Anda di halaman 1dari 51

MATEMATIKA DALAM PANDANGAN ISLAM

BAB I. Pendahuluan
A. Lattar belakang
Matematika merupakan sebuah ilmu yang sudah tidak asing lagi kita dengar pada
saat ini, karena dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari yang namanya hitung-
menghitung. Hampir semua orang mengenal matematika. Bahkan, dalam institusi
formal pun semenjak kita mengecap pendidikan TK hingga Sekolah Menengah Atas pun
diharuskan mempelajari matematika.Bahkan bisa disimpulkan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya matematika. Jadi sangat jelas bahwa
matematika sangat penting bagi kehidupan.
. Munculnya anggapan bahwa ilmu pengetahuan dan agama itu sesuatu yang
sangat terpisah dan Ilmu pengetahuan tidak ada hubungannya dengan masalah agama,
dalam hal ini agama Islam. Begitu juga dengan agama Islam yang tidak berhubungan
dengan ilmu pengetahuan,termasuk juga matematika. Hal ini menimbulkan pemikiran
bahwa matematika juga tidak memiliki keterkaitan dengan agama islam. Itu
merupakan suatu anggapan yang sangatlah keliru, karena pada dasarnya agama Islam
dan Ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Oleh karena itu perlu
adanya penjelasan tentang hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam menanggapi
tentang matematika. Serta banyak orang mengira bahwa matematika adalah ilmu yang
dihasilkan oleh para ilmuwan barat sehingga didalamnya jauh dari nilai-nilai spiritual
agama Islam. Padahal sesungguhnya matematika itu memiliki hubungan yang sangat
erat dengan tradisi spiritual umat Islam dan sangat akrab dengan Al-Qur’an. Untuk
menepis anggapan seperti ini, perlu diberikan pembelajaran matematika yang
memadukan antara matematika dan agama. Dengan demikian kita harus mengenalkan
matematika yang islami agar matematika dikenal sebagai disiplin ilmu yang tidak
bertentangan dengan agama Islam
B. Penemuan masalah
- Bagaimana matematika yang sesuai dengan pandangan Islam?
- Keterkaitan antara matematika dengan Islam.
BAB II. PEMBAHASAN
A.Matematika dalam pandangan Islam
Kalau berbicara tentang matematika dalam pandangan Islam, maka kita kita harus
mengetahui bagaimana matematika Islam itu sendiri. Matematika Islam merupakan
matematika yang menjadikan Al-Quran dan Sunnah nabi sebagai postulat. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa:
“Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan, tidak akan kamu tersesatselama berpegang
kepadanya kitab Al-quran dan Sunnah Rasul Allah” (H.R Muslim).
Sebab didalam Matematika Islam kita tidak perlu lagi membuktikan suatu data yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya, sekalipun dalam perjalanannya, Matematika Islam
seolah-olah membuktikan sunnah-sunnah Nabi. Data bilangan dari Al-Quran dan nabi,
di olah dan dibuat model matematikanya, seperti: permata shalat, roda gigi sholat dan
lain-lain. Fenomena seperti itu sering dibuat sains Quran atau sains spiritual Quran,
karena Al-Quran itu seperti Ruh.
y7Ï9ºx‹x.ur !$uZø‹ym÷rr& y7ø‹s9Î) %[nrâ‘ ô`ÏiB $tR̍øBr& 4 $tB |
MZä. “Í‘ô‰s? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# Ÿwur ß`»yJƒM}$# `Å3»s9ur
çm»oYù=yèy_ #Y‘qçR “ωök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB
$tRÏŠ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur ü“ωöktJs9 4’n<Î) :ÞºuŽÅÀ 5OŠÉ)tGó¡•B ÇÎËÈ
“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami
tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan
Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Dan dijelaskan atasa sains (ilmu).
ô‰s)s9ur Nßg»uZ÷¥Å_ 5=»tGÅ3Î/ çm»oYù=¢Ásù 4’n?tã AOù=Ïæ
“W‰èd ZpuH÷qu‘ur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÎËÈ
“ Dan Sesungguhnya kami Telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada
mereka yang kami Telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami,menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”
Orang sering keliru membedakan antara sains dan teori. Sering orang enggan
,menghubungkan Al-Quran dengan sains, karena katanya sains itu berubah dan dan
wahyu tidak berubah. Padahal yang berubah itu teori,bukan wahyu. Ilmu pengetahuan
itu adalah ayat di alam, berbeda dengan teori. Jangan menyamakan antara sains dan
teori. Jadi sains Quran itu adalah sains itu sendiri, karena Al-Quran itu dikatakan
sebagai ayat-ayat bukti di dada orang yang diberi ilmu.
ö@t/ uqèd 7M»tƒ#uä ×M»oYÉit/ ’Îû Í‘r߉߹ šúïÏ%©!$# (#qè?ré&
zOù=Ïèø9$# 4 $tBur ߉ysøgs† !$uZÏF»tƒ$t«Î/ žwÎ)
šcqßJÎ=»©à9$# ÇÍÒÈ
“ Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang
yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang
yang zalim”
öqs9 $uZø9t“Rr& #x‹»yd tb#uäöà)ø9$# 4’n?tã 9@t6y_
¼çmtF÷ƒr&t©9 $Yèϱ»yz %YæÏd‰|ÁtF•B ô`ÏiB ÏpuŠô±yz «!$# 4
šù=Ï?ur ã@»sVøBF{$# $pkæ5ÎŽôØtR Ĩ$¨Z=Ï9 óOßg¯=yès9
šcr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ
“ Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”
Hal ini menjelaskan bahwa Al-Quran suatu formula. Oleh sebab itu ia harus difikirkan.
Kegiatan membaca dan menghafal Al-Quran yang kita lakukan selama ini belum tentu
dalam rangka memikirkan. Karena ada Matematika Islam didalamnya, maka itu perlu
kita fikirkan, bukan kita akali. Demikian Matematika Islam adalah sains itu sendiri.
Dan pandangan Islam terhadap matematika memberikan matematika tempat yang
khusus bagi Muslim karena cocok dengan karakter pemikiran Islam tentang keesaan
dan abstraksi. Bagi Muslim matematika bukan dianggap sekuler, tapi merupakan alat
untuk mencapai dunia pengetahuan berdasarkan hal-hal yang dirasakan.
Dalam Al-Quran juga mengandung banyak aspek matematika seperti hukum waris,serta
dampak social moral ekonomi dalam hal ini termasuk dalam aspek niaga atau
perdagangan. Serta dalam peribadatan juga diperlukan hitungan dan olahan statistik
seperti pada penetapan waktu shalat. Dijelaskan dalam firman Allah:
“maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),ingatlah Allah diwaktu
berdiri,diwaktu duduk,dan diwaktu berbaring. Dan kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasanya). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman”. (QS Al-Nisa:103)
Disamping itu juga terdapat dapat bentuk transformasi shalat atau tentang putaran
sudut yang dibuat saat melakukan shalat,. Salah satunya, shalat gerhana berhubungan
dengan terjadinya gerhana baik matahari maupun bulan. Dalam shalat gerhana ada dua
kali rukuk, setiap ruku’ dianggap bersudut 90 derajat. Jika dijumlah maka sudutnya
menjadi 180 derajat. Dalam matematika ini membentuk garis lurus. Ternyata, ratusan
tahun kemudian para ahli baru menemukan bahwa gerhana pun terjadi akibat posisi
bulan, bumi dan matahari yang berada pada satu garis lurus.
Ini merupakan sebagian kecil dari ilmu kebenaran Al-Quran yang telah diteliti
maknanya, setelah beberapa tahun lalu oleh ilmuwan barat telah dibuktikan pula
manfaat shalat dan puasa untuk kesehatan. Logikanya, jika dalam tiap kali kita
melakukan ruku itu membentuk 90 derajat, maka dalam tiap satu raka’at itu kita
membentuk 360 derajat, sebagaimana bumi berputar yang menandakan sebagai
sebuah proses kehidupan. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa orang hidup perlu salat
yang berputar 360 derajat. Ini tentu saja berbeda dengan orang mati yang tidak lagi
perlu salat, tidak lagi hidup, karena itu, salat mayit pun tidak disertai dengan gerakan-
gerakan sujud dan ruku, karena memang tidak lagi bergerak atau mati.
Rahasia sholat lainnya yaitu bacaan takbir yang diucapkan pada 29 kali shalat tarawih
dan witir ditambah sholat Ied maka akan ditemukan bilangan 1786 yang jika dibagi 19
adalah 94. Menariknya, angka 94 itu adalah jumlah kalimat takbir dalam lima kali sholat
dalam sehari. Hal-hal tersebut merupakan contoh kecil dari nilai matematika dalam
Islam, masih banyak lagi yang belum bisa dipecahkan atau ditemukan oleh manusia.
Dan dengan adanya aspek matematika dalam Al-quran Hal ini akan dapat mematahkan
“kepercayaan” sebagian orang yang meyakini bahwa matematika itu produk Barat.
Disamping itu, banyak ilmuwan Islam yang juga sangat berperan terhadap
perkembangan matematika, seperti Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi
atau yang biasa dikenal di kawasan Eropa dengan nama Algorisme. Al-Khwarizmi
adalah orang muslim yang sangat dikenal karena kemampuannya dalam bidang
matematika.
Kemudian matematika perlu dipelajari dengan kedua potensi kita, jasmani dan
ruhani, aql dan qalb secara bersamaan. Qalb saja memang dapat mempelajari
matematika, tetapi kadang tidak dapat memberikan penjelasan yang logis dan rasional.
Qalb dapat menjawab 3 + 4 = 7, tetapi kadang tidak dapat menjawab mengapa bisa
7. Aql saja dapat mempelajari matematika, tetapi kadang terlalu lama dalam berpikir
dan tidak dapat menangkap hakikat.
Belajar matematika perlu melibatkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual
secara bersamaan. Perlu penggunaan aql dan qalb secara bersama, melalui jalur
jasmani (kasab) dan juga jalur rohani (kasyaf). Aspek pengembangan kemampuan
berpikir (kognitif), sikap (afektif), dan prilaku (psikomotor) dalam belajar matematika
dapat tercapai dengan baik dengan paradigma ulul albab. Potensi dzikir untuk
mengembangkan aspek afektif dan fikir untuk mengembangkan aspek kognitif agar
menghasilkan amal sholeh (psikomotor). Belajar matematika yang abstrak, yang
memerlukan kemampuan pikir dan imajinasi dapat dilakukan dengan paradigma ulul
albab yang menggunakan pendekatan rasionalis, empiris, dan logis sekaligus
pendekatan intuitif, imajinatif, dan metafisis.
B.Keterkaitan Antara Materi Matematika Dengan Islam
Bagi orang muslim, Al-Qur'an adalah salah satu kitab suci yang memiliki semua
rahasia kehidupan. Dalam hal ini kita akan membahas salah satu ilmu pengetahuan
yang ada di dalam Al-Qur'an yang mungkin tidak diketahui semua orang, yaitu
hubungan antara materi Matematika dengan Islam
i).nilai phi dengan thawaf dan ka'bah.
Thawaf merupakan salah satu rukun haji, yaitu mengelilingi ka'bah.
Firman Alloh SWT yang artinya:
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran, yang ada pada badan mereka
dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka
melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)”.
Yang dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong rambut,
mengerat kuku, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan Nazar di sini ialah nazar-nazar
yang baik yang akan dilakukan selama ibadah haji.

Dari 'Aisyah : " Bahwasaanya Nabi SAW ketika sampai di Makkah, adalah pekerjaan
yang mula-mula beliau kerjakan, ialah mengambil air sembahyang kemudian beliau
Thawaf". Riwayat Bukhari dan Muslim.
Sebagaimana kita ketahui, thawaf adalah berjalan keliling yang membentuk lingkaran
dan dilakukan sebanyak tujuh kali.

Sabda Rosululloh SAW :


Dari jabir : " Bahwasannya Nabi besar SAW, tatkala sampai mekah telah mendekatkan
ke hajar aswad, kemudian beliau sapu hajar aswad itu dengan tangan beliau ,
kemudian beliau berjalan ke sebelah kanan beliau ; berjalan cepat tiga kali berkeliling
dan berjalan biasa empat kali berkeliling". Riwayat Muslim dan Nasai.
Dari Abu Huraira, bahwasannya ia telah mendengar Nabi SAW bersabda : "Barang siapa
berkeliling ka'bah tujuh kali dan ia tidak berkata selain dari : Maha Suci Allah dan segala
puli bagi Alloh, tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar
dan tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Orang yang
membaca kalimat tersebut, dihapuskan dari padanya sepuluh kejahatan, dan dituliskan
sepuluh kebaikan dan diangkat derajatnya sepuluh tingkat ". Riwayat Ibnu Majah.
Didalam rumus luasan atau kelilling lingkaran selalu digunakan alat ukur yang
disebut phi yang besarnya 22/7 .
Angka 22 dan 7 mempunyai korelasi dengan ibadah haji dan rukun thawaf. Surah
yang artinya haji adalah Surah ke- 22 yaitu Al-Hajj.
Thawaf membentuk lingkaran sebanyak tujuh kali. Lihat kombinasi angkanya = 22
dan 7 . Persis sama dengan phi lingkaran yaitu .
ii).Diagram venn
Dalam suatu diagram venn terdapat bagian-bagian. Didalamnya terdiri dari
himpunan- himpunan dan didalam himpunan tersebut terdapat elemen-elemen.
Himpunan-himpunan dalam diagram venn yang merupakan himpunan semua obyek
dari suatu pembicaraan disebut himpunan semesta.
Konsep diagram venn tersebut dapat kita aplikasikan dalam kehidupan manusia.
khususnya untuk orang islam, karena di mata Allah SWT terdapat beberapa golongan
sesuai dengan tingkat keimanannya. Yakni mutaqin, mukhsin, mukmin, muslim, dan
kafir. Diagram venn tersebut dapat digambarkan:

Keterangan:
S = Orang islam
M1: Muttaqin
M2 : Mukhsin
M3 : mukmin
M4 : Muslim
K : Kafir, yang dimaksud di sini adalah orang Islam yang berprilaku seperti orang kafir.

 Dari gambar diagram venn tersebut dapat dijelaskan bahwa di mata Allah SWT
orang islam dibagi dalam beberapa golongan sesuai dengan tingkat
keimanannya. Yakni: muttaqin, mukmin, mukhsin, muslim dan kafir. Dimana
orang islam paling sempurna ialah apabila ia telah mencapai tingkatan Muttaqin.

 Muslim adalah orang yang telah bersyahadat, serta telah berserah diri dan dalam
hal ini berpasrah kepada tuhan.

 Mukmin adalah seorang muslim yang istiqomah atau konsisten dan berpegang
teguh kepada nilai kebenaran,sampai pada hal-hal yang terkecil

 Mukhsin adalah orang-orang yang bertaqwa, yang senantiasa menginfaqkan


hartanya di jalan Allah.
 Muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan
dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa' ayat 88


" Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-
orang munafik, Padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan
usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-
orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu
tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya"
Maksudnya: golongan orang-orang mukmin yang membela orang-orang munafik dan
golongan orang-orang mukmin yang memusuhi mereka.
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak
mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan
tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan,
Maka mereka itu menjadi sesat.
Belajar matematika yang abstrak, yang memerlukan kemampuan pikir dan imajinasi
dapat dilakukan dengan paradigma ulul albab yang menggunakan pendekatan
rasionalis, empiris, dan logis sekaligus pendekatan intuitif, imajinatif, dan metafisis.
iii) Refleksi (pencerminan).
Kehidupan manusia adalah cermin dari keputusan yang telah dibuatnya. Terjadinya
bencana banjir, longsor, dan fenomena sosial lainnya yang terjadi di beberapa kota,
merupakan sebagian contoh dari buah keputusan yang telah diambil kita sebelumnya.
Prinsip ini, harus benar-benar kita sadari dan pahami dalam setiap langkah kita hidup di
dunia. Bila tidak, maka siap-siap kesengsaraan dan kerugian menyelimuti kita. Seperti
dalam firman Allah dalam surat Al-Hasyr 18 :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan."
Ayat dan keterangan diatas erat kaitannya dengan ilmu matematika, yaitu tentang
refleksi. Oleh karena itu, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang refleksi dalam ilmu
matematika. Berikut pengertian dari refleksi dalam ilmu matematika:
Perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar di atas merupakan contoh refleksi yang sering anda jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Sebuah bangunan direfleksikan oleh danau. Gambar bangunan di bawah
permukaan air merupakan bayangan dari bangunan di daratan tepi danau.
Refleksi merupakan salah satu jenis transformasi. Untuk melakukan suatu refleksi
diperlukan sumbu refleksi atau sumbu simetri atau garis refleksi atau garis cermin.
Pada gambar di bawah, ABC dengan titik sudut A(5, 1), B(6,5 , 2), dan C(3, 3)
direfleksikan terhadap garis x = 3. Bayangannya adalah ?A'B'C' dengan A'(1,1), B'(-0,5 ,
2), dan C(3,3).

Perhatikan bahwa pada suatu refleksi ukuran bangun tidak berubah dan titik pada
bangun yang terletak pada sumbu refleksi tidak berpindah letaknya. Titik C pada
gambar di atas berimpit dengan titik C'. Jadi titik C dan bayangannya merupakan titik
yang sama.
Dalam ajaran islam, kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang berkekalan dan tiada
berkesudahan. Ganjaran dan balasan di akhirat sangat setimpal dengan amalan setiap
makhluknya. Ini adalah bukti keadilan Allah SWT. Sesungguhnya kehidupan akhirat itu
berkait rapat dengan kehidupan kita semasa di dunia ini. Jika amalan kita soleh, maka
sejahtera dan berbahagialah kita di akhirat kelak. Tetapi sekiranya amalan kita buruk,
maka derita dan sengsaralah kita.

Firman Allah dalam surat Al-Israa' 72 :

"Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan
lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)."

Firman Allah dalam surat Al-Qashash 84 :

"Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang
lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan."

Menurut pengertian refleksi diatas, kehidupan di akhirat adalah cerminan atau refleksi
dari kehidupan manusia didunia. Yang barang siapa menanam kebaikan di dunia, maka
kebaikan pula yang akan kita petik di akhirat. Begitu pula sebaliknya, barang siapa
menanam keburukan di dunia, maka keburukan pula yang akan kita petik di akhirat.

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN
Matematika mendapat tempat yang khusus bagi Muslim karena cocok dengan karakter
pemikiran Islam tentang keesaan dan abstraksi. Bagi Muslim matematika bukan
dianggap sekuler, tapi merupakan alat untuk mencapai dunia pengetahuan berdasarkan
hal-hal yang dirasakan. Matematika menduduki tempat istimewa dalam ilmu
pengetahuan Islam. Sumber studi matematika, sebagaimana sumber ilmu pengetahuan
lainnya dalam Islam. Karena dalam Al-Quran memuat segala sesuatu sesuai dengan
firmannya Allah SWT menyatakan tidak ada sesuatu apa pun yang aku tinggalkan
dalam Al-Quran. Hal ini berlaku juga dengan ilmu matematika.
Dengan adanya aspek matematika dalam Al-quran Hal ini akan dapat mematahkan
“kepercayaan” sebagian orang yang meyakini bahwa matematika itu produk Barat dan
juga mematahkan anggapan bahwa ilmu pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan
Islam. Karena pada dasarnya matematika sangat erat dengan kegiatan spiritual umat
Islam. Serta dengan pelajaran matematika dan Islam kita dapat meningkatkan
keimanan kita terhadap Allah SWT.

Kaitan Matematika dalam Kehidupan


Sehari-hari dan Hubungannya dengan Islam
Posted on Juni 13, 2017 by Annafi Muja Standar
Materi ini adalah mengenai lingkaran, suatu bangun datar yang banyak sekali aplikasinya di
tengah kehidupan kita. Apa itu lingkaran? Lingkaran adalah himpunan semua titik-titik pada
bidang datar yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu, yang disebut titik pusat, sedang
jarak yang sama disebut jari-jari.

Ibaratkan titik pusat adalah adalah sesuatu yang menjadi tujuan manusia, maka Tuhan
memberikan jarak yang sama kepada setiap insan untuk mencapainya, tergantung seberapa besar
usaha yang dilakukan untuk meraihnya. Seperti firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d: 11 yang
artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
merubahnya.”

Jika lingkaran diaplikasikan dalam roda, maka untuk mencapai tujuan akan sangat muda jika
berada di puncak roda, dan akan sangat sulit jika berada di dasar roda, maka dari sebagai
manusia, ketika sedang berada di atas bersyukurlah, dan ketika sedang berada di bawah
bersabarlah.

Mar
13

PENERAPAN TEORI BILANGAN DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PENERAPAN TEORI BILANGAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
MOTTO
Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.
{QS. Al-Hujurat : 13 }
Artinya: Sungguh, Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengaharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan banyak mengingat
Allah.
{QS. Al-Ahzab : 21}

Nama Anggota:
1. Sohibul Burhan (132140204)
2. Wiwit Hermansyah (132140251)
3. Ahsanul Fikri (132140186)
4. Yusuf Subekti (132140196)

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan berkat adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu antara lain kepada:
1. Mitha Hapsari Jannah, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan
penuh ketelitian dan kesabaran.
2. Kedua orang tua kami yang telah mendidik dan memberikan doa restu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
3. Seluruh staf perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
fasilitas pada kami berwujud buku-buku sumber.
4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan makalah ini akan kami terima
dengan senang hati. Harapan penyusun semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya pemerhati pendidikan pada umumnya dan semoga merupakan
suatu wujud pengabdian kita kepada Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Purworejo, Maret 2014

Penyusn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal-hal yang berkaitan dengan penerapan ilmu
matematika khususnya dalam kajian materi Teori Bilangan. Oleh karena itu kami sebagai penulis
makalah mengambil judul “ Penerapan Teori Bilangan dalam Kehidupan Sehari-hari “ yang
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah teori bilangan.
Dengan demikian diharapkan agar para mahasiswa atau calon pendidik akan lebih mudah
dalam mempelajari dan memahami manfaat dari penerapan teori bilangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah penerapan teori bilangan dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Apa sajakah peranan teori bilangan dalam kehidupan islam ?
3. Apakah kontribusi teori bilangan untuk pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui penerapan teori bilangan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui peranan teori bilangan dalam kehidupan islam.
3. Untuk mengetahui kontribusi teori bilangan untuk pendidikan islam.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan (count) dan
pengukuran (measure). Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama
bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan
rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Secara tradisional, teori bilangan adalah
cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung
berbagai masalah terbuka yang dapat mudah mengerti sekalipun bukan oleh ahli matematika.
B. Sejarah Teori Bilangan
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa Mesir yang
bermukim sepanjang aliran sungai Nil di Afrika bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris dan
Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang sungai Huang
Ho dan Yang Tze. Mereka memerlukan perhitungan, Diperlukan alat-alat pengukur untuk
mengukur persil-persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai
kegiatan perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan
bilangan-bilangan.

Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam
teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.Bilangan dahulunya digunakan sebagai symbol untuk menggantikan suatu
benda misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri
untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol diantaranya, pada abad ke-X ditemukanlah
manuskrip Spanyol yang memuat penulisan simbol bilangan oleh bangsa Hindu-Arab Kuno dan
cara penulisan inilah yang menjadi cikal bakal penulisan simbol bilangan yang kita pakai hingga
saat ini.

C. Sistem Bilangan

Kompleks ( )
Real ( )
Imajiner ( )

Rasional ( )
Irasional
Bulat ( )
Pecahan
Cacah ( )
Bulat negatif ( )
Asli ( )
Nol (0)
Prima (P)
Satu (1)
Komposit (k)

a. Bilangan kompleks ( )
Berbentuk yan terbentuk a + bi , a,b Riil dan i bilangan imajiner dimana i=
Contoh :
=
= .
= , adalah bilangan kompleks a + bi = 0 +
=
b. Bilangan riil ( )
Anggotanya adalah semua bilangan yang terdapat pada garis bilangan.
Contohnya :
c. Bilangan Imajiner (i)
Adalah bilangan yang berupa
d. Bilangan Rasional ( atau quotient)
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam ; a,b (bilangan bulat) dan b ≠ 0
Contoh : , ,
Bilangan rasional mempunyai bentuk desimal yang selalu berulang.
e. Bilangan Irasional (belum diketahui simbol / lambangnya)
Bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
Contoh : .
Bilangan irasional memilik bentuk desimal yang tidak berulang.
f. Bilangan Bulat ( )
Merupakan bilangan yang terdiri atas bilangan asli (bilangan bulat positif), nol (0) dan lawan
dari bilangan asli (bilangan bulat negatif). Bilangan bulat jika a habis dibagi b (a kelipatan b)
atau b habis membagi a(b faktor dari a)
Contoh :
g. Bilangan pecahan
Anggotanya adalah bilangan rasional selain bilangan bulat.
Dinyatakan dalam bentuk , dengan a,b adalah bilangan cacah dan b 0 , macam-macam pecahan,
yaitu :
1. Pecahan biasa ; a < b
Contoh :
2. Pecahan campuran ; a > b
Contoh :
3. Pecahan desimal ; bentuk lain dari pecahan
Contoh :
h. Bilangan Cacah
Bilangan yang anggotanya adalah bilangan bulat positif dan bilangan nol ;
Contoh : 0,1,2,3,4,...
i. Bilangan asli ( )
Bilangan yang anggotanya adalah bilangan bulat positif , bukan bilangan 0 , dan bukan bilangan ,
Contoh : 1,2,3,4,5,......
j. Bilangan bulat negatif ( )
Bilangan yang anggotanya adalah bilangan yang bukan bilangan bulat positif dan bukan
bilangan 0
Anggotanya adalah lawan dari bilangan asli yaitu -1,-2,-3,-4,......
k. Bilangan nol (0)
Bilangan netral , dimana
l. Bilangan prima ( )
Merupakan bilangan asli yang mempunyai tepat 2 faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri
m. Bilangan komposit ( )
Merupakan bilangan asli yang anggotanya mempunyai lebih dari dua faktor selain 1 dan
bilangan prima ; ex: 8
n. Bilangan satu (1)
Bilangan asli selain bilangan prima dan bilangan komposit.
D. Operasi bilangan
a. Penjumlahan
Bentuk lain penjumlahan yaitu pengurangan. Pengurangan adalah penjumlahan dengan bilangan
negatif.
b. Perkalian
Bentuk lain perkalian yaitu pembagian. Pembagian adalah perkalian dengan bilangan pecahan.
E. Aksioma Bilangan
1. Aksioma Medan
 Aksioma 1 ( hukum komutatif atau pembalikan )
x + y = y + x dan xy = ya.
 Aksioma 2 ( hukum assosiatif atau pengelompokkan )
x+(y + z) = (x + y)+z dan x(yz) = (xy)z
 Aksioma 3 ( hukum distributif atau penyebaran )
a. Distributif kanan
b. Distributif Kiri
 Aksioma 4 (eksitensi unsur identitas )
Unsur identitas adalah suatu bilangan yang jika dioperasikan (dijumlahkan / dikalikan)
dengan bilangan tertentu maka hasilnya adalah bilangan tertentu itu sendiri.
Terdapat dua bilangan riil berbeda yang dilambangkan sebagai 0 dan 1, sehingga untuk
setiap bilangan riil x, didapat 0 + x = x dan x.1 = x
 Aksioma 5 (eksitensi negatif / invers terhadap penjumlahan)
Invers adalah suatu bilanganyang jika dioperasikan dengan bilangan yang ditetapkan maka
hasilnya unsur identitas ( 0 atau 1 ).
Setiap bilangan riil x, terdapat bilangan riil y, sehingga :
 Aksioma 6 (eksitensi resiprokal / invers terhadap perkalian )
Setiap bilangan riil x terhadap k sama dengan 0, terdapat bilangan riil y , sehingga :

2. Aksioma Urutan
 Aksioma 7
 Aksioma 8
Untuk semua x yang tidak sama dengan 0, x anggota atau –x anggota tapi tidak mungkin
keduanya sekaligus.
1. Positif
Contoh :

2. Negatif
Contoh :
 Aksioma 9
Nol bukan anggota . Ada nilainya sama dengan nol. Contoh :
Nol merupakan genap karena habis dibagi2 (Unsur identitas)
3. Aksioma kelengkapan
 Aksioma 10
Setiap himpunan bilangan riil S yang memiliki batas atas, juga memiliki suprenum. Suprenum
tersebut yaitu sesuatu bilangan riil B, maka B = sup (5)
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. Manfaat teori bilangan bagi kehidupan sehari-hari
Banyak sekali penerapan/aplikasi teori bilangan dalam kehidupan sehari misalnya pada
disiplin ilmu fisika, bidang kedokteran, pendidikan maupun bidang ekonomi. Pada makalah ini
membahas penerapan bilangan pada kehidupan sehari-hari
1. Penerapan pada termometer
Pernahkah kalian memperhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan
suhu di bawah 0oC digunakan tanda negatif.
Selama bulan Januari suhu tertinggi di kota Berlin, Jerman 2 o C di atas titik beku (0o C) dan
suhu terendah 3o C di bawah titik beku. Bilangan apakah yang digunakan untuk kondisi cuaca
seperti di atas? Cukupkah bilangan asli atau bilangan cacah untuk menyatakan kondisi suhu
tersebut? Perhatikanlah uraian berikut ini.
Untuk suhu 2o C di atas titik beku (0o C) biasa ditulis +2o C atau 2o C, sedangkan untuk suhu
3o C di bawah titik beku (0 o C) biasa ditulis –3o C. Bilangan +2 dan –3 adalah contoh bilangan
bulat dan berturut-turut disebut bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif (+2 dibaca
positif 2 dan –3 dibaca negatif 3).
2. Penerapan pada Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
Para peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) pada ujian matematika ditetapkan
aturan bahwa jika siswa menjawab benar suatu butir soal diberi skor 4, jika tidak menjawab
diberi skor 0, dan jika menjawab salah diberi skor -1.Misalnya, jika ada 40 soal. Kamu bisa
menjawab 25 soal dan dari jawaban soal tersebut ternyata yang benar hanya 10 soal. Berapakah
nilai kamu jadinya?

Dari 40 soal yang terjawab dengan benar ada 10 soal, yang terjawab salah ada 15 soal dan
sisanya lagi 15 soal tidak di jawab. Jika menjawab benar di beri skor 4 maka nilai kamu untuk
jawaban benar adalah 10 x 4 = 40, sedangkan karena kamu juga menjawab 15 soal dengan salah
maka skor kamu dikurangi lagi (menjawab soal salah diberi skor -1) 15x(-1) = -15. Untuk tidak
menjawab soal diberi skor 0 (nol) jadi untuk tidak menjawab soal adalah 15 x 0 = 0. Jadi skor
totalnya adalah skor menjawab benar + skor menjawab salah + skor tidak menjawab: 40 + (-15)
+ 0 = 25
3. Penerapan pada kapal selam
Selain digunakan pada termometer dan tes ujian SPMB, bilangan bulat juga digunakan pada
kapal selam. Kapal selam digunakan untuk kepentingan penjagaan, perang, dan operasi-operasi
penyelamatan. Oleh karena itu, para penyelam dan kapten kapal selam perlu mengetahui tingkat
kedalaman laut. Jika permukaan air laut dinyatakan 0 meter maka tinggi di atas permukaan laut
dinyatakan dengan bilangan positif dan kedalaman di bawah permukaan laut dinyatakan dengan
bilangan negatif. Misalnya, kedalaman 10 m di bawah permukaan laut ditulis –10m.
4. Penerapan Teori Bilangan Bulat dalam Bidang Teknologi.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka munculah cabang matematika baru yang
disebut dengan matematika diskrit. Perkembangan yang pesat dari ilmu matematika diskrit ini
berkaitan erat dengan perkembangan pesat dari dunia komputer digital, karena komputer digital
bekerja secara diskrit. Perkembangan matematika diskrit ini juga diikuti dengan perkembangan
ilmu lainnya yang memakai matematika sebagai landasan ilmunya. Salah satunya adalah ilmu
kriptrografi yang memakai teori bilangan bulat sebagai landasan ilmunya. Dalam paparan di
bawah ini akan dijelaskan bahwa matematika diskrit khusunya teori bilangan bulat memiliki
hubungan yang sangat erat dengan ilmu kriptografi. Selain itu akan dijelaskan pula mengenai
aplikasi dari ilmu keriptografi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kriptografi ini adalah suatu cabang ilmu yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan pesan
dengan cara menyamarkannya dan menjadikan bentuk sandi yang tidak mempunyai makna.
5. Penerapan teori bilangan dalam bidang ekonomi.
Dalam perdagangan sangat berkaitan erat dengan matematika karena dalam perdagangan
pasti akan ada perhitungan, di mana perhitungan tersebut bagian dari matematika khususnya
pada teori bilangan seperti bilangan cacah.
Seperti halnya teori bilangan digunakan dibidang perniagaan yang menggunakan angka dari
0-9 yang merupakan bilangan cacah.
Contohnya, jumlah harga yang harus dibayar ketika kita membeli sesuatu. Selain itu disaat
kita mempunyai hutang pada penjual, hutang tersebut termasuk bilangan pencacahan.
6. Penerapan teori bilangan dalam bidang sains
Bilangan imajiner dan atau bilangan kompleks ini sering dipakai di bidang teknik elektro
dan elektronika untuk menggambarkan sifat arus AC (listrik arus bolak-balik) atau untuk
menganalisa gelombang fisika.
7. Penerapan Teori Bilangan dibidang Musik
Teori bilangan dalam bidang musik dapat digunakan sebagai simbol not pada nada. Yaitu
bilangan asli yang dimulai dari 1 (satu) sampai 7 (tujuh).
Contohnya, 1= do, 2= re, 3=mi, 4= fa, 5=sol, 6=la, 7=si

B. Masukan Teori Bilangan Dalam Kehidupan Islam


Dalam kehidupan islam teori bilangan sangat bermanfaat diantarnya:
1. Untuk memperkirakan tanggal misalnya dalam menentukan tanggal 11 syawal, dalam teori
bilangan angka yang di mulai dari 1 sampai tak hingga merupakan bilangan asli.
2. Teori bilangan bisa digunakan pada dunia islam, misalnya dalam penandaan ayat al Qur’an,
dengan menggunakan bilangan memudahkan umat islam untuk menunjukan jumlah juz, surat
dan ayat dalam al Qur’an.

3. Selain itu, dalam dunia perniagaan teori bilangan juga dapat digunakan seperti pada saat kita
mendapat untung dan rugi. Kita akan rugi jika uang modal tidak dapat kembali untuk membeli
modal untuk perdagangan.

C. Teori Bilangan Dalam Pendidikan Islam


Di bidang matematika, para pakar matematika Muslim telah memberi kontribusi nyata
dalam menemukan berbagai macam teori, seperti sistem bilangan desimal, sistem operasi dalam
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan penarikan akar. Selain
itu, mereka juga memperkenalkan angka-angka dan lambang bilangan, termasuk angka nol
(zero). Mereka juga menemukan bilangan phi. Pakar matematika Muslim itu antara lain: al-
Khawarizmi, al-Kindi, al-Karaji, al-Battani, al-Biruni. Berikut kontribusi teori bilangan untuk
pendidikan islam,
1. Teori bilangan sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita akan melakukan
sholat, kita harus memperhatikan kapan waktu sholat sudah masuk. Yaitu dengan cara kita
melihat jadwal jam sholat. Sedangkan jam itu terdiri dari angka 1-12, merupakan bilangan asli.
2. Membantu penilaian peserta didik (santri)
Para pendidik dalam suatu lembaga pendidikan islam tentu menggunakan bilangan untuk
menilai hasil belajar para santri, yaitu menggunakan angka o sampai dengan 10 ssebagai
penilaian untuk para santri.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari teori bilangan kita mempu mengetahui apa saja manfaat teori bilangan
bagi kehidupan dan juga kontribusinya untuk Islam serta Pendidikan Islam.

B. Saran
Agar makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami pengunaan teori
bilangan dalam kehidupan sehari-hari dan kontribusi teori bilangan bagi dunia pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA

http://ku-mathitung.blogspot.com/p/sejarah-teori-bilangan.html

http://matematikaoye.wordpress.com/sejarah-teori-bilangan-3/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_bilangan

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah . 2009. Pedoman Hisab Muhammadiyah.
Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Makalah Penerapan Matematika Dalam


Kehidupan Sehari-hari
Posted by Try Gusmawan
» Makalah Penerapan Matematika Dalam Kehidupan Sehari-hari, » Matematika
» Sunday, 4 October 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan
dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang lain. Wawasan pendidikan matematika sangat
penting bagi peserta didik karena materi ini membawa peserta kepemahaman tentang
karakteristik matematika yang memiliki objek abstrak, ber tumpu pada kesepakatan, pola pikir
dedukatif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan dan
konsisten dalam sistemnya.
Tapi kenyataan, matematika sering kali disalah artikan oleh sebagian kaum pelajar,
terkadang mata pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan.
Kenyataan ini tidak jarang berubah menjadi suatu kebencian terhadap apa saja yang berhubungan
dengan matematika. Dan sebagian masyarakat menganggap bahwa matematika kurang
bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak jarang pula timbul pertanyaan bahwa apa
sebenarnya manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari ?.Namun tanpa disadari oleh
banyak kalangan pelajar dan juga oleh kalangan masyarakat bahwa matematika memiliki
manfaat yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu maka dapat dikatakan bahwa
setiap orang memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhannya. Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak orang
mengakui peranan matematika dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang lain. Namun juga perlu disadari bahwa banyak orang yang menganggap
pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sukar dan tidak menyenangkan. Hal ini dapat
dilihat dari prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika yang masih memprihatinkan .
Berhitung merupakan salah satu unit yang sangat penting sebagai dasar dalam
mempelajari matematika. Oleh sebab itu dengan belajar berhitung akan membantu kita dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa matematika sangat diperlukan bagi setiap orang untuk
membantu menyelesaikan permasalahannya. Secara formal mata pelajaran matematika diajarkan
sejak awal kelas I SD hingga perguruan tinggi. Bahan kajian inti matematika di SD mencakup
aritmetika (berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran dan kajian data (pengantar
statistik). Penekanan diberikan pada “penguasaan bilangan” (number sense) termasuk berhitung.
Keterampilan berhitung mempunyai peranan yang penting bagi siswa untuk memperoleh prestasi
belajar matematika yang baik. Operasi penjumlahan dan pengurangan dipelajari oleh siswa SD
sejak kelas 1.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu matematika?
2. Apa makna operasi-operasi matematika di dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaiman matematika dalam kehidupan sehari-hari dan prospeknya di masa depan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu matematika
2. Untuk mengetahui makna operasi-operasi matematika di dalam kehidupan sehari-hari
3. Untuk mengetahui matematika dalam kehidupan sehari-hari dan prospeknya di masa depan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Matematika


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. Menurut John
Dewey, pendidikan diartikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Sedangkan menurut S.A.
Subrata, pendidikan diartikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun tidak
langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan tersebut maka pendidikan dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dalam
upaya memberikan perubahan seseorang kearah kedewasaan yang dilihat dari segi pola berpikir
(kognitif), segi sikap (afektif), dan segi tingkah laku (psikomotor). Pengertian matematika
menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam
perkembangannya bilangan ini diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya.
Menurut James dan James (1976), matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berubungan satu sama lainnya dengan jumlah
yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Reys
dkk. (1984), matematika diartikan sebagai analisis suatu pola dan hubungannya, suatu jalan atau
pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang matematika tersebut maka matematika dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang
berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta
aplikasi dalam bidang lainnya. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan
baik kognitif, afektif, dan kognitif kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Ada
beberapa karakteristik matematika, antara lain :

1. Objek yang dipelajari abstrak.


Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata
tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2. Kebenaranya berdasarkan logika.
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya
kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui ekserimen seperti dalam ilmu fisika atau biologi.
Contohnya nilai √-2 tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada
jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan
dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang
melalui latihan-latihansoal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya
ketika akan mempelajari tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai
tentang materi luas dan keliling bidang datar.
5. Menggunakan bahasa simbol.
Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan
dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol "+" sehingga tidak terjadi
dualisme jawaban.
6. Diaplikasikan dibidang ilmu lain.
Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya
materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi
penawaran. Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang
penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus
ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru. Dari sisi
siswa, pemahaman tentang manfaat matematika dalam kehidupan sangat berperan penting. Ada
pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta". Artinya dalam proses belajar
khususnya belajar matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu matematika ?, bagaimana
proses matematika ? untuk apa itu matematika ?.

2.2. Makna Operasi-operasi Matematika dalam kehidupan

Matematika memang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, namun


karena matematika memiliki sifat yang cukup abstrak sehingga sulit untuk dapat menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari jika kita hanya berpendidikan sarjana (yang umumnya
baru tahu teorinya, belum banyak aplikasinya). Matematika tidak hanya diterapkan dalam
kehidupan seorang matematisi proffesional, namun matematika juga kerap digunakan seorang
dokter, insinyur elektronik, programmer, insinyur sipil, insinyur mesin, ekonom, akuntan,
manajer, maupun banyak ahli bidang lain. (Lalu mengapa yang menggunakan semua
penggunanya berpendidikan sarjana ke atas, karena sudah jelas kalau materi matematika SMA
disusun untuk calon ilmuwan berpendidikan sarjana ke atas). Adapun beberapa contoh operasi-
operasi matematika dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Operasi Matematika (Kalkulus) di Bidang Kedokteran
Semakin banyaknya orang yang mendambakan kepraktisan mengakibatkan trend
penyakit bergerser ke arah tumor dan kanker. Untuk kanker sendiri, penyebab utamanya adalah
zat karsinogenik yang biasanya terbentuk oleh makanan yang bersentuhan dengan api secara
langsung, banyak dijumpai pada makanan yang dibakar. Ayam bakar dan kawan-kawan memang
lezat, namun kita tetap harus menjaga diri dari penyakit kanker. Berkembangnya teknologi
kedokteran menjadikan pengobatan kanker yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang
sakitnya minta ampun), beralih ke pengobatan dengan high energy inonizing radiation yang
relatif lebih cepat, lebih efektif dan lebih nyaman (meskipun lebih mahal), salah satunya sinar-X,
karena tidak mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.

Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume


kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin,
lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung,
kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi
radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya,
misal kasus pada kanker payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan
sedikit ada peluang lasernya terkena jantung, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa
jadi kebal).
2. Operasi Trigonometri dalam berbagai bidang

Trigonometri merupakan alat utama ilmu ukur segitiga. Tigonometri memiliki banyak
aplikasi pada kehidupan sehari-hari, diantaranya pada bidang teknik sipil dan astronomi.
Trigonometri memili kaitan yang sangat erat dalam kehidupan kita, baik secara langsung dan
tidak langsung. Ilmu perbintangan dan konstruksi bangunan sangat dibantu oleh hadirnya
trigonometri. Seiring perkembangan jaman, trigonometri terus dikembangkan, dipadukan dengan
disiplin kelimuan lain guna kemaslahatan bersama. Awalnya trigonometri hadir sebagai solusi
atas pemecahan ukuran atas bangun datar-bangun datar sederhana, seiring berkembangnya
zaman trignometri kerap digunakan dalam dunia ilmu terapan (kehidupan sehari-hari),
perkembangan ilmu lain, maupun perkambangan ilmu matematika itu sendiri. Di bawah ini, saya
akan mencoba memberikan contoh tentang aplikasi trigonometri dalam kehidupan sehari-hari,
adapun aplikasinya adalah:
a. Aplikasi Trigononomerti Pada Ilmu Astronomi
Trigonometri sangat besar manfaatnya dalam ilmu astronomi, karena ukuran benda-benda
langit tidak mungkin diukur pakaipenggari, pasti dihutug dengan bermain skala-skala dan sudut-
sudut, sehingga dapat diestimasi ukurannya secara akurat. Rumus trigonometri sudut ganda
digunakan untuk nilai-nilai ukuran sisi akibat sudut-sudut yang tidak istimewa. Meskipun
penggunaan kalkulator diijinkan dalam penelitian, namun kalkulator umumnya tidak mampu
menganani kasus numeris yang membutuhkan ketelitian tinggi. Karena dalam beberapa kasus
numeris, perlakuan tanpa pembulatan adalah metode terbaik.
b. Aplikasi Trigonometri pada Geografi dan Navigasi
Tabel trigonometri diciptakan lebih dari dua ribu tahun yang lalu untuk perhitungan
dalam astronomi. Bintang-bintang dianggap tetap pada bola kristal dengan ukuran besar, dan
model yang sempurna untuk tujuan praktis. Hanya planet berpindah bola. (Pada saat itu ada tujuh
planet yang diakui: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, bulan, dan matahari Mereka
adalah planet-planet yang kita beri nama hari-hari kami dalam seminggu sesudah Bumi tersebut
belum dianggap sebagai.. sebuah planet karena itu adalah pusat alam semesta, dan planet-planet
luar tidak ditemukan kemudian) jenis trigonometri yang diperlukan untuk memahami posisi pada
bola disebut trigonometri bola.. Trigonometri bola jarang diajarkan sekarang karena tugasnya
telah diambil alih oleh aljabar linear. Meskipun demikian, satu aplikasi dari trigonometri adalah
astronomi. Seperti bumi juga bola, trigonometri digunakan dalam geografi dan navigasi. Ptolemy
(100-178) yang digunakan trigonometri pada geografi dan menggunakan tabel trigonometri
dalam karya-karyanya. Columbus membawa salinan dari Regiomontanus ‘Ephemerides
Astronomicae pada perjalanan ke Dunia Baru dan menggunakannya untuk keuntungannya.
c. Aplikasi matematika (trigonometri) pada teknik sipil

Seorang insinyur sipil hendaknya memiliki kemapuan untuk melakukan pembangunan di


medan yang tidak biasa (miring, lautan dan lain-lain dll). Seperti halnya para dokter spesialis
onkologi radiasi yang biasa dibantu para ahli dosimetri, maka insinyur sipil dibantu seorang
surveyor. Tugas surveyor untuk melakukan pengamatan terhadapsistem geometris tanah yang
kompleks (apalagi jika pembangunan akan dilakukan di laut). Selain di bidang ilmu astronomi,
trigonometri juga sangat erat kaitannya dengan pekerjaan seorang surveyor (ahli ilmu ukur
tanah). Pengukuran tanahadalah suatu cabang ilmu alam untuk menentukan posisi ruang dimensi
tiga dari suatu tempat pada permukaan bumi. Hasil pengukuran tanah yang diperleh antara lain
digunakan untuk membuat peta topografi dari bumi untuk menentukan luas wilayah suatu
daerah. Dalam sistem undang-undang agraria zaman sekarang, koordinat eksak batas negara
adalah suatu hal yang sangat penting agar batas negara tidak bergeser, seperti yang sering
diangkat di media. Para engineer, khusunya ahli sipil, lebih khususnya lagi ahli geodesi, sangat
bergantung pada seorangsurveyor. Ketika seorang insinyur membuat perencanaan pembangunan
suatu proyek, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, bendungan, gedung bertingkat, dll
peran surveyor sangat diperlukan. Mirip kalitannya dengan ahli dosimetri dengan dokter spesialis
penyakit onkologi. Seorang suveyor juga harus mempersiapkan untuk input data mengenai
permukaan bumi dan tanah, setelah itu data diinput pada suatu sistem informasi yang diberi
naman GIS (Geographical Information System). Tidak jarang pengamatan untuk menghitung
kemingan jalan raya, rel kereta api, dan jembatan, Keahlian trigonometri seorang surveyor sangat
mempermudah pekerjaannya sehingga beliau tak perlu terjun langsung ke medan-medan sulit.
3. Aplikasi Matematika (Peluang) pada ilmu Ekonomi

Aplikasi metematika pada bidang ekonomi yang ingin saya bahas kali ini adalah ilmu
peluang, dengan ilmu ini kita belajarmenghitung peluang di berbagai kasus asuransi, ilmu yang
membahas tentang ini disebut aktuaria, dan ahlinya disebut aktuaris. Aktuaris adalah sebuah
pekerjaan dengan skill elite, dikarenakan konsep aktuaris yang cukup memerlukan pengetahuan
bidang matematika dan statistik secara mendalam. Oleh karena itu, sejumlah negara memutuskan
untuk membuat lembaga khusus untuk mendidik calon aktuaris dan mengujinnya dalam ujian
profesi aktuaris.Di Indonesia sendiri lembaga ini dikenal dengan nama Persatuan Aktuaris
Indonesia (PAI). Ilmu aktuaria merupakan ilmu gabungan antara ilmu peluang, matematika,
statistika, keuangan, dan pemrograman komputer. Studi dari website pencarian kerja CareerCast
menempatkan actuaria sebagai #1 job di Amerika Serikat Studi ini menggunakan lima kriteria
kunci untuk mengurutkan rangking pekerjaan: lingkungan, pendapatan, prospek kerja, dampak
fisik, and stress. Tren matematikawan memang diprediksikan akan naik pesat pada 2014.
4. Operasi matematika (Program Linear) pada Ilmu Manajemen

Jika di SMA dipelajari trntang program linear, maka di tingkat perguruan tinggi ada
cabang yang lebih luas, yaitu riset operasi. Mungkin anda sering mendengar kata “manajer
operasional suatu perusahaan”. Manajer operasional bertugas melakukan manajemen terhadap
kegiatan-kegiatan operasional. Manajemen operasi, adalah suatu cabang dari matematika terapan
yang cenderung interdisipliner. Ilmu riset operasi menggabungkan antara teori matematika dan
manajemen. Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan permodelan matematika, analisis
stastistik, dan teori optimasi matematis. Rumusan masalah pada riset operasi dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu: meminimumkan, dan memaksimumkan. Untuk masalah meminimumkan
biasanya yang diminumkan adalah biaya distribusi, biaya produksi, jarak tempuh, dll. Sedangkan
pemaksimalan bertujuan memaksimalkan keuntungan, jumlah barang produksi, dll. Adapun
metode-metodenya pernah saya bahas di sini.
5. Operasii Matematika (Kombinatorika) pada Ilmu Pemrograman

