Laporan Kegiatan Uji Coba Soal telah diperiksa dan disetujui oleh:
Disetujui
Dosen Pengampu,
Dengan menyebut nama Allah yang Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan nafas kehidupan kepada semua insan manusia, yang
diciptakan dari segumpal darah kemudian tumbuh dan berkembang bersama akalnya,
sehingga laporan uji coba soal di SDN Pujon Lor 2 dapat diselesaikan tepat waktu untuk
memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Adapun laporan ini memuat berbagai pembahasan terkait kajian teori sistem evaluasi
pembelajaran melalui tes tulis dan hasil uji coba soal IPS SD. Penulis menyadari dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang dalam kepada:
1. Dra. Yuni pantiwati, MM,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah evaluasi
pembelajaran senantiasa membimbing dengan kesabaran, memberikan arahan
dalam penyusunan laporan uji coba soal ini.
2. Anis Mayang Sari, S.Pd selaku guru kelas IV di SDN Pujon Lor 2 yang telah
memberikan izin untuk mengadakan uji coba soal.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat inovatif, penulis sangat mengharapkan demi
perbaikan menuju kesempurnaan melangkah ke masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang lain khususnya mahasiswa jurusan
PGSD Universitas Muhammadiyah Malang. Amin.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................vii
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Evaluasi..........................................................................................................3
2.2 Fungsi Evaluasi Pembelajaran......................................................................................... 3
2.3 Teknik dan Bentuk Evaluasi.............................................................................................4
2.3.1 Tes..............................................................................................................................5
2.3.2 Instrumen Penilaian.......................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................... 10
METODE PELAKSANAAN UJI COBA............................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..................................................................................... 10
3.2 Metode Pengumpulan Data............................................................................................ 10
3.3 Instrument Uji Coba.......................................................................................................10
3.4 Analisis Data.................................................................................................................. 10
BAB IV....................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................11
4.1 Hasil Uji Coba................................................................................................................11
4.2 Pembahasan....................................................................................................................14
4.2.1 VALIDITAS DAN REALIBILITAS ITEM/BUTIR SOAL PILIHAN GANDA . 14
4.2.2 DAYA BEDA SOAL PILIHAN GANDA............................................................... 16
4.2.3 TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL PILIHAN GANDA..............................21
4.2.5 EFEKTIFITAS FUNGSI OPSI............................................................................... 27
Ada dua macam arah pandang, yang dapat merugikan effisiensi penunian fungsi
pengukuran, penialaian, dan evaluasi pendidikan, yaitu (1) pandangan yang menganggap
bahwa untuk melaksanakan pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan tidak
diperlukan persiapan-persiapan yang disengaja dan sistematika, sehingga siapa saja akan
bisa melakukannya; dan (2) pandangan yang mengatakan bahwa pengukuran, penilaian,
dan evaluasi pendidikan merupakan kegiatan yang lepas dari belajar mengajar atau
setidak-tidaknya, merupakan kegiatan pengiring yang dilakukan setelah kegiatan belajar
mengajar selesai. Kedua pandangan ini, tentu saja memperbesar kemungkuinan-
kemungkinan tidak dilaksanakannya pengukuran, penialaian, dan evaluasi pendidikan
sesuai dengan dasar-dasar pikiran yang seharusnya, bahkan secara sengaja atau tidak
kemungkinan terjadinya cara-cara pelaksanaan yang menyimpang dari prinsip-prinsip
pengukuran, penialaian, dan evaluasi pendidikan.
1.2 Tujuan
Tujuan diadakannya uji coba soal dalam mata kuliah evaluasi pembelajaran adalah
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pemahaman mahasiswa dalam
penerapan evaluasi pembelajaran di Sekolah. Adapun tujuan khusus untuk melaksanakan
evaluasi pembelajaran adalah untuk:
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan uji coba soal ini, yaitu memberikan suatu
pengetahuan kepada guru akan hubungan antara penialia, pengukuran, dan evaluasi
pendidikan dengan proses dan hasil belajar mengajar yang dilakukannya dan sebagai
bahan intropeksi diri akan cara-cara atau prinsip-prinsip yang kurang dipenuhi untuk
mengetahui keberhasilan akan alat evaluasi yang selama ini digunakan dalam
mengevaluasi hasil belajar siswanya.
Selain itu, manfaat bagi siswa adalah siswa tidak lagi menjadi kambing hitam
atas kekeliruan yang dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian, pengukuran , dan
evaluasi pendidikan lebih-lebih dalam menetapkan hasil belajar mengajar yang telah
diikuti oleh siswa sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Dengan demikian, keadilan
dapat terwujud dimana siswa nantin ya akan memperoleh nilai sesuai dengan apa yang
seharusnya menjadi haknya atau secara obyektif, bukan secara subyektif.
1 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), hal.3.
2 Drs. Zainal Arifin M.Pd, Makalah Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik), Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia 2010, Hal.16.
Laporan Evaluasi Pembelajaran | 3
4. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah ia
termasuk anak pandai, sedang atau kurang.
5. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya.
6. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas.
7. Secara administratif, evaluadi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah,
guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.
Fungsi lain dari evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu:
1. Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta
didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
2. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserat didik terhadap materi
pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan
laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar.
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belajar peserta didik (psikologis, fisik, dan
lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi
dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuannya.
2.3.1 Tes
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksananan kegiatan evaluasi,
yang didalamanya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai
tentang perilaku anak didik tersebut. Dalam bagan diatas ini tes tulis dibagi menjadi 2
bagian, yaitu tes uraian dan tes objektif.
a. Tes Uraian
Secara garis besar, tes uraian kerap disebut tes esai atau juga tes subjektif,
karena dalam hal ini menuntut siswa untuk menguraikan jawabannya dengan kata-
kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gayanya sendiri. Tes ini dibagi lagi menjadi
2, yaitu uraian terbatas dimana siswa dituntut untuk mengetahui dan hafal teori
yang telah diajarkan oleh guru dan uraian bebas siswa akan dituntut untuk
mengungkapkan sendiri jawabannya karena jawaban setiap siswa jika tipenya
seperti ini maka bisa saja jawabannya satu siswa dengan siswa yang lainnya
berbeda.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang bersifat pasti, karena hanya ada satu
kemungkinan jawaban yang benar. Sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, tes
ini sering dipilih karena dapat dikerjakan dengan cepat dan mencakup materi ajar
yang luas, hanya memiliki satu jawaban yang pasti sehingga memudahkan korektor
√( ( ))( ( ))
B. Reliabilitas Soal
Reliabilitas suatu tes adalah konsistensi dari suatu tes dalam mengukur apa
yang seharusnya diukur sehingga pengukuran itu memberikan informasi yang dapat
dipercaya. Suatu alat tes dikatakan reliabel apabila alat tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten, atau tetap. Untuk membuktikan apakah suatu alat tes memiliki sifat tetap,
perlu diadakan uji coba terhadap alat tes yang akan digunakan tersebut. Reliabilitas
soal dapat diketahui dari nilai Alpha Cronbach yang dihasilkan dari analisis
kuantitatif MicroCat Iteman. Reliabilitas soal menggunakan metode konsistensi
internal dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Indeks kesulitan yang sesuai untuk tes penempatan adalah sebesar 0,30-0,70;
tes diagnosti dan tes sumatif sebesar 0,25 – 0,75 Gofur (dalam Khasanah, 2006:
28-29). Penelitian mengenai analisis soal try out ini tergolong tes sumatif sehingga
indeks kesulitan yang digunakan sebesar 0,25-0,75. Pada analisis Iteman, indeks
kesulitan butir soal ditujukan pada kolom Proportion Correct. Kriteria indeks
kesulitan soal berkategori baik berada pada posisi 0,25-0,75, indeks kesulitan pada
posisi ≤ 0,25 berkategori sulit, dan indeks kesulitan ≥ 0,75 tergolong dalam
kategori mudah. Butir soal yang baik adalah butir soal yang memiliki indeks
kesulitan sedang. Sedangkan butir soal yang memiliki indeks kesulitan mudah dan
sulit, maka butir soal tersebut tergolong jelek sehingga perlu direvisi atau diganti.
Rumus untuk mencari indeks kesulitan adalah sebagai berikut:
Butir soal dinyatakan layak jika indeks daya bedanya baik. Indeks daya beda
dapat berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00, tetapi jika indeks mendekati nol
negatif maka dinyataka tidak layak. Beberapa ahli mengatakan bahwa sebuah butir
soal dikatan layak apabila memiliki indeks daya beda sebesar 0,25 dan ada pula yang
menyatakan 0,30. Penelitian ini melibatkan peserta ujian yang banyak, maka
ditetapkan indeks daya beda yang layak minimum 0,30. Pada analisis iteman, indeks
daya beda ditunjukkan oleh Point Biser.
E. Keefektifan Distraktor
Tujuan analisis distraktor adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa
menjawab benar sesuai dengan kunci jawaban dan seberapa banyak yang memilih
distraktor atau pengecoh. Menurut Fernandes via Suyata (dalam Nurwanti, 2008:28),
suatu pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 2%
peserta tes. Dalam hal ini, analisis distraktor hanya dapat diterapkan pada tes pilihan
ganda (tes objektif). Butir soal yang baik adalah butir soal yang kunci jawabannya
positif, distraktornya negatif.
F. Penilaian Acuan Normatif
Tes acuan norma berasumsi bahwa kemampuan setiap orang itu berbeda dan
dapat digambarkan menurut distribusi normal. Perbedaan ini harus ditunjukkan oleh
hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti tes peserta didik dibandingkan dengan
kelompoknya.
Laporan Evaluasi Pembelajaran | 8
Hal itu berarti standar yang diterapkan pada satu kelompok tidak dapat
diterapkan pada kelompok lain. Standar yang dibuat berdasarkan hasil tes sebelumnya
pun tidak dapat digunakan untuk hasil tes yang sekarang dan yang akan datang. Jadi,
norma yang satu akan berbeda dengan norma yang lain. kesemuanya bergantung pada
prestasi siswa pada kelompok yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2001: 404).
a. Tes Tulis Objektif, yaitu menggunakan 35 soal dengan bentuk pilihan ganda.
b. Tes Tulis Uraian, yaitu terdiri dari 5 soal essai yang terikat, sehingga harapannya
jawaban yang dituliskan juga tidak menyimpang dari pertanyaanya.
1. Kisi-kisi soal. Dalam kisi-kisi tersebut memuat standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah dipilih, serta rincian indikator soal, materi pokok, soal, kunci
jawaban, tingkat kesukaran, nomer soal dan aspek penilaiannya.
2. Lembar soal. Ini merupakan instrument yang paling utama dalam proses uji coba di
sekolah dasar karena hasil dari analisis data akan diperoleh dari hasil pengerjaan soal
oleh siswa. Soal ini terdiri dari 35 soal pilihan ganda dan 5 soal essai.
3. Lembar jawaban. Lembar jawaban ini disediakan khusus dengan tujuan siswa
mengerjakan jawabnnya pada kertas yang telah disediakan, sehingga siswa dapat
menyimpan soal yang telah dibuat oleh observer.
4.2 Pembahasan
√( ( ))( ( ) )
Dalam tabel juga dicantumkan x, y, x², y², dan xy untuk menghitung koefisien korelasi
menggunakan perhitungan manual. Namun, karena angka yang dihasilkan pada setiap sigma
sangat besar, sehingga akan berdampak pada kevalidan hasil perhitungan. Oleh karena itu,
pemanfaatan teknologi juga diperlukan untuk mempermudah perhitungan validitas item dan
reabilitas item untuk soal pilihan ganda.
Dari data diatas Uji Validitas Item menggunakan SPSS 21.0 (terlampir) dihasilkan r xy =
koefisien korelasi seperti pada tabel. Koefisien korelasi dapat ditafsirkan untuk memperoleh
product moment dengan cara membandingkan koefisien korelasi dengan rentangan nilai yang
telah ditetapkan. Sehingga akan diperoleh keterangan product moment dari setiap soal dari
mulai yang terendah hingga nilai tertinggi. Dalam tabel tersebut dapat diperoleh bahwa 4 soal
yang memperoleh Product moment tertinggi rentangan nilai koefisien korelasinya 0,61-0,80.
Sedangkan dalam keterangan tersebut diperoleh bahwa soal pilihan ganda tersebut memiliki
rata-rata product moment sangat rendah, dengan 13 nomer soal koefisien korelasinya
menginjak dibawah angka 0,20.
memperoleh ketetapan koefisien korelasi tabel (rtabel = 0, 381) pada jumlah populasi yang
menjadi bahan uji coba (N = 27). Taraf signifikansi tidak menggunakan 1% atau 0,01,
dikarenakan tingkat kebenaran validitas yang menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05
mencapai 95%. Angka yang hampir mencapai 100% yaitu kesempurnaan.
Dalam tabel dapat diperhatikan bahwa Cronbach’s Alpha adalah 0,675 yang lebih besar
dari rtabel (0,675 > 0,381) pada taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Sehingga data
diatas dapat dinyatakan reliabel atau konsisten penerapannya.
