Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI
TEKANAN ZAT DI MTs ASWAJA TULUNGAGUNG

OLEH
ILHAM IKHLASUL AMAL
NIM. 12211193057

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI


RAHMATULAH TULUNGAGUNG PROGRAM STUDI
TADRIS FISIKA 2022
Daftar Isi

Halaman Judul
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
Bab 1..................................................................................................................................1
A. Latar belakang masalah..........................................................................................1
B. Pembatasan masalah.............................................................................................3
C. Rumusan masalah..................................................................................................3
D. Tujuan dari pembuatan skripsi...............................................................................4
E. Kegunaan Penelitian...............................................................................................4
F. Penegasan Istilah....................................................................................................5
G. Sistematika Pembahasan........................................................................................6
Bab II..................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI...............................................................................................................7
A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).....................................7
B. Prestasi Belajar.....................................................................................................12
C. Motivasi Belajar....................................................................................................13
D. Gerak parabola.....................................................................................................16
E. Penelitian Terdahulu............................................................................................19
F. Kerangka Berpikir.................................................................................................22
G. Hipotesis Penelitian..............................................................................................22
BAB III...............................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.......................................................................................................24
A. Rancangan Penelitian...........................................................................................24
B. Variabel Penelitian...............................................................................................25
C. Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian..........................................................25
D. Kisi-Kisi Instrumen................................................................................................26
E. Instrumen Penelitian............................................................................................28
F. Sumber Data.........................................................................................................29
G. Teknik Pengumpulan............................................................................................29
H. Teknik Analisis Data..............................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik

dibagian rohani atau dibagian jasmani. Pendidikan dapat dijadikan tolak ukur untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan perkembangan suatu Negara. Guru sebagai garda

terdepan dalam mencetak pribadi yang unggul berprestasi dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini. Berbagai

masalahpun muncul dalam dunia pendidikan Indonesia, mulai dari sarana dan prasarana

yang kurang memadai, kurang profesionalnya tenaga pendidik dan kurikulum yang selalu

berubah-ubah.1

Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya


manusia. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Banyak perhatian khusus diarahkan
kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas pula. Hal ini mendorong seluruh lapisan masyarakat begitu memperhatikan
perkembangan dunia pendidikan.2
Perkembangan dan tuntutan dalam dunia Pendidikan dari masa kemasa,
mengharuskan guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menggairahkan, menantang, dan menyenangkan siswa
sehingga siswa termotivasi dalam proses pembelajaran. Konsekuensi dari tantangan
tersebut membutuhkan guru yang kreatif, profesional dan menyenangkan. Guru memiliki
peran yang sangat strategis, baik sebagai perencana, pelaksana dalam menciptakan
pembelajaran yang berkualitas, maupun sebagai penentu keberhasilan seluruh pendidikan.
Guru harus profesional dalam membentuk kompetensi siswa sesuai dengan
1
Sukma, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing (Guided Inquiry) “.
(Jurnal Pendidikan Fisika, 2014), hal. 50
2
Verbina Ginting Egi, dkk, “Analisi Faktor Tidak Meratanya Pendidikan Di SDN0704
SungaiI Kurang”. jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 4, 2022. Hlm 407

3
karakteristiknya masing-masing. Situasi siswa saat ini dengan keunikan yang berbeda
dalam belajar dan perilaku menuntut guru untuk memiliki keahlian yang lebih profesional
dalam proses pembelajaran dan pemahaman tentang berbagai model pembelajaran yang
efektif untuk memotivasi siswa untuk belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal. 3
Pada hakikatnya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah sebagai proses, produk dan
sikap ilmiah. Hakikat IPA dalam pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut: 1)
proses memiliki pengertian tentang cara berpikir dan bertindak sehingga mampu
menghadapi masalah yang ada di lingkungan sekitar, 2) produk disini berbentuk fakta,
teori, prinsip, teori, atau hukum, 3) Sikap merupakan rasa ingin tahu mengenai fenomena
benda atau segala sesuatu yang menimbulkan permasalahan sehingga mampu dipecahkan
secara ilmiah. IPA merupakan ilmu yang telah teruji kebenarannya melalu suatu proses
yang dinamakan proses ilmiah. Collete dan Chiapetta mengatakan bahwa IPA adalah cara
berpikir untuk menyelidiki mengenai gejala alam, dan sebagai kumpulan pengetahuan
yang didapatkan dari penyelidikan. IPA merupakan ilmu mengenai alam sekitar, dimana
berkaitan dengan berpikir aktif terhadap fenomena yang terjadi di alam. Supriyadi juga
mengatakan bahwa IPA adalah suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam,
suatu cara untuk memahami gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang
diperoleh dari suatu penyelidikan. Jadi pembelajaran IPA harus sesuai dengan hakikatnya
agar dapat menimbulkan siswa untuk berpikir aktif. 4
Ilmu Pengetahuan Alam (ipa) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip saja. Pendidikan sains diarahkan untuk
“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu Peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sains mengajak peserta didik
untuk belajar merumuskan konsep berdasar fakta-fakta empiris di lapangan. Oleh karena
itu, pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran sains adalah
memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk
pengalaman langsung. Pembelajaran sains perlu untuk diarahkan pada proses pemecahan
masalah yang dapat menunjang kelestarian kehidupan manusia dalam suasana budaya
yang kondusif. Dalam hal ini, peserta didik mencari pengalaman langsung yang dapat

3
Agus Suntoro, “Pembelajaran kooperatif tipe student teams achievment divisions suatu
upaya meningkatkan hasil belajar ipa materi tata surya kelas vii smp negeri 1 lebaksiu”. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.1 No. 2, 2021, hal 39- 40.
4
Yulianto eko, dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Pada Zat Cair.
jurnalFisika: Edisi kelima jilid I Terjemahan. (Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 1

4
membawa mereka dalam merencanakan kehidupan di masa mendatang dan eksistensinya
sebagai manusia yang menguasai teknologi dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA hendaknya dapat mengembangkan kedua dimensi tersebut, IPA
sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh
para ilmuan untuk mencapai produk IPA. Dengan kata lain, pengembangan keterampilan
proses ini dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti yang dimiliki oleh para ilmuan (sikap
ilmiah) untuk mencapai produk IPA.5

Proses pembelajaran begitu penting dalam dunia pendidikan, namun cukup


disayangkan bahwa permasalahan terbesar dalam dunia pendidikan adalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya, dan menjadikan sebuah pelajaran tersebut
menjadi kurang bermakna. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga anak kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan
menjadikan hasil belajar rendah.6
Fenomena kurangnya motivasi dalam pembelajaran dan hasil belajar yang rendah
juga dialami di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir Tulungagung. Berdasarkan hasil
observasi disekolah tersebut ditemukan Permasalahan dalam pembelajaran diantaranya
adalah: Siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru, sehingga siswa kurang aktif dalam proses KBM yang ditandai dengan
jarangnya siswa yang bertanya dan lebih banyak diam ketika ditanya. Hal itu terjadi
karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam KBM yang membuat
kurangnya partisipasi aktif peserta didik. Murid hanya mendengarkan dan mencatat apa
yang disuruh guru, sehingga motivasi terhadap pelajaran menjadi kurang dan banyak nilai
siswa yang di bawah KKM yang di tentukan sekolah terumatama di kelas VIII dalam
bidang fisika materi tekanan zat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan upaya untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA materi tekanan zat di MTs Aswaja adalah model
5
Eka Wulandari Fitria, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Melatih
Keterampilan Proses Mahasiswa”. Jurnal Pedagogia. Vol. 5, No. 2, 2016. Hlm 247
6
Effi dan Eva, Penerapan Model... hal. 9

5
pembelajaran inkuiri terbimbing. sehingga siswa dapat mengambil manfaat dari model
pembelajaran tersebut.
Pada hakikatnya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah sebagai proses, produk dan
sikap ilmiah. Hakikat IPA dalam pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut: 1)
proses memiliki pengertian tentang cara berpikir dan bertindak sehingga mampu
menghadapi masalah yang ada di lingkungan sekitar, 2) produk disini berbentuk fakta,
teori, prinsip, teori, atau hukum, 3) Sikap merupakan rasa ingin tahu mengenai fenomena
benda atau segala sesuatu yang menimbulkan permasalahan sehingga mampu dipecahkan
secara ilmiah. IPA merupakan ilmu yang telah teruji kebenarannya melalu suatu proses
yang dinamakan proses ilmiah. Collete dan Chiapetta mengatakan bahwa IPA adalah cara
berpikir untuk menyelidiki mengenai gejala alam, dan sebagai kumpulan pengetahuan
yang didapatkan dari penyelidikan. IPA merupakan ilmu mengenai alam sekitar, dimana
berkaitan dengan berpikir aktif terhadap fenomena yang terjadi di alam. Supriyadi juga
mengatakan bahwa IPA adalah suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam,
suatu cara untuk memahami gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang
diperoleh dari suatu penyelidikan. Jadi pembelajaran IPA harus sesuai dengan hakikatnya
agar dapat menimbulkan siswa untuk berpikir aktif. 7
Ilmu Pengetahuan Alam (ipa) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip saja. Pendidikan sains diarahkan untuk
“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu Peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sains mengajak peserta didik
untuk belajar merumuskan konsep berdasar fakta-fakta empiris di lapangan. Oleh karena
itu, pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran sains adalah
memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk
pengalaman langsung. Pembelajaran sains perlu untuk diarahkan pada proses pemecahan
masalah yang dapat menunjang kelestarian kehidupan manusia dalam suasana budaya
yang kondusif. Dalam hal ini, peserta didik mencari pengalaman langsung yang dapat
membawa mereka dalam merencanakan kehidupan di masa mendatang dan eksistensinya
sebagai manusia yang menguasai teknologi dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA hendaknya dapat mengembangkan kedua dimensi tersebut, IPA
sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh

7
Yulianto eko, dkk, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Pada Zat Cair.
jurnalFisika: Edisi kelima jilid I Terjemahan. (Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 1

6
para ilmuan untuk mencapai produk IPA. Dengan kata lain, pengembangan keterampilan
proses ini dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti yang dimiliki oleh para ilmuan (sikap
ilmiah) untuk mencapai produk IPA.8
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi.
Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan
konsep.9
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dari segi materi dan
energinya. Fisika adalah bangun pengetahuan yang menggambarkan usaha, temuan,
wawasan dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia. Sedangkan menurut
Mundilarto, fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu
yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta metodologi
keilmuan. Fisika adalah ilmu yang terbentuk melalui prosedur baku atau biasa disebut
sebagai metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk dapat berpikir
secara kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan beberapa
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika yang baik. 10
Motivasi belajar adalah suatu usaha yang mendorong agar melaksanakan aktivitas
belajar dengan lebih giat. Ketika motivasi belajar siswa tinggi, akan berpengaruh kepada
peningkatan hasil belajar, sehingga terdapat hubungan timbal balik antara motivasi
dengan pemahaman konsep. Menyadari pentingnya motivasi belajar dan pemahaman
konsep, maka dibutuhkan model pembelajaran yang sampai pada tujuan siswa bisa
memahami dan menguasai konsep yang dipelajarinya.11
Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah satu pendekatan mengajar dimana
guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami
topik tersebut. Pada tahap ini dalam proses pembelajaran siswa mendapatkan bimbingan
dari guru untuk mendapatkan jawaban suatu permasalahan. 12
8
Eka Wulandari Fitria, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Melatih
Keterampilan Proses Mahasiswa”. Jurnal Pedagogia. Vol. 5, No. 2, 2016. Hlm 247
9
Zulfiani,Tonih Feronika,dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran IPA, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2009), Hlm.46
10
Kurniawati, Penerapan model pembelajaran inquir
11
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Kalimedia, 2015), hal. 239
12
Iswatun, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
KPS dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII”. Jurnal Inovasi. Pendidikan IPA, Vol. 3, 2017, Hal
151

7
Berdasarkan wawancara terhadap guru pengajar fisika di MTs ASWAJA, pada
ujian Kompetensi Dasar, peserta didik kelas VIII pada materi Hukum Archimedes
hanya mencapai ketuntasan 30%. Peserta didik mengalami kesulitan dalam
memahami konsep materi tersebut. Pada pembelajaran ini guru hanya
menggunakan pembelajaran konvensional.
Pada dasarnya sebelum mendapatkan pelajaran fisika, siswa sudah berspekulasi
bahwa fisika pelajaran yang sangat sulit dan membosankan. Mereka berasumsi bahwa
pelajaran fisika identik dengan hafalan rumus-rumus, perhitungan yang abstrak, dan
terlalu banyak teori. Siswa kesulitan dalam menggunakan rumus yang harus digunakan
dalam menyelesaikan permasalahan pada materi fisika. Kesulitan-kesulitan seperti inilah
yang menyebabkan pemahaman konsep siswa menjadi berkurang, sehingga sangat
diperlukan perubahan dalam pembelajaran tersebut agar motivasi belajar dan pemahaman
konsep siswa lebih baik lagi.
Melalui inquiry terbimbing, diharapkan menjadi kontribusi lebih pada pembelajaran
fisika dengan hasil yang maksimal, baik dari aspek pemahaman konsep maupun motivasi
belajar. Dengan demikian, dilakukan penelitian untuk mengetahui “Pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas
VIII materi Hukum Archimedes di MTs ASWAJA kalidawir tulungagung”.

B. Pembatasan Masalah Dan Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam pembuatan skripsi ini adalah:
1. Pembelajaran menggunakan model yang berpusat kepada guru.
2. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran kurang optimal.
3. Hasil belajar masih dibawah KKM.
4. Materi
Agar permasalahan pada penelitian ini jelas, dibutuhkan adanya batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs ASWAJA
2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah inquiry terbimbing.
3. Materi yang digunakan adalah tekanan zat.

C. Rumusan masalah

8
1. bagaimana pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar siswa
pada materi tekanan zat?
2. bagaimana pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada
materi tekanan zat?
3. bagaimana pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap motivasi dan hasil belajar
siswa pada materi tekanan zat?

D. Tujuan dari pembuatan skripsi


1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar
siswa pada materi tekanan zat.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar
siswa pada materi tekanan zat.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa pada materi tekanan zat.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian semoga berguna dan bisa dimanfaatkan secara teoritis maupun
praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mempermudah
memahami ilmu pengetahuan alam khususnya pada materi tekanan zat dikalangan
MTs.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Menjadi masukan guna mendukung peningkatan proses pembelajaran yang akan
berpengaruh kepada kualitas sekolah.
b. Bagi Guru
Menambah pengetahuan, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi feed back
antara siswa dengan guru. Sehingga tujuan pendidikan bisa terealisasikan.
c. Bagi Siswa
memudahkan siswa memahami serta menghafal materi ilmu pengetahuan alam
sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
d. Bagi Peneliti

9
Hasil penelitian ini bisa berguna untuk informasi, serta pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian.

F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah baik secara konseptual maupun operasional adalah:
1. Penegasan Konseptual
a. Model pembelajaran Inkuiri terbimbing
Model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru memberikan atau
menyediakan petunjuk/bimbingan yang luas terhadap Peserta didik. 13
b. Motivasi belajar
Motivasi merupakan dorongan seseorang yang timbul dari dalam maupun luar diri
yang akan mempengaruhi keinginan belajar seseorang. 14
c. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan tingkat puncak dari proses pembelajaran, dimana hasil
belajar adalah bukti yang didapatkan dari proses belajar. 15
d. Tekanan zat
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang
dibagi dengan luas bidang itu.16

2. Penegasan Operasional
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan seminar proposal skripsi ini adalah:
1. Bagian Awal
Bagian awal seminar proposal skripsi berisi halaman sampul depan, halaman
judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, motto,
halaman persembahan, prakata, halaman daftar isi, halaman tabel, halaman daftar
gambar, halaman daftar lampiran dan halaman abstrak.

13
Rahmi Maiyunda Sari. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Aktivitas Matematika Peserta Didik Kelas VII SMP Negri 2 Kota Bengkulu, (Jurnal
Pendidikan, 2019), hal. 31
14
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta:Bumi Aksara,2011)
Cet.Ke 7
15
Aulya Az Zaafirrahman. “Laporan Praktikum Fisika Daring Era Pandi Covid-19
Hukum Archimedes”. (2020).
16
Juniastel Rajagukguk, “Pemodelan Dan Analisis Gerak Parabola Dua Dimensi Dengan
Menggunakan Aplikasi Gui Matlab”. (Jurnal saintika, Vol. 4, No. 3, 2017

10
2. Bagian Inti Bagian inti seminar proposal skripsi memuat 3 bab, yaitu:
a. Bab 1 : Pendahuluan Pendahuluan meliputi latar belakang, identifikasi dan
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah dan sistematika pembahasan.
b. Bab II : Landasan Teori Landasan teori meliputi deskripsi teori, penelitian
terdahulu dan kerangka berpikir penelitian.
c. Bab III : Metode Penelitian Bab ini memuat rancangan penelitian, variabel
penelitian, hipotesis penelitian, populasi, sampel dan sampling, kisi-kisi instrumen,
instrumen penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
d. Bab IV : Hasil Penelitian, terdiri dari: deskripsi penelitian, pengujian hipotesis,
rekapitulasi hasil penelitian.
e. Bab V : Pembahasan, pada bab ini berisi tentang pembahasan hasil data yang
telah dianalisis
f. Bab VI : Penutup, terdiri dari: kesimpulan, saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dalam skripsi ini terdiri dari: daftar rujukan, lampiran – lampiran,
dan daftar pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai