Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pengembangan Kurikulum IPS Terpadu

Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Sri Pawiti, M.Pd.

Disusun oleh:
Purwaningsih
NIM.11255140036

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM PASASARJANA
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-
fungsi manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk
mempersiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang
diperoleh dari dalam maupun luar lembaga pendidikan, maka kurikulum
hendaknya melalui fungsi perencanaan yang matang serta  sistematis dan
terpadu, pengorganisasian yang baik, diimplementasikan di lapangan, dan
diawasi  pelaksanaannya.
Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk
mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang
diperoleh dari dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara
sistematis dan terpadu. Untuk mengembangkan suatu rencana seseorang harus
mengacu ke masa depan. Perencanaan ini memberikan pengaruh dalam
menentukan pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat
tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir,
menyusun atau menetapkan prioritas dan urutan strategi, menetapkan
prosedur kerja dengan metode yang baru, serta mengembangkan kebijakan-
kebijakan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus.
Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan
tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat bahwa perencanaan
kurikulum adalah merupakan suatu awal dari kegiatan pengembangan
kurikulum yang sangat penting. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
mengenai prinsip-prinsip yang akan mendasari pelaksanaan perencanaan
kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan prinsip?
2. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?
4. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini disusun untuk menemukan jawaban mengenai:
1. Pengertian prinsip
2. Pengertian perencanaan
3. Pengertian kurikulum
4. Perencanaan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip
Menurut KBBI (2002: 896), prinsip adalah kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir dan bertindak.
Dalam http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html
(2011: diakses tanggal 12 Mei 2012) terdapat beberapa pengertian prinsip
yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Pengertian prinsip tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Russel Swanburg
Prinsip adalah kebenaran yang mendasar, hukum atau doktrin yang
mendasari gagasan
2. Toto Asmara
Prinsip adalah hal yang secara fundamental menjadi martabat diri atau
dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling hakiki dari harga diri
3. Udo Yamin Efendi Majdi
Prinsip adalah pedoman berprilaku yang terbukti mempunyai nilai yang
langgeng dan permanen
4. Ahmad Jauhar Tauhid
Prinsip adalah pandangan yang menjadi panduan bagi perilaku manusia
yang telah terbukti dan bertahan sekian lama
5. Herry Tjahjono
Prinsip adalah hukum alam dan sudah jadi kebenaran hakiki
 
B. Pengertian Perencanaan
Menurut KBBI (2002) yang dimaksud dengan rencana adalah
rancangan (rangka sesuatu yang akan dikerjakan). Sedangkan perencanaan
adalah proses, cara, perbuatan, merencanakan atau mencanangkan.
Menurut Hamzah B.Uno (2006) perencanaan adalah menyeleksi dan
menggabungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang
akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan
adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana
seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan
tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is
to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a
course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud
dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa
(what) siapa (Who) kapan (When) dimana (Where) mengapa (Why) dan
bagaimana (How) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan
pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-
program yang dilakukan.
(http://zzzfadhlan.wordpress.com/2010/11/05/beberapa-pengertian-planning-
perencanaan -dalam-organisasi/, 2010: diakses tanggal 25 April 2012)

C. Pengertian Kurikulum
Menurut KBBI (2002: 617) kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
yang diajarkan pada lembaga pendidikan atau perangkat mata kuliah
mengenai bidang keahlian khusus.
Menurut J. Galen Saylor dalam Nasution (2008:4), Curriculum is the
sum total of school efforts to influence learning, whether in the classroom, on
the playground, or out of school.
Menurut Nasution (2008) kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Sementara Smith dan
kawan-kawan memandang kurikulum sebagai pengalaman yang secara
potensial dapat diberikan kepada anak.
Kurikulum menurut Sistem Pendidikan Nasional adalah merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengnai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
mengajar. (Oemar Hamalik, 2008: 66)
Kurikulum menurut Oemar Hamalik (2008:65) adalah program
pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) baagi siswa
dimana dari berbagai program tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan
belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, 2011: diakses tanggal 25 April
2012)

D. Perencanaan Kurikulum
1. Pengertian Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum memiliki berbagai definisi. Menurut
Saidiharjo (2008), perencanaan kurikulum adalah sebuah proses di mana
para perencana mengambil bagian pada berbagai level pembuat keputusan
mengenai tujuan pembelajaran yang seharusnya, bagaimana tujuan dapat
direalisasikan melalui proses belajar-mengajar, dan apakah tujuan tersebut
memang tepat dan efektif.
Curriculum planning is the process of gathering, sorting, selecting,
balancing and synthesizing relevant information from many sources in
order to design those experiences that will assist learners in attaining the
goals of the curriculum. (Hass, 1987:6)
2. Substansi Perencanaan Kurikulum
Adapun substansi perencanaan kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Upaya membantu anak didik untuk memperoleh pengalaman secara
maksimal.
b. Melibatkan banyak pihak, dan dilakukan dalam berbagai tingkat atau
hierarki vertikal maupun horisontal.
c. Dalam proses harus mengkaji banyak aspek dan persoalan, utamanya
untuk mengoptimalkan isi dan proses belajar mengajar.
d. Merupakan proses yang berkesinambungan, bukan usaha yang
selesai dalam sekali tindakan.
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prinsip-prinsip%20
perencanaan
%20kurikulum&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A
%2F%2Fthinusyel.files.wordpress.com%2F2011%2F04%, 2011: diakses
25 April 2012)
3. Azas-azas Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan azas-azas sebagai
berikut:
a. Objektivitas
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
berdasarkan tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata
sesuai dengan kebutuhan.
b. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua
disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan
internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian.
c. Manfaat
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan
dan keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan
keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis
dalam penyelenggaraan pendidikan.
d. Efisiensi dan Efektivitas
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana,
tenaga, dan waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
e. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik,
kemampuan tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan
perubahan/perkembangan masyarakat.
f. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis
bidang studi, sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan
program yang akan dilaksanakan.
g. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para
pemakainya yang membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan
metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.
h. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan
dengan tahapan, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
i. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis
satuan pendidikan, sejak dari pusat sampai daerah.
j. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang
bermutu, sehingga turut meningkatkan mutu proses belajar dan
kualitas lulusan secara keseluruhan.
(http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/manajemen-perencanaan-
pengembangan.html, 2011: diakses 25 April 2012)
4. Prinsip-Prinsip Perencanaan Kurikulum
Menurut Saidiharjo (2004) untuk menghasilkan suatu kurikulum
yang baik, maka dalam proses perencanaan kurikulum sebaiknya
memperhatikan beberapa prinsip berikut:
a. Perencanaan kurikulum harus memperhatikan pengalaman siswa
(concerned with the experience of learner)
Perencanaan kurikulum adalah suatu kegiatan kompleks yang
mencakup berbagai kegiatan dalam kelas, gagasan dari berbagai
disiplin dan kelompok siswa. Perencanaan kurikulum harus
memperhatikan pengalaman siswa, hal ini dimaksudkan agar
kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar dapat tertampung dengan
baik. Sehingga diharapkan siswa mampu untuk belajar dengan
maksimal.
b. Perencanaan kurikulum mencakup proses dan isi (involes about
content and process)
Dalam perencanaan kurikulum, ada hubungan timbal balik antara isi
dan penekanan proses.
c. Perencanaan kurikulum meliputi berbagai persoalan dan topik
(involves about variety of issues and topics)
Dalam fokus perencanaan kurikulum, dibahas bermaam-macam
komponen dan berbagai situasi proses belajar-mengajar.
d. Perencanaan kurikulum melibatkan berbagai macam kelompok
masyarakat (involves many groups)
Kurikulum dan pendidikan bukanlah merupakan tanggung-jawab
satu kelompok saja. Dibutuhkan kontribusi dan partisipasi sejumlah
kelompok sehingga keberadaan kurikulum menjadi lebih kaya dan
bermanfaat. Persepsi tentang kurikulum dari berbagai kelompok
terwakili dalam perencaaan kurikulum, termasuk guru,
penyelenggara sekolah, koordinator kurikulum, kepala sekolah,
komite pendidikan, dan sebagainya.
e. Perencanaan kurikulum meliputi berbagai level atau tingkatan (takes
place at many levels)
Perencanaan kurikulum memungkinkan pelajar mencapai tujuan
pendidikan nasional. Akhirnya bermacam-macam tingkat
perencanaan kurikulum tersedia, artinya beberapa kelompok
mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses. Oleh
karena itu, perencanaan kurikulum meliputi beberapa level.
Level perencanaan kurikulum tersebut diantaranya adalah:
a) Nasional (at the National Level)
b) Provinsi (at the State Level)
c) Kota/kab (System-wide Level)
d) Sekolah (at the Building Level)
e) Kelompok kerja guru (at the Teacher Team Level)
f) Individu guru (by the Individual Teacher)
g) Tingkat kelas (at the Classroom Level)
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prinsip-prinsip%20
perencanaan
%20kurikulumsource=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A
%2F%2Fthinusyel.files.wordpress.com%2F2011%2F04, 2011:
diakses 25 April 2012)
f. Perencanaan kurikulum merupakan suatu proses berkelanjutan
(continuous process).
Ketika para peserta didik masuk dalam suatu fase, secara alami
mereka berusaha menyelesaikan suatu fase untuk masuk menuju suatu
fase berikutnya. Ketika sebuah keputusan tidak dievaluasi atau
evaluasi yang sudah dilakukan tidak menjadi rujukan pada suatu
program pengembangan, maka dapat dikatakan bahwa suatu proses
akan terhenti. Sedangkan perencaan kurikulum adalah merupakan
sebuah proses yang berkelanjutan agar keberlanjutan dunia pendidikan
menjadi dinamis dan lancar.
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan
manajemen perencanaan kurikulum, yaitu:
a. Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu
memicu pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang
potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
b. Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang
langsung bekerja sama dengan siswa.
c. Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-
prinsip belajar dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan
belajar di sekolah.
d. Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan
pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan
pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of
pupils).
e. Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan
pengalaman belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-
kegiatan di dalam dan di luar sekolah.
f. Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman
belajar yang kontinyu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari
sejak awal sungguh mampu memberikan pengalaman.
g. Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu
membantu pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan
pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai
dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
h. Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan
acceptable (dapat diterima dengan baik).
(http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/manajemen-perencanaan-
pengembangan.html, 2011: diakses 25 April 2012)
Konsekuensi logis dari pemahaman kurikulum dalam arti luas adalah
guru perlu mengembangkan silabus dan RPP yang bersumber pada kurikulum
dalam arti produk ke dalam tujuan, program, dan pengalaman belajar peserta
didik yang nilai aktual sesuai dengan perkembangan masyarakat global.
Oleh karena itu sekolah juga dapat dan perlu direkayasa sebagai
kurikulum pembelajaran IPS. Dengan demikian peserta didik akan
memperoleh pengalaman belajar yang tidak hanya tekstual tetapi juga bersifat
kontekstual kontemporer.
Seorang guru Pendidkan IPS yang mampu menjabarkan kurikulum ke
dalam silabus dan RPP berarti telah terlibat dalam kegiatan perencanaan
kurikulum pada level yang amat spesifik, yaitu tingkat kelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip adalah pedoman yang benar yang digunakan sebagai dasar
berpikir dan bertindak. Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada
sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang
bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi
sumber daya.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. perencanaan kurikulum adalah sebuah proses di
mana para perencana mengambil bagian pada berbagai level pembuat
keputusan mengenai tujuan pembelajaran yang seharusnya, bagaimana tujuan
dapat direalisasikan melalui proses belajar-mengajar, dan apakah tujuan
tersebut memang tepat dan efektif.
Perencanaan kurikulum harus memenuhi beberapa prinsip diantaranya
adalah memperhatikan pengalaman siswa, mencakup proses dan isi, meliputi
berbagai topi, melibatkan seluruh komponen masyarakat, mencakup semua
level dan terus dikembangkan secara berkelanjutan.
Mengingat pentingnya perencanaan kurikulum, maka seluruh prinsip-
prinsip perencanaan kurikulum diatas harus dipenuhi demi terbentuknya
sebuah kurikulum yang baik dan sesuai dengan kebutuhan riil perkembangan
jaman.

B. Saran
Perencanaan kurikulum yang sudah ada hendaknya mampu dirumuskan
berdasarkan prinsip-prinsip serta asas-asas yang ada, sehingga akan mampu
tercipta kurikulum yang benar-benaar sesuai dengan kebutuhan dan mampu
menjawab perkembangan serta kebutuhan jaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B.Uno. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hass, Glenn. (1987). Curriculum Planning: A New Approach. (Fifth Edition).


Boston: Allyn and Bacon.

S.Nasution. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

_________. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. KBBI, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.

http://zzzfadhlan.wordpress.com/2010/11/05/beberapa-pengertian-planning-
perencanaan -dalam-organisasi/, 2010: diakses tanggal 25 April 2012)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum, 2011: diakses tanggal 25 April 2012)

(http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/manajemen-perencanaan-
pengembangan.html, 2011: diakses 25 April 2012)

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html (2011: diakses


tanggal 12 Mei 2012)

(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prinsip-prinsip%20perencanaan
%20kurikulum source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F
%2Fthinusyel.files.wordpress.com%2F2011%2F04%, 2011: diakses 25 April
2012)
LAMPIRAN:
HANDOUT SLIDE PRESENTASI

Anda mungkin juga menyukai