makna. Pada aspek ejaan dan tanda baca

mendapat skor 8 karena kadang-kadang terjadi penyingkatan kata,

kesalahan tanda baca, dan penulisan huruf kapital. Selanjutnya, pada

aspek kerapian tulisan mendapat skor 8 karena tulisan dapat terbaca

walaupun kurang rapi.

Siswa bernama Nur Fitriani mendapat nilai 78. Pada aspek

kesesuaian isi dengan gambar dan judul mendapat skor 23 karena isi

cerita sudah sesuai dengan judul dan gambar pada mind mapping. Pada

aspek organisasi mendapat skor 25. Pada aspek ini siswa tersebut cukup

lancar dalam menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf yang padu dan

logis.

 
 
81 
 

Pada aspek kosakata mendapat skor 15 karena penggunaan

pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak

mengganggu makna. Selanjutnya, pada aspek ejaan dan tanda baca

mendapat skor 8 karena sering ditemukan kekurangtepatan penggunaan

tanda baca. Pada aspek kerapian tulisan mendapat skor 7 karena tulisan

siswa tersebut dapat terbaca walaupun kurang rapi.

Adapun siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I, yaitu

Agung Yuliyanto dan Edi Suranto. Siswa bernama Agung Yuliyanto

mendapat nilai 65. Pada aspek kesesuaian isi dengan gambar dan judul

mendapat skor 21 karena isi yang disampaikan kurang sesuai dengan

judul dan gambar pada mind mapping. Pada aspek organisasi mendapat

skor 22.

Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai kesatuan antar

kalimat dan kepaduan kalimatnya. Dalam aspek ini, karangan siswa

tersebut kepaduan antar kalimatnya sangat kurang sehingga ada

beberapa kalimat yang kurang logis. Selanjutnya, pada aspek kosakata

mendapat skor 10 karena sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata

yang dapat merusak makna. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat

skor 6. Hal ini terbukti dari banyaknya kesalahan dalam penggunaan

ejaan seperti halnya penggunaan huruf kapital, preposisi, dan

pemakaian tanda baca. Pada aspek kerapian, siswa tersebut mendapat

skor 6 karena tulisannya kurang rapi dan kurang jelas.

 
 
82 
 

Siswa bernama Edi Suranto mendapat nilai 66. Pada aspek

kesesuaian isi dengan gambar dan judul, siswa tersebut mendapat skor

21 karena gambar pada mind mapping relevan dengan isi cerita tetapi

kurang lengkap. Pada aspek organisasi mendapat skor 21. Pada aspek

ini yang dinilai adalah kepaduan, kesatuan, dan kelogisan kalimat.

Dalam aspek ini, siswa tersebut kurang lancar dalam mengembangkan

kalimat sehingga kalimatnya kurang logis. Pada aspek kosakata

mendapat skor 11. Selanjutnya, pada aspek ejaan dan tanda baca

mendapat skor 7 karena banyak terdapat kesalahan penggunaan huruf

kapital dan pemakaian tanda baca. Pada aspek kerapian, siswa tersebut

mendapat skor 6. Hal ini dapat dilihat dari bentuk tulisannya yang

kurang jelas untuk dibaca.

Tabel 12
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi
pada Siklus I

No Aspek yang Rentan Jumla Rata- Persent


Dinilai g Nilai h rata ase
1. Isi 5-25 807 22,41 89%
2. Organisasi 13-30 837 23,25 77%
3. Kosakata 7-20 508 14,11 70%
4. Ejaan dan 2-15 243 6,75 45%
tanda baca
5. Kerapian 2-10 243 6,75 67%
Nilai rata-rata 73,22

 
 
  83
 

Gambar 9
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi
pada Siklus I

25
20
15
10 rata‐rata
5
0
1 2 3 4 5

Keterangan :
1 : aspek isi
2 : aspek organisasi
3 : aspek kosakata
4 : aspek ejaan
5 : aspek kerapian

Dari tabel dan diagram di atas, dapat dideskripsikan hasil skor

rata-rata siswa dari tiap aspek untuk kemampuan menulis pengalaman

pribadi pada pelaksanaan tindakan siklus I. Pada aspek isi diperoleh

skor rata-rata 22,41, aspek organisasi diperoleh skor 23,25, aspek

kosakata diperoleh skor 14,11, aspek ejaan dan tanda baca diperoleh

skor 6,75, dan aspek kerapian diperoleh skor 6,75.

c. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan pelaksanaan

tindakan pada siklus I, yaitu diawali dengan pemberian dan penjelasan

materi. Pada siklus II, guru (peneliti) bersama dengan siswa

mendiskusikan hasil karangan siswa dalam menulis pengalaman

pribadi. Aspek-aspek dalam penilaian menulis pengalaman pribadi yang

dirasa kurang dikuasai oleh siswa kemudian dibahas dan didiskusikan

 
 
 
84
 

sehingga kesalahan-kesalahan dalam penulisan pengalaman pribadi

yang akan dilaksanakan pada siklus II tidak terulang seperti pada siklus

I. Selanjutnya, hal-hal yang sudah baik dan mencapai kriteria aspek

penilaian dipertahankan.

Pada siklus II ini, guru (peneliti) juga memberikan penugasan

menulis pengalaman pribadi yang dianggap sebagai tes. Adapun hasil

tes yang diperoleh pada siklus II tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 13
Tingkat Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa
pada Siklus II
No. Kategori Rentang Frekuensi Persentase
Nilai (siswa) (%)
 

  1. Sangat Baik (SB) 87-100 1 2,78%

2. Baik (B) 76-86 29 80,56%


 
3. Cukup (C) 65-75 6 16,67%

4. Kurang (K) 54-64 0 0%

5. Sangat Kurang (SK) 0-53 0 0%

JUMLAH 36 siswa 100%

RATA-RATA 78,5

Dari data di atas, dapat dideskripsikan bahwa ada 1 siswa atau

2,78% dari 36 siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dengan

rentang nilai 87-100. Kategori baik dengan rentang nilai 76-86 terdapat

29 siswa atau 80,56% dan 6 siswa atau 16,67% dari 36 siswa mendapat

kategori cukup dengan rentang nilai 65-75. Tidak ada satupun siswa

yang mendapat kategori kurang dan sangat kurang.

 
 
 
  85

Adapun siswa yang mendapatkan nilai tinggi pada siklus II,

yaitu Nita Agustin, Nia Oktaviani, dan Pariyah. Siswa bernama Nita

Agustin mendapat nilai 88. Pada aspek kesesuaian isi dengan gambar

dan judul mendapat skor 24 karena isi yang disampaikan sudah sesuai

dengan gambar dan judul pada mind mapping. Pada aspek organisasi

mendapat skor 28. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai

kesatuan, kepaduan antar kalimat serta kelogisan kalimatnya. Dalam

aspek ini, siswa tersebut cukup lancar dalam mengungkapkan gagasan

dengan jelas, padat, tertata dengan baik, dan urutannya logis. Pada

aspek kosakata mendapat skor 15 karena penggunaan pilihan kata dan

ungkapan kadang-kadang yang cukup baik walaupun kadang kurang

tepat tetapi tidak mengganggu makna, misalnya kata dahulu yang

ditulis dulu. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat skor 12. Hal ini

terbukti dari penguasaan aturan penulisan yang sudah cukup baik.

Hanya terdapat beberapa kesalahan saja dalam penulisan preposisi,

yaitu disana dan kerumah. Selanjutnya, pada aspek kerapian tulisan

mendapat skor 9 karena tulisan bagus, rapi, dan dapat dibaca dengan

jelas.

Nia Oktaviani memperoleh nilai 85. Pada aspek kesesuaian isi

dengan gambar dan judul mendapat skor 24 karena gambar dan judul

pada mind mapping sesuai dengan isi dan urutan cerita. Pada aspek

organisasi mendapat skor 26 karena pengembangan kalimatnya kurang

terorganisir tetapi ide utama terlihat. Pada aspek kosakata mendapat

 
 
 
86
 

skor 15. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan pilihan kata dan

ungkapan yang kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu

makna. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat skor 12 karena

sudah cukup menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa

kesalahan pemakaian preposisi dan tanda baca. Selanjutnya, pada aspek

kerapian tulisan mendapat skor 8 karena tulisannya dapat terbaca

dengan jelas walaupun kurang sedikit rapi.

Pariyah mendapatkan nilai yang sama dengan Nia Oktaviani

yaitu 85. Akan tetapi mereka mendapatkan skor yang berbeda pada tiap

aspeknya. Pada aspek kesesuaian isi dengan gambar dan judul

mendapat skor 23 karena judul dan gambar pada mind mapping sesuai

dengan isi dan urutan cerita. Pada aspek organisasi, pariyah mendapat

skor 27. Skor ini lebih tinggi daripada skor yang didapatkan oleh Nia

Oktaviani. Pariyah mendapat skor 27 karena gagasan yang diungkapkan

jelas, padat, tertata dengan baik, dan urutannya logis. Pada aspek

kosakata mendapat skor 15. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat

skor 11 karena kadang-kadang terjadi kesalahan penulisan preposisi di-

,ke-,dari-. Pada aspek kerapian mendapat skor 9 karena tulisannya rapi

dan jelas, bahkan tidak ada satu coretan sedikit pun.

Adapun siswa yang mendapatkan nilai rendah pada siklus II,

yaitu Mujiono dan Muhammad Prasetyo. Mujiono mendapatkan nilai

61. Pada aspek kesesuaian isi dengan judul dan gambar mendapat skor

17 karena pengembangan cerita kurang sesuai dengan gambar pada

 
 
 
  87

mind mapping. Pada aspek organisasi mendapat skor 19 karena

kepaduan antar kalimat sangat kurang. Pada aspek kosakata mendapat

skor 12 karena sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata yang

dapat merusak makna. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat skor

7 karena sering terjadi kesalahan penulisan preposisi, huruf kapital, dan

masih ditemukannya penyingkatan kata, yaitu dengan yang ditulis dgn

dan yang ditulis yg. Pada aspek kerapian mendapat skor 6 karena

tulisannya kurang rapi dan kurang jelas.

Muhammad Prasetyo mendapatkan nilai 68. Pada aspek

kesesuaian isi dengan judul dan gambar pada mind mapping mendapat

skor 21 karena gambar pada mind mapping relevan dengan isi cerita

tetapi ceritanya kurang lengkap. Pada aspek organisasi mendapat nilai

20 karena urutan dan pengembangan kalimat kurang logis. Pada aspek

kosakata mendapat nilai 12. Pada aspek ejaan dan tanda baca mendapat

skor 8. Hal ini dapat dilihat dari adanya kesalahan pemakaian huruf

kapital pada nama tempat dan nama orang. Kesalahan juga terjadi pada

pemakaian tanda baca tetapi tidak mengaburkan makna. Pada aspek

kerapian mendapat skor 7 karena tulisannya kurang rapi namun dapat

dibaca.

Adapun penskoran pada setiap aspek penilaian yang meliputi isi,

organisasi, kosakata, ejaan, dan kerapian tampak pada tabel dan

diagram berikut ini.

 
 
  88
 

Tabel 14
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Pada Siklus II

No Aspek yang Rentang Jumlah Rata- Persent


Dinilai Nilai rata ase
1. Isi 5-25 807 22,41 89%
2. Organisasi 13-30 893 24,8 82%
3. Kosakata 7-20 525 14,59 72%
4. Ejaan dan 2-15 334 9,27 61%
tanda baca
5. Kerapian 2-10 268 7,4 74%
Nilai rata-rata 78,5

Gambar 10
Skor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi
Pada Siklus II
30

25

20

15
rata‐rata
10

0
1 2 3 4 5

Keterangan :
1 : aspek isi
2 : aspek organisasi
3 : aspek kosakata
4 : aspek ejaan
5 : aspek kerapian

Dari data tabel dan diagram di atas, dapat dideskripsikan skor

rata-rata siswa dari tiap aspek untuk kemampuan menulis pengalaman

pribadi pada pelaksanaan tindakan siklus II. Pada aspek kesesuaian isi

dengan judul dan gambar diperoleh skor rata-rata 22,41, aspek

organisasi diperoleh skor rata-rata 24,8, aspek kosakata diperoleh skor

 
 
 
89
 

14,59, aspek ejaan dan tanda baca diperoleh skor rata-rata 9,27, dan

pada aspek kerapian diperoleh skor rata-rata 7,4.

Perolehan skor berdasarkan kriteria sangat baik dan baik

meningkat dari prasiklus sampai dengan siklus II. Pada kriteria kurang

dan sangat kurang mengalami penurunan dari prasiklus sampai dengan

siklus II. Dengan demikian, dapat diketahui adanya peningkatan

kemampuan menulis pengalaman pribadi setelah diterapkannya metode

mind mapping. Hal tersebut tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 15
Perbandingan Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No Kriteria Rentan Prasiklus Siklus I Siklus II


. g Nilai Frek % Frek % Frek %
1. Sangat 87-100 0 0% 0 0% 1 2,78%
Baik (SB)
2. Baik (B) 76-86 0 0% 7 19,44 29 80,56
% %
3. Cukup 65-75 16 44,44 29 80,56 6 16,67
(C) % % %
4. Kurang 54-64 20 55,56 0 0% 0 0%
(K) %
5. Sangat 0-53 0 0% 0 0% 0 0%
Kurang
(SK)
JUMLAH 36 100% 36 100% 36 100%
RATA-RATA 63,08 73,22 78,5

Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menulis pengalaman pribadi pada kelas VII F SMP Negeri

2 Candimulyo mengalami peningkatan pada persentase siswa yang

mendapatkan kriteria baik (B) dan sangat baik (SB). Kriteria cukup (C),

kurang (K), dan sangat kurang (SK) mengalami penurunan persentase.

 
 
 
  90

Pada tahap prasiklus dan siklus I, tidak ada siswa yang masuk

dalam kriteria sangat baik (SB), sedangkan pada siklus II yang masuk

ke dalam kriteria sangat baik (SB) ada 1 siswa atau 2,78%. Pada kriteria

sangat baik (SB) dengan rentang nilai 87-100 belum mengalami

peningkatan dari prasiklus. Dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 2,78%. Pada kriteria baik (B) dengan rentang nilai

76-86 mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 19,44%

dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 61,12%. Untuk kriteria

cukup (C) yang memiliki rentang nilai 65-75 pada prasiklus ke siklus I

terjadi peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam kriteria tersebut,

yaitu sebesar 36,12%, sedangkan dari siklus I ke siklus II juga terjadi

penurunan sebesar 63,89%. Kemudian, pada kriteria kurang (K) dengan

rentang nilai 54-64, dari prasiklus ke siklus I sampai dengan siklus II

mengalami penurunan jumlah siswa yang masuk ke dalam kategori ini,

yaitu sebesar 55,56%. Pada siklus I dan siklus II tidak ada satu pun

siswa yang masuk ke dalam kategori kurang (K). Adapun pada kriteria

sangat kurang (SK) dengan rentang nilai 0-53 mulai dari prasiklus

sampai siklus II tidak ada satu siswa pun yang masuk dalam kategori

ini.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada siswa kelas VII F SMPN 2 Candimulyo

melalui metode mind mapping mengalami peningkatan. Hal ini dapat

diketahui dari nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 63,08, nilai

 
 
 
  91

rata-rata pada siklus I sebesar 73,22, dan pada siklus II nilai rata-rata

siswa sebesar 78,5. peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 10,14,

sedangkan peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar

5,28.

