Anda di halaman 1dari 14

AYAT DAN HADIST TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Sofa Muthohar, M.Ag.

Disusun oleh:

Fitria Lutfiana (1703046047)


Rahmita Utami (1703046062)
Kharisma Ainun Qurrotin (1703046076)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup tidak lepas dari sebuah lingkungan. Karena pada hakikatnya manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti membutuhkan lingkungan untuk hidup.
Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi kehidupan
manusia. Dalam proses pendidikan seseorang, lingkungan pendidikan menjadi salah satu
aspek terpenting dalam proses pendidikan. Karena lingkungan pendidikan berfungsi untuk
menunjang terjadinya proses belajar mengajar, dan juga pencapaian tujuan pendidikan
seseorang.

Pendidikan mempunyai peran penting di masa sekarang. Karena dengan melalui


pendidikan lah proses transformasi dan aktualisasi modern dapat diwujudkan. Begitu juga
dalam penyampaian sains yang merupakan bentuk pengetahuan ilmiah harus melalui proses
pendidikan yang ilmiah.

Lingkungan pendidikan tidak hanya mencakup lembaga pendidikan saja. Karena pada
hakikatnya lingkungan pendidikan ialah sebuah lingkungan dimana di dalamnya terdapat
suatu pendidikan yang bisa diambil pelajaran oleh seseorang. Lingkungan pendidikan yang
baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap seseorang, begitupun sebaliknya
lingkungan pendidikan yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik terhadap seseorang.

Dengan begitu, pemakalah akan mencoba menyusun makalah tentang lingkungan


pendidikan dimana di dalamnya terdapat beberapa pembahasan yang relevan dengan tema
lingkungan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian lingkungan?


2. Bagaimana pandangan tentang lingkungan pendidikan?
3. Bagaimana pendidikan lingkungan dalam pendidikan islam

2
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian lingkungan


2. Mengetahui pandangan tentang lingkungan pendidikan
3. Mengetahui pendidikan lingkungan dalam pendidikan islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan

1. Definisi Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber


daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.1

Pengertian lingkungan (bi’ah) secara garis besar adalah sebagaimana yang


diungkapkan oleh Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes. begitu juga dalam pendidikan islam, karena
tidak ada dikotomik antar pendidikan, maka definisi lingkungan pendidikan adalah sama
seperti yang telah diungkapkan diatas.

2. Definisi Lingkungan Pendidikan

Di dalam sebuah literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan


institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an
secara rinci, akan tetapi terdapat beberapa tanda yang menunjukkan adanya lingkungan
pendidikan tersebut. Oleh karena itu, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan
pendidikan mendapat perhatian.

Lingkungan adalah seluruh kondisi dan alam sekitar yang mempengaruhi tingkah
laku, pertumbuhan, perkembangan hidup manusia. Lingkungan ini mencakup segala material
dan stimulus di dalam diri atau di luar diri manusia, baik bersifat fisiologis, psikologis,
maupun sosial kultural. Pengertian lingkungan secara harfiah adalah segala sesuatu yang
mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan diakses pada 15 April 2020, 06.11 WIB

4
berupa non-fisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang
berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, serta teknologi.2

Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu
yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah
seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak,
kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh mana
seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya
pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan itu tidak selamanya bernilai pendidikan,
artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan seseorang, karena bisa saja malah
merusak perkembangannya.3

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan meliputi segala
kondisi fisiologis manusia, seperti: gizi, syaraf, peredaran darah, pernafasan, dan sebagainya;
kondisi psikologis manusia, mencakup segenap stimulus yang diterima manusia sejak dalam
masa prenatal, kelahiran, sampai mati; kondisi sosial kultural meliputi interaksi dan kondisi
yang bersifat sosial, adat istiadat, dan kondisi alam sekitarnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada ketentuan umum, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4

2. Pandangan-Pandangan Tentang Lingkungan

Dari pengertian diatas ada sebuah benang merah yang dapat diambil yakni
“pengaruh” artinya lingkungan akan berpengaruh baik positif maupun negative. sehingga
tidak aneh banyak orang yang mengatakan bahwa manusia merupakan ahlu bi’ah yang tidak
lepas dari lingkungan karena faktanya pun, secara kasat mata manusia hidup di lingkungan

2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 291. Suhada 4 ~ HIKMAH, Vol. XIII, No. 1,
2017.
3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 63-64.
4
Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Bab I, Pasal 1,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 46.

5
tertentu. Muhammad Irfan Helmy mengatakan bahwa lingkungan berbanding lurus dengan
kualitas hidup manusia, jika lingkungannya baik, maka akan baik pula lah perangai orang
yang menempatinya. Demikian pula sebaliknya jika lingkungan jelek, maka jelek pula
perangainya.

Pernyataan-pernyataan diatas sebagian besar telah dibenarkan oleh teori-teori yang


ada di dunia psikologi, misalnya teori empirisme yang mengatakan bahwa manusia pada
masa bayinya diibaratkan dengan secarik kertas putih yang akan diwarnai oleh
lingkungannya. demikian pula dalam dunia filsafat dikenal adanya aliran environmentalisme
yang pada dasarnya adalah sama yakni manusia dipengaruhi oleh lingkungan.

Dalam kajian keislaman pun hal itu sudah ada haditsnya yakni hadits Rasulullah yang
mengatakan bahwa al-jaar Qabla daar (tetangga sebelum membangun rumah). hadits ini
memberikan pengertian agar sebelum membangun rumah, perhatikan terlebih dahulu siapa
lingkungan terdekat yakni tetangga yang akan hidup berdekatan nanti, hal ini perlu
diperhatikan agar nanti terkena dampak pengaruh yang baik setelahnya ada proses peninjauan
dalam mendirikan ruamh. kemudian dalam haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda
bahwa setiap bayi yang terlahir itu membawa potensi, setelah itu maka kedua orang tuanya
lah yang akan menjadikan ia seorang yahudi atau pun majusi.

C. Lingkungan dalam pendidikan Islam


Berbicara lingkungan dalam konteks pendidikan maka tidak akan terlepas dari apa
yang dinamakan Ki Hajar Dewantara dengan penamaan Tripusat Pendidikan. Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan dalam
perspektif Islam, maka ada beberapa konsep yang dilahirkan baik itu dari Al-Quran itu
sendiri, Nabi Muhammad maupun dari para cendikiawan muslim.
Dalam al-Qur’an, tidak dikemukakan penjelasan tentang lingkungan pendidikan Islam
tersebut, kecuali lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek sejarah yang digunakan
sebagai tempat terselenggaranya pendidikan, seperti masjid, rumah, dan lain-lain. Meskipun
lingkungan seperti itu tidak disinggung secara langsung dalam al-Qur’an, akan tetapi al-
Qur’an juga menyinggung dan memberikan perhatian terhadap lingkungan sebagai tempat
sesuatu. Seperti dalam menggambarkan tentang tempat tinggal manusia pada umumnya,
dikenal istilah al-Qaryah yang diulang dalam al-Qur’an sebanyak 52 kali yang dihubungkan
dengan tingkah laku penduduknya. Sebagian ada yang dihubungkan dengan penduduknya

6
yang berbuat durhaka lalu mendapat siksa dari Allâh Swt, diantaranya terdapat dalam QS.
alA’râf ayat 4 sebagai berikut:

َ ْ َ
‫م‬
ْ ُ‫س ن َا ب َي َات ًا أ وْ ه‬ َ َ‫ن قَ ْر ي َةٍ أ هْ ل َك ْن َاهَ ا ف‬
ُ ‫ج اءَهَ ا ب َأ‬ ْ ‫م‬ ْ َ ‫وَ ك‬
ِ ‫م‬
َ ُ ‫قَ ائ ِل‬
‫ون‬

Artinya: Berapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan kami
(menimpa Penduduknya) diwaktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka
beristirahat di tengah hari (Q.S. al- A’râf: 4).

Kata qoryah diartikan sebagai negeri. Negeri juga bisa diartikan sebagai lingkungan.
Dalam ayat tersebut, Allah musnahkan beberapa negeri karena penduduknya berbuat
durhaka. Artinya, lingkungan mereka yang berbuat durhaka kepada Allah, Allah binasakan
mereka. Sebagian dihubungkan pula dengan penduduknya yang berbuat baik sehingga
menimbulkan suasana yang aman dan damai, seperti yang dijelaskan dalam surat anNahl ayat
112 sebagai berikut:

َ ْ‫مط‬
ً‫م ئ ِن َّ ة‬ ُ ‫ة‬ ً َ ‫آم ن‬
ِ ‫ت‬ ْ َ ‫ة ك َان‬ ً َ ‫م ث َاًل قَ ْر ي‬ َ ‫ه‬ُ َّ ‫ب الل‬ َ ‫ض َر‬َ َ‫و‬
َ ْ
ِ ‫ت ب ِأ ن ْعُ م‬ ْ ‫َر‬َ ‫ان فَ ك َف‬ ٍ َ ‫مك‬َ ‫ل‬ ِّ ُ ‫ن ك‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ي َأ ت ِيهَ ا رِ ْز قُ هَ ا َر غ َ د ً ا‬
َ
‫م ا ك َان ُوا‬ َ ِ‫ف ب‬ ِ ْ‫خ و‬َ ْ ‫وع وَ ال‬ِ ‫ج‬ ُ ْ ‫اس ال‬ َ ُ َّ ‫الل َّ هِ فَ أ ذ َاقَ هَ ا الل‬
َ ‫ه ل ِب‬
‫ص ن َعُ ون‬
ْ َ‫ي‬

Artinya: Dan Allâh telah membuat sesuatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat tetap (penduduk)nya mengingkari nilkmat Allâh; karena itu Allâh merasakan kepada
mereka pakaian, kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
(Q.S. An-Nahl ayat; 112)

Dalam ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa lingkungan sangat berpengaruh


terhadap proses sampai dengan tujuan akhir dan berperan penting sebagai tempat kegiatan
bagi manusia baik kegiatan duniawi maupun kegiatan ukhrawi, termasuk di dalamnya adalah

7
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidikan Islam seperti madrasah
ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, majelis ta’lim, dan sebagainya.5

1. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh
yang besar dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi
tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam
membentuk aqidah, mental, spiritual dan kepribadian, serta pola pikir anak. Didikan yang
ditanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa dan kepribadian anak
dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Anak adalah anggota keluarga, sedangkan orang tua adalah pemimpin keluarga
sebagai penanggung jawab atas keselamatan anaknya baik di dunia maupun di akhirat, maka
orang tuanya wajib mendidik anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. At-
Tahrim : 6 sebagai berikut :

ٌ‫وا قُ ٓو ۟ا أَنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ْٱل ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰلَٓئِ َكة‬
۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ
َ‫ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُونَ ٱهَّلل َ َمٓا أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Q.S. at-Tahrîm: 6).

Dalam ayat ini, firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada
Allâh dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api
neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh
melaksanakan perintah Allâh, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh
kepada perintah Allâh untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Di antara cara menjaga
diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allâh SWT

5
Hasbullah, Lingkungan Pendidikan Dalam Al-Quran dan Hadis, TARBAWI, Vol. 4 No. 01, 2018, hlm
15-16

8
dalam QS. Thaha ayat 132 yang Artinya “Dan perintahkanlah pada keluargamu mendirikan
salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”

Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan anak adalah
orang tua. Ia bertanggung jawab sejak anak-anak masih dalam kandungan. Ibu diperintahkan
untuk memperhatikan kesehatannya, karena kesehatan ibu mempengaruhi perkembangan
janin, bahkan kewajiban agama pun bisa ditangguhkan bila dalam pelaksanaanya menganggu
kesehatan ibu atau si janin. Orang tua ditakdirkan untuk bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian, pendidikan orang tua pun harus diperhatikan,
khususnya pendidikan ibu, sehingga diharapkan ibu rumah tangga tidak hanya mengikuti
pendidikan dikala masih di bangku sekolah saja, tetapi harus senantiasa belajar baik melalui
pengajian, majlis taklim, radio, televisi, dan bahkan internet, sebab pendidikan ibu nantinya
akan mempunyai implikasi yang sangat kuat terhadap perkembangan dan pendidikan anak.

Anak akan tumbuh dalam kebaikan, memiliki kemuliaan akhlak, jika kedua orang
tuanya memberikan teladan yang baik, demikian pula sebaliknya, ia akan tumbuh dalam
kesesatan, berjalan dalam kekufuran dan kemaksiatan, jika ia melihat kedua orang tuanya
memeberikan teladan yang buruk. Tidak mungkin sang anak belajar amanah, kemuliaan,
sopan santun, kasih sayang dan sebagainya, jika kedua orang tua memiliki sifat yang
berlawanan seperti dusta, kasar, suka mencela, pun sebaliknya. Pendidikan keteladanan
terbaik bagi anak, ialah jika kedua orang tua mampu menghubungkan anaknya dengan
keteladanan Rasulullah Saw, uswah seluruh umat manusia. Sebagaimana yang diperintahkan
oleh Rasulullah Saw, yang artinya; “Didiklah anak-anakmu tiga perkara: cinta kepada nabi
mereka, cinta kepada sanak keluarga dan membaca al-Qur`an” ( H.R. ath-Thabrani ).

2. Lingkungan Sekolah
Sekolah atau dalam Islam biasa disebut dengan madrasah adalah suatu lembaga
pendidikan formal. Sekolah dapat menentukan dan membentuk kepribadian siswa. Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati berpendapat bahwa sekolah adalah suatu lembaga pendidikan
formal yang dilakukan di tempat teratur, dilakukan secara sistematis, mempunyai
perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi, dan juga dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah
ditetapkan.
Lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan seseorang berikutnya adalah
lingkungan sekolah. Perilaku seorang siswa bisa ditentukan oleh lingkungan sekolahnya.

9
Lingkungan sekolah dipengaruhi oleh guru, dan juga teman-teman sekolahnya. Banyak
siswa yang memilih lembaga pendidikan dengan predikat yang bagus. Banyak juga siswa
yang hanya melihat sekolah hanya dari ketenaran nama sekolah, dan akreditasi sekolah
saja tanpa mengetahui seperti apa lingkungan di seklah itu. Di mata para siswa, sekolah
negeri adalah sekolah impian. Padahal lingkungan di sekolah tidak dipengaruhi oleh
status sekolah tersebut.
Di Indonesia sendiri, terdapat sebutan yang berbeda untuk masing-masing
tingkatan. Tingkatan pertama yang paling dasar adalah TK/RA, dilanjutkan dengan
tingkatan berikutnya yaitu SD/MI, kemudian SMP/MTs, lalu SMA/MA, dan tingkatan
terakhir adalah perguruan tinggi. Istilah TK, SD, SMP, dan SMA identik dengan
lembaga sekolah yang didalamnya tidak diajarkan mengenai agama Islam secara
mendalam. Sedangkan istilah RA, MI, MTs, dan MA identik dengan lembaga sekolah
yang didalamnya diajarkan tentang agama Islam secara mendalam dan lebih rinci.
Lingkungan sekolah yang islami seperti yang kita hadapi saat ini, terutama sekolah yang
dibawah naungan Departemen Agama (DEPAG), jika diukur dengan Islam masih jauh.
Hal itu bisa dilihat dan didapati dengan mudah. Contohnya, dalam proses belajar kita
masih melihat siswa-siswi yang belajar bersama dalam satu kelas. Hal itu terjadi karena
kebijakan politik Indonesia kurang memperhatikan persoalan itu. Dan hal itu menjadi
tantangan dan peluang bagi para tokoh politik, dan pemangku kekuasaan untuk membuat
undang-undang yang mengatur masalah tesebut. Payung hukum untuk melaksanakan
pemisahan antara siswa dan siswi dalam proses pembelajaran harus diusahakan dan terus
diperjuangkan.6
Seorang guru merupakan figur panutan bagi siswa-siswi dalam mengambil semua
nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dan yang buruk. Karena bagi peserta
didik, guru adalah sosok yang disanjung, didengar, dan juga ditiru. Oleh karena itu,
pendidik harus mempunyai akhlak yang baik, membekali dirinya dengan ilmu agama,
ilmu keduniawian, dan juga rasa sayang kepada peserta didiknya. Allah SWT berfirman
dalam Surat An-Nisa ayat 58:

‫ولهديناهم صراطا مستقيما‬

Artinya: “dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus” (Q.S. An-Nisa:58)

6
Wartono, 2013, Membentuk Lingkungan Pendidikan yang Islami, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan,
Vol.2, hlm.404-405

10
Glasser menyebutkan 6 indikator yang harus dipenuhi suatu sekolah agar menjadi
sekolah yang berkualitas:
1. Lingkungan kelas yang hangat dan mendukung
2. Siswa harus selalu diminta untuk melakukan hal-hal yang berguna
3. Siswa selalu diminta untuk mengerjakannya sebaik mungkin
4. Siswa diajarkan dan diberi kesempatan untuk mengevaluasi pekerjaan mereka
sendiri
5. Pekerjaan berkualitas tidak pernah bersifat merusak7

3. Masyarakat
Lingkungan Pendidikan yang terakhir yaitu lingkungan masyarakat. Masyarakat
terdiri dari sekelompok individu dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
Masyarakat menjadi pendidikan non formal yang dapat mempengaruhi sikap dan
pendidikan seseorang, terutama peserta didik. Kembali kepada fitrah manusia yang
diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian, maka masyarakat
menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang. Lingkungan masyarakat sangat penting
bagi pendidikan peserta didik. Sikap yang ditimbulkan oleh seseorang akan berpengaruh
dan juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakatnya. Oleh sebab itu, masyarakat yang
islami diperlukan dalam kehidupan peserta didik. Masyarakat yang islami memiliki
tanggung jawab dalam mendidik generasi muda untuk membentuk lingkungan yang
islami.
Pada sistem pendidikan nasional tercantum bahwa seluruh masyarakat
bertanggung jawab dalam membangun lingkungan pendidikan. Hal itupun dicantumkan
dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Pemerintah dimana menyebutkan bahwa
masyarakat ikut bertanggung jawab dalam berbagai masalah pendidikan. Dalam Undang-
Undang Sisdiknas Nonor 20 Tahun 2003 juga disebutkan bahwa masyarakat diberikan
kesempatan utnuk berpartisipasi, berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.8
Corak ragam pendidikan yang diterima peserta didik dalam masyarakat itu
beragam, diantaranya adalah pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap,
7
Hasbullah, 2018, Lingkungan Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits, Banten: Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan, Vol.4 No.1, hlm.22-23
8
H. Moh. Solikodin Djaelani, 2013, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat,
Jurnal Ilmiah WIDYA, Vol.1 No.2, hlm.104

11
minat, ataupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Lingkungan pendidikan
masyarakat menjadikan peserta didik sadar atau tidak sadar mendidik dirinya sendiri,
menambah keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilau kesusilaan dan keagamaan
di dalam masyarakat.9
Dalam Al-Qur’an, penjelasan tentang lingkungan pendidikan tidak dijelaskan
secara mendalam. Namun, di dalam Al-Qur’an dijelaskan lingkungan pendidikan yang
dimaksud adalah lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek sejarah yang
digunakan sebagai tempat dilaksanakannya pendidikan, sepetri masjid, dan rumah.
Dalam Al-Qur’an disebutkan kata qoryah secara berulang kali. Kata qoryah memiliki arti
desa, atau kota. Kata tersebut erat hubungannya dengan tingkah laku. Seperti pada surat
Al-A’raf ayat 4:

‫وكم من قرية أهلكناها فجاء بأسنا بياتا أو هم قاءلون‬

Artinya: “Berapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan kami
(menimpa penduduknya) di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka
beristirahat di tengah hari” (Q.S. Al-A’raf:4)10

Menurut An-Nahlawi, tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan peserta didik dibagi
menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Allah menjadikan masyarakat sebagai pemerintah dalam kebaikan dan pelarang
dalam kemungkaran
2. Dalam masyarakat Islam, seluruh peserta didik dianggap anak sendiri
3. Islam membina orang-orang yang biasa berbuat buruk
4. Masyarakat dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian, pembaikotan,
atau pemutusan hubungan kemasyarakatan
5. Pendidikan kemasyarakatan dapat dilakukan melalui kerja sama yang utuh
6. Pendidikan kemasyarakatan tertumpu pada landasan afeksi masyarakat11

9
Duma Mayasari, 2017, Membentuk Lingkungan Pendidikan Islami Perspektif Hadits Nabi SAW,
Medan:Jurnal ALMUFIDA, Vol.11 No.2, hlm.48
10
Hasbullah, 2018, Lingkungan Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits, Banten:Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan, Vo.4 No.1, hlm.16
11
Wartono, 2013, Membentuk Lingkungan Pendidikan yang Islami, Edukasi Islam Jurnal Pendidikan
Islam, Vol.2, hlm.405

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Lingkungan pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap sikap


peserta didik. Lingkungan pendidikan yang baik akan menjadikan peserta
didik mempunyai sikap yang baik juga, ebgitupun sebaliknya. Lingkungan
pendidikan bagi peserta didik tidak hanya lingkungan pendidikan di
sekolah. Lingkungan pendidikan yang dapat mempengaruhi sikap peserta
didik ialah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut sangat berperan aktif untuk
pendidikan peserta didik. Ketiganya dapat memberikan pendidikan yang
positif dan juga negatif kepada peserta didik. Terutama lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Karena kehidupan peserta didik
hampir seluruhnya dihabiskan bersama keluarga dan orang-orang sekitar.

Sebagai calon pendidik yang hakikatnya bekerja di sekolah. Sebagai


calon orang tua yang akan hidup bersama calon anak-anak kita. Dan juga
sebagai masyarakat yang mempunyai pegaruh kepada orang lain.
Hendaknya kita lebih bisa belajar bagaimana menjadi masyarakat, orang
tua, dan pendidik yang baik agar kelak kita dapat memberikan pengaruh
positif bagi peserta didik kita nantinya.

Demikian makalah ini kami susun. Semoga dengan membaca


makalah ini teman-teman dapat mengambil pengetahuan dan ilmu yang
belum diketahui sebelumnya. Pemakalah menyampaikan mohon maaf
apabila dalam tata cara penyusunan makalah ini masih banyak
kekeliruan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama,
1994.

Duma Mayasari. Membentuk Lingkungan Pendidikan Islami Perspektif Hadits Nabi


SAW. Medan:Jurnal ALMUFIDA, 2017.
Hasbullah. Lingkungan Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Banten: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2018.

H. Moh. Solikodin Djaelani. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan
Masyarakat. Jurnal Ilmiah WIDYA, 2013.
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.

Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sisdiknas, Bab I, Pasal 1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006.

Wartono. Membentuk Lingkungan Pendidikan yang Islami. Edukasi Islam Jurnal


Pendidikan Islam, 2013.
https://id.wikipedia.org/wiki/ Lingkungan diakses pada 15 April 2020, 06.11 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai