Anda di halaman 1dari 8

ULANGAN TENGAH SEMESTER

KESIMPULAN DARI MASING-MASING MATERI KELOMPOK 1,2,3,4

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen pengajar : Nyoman Pancaria, M.Pd

Disusun oleh kelompok 5 diantaranya :


1. Made Yoga Prasetya ( 2111031052 )
2. I Gede Rika Suardita ( 2111031007 )
3. Kadek Yulik Sudiatmika ( 2111031114 )
4. Komang Ayu Widianingsih ( 2111031097 )

KELAS 1B
JURUSAN DHARMA ACARYA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STAH NEGERI MPU KUTURAN
2021/2022
Kelompok 1
A. Pengertian Pendidikan
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata „didik‟ dan mendapat
imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan
mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang
pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anakanak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
1.1 Arti Mendidik
Mendidik atau ilmu mendidik (Pedagogik) adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang
pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan. Definisi
“mendidik” adalah menyediakan sekolah atau pendidikan melatih menggunakan instruksi formal
dan seseorang yang ahli dibidangnya untuk mengembangkan mental, moral dan estetika terutama
oleh pendidik, melakukan pendekatan atau mengkondisikan untuk merasa, mempercayai, atau
bertindak dengan cara tertentu. “Mendidik” adalah usaha untuk mengantarkan anak didik kearah
kedewasaan baik secara jasmani dan rohani. Mendidik bisa diartikan sebagai upaya pembinaan
secara personal, sikap mental serta akhlak peserta didik. Mendidik tidak hanya untuk menghantar
ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) pendidik akan tetapi menghantar kan nilai-nilai.
Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa
yangbersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mendidik bobotnya adalah
pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik, sedang mengajar bobotnya adalah
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua
manusia pada semua usia.
1.2 Mengapa Seorang Anak Harus di Didik?
1. Menjadi fondasi masa depan anak. Lewat pendidikan, anak akan belajar mengolah
kemampuan kognitif sekaligus sosialnya dan mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
2. Membangun karakter anak. Dengan pendidikan yang layak, anak akan dilatih untuk
memiliki kepribadian yang baik sesuai yang diharapkan oleh orangtua atau bahkan Bangsa
dan Negara.
3. Memaksimalkan potensi. Anak yang mendapat pendidikan sejak dini berpeluang untuk
hidup dengan lebih mandiri sekaligus mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

1
4. Meningkatkan taraf hidup. Lewat pendidikan, anak akan memiliki kesempatan di masa
depan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dibanding saat ini.
5. Mengurangi angka kejahatan. Seorang anak yang teredukasi dengan baik memiliki
kemungkinan lebih kecil untuk melakukan tindak kriminal dan masuk penjara dikarenakan
pendidikan yang didapat mulai usia dini sudah diajarkan dicontohkan perbuatan-perbuatan
baik maupun buruk sehingga anak dapat melihat langsung hasil dari perbuatan tersebut.
Tiga aspek yang mendukung keberhasilan pada anak sebagai berikut:
1. Peran orangtua, orangtua biasanya adalah guru pertama anak yang menentukan anak
akan masuk lembaga pendidikan yang baik dan orangtua juga harus terus memantau
perkembangan anak dengan terus menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah.
2. Efektivitas sekolah, dimana sekolah yang baik juga akan selalu berusaha melibatkan
orangtua dan komunitas dalam sistem belajar-mengajarnya sehingga tidak terkesan
menutup diri.
3. Karakter guru, dengan bantuan guru pula anak akan belajar empati, saling menghargai,
maupun sikap religius. Oleh karena itu, guru sangat disarankan untuk melihat anak
sebagai individu dengan karakter berbeda agar potensi anak juga dapat tergali
maksimal.
1.3 Mendidik Beralasan Teori Tabularasa dan Natilisme
1. Tabularasa
Dalam filosofi Locke, tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir
berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan
serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya.
Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga
ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Dari asumsi
tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat
manusia inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami. Tabularasa berawal
dari perhatian serius John locke pada pemikiran empirisme Francis Bacon (1561-1626).
2. Nativisme
Nativisme Teori ini kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak
lahir sudah memiliki pembawaan baik faktor lingkungan atau alamiah yang
mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor
tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan seorang anak. Hasil akhir dari
pertumbuhan dan perkembangan serta pendidikan manusia atau seseorang di tentukan
oleh pembawaan dari lahir, dan pembawaan itu ada yang baik dan adapula yang buruk.
Maka dari itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik atau pembawaan yang
buruk, yang di bawanya sejak lahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya,
sebab lingkungan tidak akan aktif atau berdaya dalam mempengaruhi perkembangan.
Serta pendidikan juga tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan
seorang manusia, dan tidak akan adanya gunanya untuk perkembangan.

2
Kelompok 2
B. Tujuan Pendidikan Hirarki Tujuan Pendidikan Dalam Pengajaran, dan Fungsi
Kewibawaan dalam Pendidikan
2.1 Tujuan dan Kepribadian Pendidik
Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan,
khususnya dalam kegiatan pembelajaran. guru tidak hanya dituntut untuk memaknai
pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah bagaimana guru tersebut menjadikan
pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta
didik. (pendidik), dan al-walid (orang tua). Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru
yaitu:
a. Berakhlak mulia.
b. Mantap stabil dan dewasa.
c. Arif dan bijaksana.
d. Menjadi teladan.
e. Mengevaluasi diri sendiri.
f. Mengembangkan diri.
g. Religius.
2.2 Hirarki Tujuan Pendidikan dalam Mengajar
Dalam dunia pendidikan pun segala kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai suatu
tujuan yakni melakukan suatu perubahan-perubahan yang pasti kearah kemajuan, ke arah
perbaikan.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan karena akan membantu mempermudah guru
dalam mendesain program dan kegiatan pengajaran, memudahkan pengawasan dan penilaian
hasil belajar sesuai yang diharapkan dan memberikan pedoman bagi siswa dalam
menyelesaikan materi dan kegiatan belajar.
Hirarki tujuan pendidikan yang ditinjau dari luas jangkauan lembaga, maka dikenal
stratifikasi tujuan. Terdapat: Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan
Kurikuler dan Tujuan Instruksional.
2.3 Fungsi Kewibawaan Dalam Pendidikan
Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan harus berdasarkan perwujudan norma dalam
diri si pendidik. Bahwa fungsi kewibawaan dalam pendidikan adalah membuat si anak nilai-
nilai dan norma-norma hidup. Setiap macam kewibawaan terdapat suatu identifikasi sebagai
dasar yang artinya, dalam melakukan kewibawaan si pendidik mempersatukan dirinya dengan
yang dididik, juga sebaliknya. Dalam kaitan ini identifikasi mengandung arti si pendidik
mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan dan kebahagian si anak.

3
Kelompok 3
C. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak
Keluarga/orang tua berkewajiban untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan aman,
memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal di
kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini
mungkin. Hubungan antara orang tua dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif,
terdapat batas yang wajar antar usia, menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh
dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga performa di sekolah maupun
lingkungan masyarakat. Selain itu anak akan lebih terhindar dari halhal negatif seperti, depresi
dan penggunaan narkoba.
Lingkungan yang baik juga akan ikut berbangga hati jika terdapat anak sebagai generasi
penerus yang berkualitas dan mampu meninggikan martabat dan nama baik lingkungan sosial
dan bangsanya. Anak akan bisa berpikir baik dan buruk tergantung dari didikan atau binaan
keluarga, lingkungan terkecil, terdekat dan juga orang-orang yang paling didengar oleh anak-
anak.
1. Peran Ibu Kepada Anak sebagai berikut:
a. Peran ibu dalam keluarga dan kesehatan anak.
b. Memberikan ruang untuk anak berkembang dan menanamkan kepercayaan serta
keamanan.
c. Mempererat keharmonisan keluarga.
d. Menanamkan sikap kerja keras dan tanggung jawab.
2. Peran Ayah Kepada Anak sebagai berikut:
a. Partisipator atau pemecah masalah.
b. Teman bermain pada aspek perkembangan fisik pada anak.
c. Pembimbing prinsip.
3. Peran Saudara sebagai berikut:
a. Mengajari adik hal-hal yang tidak dia tahu.
b. Hadir di hari penting sang adik saat orang tua sibuk.
c. Membantunya menyelesaikan masalah.
d. Membantunya membangun rasa percaya diri.
3.1 Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Anak
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (peserta didik)
diantaranya lingkungan yang dapat mempengaruhi pendidikan pada anak sebagai berikut:
a. Pengaruh lingkungan keluarga yang paling berpeluang mempengaruhi peserta didik.
b. Pengaruh lingkungan sekolah merupakan lingkungan tempat peserta didik menyerap
nilai-nilai akademik termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman sekolah.
c. Pengaruh lingkungan masyarakat. Masyarakat yang baik akan membentuk pola peserta
didik yang baik pula. Sehingga peran masyarakat sangat besar pengaruhnya karena anak
tinggal lama dimasyarakat.

4
Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan satu sama lainnya. Terutama hubungan
orang tua dan anak-anaknya. Sudah kewajiban orang tua apapun kondisi anak, orang tua akan
selalu menjadi orang terdepan untuk melindungi anak, menyayangi dan mendidik anak untuk
menjadi pribadi yang baik. Dan tentu setiap orang tua menginginkan anak mereka menjadi
pribadi anak yang baik. Orang tua adalah orang pertama sebagai tempat berlindung, mendapat
pendidikan, dan kebutuhan lainnya. Ketika suatu saat anak tumbuh besar, kepribadiannya
akan berpotensi meniru cara didikan dari orang tua. Jika orang tua salah mendidik anak, anak
pun akan meng copy prilaku dari kedua orang tuanya.
Kelompok 4
D. Pendidikan Dalam Lingkungan Sekolah
Lingkungan pendidikan berupa lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas.
Lingkungan sekolah merupakan tempat seseorang siswa dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan
hidup baik didalam kelas maupun diluar kelas dengan mengikuti dan mentaati peraturan dan
sistematika pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
Lingkungan sekolah yaitu lingkungan sosial (guru & tenaga kependidikan, teman-teman
sekolah & budaya sekolah) dan lingkungan non sosial (kurikulum, program dan sarana
prasarana) dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan dukungan terhadap
pembentukan jiwa kewirausahaan dan pengembangan potensi kewirausahaan peserta didik.

4.1 Fungsi Lingkungan Sekolah


Menurut Musaheri fungsi lingkungan sekolah antara lain:
1. Meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat
melalui kegiatan pembelajaran.
2. Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu memperoleh pengetahuan atau
kemampuan-kemampuan akademik yang dibutuhkan dalam kehidupan, dapat
mengembangkan keterampilan peserta didikyang dibutuhkan dalam kehidupannya.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi lingkungan sekolah adalah membantu mengerjakan
serta menanamkan budi pekerti yang baik bagi siswa. Selain itu juga memberikan pendidikan
untuk kehidupan bermasyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah. Macam-
macam lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar siswa sebagai berikut:
1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar,
dan media belajar.
2. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temanya, guru-
gurunya, dan staf sekolah yang lain.
3. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, berbagai kegiatan kurikuler dan sebagainya.
Menurut Slameto “lingkungan sekolah yang memengaruhi belajar siswa antara lain sebagai
berikut:

5
1. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui didalam mengajar.
2. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
3. Relasi guru dengan siswa, proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
4. Relasi siswa dengan siswa, siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami
tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.
5. Disiplin sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga
dalam belajar.
6. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan
yang diajarkan itu.
7. Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu
dapat pagi hari, siang, sore/malam hari.
8. Standar pelajaran diatas ukuran, guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,
perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar.
9. Keadaan gedung, dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka
masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai didalam setiap
kelas.
10. Metode belajar, banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah.
11. Tugas rumah, waktu belajar terutama adalah disekolah, disamping untuk belajar waktu
dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lainnya.

4.2 Macam-macam Lingkungan Pendidikan


1. Lingkungan Keluarga. Dalam keluarga, orang tua mempunyai peran yang sangat
penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter dan kepribadian anak.
Semakin baik kualitas keluarga, maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dan
berkembang kepribadian dan karakternya yang berkualitas pula.
2. Lingkungan Perguruan/Sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah saat ini lebih
tepat mengedepankan fasilitasi kepada peserta didik dalam arti student center bukan
teacher center. Peran guru dalam memasilitasi peserta didik dapat dilakukan dengan
banyak cara, satu di antaranya adalah guru tidak lagi memberikan informasi secara
searah dalam bentuk ceramah.
3. Lingkungan Masyarakat. Dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan
manusia yang saling berinterkasi dalam suatu hubungan sosial. Anak dalam
pergaulannya di dalam masyarakat tentu banyak berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung misalnya anak bermain dengan teman-temannya di
luar rumah, sedangkan secara tidak langsung misalnya anak melihat kejadian-kejadian
yang dipertontonkan oleh masyarakat.
4.3 Kerjasama Sekolah Dan Keluarga
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk
pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama”
6
antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan
dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua
terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah.
Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama
antara keluarga dengan sekolah. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik
Memberi kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan mengobservasi
langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-
masalah yang dihadapinya dalam keluarga serta terjadi hubugan erat antara orang tua
dengan sekolah. Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada
orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah-
masalah yang sedang dialami anaknya (kalau anaknya bermasalah), dan sebagainya.
Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih
terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
2. Diundangnya Orang Tua ke Sekolah
Kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri
oleh orang tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang
ke sekolah. Kegiatan-kegiatan dimaksud umpamanya class meeting yang berisi
perlombaan-perlombaan yang mendemonstrasikan kebolehan anak dalam berbagai
bidang, pameran hasil kerajinan tangan anak, pemutaran film pendidikan, dan
sebagainya.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya
digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta konferensi ialah orang yang betul-
betul mau ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti
orang tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan para ahli yang ada
sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social worker dan sebagainya.
4. Badan Pembantu Sekolah
Badan pembantu sekolah ialah organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru.
Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi anatara
sekolah atau guru dengan orang tua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat antara Sekolah dan Keluarga
Surat-menyurat ini juga sebenarnya sangat baik bila dilakukan oleh orang tua kepada
guru atau langsung kepala sekolah / madrasah untuk memantau keadaan anak
didiknya di sekolah.
6. Adanya Daftar Nilai atau Raport
Raport biasanya diberikan setiap catur wulan kepada murid ini dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik,
atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran,
agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu
mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.

Anda mungkin juga menyukai