Adapun siswa yang mengalami peningkatan dalam menulis

pengalaman pribadi dari prasiklus ke siklus I dan mencapai KKM 75

berjumlah 11 siswa. Data siswa yang mencapai KKM pada siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 16
Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus ke Siklus I

No. Kode KKM Nilai Nilai siklus Kenaikan


Responden Prasiklus I
1. R1 75 68 75 7
2. R6 75 69 75 6
3. R7 75 58 75 17
4. R12 75 68 76 8
5. R18 75 61 76 15
6. R20 75 58 76 18
7. R26 75 60 77 17
8. R27 75 64 78 14
9. R31 75 66 81 15
10 R34 75 66 75 9
11. R36 75 66 76 10

Dari data di atas, diketahui bahwa 11 siswa mengalami

peningkatan dari prasiklus ke siklus I. Kode R1 pada tabel di atas

mengalami kenaikan sebesar 7 angka, yaitu dari skor 68 naik menjadi

75 di siklus I. Kode R6, siswa mengalami kenaikan 6 angka, yaitu dari

skor 69 naik menjadi 75.

 
 
 
  92

Kode R7 mengalami kenaikan skor dari 58 menjadi 75. R12

mengalami kenaikan skor sebesar 8 angka, dari 86 menjadi 76.

Selanjutnya, R18 mengalami kenaikan skor sebesar 15, yaitu dari skor

61 menjadi 76. R20 mengalami kenaikan angka dari skor 68 menjadi

76. R26 mengalami peningkatan sebesar 17 angka, yaitu dari skor 60

menjadi 77. R27 mengalami peningkatan angka sebesar 14, yaitu dari

skor 64 menjadi 78. R31 juga mengalami kenaikan angka dari skor 66

menjadi 81. Selanjutnya, R34 mengalami kenaikan skor sebesar 9

angka dan R36 mengalami peningkatan sebesar 10 angka dari skor 66

menjadi 76.

Pada siklus II terdapat 31 siswa yang mengalami peningkatan

skor dari siklus I ke siklus II dan mencapai KKM. Adapun data-datanya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17
Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II

Nama KKM Tahap Kenaikan


No
Siklus I Siklus II
1 R1 75 75 79 4
2 R3 75 74 78 4
3 R4 75 73 78 5
4 R7 75 75 83 8
5 R8 75 72 82 10
6 R9 75 73 79 6
7 R10 75 70 78 8
8 R11 75 66 76 10
9 R12 75 76 79 3
10 R13 75 72 79 7
11 R14 75 74 77 3
12 R15 75 73 82 9
13 R16 75 71 80 9
14 R17 75 71 79 8
15 R18 75 76 80 4
16 R19 75 74 82 8
17 R20 75 76 80 4

 
 
 
  93

18 R21 75 72 76 4
19 R23 75 73 79 6
20 R25 75 74 85 11
21 R26 75 77 88 11
22 R27 75 78 82 4
23 R28 75 74 85 11
24 R29 75 74 80 6
25 R30 75 73 81 8
26 R31 75 81 83 2
27 R32 75 71 77 6
28 R33 75 72 80 8
29 R34 75 75 77 2
30 R35 75 72 75 3
31 R36 75 76 82 6

Dari data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 31

siswa yang masuk ke dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.

Kenaikan paling tinggi yaitu dari skor 77 menjadi 88 dengan kenaikan

skor 11 angka. Skor tertinggi pada siklus II diraih oleh Nita Agustin

dengan skor 88.

Adapun siswa yang mengalami penurunan dari siklus I ke siklus

II dan mencapai KKM, yaitu Aris Priyanto dengan skor 75 pada siklus I

menjadi 73 pada siklus II. Besar penurunan ini mencapai 2 angka.

Siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I dan mengalami

peningkatan pada siklus II berjumlah 10 siswa. Rentang kenaikan skor

dari prasiklus sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

 
 
 
94
 

Tabel 18
Data Siswa yang Mengalami Peningkatan dari Prasiklus Sampai
dengan Siklus II

Kode Tahap KKM


No responden Prasiklus Siklus I Siklus II

1 R1 68 75 79 75
2 R7 58 75 84 75
3 R12 68 76 79 75
4 R18 61 76 80 75
5 R20 58 76 80 75
6 R26 64 77 88 75
7 R27 64 78 82 75
8 R31 66 81 83 75
9 R34 66 75 77 75
10 R36 66 76 82 75

Pada tabel di atas dapat dilihat hasil menulis pengalaman pribadi

pada siswa kelas VIIF yang mengalami peningkatan dan masuk dalam

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus I dan siklus II. Dari

data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencapaian skor tertinggi dari

prasiklus sampai dengan siklus II dicapai oleh siswa atas nama Nita

Agustin dengan kode responden R26. Siswa tersebut telah mencapai

KKM pada tahap siklus I dengan skor 77 kemudian mengalami

kenaikan skor di siklus II menjadi 88 walaupun di tahap prasiklus siswa

tersebut belum mencapai KKM dan hanya mendapat skor 64. Adapun

kelemahan menulis pengalaman pribadi pada sebagian besar siswa

kelas VII F adalah dalam ejaan dan tanda baca. Berikut uraian dari hasil

penilaian siswa di atas untuk mengetahui perubahan nilai siswa tersebut

dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II.

 
 
 
95
 

Siswa bernama Nita Agustin sejak prasiklus sampai dengan

siklus II mengalami peningkatan skor walaupun pada tahap prasiklus

belum mencapai KKM. Pada tahap prasiklus dalam aspek isi, siswa

tersebut mendapatkan skor 15 dengan kriteria penilaian cukup.

Pengembangan cerita kurang sesuai dengan judul yang diambil.

Pencapaian aspek isi pada siklus I mendapat skor 23 dan pada siklus II

mendapat skor 24 dengan kriteria penilaian sangat baik karena isi yang

disampaikan sangat sesuai dengan judul dan gambar pada mind

mapping. Selanjutnya, pada tahap prasiklus mengenai aspek organisasi

Nita mendapat skor 22. Pada aspek ini yang dinilai adalah mengenai

kepaduan dan kelogisan kalimat. Pada aspek ini, siswa tersebut kurang

lancar dalam mengembangkan kalimat tetapi ide utama sudah terlihat

dan urutannya pun logis hanya kurang lengkap.

Pada siklus I, Nita mendapat skor 24 dan pada siklus II

mendapatkan skor 28 dengan pengungkapan gagasan yang jelas. Pada

aspek kosakata, Nita mendapat skor 14 dalam prasiklus dengan kriteria

cukup. Pada siklus I dan siklus II, dalam aspek kosakata memperoleh

skor 15 dengan keterangan baik dengan pilihan kata yang lebih tepat

dibandingkan pekerjaan pada prasiklus. Selanjutnya dalam aspek ejaan,

Nita mendapatkan skor 5 pada tahap prasiklus karena terdapat banyak

kesalahan tanda baca, pemakaian huruf kapital, dan pemakaian

preposisi. Penyingkatan konjungtor tetapi yang ditulis menjadi tapi juga

ditemukan. Penulisan nama orang yang seharusnya ditulis dengan huruf

 
 
 
  96

kapital pada awal huruf masih sering ditemukan. Pada tahap siklus I,

Nita mendapatkan skor 8 karena kesalahan pemakaian huruf kapital dan

tanda baca mulai berkurang. Pada siklus II mendapatkan skor 12. Pada

aspek kerapian, Nita mendapat skor 8 di tahap prasiklus dan siklus I,

sedangkan di tahap siklus II mendapatkan skor 9 karena tulisannya rapi

dan jelas.

Ayu Nurvianti dengan kode responden R7 mendapat skor 18

mengenai aspek isi pada tahap prasiklus, skor 23 pada tahap siklus I dan

siklus II. Peningkatan skor ini dilihat dari kesesuaian urutan cerita

dengan judul dan gambar pada mind mapping. Pada aspek Organisasi,

Ayu mendapatkan skor 18 di tahap prasiklus karena gagasan kalimat

dan pengembangan kalimatnya kurang. Pada siklus I dan siklus II, skor

Ayu meningkat menjadi 27. Ayu mendapatkan skor 10 pada aspek

kosakata di tahap prasiklus, 13 di tahap siklus II, dan 14 di tahap siklus

II. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian pilihan kata dan ungkapan yang

semakin tepat. Dari aspek ejaan dan tanda baca, Ayu mendapatkan skor

6 pada tahap prasiklus dan siklus I karena sering terjadi kesalahan

ejaan, pemakaian tanda baca, dan huruf kapital yang dapat

mengaburkan makna, yaitu pada kata tau dengan penulisan yang tepat

adalah tahu. Kesalahan penggunaan konjungtor juga terjadi pada

konjungtor tetapi yang ditulis tapi. Dari aspek kerapian tulisan, Ayu

mendapatkan skor 6 pada prasiklus dan siklus I karena tulisannya

kurang rapi. Selanjutnya, pada siklus II Ayu mendapatkan skor 8.

 
 
 
  97

Rizky Oktaviani dengan kode responden R31 memperoleh skor

20 pada aspek isi di tahap prasiklus, skor 22 di tahap siklus II, dan 23 di

siklus II karena isi dan urutan ceritanya sesuai dengan judul dan gambar

pada mind mapping. Pada aspek organisasi, Rizky mendapatkan skor 21

di tahap prasiklus. Pada tahap siklus I dan II mendapat skor 26 karena

gagasannya sudah jelas dan sesuai dengan kriteria penilaian baik. Pada

aspek kosakata mendapat skor 13 di tahap prasiklus karena pemilihan

kata yang kurang tepat seperti kata enggak, dateng, dan temen. Pada

tahap siklus I dan siklus II, Rizky mendapat skor 16 karena kesalahan

pilihan kata dan ungkapan sudah jarang ditemukan. Pada aspek ejaan

dan tanda baca, Rizky mendapatkan skor 5 di tahap prasiklus karena

banyaknya kesalahan penyingkatan kata, misalnya dengan ditulis dgn

dan yang ditulis yg. Pada tahap siklus I, Rizky mendapatkan skor 8 dan

siklus II mendapatkan skor 11 karena hanya terdapat beberapa

penyingkatan kata. Pada prasiklus, Rizky mendapat skor 7 pada aspek

kerapian dan skor 8 pada siklus I dan siklus II.

Dari hasil penelitian pada tiap aspek menulis pengalaman

pribadi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Candimulyo, dapat

diambil nilai rata-rata dari seluruh siswa dalam satu kelas yang telah

dicantumkan pada tabel 10, 12, dan 14 yang diringkas pada tabel

berikut ini.

 
 
 
  98

Tabel
T 19
dingan Hasiil Prasikluss, Siklus I, dan Sikluss II Tiap Asspek
Perband

No. Asspek Renta Prassiklus Siklus I Sikllus II


yang ngg Rataa- % Rata- % Rata a- %
dinnilai niilai rata rata rata
a
1. Isi 5--25 17,27 69% 22,38 89% 22,4
41 89%
2. orgganisasi 133-30 20,55 68% 23,25 77% 24,8
8 82%
3. Koosakata 7--20 12,55 62% 14,11 70% 14,5
59 72%
4. Ejaaan dan 2--15 6,36 42% 6,75 45% 9,27
7 61%
tannda
bacca
5. Keerapian 2--10 6,69 66% 6,75 67% 7,4 74%
RATA-RAATA 63,08 73,22 78,5
5

Gammbar 11
Perbandin
ngan Hasil Prasiklus, Siklus I, dan
d Siklus III Tiap Asp
pek

25
20
15 prasiklus
10 siklus I
5 siklus II
0
1 2 3 4 5

Keterangaan :
1 : aspekk isi
2 : aspekk organisasii
3 : aspekk kosakata
4 : aspekk ejaan
5 : aspekk kerapian

Darri tabel dan


d diagram
m di atass dapat ddiketahui bahwa
b

kemampuaan menulis pengalaman


p n pribadi paada siswa kkelas VII F SMP

Negeri 2 Candimulyo
C o dalam tiap
p aspek penilaian mennulis mengalami

peningkataan, yaitu aspek isi, asp


pek organissasi, aspek kosakata, aspek
a

 
 
 
99
 

ejaan dan tanda baca, dan aspek kerapian. Berikut penjelasan mengenai

hasil penilaian pada tabel di atas.

a. Aspek isi

Pada aspek isi memuat hal-hal yang berhubungan dengan

kesesuaian isi cerita dengan judul dan gambar pada mind mapping. Skor

maksimal pada aspek ini adalah 25. Data dari tabel di atas, skor rata-

rata untuk aspek isi pada prasiklus adalah 17,27 atau 69%, siklus I dan

siklus II perolehan skor rata-rata mencapai 22,41 atau 89%. Dari skor

tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis

pengalaman pribadi pada aspek isi mengalami peningkatan pada setiap

siklus walaupun di siklus I hasilnya sama dengan siklus II. Dari

prasiklus ke siklus I, aspek isi meningkat sebesar 5,11 atau 10%.

b. Aspek organisasi

Pada aspek organisasi mencakup hal-hal yang berhubungan

dengan kejelasan isi, kepaduan kalimat, dan kelogisan kalimat dengan

skor maksimal 30. Perolehan skor rata-rata aspek organisasi pada

prasiklus adalah 20,55 atau 68%, siklus I diperoleh skor rata-rata 23,25

atau 77%, dan siklus II diperoleh skor rata-rata 24,8 atau 82%. Dari

skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

menulis pengalaman pribadi pada aspek organisasi dari prasiklus

sampai dengan siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari tahap

 
 
 
100
 

prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 2,7 atau 9% dan dari siklus I ke

siklus II meningkat sebesar 1,55 atau 5%.

c. Aspek kosakata

Pada aspek kosakata mencakup hal-hal yang berhubungan

dengan pemilihan kosakata. Skor maksimal pada aspek ini adalah 20.

Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari prasiklus ke siklus I

meningkat sebesar 1,56 atau 8% dari skor 12,55 atau 62% menjadi

14,11 atau 70%. Selanjutnya, dari siklus I ke siklus II juga mengalami

peningkatan, yaitu dari 14,11 atau 70% menjadi 14,59 atau 72%. Dari

skor rata-rata tersebut dapat diambil simpulan bahwa kemampuan siswa

pada aspek kosakata mengalami peningkatan.

d. Aspek ejaan dan tanda baca

Pada aspek ejaan dan tanda baca mencakup hal-hal yang

berhubungan dengan penggunaan ejaan dan pemakaian tanda baca.

Skor maksimal pada aspek ini adalah 15. Skor rata-rata yang diperoleh

dari prasiklus sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Pada

prasiklus, siswa memperoleh skor rata-rata 6,36 atau 42%, pada siklus I

memperoleh skor rata-rata 6,75 atau 45%, dan pada siklus II

memperoleh skor rata-rata 9,27 atau 61%. Dari ketiga rata-rata tersebut,

dapat diambil selisih dari siklus yang satu ke siklus selanjutnya, yaitu

selisih skor rata-rata hasil tes prasiklus ke hasil tes siklus I hanya 3%

dan dari siklus I ke siklus II sebesar 16%.

 
 
 
101
 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan pada

aspek ejaan dan tanda baca ini cukup baik. Namun, kemampuan siswa

dalam penggunaan ejaan dan tanda baca masih sangat rendah apabila

dilihat dari selisih dengan skor maksimal.

e. Aspek kerapian

Pada aspek kerapian mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

kejelasan dan kerapian tulisan. Pada aspek ini memiliki skor maksimal

10. Dari data pada tabel di atas, skor rata-rata yang diperoleh dari tahap

prasiklus sampai dengan siklus II mengalami peningkatan yang cukup

baik. Pada tahap prasiklus diperoleh skor rata-rata 6,69 atau 66%, pada

siklus I diperoleh skor rata-rata 6,75 atau 67%, dan pada tahap siklus II

diperoleh skor rata-rata 7,4 atau 74%. Adapun peningkatan skor dari

prasiklus ke siklus I sebesar 0,06 atau 1% dan dari siklus I ke siklus II

sebesar 0,65 atau 7%. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi pada aspek

kerapian masih jauh dari skor maksimal. Sebagian besar hasil tulisan

pengalaman pribadi siswa masih kurang begitu rapi dan kurang jelas.

Berdasarkan pendeskripsian tiap-tiap aspek di atas, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan menulis pengalaman pribadi pada

siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Candimulyo mengalami peningkatan

skor rata-rata. Peningkatan skor rata-rata dari prasiklus, siklus I, dan

siklus II tampak pada diagram berikut ini.

 
 
 
102
 

Gambar 12
Hasil Peeningkatan Nilai Rata-rrata Kelas
Pada Prasiklus,
P Siiklus I, dan Siklus II

sikluss II
10
00
Siklu
us I
Prasik
klus
5
50

0
Prasikluss  Siklus I Siiklus II

Keterangaan :
Prasiklus : 63,08
Siklus I : 73,22
Siklus II : 78,5

Berrdasarkan diagram
d di atas, dapaat diketahuui nilai rataa-rata

prasiklus adalah
a 63,08, nilai ratta-rata sikluus I adalah 73,22 dan nilai

rata-rata siiklus II adaalah 78,5. Hasil


H rata-rrata tes padda prasikluss dan

siklus I dappat dikatakan rendah karena


k masiih belum m
mencapai Krriteria

Ketuntasann Minimal, yaitu 75. Akan


A tetapi, nilai rata--rata pada setiap
s

tindakan selalu meninngkat, yaitu


u pada tahhap prasikluus nilai rataa-rata

sebesar 63,,08 meninggkat sebesarr 10,14 di siiklus I mennjadi 73,22. Pada

siklus II niilai rata-rataa meningkaat sebesar 5,,28 menjadii 78,5 dan sudah
s

mencapai KKM.
K

Penningkatan tersebut dissebabkan karena


k sisw
wa merasa lebih

senang daalam mengiikuti proses pembelajjaran menuulis pengallaman

pribadi denngan metodde mind mapping.


m Siswa merasa belum pernah

 
 
 
  103

mendapatkan metode seperti ini sehingga membuat siswa menjadi

bersemangat dan lebih tertarik.

 
 
 
 

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat diambil simpulan sebagai

berikut ini.

1. Penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis

pengalaman pribadi dilakukan pada siklus I dan siklus II. Guru

memfasilitasi siswa dalam pembelajaran menulis ini dengan memberikan

kertas HVS, folio, serta satu pack spidol untuk tiap siswa. Siswa membuat

sebuah gambar dengan spidol warna dan diletakkan ditengah (central)

kertas tersebut kemudian menghubungkan cabang-cabang utama ke

gambar pusat dan cabang-cabang tingkat dua, tiga, dan seterusnya.

Cabang-cabang dibuat melengkung seperti cabang-cabang pohon akan

lebih menarik mata. Siswa menggunakan satu kata kunci tunggal untuk

setiap garis. Selanjutnya, siswa mengembangkan ide-ide yang tertulis

dalam mind mapping menjadi sebuah karangan. Isi dan urutan cerita yang

dikembangkan harus sesuai dengan ide-ide yang ada dalam mind mapping

yang dibuat siswa.

2. Perubahan sikap dan tingkah laku positif pada siswa kelas VII F dalam

pembelajaran menulis pengalaman pribadi meningkat. Dengan

diterapkannya metode mind mapping, siswa merasa lebih tertarik dan

senang, dan tidak merasa bosan. Hal ini dapat diketahui dari jumlah siswa

 
  104
 
105
 

yang memperhatikan, merespons dengan antusias, bertanya, menanggapi,

dan membuat catatan sebanyak 15 siswa atau 41,67% pada prasiklus. Pada

siklus I meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89% dan pada siklus II

meningkat menjadi 33 siswa atau 91,67%.

3. Kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII F dengan

metode mind mapping mengalami peningkatan. Pada prasiklus, skor rata-

rata kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII F 63,08

dan pada siklus I skor rata-rata siswa kelas VII F mencapai 73,22. Dari

kedua skor tersebut, terlihat mengalami peningkatan 10,14 pada prasiklus

sampai dengan siklus I. Selanjutnya, pada siklus II siswa memperoleh skor

rata-rata kelas 78,5. Dengan demikian, dari siklus I ke siklus II,

kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi mengalami

peningkatan 5,28.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran bagi

siswa, guru, sekolah, dan peneliti sebagai berikut ini.

1. Bagi siswa, disarankan tetap aktif dan memperhatikan dalam mengikuti

pembelajaran menulis. Selain itu siswa juga diharapkan selalu berlatih

menulis agar kreatifitas siswa bertambah dan menghasilkan karya-karya

baru.

2. Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan metode mind mapping dalam

pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis.

 
 
106
 
 

3. Bagi sekolah, diharapkan menyediakan fasilitas yang memadai sebagai

media dan metode dalam pembelajaran menulis.

4. Bagi peneliti, disarankan dapat menggunakan metode mind mapping ini

sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitin yang lain dengan teknik

dan metode pembelajaran yang berbeda.

 
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: Dekdikbud.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Istighfarin, Lely. 2011. “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi


Melalui Model Quantum Writer Berbantuan Media Gambar Berseri
Pada Siswa Kelas IV SD Jambe Kumbu 03 Lumajang Tahun Ajaran
2010/2011”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action


Research). Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar


Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.

Sukirno. 2010. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Sulistiyaningsih, Eny. 2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan


Metode Peta Pikiran (mind mapping) pada Siswa Kelas V SD Negeri
Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.

Suwandi, Sarwiji. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

 
 
 
 

LAMPIRAN

 
 
 
 

Lampiran
n1

 
 
 
 

Lampiran
n2

 
 
 
 

Lampiran 3

SILABUS

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Candimulyo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Komponen : Kemampuan Berbahasa
Aspek : Menulis
Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi

Penilaian
Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Materi Pokok Indikator Bentuk Contoh
Pembelajaran Waktu Media Belajar
Dasar Instrumen Instrumen
4.1 Menulis 1. Buku harian 1. Mengenang 1. Mampu mencatat Tes menulis Tulislah sebuah 6x45 menit 1. Buku yang
buku 2. Pengertian kembali peristiwa/ pengalaman pengalaman relevan
harian atau pengalaman pengalaman pengalaman pribadi pribadi pribadi yang 2. Contoh
pengalama pribadi pribadi yang dengan bahasa menarik yang pengalaman
n pribadi 3. Pengertian mengesankan yang baik dan dapat dijadikan pribadi
dengan ,contoh, dan 2. Mencatat benar sebagai 3. Contoh mind
memperhat cara membuat beberapa 2. Mampu menyusun pengalaman mapping
ikan cara mind pengalaman peristiwa/ berharga!
pengungka mapping pribadi yang pengalaman pribadi
pan dan mengesankan yang mengesankan
bahasa 3. Menulis 3. Mampu menulis
yang baik pengalaman pengalaman pribadi
dan benar pribadi yang ke dalam buku
mengesankan harian dengan
berdasarkan bahasa yang baik
urutan waktu dan benar yang
kejadian bermanfaat bagi
dirinya

 
 
 
 

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PRASIKLUS

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Candimulyo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat
pribadi.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan
cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.

C. Indikator
1. Mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa yang
baik dan benar.
2. Mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang mengesankan.
3. Mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian dengan
bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa
yang baik dan benar.
2. Siswa mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang
mengesankan.
3. Siswa mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian
dengan bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

E. Materi Pembelajaran
1. Buku harian
2. Hakikat pengalaman pribadi
3. Langkah-langkah menulis pengalaman pribadi

 
 
 
 

F. Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
4. Refleksi

G. Strategi Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan: 20 menit
Salam, persensi
Menjelaskan KD yang akan diajarkan
Apersepsi: Tanya jawab mengenai
pengalaman dalam mengarang (menulis )
2 Kegiatan Inti:
Eksplorasi 20 menit
a. Guru menjelaskan materi tentang
menulis pengalaman pribadi.
b. Guru membacakan contoh pengalaman
pribadi
c. Guru bertanya kepada siswa tentang
pengalaman apa saja yang telah
didapat.
Elaborasi 30 menit
a. Siswa menentukan tema
b. Siswa menulis pengalaman pribadi.
Konfirmasi 15 menit
a. Guru meminta beberapa siswa
membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
b. Guru memberikan ulasan mengenai
menulis pengalaman pribadi dengan
bahasa yang baik dan benar.
c. Siswa mengumpulkan pekerjaannya
kepada guru.
3 Penutup 5 menit
a. Siswa diajak merefleksi kegiatan
pembelajaran yang baru saja
berlangsung.
b. Berdoa dan salam penutup.

H. Media Pembelajaran
1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP & MTS
2. Buku Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum
3. Contoh pengalaman pribadi

 
 
 
 

I. Penilaian
Jenis tagihan : tugas individu
J. Skor Penilaian
Nama Skor

No Peserta
Isi Organisasi Kosakata Ejaan Kerapian
didik

Keterangan
87 – 100 Sangat Baik (SB)
76 – 86 Baik (B)
65 – 75 Cukup Baik (C)
54 – 64 Kurang Baik (K)
0 – 53 Sangat Kurang (SK)

Magelang, Mei 2013


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Kartiningsih, S.Pd Dewi Ekowati


NIP. NIM. 092110051

 
 
 
 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 candimulyo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat
pribadi.

B. Kompetensi Dasar
4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan
cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.

C. Indikator
1. Mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa yang
baik dan benar.
2. Mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang mengesankan.
3. Mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian dengan
bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa
yang baik dan benar.
2. Siswa mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang
mengesankan.
3. Siswa mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian
dengan bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

E. Materi Pembelajaran
1. Buku harian
2. Hakikat pengalaman pribadi
3. Langkah-langkah menulis pengalaman pribadi
4. Hakikat mind mapping
5. Cara membuat mind mapping
6. Cara menulis pengalaman pribadi menggunakan metode mind mapping

 
 
 
 

F. Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
4. Refleksi

G. Strategi Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan: 10 menit
Salam, persensi
Apersepsi: Tanya jawab mengenai materi
pengalaman pribadi yang dijelaskan pada
pertemuan sebelumnya.
2 Kegiatan Inti:
Eksplorasi 30 menit
d. Guru dan siswa merevisi kesalahan-
kesalahan menulis pengalaman pribadi pada
pertemuan lalu.
e. Guru menjelaskan hakikat mind mapping.
f. Guru memberikan contoh cara membuat
mind mapping.
g. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok
Elaborasi 40 menit
c. Siswa membuat mind mapping terlebih
dahulu.
d. Siswa menulis pengalaman pribadi sesuai
dengan sesuai dengan mind mapping yang
telah dibuat.
Konfirmasi
d. Guru meminta perwakilan masing-masing 5 menit
kelompok mempresentasikan hasil
pekerjaanya di depan kelas.

3 Penutup
c. Siswa diajak merefleksi kegiatan 5 menit
pembelajaran yang baru saja berlangsung.
d. Siswa mengisi jurnal
e. Doa dan salam penutup

E. Media Pembelajaran
1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP & MTS
2. Buku Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum
3. Contoh mind mapping

 
 
 
 

F. Penilaian
Tugas individu
G. Skor Penilaian
Nama Skor

No Peserta
Isi Organisasi Kosakata Ejaan Kerapian
didik

Keterangan
87 – 100 Sangat Baik (SB)
76 – 86 Baik (B)
65 – 75 Cukup Baik (C)
54 – 64 Kurang Baik (K)
0 – 53 Sangat Kurang (SK)

Magelang, Mei 2013


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Kartiningsih, S.Pd Dewi Ekowati


NIP. NIM. 0921100521

 
 
 
 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Candimulyo


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat
pribadi.

B. Kompetensi Dasar
Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.

C. Indikator
1. Mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa yang
baik dan benar.
2. Mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang mengesankan.
3. Mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian dengan
bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

D. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa mampu mencatat peristiwa/ pengalaman pribadi dengan bahasa
yang baik dan benar.
2.Siswa mampu menyusun peristiwa/ pengalaman pribadi yang
mengesankan.
3. Siswa mampu menulis pengalaman pribadi ke dalam buku harian
dengan bahasa yang baik dan benar yang bermanfaat bagi dirinya.

E. Materi Pembelajaran
1. Buku harian
2. Hakikat pengalaman pribadi
3. Langkah-langkah menulis pengalaman pribadi
4. Hakikat mind mapping
5. Cara membuat mind mapping
6. Cara menulis pengalaman pribadi menggunakan metode mind mapping

 
 
 
 

F. Metode Pembelajaran
1.Tanya Jawab
2.Demonstrasi
3.Penugasan
4.Refleksi

G. Strategi Pembelajaran
Alokasi
No Kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan: 10 menit
Salam, persensi
Apersepsi: Tanya jawab mengenai materi
menulis pengalaman pribadi dengan metode
mind mapping yang telah diajarkan pada
pertemuan lalu.

2 Kegiatan Inti:
Eksplorasi 10 menit
a. Guru dan siswa merevisi kesalahan-
kesalahan menulis pengalaman pribadi
yang telah dikerjakan siswa pada
pertemuan lalu.
b. Siswa berkelompok sama seperti
kelompok pertemuan minggu lalu.
Elaborasi 50 menit
e. Siswa membuat mind mapping (boleh
dengan tema yang sama dan boleh juga
dengan tema berbeda)
f. Siswa menulis pengalaman pribadi
dengan metode mind mapping ( dengan
bahasa yang baik dan benar)
Konfirmasi 10 menit
e. Guru meminta perwakilan masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaanya di depan kelas.
f. Guru dan siswa menilai hasil pekerjaan
siswa.
3 Penutup
a. Siswa diajak merefleksi kegiatan
pembelajaran yang baru saja berlangsung
b. Siswa mengisi jurnal
c. Salam dan doa penutup.

 
 
 
 

H. Media Pembelajaran
Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP & MTS, Buku
Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum dan Contoh mind
mapping

I. Penilaian
Tugas individu
J. Skor Penilaian
Nama Skor

No Peserta
Isi Organisasi Kosakata Ejaan Kerapian
didik

Keterangan
87 – 100 Sangat Baik (SB)
76 – 86 Baik (B)
65 – 75 Cukup Baik (C)
54 – 64 Kurang Baik (K)
0 – 53 Sangat Kurang (SK)

Magelang, Mei 2013


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Kartiningsih, S.Pd Dewi Ekowati


NIP. NIM. 092110051

 
 
 
 

Lampiran 5
Contoh mind mapping

 
 
 
 

Lampiran 5. Contoh pengalaman pribadi

Berkemah di Bumi Perkemahan Sikipan

Hari Sabtu pukul 06.00 WIB, aku dan teman-temanku berkumpul di


sekolah SD Negeri Tidar 1 Magelang. Tepat pukul 06.30, kami berangkat menuju
bumi perkemahan Sekipan, Tawangmangu. Kami merasa senang menikmati
perjalanan.

Setibanya di tempat tujuan, kami mulai mendirikan tenda. Kami mempersiapkan


segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan makan dan minum. Persiapan itu
dimulai dengan menanak nasi dan memasak sayur serta lauk pauk. Kegiatan ini
baru selesai pada sore hari.

Tiba waktunya makan malam. Kami pun makan malam bersama-sama.


Kami berkumpul di tengah lapangan dan mengadakan acara api unggun. Ada yang
bermain drama, menyanyi, menari, dan kegiatan menarik lainnya.

Keesokan harinya, kami mengadakan jelajah tempat. Pada kegiatan ini,


terjadi peristiwa-peristiwa lucu yang dapat mengocok perut kami. Salah satunya
ketika teman kami menyeberangi sungai yang penuh lumpur. Dia terpeleset dan
terjatuh hingga tubuh dan wajahnya terkena lumpur. Kami pun tertawa terbahak-
bahak. Selain itu, kakak pembina selalu setia mendampingi kami, sehingga setiap
kegiatan yang kami lakukan dapat terbimbing dan terarah.

Setelah usai mengikuti kegiatan perkemahan selama dua hari, kami pun
melakukan perjalanan pulang dan meninggalkan bumi perkemahan Sikipan.
Kegiatan kemah ini benar-benar menjadi sebuah kenangan yang indah.

 
 
 
 

Lampiran 6

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 7

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 7

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER
PRASIKLUS

No absen :
Kelas :

Berilah tanda check list (√) pada pilihan Anda!


No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda menyukai pembelajaran menulis


pengalaman pribadi?
2 Apakah Anda mengalami kesulitan ketika akan
menulis pengalaman pribadi?
3 Apakah Anda merasa pembelajaran menulis
pada hari ini menyenangkan?
4 Apakah Anda merasa bosan dengan metode
ceramah yang digunakan guru selama ini?
5 Apakah Anda menginginkan suatu metode yang
menyenangkan dalam menulis pengalaman
pribadi?

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 8
LEMBAR KUESIONER
SIKLUS II

Kelas :
No absen :

Berilah tanda check list (√) pada pilihan Anda!


No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda tertarik dengan metode


pembelajaran yang digunakan pada hari ini?
2 Apakah metode mind mapping lebih
memudahkan Anda dalam menulis pengalaman
pribadi?
3 Apakah pembelajaran menulis dengan metode
mind mapping sangat meyenangkan bagi Anda?
4 Apakah dengan metode ini Anda mulai
menyukai pembelajaran menulis?
5 Apakah Anda semakin bersemangat dalam
pembelajaran menulis pengalaman pribadi
setelah menggunakan metode Mind mapping?
6 Apakah dengan metode mind mapping Anda
merasa mendapatkan pengalaman baru ?
7 Apakah dengan metode ini Anda merasa lebih
mudah untuk mulai membuat kalimat?

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 9

Dokumentasi Prasiklus

Gambar 1. Foto SMP Negeri 2 Candimulyo kabupaten Magelang

Gambar 2. Peneliti memperkenalkan diri

 
 
 
 

Gambar 3. Siswa menulis pengalaman pribadi

Gambar 4. Siswa merasa bingung ketika mengerjakan tugas menulis

 
 
 
 

Gambar 5. Siswa melakukan hal yang tidak perlu ketika mengerjakan tugas

 
 
 
 

Dokumentasi Siklus I

Gambar 6. Peneliti menggambarkan contoh mind mapping

Gambar 7. Siswa memperhatikan penjelasan guru (peneliti)

 
 
 
 

Gambar 8. Guru (peneliti) mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas

Gambar 9. Siswa mengerjakan tugas dengan sikap baik

Gambar 10. Hasil pekerjaan siswa

 
 
 
 

Dokumentasi siklus II

Gambar 11. Siswa memperhatikan penjelasan guru (peneliti)

Gambar 12. Siswa aktif bertanya dan maju ke depan kelas

 
 
 
 

Gambar 13. Siswa mengerjakan tugas menulis dengan sikap baik

Gambar 14. Siswa memperhatikan penjelasan guru (peneliti)

Gambar 15. Hasil pekerjaan siswa

 
 
 
 

Lampiran 10

Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi


pada Prasiklus

Nama Sikap
No Positif Negatif
1a 1b 1c 2a 2b 2c
1 Afi Nurrachmah √ √ √

2 Agung Yuliyanto √ √ √
3 Agustiyani Kris √ √ √
4 Ahmad Hujatul √ √ √
Humam
5 Ari Mulyono √ √ √
6 Aris Priyanto √ √ √
7 Ayu Nurfianti √ √ √
8 Ayu Yulita Sari √ √ √
9 Danang Isworo √ √ √
10 David Adi Saputra √ √ √
11 Edy Suranto √ √ √
12 Eni Marningsih √ √ √
13 Eni Saifun √ √ √
14 Etik Lestari √ √ √
15 Feri Dika Saputra √ √ √
16 Galih Prayitno √ √ √
17 Irma Yuliyanti √ √ √
18 Maharani Rohendra √ √ √
19 Mei Wulandari √ √ √
20 Misgiyarti √ √ √
21 Muh Khairudin √ √ √
22 M. Prastyo √ √ √
23 M. Tamam Bagas √ √ √
24 Mujiono √ √
25 Nia Oktaviani √ √ √
26 Nita Agustin √ √ √
27 Nur Fitriani √ √ √
28 Pariyah √ √ √ √
29 Refanto √ √ √
30 Ricky Purnomo √ √ √
31 Rizky Oktaviani √ √ √
32 Saiful Febriyanto √ √ √
33 Suharyanti √ √ √
34 Tegar Susanto √ √ √
35 Wahyu Irwanto √ √ √
36 Yoana Puspita Sari √ √ √
Jumlah 15 5 siswa 16 21 31 20
siswa atau siswa siswa siswa siswa
atau 13,89% atau atau atau atau
41,67% 44,44% 58,33% 86,11% 55,56%

Keterangan:
Check-list ( √ ) : sikap siswa baik sikap positif maupun negatif.

 
 
 
 

1. Perilaku Positif
a. Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi,
dan membuat catatan).
b. Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan.
c. Siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap yang baik.
2. Perilaku negatif
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang
tidak perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan
yang tidak penting).
b. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis pengalaman
pribadi yang sedang diajarkan.
c. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis pengalaman
pribadi (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya).

 
 
 
 

Lampiran 10

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Menulis


Pengalaman Pribadi dengan Metode Mind Mapping
pada Siklus I

No Aspek positif Aspek negatif


presensi
1a 1b 1c 1d 1e 2a 2b 2c 2d 2e

1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √
30 √ √ √ √ √
31 √ √ √ √ √
32 √ √ √ √ √
33 √ √ √ √ √
34 √ √ √ √ √
35 √ √ √ √ √
36 √ √ √ √ √
JUM Frek 32 28 34 29 33 4 8 2 7 3
LAH
% 88,9 77,78 94,44 80,56 91,67 11,11 22,22 5,56 19,14 8,33

 
 
 
 

Keterangan :
Check-list ( √ ) : sikap siswa baik sikap positif maupun negatif.
1. Sikap positif
a. Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan
membuat catatan).
b. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan metode mind
mapping.
d. Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan.
e. Siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap yang baik.
2. Sikap negatif
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak
perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak
penting).
b. Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis pengalaman
pribadi dengan metode mind mapping.
d. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis pengalaman
pribadi yang sedang diajarkan.
e. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis pengalaman pribadi
(mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya).
 

 
 
 
 

Lampiran 10

Hasil Observasi dalam Proses Pembelajaran Menulis


Pengalaman Pribadi dengan Metode Mind Mapping pada Siklus II

No Aspek positif Aspek negatif


Presensi 1a 1b 1c 1d 1e 2a 2b 2c 2d 2e

1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √
30 √ √ √ √ √
31 √ √ √ √ √
32 √ √ √ √ √
33 √ √ √ √ √
34 √ √ √ √ √
35 √ √ √ √ √
36 √ √ √ √ √
JUM Frek 33 32 34 31 34 3 4 2 5 2
LAH
% 91,67 88,89 94,44 86,11 94,44 8,33 11,11 5,56 13,89 5,56

 
 
 
 

Keterangan :
Check-list ( √ ) : sikap siswa baik sikap positif maupun negatif.
1. Sikap positif
a. Siswa memperhatikan dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan
membuat catatan).
b. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan metode mind
mapping.
d. Siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan.
e. Siswa menulis pengalaman pribadi dengan sikap yang baik.
2. Sikap negatif
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak
perlu (berbicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak
penting).
b. Siswa kurang berpartisipasi atau pasif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Siswa merespons negatif (acuh) terhadap pembelajaran menulis pengalaman
pribadi dengan metode mind mapping.
d. Siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis pengalaman
pribadi yang sedang diajarkan.
e. Siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis pengalaman pribadi
(mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya).
 

 
 
 
 

Lampiran 11

Hasil Angket Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis


Pengalaman Pribadi pada Prasiklus

Pertanyaan
No
Ya Tidak
presensi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √
30 √ √ √ √ √
31 √ √ √ √ √
32 √ √ √ √ √
33 √ √ √ √ √
34 √ √ √ √ √
35 √ √ √ √ √
36 √ √ √ √ √
JUMLAH 28 23 30 22 35 8 13 6 14 1 siswa
siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa Atau
Atau Atau Atau Atau Atau atau Atau Atau Atau 2,86%
80% 63,89% 85,72% 62,85% 97,14 20% 36,11 14,28 37,15
% % % %

 
 
 
 

Keterangan:

Check list (√): kesan siswa terhadap pembelajaran pada tahap prasiklus
dengan memilih jawaban Ya atau Tidak.
1. Apakah Anda menyukai pembelajaran menulis pengalaman pribadi?
(Ya /Tidak )
2. Apakah Anda mengalami kesulitan ketika akan menulis pengalaman
pribadi? (Ya /Tidak )
3. Apakah Anda merasa pembelajaran menulis pada hari ini
menyenangkan? (Ya/ Tidak )
4. Apakah Anda merasa bosan dengan metode ceramah yang digunakan
guru selama ini? (Ya/ Tidak )
5. Apakah Anda menginginkan suatu metode yang menyenangkan
dalam menulis pengalaman pribadi? (Ya/ Tidak )
 

 
 
 
 

Lampiran 11

Hasil Angket dalam Proses Pembelajaran


Menulis Pengalaman Pribadi menggunakan Metode Mind Mapping
pada Siklus II

No Pertanyaan
presen Ya Tidak
si 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √ √ √

 
 
 
 

28 √ √ √ √ √ √ √

29 √ √ √ √ √ √ √

30 √ √ √ √ √ √ √

31 √ √ √ √ √ √ √

32 √ √ √ √ √ √ √ √

33 √ √ √ √ √ √ √

34 √ √ √ √ √ √ √ √

35 √ √ √ √ √ √ √

36 √ √ √ √ √ √ √

F 36 31 35 26 32 36 30 0 5 1 10 4 0 6
J
U
M
% 100 85, 97, 72, 91, 100 82, 0 14, 2,8 25, 8,5 0 17,
L 71 14 29 42 86 29 6 71 8 14
A
H

Keterangan:
Check list (√): kesan siswa terhadap pembelajaran pada tahap siklus II
dengan memilih jawaban Ya atau Tidak.

 
 
 
 

1. Apakah Anda tertarik dengan metode pembelajaran yang


digunakan pada hari ini? (ya/ tidak)
2. Apakah metode mind mapping lebih memudahkan Anda dalam
menulis pengalaman pribadi? (ya/ tidak)
3. Apakah pembelajaran menulis dengan metode mind mapping
sangat meyenangkan bagi Anda? (ya/ tidak)
4. Apakah dengan metode ini Anda mulai menyukai pembelajaran
menulis? (ya/ tidak)
5. Apakah Anda semakin bersemangat dalam pembelajaran menulis
pengalaman pribadi setelah menggunakan metode Mind mapping?
(ya/ tidak)
6. Apakah dengan metode mind mapping Anda merasa mendapatkan
pengalaman baru? (ya/ tidak)
7. Apakah dengan metode ini Anda merasa lebih mudah untuk mulai
membuat kalimat? (ya/ tidak)

 
 
 
 

Lampiran 12. Hasil Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

Kode Tahap KKM


No Responden Prasiklus Siklus I Siklus II
1 R1 68 75 79 75
2 R2 60 65 70 75
3 R3 60 74 78 75
4 R4 59 73 78 75
5 R5 67 74 72 75
6 R6 69 75 73 75
7 R7 58 75 84 75
8 R8 70 72 82 75
9 R9 60 73 79 75
10 R10 71 70 78 75
11 R11 62 66 76 75
12 R12 68 76 79 75
13 R13 52 72 79 75
14 R14 61 74 77 75
15 R15 58 73 82 75
16 R16 60 71 80 75
17 R17 62 71 79 75
18 R18 61 76 80 75
19 R19 59 74 82 75
20 R20 58 76 80 75
21 R21 58 72 76 75
22 R22 60 69 68 75
23 R23 63 73 79 75
24 R24 62 70 61 75
25 R25 69 74 85 75
26 R26 64 77 88 75
27 R27 64 78 82 75
28 R28 65 74 85 75
29 R29 63 74 80 75
30 R30 67 73 81 75
31 R31 66 81 83 75
32 R32 69 71 77 75
33 R33 61 72 80 75
34 R34 66 75 77 75
35 R35 65 72 75 75
36 R36 66 76 82 75
JUMLAH
2271 2636 2826
RATA-RATA
63,08 73,22 78,5

 
 
 
 

Lampiran 13. Pekerjaan Siswa pada Prasiklus

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 13. Pekerjaan Siswa Siklus I

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 13. Pekerjaan Siswa Siklus II

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

Lampiran 14. Kartu Bimbingan

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 
 
 

 
 

Anda mungkin juga menyukai