Menurut UU no.14 Tahun 2005 Kompetensi yang wajib memiliki 4 kompetensi yaitu
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi
Sosial.
Pedagogik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendidik anak, membimbing anak
sesuai dengan perkembangannya.
1. PEDAGOGI
Pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi
dewasa dengan segala cirinya, maka 14 pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti
khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam
arti tanggung jawab keluarga.
a) pengertian pedagogi
Istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti
mengantar, membimbing atau memimpin. Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah
yang masing masing memiliki arti tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos,
pedagogos (paedagoog atau pedagogue), paedagogia, pedagogi (paedagogie), dan pedangogik
(paedagogik).
Menurut Sadulloh (2014, hlm. 1) tentang pengertian pedagogi sebagai berikut: Pedagogi
adalah ilmu yang membahas pendidikan anak, pedagogi merupakan teori pendidikan anak.
Pedagogi sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak (TK)
dan guru sekolah dasar (SD) karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa.
Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, mentransformasikan pengetahuan
kepada anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian
anak didiknya secara terpadu.
b) tujuan pedagogi
c) manfaat pedagogi
Adapun manfaat pedagogik menurut Kurniasih (2017 hlm 20) adalah sebagai berikut:
3. Membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-
praktek yang mendominasi.
4. Mengembangkan kepribadian siswa yang sehat. Berdasarkan uraian di atas bahwa manfaat
dari pedagogik yaitu menjadikan anak yang belum dewasa menjadi dewasa dengan hidup
mandiri dan hidup yang dapat bermakna.
Adapun indikator pedagogik menurut Kurniasih (2017, hlm. 98) menyatakan bahwa
kompetensi pedagogi adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi:
3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dan menggali perbedaan
potensi yang dimiliki peserta didik.
3) Mampu merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran sarana yang bisa
digunakan untuk mempermudah pencapaian kompetensi, dan lainnya.
Pengertian dari content knowledge menurut Rosyid (2016, hlm. 450) menyatakan
“Content Knowledge” mengarah kepada pengetahuan atau kekhususan disiplin ilmu atau
materi pelajaran. Content Knowledge ini berbeda di tiap tingkatannya (contoh perbedaan di
Sekolah Dasar dan Di Sekolah Menengah). Seorang guru diharapkan menguasai kemampuan ini
untuk mengajar”. Content Knowledge juga penting karena Kemampuan tersebut menentukan
cara kekhasan berpikir dari disiplin ilmu tertentu pada setiap kajiannya.
content knowledge adalah suatu pengetahuan kompetensi profesional guru dalam arti
guru harus memiliki pengetahuan baik dalam bidang akademik, teknologi, seni dan budaya yang
diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas.
Resbiantoro dalam ali (2018, hlm. 18) mengemukakan “komponen content knowledge
(CK) dibagi menjadi tiga sub komponen yaitu capaian pembelajaran, pengetahuan inti, dan
hakekat ilmu pengetahuan”.
(1) mengonstruksi pengetahuan (materi) baru melalui pengaitan dengan pengetahuan lama,
Menurut Nurkati dalam nyoman (2015 hlm 59) tujuan Pedagogical Content Knowledge
yaitu memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa, pengetahuan tersebut sama
pentingnya dengan pengetahuan tentang materi subjek yang digunakan sebagai pokok bahasan
dalam setiap proses belajar mengajar tanpa pedagogical content knowledge proses
transpormasi dalam upaya membangun pengetahuan siswa tidak dapat berjalan dengan baik.
Adapun komponen Pedagogical Content Knowledge menurut Park dan Oliver (2008,
hlm. 18) dalam Ali (2018, hlm. 23) mengutarakan enam komponen Pedagogical Content
Knowledge yaitu:
3) Knowledge of science curriculum. Dalam hal ini, yang paling penting bukanlah pada
pengetahuan akan kurikulumnya melainkan pada hubungan antara topik yang disajikan dalam
kurikulum dengan cara horizontal dan vertikal.
4. PEMAHAMAN MATERI
a. Konsep Pemahaman
pemahaman merupakan sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar,
pemahaman juga merupakan kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti
menafsirkan, menjelaskan atau meringkas aatau merangkum suatu pengertian kemampuan
macam ini lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya
dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran
yang dipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau memperhubungkannya dengan isi
pelajaran lainnya.
Pemahaman konsep terdiri dua kata pemahaman dan konsep. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Sadiman (2008 hlm 42) yang menyatakan bahwa Pemahaman atau comprehension dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Oleh sebab itu, belajar harus mengerti secara
makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan
siswa memahami suatu situasi.
Mulyasa (2005 hlm 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan
afektif yang dimiliki oleh individu. Sejalan dengan pendapat di atas, Rusman (2010 hlm139)
menyatakan bahwa pemahaman merupakan proses individu yang menerima dan memahami
informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang didapat melalui perhatian.
Depdiknas dalam Wardhani ( 2006 hlm 4) menyatakan bahwa ada beberapa indikator
yang menunjukkan suatu konsep pemahaman adalah:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep.
1. pemahaman menerjemahkan
(1) Kemampuan menerjemahkan suatu keputusan masalah atau penyususnan kata-kata abstrak
dari bahasa konkret secara teknis, dan merupakan “pernyataan masalah dalam kata-kata yang
telah dimiliki”.
(2) Kemampuan untuk menerjemahkan sesuatu bagian dari komunikasi yang panjang menjadi
lebih ringkas atau melalui istilah yang abstrak.
(3) Kemampuan menerjemahkan atau meringkas suatu proses berfikir, seperti prinsip umum
dengan memberi suatu ilustrasi atau contoh.
(3) Kemampuan itu untuk mempersiapkan presentasi grafis, dari suatu fenomena fisik
atau dari hal yang dapat diamati atau dicatat datanya dari suatu peristiwa.
(4) Kemampuan itu untuk membaca satu perencanaan gedung berdasarkan ilmu
arsitektur.
(1) Kemampuan untuk menerjemahkan pernyataan dalam bentuk yang tidak lazim
(kiasan, simbolisme, ironi, dalam pernyatan yang berlebihan) kedalam bahasa inggris yang
standar.
(2) Kemampuan untuk memahami makna, dari kata-kata tertentu seperti syair atau puisi
ditinjau dari sudut konteks bahasa.
(3) Kemampuan untuk menerjemahkan (dengan atau tanpa kamus) dari suatu prosa
atau puisi dalam bahasa asing kedalam bahasa inggris standar (Bloom, 1956, hlm. 90-93).
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pemahaman Menurut Djamarah (2013 hlm 126)
mengatakan sebagai berikut:
1) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai gagasan sasaran yang akan tercapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud
adalah pembuatan Tujuan Intruksional Khusus (TIK) yang mengacu pada Tujuan Intruksional
Umum (TIU). Tujuan instruksional umum mengharapkan peserta didik dapat meningkatkan
wawasan mengenai diri, tugas, siswa, serta memiliki kompetensi profesional yang tercermin
melalui penguasaan akademis.
Tujuan intruksional (TIK) ini dinilai sangat penting dalam proses belajar mengejar, dengan
alasan :
a) Membatasi tugas dan menghilangkan segala keburukan dan kesulitan di dalam pelajaran.
b) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat dalam menepatkan
kualitas dan efektifitas pengalaman belajar siswa.
c) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk keberhasilan belajar.
d) Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang diberikan sekaligus pedoman awal dalam
belajar
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik
disekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalan bidang profesinya. Didalam satu kelas
peserta didik satu berbeds dengan lainnya, untuk itu setiap individu berbeda pula keberhasilan
belajarnya. Peserta didik Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah
untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Merekaa memiliki latar belakang yang
berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti tersdiri
dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya.
3) Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru dan
dipengaruhi olehketerampilan guru dalam mengolah kelas.
4) Suasana evaluasi
Keadaan kelas yang aman, tenang, nyaman dan disiplin juga berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman peserta didik pada soal ujian yang mereka kerjakan. Mempengaruhi bagaimana
siswa memahami soal berarti mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar
siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi pula.