Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seorang guru dalam menjalankan tugas nya sebagai mendidik di sekolah
perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru
bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun di
samping itu ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, mengembangkan
watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak.
Berbagai permasalahan yang timbul dalam suatu pendidikan salah satunya
timbul dari mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri. Baik itu pendidik, sistem
ataupun peserta didik. Semua itu merupakan salah satu sistem fungsional yang
akan terus berjalan apabila salah satu dari ketiga itu tidak ada. mutu pendidikan
yang baik dapat mendorong terciptanya masyarakat yang berkualitas, kreatif dan
produktif. Salah satu cirinya ialah terciptanya proses pembelajaran yang baik pula.
(mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi). Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pedagogik merupakan ilmu yang mengaji bagaimana membimbing anak,
bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik
dalam mendidik anak, apa yang menjadi tujuan mendidik anak.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pedagogik?
2. Apa pengertian kompetensi pedagogik ?
3. Apa yang dimaksud dengan tujuan pedagogik ?
4. Apa yang dimaksud dengan aspek- aspek kompetensi pedagogik ?
5. Bagaimana pentingnya pendidikan ?
6. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan sebagai teori ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pedagogik
2. Untuk mengetahui pengertian kompetensi pedagogik
3. Untuk mengetahui tujuan pedagogik
4. Untuk mengetahui aspek – aspek kompetensi pedagogik
5. Untuk mengetagui pentingnya pendidikan
6. Untuk mengetahui pendidikan sebagai teori

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pedagogik


Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak, berasal dari
Bahasa Yunani “Paedos”yang berarti anak laki-laki dan “Agogos” yang berarti
mengantar, membimbing, jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak
laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaan nya mengantarkan anak
majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik ialah seseorang ahli
yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu.
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu
pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya
guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan
dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk
menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di
sekolah, melainkan tugas guru untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya
secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati
nurani atau kata hati anak, sehingga anak akan sensitif terhadap masalah-masalah
kemanusiaan, harkat derajat manusia, dan menghargai sesama manusia. Begitu
juga guru harus mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup
dimasyarakat sehingga anak mampu untuk menghadapi segala permasalahan
hidupnya.
1. Pendidikan dalam arti khusus
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (belanda) pedagogik adalah ilmu yang
mempelajarai masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia
kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya” jadi pedagogik
adalah ilmu untuk mendidik anak.
Menurut Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik. Pedagogik
diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran
bagaimana kita membimbing anak. Sedangkan istilah pedagogik berarti

3
pendidikan yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan
mendidik, kegiatan membimbing anak.
Pendidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang
terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam arti tanggung jawab keluarga.
Pendidikan adalah upaya bersama dalam kesatuan tri tunggal ayah-ibu-anak,
dimana terjadi pemanusiaan anak dan pembudayaan anak.

2. Pendidikan dalam arti luas


Pendidikan dalam arti luar merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat.
Menurut Henderson pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan
dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosail
merupakan bagian dari lingkungan masyarakat merupakan alat bagi manusia yang
terbaik dan inteligen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberpa prinsip
dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan :
Pertama : bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidikan
sudah mulai sejak manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai
tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat
mengembangkan dirinya. Bahwa pendidikan tidak identik dengan
persekolahan. Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kedua : bahwa tanggung jawab pendidik merupakan tanggung jawab
bersama semua manusia. Tanggung jawab orang tua, tanggung
jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
Ketiga : bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan,. Karena
dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan
kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia seluruhnya.

3. Mendidik, mengajar, melatih

4
Menurut Jean – Jacques Rousseau dalam closson (1999) mendidik
adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa kanak – kanak tetapi
dibutuhkan pada masa dewasa.
Menurut usman (1994) mengajar adalah membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar
merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.
Menurut sarief (2003) melatih pada hakekatnya adalah suatu proses
kegiatan untuk membantu orang lain (atlet) mempersiapkan diri dengan sebaik –
baiknya dalam usaha nya mencapai tujuan tertentu.

2.2 Kompetensi Pedagogik


Kompetensi pedagogik secara standar Nasional pendidikan, penjelasan
pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan
pelaksanaan pembelajara,, evaluasi hasil belajar, dan perkembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Selanjutnya menurut Undang – undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, “Kompotensi pedagogik adalah kemampuan guru dan dosen
mengelola proses pembelajaran peserta didik”
Menurut permendiknas Nomor 17 tahun 2007, kompotensi pedagogik
pada guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam
10 kompetensi inti seperti berikut ini :
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,spiritual,sosial,
kurtural,emosional dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampuh
4) Menyelenggarakan pelajaran yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.

