Oleh :
JUPRANI, S.Pd
SDN CINANGKA 3
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CINANGKA KABUPATEN SERANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan.
Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itulah,
belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan
demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk
dipelajari oleh siswa.
Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat formal, disengaja
direncanakan dengan bimbingan guru dan bentuk pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai dan
dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan yang harus dipelajari,
dipersiapkan juga metode pembelajaran yang sesuai dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa.
Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi
pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bola voli yang
diantaranya adalah dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis,
kesehatan dan kemampun jasmani. Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan
karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Menurut Herry Koesyanto (2003:10), belajar adalah berusaha atau berlatih agar
mendapatkan kepandaian. Arti belajar dasar bermain bola voli tak lain adalah berlatih teknik
dasar bola voli agar terampil dalam bermain bola voli. Adapun teknik dasar bola voli yang dapat
dipelajari diantaranya adalah teknik dasar servis, pas (passing), umpan (set-uper), smash, dan
bendungan (block).
Servis merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli. Pada mulanya servis
hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut
taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu berhasil diraih
kemenangan (M. Yunus, 1992:68-69). Pendapat serupa juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9),
bahwa mulanya servis hanya dPenjas ndang sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar
bola untuk memulai permainan. Tetapi servis kemudian berkembangan menjadi suatu senjata
yang ampuh untuk menyerang. Servis harus dilakukan dengan baik dan sempurna oleh semua
pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan pertambahan angka dari lawan dan uniknya
lagi setiap pemain harus melakukan servis ini. Demikian pentingnya kedudukan servis dalam
permainan bola voli, akan teknik dasar servis harus dikuasai dengan baik. Oleh karena itu servis
harus keras dan terarah dengan tujuan agar tidak mudah diterima oleh lawan yang berarti pihak
pemegang servis mendapatkan agka.
Servis ada bermacan-macam, di mana masing-masing memiliki nama, sifat dan teknik
sendiri-sendiri. Menurut Suharno HP. (1979:12), ada dua macam pukulan servis yang di kenal
dan sering dimainkan yaitu servis tangan bahwan dan servis tangan atas. Servis atas adalah servis
yang sering digunakan oleh pemain pemula, karena servis ini merupakan servis yang sangat
sederhana dan mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak
terlalu besar (M. Yunus, 1992:69). Jadi servis ini sesuai diajarkan terutama untuk pemain yang
masih dalam taraf belajar/berlatih seperti anak sekolah.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sedang belajar servis
akan memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan servis bola voli yaitu pendekatan drill dan bermain. Dari kedua
pendekatan pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan
belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar
servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas V SDN Cinangka 3 yang sedang dalam
taraf belajar teknik dasar bola voli. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dibuktikan melalui
penelitian.
Rendahnya nilai hasil belajar siswa menggambarkan rendahnya tingkat kemampuan
siswa pada mata pelajaran tersebut diatas. Mata pelajaran PENJAS dari 18 siswa kelas V SDN
Cinangka 3 hasil tes formatif tentang servis atas permainan bola volly dibawah nilai ideal
yaitu 5,33 . Jelas sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan
tujuan yang diharapkan pada kurikulum, juga dengan harapan yang di inginkan guru dan peneliti
pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan antuasias atau semangat
sehingga dapat mencapai nilai akhir dengan rata-rata <7.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas,
dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran Penjas di kelas V dengan judul
penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan tentang Servis atas permainan bola volly dengan Menggunakan menggunakan
pendekatan pembelajaran driil dan Bermain di Kelas V SD Negeri Cinangka 3 Kecamatan
Cinangka Kabupaten Serang.
Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak harus dilaksanakan,
kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak dilaksanakan, bagi guru dan siswa. Guru
tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar dan bagi siswa sendiri tidak akan
bisa menerima pelajaran secara optimal.
1.
Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan perencanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Cinangka
3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, pada tanggal 3 September 2012 sampai dengan
tanggal 9 September 2012, dilihat ketika pembelajaran sedang berlangsung, guru kesulitan
mengajukan pertanyaan pengarah kepada siswa sehingga siswa kurang merespon pada materi
yang disampaikan tersebut. Sehingga pencapaian tujuan jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat dan
berkolaborasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang
telah dibuat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan
berkolaborasi, maka dapat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran tersebut, yaitu :
a. Sebagian siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
b. Siswa kurang memahami materi pelajaran
c. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
d. Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak dimanfaatkan siswa
e. Nilai rata-rata praktek siswa dibawah 7
f. Metode yang digunakan guru tidak membuat siswa untuk belajar mengalami langsung
g. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru tidak menggunakan pendekatan
keterampilan yang tepat.
2.
Analisis Masalah
Melalui masalah yang terungkap berdasarkan hasil diskusi dan refleksi dengan teman
sejawat yang menjadi fokus permasalahan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan ruang lingkup di atas, masalah yang dianalisis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
penggunaan
pendekatan
pembelajaran drill dan
bermain dapat
meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola
volly di kelas V SDN Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
2. Apakah
penggunaan
pendekatan
pembelajaran drill dan
bermain dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola
volly di kelas V SDN Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
C.
TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Penjas di kelas V di kelas V pada SD Negeri Cinangka 3 , untuk lebih jelasnya tujuan
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Ingin mengingkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaan pendekatan
pembelajaran drill dan bermain tentang konsep servis atas permainan bola volly di
kelas V SDN Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
2. Ingin mengingkatkan aktifitas belajar siswa tentang konsep servis atas permainan bola
volly di kelas V SDN Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
D.
MANFAAT PERBAIKAN
Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka hasil
penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Manfaat Bagi Peneliti :
a. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan dalam mengajar dan
sebagai acuan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan
b. Sebagai tolak ukur dalam pelajaran Penjas
2.
3.
4.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
PENGERTIAN BELAJAR
Proses belajar merupakan bentuk prilaku manusia yang sangat penting dan utama bagi
kelangsungan hidup manusia. Proses belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan
lingkungan di sekitarnya agar ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Banyak
pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya menurut Gagne (1984),
bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat
pengalaman ( Strategi Belajar Mengajar, 2004:2.3), Juga menurut Gagne (1984) belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah akibat pengalaman.
Dengan menjalani proses, akan terjadi perubahan dalam diri seseorang, apabila sebelum
menjalani proses belajar seseorang belum mempunyai pengetahuan akan sesuatu hal dan belum
mempunyai keterampilan tertentu dan bersikap tidak menolak pada informasi yang diberikan,
maka setelah menjalani proses belajar, ia akan menjadi tahu atau lebih tahu, dan menjadi
terampil atau lebih terampil. Proses perubahan yang terjadi harus relatif bersifat menetapkan
tidak terjadi hanya pada saat ini nampak, tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi pada
masa mendatang.
Belajar adalah proses perubahan individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman
( Suherman dkk, 2003 ; 7 ), sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan
yang memberi nuansa agar program tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itu
proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran
bersifat eksternal yang sengaja direncanakan yang bersifat rekayasa perilaku. Sedangkan
pembelajaran berorientasi pada aktifitas siswa menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik,
mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual. 2) Wina Sanjaya, 2006, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan : Kencana : Jakarta : hal 135
Keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Hal ini
disebabkan tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan dalam proses transformasi
pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap proses pembelajaran. Di
tangannyalah sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung. Padanya pula pembelajaran diarahkan
ke mana akan dibawa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, penggunaan metode yang efektif adalah penggunaan
metode yang disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan oleh
seorang guru, dengan tetap memperhatikan latar belakang siswa serta faktor-faktor lain yang
dapat mendukung proses pembelajaran tersebut.
B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL BERMAIN DALAM PERMAINAN BOLA
VOLLY
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak
sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dikemukakan oleh M.
Yunus (1992:1) bahwa permainan bola voli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari
anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota sampai pada
masyarakat desa.
Saat ini permainan bola voli yang digunakan sudah mengacu pada peraturan
internasional, bahwa permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap
lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola di atas
net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah agar bola yang sama
(dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan
tiga kali pantulan untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan). Permainan
bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola
keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna dan pukulan bola oleh server
melewati di atas net ke daerah lawan Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu
rally permainan diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam dengan terlebih
dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka
(PBVSI, 2001).
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam kegiatan pelatihan
perlu memperhatikan berbagai komponen yang menunjang. Menurut M. Yunus (1992:61), guna
meningkatkan kemampuan bermain bola voli perlu ditingkatkan unsur-unsur yang meliputi:
kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama dan pengalaman dalam bertanding
1)
dan efesien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal (1992:68).
Sedangkan yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bola voli adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno HP, 1979:14).
Teknik dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu prestasi
pembinaan bola voli. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang turut
menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi
fisik dan mental (1979:15). Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,
sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat
mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar perlu diterapkan suatu taknik.
Taktik adalah suatu siasat yang diperlukan dalam bola voli untuk mencari kemenangan secara
sportif. Jadi untuk dapat mengembangkan dan memenangkan suatu diperlukan teknik dan taktik
yang benar. Teknik dasar permainan bola voli selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi dan ilmu-ilmu yang lain. Adapun teknik-teknik dalam permainan bola
voli meliputi: (1) servis, (2) pas, (3) umpan, (4) smas, dan (5) bendungan (M. Yunus, 1992:68).
Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara mendalan tentang teknik-teknik dasar permainan bola
voli tersebut.
2)
pembelajaran
merupakan
aktifitas
guru
dalam
memilih
kegiatan
pembelajaran apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang
sudah tersusun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan
yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang
terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran merupakan
penjelasan untuk mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b.
Ditinjau
dari
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
(2001:592)
konvensional
diartikan, kesepakatan umum seperti dat istiadat, kebiasaan, kelaziman dan tradisional. Dalam
hal ini pembelajaran servis atas bola voli dilakukan dengan pendekatan konvensional yaitu,
pendekatan pembelajaran dengan memilah-milah teknik gerakan servis bawah. Artinya
pembelajaran servis atas yaitu dengan melakukan gerakan teknik-teknik servis atas secara
berulang-ulang. Berkaitan pendekatan drill Amung Mamum & Toto Subroto (2001:7)
menyatakan, pendekatan drill adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen
teknik.
Berdasarkan pengertian pendekatan konvensional tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan konvensional merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang.
Dalam hal ini pembelajaran servis atas dengan pendekatan konvensional dilakukan drilling atau
latihan secara terus menerus. Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam pendekatan drill siswa
melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya
secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan.
Oleh karena itu, dalam pendekatan drill perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar
siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut (Sugiyanto,
1993:372).
Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan konvensional.
Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:399) bahwa, keaktifan sendiri dari pihak siswa
merupakan kunci utama penguasaan dan pemantapan gerak. Kelangsungan proses latihan pada
tahap berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan selfactivity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak,
melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi kesalahan teknik adalah penting terhindar dari pola
gerakan yang salah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1993:372)
bahwa, setiap pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran
gerak.
Hasil belajar
Jika belajar diartikan suatu proses tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang
diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Alisuf Sabri
( 1995 : 55 ) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan,
perubahan tersebut dapat berupa perilaku yang baru atau memperbaiki prilaku yang ada.
Secara umum, hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama
yaitu faktor internal ( faktor siswa itu sendiri ) dan faktor eksternal ( lingkungan ). Sementara
Caroll ( dalam Nana Sudjana, 1989 : 30 ) membagi factor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar menjadi lima yaitu :
1. Bakat belajar
2. Waktu yang tersedia untuk belajar
3. Waktu yang diperlukan siswa untuk menalarkan / menyerap pelajaran
4. Kemampuan siswa
5. Kualitas pengajaran
Poin 1, 2, 3, 4 berkenaan dengan faktor internal, sedangkan poin 5 merupakan faktor
eksternal. Kualitas pengajaran merupakan salah satu lingkungan belajar yang cukup dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.
3.
b.
Siklus II
Membuat RPP menggunakan metode bervariasi khususnya pendekaatan
pembelajaran drill dan bermain
Membuat suasana belajar menarik agar siswa antusias dalam belajar
Bertanya jawab tentang servis atas permainan bola volly
Melakukan permainan yang berhubungan dengan servis tas permainan bola volyy
Memancing siswa agar bertanya jawab tentang materi pembelajaran
Melakukan perminan bola voly
Menyimpulkan materi pembelajaran
Tes tertulis
Rencana Perbaikan Pengajaran ( RPP ) terlampir.
Jika hasil belajar siswa belum signifikan maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
2.
a.
Non Test
Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara dengan guru
dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan pembelajaran dan pengembangan materi
serta penggunaan metode pembelajaran. Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk
memperoleh data antara lain kesan belajar dan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan
pembelajaran Penjas yang biasa dilakukan.
b.
Observasi.
Instrumen non tes berupa lembar observasi, yaitu pengamatan tingkah laku pada situasi
tertentu yang pengisiannya dapat dilakukan oleh peneliti atau teman sejawat atas dasar
pengamatan terhadap perilaku peneliti dan siswa (Depdiknas, 2002: 119). Lembar observasi
digunakan selama PBM berlangsung.
Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktifitas siswa dan guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung , observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas
V di SD Negeri Cinangka 3 Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang. Observasi dilakukan
pada situasi normal.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tulis (Arikunto,
1993:131).
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi data-data yang
diperoleh dari hasil tes, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini,peneliti meneliti
catatan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang
o Standar kompetensi.
o Kompetensi Dasar.
o Tujuan pembelajaran.
o Pengembangan materi pembelajaran.
o Pemilihan metode pembelajaran
o Pemilihan media dan alat pembelajaran.
o Pengembangan evaluasi atau penilaian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
1.
Deskripsi persiklus
Hasil Pengolahan Data
Hasil observasi terhadap nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Penjas kelas V
sebagai berikut :
Tabel 1
Rekapitulsi Nilai Ulangan Formatif Mata Pelajaran Penjas
di Kelas V tentang Servis atas permainan bola volly dengan menggunakan Pendekatan
pembelajaran drill dan bermian
NO
NAMA SISWA
Pra Siklus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ahmad Sopian
Asliah
Cici Panciah
Haerudin
Hasanudin
Juanah
Lampung Maskanah
Meysa Hidayatullah
Nurhasanah
Rahmat Hidayat
Saepullah
Siti Hawa
Siti Rosita
Sri Mulyati
Sunariah
Tari Sulastri
Taufik Hidayat
Tina setiana
JUMLAH
RATA-RATA
7
3
4
4
7
4
5
7
5
7
5
5
8
5
3
5
8
4
96
5.33
N I LAI
Sesudah perbaikan
Siklus I
Siklus II
7
9
4
7
5
8
6
8
7
9
5
7
6
8
7
10
6
7
7
10
6
7
6
7
8
10
5
7
4
10
6
7
8
9
5
8
108
148
6
8.22
Diagram 1
Nilai Rata-rata Hasil Tes Siswa
Pada Mata Pelajaran Penjas di Kelas V SDN Cinangka 3
Pendekatan pembelajaran drill dan bermian
dengan
Grafik 1
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V
pada Pra Siklus
Jumlah
Siswa
10
9
8
7
6
5
Grafik 2
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V
pada Siklus I
Jumlah
Siswa
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Nilai
10
Grafik 3
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas Kelas V
pada Siklus II
Jumlah
Siswa
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Nilai
10
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran pada mata
pelajaran Penjas di kelas V , sudah menunjukkan adanya peningkatan, hal ini bisa dibuktikan
dengan hasil evaluasi pada awal (Pra Siklus) memperoleh nilai rata-rata sangat rendah. Setelah
diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II, dan mengalami peningkatan yang
signifikan.
Hasil evaluasi pada pelajaran Penjas tentang Servis atas permainan bola volly di
Kelas V yang jumlah siswanya 18 orang diperoleh data sebagai berikut :
1. Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 6 orang, dan rata-rata kelas
5,33 atau 53%
2. Siklus I siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 7 orang, dengan rata-rata kelas
6.00 atau 60 %
3. Siklus II siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 18 orang dengan rara-rata kelas
8,22 atau 82 %
Dari data di atas terlihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap
siklusnya itu dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penulis melakukan perbaikan pembelajaran
pada mata pelajaran Penjas drill dan bermain dengan menggunakan pendekatan pembelajr di
kelas V SDN Cinangka 3 , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu perhatian siswa akan
terfokus pada pelajaran jika guru menyajikannya menggunakan pendekatan yang sesuai dapat
meningkatkan hasil belajardan aktifitas belajar siswa, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata tes
formatif , pada mata pelajaran Penjas di kelas V diperoleh nilai pra siklus 5.33, siklus I 6.00
dan siklus II 8.22, terlihat ada peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya.
Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan
bermain dalam pembelajaran Penjas di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk
memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran,
menemukan ide dan gagasan baru dalam memodifikasi keadaaan yang disaksikan langsung,
menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan
pendapat serta melatih keterampilan siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik
secara lisan, tertulis maupun praktek. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakter dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan pemahaman
siswa dan mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara umum maupun khusus.
2.
Saran
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka
rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam setiap pembelajaran Penjas disarankan bagi pelaksana pendidikan untuk
melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan strategi yang sesuai dengan
karakter siswa dan lingkungannya, juga disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan melibatkan siswa di
dalamnya. Setiap pembelajaran diusahakan mengunakan media yang sesuai dan
media penunjang lainnya untuk membuktikan konsep-konsep pembelajaran agar
siswa memahami konsep-konsep tersebut secara optimal.
2. Kepada pihak terkait, dalam hal ini pengawas TK/SD, kepala sekolah beserta guru,
baik guru kelas maupun guru bidang studi Penjas perlu memperhatikan kondisi
siswa dalam setiap pembelajaran, kondisi sekolah dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, sehingga tujuan pembelajaran dapat memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan.
3. Sebagai kelanjutan dan rekonstruksi dari penelitian ini, kepada peneliti lain agar
lebih baik dari apa yang telah dilaksanakan penulis.
DAFTAR PUSTAKA