Anda di halaman 1dari 10

KONSEP LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PAI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah TPKI

Disusun oleh :

Muhammad Abdur Rofiqi

(1120021)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa tersusun
hingga selesai. Tidak lupa sholawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW. Karena rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “KONSEP LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PAI”.

Makalah ini dibuat karena merupakan salah satu tugas mata kuliah TPKI di program studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nur Ulwiyah, M.Pdi selaku Dosen Pembimbing mata kuliiah TPKI.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan masih membutuhkan banyak
perbaikan. Maka dari itu saya akan menerima segala kritik dan saran yang diberikan demi
terciptanya makalah yang sempurna.

Mojokerto, 08-Desember-2020

Muhammad Abdur Rofiqi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Manfaat Pembahasan

BAB II : PEMBAHASAN

1. Pengertian lingkungan
2. Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar
3. Lingkungan dalam perspektif Islam
4. Lingkungan sebagai sumber belajar PAI

BAB III : PENUTUP

 Simpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Belajar adalah suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat dari
interaksi dengan berbagai sumber belajar disekitarnya. Salah satu seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku tersebut yaitu mencakup tiga aspek
kognitif ( pengetahuan), afektif ( sikap), dan psikomotor ( keterampilan). Pada konteks sekarang
kegiatan belajar sudah sangat dipermudah dengan adanya berbagai macam sumber belajar yang
dapat dijadikan sebagai acuan untuk menggali ilmu pengetahuan guna untuk meningkatkan dan
memperkaya wawasan kita agar bisa menjawab tantangan globalisasi.

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang ruang lingkupnya luas. Sumber
belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena
belajar tidak terbatas oleh empat diding kelas. Selain itu siswa dapat mengoptimalkan alat
indranya karena karena siswa langsung berinteraksi dengan lingkungan.

Cakupan lingkungan sebagai sumber belajar sangat luas, tidak hanya siswa dibawa
langsung ke alam bebas untuk melihat, mencermati, dan menganalisis lingkungan kemudian
dikaitkan dengan ilmu yang sedang mereka gali, tetapi lingkungan disini beraneka
ragam,mencakup lingkungan sekolah, lingkungan perpustakaan, lingkungan pondok pesantren,
lingkungan keluarga, bahkan lingkungan kejadian- kejadian alam seperti banjir, tanah longsor
dan lain sebagainya juga bisa kita gunakan sebagai sumber belajar.

Rumusan masalah
1. Apa pengertian lingkungan dan macam-macam lingkungan?
2. Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar?
3. Lingkungan dalam perspektif Islam?
4. Lingkungan sebagai sumber belajar PAI?

Manfaat rumusan
1. Mengetahui pengertian dan macam macam lingkungan
2. Mengetahui manfaat lingkungan sebagai sumber belajar
3. Mengetahui makna lingkungan dalam perspektif Islam
4. Mengetahui lingkungan yang sesuai untuk belajar PAI
BAB II
PENBAHASAN
A. Pengertian lingkungan
Menurut Undang Undang RI No. 4 tahun 1982, tentang Kententuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
Maka lingkungan dapat diartikan bahwa lingkungan tidak hanya berupa makhluk hidup dan
makhluk tak hidup yang berada pada suatu tempat yang melakukan hubungan interaksi satu sama
lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tetapi juga mencakup keadaan, perilaku, daya,
kondisi makhluk hidup tersebut.
Jadi dapat disimpulkan unsur- unsur lingkungan terdiri dari:
1. Daerah tempat suatu makhluk hidup berada
2. Keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk
hidup.
Melihat kejadian sekarang tentang lingkungan sungguh sangat memprihatinkan, terutama
dikota- kota besar banyak ditemukan lingkungan yang rusak akibat ulah manusia yang
memanfaatkan lingkungan itu sendiri, seperti banjir dimana- mana, tanah longsor, lingkungan
kumuh akibat membuang sampah sembarangan, dan masih banyak permasalahan yang
disebabkan oleh lingkungan kotor. Maka dari itu penulis mengajak agar kita selalu menjaga
lingkungan dengan baik karena lingkungan yang baik akan berdampak juga pada anak cucu kita
kedepannya.
Pengelolaaan lingkungan oleh manusia ternyata tidak sesuai dengan etika lingkungan itu
sendiri. Etika lingkungan sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan alam semesta. Etika
lingkungan merupakan kebijakan moral manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya.
Etika lingkungan sangat diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Di dalam etika
lingkungan terdapat prinsip-prinsip yang digunakan.
Adapun prinsip-prisip etika lingkungan menurut Sony Keraf antara lain:
1. Sikap hormat terhadap alam
2. Prinsip tanggung jawab
3. Solidaritas kosmis
4. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
5. Tidak merugikan
6. Hidup sederhana dan serasi dengan alam
7. Keadilan
8. Demokrasi
9. Integritas moral.
B. Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan memang mempunyai peranan sangat penting sebagai sumber belajar, dimana
belajar dari lingkungan diharapkan peserta didik akan mengalami langsung belajar dari
pengalaman yang mereka dapatkan. Maka dari itu belajar di lingkungan memberikan
beberapa manfaat diantarannya:
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk dikelas berjam-
jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual sehingga
kebenarannya lebih akurat.
4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan
atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain.
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa
beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan
lain-lain.
6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan
kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta.
C. Lingkungan dalam perspektif Islam
Dalam islam mengajarkan berbagai hal secara rinci, mulai dari yang bersifat batiniah sampai
pada fitriah manusia. Maka dari itu agama yang diturunkan melalui Rasul- Nya adalah agama
islam. sesuai dengan firmannya:
Artinya: “ Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama ( Allah), (tetapkanlah atas ) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu”..( Q.S 30:30 ).
Melihat ayat diatas maka sebenarnya manusia pada awalnya adalah suci/ fitrah, namun
ada hal yang membuat manusia menjadi rusak yaitu lingkungan. Mengenai lingkungan ada
beberapa ah;li yang mengemukakan teotinya tentang kepribadian manusia yang dipengaruhi oleh
lingkungan. adapun teori- teori tersebut antara lain:
a. Teori Nativisme, yaitu teori yang mengatakan bahwa lingkungan tidak dapat
mempengaruhi perkembangan manusi atau manusia itu tidak dapat dididik, karena
perkembangannya ditentukan oleh nativismennya. Manusia lahir dengan pembawaanya
yang sama sekali tidak diubah oleh lingkungan. Dalam islam sendiri juga telah
menyatakan dalam Q.S 30: 30 yang artinya “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada Agama ( Allah), (tetapkanlah atas ) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Fitrah itu sesuai dengan watak manusia yang terikat perjanjian,
bahwa manusia menerima Allah sebagai Tuhan yang disembah”.
b. Teori empirisme, yaitu teori yang menyatakan bahwa perkembangan anak yang sehat dan
tidak bercacat mutlak ditentukan oleh lingkungan. Warisan pembawaan lahir tidak
berpengaruh sama sekali.
c. Teori Konvergensi, yaitu teori yang mengatakan bahwa perkembangan anak tidak hanya
ditentukan oleh faktor warisan saja, dan juga tidak hanya ditentukan oleh faktor
lingkungan semata. Perkembangan seorang anakditentukan oleh hasil perpaduan antra
kedua faktor tersebut. Sebagaimana dalam hadist “ Tiap- tiap anak dilahirkan diatas
fitrah, maka ibu- bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi,
Nasrani, dan Majusi. ( H.R Bukhari).
D. Lingkungan sebagai sumber belajar PAI
a. Pondok pesantren
a) Pengertian pondok pesantren
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan
dengan sistem asrama, kyai, (tuan guru sebagai tokoh agama), dan Masjid
atau Mushola sebagi pusat lembaganya.
Kegiatan-kegiatan dalam pondok pesantren ini adalah mencakup “Tri
Drama Pondok Pesantren” yaitu: Kegiatan-kegiatan dalam pondok pesantren
ini adalah mencakup “Tri Drama Pondok Pesantren” yaitu:
I. Keimanan dan ketaqwaan terhadap ALLAH SWT
II. Pengembangan keilmuan yang bermanfaat
III. Pengapdian terhadap agama, masyarakat dan Negara
b) System pendidikan dan nilai di pondok pesantren
Wahid menyebutkan tiga unsur pokok yang membangun pondok
pesantren menjadi kultur yang unik yaitu:
I. Pola kepemiminannya yang berdiri sendiri dan berada diluar
kepemimpinan pemerintah desa.
II. Literatur universal yang telah dipelihara selama beberapa abad
(kitab-kitab Islam klasik).
III. Sistem nilainya sendiri yang terpisah dari sitem nilai yang dianut
oleh masyarakat diluar pesantren.
b. Masjid
a) Pengertian masjid
Masjid berasal dari bahasa Arab, diambil dari kata “sajada, yasjudu,
sajdan”, kata sajada artinya bersujud, patuh, taat serta tunduk dengan penuh
hormat dan ta’dzim. Untuk menunjukan suatu tempat, kata sajada diubah kata
bentuknya menjadi “masjidun” (isim makan) yang artinya tempat sujud
menyembah Allah SWT.
b) Fungsi dan peran masjid
Syahidin mengemukakan bahwa masjid yang sisiran pertama kali oleh
Nabi yaitu Masjid Nabawai tidak kurang dari sepuluh fungsi yaitu sebagai
berikut:
I. Tempat ibadah
II. Tempat berkonsultasi dan berkomunikasi
III. Tempat pendidikan
IV. Tempat santunan social
V. Tempat pusat penerapan dan pembelajaran agama
c) Arti penting masjid dalam meningkatkan SDM
Adanya makna yang dalam, fungsi dan peran yang mumpunimerukan
indikasi atau pertanda bahwa masjid memiliki arti penting yang sangat luhur.
Apalagi untuk meningkatkan kualitas SDM, karena semua kegiatanyang
dilakukan di masjid pada dasarnya berawal serta bermuara pada peningkatan
kualitas SDM.
Masjid yang demikian dalam; jika diimplementasikan dengan tepat maka
akan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan diri serta pribadi.
Imbasnya tentu saja yang bersangkutan akan meningkatkan kualitasnya lebih
dari itu bila kita bicara fungsi dan peran masjid tentu akan semakin tampak
arti penting keberadaann masjid ditengah kehidupan masyarakat.
c. Pendidikan di sekolah
Lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran
dengan sengaja, teratur, dan terencana adalah sekolah. Guru- guru yang
melaksanakan tugas pembinaan, pendidikan, dan pengajaran tersebut adalah orang-
orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik. Adapun macam
dan tingkatan sekolah yaitu:
a) Taman kanak kanak
b) Sekolah dasar
c) Sekolah lanjutan
d) Perguruan tinggi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lingkungan sebagai sumber belajar PAI adalah pembelajaran dilingkungan pendidikan
baik itu formal ataupun non formal dan didalamnya terdapat sumber-sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan. Bagitu banyak dan manfaat yang ada dalam lingkungan sebagai sumber belajar
PAI namun demikian, perlu adanya kretifitas dan jiwa yang inovatir untuk dapat memaksimalkan
sumber belajar yang melimpah tersebut.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan menambah banyak pengetahuan
dalam kegiatan belajar, maksudnya adalah proses belajar tidak hanya dapat dilakukan didalam
ruang kelas namun juga diluar lingkungan sekolah. Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar PAI tersebut diharapkan mampu mengoptimalkan pengetahuan kita.

Daftar pustaka
Harianto, Sugeng. 2015Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kyai di Pondok
Pesantren. Pasuruan: Kementrian Agama RI.
Suherman, Eman. 2012Manajemen Masjid Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas SDM Melalui
Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggu. Bandung : Alfabeta
CV.
Ramayulis, 1998, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Kalam Mulia.
Zakiyah Daradjat, 1995, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya .
Nur Eka Romdon, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dan Pengaruhnya terhadap
hasil belajar dalam situs http://lib.unnes.ac.id/2307/1/4552.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan, diakses pada tanggal 30 Oktober 2016 pukul 11.15
WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat, diakses pada 30 Oktober 2016 pukul 13.05.

Anda mungkin juga menyukai