Maraknya game online sepuluh tahun terakhir ini menjadi alternatif pemasukan yang luar
biasa bagi anak muda yang menggeluti bidang ini dengan baik. Dalam matematika teori
permainan mengalami perkembangan super pesat pasca John Nash Meraih Nobel pada 1994,
beliau mencipatakan model matematika sistem otaomasi yang akhirnya begitu berkembang saat
ini. Karya beliau memberikan inspirasi baru bagi dunia game yang akhirnya lahirlah Winning
Eleven, oleh perusahan elektronok raksasa Jepang, SONY. Karya beliau telah berkembang luar
biasa dan diterapakan ke dalam banyak sisi otoasi komputerisasi jaman sekarang, termasuk
trensformasi geometri digital yang dihadirkan oleh Steve Jobs pada produk-produknya.
6. Operasi Aljabar di dalam Berbagai Bidang
a. Penerapan Aljabar bagi siswa

Tentu saja, manfaat Aljabar bagi para pelajar adalah agar nilai ulangan Matematika tidak
jatuh saat diberi soal Aljabar. Dan sebagai tambahan nilai untuk nilai kelulusan. Selain itu,
manfaat Aljabar yang sering diterapkan siswa adalah untuk memanajemen uang saku yang
diberikan orang tua tiap minggu. Contoh penerapan aljabar dalam hal ini sebagai berikut:
Misalnya, uang saku kita sebesar Rp 70.000,00 setiap minggu. Karena setiap hari Selasa dan
Rabu ada pelajaran tambahan, serta hari Jumat ada kegiatan ekstra kurikuler pada pukul 14.20
WIB sedangkan setelah pulang sekolah kita tidak pulang dahulu (langsung lanjut belajar
tambahan) maka dibutuhkan uang makan + uang jajan sebesar Rp 10.000,00. Nah, kita
kebingungan menentukan uang saku setiap hari selain Selasa, Rabu, dan Jum’at selama satu
minggu jika dalam satu minggu itu kita ingin menabung uang sebesar Rp 25.000,00. Dengan
bantuan aljabar kita dapat menentukan uang saku kita per hari.
Cara mengerjakan menggunakan Aljabar:

Kita anggap uang saku kita per hari (selain Selasa, Rabu, dan Jumat karena sudah ada jatahnya,
yaitu Rp 10.000,00) dengan x. Maka,
Rp 70.000 = (uang saku 1 minggu)
Rp 25.000 = (uang tabungan selama 1 minggu)
70.000 – 25.000 = (3 X 10.000) + 1(6x -3x)
Rp 45.000 = Rp 30.000 + 1(3x)
Rp 45.000 = Rp 30.000 + 3x
Rp 45.000 – Rp 30.000 = 3x
Rp 15.000 = 3x
x = Rp 15.000/3
x = Rp 5.000

{Mengapa (3 X 10.000)? 3 berasal dari Hari Selasa, Rabu, dan Jumat dalam satu Minggu. Berarti
kan ada 3 hari}
{Mengapa 1(6x – 3x)? 1 berasal dari 1 minggu sedangkan 6x – 3x berasal dari 6 hari dalam satu
Minggu kecuali Minggu karena libur, dikurangi 3 hari (Selasa, Rabu, dan Jumat karena telah
dijatah)}
Jadi, uang saku per hari yang kita gunakan selain Selasa, Rabu, dan Jumat (sekali lagi karena
telah dijatah) dan selain Minggu (karena libur) maksimal sebesar Rp 5.000,00. Tidak boleh lebih
tetapi boleh kurang (hehe, sebagai tambahan tabungan). Boleh lebih tetapi harus konsekuen,
yaitu mengurangi jatah uang saku di hari berikutnya. Intinya silakan diatur sendiri ya uang saku
dari ortu, latihan jadi menteri keuangan untuk diri sendiri.
b. Penerapan Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga

Manfaat aplikasi Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga adalah untuk memanajemen uang gaji,
uang saku anak, uang sekolah anak, dll. Contoh memanajemen uang bagi Ibu Rumah Tangga
adalah sebagai berikut:
Seorang Ibu setiap bulan mendapat gaji sebesar Rp 2.000.000,00. Ia diberi uang
tambahan dari suaminya sebesar Rp 4.000.000,00 per bulan. Dibutuhkan Rp 1.000.000,00 untuk
uang belanja per bulan. Uang kesehatan Rp 500.000,00 dan uang sekolah total dari ke-2 anaknya
sebesar Rp 3.000.000,00. Sang Ibu bingung, berapa uang saku perorangan yang harus ia berikan
untuk kedua anaknya tiap minggu tetapi uang per bulannya harus masih tersisa Rp 1.000.000,00
untuk ditabung. Jika Ibu itu pintar Aljabar maka Ibu itu dapat menentukan uang saku tersebut
secara tepat.
Cara mengerjakan menggunakan Aljabar:
Kita anggap uang saku setiap anak per minggu sebagai x
(2.000.000 + 4.000.000) – 1.000.000 = 1.000.000 + 500.000 + 3.000.000 + (4 X 2x)
6.000.000 – 1.000.000 = 4.500.000 + (8x)
5.000.000 = 4.500.000 + 8x
5.000.000 – 4.500.000 = 8x
500.000 = 8x
x = 500.000/8
x = 62.500

{Mengapa (4 X 2x) karena 1 bulan = 4 minggu dan 2x itu adalah uang saku 2 orang anak}.
Jadi, uang saku setiap anak dalam waktu seminggu adalah Rp 62.500,00. Dengan matematika
dan sistem Aljabar, cukup simple kan?
c. Penerapan Aljabar bagi para Pedagang.

Aljabar dapat membantu pedagang untuk menghitung besar kecil keuntungan atau
kerugian yang dapat diperolehnya, dan dapat menentukan besar modal yang dibutuhkan. Contoh
penerapan Aljabar dalam kehidupan pedagang adalah sebagai berikut:
Seorang pedagang pempek membeli 5 kg ikan giling dengan harga Rp 60.000,00. Dengan
5 kg ikan giling tersebut dapat dibuat menjadi 10 buah pempek kapal selam. Pedagang itu ingin
laba tiap pempek tersebut sebesar Rp 2.000,00. Maka berapa harga jualnya? Jika pedagang itu
pandai Matematika, pasti akan mudah mengetahuinya, sebaliknya, jika tidak, apa yang akan
terjadi?
Cara mengerjakan menggunakan sistem Aljabar:
Kita anggap harga jual pempek itu sebagai x.
Maka diperoleh:
x = (60.000/10) + 2.000
x = 6.000 + 2.000
x = 8.000

Jadi, harga jual yang bisa diterapkan agar laba satu pempek Rp 2.000 adalah sebesar Rp
8.000,00. Dengan Matematika dan aplikasi Aljabar.
2.3. Matematika dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Prospeknya di Masa Depan
Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau diaplikasikan dalam bidang
ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak lepas dari peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang
baru atau untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika
melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta, penggambaran
dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai penarikan kesimpulannya. Ketika ada
masalah belajar maka perlu adanya penyelesaian atau solusi. Kondisi seperti ini matematika
digunakan melalui investigasi dan problem solving. Kedua hal tersebut merupakan jantungnya
matematika untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menemukan, menganalisis, dan
membuktikan serta dapat memebantu siswa menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai
dengan situasinya. Ada lima langkah penyelesaian masalah.
1. Menyajikan penyelesaian masalah dalam bentuk umum.
2. Menyajikan kembali masalah dalam dalam bentuk operasional.
3. Menentukan strategi atau prosedur menyelesaikan masalah
4. Menyelesaikan masalah
5. Menganalisis dan mengevaluasi strategi penyelesaian masalah serta menemukan strategi
penyelesaian masalah yang baru.

Matematika dapat digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data yang ada. Seperti tes
seleksi calon PNS, Polisi, TNI, pelajar, mahasaiswa atau karyawan menggunakan tes tulis
dengan materi matematika (biasanya logika dan berhitung) untuk mengetahui kemampuan
berpikir cepat dan dapat menyelesaikan masalah. Dalam bidang teknik matematika digunakan
seperti teknik informatika atau komputer menggunakan konsep bilangan basis, teknik industri
atau mesin matematika digunakan untuk menentukan ketelitian suatu alat ukur atau perkakas
yang digunakan. Menurut Andrea J. O'Connor bahwa "Mathematic is used by engineers to solve
a very wide range of problem, including design calculations for building, machines, electronic
components or chemical plants". Bidang ekonomi menggunakan konsep fungsi untuk
memprediksikan produksi maupun penjualan. Ada pepatah " Siapa yang menguasai matematika
dan bahasa maka ia akan menguasai dunia". Artinya matematika sebagai media melatih untuk
berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu menyelesaikan masalah, sedangkan bahasa
sebagai media menyampaikan ide-ide atau gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Selain
itu ada istilah "Di zaman komputer yang digunakan adalah otak bukan otot". Di lingkungan
masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika baik itu hal kecil
maupun hal besar. Seperti ketika orang menghitung penghasilan, hasil panen, jumlah belanja,
luas tanah, luas rumah, ongkos, hak waris, dan masih banyak yang lainnya. Pada tingkat dasar,
kita perlu menghitung uang, mengalikan, mengurangi, dan membagi. Setiap hari, kehidupan akan
cukup sulit jika tidak memiliki pengetahuan tentang matematika sedikitpun. Jelas bahwa
matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apabila ada siswa yang
mengatakan ingin menghindari matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau
tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya. Berdasarkan fenomena tersebut
maka proses matematika di masa dating sangat bagus.
Berbicara tentang Matematika tak akan pernah terlepas dari kehidupan. Karena hampir
dalam setiap aktivitas sehari-hari entah disadari atau tidak kita pasti menggunakan Matematika.
Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi. Oleh karena itu, Matematika menjadi salah
satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai oleh setiap orang yang ingin meraih sukses dalam
kehidupannya. Dalam keahlian bermatematika kita dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah
dengan benar, sekaligus kita diberi kebebasan untuk menjawab dengan berbagai cara asalkan
jawabannya benar dan dengan cara yang benar. Seperti kata pepatah, “Banyak jalan menuju
Roma”. Namun, jika caranya salah atau salah dalam menuliskan satu angka saja hasil akhirnya
juga salah. Disini kita diminta untuk jujur dalam menyelesaikan masalah yang ada dengan cara
yang benar dan teliti.
Selain itu, banyak sekali manfaat dari aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari
baik diterapkan dalam bidang ilmu lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Ada
pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai
dunia”. Matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan
mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan
dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika sekalipun kita
mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya karena mau
tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas maka dapat ditarik kesimpulan, matematika dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang
berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta
aplikasi dalam bidang lainnya. Matematika tidak hanya diterapkan dalam kehidupan seorang
matematisi proffesional, namun matematika juga kerap digunakan seorang dokter, insinyur
elektronik, programmer, insinyur sipil, insinyur mesin, ekonom, akuntan, manajer, maupun
banyak ahli bidang lain. Matematika memang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-
hari baik itu hal kecil maupun hal besar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
lepas dari peranan matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang baru
atau untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika
melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta,
3.2. Saran

Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas, diharapkan pembaca


untuk dapat mengetahui operasi-operasi matematika di dalam kehidupan sehari-hari serta dapat
memahami bahwa matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan baik itu hal
kecil maupun hal besar.

Makalah Seminar "Matematika sebagai Istana Pendidikan Karakter Matematis


Mahasiswa Agamis"

HUBUNGAN ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA DALAM

MEMBENTUK KARAKTER MATEMATIS-AGAMIS

Oleh: Teguh Wibowo, M.Pd

teguhwibowoump@yahoo.com

Pendahuluan
Kerusakan ilmu saat ini sedang menimpa umat islam Indonesia. Di lembaga pendidikan
umum terjadi kebodohan (ignorance) terhadap ilmu agama. Banyak sekali sarjana-sarjana dalam
bidang ilmu pengetahuan tertentu yang tidak bisa membaca Al-Quran atau memahami ajaran-
ajaran pokok agama Islam. Padahal ilmu-ilmu agama adalah ilmu yang wajib dimiliki (fardlu
‘ain) oleh setiap muslim. Demikian juga, semakin bertambah ilmu semestinya bertambah pula
keimanan seseorang akan Rabbnya (Nashruddin Syarif, 2013). Akan tetapi yang banyak terjadi,
semakin pintar seseorang dalam ilmu pengetahuan misal matematika, tidak semakin menambah
keyakinan akan Rabbnya. Pemisahan nilai-nilai ketuhanan dari setiap ilmu yang dipelajari telah
menyebabkan anak didik sekuler dari nilai-nilai agamanya.
Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini tidak terlepas dari ilmu pengetahuan Barat
yang modern dan sekuler. Dalam pandangan Muhammad Naquib al-Attas (Adnin Armas, 2013)
peradaban Barat modern telah membuat ilmu menjadi problematis. Sekalipun peradaban Barat
modern menghasilkan juga ilmu yang bermanfaat, namun peradaban tersebut juga telah
menyebabkan kerusakan dalam kehidupan manusia. Ilmu Barat modern tidak dibangun di atas
wahyu dan kepercayaan agama, namun berdasarkan tradisi budaya yang diperkuat dengan
spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai
makhluk rasional.
Dalam pandangan Islam sumber ilmu tidak hanya berasal dari pengamatan objek fisik yang
logis dan objektif, tetapi juga berasal dari wahyu, as-sunnah, akal dan kalbu, serta indera (Dinar
Dewi Kania, 2013). Berbeda dengan pandangan barat yang memposisikan otak atau akal sebagai
sumber ilmu, mereka berpendapat bahwa ilmu itu harus rasional dan dapat dibuktikan secara
empiris. Barat menekankan bahwa, jika ilmu tidak dapat dibuktikan secara empiris maka hal itu
bukan termasuk ilmu. Inilah yang dapat membahayakan umat Islam karena selama ini
bersentuhan langsung dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Barat.
Sekulerisasi ilmu pengetahuan yang dikembangkan barat dapat kita lihat dari salah satu
penemuan Charles Robert Darwin (1882 M). Pandangan barat mengatakan bahwa ilmu
pengetahuan itu tidak berhubungan dengan agama. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara
agama dengan ilmu pengetahuan. Untuk menguatkan hal ini Darwin mengatakan bahwa Tuhan
tidak berperan dalam penciptaan makhluk hidup. Bagi Darwin, asal mula spesies (origin of
species) bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari “adaptasi kepada lingkungan” (adaptation to the
environment). Menurutnya lagi, Tuhan tidak menciptakan makhluk hidup, semua spesies yang
berbeda sebenarnya berasal dari satu nenek moyang yang sama. Spesies menjadi berbeda antara
satu dengan yang lain disebabkan kondisi alam (natural condition).
Pandangan Darwin di atas jelas menunjukkan pemikiran yang sangat sekuler. Darwin
berusaha berlepas diri dari agama dan memang itu keyakinan pandangan Barat agar menguatkan
bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara ilmu pengetahuan dengan agama. Bagaimana
mungkin Tuhan tidak berperan dalam penciptaan makhluk hidup. Pandangan ini jelas sangat
bertentangan dengan pandangan Islam. Islam mengatakan bahwa pencipta makhluk hidup dan
alam semesta ini adalah Tuhan yaitu Allah SWT. Banyak sekali ayat Al-Quran yang menguatkan
hal ini, diantaranya.

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan


manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.”(Al Mukmin:
57)

Tidak hanya itu, Al-Quran juga merupakan sumber ilmu pengetahuan. Perhatikan arti ayat
Al-Quran di bawah ini.

“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.”(Al-Baqarah: 2)

Hal inilah yang membedakan antara Islam dengan Barat. Al-Quran merupakan petunjuk buat
umat manusia. Petunjuk tidak hanya berkaitan dengan syariat agama tetapi berkaitan pula dengan
ayat-ayat kauniyah yang erat sekali dengan ilmu pengetahuan. Al-Quran juga mengungkap
tentang asal mula kehidupan, siklus air, peredaran benda-benda langit, astronomi dll yang dapat
menginspirasi perkembangan ilmu pengetahuan alam dan sains. Bahkan matematikapun banyak
terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran. Penciptaan alam semesta ini melalui perhitungan yang sangat
detail oleh Allah SWT. Sehingga, sebenarnya Allah telah menurunkan matematika melalui ayat-
ayat Al-Quran, namun kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Demikian pula sebaliknya
apakah dalam matematika memuat pula sifat-sifat agamis yang dapat menjadi karakter
kepribadian manusia dalam hidup sehari-hari. Makalah ini akan menguraikan bagaimana
hubungan antara agama (terutama Al-Quran) dengan matematika yang kita sebut dengan agamis-
matematis demikian pula sebaliknya. Kita mulai uraian makalah ini dengan hakekat matematika
terlebih dahulu.

Hakekat Matematika
Secara bahasa (lughawi), kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathema”
atau mungkin juga “mathematikos” yang artinya hal-hal yang dipelajari. Bagi orang Yunani,
matematika tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai angka dan ruang, tetapi juga mengenai
musik dan ilmu falak (astronomi). Andi Hakim Nasoetion (1980) menyatakan bahwa matematika
berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang artinya “mempelajari”. Orang
Belanda, menyebut matematika dengan wiskunde, yang artinya ilmu pasti. Sedangkan orang
Arab, menyebut matematika dengan ‘ilmu al hisab, artinya ilmu berhitung.
Secara istilah, sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai matematika. Para
ahli filsafat dan ahli matematika telah mencoba membuat definisi matematika, tetapi sampai
sekarang belum ada yang menyatakan bahwa jawabannya adalah yang terakhir. Belum ada
definisi yang disepakati untuk menjelaskan matematika itu apa. Di antara definisi-definisi yang
dibuat para ahli matematika adalah sebagai berikut.
1. Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang.
2. Matematika adalah ilmu tentang besaran (kuantitas).
3. Matematika adalah ilmu tentang hubungan (relasi).
4. Matematika adalah ilmu tentang bentuk (abstrak).
5. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif.
6. Matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur yang logik.
Meskipun sukar untuk menentukan definisi yang tepat tentang matematika, namun pada
dasarnya terdapat sifat-sifat yang mudah dikenali pada matematika. Ciri khas matematika yang
tidak dimiliki pengetahuan lain adalah (1) merupakan abstraksi dari dunia nyata, (2)
menggunakan bahasa simbol, dan (3) menganut pola pikir deduktif (Abdussakir, 2009).
Matematika merupakan abstraksi dari dunia nyata. Abstraksi secara bahasa berarti proses
pengabstrakan. Abstraksi sendiri dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan definisi
dengan jalan memusatkan perhatian pada sifat yang umum dari berbagai objek dan mengabaikan
sifat-sifat yang berlainan. Karena matematika merupakan abstraksi dari dunia nyata, maka objek
matematika bersifat abstrak, tetapi dapat dipahami maknanya.
Untuk menyatakan hasil abstraksi, diperlukan suatu media komunikasi atau bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam matematika adalah bahasa simbol. Untuk menyatakan bilangan
“dua” digunakan simbol “2”. Simbol untuk bilangan disebut angka. Penggunaan bahasa simbol
mempunyai dua keuntungan yaitu (a) sederhana dan universal, dan (b) mempunyai makna yang
luas.
Simbol dalam matematika juga mempunyai makna yang luas. Karena luasnya makna
yang tersirat, kadang simbol matematika dikatakan tidak bermakna atau kosong dari arti. Simbol
matematika kosong dari makna. Sebagai contoh, simbol “2” memang mewakili bilangan dua.
Tetapi dalam hal ini “dua apa?”. Simbol itu akan mempunyai makna jika sudah dikaitkan dengan
konteks tertentu, misalnya 2 buku.
Selain mempunyai sifat bahwa matematika adalah abstrak dan menggunakan bahasa
simbol, matematika bersifat deduktif. Matematika menganut pola pikir atau penalaran deduktif.
Penalaran deduktif adalah pola berpikir yang didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang secara
umum sudah terbukti benar. Kebenaran yang diperoleh dari beberapa contoh khusus yang
kemudian digeneralisasi, masih dikatakan bersifat induktif dan belum diterima kebenarannya
dalam matematika. Kebenaran induktif itu akan diterima setelah dibuktikan dengan penalaran
yang ketat dan logis. Meskipun matematika bersifat deduktif, ahli matematika juga tetap
memperhatikan ilham, dugaan, pengalaman, daya cipta, rasa, dan fenomena dalam
mengembangkan matematika. Kesimpulan dari pengembangan itu akan diterima setelah
ditetapkan atau dibuktikan melalui penalaran logis.

Hubungan Agama dan Matematika


Ada petuah yang sangat berharga mengenai pentingnya penguasaan bahasa, yaitu “jika
ingin mengenal suatu bangsa, kuasailah bahasanya”. Petuah ini mempunyai arti bahwa jika kita
ingin mengenal, memahami atau bahkan berdialog dengan suatu bangsa, baik manusia maupun
binatang, maka kuasailah bahasanya. Jika kita ingin berdialog dengan orang Inggris, maka
kuasailah dan gunakanlah bahasa Inggris. Jika kita ingin berdialog dengan orang Malaysia, maka
kuasailah dan gunakanlah bahasa Melayu. Jika kita ingin berdialog, mengerti atau memahami
ayat-ayat Qauliyah, yaitu Al-Quran, maka kuasailah bahasa Arab. Lalu, jika kita ingin berdialog,
mengerti atau memahami ayat-ayat kauniyah, yaitu alam semesta, jagad raya dan isinya, maka
bahasa apa yang harus kita kuasai? Bahasa apa yang harus kita gunakan untuk memahaminya?
Jawabannya adalah MATEMATIKA.
Cobalah perhatikan tata surya. Perhatikan bentuk matahari, bumi, bulan serta planet-
planet yang lain. Semuanya berbentuk bola. Perhatikan bentuk lintasan bumi saat mengelilingi
matahari, demikian juga lintasan-lintasan planet lain saat mengelilingi matahari. Lintasannya
berbentuk elips. Berdasarkan fakta ini, tidaklah salah jika kemudian pada sekitar tahun 1200
Masehi, Galilio Galilie mengatakan “Mathematics is the language with wich God created the
universe”. Melalui penelitian dan penelaahan yang mendalam terhadap fenomena alam semesta,
ilmuwan pencetus Teori Big-Bang, yaitu Stephen Hawking akhirnya mengikuti ungkapan Galilio
dengan mengatakan “Tuhanlah yang menciptakan alam dengan bahasa itu (Matematika)”.

Jika kita melihat ke dalam Al-Quran, maka kita tidak akan terkejut atau mungkin akan
mengatakan bahwa ungkapan Galilio ataupun Hawking adalah basi. Sekitar 600 tahun
sebelumnya, Al-Quran sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis.
Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Qamar ayat 49 yang artinya

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Semua yang ada di alam ini ada ukurannya, ada hitungan-hitungannya, ada rumusnya, atau ada
persamaannya.
Ahli matematika atau fisika tidak membuat suatu rumus sedikitpun. Mereka hanya
menemukan rumus atau persamaan. Albert Einstein tidak membuat rumus e = mc2, dia hanya
menemukan dan menyimbolkannya. Rumus-rumus yang ada sekarang bukan diciptakan
manusia, tetapi sudah disediakan. Manusia hanya menemukan dan menyimbolkan dalam bahasa
matematika. Lihatlah bagaimana Archimedes menemukan hitungan mengenai volume benda
melalui media air. Hukum Archimedes itu sudah ada sebelumnya, dan dialah yang menemukan
pertama kali melalui hasil menelaah dan membaca ketetapan Allah SWT.
Pada masa-masa mutakhir ini, pemodelan-pemodelan matematika yang dilakukan
manusia sebenarnya bukan membuat sesuatu yang baru. Pada hakikatnya, mereka hanya mencari
persamaan-persamaan atau rumus-rumus yang berlaku pada suatu fenomena. Bahkan, wabah
seperti demam berdarah, malaria, tuberkolosis, bahkan flu burung ternyata mempunyai aturan-
aturan yang matematis. Sungguh, segala sesuatu telah diciptakan dengan ukuran, perhitungan,
rumus, atau persamaan tertentu yang sangat rapi dan teliti. Perhatikan Al-Quran surat Al-Furqan
ayat 2 yang artinya
"Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya".
Salah satu kegiatan matematika adalah kalkulasi atau menghitung, sehingga tidak salah
jika kemudian ada yang menyebut matematika adalah ilmu hitung atau ilmu al-hisab. Dalam
urusan hitung menghitung ini, Allah SWT adalah ahlinya. Allah sangat cepat dalam menghitung
dan sangat teliti. Kita perhatikan ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa Allah sangat cepat
dalam membuat perhitungan dan sangat teliti.
Dalam Al-Quran surat An-Nuur ayat 39 disebutkan,
artinya: Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 199 disebutkan,
artinya: Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 202 disebutkan,
artinya: dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 41 disebutkan,
artinya: Dia-lah Yang Maha cepat perhitungan-Nya.
Dalam Al-Quran surat Al-An’am ayat 62 disebutkan,
artinya: Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.
Lalu, siapa yang dapat menghitung dengan cepat kalau bukan ahli matematika? Siapa
yang dapat menentukan aturan-aturan, rumus-rumus, ukuran-ukuran, dan hukum-hukum jagad
raya dengan begitu telitinya kalau bukan ahli matematika? Lalu, kalau Allah SWT serba maha
dalam matematika, mengapa kita tidak mau mempelajarinya? Mengapa kita tidak suka bahkan
benci terhadap matematika? Padahal Allah suka dan sangat pintar dalam matematika. Mengapa
kita sebagai makhluknya tidak mau menyukai matematika atau bahkan tidak mau mempelajari
matematika. Bagaimana kita dapat memahami alam semesta ini yang menggunakan bahasa
matematika kalau kita tidak menguasai matematika? Kuncinya adalah kita harus mempelajari
matematika. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan matematika walaupun tidak
tersirat secara langsung. Itulah tugas kita untuk menggalinya. Demikian pula ayat-ayat kauniyah
yang ada di alam semesta ini sangat berhubungan erat dengan matematika. Inilah ciri dari
karakter agamis-matematis, bahwa dalam agama juga tidak terlepas dari matematika, ada kaitan
erat antara agama dengan matematika.

Karakter Agamis-Matematis
Pada bagian di atas, telah dijelaskan bahwa ada hubungan erat antara agama dengan
matematika. Matematika memegang peranan penting untuk dapat mengungkap misteri-misteri
yang ada di alam semesta ini baik itu yang tersirat di dalam Al-Quran atau yang ada dalam alam
semesta itu sendiri. Namun, pada kenyataannya masih banyak di kalangan umat Islam sendiri
yang membenci matematika dan menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu kafir. Sungguh
suatu fenomena yang aneh. Dzat yang disembah menyukai matematika, sedangkan
penyembahnya justru membenci matematika.
Ada ayat dalam Al-Quran yang secara tersirat memerintahkan umat Islam untuk
mempelajari matematika, yakni berkenaan dengan masalah faraidh. Masalah faraidh adalah
masalah yang berkenaan dengan pengaturan dan pembagian harta warisan bagi ahli waris
menurut bagian yang ditentukan dalam Al-Quran. Untuk pembagian harta warisan perlu
diketahui lebih dahulu berapa jumlah semua harta warisan yang ditinggalkan, berapa jumlah ahli
waris yang berhak menerima, dan berapa bagian yang berhak diterima ahli waris. Berkenaan
dengan bagian yang berhak diterima oleh ahli waris, Al-Quran menjelaskan dalam surat An-
Nisaa ayat 11, 12, dan 176. Ketentuan bagian yang berhak diterima oleh ahli waris disebut
furudhul muqaddarah. Terdapat enam macam furudhul muqaddarah, yaitu ..., ..., ..., ..., ...,
dan ....
Untuk dapat memahami dan dapat melaksanakan masalah faraidh dengan baik maka hal
yang perlu dipahami lebih dahulu adalah konsep matematika yang berkaitan dengan bilangan
pecahan, pecahan senilai, konsep keterbagian, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan
persekutan terkecil (KPK), dan konsep pengukuran yang meliputi pengukuran luas, berat, dan
volume. Pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut akan memudahkan untuk memahami
masalah faraidh.
Selain masalah faraidh, tertulis dalam Al-Quran bahwa tujuan diciptakannya matahari
dan bulan salah satunya adalah agar manusia dapat mengetahui perhitungan waktu, sebagaimana
firman Allah dalam QS Yunus ayat 5.
Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan
dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.
Masalah penentuan awal waktu shalat, awal bulan, awal tahun, pembuatan kalender
hijriyah atau masehi, bahkan arah kiblat secara tepat dan akurat banyak memerlukan bantuan
matematika. Sesuatu yang sungguh tidak masuk akal adalah ketika ada seorang tokoh agama
yang menetapkan awal waktu shalat dengan rubu’ tetapi membenci matematika. Dia tidak
mengerti bahwa arti kata rubu’ adalah seperempat, yaitu seperempat lingkaran. Dia tidak
mengerti bahwa rubu’ banyak melibatkan konsep trigonometri yang merupakan materi
matematika. Apakah tidak aneh jika orang telah menggunakan matematika, tetapi menyatakan
matematika ilmu kafir dan membencinya?
Pada sekitar abad ke-8 dan 9 Masehi, ilmu pengetahuan yang paling disukai umat Islam
adalah matematika dan astronomi. Aritmetika dipelajari oleh matematikawan muslim untuk
menghitung warisan dan pembuatan kalender Islam. Matematika atau geografi astronomi
diperlukan untuk menentukan arah kiblat. Astronomi juga diperlukan untuk penentuan awal
shalat, awal dan akhir puasa Ramadhan, serta hari raya umat Islam. Ayat Al-Quran dan As-
Sunnah banyak yang menyinggung masalah ini. Demikian pula pengetahuan mengenai posisi
bintang sangat membantu dalam mengatur petunjuk perjalanan untuk menunaikan ibadah haji.
Bahkan, kaum muslimin menjelang abad ke-9 terkenal sebagai pengembang observatorium.
Dalam penentuan posisi hilal (bulan baru) tidak terlepas dari peran matematika. Di
Indonesia disepakati untuk dapat melihat posisi hilal harus berada 3 derajat di atas ufuk. Untuk
dapat mengetahui berapa besarnya 3 derajat ini harus menggunakan matematika yaitu
trigonometri. Mungkin agak sedikit berbeda antara 3 derajat pada bidang datar dengan bangun
ruang. Kita tahu bahwa bahwa bumi ini berbentuk bulat (bangun ruang), sehingga untuk
menentukan besarnya 3 derajat ini bisa menggunakan aturan-aturan trigonometri pada bangun
ruang (bola). Namun untuk dapat melihat posisi hilal kadang kala memiliki keterbatasan, misal
cuaca yang tidak mendukung. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk melihat posisi hilal
apakah benar-benar sudah di atas ufuk yaitu dengan menggunakan metode hisab. Metode ini
melalui perhitungan matematis peredaran matahari dan bulan selama satu tahun penuh. Dengan
metode ini dapat diketahui kapan bulan baru akan muncul di atas ufuk, karena pada dasarnya
semua peredaran benda-benda langit selalu tetap yaitu mengikuti sunatullah. Sehingga dalam hal
ini keterbatasan dalam memahami hukum-hukum agama dapat dibantu dengan pendekatan
matematis. Inilah seharusnya dapat menjadi suatu karakter mahasiswa muslim dalam memahami
ayat-ayat Allah, ada kaitan erat antara agama dengan matematika. Insyaallah dapat menjadikan
mahasiswa yang memiliki karakter agamis-matematis.

Karakter Matematis-Agamis
Banyak pandangan tentang matematika, beberapa mengemukakan tentang ciri objeknya.
Ada juga yang memandangnya dari pengaruhnya terhadap pola pikir dan pola tindak seseorang.
Dengan kata lain sifat yang ada pada matematika dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Kepribadian matematika seseorang adalah hasil tempaan dari pemahaman dan pengalamannya
tentang matematika. Pengalaman seseorang atau mahasiswa tentang matematika dapat
membangun pola sikap yang positif, antara lain sikap rasional, sistematis dalam bertindak,
kreatif, disiplin, hati-hati dan sikap lain yang positif dalam berpikir, berbicara dan bertindak
(Djoko Iswadji, 2010). Kalimat itu dapat dipahami karena matematika berkenaan dengan ide-ide
abstrak yang tersusun secara hirarkis dari segi penalaran deduktif. Dengan demikian, mereka
yang mempelajari matematika dengan sungguh-sungguh dan penuh pemahaman diharapkan
memiliki sifat-sifat positif yang agamis, antara lain:
1. Sederhana
Sifat ini dapat terbangun dari konsensus dalam matematika bahwa setiap persyaratan baik dalam
penyusunan definisi, teorema, maupun penyelesaian akhir harus disajikan dalam bentuk yang
paling sederhana. Sebagai contoh dalam matematika diusahakan untuk menyederhanakan bentuk
pecahan atau bentuk aljabar dalam bentuk yang paling sederhana. Sifat agamis yang dapat kita
ambil adalah bahwa kita dianjurkan untuk hidup secara sederhana di dunia ini dan tidak berlebih-
lebihan.
2. Rasional
Setiap langkah dalam penyelesaian masalah matematika secara deduktif maupun induktif harus
selalu didasarkan atas alasan yang jelas, rasional dan logis dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Sifat agamis yang dapat kita ambil adalah kita harus mengemukakan alasan-alasan yang rasional
dan logis dalam menyampaikan pendapat ketika berdiskusi atau bermusyawarah.
3. Sistematis
Dalam setiap langkah penyelesaian masalah harus dimulai dengan suatu perencanaan yang
disusun dalam urutan yang sistematis. Sifat agamis yang dapat kita ambil adalah dalam setiap
kita melakukan suatu pekerjaan harus tertata dengan baik dan tidak membuat langkah yang tidak
berguna.
4. Kreatif
Dalam pemecahan masalah matematika dituntut kemampuan melakukan rekayasa, atau
manipulasi bentuk-bentuk aljabar ataupun geometri untuk dapat memudahkan menemukan
jawabannya. Sifat agamis yang dapat kita ambil adalah ketika menjumpai permasalahan dalam
kehidupan kita dianjurkan agar menyelesaikannya secara kreatif.
5. Cermat dan hati-hati
Dalam penyusunan definisi harus dipilih kata-kata tertentu dalam susunan yang khusus, sehingga
tidak mendua arti. Demikian juga dalam perhitungan, tanpa kehati-hatian dan kecermatan,
sekalipun menggunakan perlengkapan canggih, harus diutamakan agar diperoleh hasil yang
optimal. Dalam matematika jika kita tidak cermat dalam melakukan perhitungan maka bisa
berakibat jawaban yang salah. Sifat agamis yang dapat kita ambil adalah sifat cermat dan hati-
hati sangat penting dalam kehidupan agar kita tidak salah dalam melangkah.
6. Kritis (matematika dapat menumbuhkan sifat kritis)
Dalam menyelesaikan masalah kita harus kritis apakah jawaban yang ada apakah sudah benar
atau belum. Bisa saja apa yang disampaikan teman, guru atau dosen dalam menjawab masalah
belum sepenuhnya benar. Sifat ini sangat penting dalam kehidupan agar kita memiliki sikap yang
kritis terhadap hal-hal yang ada di sekitar kita. Coba renungkan Al-Quran surat An-Nuur ayat 31.
7. Pasti
Matematika bersifat pasti dan tidak menduga-duga. Jawaban masalah dalam matematika bersifat
pasti, inilah yang membedakan matematika dengan ilmu yang lain. Sifat agamis yang dapat kita
ambil adalah meyakani bahwa datangnya hari akhir itu pasti.
8. Sabar
Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua
hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat
panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. Jika ada langkah yang
salah, coba untuk diteliti lagi dari awal, jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada
perhitungan yang salah.
9. Objektif/Jujur
Belajar matematika mengajarkan kepada kita sifat objektif atau jujur. Objektif dalan arti memang
jawabannya seperti itu dan tidak dibuat-buat. Usahakan dalam hidup ini kita bersifat objektif dan
tidak bersifat subjektif.
10. Konsisten/Istiqomah
Penulisan dalam matematika selalu konsisten tidak berubah-ubah. Penulisan simbol selalu sama
walaupun berbeda tempat dan wilayah. Sifat konsisten/istiqomah ini juga sesuai dengan ajaran
islam bahwa kita diusahakan agar selalu istiqomah dalam menjalankan perintah Allah. Sebaik-
baik amal seorang hamba adalah yang selalu istiqomah walaupun itu sedikit.
11. Efektif dan Efisien
Dalam menyelesaikan masalah matematika kadang dijumpai solusi yang beragam atau dijumpai
tidak hanya satu solusi. Kita harus bisa memilih mana solusi yang paling efektif agar waktu yang
ditempuh efisien. Sifat ini dapat kita contoh sehari-hari dalam melakukan pekerjaan atau belajar
agar efektif dan efisien.

Selain itu matematika juga memiliki sifat atau karakteristik yang dapat kita kaitkan dengan
kehidupan agamis. Sifat atau karakteristik bisa diambil langsung dari matematika itu sendiri.
1. Hirarkis
Matematika bersifat hirarkis, untuk mengusai matematika tingkat lanjut harus mengusai tingkat
dasar terlebih dahulu. Demikian pula dalam kehidupan, untuk bisa sukses dalam kehidupan harus
dimulai dari dasar terlebih dulu. Banyak kita jumpai orang-orang yang sukses sekarang ini
dulunya ia berasal dari kehidupan yang sederhana atau dimulai dari dasar.
2. Silaturahmi
Matematika juga mengajarkan silaturahmi. Sifat ini dapat kita ambil ketika belajar pemetaan atau
relasi. Dalam pemetaan setiap anggota domain dapat dipetakan ke semua anggota kodomain.
Sifat yang dapat diambil adalah kita dapat bersilaturahmi kemana saja, tidak ada halangan
bersilaturahmi dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila
dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan
kekeluargaan (silaturahmi). (HR: Muslim)
3. Mengambil Saripati
Konsep turunan mengajarkan kepada kita untuk dapat mengambil inti atau saripati dalam setiap
proses. Untuk dapat mengetahui titik stasioner suatu fungsi maka fungsi tersebut harus
diturunkan terlebih dahulu. Kadang kala kita tidak bisa mengambil manfaat langsung dari
sesuatu tetapi harus diturunkan dulu, contoh: bensin diturunkan dari minyak bumi, minyak sayur
diturunkan dari kopra, jus dapat diturunkan dari buah, dsb).
4. Mengembang
Alam semesta ini bersifat mengembang. Konsep ini sangat relevan ketika kita belajar garis
bilangan real. Garis bilangan real itu mengembang, tiada akhir baik pada sumbu positif atau
negatif. Alam semesta ini mengembang dan tidak statis, seperti suatu balon yang ditiup.
5. Awal dan Akhir Kehidupan
Vektor mengajarkan kepada kita untuk menggambar dari suatu pangkal dan berakhir di ujung.
Demikian pula dalam kehidupan ini ada awal dan akhir.
6. Peluang
Peluang mengajarkan kepada kita bahwa kemungkinan suatu kejadian itu ada. Intinya kita tidak
boleh pesimis dalam hidup ini.
7. Limit
Segala suatu kehidupan akan mendekati limit, contoh: keuangan, kehidupan, masalah dan bahkan
sesuatu yang dibeli akan mendekati limit, dsb.
8. Islam Itu Satu
Konsep integral dapat mengajarkan kepada kita bahwa islam itu satu. Bentuk integral merupakan
jumlah dari suatu luasan yang mendekati tak hingga. Luasan ini tidak hanya satu tetapi banyak,
yang disatukan dalam suatu simbol dalam matematika yaitu integral. Demikian pula umat islam,
walaupun sekarang ini terpecah dalam berbagai kelompok namun seharusnya islam itu satu yang
dapat disatukan dalam suatu sistem.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai...” (TQS, Ali Imron: 103).
9. Siklus Kehidupan
Siklus kehidupan menggambarkan naik turunnya proses kehidupan ini, kadang kala kita di atas,
kadang kita di bawah. Hal ini sangat identik dengan grafik trigonometri fungsi sinus dan cosinus.
Grafik ini sepertinya dapat menggambarkan suatu proses kehidupan manusia.
Masih banyak materi matematika yang dapat dikaitkan dengan kehidupan ini, tentunya dilihat
dari sisi agamisnya ataupun dari sisi sains. Silahkan para mahasiswa dapat menggali lebih jauh
apa yang belum tertulis dalam makalah ini. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi mahasiswa
untuk dapat berperilaku secara matematis-agamis ataupun sebaliknya.

Daftar Pustaka

Abdussakir. 2009. Pentingnya Matematika Dalam Pemikiran Islam. Disampaikan pada Seminar
Internasional “The Role of Sciences and Technology in Islamic Civilization” di UIN Malang,
tahun 2009.
Adnin Armas. 2013. Sekulerisasi Ilmu. Jakarta: Gema Insani.
Al-Quran dan Terjemahan. Tersedia dalam Digital Quran versi 3.1.
Andi Hakim Nasoetion. 1980. Landasan Matematika. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Dinar Dewi Kania. 2013. Objek Ilmu dan Sumber-Sumber Ilmu. Jakarta: Gema Insani.
Djoko Iswadji. 2010. Matematika vs Kehidupan Manusia. Yogyakarta: UAD
Nashruddin Syarif. 2013. Konsep Ilmu Dalam Islam. Jakarta: Gema Insani.
Shahih Muslim. Kumpulan dan Referensi Belajar Hadits. Tersedia dalam Haditsweb versi 3.0.
Integrasi Nilai Islam dalam
Pembelajaran Matematika
Oct 16

Posted by Bang Qohar

Oleh : Ahmad Wachidul kohar

UU No 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
menjadi manusia beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.
Hal tersebut menunjukkan betapa tinggi harapan yang disandarkan pada kualitas manusia
Indonesia pada bidang pendidikan.

Pada saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah-masalah penyimpangan nilai seperti
korupsi, semangat dan disiplin kerja yang rendah, sikap hidup boros, tindak kekerasan, asusila
dan perilaku melanggar berbagai aturan yang seolah telah menjadi kebiasaan di masyarakat. Hal
ini menunjukkan belum berhasilnya proses pendidikan yang sedang berjalan saat ini.

Melihat fenomena-fenomena penyimpangan nilai yang terjadi di masyarakat seperti di atas


maka diperlukan suatu upaya yang menitikberatkan pada suatu pendidikan yang mengarahkan
manusia ke dalam tatanan nilai yang mengarah pada ketercapaian tujuan penciptaan manusia
yaitu beribadah kepada Allah SWT.

Pendidikan nilai merupakan bagian penting yang sering terlupakan dalam proses pendidikan
selama ini. Padahal substansi dari pendidikan itu sendiri adalah proses untuk mengembangkan
watak optimisme dalam diri manusia, memberikan kesadaran kritis agar manusia mampu
mengembangkan penalaran, memanggil kepada manusia akan kebenaran hakiki, dan
memberikan pencerahan iman serta akal budi manusia (Abdurrahmansyah dalam Subur, 2007).
Mulyana (2004:16) mengungkapkan bahwa pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang
mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki semangat kemandirian,
sikap demokratis, dan kesadaran nilai yang kuat, disamping kemampuan intelektual yang
memadai. Oleh karena itu, melaksanakan pendidikan nilai baik secara khusus maupun dalam
keseluruhan dimensi pendidikan menjadi sangat penting untuk diupayakan.

Nilai islam yang merupakan nilai yang bersumber langsung dari al-Quran dan Hadits
memiliki arti penting dalam pendidikan nilai, terutama bagi umat muslim. Nilai islam menjadi
landasan yang kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa hal
tersebut, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu
mengantar manusia meraih kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Nilai-nilai islam dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran
yang dimaksud adalah pembelajaran yang tidak hanya mampu mengantarkan siswa pada
ketercapaian pengetahuan (domain kognitif) saja, tetapi juga ketercapaian pemahaman dan
penerapan nilai-nilai islam. Pembelajaran nilai yang dirumuskan guru tidak serta merta dapat
diterapkan ke semua mata pelajaran di sekolah. Hal ini berhubungan dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing. Mata pelajaran yang ada bisa diberdayakan agar memberi kontribusi
besar dalam pembelajaran nilai sehingga pada akhirnya pembelajaran nilai tidak hanya
dibebankan pada mata pelajaran seperti pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan saja,
tetapi juga dapat dibebankan pada semua mata pelajaran.

Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) juga
menyuratkan kebutuhan implementasi pembelajaran terintegrasi. Salah satunya dapat dicermati
pada SKL Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia yang bertujuan membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Tujuan tersebut diharapkan dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan
kesehatan. Melalui pembelajaran terintegrasi diharapkan esensi dari pembelajaran yaitu
pengembangan pribadi peserta didik dapat dicapai secara berkelanjutan.

Mata pelajaran matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah
harus mampu menjawab tantangan bahwa pendidikan nilai dapat diajarkan melalui
pembelajarannya di kelas. Pembelajaran matematika harus lebih diberdayakan untuk mendukung
pengembangan pribadi siswa. Pembelajaran matematika seharusnya tidak hanya diorientasikan
pada penguasaan materi saja, tetapi perlu diubah terbuka menyentuh dimensi luas sehingga
berkontribusi lebih besar dalam pendidikan nilai islam di sekolah. Oleh sebab itu diperlukan
suatu rumusan pembelajaran matematika yang mengintegrasikan nilai islam pada topik-topik
matematika sekolah.

Berdasarkan permasalahan di atas dan didasari oleh adanya penekanan yang lebih pada
pendidikan nilai, maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Membumikan Pendidikan
Nilai Melalui Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Matematika”. Dalam makalah ini
penulis akan membahas tentang konsep pendidikan nilai dan perspektifnya menurut islam, nilai
islam dan bentuk pembelajarannya, serta rumusan pembelajaran matematika yang
mengintegrasikan nilai islam.

Artikel Matematika Universitas Islam


Malang
Kamis, 08 Desember 2016
Al-Qur'an Adalah Matematika

Al-Qur’an adalah Matematika


Oleh:
Yogi Alanda
Pendidikan Matematika
Universitas Islam Malang

Matematika adalah hasil pemikiran (abstrak), pengertian kata Matematika sangat banyak
dan sangat luas, matematika dapat di jawab secara berbeda-beda tergantung pada bilamana
pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya, siapa yang menjawabnya, dan apa sajakan yang
dipandang termasuk dalam matematika. Matematika tidak dapat dengan mudah dijawab dengan
satu atau dua kalimat begitu saja. Karena kita harus berhati-hati dalam menjawabnya.
Matematika sangat lah identik dengan angka dan matematika juga sangat identik dengan dunia
terutama dalam hal teknologi maupun pendidikan. Sedangkan Al-Qur’an merupakan sebuah
kitab yang berisikan ilmu pengetahuan baik tentang agama maupun keduniaan. Seiring
perubahan zaman, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam
berbagai bidang baik duniawi maupun agama, salah satunya matematika.
Matematika bukan hanya sekedar segala sesuatu yang berhubungan dengan angka dan
bilangan. Seiring dengan perubahan zaman banyak para pakar yang mengemukakan pengertian
matematika sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan
bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada
pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang
beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir logis.
Banyak kalangan masyarakat yang kurang mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah sumber dari
matematika. Banyak temuan-temuan dan penelitian dari para matematikawan yang ada didalam
Al-Qur’an seperti tentang jumlah hari dalam satu minggu, jumlah hari dalam satu tahun. Bukan
hanya dalam Al-Qur’an saja bisa menemukan matematika, dalam setiap gerakan sholat kita juga
bisa menemukan matematika, misal saat umat muslim sedang melaksanakan ibadah sholat, pada
saat ruku’ umat muslim tersebut membentuk sudut sebesar 90 derajat dan membentuk angka
tujuh.
Dalam setiap surat ataupun ayat Al-Qur’an ditemukan pula matematika tentang bilangan.
(1) Bilangan Bulat dapat ditemukan dalam Surat At-Taubah ayat 36 dan Surah Al-Fajr ayat 1-3.
Ayat-ayat tersebut berkaitan dengan bilangan bulat dan ganjil, lambangnya, operasi penjumlahan
dan pengurangan, seperti bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan bulat positif, nol dan
bilangan bulat negatif, (2) Bilangan Pecahan, dapat ditemui dalam surah An-Nisâ’ ayat 11-12.
Ayat tersebut berkaitan dengan bilangan pecahan dan lambangnya, perbandingan, persentase, dan
bentuk desimal. (3) Bilangan Cacah, dapat dijumpai dalam surah Yunus ayat 5. Ayat ini berkaitan
dengan operasi hitung pada bilangan cacah, kelipatan dan faktor, seperti bilangan yang dimulai
dari nol, satu, dua, tiga, dan seterusnya hingga tak terbatas, (4) Aritmetika Sosial, di antaranya
dapat ditemui dalam surah Al-‘Araf ayat 8-9, juga dalam Surat Al-Isra’ ayat 35. Ayat ini
berkaitan di bidang pembelian dan penjualan, untung dan rugi, ketepatan dalam menakar,
menimbang dan mengukur, seperti membahas istilah impas, rabat (diskon), bruto, neto, tara, dan
bonus. Yang sejalan dengan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam hal
harga pembelian, harga penjualan, untung maupun rugi, yang biasa dikenal dalam perdagangan.

Dengan demikian Al-Qur’an memandang sebagai sesuatu yang penting, sebab angka atau
bilangan sebagai bagian dari matematika yang telah disinggung beberapa kali dalam ayat-ayat
Al-Qur’an. Maha Besar Allah atas segala kuasa yang telah di ciptakan-Nya. Sebagai umat
manusia harus lah bersyukur atas karunia yang telah diberikan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai