PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Disusun Oleh :
Kelompok 11
TAHUN 2023/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehidirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyusun makalah yang berjudul Guru yang Efektif dalam Pembelajaran dengan tepat waktu. Dan
tidaklah saya lupa menghaturkan sholawat serta salam kepada nabi akhiruzzaman nabi Muhammad
SAW. Manusia yang paling istimewa yang seluruh perilakunya patut untuk diteladani dan seluruh
perkataan beliau adalah sebuah kebenaran.
Banyak kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini,akan tetapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami
mampu munyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu dalam kesempatan
ini, saya mengucapkan terima kasih kepada : yang telah mempercayakan saya membuat sebuah
karya ilmiah yaitu sebuah makalah.
I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik
berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti suasana
kehidupan beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang berkembang, serta teknologi. Kedua lingkungan tersebut hadir secara kebetulan,
yakni tanpa diminta dan direncanakan oleh manusia. Seseorang yang lahir di Indonesiadengan
lingkungan alamnya, atau yang lahir di Amerika Serikat dengan lingkungan alamnya pula, bukanlah
atas permintaannya sendiri. Demikian pula orang-orang yang menjadi orang tuanya, dan lain nya
terjadi secara kebetulan dilihat dari sudut pandang manusia, dan merupakan takdir Tuhan dilihat dari
sudut pandang Tuhan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Lingkungan dan Atmosfer Akademik
Konsep lingkungan dalam hubungannya dengan pendidikan dan manusia sebagai makhluk
yang merdeka, memiliki daya yangkuat, serta berbagai potensi jasmani, rohani dan spiritualyang
dimilikinya, telah menimbulkan berbagai aliran yang antara satu dan lainnya menunjukkan
perbedaan yang sangat mencolok. Berbagai aliran tersebut dapat dikemukakansebagai berikut.
Pertama,aliran empirisme atau behaviorisme dari john locke. Menurut aliran ini, manusia
atau peserta didik diangga sebagai gelas kosongyang dapat diisi apa saja oleh pemiliknya. Peserta
dinilai sebagai yang pasif seperti robot yang patuh dan tunduk sepenuhnya kepada pemiliknya. Murid
ibarat kertas putih yang kosong yang dapat ditulis apa saja oleh pemiliknya. Menurut aliran yang
eksternalin, bahwa watak dan karakter peserta didik ditentukan oleh faktor dari luar yang
ditransmisikan oleh pendidi. Dengan pandangan empirisme ini, maka yang menentukan dan aktif
dalam pendidikan ialah guru. Pandangan empirisme dan behaviorisme ini selanjutnya menjadi
sebuah aliran yang memiliki paradigma belajar sebagai berikut:
1) Memandang ilmu pengetahuan sebagai hal yang objektif, pasti, tetap,dan tidak berubah
2) Memandang belajar sebagai upaya memperoleh pengetahuan, dan mengajar dinilai sebagai upaya
menyampaikan ilmu pengetahuan
3) Mengharapkan agar seluru peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang sama
4) Tujuan pembelajaran ditentukan pada penambahan ilmu pengetahuan
5) Penyajian isi pelajaran menekankan pada keterampilan yang terpisah dan terakumulasi pada fakta
yang mengikuti uraian dari bagian keseluruhan
6) Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, dan aktivitas belajar lebih banyak
Kedua, aliran nativisme dari Scopenhaur. Menurut aliran ini, bahwa yang menentukan
seseorang menjadi apa saja, bukan lingkungan sebagaimana yang dianut behaviorisme dan
empirisme sebagaimana disebutkan di atas, melainkan watak, pembawaan dan potensi yang dimiliki
seoarang peserta didik dari sejak lahir. Aliran nativisme ini bertolak dari L eibnitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dari diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan,
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh
pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan. Menurut
Schopenhaur (filsuf Jerman 1788-1860) bahwa setiap bayi yang lahir sudah membawa
pembawaannya sendiri, baik pembawaan yang positif maupun yang negatif, oleh karena itu hasil
akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan
ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Pembawaan yang jahat
akan menjadi jahat, dan pembawaan yang buruk akan menjadi buruk.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaaan anak didik tidak akan berguna
untuk berkembanagan anak sendiri.
Ketiga, aliran konvergensi. Aliran ini dirintis oleh William Stern (1871-1939), seoarang ahli
pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat, bahawa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai
pembawaan baik dan pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peran yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal, kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak
berbahasa dengan kata-kata, ialah juga hasil konvergensi.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pandang tentang faktor-
faktor mana yang paling dominan dalam menentukan tumbuh kembang manusia itu. Variasi-variasi
itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandang tentang strategi yang tepat untuk memahami
perilaku manusia, seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi fenomenologi, humanistik,
behavioral,psikodinamik, psiko-anatilik, dan sebagainya. Berbagai teori ini selanjutnya
memunculkan berbagai teori belajar atau teori model pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana tersebut di atas, dapat dikemukakan
beberapa catatan kesimpulan sebagai berikut:
Lingkungan pendidikan atau atmosfer pendidikan adalah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang menarik perhatian para ahli untuk mengkajinya.
Lingkungan pendidikan telah menimbulkan tiga aliran pendidikan, yaitu empiris yang
mengagung-agungkan peranan lingkungan, nativisme yang kurang peduli kepada peranan
lingkungan, dan konvergensi yang mementingkan lingkungan dan pembawaan dari dalam diri
manusia.
Islam dan sifatnya yang seimbang, serta bertumpu pada hubungan manusia, manusia dengan
tuhan secara seimbang, memandang bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata-mata ditentukan
oleh usaha manusia, melainkan juga ditentukan oleh kehendak tuhan.
Lingkungan pendidikan dapat berupa keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam islam, bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan amat menentukan pembentukan
kepribadian anak, di bandingkan dengan lingkungan sekolah dan masyarakat. Perhatian islam
terhadap pentingnya pembentukan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, keluarga yang
harmonis, agamis, tertib, tenang, sejahtera, dan bahagia sangat berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian anak.
3.2 Saran
Ada tiga faktor dalam proses pendidikan dalam islam, yaitu: faktor pembawaan dari dalam diri
manusia, faktor lingkungan dan faktor hidayah dari Allah SWT. Itulah sebabnya, jika seseorang
berhasil mendidik manusia, maka diharapkan untuk tidak sombong, dan tetap rendah hati terhadap
siapapun.
6
Daftar Pustaka
Nata Abuddin.2010.IlmuPendidikanIslam.jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup
7
DAFTAR ISI