Anda di halaman 1dari 11

Dicetak pada tanggal 2019-07-18

Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Peta Konsep


2.1.1 Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Peta Konsep

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis peta konsep adalah lembaran-

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kerja

biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Lembar

kerja dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja (Majid, 2013:176-177). Dalam

menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

memadai, karena sebuah LKPD harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan

dengan tercapai/tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.

LKPD berbasis peta konsep dimaksudkan untuk memicu dan membantu

peserta didik melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu

permahaman, keterampilan dan sikap. Selain itu, LKPD berbasis peta konsep dapat

membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efisien dan efektif (Majid,

2013:371).

2.1.2 Tujuan dan Fungsi LKPD Berbasis Peta Konsep

Menurut Marno (2012:77), tujuan LKPD berbasis peta konsep diberikan

yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru sehingga

dapat mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar pada suatu konsep. Selain itu

tujuan penyusunan LKPD berbasis peta konsep terdapat empat poin, yaitu:

8
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berintegrasi

dengan materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta

didik.

3) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas.

LKPD berbasis peta konsep juga akan memberikan manfaat bagi guru dan

peserta didik. Guru akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah

disiapkan, sedangkan peserta didik akan lebih belajar mandiri. Fungsi LKPD berbasis

peta konsep bagi peserta didik adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman

peserta didik terhadap materi pelajaran yang didapatkan. Sesuai dengan pendapat

Aniqo (2015:813) melalui LKPD guru mendapatkan kesempatan untuk memancing

peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas sehingga peserta

didik dapat memahami materi dengan baik.

2.1.3 Macam-macam LKPD

LKPD dibagi menjadi 2 macam yang dikembangkan dalam pembelajaran

sekolah, yaitu LKPD tak berstruktur dan LKPD berstruktur. LKPD tak berstruktur

yang dipakai untuk mengarahkan kerja peserta didik. Sedangkan LKPD berstruktur

dirancang untuk membimbing peserta didik dalam suatu mata pelajaran dengan

sedikit atau tanpa bimbingan dari guru.

Dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka menurut Prastowo

(2014:271) LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk, yaitu:

1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.


Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

10

2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan meningkatkan berbagai

konsep yang telah ditemukan.

3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar.

4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan pembelajaran.

5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk pratikum.

2.1.4 Langkah-langkah Penyusunan LKPD Berbasis Peta Konsep

Untuk menghasilkan LKPD berbasis peta konsep yang baik guru hendaknya

menyusun LKPD berbasis peta konsep dengan cermat sesuai dengan kebutuhan

peserta didik dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk itu menurut

Prastowo (2014:277) terdapat langkah-langkah menyusun Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD), yaitu:

1) Tahap persiapan

Dalam menyiapkan LKPD berbasis peta konsep dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis kurikulum, dengan menggunakan kurikulum 2013.

b. Menyusun peta kebutuhan LKPD.

c. Menentukan judul-judul pada materi LKPD.

d. Penulisan LKPD berbasis peta konsep.

2) Langkah-langkah penulisan LKPD berbasis peta konsep.

Adapun langkah-langkah penulisan LKPD berbasis peta konsep sebagai berikut:

a. Perumusan kompetensi dasar.

b. Menentukan alat penilaian.


Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

11

c. Penyusunan materi.

d. Memperhatikan struktur LKPD berbasis peta konsep

3) Langkah-langkah mendesain LKPD berbasis peta konsep

LKPD berbasis peta konsep dikembangkan untuk membuat peserta didik belajar

mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga jika desain LKPD berbasis

peta konsep kita terlalu rumit maka peserta didik akan kesulitan dalam

memahaminya. Berikut ini batasan-batasan yang dapat digunakan untuk

menentukan desain LKPD berbasis peta konsep adalah:

a. Ukuran

Menggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Contohnya, keinginan guru sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan adalah membuat peserta didik untuk menggambarkan hasil yang

diamati. Maka, ukuran LKPD yang mampu mengakomondasi hal ini adalah

A4 karena dengan A4 peserta didik akan mempunyai cukup ruang untuk

membuat gambar.

b. Kepadatan Halaman

Dalam hal ini, usahakan agar halaman tidak terlalu dipadat dengan tulisan.

Halaman yang terlalu padat akan mengakibatkan peserta didik sulit

memfokuskan perhatian. Pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan

dapat ditanggulangi dengan menggunakan huruf besar atau penomoran

sehingga peserta didik tahu mana judul dan sub judul.


Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

12

c. Kejelasan

Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKPD dapat

dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Misalnya, pada penomoran materi

dengan menggunakan huruf kapital. Hal ini tentu saja memudahkan peserta

didik dalam menentukan antara judul dengan sub judul dan seterusnya

2.2.5 Pengembangan LKPD Berbasis Peta Konsep

Untuk mengembangkan LKPD berbasis peta konsep, maka satu poin penting

yang perlu diperhatikan, yaitu menjadikannya sebagai bahan ajar menarik bagi

peserta didik. Jadi, dengan keberadaan LKPD berbasis peta konsep tersebut, peserta

didik tertarik untuk belajar keras dan belajar cerdas ( Belawati, 2007:277).

Selanjutnya menurut Belawati (2007:278) dalam menyusun LKPD berbasis

peta konsep terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1) LKPD berbasis peta konsep disusun oleh guru mata pelajaran sehingga sesuai

dengan tingkat kesiapan, situasi, keadaan siswa dan keadaan sekolah.

2) Materi LKPD berbasis peta konsep disesuaikan Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator.

3) Materi sesuai dengan standar materi belajar yang disusun secara baik sesuai

dengan materi ajar.

4) Menentukan jenis atau macam LKPD berbasis peta konsep agar penulisannya

sesuai.

5) Guru memperkaya sumber sebanyak mungkin untuk memperkaya materi dalam

pengajaran.
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

13

6) Membuat gambaran teknik pelaksanaan secara singkat.

7) Peserta didik secara efektif dijadikan subjek dalam proses belajar.

8) Waktu yang digunakan harus tepat.

9) Rangkaian pembelajaran siswa terangkai dengan baik.

2.2 Peta Konsep


2.2.1 Pengertian Peta Konsep

Peta konsep merupakan pembelajaran dengan menekankan pada pengetahuan

awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai dasar untuk mengembangkan

kemampuan berpikir peserta didik. Menurut Zaini (2007:175) bahwa

pembelajaran dengan peta konsep dapat menjadikan pembelajaran yang

sederhana menjadi lebih kompleks dan pembelajaran dengan peta konsep

mengembangkan kemampuan mensintesis informasi menjadi satu, dapat

mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat keseluruhan

dan bagian-bagian, mengembangkan kecakapan dan strategi belajar. Selain itu

menurut Nikmah (2016:12) peta konsep juga dapat mengubah pemikiran

pembuatnya menjadi lebih terstruktur dan peta konsep juga digunakan untuk

mengetahui apa yang telah diketahui peserta didik.

Menurut Jumiati (2013:175) peta konsep merupakan salah satu bagian dari

strategi organisasi. Adapun tujuan menggunakan peta konsep adalah:

1) Mengembangkan kemampuan berpikir.

2) Mengembangkan kemampuan mengintergrasikan informasi atau ide menjadi

satu.
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

14

3) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar.

2.2.2 Langkah-langkah Dalam Membuat Peta Konsep

Dalam membuat peta konsep menurut Jumiati (2013:176) yaitu:

1) Mengidentifikasi ide pokok yang meliputi sejumlah konsep.

2) Mengidentifikasi ide-ide/konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.

3) Tempatkan ide utama di tengah atau dipuncak peta yang akan dibuat.

4) Kelompokkan ide-ide sekunder disekitar ide utama yang secara visual

menunjukkan hubungan dengan ide utama tersebut.

Bentuk peta konsep terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) Menjari (Spoke).

Contoh peta konsep pada pembahasan tentang ruang jantung:

: (ide pokok peta konsep)


Ruang Jantung

Jantung memiliki 2 ruang : (kata hubung yang


utama yang terdiri atas menghubungkan antara ide
pokok dan ide-ide
sekunder)

: (ide sekunder peta


Atrium Ventrikel konsep)

yaitu: yaitu: yaitu: yaitu:

Atrium kanan Atrium kiri Ventrikel kanan Ventrikel kiri

Kanadefefefeffe Kanadefefefeffe
Gambar 2.1 Bentuk Peta Konsep Spoke (Menjari) (Jumiati, 2013:176).
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

15

2) Jaring (Net).

Contoh peta konsep pada pembahasan tentang darah:


: (kata hubung yang
menghubungkan antara : (ide pokok peta konsep)
Darah
ide pokok dan ide-ide Digolongkan menjadi
sekunder)
Jika digabung dengan
Golongan Darah A Golongan Darah B

Terdiri dari melalui Terdiri dari

Aglutinogen A Aglutinin Anti-B Aglutinogen B Aglutinin Anti-A

akan
(ide sekunder peta konsep): Tranfusi Darah Mengumpal

Gambar 2.2 Bentuk Peta Konsep Net (Jaring) (Jumiati, 2013:176).

3) Rantai (Chain).

Contoh peta konsep pada pembahasan tentang darah:

pada mengalir dari


(ide pokok peta konsep): Darah Peredaran darah besar Bilik kiri
: (kata hubung yang menghubungkan antara ide melewati
pokok dan ide-ide sekunder)

menuju dilanjutkan ke menuju


Kapiler Arteriol Arteri
A
diserap di
Aorta
kembali ke
Seluruh tubuh Serambi kanan : (ide sekunder peta konsep)

Gambar 2.3 Bentuk Peta Konsep Chain (Rantai) (Jumiati, 2013:176).


Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

16

2.3 Penelitian Relevan

Penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik telah banyak

dilakukan dengan berbagai latar belakang masalah yang berbeda diantaranya kurang

nya bahan ajar dalam proses pembelajaran dan dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia. Menurut penelitian Nuraini (2014) yang berjudul Penggunaan Lembar

Kerja Peserta Didik Berbasis Guided Inquiry Untuk SMA Kelas XI Pada Konsep

Sistem Peredaran Darah, yang bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang layak digunakan pada proses pembelajaran. Penggunaan LKPD

Berbasis Guided Inquiry Untuk SMA Kelas XI Pada Konsep Sistem Sirkulasi

memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut: aspek komponen guided inquiry, aspek

penyajian, aspek konten dan aspek desain LKS. Pada subjek ujicoba digunakan

ujicoba kelompok kecil dan ujicoba kelompok besar. Dari hasil respon peserta didik

hasil peresentase rata-rata penilaian LKPD yaitu 88,3% dengan rincian penilaian pada

aspek komponen guided inquiry yaitu 92,07%, aspek penyajian yaitu 90,65%, aspek

konten LKPD yaitu 86,34%, dan dari aspek desain LKPD sebesar 84,17%. Sementara

dari perolehan hasil respon guru, persentase rata-rata penilaian LKPD sebesar 99,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis guided iquiry untuk SMA Kelas

XI pada konsep sistem sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses

pembelajaran.

Penelitian lain yang dijadikan sebagai bahan acuan adalah penelitian oleh

Wahyuni (2013) yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berbasis Pendekatan Ilmiah Sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan


Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

17

Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas XI IPA. Hasil pengembangan LKPD berbasis

pendekatan ilmiah diperoleh data sangat valid dengan skor rata-rata yang diperoleh

adalah 3,5-3,7. Respon peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan berkategori

sangat baik dan baik dan keterampilan berpikir kritis peserta didik 35,3% berkategori

sangat baik, 41,2% berkategori baik dan 25,5% berkategori cukup baik. Hal ini

menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis pendekatan ilmiah sebagai sarana untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa SMA Kelas XI pada konsep

sistem sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses pembelajaran.

Penelitian terakhir yang dijadikan bahan acuan adalah penelitian yang

dilakukan oleh Sulassri (2013) yang berjudul Pengembangan LKPD Bergambar yang

diawali Peta Konsep Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Untuk

SMP/MTsN. Hasil pengembangan LKPD diperoleh data sangat valid dengan nilai

rata-rata sebesar 88,07%. Respon guru terhadap LKPD yang dikembangkan dengan

kriteria sangat praktis dengan presentase 81,94% dan respon peserta didik terhadap

LKPD diperoleh persentase 88,26% kategori sangat praktis. Hal ini menunjukkan

bahwa produk LKPD bergambar yang diawali dengan peta konsep pada materi

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan untuk SMP/MTsN sangat praktis dan layak

digunakan dalam proses pembelajaran.

Kaitannya dengan penelitian ini, karena penulis juga melakukan penelitian

pengembangan LKPD berbasis peta konsep untuk menghasilkan sebuah produk

LKPD guna membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu juga

penulis juga ingin mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis
Dicetak pada tanggal 2019-07-18
Id Doc: 589c885881944dbf0f494571

18

peta konsep serta melihat kelayakan LKPD berbasis peta konsep untuk digunakan

sebagai bahan ajar proses pembelajaran. Penulis memilih berbasis peta konsep karena

dalam pembelajaran menggunakan peta konsep ini menekankan pada pengetahuan

awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai dasar mengembangkan

kemampuan berpikir peserta didik sehingga peserta didik mampu memahami

pembelajaran dengan baik. Namun pada penelitian ini, berbeda dengan penelitian

yang dilakukan Sulassri (2013) walaupun sama-sama menggunakan peta konsep

sebagai dasar memberikan tugas yang akan dikerjakan oleh peserta didik.

Pengembangan LKPD berbasis peta konsep yang dikembangkan oleh

peneliti telah berdasarkan kurikulum 2013 yang berlaku, dimana dalam

menggembangkan LKPD haruslah berdasarkan dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, dan telah sesuai dengan format desain LKPD itu sendiri, yaitu

mencakup: tujuan, pendahuluan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan dan

pembahasan hasil diskusi dan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peta

konsep menekankan pada pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh peserta didik

sebagai dasar untuk mengbangkan kemampuan berpikir peserta didik (Zaini,

2007:175). Sedangkan LKPD yang dikembangkan oleh Sulassri (2013) dalam proses

pembelajaran diawali dengan peta konsep tanpa menekanan pengetahuan awal yang

harus dimiliki peserta didik, sehingga memungkinkan peserta didik akan mengalami

kesulitan dalam mengerjakan peta konsep yang telah disediakan. Namun dalam

pengembangan LKPD yang dilakukan tentu nya memiliki kekurangan dan kelebihan.

Anda mungkin juga menyukai