Disusun Oleh :
Kelompok 6 (Enam)
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT,
karena tanpa rahmat dan ridhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
dengan baik dari materi mata kuliah ilmu pendidikan, Alhamdulillah akhirnya dapat
terselesaikan dengan baik.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar kami Bapak Dr. H.Ramli
Abdullah, M.Pd atas segala bimbingan, ilmu, dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Dari makalah ini diharapkan kepada pembaca nantinya akan bisa memahami secara
universal gambaran mengenai Hubungan Pembawaan, Keturunan, Dan Lingkungan Di
Dalam Pendidikan. Oleh karena itu kami akan mencoba untuk semangat dalam mengupas
materi ini agar semangat yang kami tanamkan bisa tersampaikan kepada para pembaca-
pembaca sekalian.
Apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf dan saya
mengharapkan kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman sekalian. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua tentang Hubungan Pembawaan,
Keturunan, Dan Lingkungan di dalam Pendidikan.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembawaan dan Lingkungan ....................................................................2
2.2 Keturunan dan Pembawaan.......................................................................4
2.3 Macam-macam pembawaan dam pemgaruh keturunan............................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................8
Daftar Pustaka.....................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor₋faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu
dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
B. Aliran Naturalisme
Nature artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir. Hampir senada dengan aliran
nativisme, maka aliran ini (naturalisme) berpendapat bahwa pada hakikatnya semua anak
(manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat
di tentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya. Seperti
dikatakan oleh tokoh aliran ini, yaitu J.J. Rousseau sebagai berikut “Semua anak adalah baik
pada waktu baru datang dan tangan sang Pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan
manusia”. Oleh karena itu, sebagi pendidikan Rousseau mengajukan pendidikan alam.
Artinya, anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya;
manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.
C. Aliran Empirisme
Aliran empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa sama sekali di tentukan oleh
lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia
manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidikan nya. Dalam pendidikan, pendapat kaum
empiris ini terkenal dengan nama nama optimisme pedagogis.
D. Hukum Konversi
Hukum berasal dari ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, bernama William stream. Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan
manusia. Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu masih terdapat dua aliran,
yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh
pembawaan dari pada pengaruh lingkungan atau pendidikan.
Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan sesuatu
yang mengenai dirinya dengan bebas. Karena itulah, ia bertanggung jawab terhadap segala
perbuatannya, ia dapat juga mengambil keputusan yang lain dari apa yang pernah
diambilnya. Proses perkembangan manusia tidak hanya di tentukan oleh faktor pembawaan
yang telah ada pada orang itu dan faktor lingkungan yang mempengaruhi orang itu.
Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan
peranan juga. Hasil perkembangan seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan
dan lingkungannya saja. Semua yang berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh
pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-kata karena ia
mempunyai pembawaan untuk berkata-kata, tetapi karena ia mempunyai kesempatan
melatih diri untuk berkata-kata (lingkungan). Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada,
tidaklah mungkin kepandaian berkata-kata dapat berkembang.
A. Keturunan
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang
anak adalah keturanan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan
dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Meskipun kita melihat suatu sifat atau
ciri-ciri yang sama antara orang tua dan anak, kita belum dapat mengambil kesimpulan
bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada anak itu diterima melalui keturunan. Umpanya saja
sibapak malas, dan anaknya juga malas, ini belum berarti bahwa kemalasan anak itu adalah
keturunan. Mungkin sifat malas pada anak itu dosebabkan karena dengan tiada sadra anak itu
“menirunya” dari orang tuanya, jadi mungkin adalah pengaruh lingkungan.
Di samping itu, kita harus ingat pula bahwa belum pasti suatu sifat atu ciri-ciri yang
terdapat pada seseorang yang merupakan keturunan itu diterimanya dari orang tuanya.
Mungkin juga sifat-sifat keturunannya itu diwarisinya dari nenek atau buyutnya.
B. Pembawaan
1. Pengertian pembawaan
“pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat
pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan).” Demikianlah, kita dapat mengatakan bahwa anak atau manusia itu sejak
dilahirkan telah mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi untuk berkata-kata,
dan lain-lain.
Potensi-potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja tidak
begitu saja dapat direalisasikan atau dengan begitu dapat menyatakan diri dalam
perwujudannya. Untuk dapat diwujudkan sehingga kelihatan dengan nyata, potensi-potensi
tersebut harus mengalami perkembangannya serta membutuhakn latihan-latihan pula. Kita
dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan yang
dapat diwujudkan. Kesanggupan-kesanggupan (potential ability) itu sendiri, sebenarnya
sudah ada dalam pembawaan, tidak dapat kita amati. Hanya dengan memperhatikan prestasi-
prestasi (actual ability), bentuk-bentuk wataknya, dan tingkah laku suatu individu sajalah kita
dapat mengambil kesimpulan tentang suatu pembawaan tertentu yang ada pada individu itu.
2. Struktur pembawaan
Kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan (potensi-potensi )
itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata intelegensi yang baik, dan lain-lain,
merupakan struktur pembawaan anak. Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat
pembawaan itu sehingga menjadi wujud (actual ability), atau tenggal terpendamnya atau sifat
pembawaan (potential ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya tidak mendapatkan
kesempatan, latihan, atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam
(umpamanya konstitusi tubuh) yang sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan
berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu.
C. Pembawaan dan Keturunan
Semua yang dibawa oleh si anak sejak dilahirkan adalah diterima karena
dilahirkannya, jadi memang adalah pembawaan. Tetapi, pembawaan itu tidaklah semuanya
diperoleh oleh keturunannya. Sebaliknya, semua yang diperoleh karena keturunan dapat
dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan-keturunan.
Sebuah contoh sebagai penjelasan: seorang anak mempunyai kepandaian dan
kecakapan tentang seni musik. Ia pandai dan lekas mempelajari segala sesuatu tentang musik
itu. Ada kemungkinan besar bahwa kesanggupan yang dipunyai oleh anak itu benar-benar
merupakan sifat-sifat pembawaannya; jadi memang ia berpembawaan atau berbakat seni
musik. Tetapi, apakah pembawaannya tentang seni musik itu juga diperoleh karena
keturunan, belum dapat ditentukan dengan pasti.
3.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas, dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-
kesanggupan (potensi) yang terdapat pada seorang individu dan yang selama
masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).
2. Lingkungan ialah faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan
pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya.
3. Menurut Sartain lingkungan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Lingkungan alam/ luar (external or psyical environment)
b. Lingkungan dalam (internal environment)
c. Lingkungan social/masyarakat ( social evironment)
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Fristiana Iriana M.Pd. 2016. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Paranama Ilmu