5
6) Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik.
8) Menyelenggarakan dari hasil penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi pedagogik meliputi :


I. Pemahaman terhadap perserta didik, memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip – prinsip perkembangan kognitif, kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal – ajar awal peserta didik.
II. Perancangan pembelajaran, memahami landasan kependidikan
menerapkan teori belajar dan pembelajaran menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
dicapai, dan materi ajar serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
III. Pelaksanaan pembnelajaran dengan indikator, menata latar (setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
IV. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran dengan
indikator esensial merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar. Dan memanfaatkan hassil penilaian pembelajaran
untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
Sub komponen kompetensi dalam kompetensi pedagogik ada dua yaitu
sebagai berikut :
a) Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan meliputi :
1. Memahami landasan kependidikan
2. Memahami kebijakan kependidikan.

6
3. Memahami tingkat perkembangan siswa.
4. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi
pembelajaran.
5. Menerapkan kerjasama dengan pekerjaan.
6. Memanfaatkan kemajemuan iptek dalam pendidikan.
b) Sub komponen kompotensi pembelajaran, meliputi :
1. Menyusun rencana pembelajaran.
2. Melaksanakan pembelajaran
3. Menilai prestasi belajar peserta didik.
4. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta
didik.

2.3 Tujuan Pedagogik


Tujuan pedagogik adalah :
1. memanusiakan manusia menjadikan seorang dewasa demi kebahagiaan
dalam menjalani kehidupan.
2. agar anak dikemudian hari mampu memahami dan menjalani krhidupan
dan kelak dapat menghidupi diri sendiri, dapat hidup secara bermakna, dan
dapat turut memuliakan kehidupannya.
3. Membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta
keyakinan dan praktek – praktek yang mendominasi.
4. Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat.

2.4 Aspek – Aspek Kompetensi Pedagogik


Berkaitan dengan penilaian kinerja guru terdapat 7 aspek dan 45 indikator
yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini adalah aspek –
aspek kompetensi pedagogik. :
a) Menguasai karakteristik peserta didik
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait

7
dengan asspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang
sosial budaya.
 Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik.
 Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpatisifasi aktif dan kegiatan pembelajaran.
 Guru dapat mengatur kelas untuk kesempatan belajar yang sama pada semua
peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
 Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
utuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik yang
lain.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip pembelajaran peserta


didik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknis
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan kompetensi. Guru
mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait
keberhasilan pembelajaran,
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik,

8
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

2.5 Sejarah Perkembangan


A. Pengembangan Kurikulum
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru
mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik:
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan,
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

B. Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik


Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:

9
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan
penjelasan tentang jawaban yamg benar,
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu
yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk
dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan
secara produktif,
8. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan
aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya, dan

10
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk
tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.

C. Pengembangan Potensi Peserta Didik


Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,
kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka:
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐
masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing‐masing.
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran
dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi,
dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan
cara belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.

11
D. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon
yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan
menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan
untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan
mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada peserta didik.

E. Penilaian dan Evaluasi


Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis
penilaian dalam proses pembelajarannya:
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.

12
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing‐masing peserta didik untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya
untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

2.6 Pentingnya Ilmu Pendidikan


1. Manusia Memerlukan Bantuan
Tanpa usaha belajar dari pihak generasi muda dan usaha pendidikan dari
generasi dewasa, manusia tidak dapat mempertahankan dan mengembangkan
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tingklat yang lebih bermutu kehidupan
manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Pendidik Dalam Praktik
Anatara individu yang satu dengan yang lain ada hubungan pengaruh
mempengaruhi. Kita menemukan pada setiap manusia gejala suka meniru
(imitasi) perbuatan manusia lainnya. Dalam observasi mengenai pergaulan antara
manusia kita temukan ada gejala seperasaan. Jika anak sakit maka ibu merasakan
juga keadaan anak yang sakit. Pada ibu timbul rasa kasih sayang. Gejala yang
berhubungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Disebut
oleh Maks Scheler simpati yang secara etimologis terdiri atas dua kata yaitu
“sing” sama atau bersama, “pati” yang berarti perasaan. Proses identifikasi adalah

13
semacam keinginan meniru segala tingkah laku orang tuanya, dan sering sekali
berlangsung secara tidak sadr.
Dengan pendidikan dan dengan proses perkembangan masyarakat kita
akan menemukan suatau perubahan dalam cara dan kualitas kehidupan. Tidak ada
masyarakat yang bersifat statis, yang tidak mengalami perubahan. Upaya
pendidikan bukan saja terjadi atas sikap perbuatan dan seluruh kepribadian,
melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan sengaja dimanfaatkan oleh
pendidik, dalam praktik pendidikan yang kita gunakan, karena respon anak
tersebut merupakan umpan balik bagi tindakan – tindakan pendidikan selanjutnya.

2.7 Ilmu Pendidikan Sebagai Teori


1) Pentingnya teori pendidikan
Teori pendidikan dalam hal pedagogik perlu dipelajari secara akademik
khususnya dilembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang
mempersiapkan lulusannya untuk menjadi pendidik baik disekolah maupun diluar
sekolah.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan memberikan
beberapa manfaat :
a. Dapat menjadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
mana yang akan di capai.
b. Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan dalam praktik, karena
dengan memahami teori pendidikan seseorang akan mengetahui mana
yang boleh dan mana yang tidak boleh. Walau teori tersebut bukan suatu
resep.
c. Dapat dijadikan sebagi tolak ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.

2) Pendidikan dalam ruang mikro dan makro


Pendidikan yang dilakukan secara nasional dengan segala perangkat
aturannya seperti Undang – Undang sistem pendidikan Nasional, pendidikan

14
mencangkup pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Berlangsung
seumur hidup hal tersebut melakukan tinjauan pendidkan secara makro (besar)
Disamping kita mengkaji pendidikan secara luas, kita bisa mngekaji
pendidikan secara kecil, misalnya pendidikan dalam keluarga saja, pendidikan
disekolah (misalnya kita harus mengfokus mengkaji pendidikan di SD saja atau
SMP) hal tersebut merupakan salah satu kajian pendidikan dalam skala mikro
(kecil)
Pengelompokkan kajian secara mikro dan makro dapat dilihat dari dua
segi yaitu :
 Manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat
Anatar individu dan masyarakat bagi seorang manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, artinya idividu tidak mungkin berkembang dengan
sebaik - baiknya, bahkan individu tidak mungkin hidup tanpa bantu oleh dan
hidup bersama dengan orang lain. Suatu masyarakat tidak mungkin ada tanpa
adanya anggota – angoota atau individu – individu yang hdiup didalamnya. Sering
juga suatau masyarakat dapat maju karena jasa – jasa anggota tersebut.
 Tanggung jawab pendidikan
i. Tanggung jawab keluarga
Pendidikan mikro suatu pendidikan yang merupakan upaya
mendewasakan anak sepenuhnya merupakan tanggung jawab keluarga.
(sampai dengan SMA), pendidikan usia dini (Play Group, kelompok
bermain,) atau bentuk – bentuk lainnya. Merupakan pendidikan mikro
sebagai wakil keluarga dalam melaksanakan upaya pendidikan. Keluarga
yang paling bertanggung jawab secara moral, spiritual, dan fisik material.
ii. Tanggung jawab bersama
Pendidikan dalam arti luar merupakan tanggung jawab bersama dari
semua pihak, yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah sesuai dengan
Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 7 – pasal 11.

15
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu
pendidikan anak. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan
masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan kualitas
kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis, yang tidak mengalami
perubahan.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena akan memberi
beberapa manfaat:
1. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana
yang akan di capai.
2. Untuk menghindari atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam praktik, karena dengan memahami teori pendidikan,
seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan yang tidak boleh di
lakukan, walau teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
3. Dapat di jadikan sebagai tolak ukur, sampai di mana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/8369/5/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwijr9bQ-
4vhAhXw4nMBHXYsBSgQFjAAegQIBxAB&usg=AOvVaw0a73h1gK2keVk
KY6MxenQ2

http://aleachmad.blogspot.com/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-
tujuan.html?m=1

http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/kompetensi-pedagogik.html?
m=1

http://makalahs1.blogspot.com/2012/12/pendidikan-pedagogik.html?m=1

17
MAKALAH TENTANG PEDAGOGIK

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah


PROFESI KEPENDIDIKAN

Disusun oleh : Kelompok


1.
2.
3.
4.

Dosen Pengampu : Ety Suhertina M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BANI SALEH
2018
Major Matmuin Hasibuan No.68, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat 17113

18
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil alamin. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam,
sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya, thabi’in, thabiut dan yang
mengikutinya hingga hari pembalasan.
Berkat limpahan rahmat dan taufiknya kami bisa menyelesaikan tugas
penyusunan makalah ini yang berjudul “PEDAGOGIK” dan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Semester II.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi kami dan para
pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah di waktu yang
akan datang.

Bekasi, Maret 2019


Penulis

19i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pedagogik..................................................................3
2.2. Kompetensi Pedagogik................................................................5
2.3. Tujuan Pedagogik........................................................................7
2.4. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik..........................................7
2.5 Sejarah Perkembangan................................................................9
2.6 Pentingnya Ilmu Pendidikan........................................................13
2.7 Ilmu Pendidikan Sebagai Teori...................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

20
ii

Anda mungkin juga menyukai