D= -
Keterangan :
Nomor BA BB JA JB D Keterangan
Soal
1 7 7 7 7 0 Jelek
2 7 5 7 7 0,29 Cukup
3 0 1 7 7 0,14 Jelek
4 0 2 7 7 0,29 Cukup
5 1 1 7 7 0 Jelek
6 5 3 7 7 0, 29 Cukup
7 7 3 7 7 0,58 Baik
8 5 3 7 7 0,29 Cukup
9 7 7 7 7 0 Jelek
10 0 1 7 7 0,14 Jelek
11 4 4 7 7 0 Jelek
12 0 1 7 7 0,14 Jelek
13 7 5 7 7 0,14 Jelek
14 7 4 7 7 0,43 Baik
15 1 3 7 7 0,28 Cukup
16 7 7 7 7 0 Jelek
17 0 0 7 7 0 Jelek
18 0 3 7 7 0,42 Baik
19 4 1 7 7 0,43 Baik
20 7 1 7 7 0,86 Baik Sekali
21 7 2 7 7 0,72 Baik Sekali
22 7 5 7 7 0,29 Cukup
23 1 0 7 7 0,14 Jelek
24 6 0 7 7 0,86 Baik sekali
25 7 0 7 7 1 Baik sekali
26 7 1 7 7 0,86 Baik sekali
27 5 0 7 7 0,71 Baik sekali
28 5 2 7 7 0,42 Baik
29 6 0 7 7 0,86 Baik sekali
30 1 1 7 7 0 Jelek
31 6 0 7 7 0,86 Baik sekali
32 7 5 7 7 0,29 Cukup
33 7 2 7 7 0,71 Baik sekali
34 7 1 7 7 0,86 Baik sekali
35 6 3 7 7 0,43 Baik
Pengambilan sampel menggunakan 27% dari data, sehingga diperoleh 7 sampel kelas
atas dan 7 sampel untuk kelas bawah (terlampir). Dalam sampel tersebut dianalisis setiap
item soal untuk memperoleh keterangan jumlah jawaban benar dari setiap kelas, kemudian di
rekap dalam tabel seperti tabel 3.3. Hasil data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan
dalam rumus daya beda dan perhitungan dilakukan secara manual. Perhitungan dibwah ini.
1. Nomer 1 6. Nomer 6
D= - D= -
2. Nomer 2 7. Nomer 7
D= - D= -
3. Nomer 3 8. Nomer 8
D= - D= -
4. Nomer 4 9. Nomer 9
D= - D= -
= - = -0,29 (Cukup) = - =0
D= - D= -
= - =0 = - = -0,14
D= - 19. Nomer 19
= - =0 D= -
D= - 20. Nomer 20
= - = -0,14 D= -
D= - 21. Nomer 21
= - = -0,14 D= -
D= - 22. Nomer 22
= - = 0,43 D= -
D= - 23. Nomer 23
D= - 24. Nomer 24
= - =0 D= -
D= - 25. Nomer 25
= - =0 D= -
18. Nomer 18 =- =1
D= -
D= -
= - =0,86
27. Nomer 27 D= -
D= -
= - = 0,29
28. Nomer 28 D= -
D= -
= - = 0,71
29. Nomer 29 D= -
D= -
= - = 0,86
30. Nomer 30 D= -
D= -
= - = 0,43
= - =0
31. Nomer 31
Perhitungan yang dilakukan secara manual ini menghasilkan daya beda yang berbeda-
beda disetiap item soal. Nilai perhitungan pada setiap item soal akan dibandingkan dengan
klasifikasi nilai daya beda, sebagai berikut:
Dalam tabel 3.3 diperoleh kasifikasi daya beda soal yang masuk dalam kategori “Jelek”
ada 12 item soal dan yang memperoleh kategori “Baik sekali” ada 10 item soal, serta sisanya
masuk dalam kategori “cukup” dan “baik”. Sehingga 10 soal kategori “Baik Sekali”
merupakan soal yang dapat menjadi pembeda antara peserta tes yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi dengan siswa yang berkemampuan intelektual rendah.
P=
Ket :
Uji tingkat kesukaran pilihan ganda ini dilakukan untuk mengkategorikan soal-soal
yang masuk dalam taraf mudah, sedang, dan sukar dari analisis jawaban peserta tes, setelah
dilakukan uji coba soal. Perhitungan dilakukan pada setiap item soal dengan perbandingan
terbalik, dimana jumlah peserta yang menjawab benar dalam setiap item soal dibagi dengan
jumlah keseluruhan peserta tes.
Contohnya dalam soal nomer 5 diketahui 8 peserta tes yang menjawab dengan benar
dari keseluruhan peserta (N=27). Maka jika dimasukkan dalam rumus akan menjadi 8/27
= 0,30. Berdasarkan ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
( )( )
Nomer 1
Pilihan a** b c d
Jumlah 27 0 0 0
IP - 0% 0% 0%
Keterangan - Jelek Jelek Jelek
Nomer 2
Pilihan a b** c d
Jumlah 3 24 0 0
IP 3% - 0% 0%
Keterangan Jelek - Jelek Jelek
Nomer 3
Pilihan a** b c d
Jumlah 6 1 2 18
IP - 14% 29% 257%
Keterangan - Jelek Kurang Baik Sangat Jelek
Nomer 4
Pilihan a** b c d
Jumlah 2 19 2 5
IP - 228% 24% 60%
Keterangan - Sangat Jelek Jelek Baik
Nomer 5
Pilihan a b c** d
Jumlah 2 11 6 13
IP 19% 157% - 186%
Keterangan Jelek Kurang Baik - Jelek
Nomer 6
Pilihan a b c D**
Jumlah 3 5 6 13
IP 64% 107% 129% -
Keterangan Baik Sangat Baik Baik -
Laporan Evaluasi Pembelajaran | 23
Nomer 7
Pilihan a b c D**
Jumlah 1 2 3 22
IP 60% 120% 180% -
Keterangan Baik Sangat Jelek -
Nomer 8
Pilihan a B** c d
Jumlah 1 15 4 7
IP 25% - 100% 175%
Keterangan Jelek - Sangat Baik Kurang Baik
Nomer 9
Pilihan A** b c d
Jumlah 23 0 0 4
IP - 0% 0% 300%
Keterangan - Jelek Jelek Sangat Jelek
Nomer 10
Pilihan A** b c d
Jumlah 8 1 6 12
IP - 160% 95% 189%
Keterangan - Kurang Baik Sangat Baik Jelek
Nomer 11
Pilihan a b c D**
Jumlah 3 1 8 15
IP 60% 20% 200% -
Keterangan Sangat Baik Jelek Jelek -
Nomer 12
Pilihan a B** c d
Jumlah 17 5 2 3
IP 232% - 27% 40%
Keterangan Sangat Jelek - Kurang Baik Kurang baik
Nomer 13
Pilihan a B** c d
Jumlah 2 22 3 0
IP 120% - 180% 0%
Keterangan Sangat Baik - Kurang Baik Jelek
Nomer 14
Pilihan a b c D**
Jumlah 1 1 1 24
IP 100% 100% 100% -
Keterangan Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik -
Nomer 15
Pilihan a b c D**
Jumlah 4 14 4 5
IP 54% 190% 54% -
Keterangan Baik Jelek Baik -
Nomer 16
Pilihan a B** c d
Jumlah 2 23 2 0
Perhitungan IP (Indeks pengecoh) ini dilakukan dengan menghitung data pada setiap
opsi dengan memasukkannya dalam rumus IP. Setelah IP diketahui maka dibandingkan dalam
kriteria indeks pengecoh, sebagai berikut:
contoh pada nomer 35 opsi “a” terdapat 7 pilihan dengan IP 300%, dilihat dalam
kriteria IP yang melebihi dari 200% dinyatakan sebagai “Sangat jelek”. Sehingga opsi “a”
pada soal nomer 35 merupakan opsi yang buruk digunakan karena tidak mampu mengecoh
peserta tes.
Untuk pengecoh:
1. Jika jumlah pemilih kelompok atas > dari pada pemilih kelompok bawah, maka
pengecoh MENYESATKAN
2. Jika jumlah pemilih kelompok atas < dari pada pemilih kelompok bawah, maka
pengecoh EFEKTIF
3. Jika jumlah pemilih kelompok atas = dari pada pemilih kelompok bawah, maka
pengecoh TIDAK BERFUNGSI
Sampel Efektifitas fungsi opsi menggunakan 27% kelas atas dan kelas bawah
Nomer 1
Pilihan a** b c d Jumlah
Kel. Atas 7 0 0 0 7
Kel. Bawah 7 0 0 0 7
Pengecoh - 0=0 0=0 0=0
Keterangan - Tidak Tidak Tidak
Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Nomer 2
Pilihan a b** c d Jumlah
Dengan menggunakan 27% data sebagai sampel, jelas pada kelompok atas terdiri dari
7 peserta dan kelompok bawah 7 peserta. Sistem perhitungannya hampir sama dengan idneks
pengecoh hanya saja jumlahnya lebih sedikit dari IP. Uji efektifitas fungsi opsi membutuhkan
jawaban yang memilih pada setiap opsi data pada setiap kelompok. Misalnya jumlah pemilih
Contoh pada nomer 35 pada opsi “a” menyatakan kelompok atas lebih kecil dari
kelompok bawah (1<2) maka ditarik kesimpulan bahwa opsi a berfungsi sebagai pengecoh.
Namun pada opsi “b” menyatakan bahawa kelompok atas dan bawah berjumlah sama (0 = 0),
sehingga dinyatakan bahwa fungsi opsi “b” tidak berfungsi sebagai pengecoh soal karena
jumlah kelompok atas dan bawah sama.
Rumus Skala 9
Penilaian acuan norma ini biasa digunakan untuk sistem penilaiaan yang
diklasifikasikan khusus untuk satu ruang lingkup dan tidak digunakan sebagai panduan
umum. Cara penilaiaannya pun menggunakan rentangan seperti pada gambar diatas. Terdapat
2 skala perhitungan yang digunakan yaitu skala 5 dan skala 9.
( )
X= s =√
( )
( )
= =√
= 48,85 = 49 ( )
=√
= 14,79 = 15
=√
SKALA 5
1. 49+ 1,5 (15) = 71.5
2. 49+ 0,5 (15) = 56,5
NILAI E : 0 – 26,4
NILAI D : 0 – 22,74
Skala yang telah diklasifikasikan akan digunakan untuk mengkonversi skor peserta tes
menjadi dalam bentuk penilaian huruf atau simbol. Seperti pada tabel 3.8 dan 3.9
No Kriteria Skor
Soal
No Kriteria Skor
Soal
No Kriteria Skor
Soal
No Kriteria Skor
Soal
Jika dapat menjelaskan azas koperasi tetapi jawaban salah (seperti azas 0
koperasi adalah azas keuangan.)
Dalam perekapan nilai pada tabel 4.5 rata-rata siswa mampu menjawab 4 soal, dengan
3 soal benar dan 1 soal mendapat nilai 0,5 atau setengah karena jawaban peserta hampir
mendekati benar namun masih kurang tepat. Sehingga cukup banyak yang mendapat nilai
essay 21 yang membantu nilai pilihan ganda yang masih dibawah dari rata-rata.
Dalam uji validitas item untuk soal pilihan ganda terdapat dominasi soal yang tidak
valid sehingga perlu adanya perbaikan soal. Reliabilitas soal telah menyatakan bahwa
soal reliabel atau konsistensi. Dilanjutkan dengan daya beda, taraf kesukaran, indeks
pengecoh dan efektifitas fungsi opsi yang saling berhubungan dalam penindak lanjutan
pada setiap soal, karena ada beberapa soal yang tidak mampu menjadi pembeda antara
peserta kelompok atas yang berkemampuan tinggi dengan peserta kelompok bawah yang
berkemampuan rendah. Namun secara kesluruhan dapat dikatakan cukup atau sedang
untuk soal yang digunakan dalam uji coba.
5.2 Saran
Saran untuk siswa :
memberikan input kepada setiap individu, tapi yang paling penting adalah kemajuan dan
kemaksimalan kita yang dikenal dengan proses dari suatu usaha untuk mencapai hasil
yang maksimal.
Dalam pembuatan soal untuk lebih memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh
peserta didik, sehingga tidak ditemukan data yang tidak valid dalam proses analisis data.
Pemahaman terhadap metode penilaian dan pengukuran akan semakin meningkatkan
sistem penilaian yang digunakan dalam oleh guru. Sehingga tidak terjadi diskriminasi
pada peserta didik.
Jafkar Sidiqq, dkk. 2009. Analisis Uji Coba Soal Biologi Kelas Xii Semester 2 Di Madrasah
Aliyah Negeri 3 Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Drs. Zainal Arifin M.Pd, Makalah Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik), Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia 2010, Hal.16.
Martadiputra, BAP. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metoda Statistika. Jakarta: PPs Magister
Ilmu Administrasi STIAMI.
Petunjuk Umum
d. Sekolah