Anda di halaman 1dari 3

Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri

dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik,
mental, intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerl
ukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki
peserta didik, kiranya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui prose
s pendidikan.
Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan, oknum (Siti Hartinah : 2008). Manusia diciptakan s
ebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan. Tidak a
da satu pun manusia yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak ada manu
sia yang hanya memiliki sisi negatif. Keinginan untuk menjadi diri sendiri itu a
da pada setiap manusia. Maka setiap peserta didik yang berada dalam ikatan pendi
dikan dengan pendidiknya, adalah mereka yang kebebasannya ingin menjadi diri send
iri .
Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah menemp
atkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pend
idikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk ind
ividu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhl
uk Tuhan dengan menempatkan hidupnya didunia sebagai persiapan kehidupannya diak
hirat. Dalam kegiatan kependidikan, sasaran yang kita harapkan akan menjadi oran
g dewasa adalah peserta didik, mereka menjadi tumpuan harapan agar menjadi manus
i yang utuh, manusia bersusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi kehidupan, b
aik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan
sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan ber
sekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidi
kan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar set
iap saat.
Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi terten
tu dengan bantuan pendidik (guru), ia mengembangkan potensinya tersebut secara o
ptimal . Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti
pendidikan dilihat dari tatanan makro. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sist
em pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha me
ngembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, j
enjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dar
i seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan
dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diser
ahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006)
Peserta didik menunjukkan seseorang manusia yang belum dewasa yang akan dibimbi
ng oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Peserta didik adalah komponen masuk
an dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, s
ehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasiona
l.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik
adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan pote
nsi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang t
ersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik d
alam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya
lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.
Hakekat pendidik
Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.Pengert
ian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dal
am bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam
adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi
peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata pendidik dapat di artika
n sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan
atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi me

ncapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk


sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dal
am undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan BAB XI pasal 39 a
yat 2 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas meren
canakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaku
kan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyaraka
t, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus
menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetah
uan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan
tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pema
haman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubah
an yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkun
gan. Hubungan belajar dengan perubahan tingkah laku terhadap suatu situasi terte
ntu yang berulang-ulang dalam suatu situasi. Dari pengertian tersebut maka dapat
diartikan bahwa hakekat belajar adalah perubahan dan meningkatnya kualitas dan
kuantitas tingkah laku seseorang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus m
enerus.
Wawasan Kependidikan
Pendidikan berusaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada taraf terten
tu.Untuk itu dibutuhkan tekhnologi yang sesuai.Seorang guru dituntut untuk pengu
asaan terhadap berbagai kemampuan sebagai guru yang professional terhadap bidang
nya.Dalam perkembangan yang demikian, ada kecendrungan bahwa guru lebih mementin
gkan hal-hal yang bersifat tekhnis mekanis belaka, seperti teknik perumusan tuju
an pengajaran, teknik penyusunan satuan pelajaran, dan teknik evaluasi.
Kecendrungan seperti ini menghasilkan hal-hal yang lebih prinsipil yang merupaka
n misi dari pendidikan itu sendiri, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan meng
embangkan dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Proses pendidikan cender
ung menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada domestikasi (penjinakan)
. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya sekedar menjalankan
proses belajar mengajar secara tekhnis mekanis menurut ketentuan yang ada, tetap
i seorang guru adalah seorang yang melaksanakan suatu tugas dan memiliki tanggun
g jjawab atas tugas tersebut, dan terganntung pada sikap dan pandangannnya secar
a pribadi terhadap tugas yang dihadapinya. Dengan kata lain tergantung pada wawa
san kependidikan yang dimilikinya.
Wawasan kependidikan guru pada hakikatnya menunjuk pada cara seorang guru meliha
t dirinya sendiri dan tugas-tugasnya itu bersumber pada pandangan hidup yang dim
iliki olehnya. Dari pernyataan diatas, wawasan kependidikan seorang guru yaitu b
agaimana ia melihat hakikat dirinya dan tugas-tugasnya,tergantung pada pandangan
nya terhadap teos, kosmos dan antropos.
Wawasan pendidikan adalah wawasan yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam memusa
tkan perhatiannya kepada hal-hal yang berkenaan dengan memandang serta cara bers
ikap yang lebih umum yang dimiliki setiap guru di dalam menghadapi tugas-tugasny
a dalam arti yang lebih mendasar, yaitu seperti wawasan dalam hal belajar mengaj
ar.
Pentingnya wawasan pendidikan bagi calon guru yaitu akan memberikan asumsi-asums
i atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk menjadi landasan untuk se
tiap calon guru dalam memandang, menyikapi, serta melaksanakan tugasnya. Dengan
kata lain setiap guru harus melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan konteks kep
endidikan. Sehingga muncul harapan apapun yang dilakukan guru dapat dipertanggun
g jawabkan secara profesional khususnya di lingkungan masyarakat.
Konsepsi hakikat manusia adalah sebagai suatu objek yang dapat dibentuk sesuka h
ati atau yang menekankan kebaikan hakiki manusia. Di negara kita, Indonesia tela
h dikenal konsepsi manusia yang dipergunakan adalah penghayatan dan pengamalan n
ilai-nilai Pancasila yang menyoroti kaitan fungsional individu dengan sosial mas
yarakat. Pada hakikatnya manusia memiliki potensi baik, namuan semua itu tergant
ung dari faktor lingkungannya.
Seorang guru harus memahami hakikat pendidikan karena seorang guru harus mampu m

elihat pendidikan sebagai suatu proses sekaliagus sebagai tujuan. Asumsi dasar y
ang memandang pendidikan sebagai suatu kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk
mencapai perwujudan manusia sutuhnya di lingkungan masyarakat. Sehingga dengan
demikian, guru mampu menjalankan tugas dan peranannya dalam mendidik manusia men
jadi manusia yang seutuhnya atau memanusiakan manusia secara profesional dan ber
tanggung jawab.
Didalam proses belajar terjadi proses mengajar karena usaha untuk mencapai tujua
n belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang le
bih kondusif, hal ini berkaitan dengan mengajar karena mengajar adalah sebuah us
aha penciptaan sistem lingkungan yang menungkinkan terjadinya proses belajar.
Dalam proses belajar mengajar guru harus merangsang siswa sedemikian rupa, agar
:
a.
siswa mampu mengeluarkan kemampuannya
b.
pengetahuan yang diberikan oleh guru mampu diserap oleh siswa
c.
sikap siswa dapat tercermin sesuai dengan harapan
d.
siswa mampu mengeksplor bakatnya secara optimal
e.
siswa mampu memahami pelajaran dan mampu memecahkan masalah pelajaran d
engan menggunakan pemikirannya
f.
siswa mampu mengeluarkan pendapat atau memperlihatkan pemikirannya

2.
Kemukakan salah satu masalah aktual pendidikan di Indonesia sebagai akib
at dari implementasi Undang-Undang. Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, ata
u peraturan lainnya (terutama yang berkaitan dengan rnanajemen pendidikan).
a.
Lakukan analisis terhadap masalah tersebut?
b.
Bagaimana solusi yang dilakukan agar memberi urunan yang nyata terhadap
pencapaian mutu proses dan mutu output pendidikan?
3.
Era kesejagatan atau sering disebut dengan era global akan membawa dampa
k terhadap semua aspek kehidupan termasuk pendidikan.
a.
Identifikasi dampak globalisasi terhadap sistem pendidikan (dampak posit
if dan negatif) ?
b.
Bagaimana upaya yang perlu dilakukan satuan pendidikan (sekolah) agar da
mpak positif yang sudara sebut dapat menunjang peningkatan mutu pembelajaran?
4.
Standar kompetensi lulusan domain sikap pada kurikulum 2013 adalah perrb
entukan pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri. dan bertanggung jaw
ab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar sert
a dunia dan peradabannya. Standar kompetensi lulusan yang demikian rnenandakan b
ahwa pengembangan karakter peserta didik merupakan hal yang sangat penting.
a.
Mengapa penanaman karakter peserta didik harus rnenjadi muatan penting d
alam pendidikan di sekolah ?
b.
Bagaimana cara menanamkan karakter kepada peserta didik di lingkungan se
kolah?
5.
Tiga hal yang menirnbulkan perubahan kebudayaan yaitu: (a) originasi ata
u penemuan baru, (b) difersi atau percampuran budaya baru dengan budaya lama, da
n (c) reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan keadaan zaman
.
a.
Kemukakan pandangan saudara tentang peran pendidikan delete mengembangka
n kebudayaan melalui ketiga hal tersebut ?
b.
Bagaimana pendekatan dan strategi yang perlu dilakukan agar landasan kul
tural dapat memperkokoh sistem pendidikan Indonesia sehingga output pendidikan m
emiliki daya saing global.

Anda mungkin juga menyukai