Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis peta konsep adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kerja
kerja dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja (Majid, 2013:176-177). Dalam
menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, karena sebuah LKPD harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan
permahaman, keterampilan dan sikap. Selain itu, LKPD berbasis peta konsep dapat
2013:371).
yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru sehingga
dapat mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar pada suatu konsep. Selain itu
tujuan penyusunan LKPD berbasis peta konsep terdapat empat poin, yaitu:
8
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
didik.
LKPD berbasis peta konsep juga akan memberikan manfaat bagi guru dan
peserta didik. Guru akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah
disiapkan, sedangkan peserta didik akan lebih belajar mandiri. Fungsi LKPD berbasis
peta konsep bagi peserta didik adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman
peserta didik terhadap materi pelajaran yang didapatkan. Sesuai dengan pendapat
peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas sehingga peserta
sekolah, yaitu LKPD tak berstruktur dan LKPD berstruktur. LKPD tak berstruktur
yang dipakai untuk mengarahkan kerja peserta didik. Sedangkan LKPD berstruktur
dirancang untuk membimbing peserta didik dalam suatu mata pelajaran dengan
10
Untuk menghasilkan LKPD berbasis peta konsep yang baik guru hendaknya
menyusun LKPD berbasis peta konsep dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk itu menurut
1) Tahap persiapan
Dalam menyiapkan LKPD berbasis peta konsep dapat dilakukan dengan langkah-
11
c. Penyusunan materi.
LKPD berbasis peta konsep dikembangkan untuk membuat peserta didik belajar
mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga jika desain LKPD berbasis
peta konsep kita terlalu rumit maka peserta didik akan kesulitan dalam
a. Ukuran
yang telah ditetapkan. Contohnya, keinginan guru sesuai dengan tujuan yang
diamati. Maka, ukuran LKPD yang mampu mengakomondasi hal ini adalah
membuat gambar.
b. Kepadatan Halaman
Dalam hal ini, usahakan agar halaman tidak terlalu dipadat dengan tulisan.
12
c. Kejelasan
Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKPD dapat
dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Misalnya, pada penomoran materi
dengan menggunakan huruf kapital. Hal ini tentu saja memudahkan peserta
didik dalam menentukan antara judul dengan sub judul dan seterusnya
Untuk mengembangkan LKPD berbasis peta konsep, maka satu poin penting
yang perlu diperhatikan, yaitu menjadikannya sebagai bahan ajar menarik bagi
peserta didik. Jadi, dengan keberadaan LKPD berbasis peta konsep tersebut, peserta
didik tertarik untuk belajar keras dan belajar cerdas ( Belawati, 2007:277).
peta konsep terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1) LKPD berbasis peta konsep disusun oleh guru mata pelajaran sehingga sesuai
3) Materi sesuai dengan standar materi belajar yang disusun secara baik sesuai
4) Menentukan jenis atau macam LKPD berbasis peta konsep agar penulisannya
sesuai.
pengajaran.
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
13
awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai dasar untuk mengembangkan
pembuatnya menjadi lebih terstruktur dan peta konsep juga digunakan untuk
Menurut Jumiati (2013:175) peta konsep merupakan salah satu bagian dari
satu.
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
14
3) Tempatkan ide utama di tengah atau dipuncak peta yang akan dibuat.
1) Menjari (Spoke).
Kanadefefefeffe Kanadefefefeffe
Gambar 2.1 Bentuk Peta Konsep Spoke (Menjari) (Jumiati, 2013:176).
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
15
2) Jaring (Net).
akan
(ide sekunder peta konsep): Tranfusi Darah Mengumpal
3) Rantai (Chain).
16
dilakukan dengan berbagai latar belakang masalah yang berbeda diantaranya kurang
nya bahan ajar dalam proses pembelajaran dan dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Menurut penelitian Nuraini (2014) yang berjudul Penggunaan Lembar
Kerja Peserta Didik Berbasis Guided Inquiry Untuk SMA Kelas XI Pada Konsep
Sistem Peredaran Darah, yang bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang layak digunakan pada proses pembelajaran. Penggunaan LKPD
Berbasis Guided Inquiry Untuk SMA Kelas XI Pada Konsep Sistem Sirkulasi
memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut: aspek komponen guided inquiry, aspek
penyajian, aspek konten dan aspek desain LKS. Pada subjek ujicoba digunakan
ujicoba kelompok kecil dan ujicoba kelompok besar. Dari hasil respon peserta didik
hasil peresentase rata-rata penilaian LKPD yaitu 88,3% dengan rincian penilaian pada
aspek komponen guided inquiry yaitu 92,07%, aspek penyajian yaitu 90,65%, aspek
konten LKPD yaitu 86,34%, dan dari aspek desain LKPD sebesar 84,17%. Sementara
dari perolehan hasil respon guru, persentase rata-rata penilaian LKPD sebesar 99,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis guided iquiry untuk SMA Kelas
XI pada konsep sistem sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses
pembelajaran.
Penelitian lain yang dijadikan sebagai bahan acuan adalah penelitian oleh
Wahyuni (2013) yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
17
Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas XI IPA. Hasil pengembangan LKPD berbasis
pendekatan ilmiah diperoleh data sangat valid dengan skor rata-rata yang diperoleh
adalah 3,5-3,7. Respon peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan berkategori
sangat baik dan baik dan keterampilan berpikir kritis peserta didik 35,3% berkategori
sangat baik, 41,2% berkategori baik dan 25,5% berkategori cukup baik. Hal ini
menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis pendekatan ilmiah sebagai sarana untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa SMA Kelas XI pada konsep
sistem sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses pembelajaran.
dilakukan oleh Sulassri (2013) yang berjudul Pengembangan LKPD Bergambar yang
diawali Peta Konsep Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Untuk
SMP/MTsN. Hasil pengembangan LKPD diperoleh data sangat valid dengan nilai
rata-rata sebesar 88,07%. Respon guru terhadap LKPD yang dikembangkan dengan
kriteria sangat praktis dengan presentase 81,94% dan respon peserta didik terhadap
LKPD diperoleh persentase 88,26% kategori sangat praktis. Hal ini menunjukkan
bahwa produk LKPD bergambar yang diawali dengan peta konsep pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan untuk SMP/MTsN sangat praktis dan layak
LKPD guna membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu juga
penulis juga ingin mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571
18
peta konsep serta melihat kelayakan LKPD berbasis peta konsep untuk digunakan
sebagai bahan ajar proses pembelajaran. Penulis memilih berbasis peta konsep karena
awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai dasar mengembangkan
pembelajaran dengan baik. Namun pada penelitian ini, berbeda dengan penelitian
sebagai dasar memberikan tugas yang akan dikerjakan oleh peserta didik.
akan dicapai, dan telah sesuai dengan format desain LKPD itu sendiri, yaitu
mencakup: tujuan, pendahuluan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan dan
pembahasan hasil diskusi dan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep menekankan pada pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh peserta didik
2007:175). Sedangkan LKPD yang dikembangkan oleh Sulassri (2013) dalam proses
pembelajaran diawali dengan peta konsep tanpa menekanan pengetahuan awal yang
harus dimiliki peserta didik, sehingga memungkinkan peserta didik akan mengalami
kesulitan dalam mengerjakan peta konsep yang telah disediakan. Namun dalam
pengembangan LKPD yang dilakukan tentu nya memiliki kekurangan dan kelebihan.