Anda di halaman 1dari 44

Langkah-Langkah

Mudah Menulis
PTK

- Nina Pratiwi -
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

PENDAHULUAN
A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
Tahun 1946 Kurt Lewin (ahli psikologi sosial
Amerika) memperkenalkan PTK untuk pertama kalinya.
Penelitian Tindakan Kelas menurut Stanford (1970)
merupakan suatu kegiatan siklustis yang bersifat
menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan fakta,
konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan
penemuan fakta tambahan dan evaluasi.
Penelitian lain dikemukakan oleh McNiff (1999: 1)
yang menerapkannya dalam dunia pendidikan, dalam
bukunya yang berjudul Action Research Principles and
Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya
dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan
kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan
keahlian mengajar, dan sebagai salah satu bentuk
evaluasi diri guru. Pendapat tersebut juga senada
dengan pendapat Carr dan Kemmis yang mengartikan
istilah Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu bentuk
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru,
siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial
(pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran (a) praktik-praktik pendidikan yang
dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-
praktik ini, dan (c) situasi-situasi pelaksanaan praktik-
praktik pembelajaran.

1
Nina Pratiwi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat


disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan
oleh guru dengan melalui beberapa tahapan yaitu
analisis, penemuan fakta, memiliki konsep, perencanaan
penelitian, pelaksanaan penelitian, penemuan fakta dan
evaluasi. Penelitian Tindakan Kelas memiliki tujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru dan
peserta didik baik dari aspek keterampilan maupun
aspek pengetahuan.
Penelitian Tindakan Kelas diharapkan mampu
memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas. Guru
memiliki kedudukan sebagai peneliti dan siswa sebagai
objek yang diteliti. Penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti sebaiknya berdasarkan masalah yang ada di
dalam kelas. Setiap kelas memiliki permasalahan sendiri,
peran peneliti disini mencari masalah yang paling
dominan dialami siswa. Setelah masalah ditemukan,
peneliti mencari pemecahan masalah dan diharapkan
akan selalu ada perbaikan dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang
sistematis yang dilakukan oleh peneliti (guru) dari mulai
mencari latar belakang masalah, pemecahan masalah,
penelitian dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar yang ada di dalam
kelas sehingga mampu meminimalisir masalah yang
terjadi di dalam kelas.

2
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Richard Winter ada enam karakteristik
penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu : (1) Kritik
Refleksi, (2) Kritik Dialektis, (3) Kritik Kolaboratif, (4)
Kritik Resiko, (5) Kritik Susunan Jamak, (6) Kritik
Internalisasi Teori dan Praktik.
1. Kritik Refleksi
Salah satu langkah Penelitian Tindakan Kelas
ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi
mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Di dalam
Penelitian Tindakan Kelas refleksi ialah suatu upaya
evaluasi. Refleksi membutuhkan adanya kritik
sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi dan
tercipta perubahan-perubahan. Adapun menurut
Schmuck (1997), refleksi memiliki arti introspeksi
diri, seperti guru mengingat kembali apa saja
tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa
dampak dari tindakan tersebut, mengapa
dampaknya menjadi demikian dan sebagainya.
2. Kritik Dialektis
Dengan adanya kritik dialektis diharapkan
peneliti bersedia melakukan kritik terhadap
fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan
melakukan pemeriksaan terhadap:

a. Kontek hubungan secara menyeluruh yang


merupakan suatu unit walaupun dapat
dipisahkan secara jelas.

3
Nina Pratiwi

b. Struktur kontradiksi internal. Unit kelas


yang memungkinkan adanya kecenderungan
mengalami perubahan meskipun sesuatu
yang berada di balik unit tersebut bersifat
stabil.
3. Kritik Kolaboratif.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK)
diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-
pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega,
mahasiswa, dan sebagainya.
4. Kritik Resiko.
Peneliti diharapkan berani mengambil resiko,
terutama pada waktu proses penelitian berlangsung.
Resiko yang mungkin terjadi yaitu adanya tuntutan
untuk melakukan suatu transformasi dan
melesetnya hipotesis.
5. Kritik Susunan Jamak.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki struktur
jamak karena penelitian ini memiliki bersifat
dialektis, reflektif, partisipasitif dan kolaboratif.
6. Kritik Internalisasi Teori dan Praktek.
Di dalam Penelitian Tindakan Kelas, keberadaan
antara teori dan praktik bukan merupakan dua
dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya
merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling

4
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

bergantung dan keduanya berfungsi untuk


mendukung perubahan.
C. Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan McTaggart (1997) ada tiga macam
Penelitian Tindakan Kelas, yakni: (1) PTK yang
dilakukan secara individual, (2) PTK yang dilakukan
secara kolaboratif, dan (3) PTK yang dilakukan secara
kelembagaan.
1. PTK yang Dilakukan Secara Individual
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
secara individual, guru/dosen sebagai peneliti
sekaligus sebagai praktisi. Sebagai peneliti,
guru/dosen harus mampu bekerja pada jalur
penelitiannya, yakni jalur menuju perbaikan dengan
langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawab-
kan dalam arti guru harus menjamin kesahihan
sehingga mendukung objektivitas penelitian yang
dilakukan. Penelitian yang dilakukan secara
individual harus didukung oleh critical friend yang
tepat. Critical friend membantu peneliti melakukan
refleksi dan sebagai observer saat peneliti
melakukan praktik pembelajaran sebagai praktisi.
Bila tanpa critical friend akan dipertanyakan
objektivitas penelitiannya.
2. PTK yang Dilakukan Secara Kolaboratif
PTK dalam bentuk kolaboratif/kelompok
melibatkan sekelompok guru/dosen, sehingga ada

5
Nina Pratiwi

guru/dosen sebagai peneliti dan guru/dosen sebagai


praktisi. Dapat pula kolaborasi dilakukan antara
guru dengan dosen. Dalam kolaborasi antara guru
dan dosen, permasalahan digali bersama di lapangan
dan dosen dapat sebagai inisiator untuk
menawarkan pemecahan atas dasar topik area yang
dipilih. Dalam hal ini validitas penelitian lebih
terjamin karena ada posisi sebagai peneliti dan
posisi sebagai praktisi.
3. Penelitian yang Dilakukan Secara Kelembagaan
Penelitian yang dilakukan secara kelembagaan
memiliki lingkup penelitian yang lebih luas dan
ditujukan untuk perbaikan lembaga. Dengan
demikian dalam satu penelitian dapat ditetapkan
beberapa topik area. Dalam Penelitian Tindakan
Kelas yang dilakukan secara kelembagaan pun
melibatkan kolaborasi dapat dibangun secara luas
dengan melibatkan banyak pihak yang terkait. Untuk
sekolah, dapat melibatkan siswa, guru, karyawan,
orang tua, kepala sekolah, dinas, dan dosen
perguruan tinggi. Untuk perguruan tinggi dapat
melibatkan mahasiswa, dosen, karyawan, pihak
pengguna, dan stakeholder ataupun yang lainnya.
Karena tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah untuk memajukan lembaga, maka dapat
dibuat kelompok-kelompok peneliti menurut topik-
topik area yang relevan dengan kelompok yang
bersangkutan. Menurut Kemmis dan McTaggart
(1997) dalam PTK bentuk ini kelompok-kelompok

6
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

kecil yang ada di dalamnya dapat melakukan


kegiatan eksperimen untuk menguji beberapa
inovasi untuk permasalahan yang ada.
D. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa macam pola pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh beberapa ahli,
tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model yaitu :
Model Lewin, Model McKernan, Model Ebbut, Model
Elliot, dan Model Kemmis & Mc Taggart. Model-model
tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu
serangkaian kegiatan penelitian berupa rangkaian siklus
di mana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus
baru hasil revisi/perbaikan.

a. Model Kurt Lewin (1946)


Model Kurt Lewin, merupakan model yang
selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari
berbagai model action research, terutama
classroom action research (CAR). Lewin adalah
orang pertama yang memperkenalkan action
research. Konsep pokok action research menurut
Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)
pengamatan (observing), dan (4) refleksi
(reflecting). Hubungan keempat komponen itu
dipandang, sebagai satu siklus, seperti terlihat
pada gambar 1.1

7
Nina Pratiwi

Gambar 1.1 PTK Model Lewin

b. Model Kemmis dan Mc Taggart (1988)


Model Kemmis & Taggart merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen
acting dan observing dijadikan satu kesatuan
karena keduanya merupakan tindakan yang tidak
terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama.
Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan
sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan
rencana (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan
perencanaan kembali yang merupakan dasar
untuk suatu ancang-ancang pemecahan
permasalahan. Pola dasar model PTK menurut
Kemmis & Taggart ditunjukan pada gambar 1.2.

8
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Gambar 1.2 PTK Model Spiral Kemmis & Taggart

c. Model Elliot (1991)


Model ini diperkenalkan dan dikembangkan
oleh Elliot. Elliot adalah seorang pendukung
gerakan Guru sebagai Peneliti. Beliau selalu
berusaha mencari cara-cara baru untuk
mengembangkan jaringan penelitian. Tindakan
dan berhubungan dengan pusat-pusat jaringan
penelitian yang lain. Elliot dan Delman bekerja
bersama-sama dengan guru di kelas, bukan hanya
sebagai pengamat, tetapi mereka sebagai
kolaborator atau teman sejawat guru. Melalui
partisipasi semacam ini, mereka membantu guru
untuk mengadopsi suatu pendekatan penelitian
untuk pekerjaannya. Elliot setuju dengan ide

9
Nina Pratiwi

dasar langkah-langkah tindakan refleksi yang


terus bergulir dan kemudian menjadi suatu siklus
seperti yang dikembangkan Kemmis. Namun,
skema langkah-langkahnya lebih rinci dan
berpeluang untuk lebih mudah diubah sehingga
sebenarnya dia telah membuat suatu diagram
yang lebih baik.

Gambar 1.3 PTK Model Elliot

d. Model Mc Kernan (1991)


Sebuah model lain yang juga dikembangkan
atas dasar ide Lewin atau yang diinterpretasikan
oleh Kemmis adalah model penelitian tindakan Mc
Kernan. Model ini juga dinamakan proses waktu
(a time process model). Menurut Mc Kernan
sangatlah penting untuk mengingat bahwa kita

10
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

tidak perlu selalu terikat oleh waktu, terutama


untuk pemecahan permasalahan hendaknya
pemecahan masalah atau tindakan dilakukan
secara rasional dan demokratis.

Gambar 1.4 Model MC Kernan

e. Model Ebbut (1985)


Sesuai dengan namanya, model PTK ini
dikembangkan oleh Dave Ebbut. Model ini
diilhami oleh pemikiran Kemmis dan Elliot. Dalam
pengembangannya, Ebbut kurang begitu
sependapat dengan interpretasi Elliot tentang
karya Kemmis. Perasaan kurang setuju Ebbut
(1983) disebabkan karena Kemmis menyamakan
penelitiannya dengan hanya temuan fakta.
Sedangkan kenyataannya, Kemmis dengan jelas
menunjukan bahwa penelitian terdiri atas diskusi,

11
Nina Pratiwi

negosiasi, menyelidiki dan menelaah kendala-


kendala yang ada. Jadi sudah jelas ada elemen-
elemen analisisnya dalam model Kemmis.
Selanjutnya, Ebbut berpendapat bahwa
langkah-langkah yang dikembangkan oleh
Kemmis (Spiral Kemmis) bukanlah yang paling
baik untuk mendeskripsikan adanya proses
tindakan dan refleksi. Memang pada
kenyataannya, Ebbut sangat memperhatikan alur
logika penelitian tindakan dan beliau juga
berusaha memperlihatkan adanya perbedaan
antara teori sistem dan membuat sistem-sistem
tersebut ke dalam bentuk kegiatan operasional.
Secara rinci alur PTK Ebbut ditunjukan pada
gambar 1.4.

12
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Gambar 1.4 PTK Model Ebbut


Keempat model-model Penelitian Tindakan Kelas di
atas memiliki beberapa persamaan. Dapat ditarik pola
dasar model-model Penelitian Tindakan Kelas memiliki
empat tahapan, yaitu: Pertama, penyusunan rencana
(planning); Kedua, melakukan tindakan (acting); Ketiga,
pengamatan (observing); danKeempat, refleksi
(reflecting).

13
Nina Pratiwi

1. Tahap 1 : Perencanaan tindakan (planning)


Berdasarkan identifikasi masalah yang
dilakukan pada tahap prapenelitian, rencana
tindakan disusun untuk menguji secara empiris
hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana
tindakan ini mencakup semua langkah tindakan
secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK,
mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran
yang mencakup metode/teknik mengajar, serta
teknik atau instrumen observasi/evaluasi,
dipersiapkan dengan matang pada tahap
perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga
diperhitungkan segala kendala yang mungkin
timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan
pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (Acting)


Tahap ini merupakan implementasi
(pelaksanaan) dari semua rencana yang telah
dibuat. Tahapan ini merupakan realisasi dari segala
teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang
dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum
yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa
peningkatan efektivitas keterlibatan kolaborator
sekadar untuk membantu si peneliti untuk dapat
lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia

14
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

lakukan terhadap apa yang terjadi di kelasnya


sendiri. Dalam proses refleksi ini segala
pengalaman, pengetahuan dan teori pembelajaran
yang dikuasai dan relevan.

3. Tahap 3 : Pengamatan terhadap tindakan


(Observing)
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Data yang
dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah
dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil
intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu
instrument pengamatan yang dikembangkan oleh
peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan
penggunaan beberapa jenis instrument ukur
penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam
melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak
harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini
guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat
atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam
penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi
bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak
boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi
terhadap pengambilan keputusan tindakan yang
dilakukan oleh peneliti.
Terdapat empat metode observasi, yaitu :
observasi terbuka; observasi terfokus; observasi
terstruktur dan observasi sistematis. Beberapa

15
Nina Pratiwi

prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi,


diantaranya (a) ada perencanaan antara
dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi
harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan
pengamat membangun kriteria bersama; (d)
pengamat memiliki ketrampilan mengamati; dan (e)
balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera.
Adapun ketrampilan yang harus dimiliki pengamat
diantaranya : (a) menghindari kecenderungan
untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan
ketrampilan antar pribadi; (c) merencanakan
skedul aktivitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih
dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistematis.

4. Tahap 4 : Refleksi terhadap tindakan (reflecting)


Tahapan ini merupakan tahapan untuk
memproses data yang didapat saat dilakukan
pengamatan. Data yang didapat kemudian
ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan
disintesis. Dalam proses pengkajian data ini
dimungkinkan melibatkan orang luar sebagai
kolaborator, seperti halnya pada saat observasi.
Keterlibatan kalaborator sekedar untuk membantu
peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi
dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala
pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional
yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas
yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan
pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.

16
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Proses refleksi ini memegang peran yang sangat


penting dalam menentukan suatu keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas.

17
Nina Pratiwi

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Pendahuluan
Pada BAB sebelumnya penulis memaparkan empat
tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas. Keempat
tahapan ini dapat dijabarkan ke dalam beberapa tahapan
yang lebih spesifik dan mudah untuk dipahami. Mulai
dari melakukan kegiatan awal yang berupa; (1)
penetapan fokus masalah, selanjutnya diteruskan
dengan; (2) perencanaan tindakan bersama-sama, (3)
melakukan analisis dan refleksi bersama-sama, dan (5)
merancang tindakan lanjutan. Tindakan lanjutan berarti
guru bersama kolabolator merumuskan kembali rencana
berdasarkan hasil informasi yang didapatkan setelah
penelitian dan penulis harus lebih kritis dalam
penelitian di siklus selanjutnya.
B. Penetapan Fokus Penelitian
a. Penetapan Masalah
Hal pertama yang harus dilakukan peneliti
(guru) dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas
yaitu perasaan tidak puas dalam pembelajaran yang
selama ini dilakukan oleh guru. Melalui
ketidakpuasan guru dalam pembelajaran akan
diperoleh sebuah hambatan dan masalah yang
dihadapi. Permasalahan yang ditemukan haruslah
ditemukan oleh peneliti (guru) itu sendiri, karena
nantinya peneliti lah yang akan mencari,

18
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

menemukan dan memecahkan masalah yang terjadi


di dalam kelas. Kegiatan pengamatan ini dapat
dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Pertanyaan-pertanyaan untuk merasakan
adanya masalah, antara lain:
1. Apakah kualitas siswa yang mengikuti
pelajaran cukup baik?
2. Apakah proses pembelajaran yang
dilakukan sudah cukup efektif?
3. Apakah sarana pembelajaran cukup
memadai?
4. Apakah hasil pembelajaran cukup
berkualitas?
Berdasarkan pertanyaan tersebut, diharapkan
peneliti (guru) mampu menemukan masalah yang
dihadapi. Misalnya, keterampilan menulis teks berita
siswa masih belum sesuai harapan. Pada tahapan ini
peneliti dapat juga menampilkan prosentase
keterampilan siswa yang masih rendah untuk
memperkuat data. Selain berfungsi sebagai
vasliditas data, prosentase siswa dapat dijadikan
indikator keberhasilan atau peningkatan dalam
kegiatan penelitian.
b. Identifikasi Masalah

19
Nina Pratiwi

Peneliti (guru) harus merinci proses penemuan


permasalahan dengan bertolak dari gagasan-
gagasan yang masih bersifat umum mengenai
keadaan yang perlu diperbaiki. Tahap yang paling
penting dalam mengidentifikasi masalah adalah
menghasilkan gagasan-gagasan awal untuk
memperbaiki keadaan dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas. Misalnya, siswa tidak
aktif dalam kegiatan menulis, terutama menulis teks
berita.
c. Analisis Masalah
Setelah peneliti (guru) mendapatkan sederet
permasalahan melalui proses identifikasi masalah,
maka peneliti (guru) harus melakukan analisis
terhadap permasalahan-permasalahan tersebut
untuk menentukan solusi yang seharusnya diambil.
Misalnya, siswa tidak aktif dalam kegiatan menulis,
terutama menulis teks berita karena metode
pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
sehingga diperlukan metode yang inovatif,
contohnya metode peta pikiran.
d. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus permasalahan serta
menganalisanya menjadi bagian-bagian dan lebih
kecil, maka selanjutnya peneliti (guru) perlu
merumuskan permasalahan secara lebih jelas,
spesifik dan operasional. Perumusan masalah yang
jelas akan membuka peluang bagi peneliti (guru)

20
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

untuk menetapkan tindakan alternatif solusi yang


perlu dilakukannya. Misalnya, Apakah penerapan
metode peta pikiran dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran menulis teks berita? Dan
apakah penerapan metode peta pikiran dapat
meningkatkan keterampilan menulis teks berita
siswa?
C. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan haruslah memperhitungkan
peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung
sedikit resiko. Tindakan yang telah direncanakan harus
disampaikan dengan dua pengertian. Pertama, tindakan
kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam
perubahan dinamika kehidupan kelas dan mengakui
adanya kendala nyata. Kedua, tindakan-tindakan dipilih
karena memungkinkan para guru untuk bertindak
secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan
pembelajatan, secara lebih bijaksana dalam
memperlakukan siswa, dan cermat dalam mengamati
kebutihan dan perkembangan belajar siswa.
Pada dasarnya tahap perencanaan tindakan
meliputi beberapa langkah, yaitu
a. Survei awal tentang pembelajaran. Misalnya,
survei pembelajaran menulis di kelas VIII E.
Survei dilakukan dengan cara menganalisis hasil
nilai menulis siswa dan melakukan pengamatan
secara langsung mengenai proses belajar-

21
Nina Pratiwi

mengajar di dalam kelas, yaitu pembelajaran


menulis.
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah
dalam proses pembelajaran.
c. Menganalisis masalah secara mendalam;
d. Mengajukan alternatif tindakan untuk mengatasi
masalah. Misalnya, perlu adanya inovasi model
pembelajaran karena model pembelajaran yang
konvensional cenderung membosankan.
e. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan
pelaksanaan tindakan; dan
f. Mempersiapkan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian dapat berupa catatan-
catatan lapangan dan indicator-indikator
penngkatan yang akan dicapai atau menjadi
tujuan penelitian.
D. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan biasanya berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
Namun, dalam Penelitian Tindakan Kelas rencana
tindakan haruslah memiliki sifat fleksibel karena objek
penelitian yang digunakan adalah siswa. Peneliti akan
dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan
perubahan yang terjadi. Perubahan hasil tindakan
kemungkinan belum cukup berarti, tetapi cukup untuk
mendasari tindakan berikutnya sampai indikator yang
ditetapkan tercapai.

22
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan


melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode yang telah dipilih oleh peneliti. Setiap tindakan
menunjukkan peningkatan indikator yang dirancang
dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,
yaitu:
a. tahap perencanaan tindakan;
b. tahap pelaksanaan tindakan;
c. tahap observasi; dan
d. tahap analisis dan refleksi guna perencanaan
siklus berikutnya. Pada tahapan ini, peneliti
menganalisis apakah tindakan yang diterapkan
sudah dapat mengatasi masalah menulis siswa.
Selain itu, peneliti mengumpulkan data-data
yang nantinya diolah untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
E. Tahap Observasi Dan Interpretasi
Tahap observasi dan interpretasi dilakukan dengan
mengamati penerapan metode yang telah dipilih oleh
guru (peneliti) pada proses pembelajaran. Langkah ini
dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan
kegiatan pembelajaran dengan metode yang telah dipilih
oleh guru (peneliti). Peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif yang hanya mengamati dan mencatat
proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Setelah itu,
peneliti mengolah data untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi

23
Nina Pratiwi

permasalahan yang ada, juga untuk mengetahui segala


kelemahan yang mungkin muncul.
Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan
Kelas, secara umum dianalisi melalui deskriptif
kualitatis. Analisis data dilakukan pada tiap data yang
dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan
prosentase (%) dan data kualitatif dianalisis dengan
membuat penilaian kualitatif (kategori).
Analisis data dan intrepretasi data terhadap data
yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan
penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses
penelitian. Karena penelitian tindakan adalah penelitian
yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan
yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan
dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru,
tindakan dan pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data lagi dan seterusnya. Namun, perlu
diingat bahwa meskipun analisis data dan interpretasi
data dapat dilakukan dalam proses pelaksanaan
penelitian tindakan, tetapi perlu dihindari analisis dan
interpretasi data yang terlalu dini. Hal ini dilakukan
untuk menghindari penarikan kesimpulan yang
dilakukan secara tergesa-gesa. Analisis data dalam
pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan
analisis data pada jenis penelitian lainnya. Analisis data
dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji

24
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada penelitian


tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan
analisis yang bersifat naratif-kualitatif atau dengan kata
lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil
temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.
G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik
analisis data pada penelitian tindakan, yaitu:
1. Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang
terkumpul melalu proses induktif dapat
diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu.
Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan
yang khusus untuk diperlakukan secara umum.
2. Membuat kode pada hasil survei, interviu, dan
angket. Pengkodean ini dapat dilakukan untuk
mengelompokkan pada kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dsb.
3. Mengajukan pertanyaan kunci. Pertanyaan
kunci membantu menyistematiskan data yang
dapat membentuk informasi yang bermakna.
4. Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-
faktor yang terkait dengan subjek, data, proses
pembelajaran, masalah, dsb.
5. Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti.
6. Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel,
grafik, peta, bagan, gambar, dll.
7. Mengemukakan apa yang belum ditemukan.

