Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ALIRAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu:
1. Mukhammad Zulianto, S.Pd, M, Pd

Disusun Oleh:
1. Dwi Lestari / NIM 190210301042
2. Regeta Intan / NIM 1902103010
3. Andreska / NIM 1902103010
4. Baginda / NIM 1902103010

Kelompok 10
Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan makalah mata kuliah Pengantar
Ilmu Pendidikan dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu akan
terselesainya makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca terkait Aliran Pendidikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat berguna bagi makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih.

Jember, 17 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

2.1 Tinjauan Teori...................................................................................... 2

2.2 Pengertian Aliran Pendidikan............................................................... 3

2.3 Aliran Klasik dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan............................ 3-5

2.4 Dua Aliran Pokok Pendidikan Indonesia.............................................. 6-11

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring berkembangnya zaman. Oleh
karena itu, banyak sekali pemikiran- pemikiran yang membawa perubahan pada sistem
pendidikan di Indonesia. Perubahan tersebut dapat disebut dengan aliran pendidikan.
Banyak sekali aliran- aliran pendidikan dan pemikiran- pemikiran dari awal kehidupan
manusia sampai sekarang. Pemikiran- pemikiran tersebut menuai berbagai pro dan kontra.
Dengan adanya pro dan kontra tersebut perkembangan pendidikan semakin kuat.
Banyaknsekali pemikiran- pemikiran baru yang menunjang pembaruan pendidikan.
Aliran- aliran dalam pendidikan pada umumnya mengemukakan satu gagasan atau
pendapat secara umum mengenai pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan di
bahas mengenai pengantar aliran klasik dan macam- macam aliran yang nantinya dijadikan
bahan pemaham para pembaca tentang aliran- aliran pendidikan dan macam- macam aliran
pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teori

2
2.2  Pengertian Aliran Pendidikan

Aliran- aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memelurkan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.
Secara umum, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai dan budaya masyarakat. Bagaimana pun
sederhananya peradapan suatu masyarakat, di dalamnya pasti berlangsung suatu proses
pendidikan, sehingga dikatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat
manusia (Samad, 2013).
Pemahaman terhadap pemikiran- pemikiran penting dalam pendidikan akan
membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan
memahami kaitan antara pengalaman- pengalaman masa lampau, tuntutan dan
kebutuhan masa kini serta perkiraan/ antisipasi masa mendatang. Pemikiran- pemikiran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran- aliran pendidikan.

2.3 Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan

Pemikiran- pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman Yunani
Kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang
dengan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Aliran- aliran klasik meliputi aliran- aliran
empirisme, navitisme, naturalism, dan konvergensi merupakan benang- benang merah
yang menghubungkan pemikiran- pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin
yang akan datang. Aliran- aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang
pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis.
Pengajaran merupakan pilar penting bagi kehidupan, maka perlu dilakukan pengajaran
yang sekaligus mendidik.

a) Aliran- aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap


Pemikiran Pendidikan di Indonesia

Sehubungan dengan kajian tentang aliran- aliran pendidikan, perbedaan


pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang perkembangan
manusia itu. Terdapat perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia itu.
Terdapat perbedaan penekanan di dalam sesuatu teori kepribadian tertentu
tentang factor manakah yang paling berpengaruh (dominan) dalam
perkembangan kepribadian. Perbedaan pandangan tentang factor dominan dalam
perkembangan manusi tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang

3
peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai yang
paling optimis. Ada beberapa aliran klasik, yaitu :

I. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari- hari
didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan- stimulan. Stimulasi ini
berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk
program pendidikan.

II. Aliran Nativisme


Aliran Nativisme berhubungan faktor lingkungan, termasuk faktor
penddikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah di peroleh sejak
kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh trhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya terlahir.
Meslipun dalam kenyataan sehari- hari, sering ditemukan anak mirip orang
tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat- bakat yang ada pada orang
tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan hal yang paling utama.
Masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan
anak menuju kedewasaan.

III. Aliran Naturalisme


Pandangan yang ada persamaannyan dengan nativisme adalah aliran
naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J Rousseau (1712-
1778). Menurut aliran ini, pembawaan baik akan rusak karena dipengaruhi oleh
lingkungan. Aliran ini juga disebut negativism, karena berpendapat bahwa
pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam, agar pembawaan
yang baik itu tidak menjadi rusak.

IV. Aliran Konvergensi


Perintis aliran ini adalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli
pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di
dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Pada aliran ini
menjelaskan bahwa faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama- sama
memiliki peranan yang sangat penting. Faktor yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan perkembangan yang baik jika
seorang anak tidak memiliki bakat.

4
V. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia telah di terapkan berbagai aliran- aliran pendidikan,
penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni
diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang
konvergensi.

b) Gerakan- gerakan Baru Dalam Pendidikan

1. Pengajaran Alam Sekitar


Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah
bahwa peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam
menghadapi dunia kenyataan. Di dalam pendidikan hal ini dapat ditanamkan
pemahaman, apresiasi, pemanfaatan lingkungan alami, dan sumber- sumber
pengetahuan di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan peserta
didik.

2. Pengajaran Pusat Perhatian


Penemunya adalah Ovide Decorly menurutnya pengajaran disusun
menurut pusat perhatian anak, yang dinamai cinters d,internet. Dari pusat
perhatian ini kemudian di ambil pembelajaran yang lain sebagai pusat perhatian
ialah yang sesuai dengan perhatian anak.

3. Sekolah Kerja
Dikemukakan oleh George Kreschteir, menurutnya kewajiban sekolah
yang terpenting ialah menyiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan, pekerjaan
tersebut tidak hanya untuk kepentingan Negara, oleh karena itu para peserta
didik harus ditanamkan keinsyafan serta membantu Negara di samping
pekerjaannya.

4. Pengajaran Proyek
Konsep yang ditemukan oleh WH Klipatrick, dia menanamkan pengajaran
proyek sebagai satu kesatuan tugas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan secara teratur dikerjakan bersama- sama dengan temannya.

5. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan di Indonesia
Gerakan baru salam pendidikan tersebut terutama berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun dasar- dasar pikirannya tentulah
menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun
operasional. Namun, pendidikan pada masa lalu harus ditekankan lagi karena
sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk- beluk
pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga pendidikan.

5
2.4 Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua “Aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini
dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

i. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Perguruan Kebangsaan Taman Siwa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara
yang pada awalnya berbentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman
Indria (Taman Kanak- Kanak) dan Khursus Guru, selanjutnya Taman Muda
atau SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru. Sekarang ini, telah
dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana
Wiyata. Dengan Demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang
persekolahan.

a. Asas dan Tujuan Taman Siswa


Perguruan Kebangsaan Taman Siswa memiliki tujuh asas
perjuangan yang dapat disingkat “asas 1922”, asas tersebut sebagai berikut :
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Asas
ini menjelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Taman Siswa
adalah Kehidupan yang tertib dan aman.
2) Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah
dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Dimana siswa
hendaknya harus dibiasakan menemukan sendiri berbagai nilai
pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan pikiran dan
kemauannya sendiri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri. Dengan asas ini, Taman siswa ingin mencegah sistem
mengajaran yang intelektual dan pola hidup yang kebarat- baratan yang
dapat memisahkan orang- orang terpelajar dan rakyat jelata.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada sluruh rakyat. Dengan ini, Taman Siswa barusaha untuk meratakan
pendidikan.
5) Bahwa untuk mengejar Kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir
dan batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
menerima bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat berupa
ikatan lahir dan batin. Dengan begitu, Taman Siswa mampu hidup dan
mempertahankan kepribadiannya sendiri.

6
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Dengan
asas ini mengharuskan untuk menekankan hidup sederhana dan hemat.
7) Bahwa dalam mendidik anak- anak perlu adanya keikhlasan lahir
dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi
keselamatan dan kebahagiaan anak- anak. Dalam asas ini menjelaskan
bahwa Taman Siswa haruslah menampilkan pendidik- pendidiknya dalam
artian semurni- murninya.

Selain adanya ketujuh asas diatas, Taman Siswa juga memiliki 5


dasar yang disebut “Panca Dharma yang diambil dari peraturan dasar persatuan
Taman Siswa (Ki Mangunsarkoro, 1952, dari Wawasan Kependidikan Guru.
1982: 153- 154) adalah :

 Asas Kemerdekaan harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri
sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik sebagai individu ataupun
sebagai masyarakat.
 Asas Kodrat Alam berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai
makhluk adalah satu dengan kodrat ala mini. Ia tidak bisa lepas dari
kehendaknya, tetapi akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri
dengan alam.
 Asas Kebudayaan Taman Siswa berarti memelihara kebudayaan
kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman,
kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin tiap- tiap
zaman dan keadaan.
 Asas Kebangsaan Taman Siswa tidak boleh bertentangan dengan
kemanusiaan, dan harus menjadi bentuk kehidupan nyata manusia yang
tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain, melainkan
mengandung rasa suka dan duka dengan seluruh bangsa.
 Asas Kemanusiaan menyatakan bahwa darma tiap- tiap manusia itu adalah
mewujudkan kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin
yang setinggi- tingginya, dan kemajuan kemanusiaan yang tinggi itu dapat
dilihat pada kesucian hati orang dan adanay kasih sayang terhadap sesama
manusia dan terhadap makhluk Tuhan seluruhnya.

7
Adapun tujuan perguruan kebangsaan Taman Siswa dibagi menjadi dua
jenis yaitu tujuan yayasan atau keseluruhan perguruan dan tujuan pendidikan.

 Tujuan pertama terdapat dalam pasal 8


Sebagai dinyatakan dalam keterangan “Asas Taman Siswa” tahun 1922
Pasal 1, tujuan Taman Siswa sbagai badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat tertib dan damai.
 Tujuan pendidikan pasal 13 yaitu : Tujuan pendidikan Taman Siswa ialah
membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bansa, tanah air, serta
manusia pada umumnya.

b. Upaya- Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa


Upaya yang di lakukan di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya
( seperti yang dinyatakan dalam pasal 8) Taman Siswa berusaha dengan jalan
(Pasal 9) sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat


dasar hingga tingkat tinggi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
kejuruan, serta memberi pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna.
2) Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang
ada hubungannya dengan bidang- bidang kegiatan Taman Siswa.
3) Menumbuhkan san memasakkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa,
sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-
citakan.
4) Meluaskan kehidupan Taman Siswa di luar lingkungan masyarakat
perhuruan, sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa.

c. Hasil- Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai oleh Taman Siswa ada berbagai hal seperti
berikut : Gagasan / pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga- lembaga
pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah
besar alumni perguruan (banyak yang menjadi tokoh nasional, antara lain Ki
Hadjar Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman). Ketiga pencapaian
itu, merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga
mungkin dicapai oleh yayasan pendidikan lainnya.
Meskipun hampir semua upaya pendidikan yang dilakukan oleh
orang Indonesia di zaman penjajahan adalah sebagai sarana perjuangan
kemerdekaan Indonesia, namun Taman Siswa menduduki tempat khusus dalam
peran perjuangannya itu.

8
II. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafe’I (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31
Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatra Barat). Sekolah ini mengalami pasang
surut sesuai dengan keadaan Indonesia saat itu. Pada tahun 1952, INS
mendirikan percetakan Sridharma yang menerbitkan majalah bulanan Sendi
dengan sasaran khalayak adalah anak- anak.
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas- asas sebagai
berikut:
1) Berpikir logis dan rasional
2) Keaktifan atau kegiatan
3) Pendidikan masyarakat
4) Memperhatikan pembawaan anak
5) Menentang intelektualisme

Setelah Kemerdekaan Indonesia, asas dikembangkan menjadi Dasar-


dasar oleh Moh. Sjafei. Dasar- dasar tersebut adalah sebagai berikut :

1) Ke- Tuhanan Yang Maha Esa


2) Kemanusiaan
3) Kesusilaan
4) Kerakyatan
5) Kebangsaan
6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruuan
7) Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan
8) Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin
9) Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10) Berjiwa aktif positif dan aktif negatif
11) Mempunyai daya cipta
12) Cerdas, logis, dan rasional
13) Berperasaan tajam, halus, dan estetis
14) Gigih atau ulet yang sehat
15) Correct atau tepat
16) Emosional atau terharu
17) Jasmani sehat dan kuat
18) Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
19) Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah
9
20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang
21) Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu
mendidik
22) Waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan
murid- murid menjadi subjek.
23) Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-
pelajarannya, tidak hanya pandai menyuruh saja.
24) Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria, berani
karena benar.
25) Menpunyai jiwa konsentrasi.
26) Pemeliharaan suatu usaha.
27) Menepati janji.
28) -Sebelum pekerjaan dimulai biasakan menimbangnya dulu
sebaik- baiknya
-Kewajiban harus dipenuhi
29) Hemat

Adapun tujuan didirikannya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah :

1) Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan


2) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab
5) Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan

b. Usaha- usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Beberapa usaha yang dilakukan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai
jenjang pendidikan, seperti ruang rendah ( 7 tahun, setara dengan Sekolah
Dasar), ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah
menengah) dan sebagainya. Terdapat pula program khusus untuk menjadi
guru yakni tambahan satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalah
kemampuan mengajar dan praktek mengajar. Di samping bidang
kelembagaan itu, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam juga
menyelenggarakan usaha lain sebagai bagian mencerdaskan kehidupan
bangsa, yakni penerbitan Sendi (majalah anak- anak)

10
c. Hasil- Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Sebagaimana Taman Siswa, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


juga mengupayakan gagasan- gagasan tentang pendidikan nasional
(utamanya pendidikan keterampilan/ kerajinan), beberapa ruang
pendidikan (jenjang persekolahan) dan sejumlah alumni.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus
berkembang. Hasil- hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru dalam
pendidikan. Aliran atau gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia,
termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan- gagasan
tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa
dan INS Kayu Tanam.
Kajian tentang berbagai aliran atau gerakan pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting , agar
para pendidik dapat memahami, dan pada gilirannya kelak dapat member kontribusi terhadap
dinamika pendidikan itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan
pengetahuan dan wawasan historis tersebut, setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki
bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi, serta pertimbangan
yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari- hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hangestiningsih, Endang. Heri Maria Zulfiati. Arif Bintoro Johan. 2015. Diktat Pengantar Ilmu
Pendidikan. Hal. 17- 18. 16 September 2019.
Usman Wahyuddin. 2010. Makalah Aliran- Aliran Pendidikan Islam Di Indonesia “
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2018. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Makasaar.

13

Anda mungkin juga menyukai