Anda di halaman 1dari 18

MENJADI GURU PROFESIONAL BERKARAKTER ISLAMI

OLEH DR. TOTO SUHARTO, M.Ag.

Latar Belakang
UU SISDIKNAS 2003: 1. Fungsi Pendidikan: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Tujuan Pendidikan: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3. Prinsip Pendidikan: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 4. Pendidikan diselenggarakan dengan sistem multimakna; yaitu proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

5. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. 6. Pendidik berkewajiban mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

UU GURU DAN DOSEN 2005: 1. Guru adalah Tenaga Profesional dengan tugas utama menidik, mengajar, membimbing dst. 2. Kedudukan Guru: Tenaga Profesional pada jalur pendidikan formal 3. Peran Guru: agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

4. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksankan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

APA ITU PROFESIONALISME?


1.

2.

Kata profesi, profesional dan profesionalisme dewasa ini menjadi semacam kata kunci bagi kehidupan modern. Semua orang berlomba-lomba menjadi orang yang profesional. Profesi dimaknai sebagai kategori pekerjaan yang berbasis pengetahuan, yang biasanya diperoleh melalui pendidikan atau latihan keahlian. Profesi berbeda dengan pekerjaan biasa (occupation).

3.

4.

Orang yang bekerja sesuai profesinya disebut profesional. Profesional dapat diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan profesi, yaitu yang memerlukan keahlian khusus dalam menjalankannya. Profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak-tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merujuk pada suatu ide, aliran, isme, atau paham yang bertujuan mengembangkan profesi, agar profesi yang dilaksanakan oleh profesional dapat mengacu kepada norma-norma, standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien.

TIGA KRITERIA INTI PROFESI


Talcott Parsons: Suatu profesi dapat dibedakan dengan yang lainnya berdasarkan kriteria intinya. Profesi memiliki Tiga Kriteria Inti: Pengetahuan (knowledge), sebagai komponen intelektual pekerja profesional; Keterampilan atau kompetensi (skills or competencies), yang merupakan aplikasi praktis dari pengetahuan profesional; Nilai-nilai bersama (shared values), yang merupakan gagasan bahwa kerja profesional itu tidak melulu berorientasi profit (keuntungan), tapi juga memiliki tujuan manfaat bagi masyarakat.

1. 2. 3.

GURU PROFESIONAL
1.

2.

Guru Profesional: guru yang memiliki ketiga kriteria inti profesi (pengetahuan, kompetensi dan nilai-nilai) Pengetahuan Profesional Guru merupakan komponen intelektual yang harus dimiliki oleh setiap guru profesional. Pengetahuan ini diperoleh melalui jenjang perguruan tinggi.

3.

4.

Kompetensi Profesional Guru: aplikasi praktis dari pengetahuan profesional. Kompetensi ini diperlukan guru untuk memenuhi kebutuhan pemilik jasa dan klien (peserta didik) dalam melakukan interaksinya. Nilai-nilai profesional Guru meliputi pemikiran bahwa pekerjaan profesional tidak hanya dilakukan untuk mencari keuntungan semata, tapi juga untuk tujuan dan manfaat sosial.

Karakter Baik sebagai Bagian dari Kompetensi Profesional Guru

Karakter secara harfiah berarti: watak, tabiat, sifatsifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter dapat diartikan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Dalam Islam, karakter disebut akhlak. Karakter baik disebut akhlaq mahmudah, dan karakter buruk disebut akhlaq madzmumah.

UU Guru dan Dosen menyebut guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik (mengelola pembelajaran), kompetensi kepribadian, kompetensi profesional (menguasai materi) dan kompetensi sosial (komunikasi dan interaksi). Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik.

Guru Berkarakter dalam Islam

Ketika disebut berakhlak mulia sebagai salah satu indikator kompetensi profesional guru, maka dalam Islam sumber normatifnya adalah wahyu. Al-Qalam ayat 4: Sesungguhnya Engkau (Muhammad) berada dalam akhlak yang luhur. Hadis: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Ketika itu, Abu Bakar bertanya, Saya tidak melihat dan mendengar seseorang yang lebih fasih dan lebih baik daripada Engkau, siapa yang telah mendidik Engkau? Rasulullah menjawab, Addabani Rabbi Fa Ahsana Tadibi (Tuhanku telah mendidikku dengan sebaikbaiknya pendidikan)

Kriteria Guru Berkarakter Islami


M.

Athiyyah al-Abrasyi: 1) pendidik tidak boleh mengutamakan materi, 2) mendidik karena Allah, 3) bersih dari dosa dan maksiat, 4) ikhlas dalam bekerja, 5) pemaaf, 6) mencintai anak didik, 7) mengetahui watak anak didik, dan 8) menguasi materi pelajaran.

1. Tujuan hidup, tingkah laku dan pola pikir pendidik bersifat rabbani, yaitu bersandar kepada Allah, mentaati Allah, mengabdi kepada Allah, mengikuti syariat-Nya dan mengenal sifat-sifat-Nya. 2. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh keikhlasan. 3. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran. 4. Menyampaikan apa yang diserukan dengan penuh kejujuran. 5. Pendidik tidak boleh puas dengan ilmu pengetahuan yang dikuasainya.

Abdurrahman al-Nahlawi:

6. Memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi.


7. Tegas dalam bertindak dan mampu meletakkan berbagai perkara secara proporsional. 8. Memahami kondisi kejiwaan peserta didik yang selaras dengan tahapan perkembangannya. 9. Memiliki sikap yang tanggap dan responsif terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia 10. Memperlakukan peserta didik dengan adil.

PERTANYAANNYA, APAKAH FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA IAIN SURAKARTA, SELAKU LEMBAGA PENDIDIKAN PENCETAK CALON GURU, MAMPU MEMBEKALI MAHASISWANYA DENGAN BERBAGAI PENGETAHUAN PROfESIONAL, YANG KELAK PENGETAHUAN INI DAPAT DIAPLIKASIKAN DALAM BENTUK KOMPETENSI PROFESIONAL?

Anda mungkin juga menyukai