25
Nina Pratiwi

Selain dari G.E. Mills, ada berbagai teknik analisis


data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model
interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga
komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan
penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai
berikut.
a. Memilih data (reduksi data)
Pada langkah pemilihan data ini, pilihlah data
yang relevan dengan tujuan perbaikan
pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat
dibuang, dan jika dianggap perlu, guru peserta
dapat menambahkan data baru dengan mengingat
kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi
selama pelaksanaan rencana tindakan.
b. Mendeskripsikan data hasil temuan
(memaparkan data)
Pada kegiatan ini, guru peserta membuat
deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada
kegiatan a) tersebut.
c. Menarik kesimpulan hasil deskripsi
Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada
langkah b) tersebut, selajutnya dapat ditarik
kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan
yang telah dilakukan.
F. Tahap Analisis Dan Refleksi

26
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan


menganalisis atau mengolah data hasil observasi dan
interpretasi untuk mengetahui sejauh mana tercapaian
tujuan yang diinginkan sehingga dapat diketahui apakah
penelitian itu berhasil atau tidak dan untuk mengetahui
kebaikan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan.
Dalam melakukan refleksi, peneliti bekerja sama dengan
guru. Kemudian, peneliti dan guru mengadakan diskusi
untuk menentukan langkah-langkah perbaikan (solusi
pemecahan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan). Setelah itu, baru dapat
ditarik simpulan apakah penelitian yang dilakukan
berhasil atau tidak sehingga dapat menentukan langkah
berikutnya.
G. Penetapan Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian merupakan ukuran tingkat
keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
Penelitian Tindakan Kelas (Suwandi, 2011: 35).
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam suatu
proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran telah dicapai dalam proses
pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar peserta didik terlibat secara dalam
proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga
menunjukkan kegairahan dan semangat yang tinggi
terhadap pembelajaran. Dilihat dari segi hasil
pembelajaran dikatakan berhasil jika seluruhnya atau

27
Nina Pratiwi

setidak-tidaknya sebagian besar siswa mengalami


perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta
mendapat ketuntasan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Contoh indicator pencapaian, sebagai berikut:
Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini
dilihat dari motivasi siswa dalam pembuatan peta pikiran
yang dapat dilihat dari frekuensi bertanya siswa,
kesadaran menjawab pertanyaan dari guru, keaktifan
siswa dalam memberi tanggapan, antusias dari guru,
keaktifan siswa dalam memberi tanggapan, dan antusias
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan kualitas
hasilnya adalah kemampuan menulis teks berita apabila
siswa mendapatkan nilai 75 dan siswa yang mendapat
nilai di bawah 75 dinyatakan belum tuntas. Berdasarkan
hal tersebut maka indikator dalam penelitian ini
dirumuskan seperti pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Penelitian
Aspek Pencapaian Cara
siklus Mengukur
terakhir
Motivasi dalam 70% Diamati
melakukan selama proses
pembelajaran pembelajaran
menulis teks menulis
berita berlangsung.
(frekuensi Dihitung dari

28
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

bertanya siswa, jumlah siswa


kesadaran yang aktif
menjawab selama proses
pertanyaan dari pembelajaran.
guru, keaktifan
siswa dalam
memberi
tanggapan,
antusias
pembelajaran)

Keterampilan 70% Diamati


siswa menulis selama proses
teks berita pembelajaran.
(kelengkapan Dihitung dari
isi berita, jumlah siswa
organisasi, yang mampu
kosakata, mencapai
penggunaaan batas
bahasa dan ketuntasan
mekanik) 75.
H. Perencanaan Tindakan Lanjutan
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah
tindakan yang telah dilaksanakan sudah dapat
mengatasi masalah pembelajaran PTK atau belum. Jika
hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum
terselesaikan, maka dilakukan tindakan perbaikan
lanjutan dan memperbaiki tindakan perbaikan

29
Nina Pratiwi

sebelumnya atau dengan menyempurnakan tindakan


perbaikan yang sesuai dengan rekomendasi pada setiap
refleksi masing-masing siklus.
Perencanaan tindakan lanjutan apabila hasil
tindakan yang telah dilakukan dinilai belum berhasil.
Jumlah siklus dalam penelitian tindakan dpat ditentukan
lebih dahulu dan tidak dapat ditentukan lebih dahulu.
Jumlah siklus dapat ditentukan sebelumnya apabila
bobot masalah dapat diperkirakan dengan
mempertimbangkan kondisi siswa dan faktor input serta
proses lainnya. Tetapi apabila tidak dapat diperkirakan
maka jumlah siklus tergantung pada ketercapaian
indicator pencapaian yang telah ditetapkan.

INSTRUMEN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan
disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen
atau alat tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya.
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu cara ilmiah
dalam memecahkan masalah pembelajaran yang
memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang
tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan.
Karena sebuah penelitian memerlukan data-data
empiris.

30
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

Ciri khas dari Penelitian Tindakan Kelas adalah


suatu pengamatan yang melibatkan peran serta seorang
guru (peneliti). Guru sebagai penentu skenario
penelitian, bertindak sebagai instrumen pokok atau
kunci dalam Penelitian Tindakan Kelas dan
berpartisipasi penuh dalam pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun tidak
boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, karena guru
dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas berperan
ganda sebagai pengajar dan peneliti. Dengan demikian
instrumen yang mungkin digunakan adalah pengamatan
dan observasi terstruktur.
A. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas dapat meliputi:
1. Informan
Apabila guru sebagai peneliti, maka informan
dalam penelitian ini berupa hasil wawancara
dengan siswa, kepala sekolah, dan fasilitator yang
berkolaborasi. Wawancara digunakan untuk
mengungkap data yang berkaitan dengan sikap,
pendapat, atau wawasan. Misalnya dengan
pertanyaan semacam tolong ceritakan tentang
.? (Stringer. 2004:67)
2. Peristiwa

31
Nina Pratiwi

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas


adalah rekaman proses belajar mengajar yang
berlangsung di dalam kelas.
3. Dokumen
Dokumen yang dijadikan sumber data pada
Penelitian Tindakan Kelas, meliputi: catatan hasil
observasi selama proses pembelajaran, hasil tes
siswa, daftar nilai tiap siklus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, catatan
lapangan wawancara, transkrip hasil wawancara
dan foto kegiatan pembelajaran.
B. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa
teknik dalam mengumpulkan data, seperti yang
dikemukakan Sevilla, dkk (1993) bahwa dalam
pengumpulan data penelitian dalam pendidikan dapat
meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Pengamatan; Pengamatan dapat dilakukan
secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa
digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-
lain.
b) Pertanyaan; Teknik pertanyaan lebih cocok
digunakan dalam pendekatan survei.
Pertanyaan yang efektif akan membantu
pengumpulan data yang akurat, karenanya Fox
(dalam Sevilla, 1993) memberikan kreteria

32
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

karakteristik pertanyaan yang efektif sebagai


berikut; (a) bahasanya jelas, (b) ada ketegasan
isi dan periode waktu, (c) bertujuan tunggal,
(d) bebas dari asumsi, (e) bebas dari saran, dan
(f) kesempurnaan dan konsistensi tata bahasa.
c) Angket atau kuesioner (questionnaire) Angket
atau kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab
dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan presepsinya.
d) Studi dokumenter (documentary study) Studi
dokumenter merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan
dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil
kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi,
studi dokumenter tidak sekadar
mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan
tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan.

33
Nina Pratiwi

Jika dilihat dari segi teknik pengumpulan data


kualitatif, ada tiga teknik yang dapat dipilih
oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang
disebut 3 E (Experiencing, Enquiring, dan
Examining).
a. Experiencing yaitu pengumpulan data
melalui pengalaman. Teknik
pengumpulan datanya dapat berupa
observasi.
b. Enquiring yaitu teknik pengumpulan
data melalui pertanyaan oleh peneliti.
Teknik pengumpulan datanya dapat
berupa wawancara, angket, skala sikap,
atau tes.
c. Examining yaitu teknik pengumpulan
data melalui pembuatan dan
pemanfaatan catatan yang dapat berupa
data arsip, jurnal, audiotape/ videotape,
artifak, dan catatan lapangan.
a) Pengumpulan Data Melalui Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan datadengan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan observasi,
diantaranya :
- Memperhatikan fokus penelitian

34
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

- Menentukan kriteria yang diamati


Langkah-langkah Observasi Dalam
melaksanakan observasi ada beberapa langkah/
fase utama yang harus ditempuh, antara lain :
- Pertemuan Perencanaan Dalam menyusun
rencana observasi perlu diadakan pertemuan
bersama untuk menentukan urutan kegiatan
observasi dan menyamakan persepsi antara
observer (pengamat) dan observee (yang
diamati) mengenai focus permasalahan yang
akan diamati.
- Observasi Kelas Dalam fase ini, observer
mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu
yang terjadi pada proses pembelajaran
tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun
situasi di dalam kelas.
- Diskusi Balikan Pada fase ini, guru sebagai
peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk
dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan
langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini
harus dilaksanakan dalam situasi saling
mendukung (mutually supportive) serta
didasarkan pada informasi yang diperoleh
selama observasi.
b) Pengumpulan Data Melalui Pertanyaan

35
Nina Pratiwi

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah


melalui pertanyaan. Guru sebagai peneliti dapat
mengajukan pertanyaan kepada siswa, orang tua,
ataupun guru lainnya. Pengumpulan data melalui
pertanyaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara atau angket.
- Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi
dari terwawancara, narasumber atau informan.
- Angket atau kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen pengumpul datanya juga disebut dengan
angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang harus dijawab atau
direspon oleh responden.
c) Pengumpulan Data Melalui Pembuatan dan
Pemanfaatan Catatan (Examining)
Teknik pengumpulan data melalui pembuatan
dan pemanfaatan catatan (examining) ini meliputi
pembuatan catatan dan pemanfaatan segala hal
yang dapat dikumpulkan oleh guru baik tertulis
maupun tidak tertulis, antara lain:
- Dokumen Arsip Dokumen memiliki arti
barang-barang tertulis. Jadi dalam

36
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

pengumpulan datadengan menggunakan


dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan
mencermati benda-benda tertulis yang dapat
digunakan untuk memperoleh wawasan
kejadian masa lalu, mengidentifikasi
kecenderungan masa depan, dan menjelaskan
tentang sesuatu seperti yang dapat diamati
sekarang. Menurut Calhoun (1994, dalam
Mills,2003).
- Catatan Harian Catatan harian (diaries) adalah
catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan,
tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat,
hipotesis dan penjelasan. Catatan tidak hanya
melaporkan kejadian tugas sehari-hari,
melainkan juga mengungkapkan perasaan
bagaimana rasanya berpartisipasi dalam
penelitian tindakan kelas.
- Catatan Lapangan Yang dimaksud Catatan
lapangan (field notes) dalam penelitian adalah
buktitentik berupa catatan pokok, atau catatan
terurai tentang proses apa yang terjadi
dilapangan, sesuai dengan fokus penelitian,
ditulis secara deskriptif dan reflektif. Catatan
lapangan ini dibuat oleh peneliti atau mitra
peneliti yang melakukan pengamatan atau
observasi terhadap subjek atau objek
penelitian tindakan kelas. d. Jurnal Jurnal
Harian adalah salah satu format yang
merupakan modifikasi catatanlapangan (field

37
Nina Pratiwi

notes) yang dapat dimanfaatkan oleh guru


yang merangkap fungsi sebagai pelaku
tindakan perbaikan dan pengamat dengan hasil
yang menjanjikan.
- Peta (Map) Peta tempat duduk peserta didik
dalam kelas maupun letak peralatan dalam
kelas sangat membantu guru yang baru
pertama kalinya masuk ke kelas itu. Peta
memberikan wawasan konseptual dengan alat
untuk melakukan refleksi dengan cara berpikir
kembali mengenai keadaan kelas.
- Rekaman Foto, Slide, Tape, dan Video
C. Validitas Data
Menurut Arikunto (2010), validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau
kesahihan sebuah instrumen. Suatu instrumen
dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Suatu data dikatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antar data yang dilaporkan peneliti dengan
data yang sesungguhnya.
Ada dua macam validitas penelitian, yaitu validitas
internal dan eksternal. Validitas internal berkenaan

38
Langkah-Langkah Mudah Menulis PTK

dengan derajad akurasi desain penelitian dengan


derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai, sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan
derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisikan atau diterapkan pada populasi dimana
sampel tersebut diambil. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas
interbal), transferbility (validitas eksternal),
dependability (reabilitas), dan confirmability
(obyektivitas).
Menurut Sugiyono (2013), triangulasi merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Secara keseluruhan terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data, dan triangulasi waktu.
Dari ketiga bentuk triangulasi tersebut, penelitian
ini menerapkan bentuk triangulasi teknik pengumpulan
data. Triangulasi teknik pengumpulan data ini untuk
menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,
yaitu melalui observasi dan wawancara. Apabila dengan
dua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data bersangkutan guna memastikan
kebenarannya atau mungkin semua dianggap benar
karena sudut pandangnya berbeda-beda.
D. Analisis Data

39
Nina Pratiwi

Menurut Sugiyono (2013), analisis data merupakan


suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara catatatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara:
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting, dan membuat kesimpulan
agar mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
Analisis data kualitatif bersifat induktif berdasarkan
data yang diperoleh, dikembangkan dengan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis yang
kemudian dicarikan data secara berulang-ulang. Setelah
itu barulah dapat ditarik suatu kesimpulan apakah
hipotesis ditolak atau diterima. Apabila data
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis
tersebut akan berkembang menjadi teori.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
pengumpulan data dalam periode tertentu. menurut
Miles dan Huberman sebagaimana yang dikutip oleh
Sugiyono (2013), aktivitas dalam analisis data ini
meliputi data reduction, display, dan conclusion
drawing/verification.

40

Anda mungkin juga menyukai