DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah mengenai pengantar pendidikan tepat pada waktu. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah.
Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah hakikat dasar pendidikan dan
faktor yang mempengaruhinya ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Aliran Empirisme
Aliran emperisme mengatakan bahwa pembawaan itu tidak ada, yang dimiliki
anak adalah akibat pendidikan baik sifat yang baik maupun sifat yang jelek. Jadi
perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh
lingkungan atau dengan pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil,
sehingga manusia dapat menjadi apa saja atau menurut kehendak lingkungan
atau pendidiknya.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang di peroleh dari lingkungan.Sedangkan kemampuan dasar yang di
bawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan,menurut kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karna berbakat,meskipun
lingkungan sekitarnya tidak mendukung.Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya
kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras,
anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau
kemampuan yang telah ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini
masih tampat pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk
yang pasif dan dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.
B. Aliran Nativisme
C.Aliran Naturalisme
D. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan
bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia sudah
disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat
bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
Willian Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan
dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan sebagai
berikut:
a. Pembawaan
b. Lingkungan
c. Hasil pendidikan/perkembangan.
Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang
dibawa ketika lahir dengan lingkungan.
Anak mempunyai minat-minat sponstan terhadap diri sendiri dan minat spontan
terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
1. Dorongan mempertahankan diri
2. Dorongan mencari makan dan minum
3. Dorongan memelihara diri
4. Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah:
5. Dorongan sibuk bermain-main
6. Dorongan meniru orang lain.
7. Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan
pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat
tersebut.
3) Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Dengan
kata lain, sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni:
RELATED:
Pengaruh Kebudayaan Islam di Indonesia
Kerajaan Islam Di Indonesia: Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, dan Kerajaan
Mataram Islam
4) Pengajaran proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di
Indonesia, antara lain dengan nama pengajar proyek, pengajaran unit, dan sebagainya.
Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan
untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain,
menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam masyarakat yang
maju