Anda di halaman 1dari 3

Nama: ZENITA DIVIA PITALOKA

Npm: 22610004

1. Salah satu sifat hakikat manusia adalah kemampuan untuk menyadari dirinya sendiri.
Jelaskanlah maksudnya dan bagaimana penerapan sifat ini dalam pelaksanaan pendidikan
Jawab :
Kemampuan Menyadari Diri
Kaum Rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang
dimiliki oleh manusia maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau
karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku
yang lain (ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya. Bahkan bukan hanya
membedakan, lebih dari itu manusia dapat membuat jarak (distansi) dengan lingkungannya, baik
yang berupa pribadi maupun non pribadi/benda. Orang lain merupakan pribadi-pribadi di
sekitar, adapun pohon, batu, cuaca dan sebagainya merupakan lingkungan non pribadi.
Kemampuan membuat jarak dengan lingkungannya berarah ganda, yaitu arah ke luar dan ke
dalam.
 Pandangan arah ke dalam, akan memberi status lingkungan sebagai subyek berhadapan
dengan aku sebagai obyek. (Penting untuk pengembangan sosial)
 Pandangan arah keluar, memandang lingkungan sebagai obyek, aku sebagai obyek yang
memanipulasikan lingkungan untuk aku, berpuncak pada egoisme. (Penting untuk
pengembangan individualitet)

Cara penerapan sifat ini dalam pelaksanaan pendidikan sekarang ini yakni pendidik harus
menciptakan suasana pendidikan yang kondusif, yang menyenangkan, yang merangsang rasa
ingin tahu yang lebih kuat, memungkinkan peserta didik merasa bergairah, memiliki percaya diri
yang positif dan dapat mengembangkan kreativitasnya secara optimal sehingga hal itu akan
membantu peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya atau menemukan dirinya
sendiri.

2. Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan 4 dimensi kemanusiaan. Jelaskanlah


bagaimana pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi
tersebut !
Jawab :
Pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan pengembangan keempat dimensi kemanusiaan
adalah pendidikan yang diberikan harus dapat mengembangkan keempat dimensi kemanusiaan
itu secara seimbang. Potensi jasmaniah dan rohaniah manusia harus mendapatkan pelayanan
yang seimbang. Pengembangan potensi individual peserta didik janganlah sampai mengabaikan
dimensi kehidupan sebagai makhluk sosial sebab jika salah satu dimensi kehidupan manusia
terabaikan dalam proses pengembangannya maka akan menimbulkan masalah baik dalam
kehidupan manusia secara individual maupun sosial, baik dalam kehidupannya secara horizontal
maupun vertikal.
3. Guru (pendidik) merupakan unsur yang sangat penting dan strategis dalam bidang pendidikan.
Jelaskanlah pandangan saudara dan kaitannya dengan proses dan kondisi pendidikan saat ini
dan masa datang !
Jawab :
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Yang paling penting dalam hal ini adalah faktor guru. Sebab secanggih apa pun suatu kurikulum
dan sehebat apa pun sistem pendidikan, tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kompetensi
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kompetensi
merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri
seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun
tidak akan optimal.
Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar
mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya.
Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat
dalam suatu proses belajar mengajar sebab tidak ada satu pun usaha untuk memperbaiki mutu
proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi.

4. Arah perkembangan manusia di kemukakan oleh 4 aliran konvensional. Jelaskanlah pandangan


masing-masing ke-4 aliran tersebut terhadap pendidikan!
Jawab :
 Aliran Empirisme, perkembangan seseorang tergantung seratus persen pada pengaruh
lingkungan atau pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya,
pendidikan memegang peranan utama dalam membentuk anak didik menjadi apa yang
diinginkannya. Misalnya, ahli patung yang memahat patung dari kayu, batu, atau bahan
lainnya menurut sesuka hatinya.
 Aliran nativisme, pendidikan itu membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan
pembawaannya sejak lahir. Lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak
akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan, dan pendidikan tidak berpengaruh
sama sekali terhadap perkembangan seseorang. Misalnya, orang tua yang menginginkan
anaknya menjadi pelukis dan mempersiapkan alat-alat untuk melukis dan mendatangkan
guru untuk mengajar melukis, tetapi gagal karena dalam diri anak tidak ada bakat melukis.
 Aliran Naturalisme, aliran ini meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena
dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Pada aliran ini, pendidikan seseorang
dikembalikan kepada alam agar pembawaan seseorang yang baik itu tidak dirusak oleh
pendidik atau berkembang secara spontan, sehingga pendidikan hendaklah dimulai dengan
mempelajari perkembangan anak. Misalnya, untuk membimbing tingkah laku anak, buku
tidak diperlukan, yang penting adalah pengembangan alam atau lingkungan dan berbagai
peristiwa yang terjadi di dalamnya.
 Aliran Konvergensi, aliran ini mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang
berlawanan di atas diantara nativisme dan empirisme. Perkembangan seseorang tergantung
kepada pembawaan dan lingkungannya karena keduanya mempengaruhi perkembangan
seseorang. Oleh karena itu, pendidik hendaknya menciptakan suatu lingkungan yang tepat
dan cukup kaya atau beraneka ragam, agar pembawaan dapat berkembang semaksimal
mungkin. Misalnya, pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara, melalui situasi
lingkungan anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu.

5. Kemukakanlah pandangan saudara tentang konsep pendidikan yang paling mendasar untuk
diterapkan di Indonesia sampai saat ini yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara!
Jawab :
 Sistem Among, Tutwuri Handayani
Kata among itu sendiri berasal dari bahasa Jawa, mempunyai makna seseorang yang
bertugas ngemong dan jiwanya penuh pengabdian. Sistem among sudah dikenal cukup lama
di lingkungan Tamansiswa. Sistem among merupakan suatu cara mendidik yang diterapkan
dengan maksud mewajibkan kodrat alam anak-anak didiknya. Cara mendidik yang harus
diterapkan adalah menyokong atau memberi tuntunan dan menyokong anak-anak tumbuh
dan berkembang atas kodratnya sendiri. Sistem among ini meletakkan pendidikan sebagai
alat dan syarat untuk anak-anak hidup sendiri dan berguna bagi masyarakat. Tiap-tiap guru,
dalam pola pikir Ki Hajar Dewantara adalah abdi sang anak, abdi murid, bukan penguasa atas
jiwa anak-anak (Sudarto, 2008).
Di lingkungan Tamansiswa sebutan guru tidak digunakan dan diganti dengan sebutan
pamong. Hubungan antara pamong dan siswa, harus dilandasi cinta kasih, saling percaya,
jauh dari sifat otoriter dan situasi yang memanjakan. Dalam konsep ini, siswa bukan hanya
objek, tetapi juga dalam kurun waktu yang bersamaan sekaligus menjadi subjek. Ki Hadjar
Dewantara menjadikan tutwuri handayani sebagai semboyan metode among. Sudarto
(2008) mengutip pendapat Ki Soeratman yang menyatakan bahwa sikap tutwuri merupakan
perilaku pamong yang sifatnya memberi kebebasan kepada siswa untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan hasrat dan kehendaknya, sepanjang hal itu masih sesuai dengan norma-
norma yang wajar dan tidak merugikan siapa pun
Jadi, tutwuri memberi kebebasan pada siswa untuk berbuat sekehendak hatinya, namun jika
kebebasan itu akan menimbulkan kerugian, pamong harus memberi peringatan. Handayani
merupakan sikap yang harus ditaat oleh siswa hingga menimbulkan ketertundukan. Dengan
demikian, sebagai subjek siswa memiliki kebebasan, sebagai objek siswa memiliki
ketertundukan sebagai kewajibannya.

 Tringa, Ngerti-Ngrasa-Ngalokoni
Ki Hadjar mengartikan pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta
jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan
anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Salah satu nilai luhur bangsa Indonesia
yang merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan yakni
tringa yang meliputi ngerti, ngrasa, dan nglakoni . Ki Hadjar mengingatkan, bahwa
terhadap segala ajaran hidup, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian,
kesadaran dan kesungguhan pelaksanaannya. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau
tidak merasakan menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak
memperjuangkannya.

Anda mungkin juga menyukai