Anda di halaman 1dari 2

Kredit bank sentral

Pos yang kedua pada sisi penerimaan, yaitu kredit dari bank sentral, mempunyai pengaruh
langsung terhadap pasar uang. Konsekuensi dari pembiayaan program pemerintah dengan
kredit bank sentral adalah bertambahnya jumlah uang inti yang tersedia di masyarakat.
Kenaikan uang inti ini melalui proses pelipat uang (money multiplier) akan meningkatkan
jumlah uang beredar. Perubahan uang beredar inilah yang menjadi mata rantai penghubung
utama antara pos penerimaan ini dengan proses keseimbangan umum. Kenaikan uang beredar
akan menurunkan tingkat bunga dan selanjutnya meningkatkan pengeluaran investasi.
Kenaikan investasi, lewat proses income multiplier, meningkatkan Z, dan selanjutnya proses
berputar menuju ke posisi keseimbangan umum yang baru akan terjadi.

Pinjaman Dalam negeri

Pos yang ketiga pada sisi penerimaan, yaitu pinjaman dari masyarakat didalam negeri,
mempunyai pengaruh yg berbeda. Dalam hal ini pengembangan (penjualan) obligasi
pemerintah mempunyai aktibat beralihnya dana (uang) dari tangan masyarakat kepada
pemerintah. Sebagai gantinya, masyarakat memperoleh surat obligasi tersebut. Penarikan
dana jangan cara ini bersifat mengurangi uang inti dan selanjutnya mengurangi jumlah uang
beredar (lewat money multiplier). Berkurangnya uang beredar meningkatkan tingkat bunga,
kemudian menurunkan agregat dan selanjutnya, melalui proses keseimbangan umum akan
membawa perekonomian ke posisi keseimbangan yang baru dengan P atau Q (atau kedua-
duanya) yang lebih rendah.

Pengarun netto dari penjualan obligasi kepada masyarakat utnuk membiayai pengeluaran
adalah penjumlahan dari pengaruh penurunan uang beredar.

Pinjaman Luar Negeri

Pengaruh dari cara pembiayaan yang keempat, yaitu pinjaman dari luar negeri, tergantung
kepada cara pengguanaan devisa yang diperoleh. Apabila devisa tersebut dipergunakan untuk
mengimpor barang-barang yang langsung dipergunakan oleh pemerintah sendiri, maka tidak
akan ada pengaruh apa-apa terhadap perekonomian dalam negeri. Tetapi apabila devisa
tersebut digunakan untuk perekonomian impor barang-barang yang dijual kepada masyarakat,
maka akan terdapat dua pengartuh yang akan terjadi bersamaan:
a. Dibidang moneter, penjualan barang tersebut akan mengurangi uang inti sebesar nilai
jual barang tersebut, pengaruh selanjutnya tidak jauh beda dengan pengaruh
penurunan uang beredar karena penjualan obligasi.
b. Dipasar barang dalam negeri, permintaan agregat terhadap barang-barang produksi
dalam negeri menurun karena sebagian telah terpenuhi oleh barang-barang yang
diimpor tersebut. Ini berbeda dengan penjualan obligasi, yang tidak menurunkan
agregat secara langsung karena obligasi bukan barang.

Kedua pengaruh tersebut bersifat deflasioner.

Cara yang berbeda, tetapi mirip dengan itu, telah pula pernah dilakukan Indonesia. Dalam
sistem ini devisa yang diperoleh tidak digunakan sendiri oleh pemerintah, tetapi dijual kepada
masyarakat untuk kemudian digunakan mereka untuk mengimpor barang-barang. Dengan
menjual barang impor kepada masyarakat, pemerintah memperoleh dana yang bisa digunakan
untuk membiayai pengeluarannya. Papabila hal tersebut dijalankan maka kita harus
memperhitungkan pengaruh inflasioner dari program pengeluaran ini dan menggabungkan
dengan pengaruh deflasioner. Pengaruh nettonya mungkin masih bersifat deflasioner, tetapi
tidak se deflasioner d\seandainya dana rupiah yang diperoleh pemerintah tersebut tidak
dibelanjakan.

Kebijaksanaan sisi penawaran

Pembahasan kita mengenai kebijakan fiskal sampai saat ini masih sangat terpengaruh oleh
logika dasar dari teori Keynes, yaitu bahwa demond management adalah kebijaksanaan
pengadilan makro yang utama. Kebijakasanaan fiskal telah kita telusur pengaruhnya terhadap
permintaan agregat, dan dari situ kita selanjutnya mengikuti proses keseimbangan umum
Keynes. Uraian diatas sama sekali mengabaikan pengaruh kebijaksanaan tersebut terhadap
penawaran agregat. Seperti halnya dengan uraian kita mengenai kebijaksanaan moneter,
sebenarnya setiap kebijaksanaan fiskal juga bisa mempunyai implikasi tertentu terhadap
penawaran agregat.

Apabila kita memasukan ke dalam pertimbangan pengaruh kebijaksanaan terhadap the supply
side, maka analisa mengenai pengaruh akhir suatu kebijaksanaan menjadi lebih kompleks,
tetapi juga menjadi lebih cermat dan lebih realistis.

Anda mungkin juga menyukai