Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM


PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

Putra Alamsyah (301230057 )


Aldino (301230079)
Ade saputra (301230038)
Regius Pratama (301230042)
Silvira Cahya Novita (301230023)

Dosen Pengampu : Yaspin Yolanda M.PD,S.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
TAHUN AJAR 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah mengenai pengantar pendidikan tepat pada waktu. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah.
Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah hakikat dasar pendidikan dan
faktor yang mempengaruhinya ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
BAB I
PENDAHULUAN

1.I. LATAR BELAKANG


Manusia merupakan makhluk yang misterius, yang mampu menjelajah angkasa luar,
tetapi “angkasa dalamnya masih belum cukup terungkap; minimal para pakar dari
ilmu-ilmu perilaku cenderung berbeda pendapat tentang berbagai hal mengenai
perilaku manusia itu. Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan,
perbedaan pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang
perkembangan manusia itu.Terdapat perbedaan penekanan didalam suatu teori
kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh (dominan)
dalam perkembangan kepribadian.Teori-teori dari Strategisa Disposisional, terutama
yang berdasar pada pandangan biologis (konstitusional) dari Kretsch merdan Sheldon,
memberikan tekanan pada pengaruh faktor hereditas, sedang teori-teori dari Strategi
Behavioral dan Strategi Phenomenologis menekankan faktor belajar. Kedua strategi
yang terakhir ini, meskipun keduanya menekankan faktor belajar, tetapi
mengemukakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi,
akibat perbedaan pandangan tentang hakikat manusia. Strategi behavioral memandang
manusia terutama sebagai makhluk pasif yang tergantung pada pengaruh
lingkungannya,sedang strategi phenomenologis memandang manusia sebagai
makhluk aktif yang mampu beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri.

Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut


menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap
manusia,mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis. Aliran-aliran itu
pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan
demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk
mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia. Seperti dalam
kajian selanjutnya, bahwa aliran konvergensi mencoba mengemukakan pandangan
menyeluruh, dan karena itu, diterima luas oleh banyak pihak.

A. Aliran Empirisme

Aliran Empirisme bertolak dari locken Tradition yang mementingkan stimulasi


eksternal dalam perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut
emvironmentalisme) pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik
dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak
sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu tentunya yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.

Aliran emperisme mengatakan bahwa pembawaan itu tidak ada, yang dimiliki
anak adalah akibat pendidikan baik sifat yang baik maupun sifat yang jelek. Jadi
perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh
lingkungan atau dengan pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil,
sehingga manusia dapat menjadi apa saja atau menurut kehendak lingkungan
atau pendidiknya.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang di peroleh dari lingkungan.Sedangkan kemampuan dasar yang di
bawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan,menurut kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karna berbakat,meskipun
lingkungan sekitarnya tidak mendukung.Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya
kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras,
anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau
kemampuan yang telah ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini
masih tampat pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk
yang pasif dan dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.

B. Aliran Nativisme

Aliran Nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan


dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tokoh aliran nativisme adalah Schopen
hauer seorang filsuf jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini
berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa
sejak lahir. Factor lingkungan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak laki-
laki dan perempuan. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan menjadi
jahat, dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat
dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak sendiri.

Kaum nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat


pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut percuma kita mendidik karena yang
jahat tidak akan menjadi baik. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya
sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan baik
maka dia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah
dari kekuatan luar. Meskipun sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik)
dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan
itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Masih
banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak
dalam menuju kedewasaan. Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang
berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi yang
mendorong manusia untuk mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong
manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan
manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas.

C.Aliran Naturalisme

Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir didunia


mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena
pengaruh lingkungan, sehingga Naturalisme sering disebut negativisme. Naturalisme
memiliki prinsip tentang proses pembelajaran. (M arifin dan Amiruddin R, 1992 ;9)
bahwa peserta didik belajar melalui pengalaman sendiri. Kemudian terjadi interaksi
antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan didalam diri
secara alami.

Pendidikan hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik


berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang
mampu mendorong keberanian peserta didik kearah pendangan yang positif dan
tanggapan terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari
pendidik.Tanggung jawab belajar tergantung pada diri peserta didik sendiri. Program
pendidikan disekolah harus sesuai dengan minat dan bakat dengan menyediakan
lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar peserta didik.

Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan


pembawaannya, kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya.
Pendidikan harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat
menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat
membawa anak kembali kealam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti
diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat
ini tidak terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin
diperlukan.

D. Aliran Konvergensi

Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan
bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia sudah
disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat
bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.

Willian Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan
dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan sebagai
berikut:
a. Pembawaan
b. Lingkungan
c. Hasil pendidikan/perkembangan.

Jadi menurut teori konvergensi:


1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang
dibawa ketika lahir dengan lingkungan.

Pengaruh Aliran Klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia


Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di Indonesia melalui upaya-upaya
pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah Belanda dan disusul
kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar dinegeri Belanda pada masa
penjajahan. Setelah kemerdekaan Indonesia, gagasan-gagasan dalam aliran-aliran
pendidikan itu masuk ke Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang belajar
diberbagai negara di Eropa, Amerika Serikat, dan lain-lain.

Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia.


Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk
meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa
komponen tertentu saja.

1) Pengajaran alam sekitar.


Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-1888) di
Jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J. Ligthart (1859-1916) di
Belanda dengan Het Volle-leven (kehidupan senyatanya). Dengan memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber belajar, anak akan lebih menghargai,mencintai, dan
melestarikan lingkungannya.

2) Pengajaran pusat perhatian


Dari penelitian secara tekun, Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat
berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas
dari Decroly, yaitu:

Metode Global (keseluruhan)


• Centre d’interet (pusat-pusat minat)

Anak mempunyai minat-minat sponstan terhadap diri sendiri dan minat spontan
terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
1. Dorongan mempertahankan diri
2. Dorongan mencari makan dan minum
3. Dorongan memelihara diri
4. Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah:
5. Dorongan sibuk bermain-main
6. Dorongan meniru orang lain.
7. Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan
pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat
tersebut.

3) Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Dengan
kata lain, sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni:
RELATED:
Pengaruh Kebudayaan Islam di Indonesia
Kerajaan Islam Di Indonesia: Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, dan Kerajaan
Mataram Islam
4) Pengajaran proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di
Indonesia, antara lain dengan nama pengajar proyek, pengajaran unit, dan sebagainya.
Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan
untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain,
menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam masyarakat yang
maju

5) Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan


di Indonesia.
Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut terutama
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar disekolah, namun dasar-dasar pikirannya
tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun
operasional. Akhirnya perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-
pemikiran pedidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas
pemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari
setiap tenaga kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:Umar Tirtarahardja & L. La Sulo. (2015). Pengantar Pendidikan (Edisi


Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Abdul Kadir. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai