Anda di halaman 1dari 7

LINGKUNGAN DAN ATMOSFER

PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Imas Kurniasih, M.Ag.

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Muhammad Raihan Ferdhani 220414053

Syeid Ikhsan Alie 220414074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

TAHUN 2023/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehidirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyusun makalah yang berjudul Guru yang Efektif dalam Pembelajaran dengan tepat waktu. Dan
tidaklah saya lupa menghaturkan sholawat serta salam kepada nabi akhiruzzaman nabi Muhammad
SAW. Manusia yang paling istimewa yang seluruh perilakunya patut untuk diteladani dan seluruh
perkataan beliau adalah sebuah kebenaran.
Banyak kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini,akan tetapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami
mampu munyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu dalam kesempatan
ini, saya mengucapkan terima kasih kepada : yang telah mempercayakan saya membuat sebuah
karya ilmiah yaitu sebuah makalah.

I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik
berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti suasana
kehidupan beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang berkembang, serta teknologi. Kedua lingkungan tersebut hadir secara kebetulan,
yakni tanpa diminta dan direncanakan oleh manusia. Seseorang yang lahir di Indonesiadengan
lingkungan alamnya, atau yang lahir di Amerika Serikat dengan lingkungan alamnya pula, bukanlah
atas permintaannya sendiri. Demikian pula orang-orang yang menjadi orang tuanya, dan lain nya
terjadi secara kebetulan dilihat dari sudut pandang manusia, dan merupakan takdir Tuhan dilihat dari
sudut pandang Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1, Apa saja macam-macam lingkungan dan Atmosfer Akademik?
2. Bagaimana pandangan Islam tentang lingkungan?
3. Apa saja macam-macam lingkungan pendidikan?

1.3 Tujuan Masalah


1, Untuk mengetahui macam-macam Lingkungan dan Atmosfer Akademik.
2. Untuk mengetahui pandangan Islam tentang lingkungan.
3. Untuk mengetahui macam-macam plingkungan pendidikan .

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Lingkungan dan Atmosfer Akademik
Konsep lingkungan dalam hubungannya dengan pendidikan dan manusia sebagai makhluk
yang merdeka, memiliki daya yangkuat, serta berbagai potensi jasmani, rohani dan spiritualyang
dimilikinya, telah menimbulkan berbagai aliran yang antara satu dan lainnya menunjukkan
perbedaan yang sangat mencolok. Berbagai aliran tersebut dapat dikemukakansebagai berikut.
Pertama,aliran empirisme atau behaviorisme dari john locke. Menurut aliran ini, manusia
atau peserta didik diangga sebagai gelas kosongyang dapat diisi apa saja oleh pemiliknya. Peserta
dinilai sebagai yang pasif seperti robot yang patuh dan tunduk sepenuhnya kepada pemiliknya. Murid
ibarat kertas putih yang kosong yang dapat ditulis apa saja oleh pemiliknya. Menurut aliran yang
eksternalin, bahwa watak dan karakter peserta didik ditentukan oleh faktor dari luar yang
ditransmisikan oleh pendidi. Dengan pandangan empirisme ini, maka yang menentukan dan aktif
dalam pendidikan ialah guru. Pandangan empirisme dan behaviorisme ini selanjutnya menjadi
sebuah aliran yang memiliki paradigma belajar sebagai berikut:
1) Memandang ilmu pengetahuan sebagai hal yang objektif, pasti, tetap,dan tidak berubah
2) Memandang belajar sebagai upaya memperoleh pengetahuan, dan mengajar dinilai sebagai upaya
menyampaikan ilmu pengetahuan
3) Mengharapkan agar seluru peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang sama
4) Tujuan pembelajaran ditentukan pada penambahan ilmu pengetahuan
5) Penyajian isi pelajaran menekankan pada keterampilan yang terpisah dan terakumulasi pada fakta
yang mengikuti uraian dari bagian keseluruhan
6) Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, dan aktivitas belajar lebih banyak
Kedua, aliran nativisme dari Scopenhaur. Menurut aliran ini, bahwa yang menentukan
seseorang menjadi apa saja, bukan lingkungan sebagaimana yang dianut behaviorisme dan
empirisme sebagaimana disebutkan di atas, melainkan watak, pembawaan dan potensi yang dimiliki
seoarang peserta didik dari sejak lahir. Aliran nativisme ini bertolak dari L eibnitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dari diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan,
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh
pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan. Menurut
Schopenhaur (filsuf Jerman 1788-1860) bahwa setiap bayi yang lahir sudah membawa
pembawaannya sendiri, baik pembawaan yang positif maupun yang negatif, oleh karena itu hasil
akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan
ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Pembawaan yang jahat
akan menjadi jahat, dan pembawaan yang buruk akan menjadi buruk.

Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaaan anak didik tidak akan berguna
untuk berkembanagan anak sendiri.
Ketiga, aliran konvergensi. Aliran ini dirintis oleh William Stern (1871-1939), seoarang ahli
pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat, bahawa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai
pembawaan baik dan pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peran yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal, kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak
berbahasa dengan kata-kata, ialah juga hasil konvergensi.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pandang tentang faktor-
faktor mana yang paling dominan dalam menentukan tumbuh kembang manusia itu. Variasi-variasi
itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandang tentang strategi yang tepat untuk memahami
perilaku manusia, seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi fenomenologi, humanistik,
behavioral,psikodinamik, psiko-anatilik, dan sebagainya. Berbagai teori ini selanjutnya
memunculkan berbagai teori belajar atau teori model pembelajaran.

2.2 Pandangan Islam Tentang Lingkungan


Aliran empirisme behaviorisme, nativisme humanisme, dan konvergansi dengan berbagai
variasinya sebagaimana tersebut diatas. Namun demikian, jika dilakukan analisis secara agak
mendalam dan seksama, tampaknya ajaran islam tidak menganut salah satu aliran tersebut, karena
ketiga aliran tersebut semata-mata mengandalakan pengaruh atau faktor yang berasal dari usaha
manusia sendiri. Pada empirisme yang berpengaruh faktor dari luar yang dibuat manusia. Pada
nativisme yang berpengaruh faktor dari dalam yang berasal juga dari manusia. Dan pada konvergensi
yang berpengaruh dari dalam dan dari luar yang juga sama-sama diciptakan manusia. Dengan
demikian, seluruh aliran tersebut masih memusat pada usaha manusia, dan belum melibatkan peran
Tuhan. Hal ini bertentangan dengan ideologi pendidikan islam yang bercorak humanisme teo-
cenris ,yang pada intinya memadukan antara usaha manusia dan pertolongan hidayah dari Tuhan.
Dalam pandangan islam, proses pembentukan pribadi manusia tidak hanya diusahakan oleh
manusia dengan berbagai teori tersebut, melainkan juga ditentukan oleh hidaya dari Allah SWT.
Proses pndidikan dalam islam digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti proses bertani.
Bahwa untuk menghasilkan produk pertanian yang baik diperlukan bibit yang unggul dan baik
(nativisme) dan tanah yang subur, pupuk yang cukup, cuaca yang tepat, air yang cukup,
pemeliharaan yang telaten, dan cara menanam yang benar (empirisme). Namun semua ini, belum
menjamin bahwa pertanian tersebut akan berhasil dengan baik, usaha-usaha tersebut tidak bisa
sepenuhnya menjamin , bahwa pertanian akan berhasil dengan baik.
3
Masih ada yang menentukan hasil pertanian tersebut, yaitu Allah SWT. Dalam kaitan ini Allah SWT
berfirman:
“maka terangkanlah kepada-ku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya
ataukah kami yang menumbuhkannya? (QS. Al-waqiah (56):63-64)”.
Dengan demikian, proses pendidikan dalam islam dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor
pembawaan dari diri manusia, faktor lingkungan, dan faktor hidayah dari Allah SWT. Itulah
sebabnya, jika seseorang berhasil mendidik manusia, maka diharapkan ia tidak sombong, karena
keberhasilan tersebut atas izin Tuhan. Sebaliknya, jika seseoarang belum berhasil mendidik manusia,
maka diharapkan tidak putus asa, karena ketidak berhasilan tersebut juga atas kehendak Tuhan.

2.3 Macam-Macam Lingkungan Pendidikan


Pertama,lingkungan keluarga sebagai unit terkecil dari suatu masyarakat, sangat penting
artinya dalam pembinaan masyarakat bangsa. Apabila tiap-tiap keluarga hidup tentramdan bahagia,
maka dengan sendirinya masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga yang berbahagia itu akan
tenang, aman, dan tentram. Dalam keluarga wanita mempunyai dua fungsi yang terpenting dalam
membina moral, yaitu sebagai ibu dan istri.
Islam memandang, bahwa keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh pada
kepribadian perkembangan anak, hal ini di sebabkan:
1) Tanggung jawab orang tua pada anak bukan hanya bersifat duniawi, melainkan ukhrawi dan teologis
2) Orang tua disamping memberikan pengaruh yang bersifat empiris pada setiap hari, juga memberikan
pengaruh hereditas dan genesitas
3) Anak lebih banyak tinggal di dalam rumah dari pada di luar rumah
4) Orang tua atau keluarga sebagai yang lebih dahulu memberikan pengaruh positif terhadap anak, agar
anak dapat mencontahnya

Keistimewaan orang tua dalam hubungannya dengan anak yakni:


· Mengupayakan lahirnya keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah
· Keluarga yang sehat, kukuh, dan efektif
· Mendidik anak- anak yang baik
· Menikahkan anak dengan pria atau wanita yang seiman
· Memberikan nama yang baik, karena nama adalah doa

Kedua,lingkungan sekolah diadakan sebagai kelanjutan dari lingkungan keluarga, tugas


pendidikan diserahkan kepada guru, disekolah seorang anak mendapatkan informasi pengetahuan
serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupannya. Islam sangat menganjurkan, bahwa setiap
orang yang berilmu wajib mengamalkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain.

Imam Al-Ghazali membagi manusia kedalam beberapa bagian yaitu:


4
1) Ada yang alim, dan menyadari kealimannya, kemudian ia mengajarkan ilmunya, dan inilah orang
yang baik
2) Ada orang bodoh, namun ia tidak menyadari kebodohannya, dan inilah orang yang celaka
3) Ada orang alim, namun ia tidak menyadari kealimannya, sehingga ia tidak mengajarkan ilmunya,
maka orang ini harus diingatkan
4) orang bodah, dan ia menyadari kebodohannya,namun ia mau menghilangkan kebodohannya,
sehingga ia mau Ada belajar menghilangkan kebodahannya
Ketiga, lingkungan masyarakat di dalam masyarakat terdapat peluang bagi manusi untuk
memperoleh berbagai pengalaman empiris yang kelak akan berguna dikehidupannya yang akan
datang. Dalam masyarakat terdapat organisasi, perkumpulan, yayasan asosiasi dan sebagainya. Di
dalam berbagai kumpulan tersebutsetiap orang dapat memperoleh berbagai hal yang diinginkannya,
misalnya perkumpulan tentang kepemudaan, keperamukaan, pencinta alam, pemberantasan buta
huruf, keamanan lingkungan, dan sebagainya. Mereka yang mau memanfaatkan lingkungan
masyarakat, niscaya akan menimbah berbagai pengalaman baik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana tersebut di atas, dapat dikemukakan
beberapa catatan kesimpulan sebagai berikut:
Lingkungan pendidikan atau atmosfer pendidikan adalah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang menarik perhatian para ahli untuk mengkajinya.
Lingkungan pendidikan telah menimbulkan tiga aliran pendidikan, yaitu empiris yang
mengagung-agungkan peranan lingkungan, nativisme yang kurang peduli kepada peranan
lingkungan, dan konvergensi yang mementingkan lingkungan dan pembawaan dari dalam diri
manusia.
Islam dan sifatnya yang seimbang, serta bertumpu pada hubungan manusia, manusia dengan
tuhan secara seimbang, memandang bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata-mata ditentukan
oleh usaha manusia, melainkan juga ditentukan oleh kehendak tuhan.
Lingkungan pendidikan dapat berupa keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam islam, bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan amat menentukan pembentukan
kepribadian anak, di bandingkan dengan lingkungan sekolah dan masyarakat. Perhatian islam
terhadap pentingnya pembentukan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, keluarga yang
harmonis, agamis, tertib, tenang, sejahtera, dan bahagia sangat berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian anak.

3.2 Saran
Ada tiga faktor dalam proses pendidikan dalam islam, yaitu: faktor pembawaan dari dalam diri
manusia, faktor lingkungan dan faktor hidayah dari Allah SWT. Itulah sebabnya, jika seseorang
berhasil mendidik manusia, maka diharapkan untuk tidak sombong, dan tetap rendah hati terhadap
siapapun.

6
Daftar Pustaka
Nata Abuddin.2010.IlmuPendidikanIslam.jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup

7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................i


Daftar Isi .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................2
2.1 Macam-macam Lingkungan dan Atmosfer Akademik....................................2
2.2 Pandangan Islam Tentang Lingkungan............................................................3
2.3 Macam-macam Lingkungan Pendidikan.........................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................6
1.1 Kesimpulan .......................................................................................................6
1.2 Saran .................................................................................................................6
Daftar Pustaka ............................................................................................................7

Anda mungkin juga menyukai