Anda di halaman 1dari 14

SMK Negeri 5 Surabaya : Mengkader Jawara Sejak Dini

Para siswa kami yang melaksanakan prakerin tak hanya di wilayah Jawa saja, tapi juga sampai
ke luar pulau, bahkan hingga Timor Leste. Industri bahkan tak keberatan memberangkatkan
mereka secara gratis, mengurusi parport siswa, menyediakan pemondokan, makan gratis, pakaian
dicucikan, bahkan para siswa ini pun masih diberi uang saku lumayan, demikian cerita yang
disampaikan oleh Tatik Kustini, Kepala SMK Negeri 5 Surabaya.

SMK Negeri 5 Surabaya memang sangat istimewa, banyak pihak industri yang telah
mengakuinya. Yang menjadikan sekolah ini istimewa adalah karena sekolah ini terbukti mampu
menghasilkan sumber daya manusia siap kerja yang sangat kompeten dan memiliki mental siap
kerja kriteria paling utama yang sangat dibutuhkan oleh para pihak dunia industri. Tak
mengherankan jika para lulusan SMK Negeri 5 Surabaya ini menjadi favorit di dunia industri
untuk buru-buru merekrut mereka bahkan sebelum mereka benar-benar dinyatakan lulus
sekolah.

Berdiri pada tanggal 22 Mei 1975, SMK Negeri 5 Surabaya ini dulunya dikenal sebagai STM
Pembangunan Negeri Surabaya. Sekolah yang berlokasi di Jalan Mayjend Prof. Dr. Moestopo
No. 167 169 Surabaya ini menggunakan sistem pembelajaran selama 4 tahun, bahkan hingga
saat ini. Karena durasi pembelajaran yang lebih lama, tak heran jika sumber daya yang
dihasilkan pun lebih berkompeten karena para siswa mendapat bekal praktek kerja atau prakerin
selama enam bulan hingga satu tahun di dunia industri, selain bekal teori yang juga mencukupi.

Prakerin Sampai ke Timor Leste


SMK Negeri 5 Surabaya yang berbasis teknik saat ini memiliki tujuh kompetensi keahlian,
antara lain Teknik Gambar Bangunan, Teknik Audio Video, Teknik Instalansi Tenaga Listrik,
Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Kimia Industri dan Teknik Kimia
Analisis. Karena berbasis teknik, nyaris 80 persen siswanya adalah laki-laki. Sedangkan siswa
perempuan sebagian besar memilih jurusan Teknik Kimia Analisis. Sekolah yang memiliki luas
4,8 hektar ini kini memiliki jumlah rombongan belajar sebanyak 80 rombel.

Menurut Dra. Tatik Kustini, MM., kepala SMK Negeri 5 Surabaya, dalam dua tahun terakhir ini,
jurusan yang paling banyak diminati terutama adalah Teknik Gambar Bangunan maupun Teknik
Kendaraan Ringan, meskipun nyaris semua jurusan di SMK Negeri 5 Surabaya memiliki grade
yang tinggi. Satu hal yang membuat Teknik Gambar Bangunan begitu diinginkan adalah karena
jurusan ini memiliki kesempatan bagi siswa untuk magang hingga luar pulau, bahkan sampai ke
negara Timor Leste, pun mendapat uang saku dalam jumlah yang menggiurkan.
Dulu, masyarakat beranggapan bahwa jurusan Teknik Gambar Bangunan ini hanya akan
melahirkan kuli atau buruh bangunan. Namun lambat laut penilaian tersebut terkikis, dan kini
Teknik Gambar Bangunan justru sangat diminati karena mereka telah melihat sendiri bahwa
jurusan ini pun melahirkan generasi-generasi kompeten yang memiliki peluang sangat besar di
dunia kerja profesional, jelas kepala sekolah yang pernah meraih penghargaan sebagai guru
berprestasi ini.

Saat ini, SMK Negeri 5 Surabaya merupakan sekolah menengah kejuruan terfavorit dan
unggulan di kota Surabaya untuk bidang teknik. Oleh karena itu, tiap penerimaan siswa baru,
berbondong-bondong calon siswa mendaftarkan diri di sekolah ini, baik itu karena minat pribadi
ataupun dorongan dari keluarga. Namun demikian, kuota siswa baru di SMK Negeri 5 Surabaya
hanya sekitar 700 siswa, sedangkan jumlah para pendaftar jauh lebih banyak. Untuk pendaftar
dari luar kota pun hanya dibatasi dengan kuota 1 persen, sehingga umumnya para pendaftar dari
luar kota memiliki nilai nem yang sangat tinggi karena persaingan yang sangat ketat. Jumlah
total siswa untuk saat ini mencapai sekitar 2.500 siswa.

Rahma Safitri, siswi kelas XII Jurusan Kimia Analis juga sempat merasakan tingginya kompetisi
saat ia hendak mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMK Negeri 5 Surabaya. Namun demikian,
ia tak pantang mundur dan tetap berusaha percaya diri. Ia merasa sangat bersyukur karena
diterima menjadi siswi SMK Negeri 5 Surabaya. Saya ingin sekolah di sini sejak saya masih
kecil. Kakak saya sering bercerita mengenai prestasi-prestasi dan peluang-peluang dari sekolah
ini, sehingga hal itu semakin memotivasi saya untuk masuk di SMK Negeri 5 Surabaya, kata
siswi yang juga menjadi ketua OSIS ini.

Kini, ia merasa sangat bersyukur telah menjadi bagian dari SMK Negeri 5 Surabaya. Ia merasa
optimis nantinya ia akan meraih peluang-peluang bagus, misalnya segera mendapat pekerjaan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Sarana Pendukung yang Memadai


Dari sisi kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana, SMK Negeri 5 Surabaya pun tak kalah dan
sekolah menengah kejuruan lainnya. Masing-masing kompetensi keahlian telah memiliki
bengkel maupun laboratorium praktek masing-masing. Sejauh ini, salah satu kendala yang masih
dirasakan adalah kurangnya jumlah ruang kelas. Namun demikian, sekolah dapat menyiasati
kekurangan tersebut melalui pengaturan jam pelajaran. Misalnya, untuk pelajaran olahraga dapat
dilakukan di lapangan olahraga, sedangkan pelajaran agama dapat dilakukan di masjid sekolah
selain untuk memodifikasi pembelajaran supaya siswa tidak lekas bosan.

Selain itu, sekolah pun kerap mendapat bantuan CSR dari berbagai perusahaan atau korporasi,
misalnya dari Pertamina. Sekolah pun pernah mendapatkan beberapa mobil dari Toyota untuk
media praktik siswa.

Soal kompetensi guru-gurunya, sumber daya manusia di SMK Negeri 5 Surabaya pun tak kalah
berkualitas meski menurut Tatik, sekolah sebenarnya masih membutuhkan tenaga guru tambahan
untuk beberapa bidang studi dan jurusan. Saat ini jumlah tenaga pendidik di SMK Negeri 5
Surabaya sebanyak 169 orang, sedangkan jumlah tenaga kependidikannya sebanyak 29 orang.

Drs. Adi Agiandi, guru untuk Jurusan Teknik Gambar Bangunan yang telah mengabdi selama 28
tahun di SMK Negeri 5 Surabaya ini pun giat meningkatkan kompetensi dirinya, baik dengan
cara belajar sendiri maupun mengikuti berbagai pelatihan, baik di tingkat nasional maupun kota.
Guru juga ditantang untuk harus selalu mengetahui perkembangan trend terkini dan harus dapat
menyesuaikan dengan kondisi global. Oleh karena itu, guru tidak boleh sekadar puas dengan
ilmu yang telah diperolehnya, katanya.

Sementara itu, Drs. Eko Budi Purnomo, guru di Jurusan Kimia Industri yang telah mengajar
selama 22 tahun ini berbagi mengenai strategi mengajarnya supaya para siswa menjadi lebih
kompeten. Anak anak seringkali membutuhkan tantangan, oleh karena itu, kita harus banyak-
banyak memberi mereka kesempatan untuk praktek, katanya. Sejauh ini, sebagai guru, ia
merasa selalu bersemangat dan termotivasi karena para siswanya pun berupaya untuk selalu
kreatif melalui berbagai praktek yang dilaksanakan, misalnya para siswa berhasil membuat kue
jamur untuk menganalisa materi yang ada dalam kue tersebut, atau membuat aquades dari tetesan
air di air conditioner. Selama kreativitas siswa selalu didukung, maka siswa akan berhasil
menampilkan sisi terbaiknya.

Kreatif Berinovasi
Tak seperti sekolah menengah kejuruan lainnya yang juga mengembangkan unit produksi
sebagai sarana pembelajaran entrepreneurship, SMK Negeri 5 Surabaya juga sedikit merasa
kesulitan dalam mengembangkan unit produksi sekolah. Pasalnya, sebagian besar keuntungan
yang didapat sekolah harus disetor kepada Pemerintah Kota Surabaya sehingga ini pun
mempengaruhi semangat para pengelola unit produksi.

Meski demikian, hal tersebut tak pula mematahkan semangat para siswa SMK Negeri 5 Surabaya
untuk terus berkarya. Bahkan para siswa sudah beberapa kali berhasil membuat produk-produk
inovatif yang sebenarnya bernilai jual tinggi atau memiliki manfaat yang cukup tinggi. Siswa
pernah berhasil membuat beberapa unit sepeda inovatif yang dapat membantu anak-anak
berkebutuhan khusus. Kami berikan pada mereka yang membutuhkan. Direktorat PSMK juga
pernah meminta kami kembali memproduksi sepeda ini, kisah Tatik.
Produk inovasi lainnya yang dibuat siswa SMK Negeri 5 Surabaya antara lain pupuk kompos,
yang terdiri dari pupuk cair dan pupuk padat. Bahkan karena produk ini, sekolah pernah
memenangkan kejuaraan Ecopreneur dan dimuat di Harian Jawa Pos. Di sini kan daun banyak
sekali, sehingga oleh anak anak diolah menjadi pupuk, kata Tatik.

Achmad Alfiyansyah adalah siswa yang beruntung mendapatkan gelar Eco Student Of The Year
2016, terutama berkat kiprahnya dalam mengolah pupuk kompos di sekolah. Sekolah ini punya
banyak pohon, maka daun-daunnya pun bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos. Tak
hanya daun, kami juga biasa memanfaatkan buah-buahan dan juga ada tanaman langka. Kami
menggunakan buah yang sudah jatuh dari pohonnya atau kami mencari di pasar-pasar. Bahan ini
kemudian diolah untuk menjadi pupuk kompos. Selain digunakan sendiri, kami juga berinisiatif
untuk menjualnya, terang siswa yang juga aktif di kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah
Remaja ini. Ia merasa sangat senang dan bersemangat karena dapat mengangkat citra baik
sekolah melalui kreativitas yang dibuatnya bersama rekan-rekannya, yakni menggalakkan
ecopreneur, wirusaha berbasis lingkungan.

Salah satu hal menyenangkan lainnya mengenai bersekolah di SMK Negeri 5 Surabaya adalah
adanya program sekolah gratis. Para siswa yang bersekolah di sini tak perlu membayar uang
sekolah bahkan hingga mereka lulus karena sekolah sudah mendapat dana bantuan (BOPDA)
dari Pemerintah Kota Surabaya. Jumlahnya sebesar 152.500 rupiah per siswa per bulan.

Bahkan untuk kegiatan prakerin pun sekolah berupaya untuk menjaring du/di yang bersedia
membiayai siswa, setidaknya untuk transportasi, dan lain sebagainya. Kami mencari perusahaan
yang seperti itu dan kami akan membuat MoU dengan mereka. Biasanya, bahkan untuk gurunya
yang kontrol pun dapat tiket pesawat, hotel, dan sebagainya, tambahnya.

Laris Sebelum Lulus


Menurut Tatik, keterserapan lulusan ke industri mencapai lebih dari 80 persen. Bahkan ia
mengatakan bahwa sebelum siswa lulus, mereka bahkan sudah banyak direkrut oleh pihak
industri meski ijazah mereka belum terbit. Adakalanya bahkan sekolah kehabisan stok lulusan,
padahal permintaan dari industri cukup tinggi.
Umumnya para pihak industri merasa amat puas dengan kompetensi dan performance dari
lulusan SMK Negeri 5 Surabaya. Semenjak sekolah menerapkan sistem pembelajaran 4 tahun,
hal ini pun mempengaruhi output sekolah, yang juga dirasakan oleh pihak dunia industri. Dulu
kami pernah mencoba berubah menjadi pembelajaran 3 tahun. Setelah meluluskan siswa, saya
mendapat keluhan dari pihak du/di yang katanya merasakan perbedaan, terutama dari tingkat
kedewasaan lulusan-lulusan ini. Akhirnya kami pun kembali menjadi sistem pembelajaran 4
tahun, hingga sekarang, jelas Tatik.

PT. Haleyora Power Surabaya, perusahaan afiliasi PLN yang bergerak di bidang jaringan
distribusi adalah salah satu du/di yang telah menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 5 Surabaya,
terutama dalam hal perekrutan tenaga kerja, asesor dalam uji kompetensi, hingga pengadaan guru
tamu. Aninta Febrasanda Matulu, Supervisor Bagian Nonteknik PT. Haleyora Power Surabaya
mengatakan bahwa sejauh ini perusahaan tempatnya bekerja lebih senang merekrut siswa SMK,
terutama dari SMK Negeri 5 Surabaya. Anak SMK itu lebih mudah dibentuk, masih muda,
mudah diarahkan, dan kebanyakan masih belum menikah sehingga konsentrasinya hanya untuk
pekerjaan, karena kalau sudah masuk d sini harus siap ditempatkan di mana saja, jelasnya.

Menjadi karyawan di PT. Haleyora Power, terutama yang bagian teknik, adalah sebuah
tantangan tersendiri, namun juga merupakan peluang yang bagus untuk mengembangkan diri
maupun menjaring pengalaman. Di sini, untuk karyawan baru akan kami ikutkan dalam
kegiatan In House Training tahap I yang juga merupakan test skill. Mereka harus berani naik di
ketinggian dan juga harus tangkas karena itu adalah tuntutan pekerjaan di lapangan. Kegiatan In
House Training ini diadakan setiap 6 bulan sekali untuk semua karyawan, dan sertifikasi kita
adakan tiap tahun sekali untuk para teknisi. Jadi, pengalaman bekerja di sini akan mendapat
banyak nilai lebih, tutur Anin.

Dalam rangka kepedulian pada sektor pendidikan PT. Haleyora Power juga acapkali menggelar
kegiatan pelatihan bersama untuk guru-guru SMK di Surabaya, terutama untuk materi
kelistrikan. Dengan demikian, para guru SMK mendapat tambahan pengetahuan, terutama
mengenai perkembangan teknologi maupun keilmuan yang ada di dunia industri, sehingga guru
dapat mengidentifikasi kebutuhan du/di.

Sejauh ini, ada lebih dari 100 pihak dunia usaha/industri yang telah bekerja sama dengan SMK
Negeri 5 Surabaya. Bentuk kerjasama yang terjalin dapat berupa kegiatan tempat prakerin siswa,
rekruitmen karyawan, guru tamu, hingga asesor dalam uji kompetensi. Kegiatan prakerin di
SMK Negeri 5 Surabaya dilaksanakan saat siswa menginjak bangku kelas XIII atau kelas empat
selama 6 12 bulan.

Dalam hal kerjasama dengan dunia industri, SMK Negeri 5 Surabaya juga termasuk dalam 50
SMK di Indonesia yang menjalin kerjasama dengan Jepang. Sekolah juga berencana untuk
menerapkan kurikulum Jepang untuk jurusan Kimia Analis. Sebenarnya ada dua jurusan yang
ingin menggunakan Kurikulum Jepang, yakni Teknik Permesinan dan Kimia Analis. Dalam hal
ini Teknik Mesin digabung dengan Teknik Kendaraan Ringan. Tapi jurusan Teknik Kendaraan
Ringan di Jepang dengan di Indonesia itu berbeda. Kalau di Indonesia lebih terfokus pada
sistemnya perawatannya, namun di Jepang lebih terfokus pada cipta produknya. Makanya, kami
ambil Jurusan Kimia Analisnya saja. Nanti bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Jepang,
anak-anak kami kirim ke sana terlebih dahulu, terang Tatik.

Selain mengandalkan kinerja BKK SMK Negeri 5 Surabaya dalam membina hubungan dengan
du/di, ikatan alumni SMK Negeri 5 Surabaya atau Ikastemba pun memiliki peran dan pengaruh
yang cukup penting dalam menyukseskan hubungan dengan berbagai pihak du/di. Sebagai
sekolah yang telah berusia lebih dari 40 tahun, SMK Negeri 5 Surabaya tentu telah melahirkan
banyak sekali generasi-generasi sukses di masyarakat. Ada alumni yang punya perusahaan di
Tangerang, ada juga yang telah menjadi orang kepercayaan di industri-industri besar. Saya
pernah bertemu dengan salah seorang alumni yang mengatakan pada saya bahwa sebenarnya
produk brand Miyako dan Shimizu itu adalah buatan alumni SMKN 5 Surabaya. Saya pikir itu
dari Jepang atau Cina... cerita Tatik.

Meski banyak lulusan SMK Negeri 5 Surabaya yang telah sukses bekerja hingga meraih posisi
penting di tempatnya bekerja, Tatik salalu menyarankan mereka untuk kemudian melanjutkan
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya ke universitas. Dengan pendidikan yang lebih
tinggi, maka hal itu pun akan meningkatkan martabat, posisi, hingga nilai tawar seseorang.

Sekolah Pencetak Prestasi


Boleh dikatakan bahwa SMK Negeri 5 Surabaya adalah sekolah pencetak prestasi. Bukan
lantaran sekolah ini telah memiliki bibit-bibit unggulan, namun juga tak lepas dari peran serta
seluruh pihak dan sistem yang telah terbina dengan baik. Dalam kejuaraan LKS saja, setiap tahun
SMK Negeri 5 Surabaya selalu berhasil memborong piala untuk berbagai kategori, bahkan
hingga di tingkat nasional. Bahkan Jurusan Teknik Kendaraaan Ringan pun pernah menembus
hingga tingkat World Skill di Jerman.

Kiat dan strategi yang digunakan di SMK Negeri 5 Surabaya dalam mencetak generasi
berprestasi adalah dengan cara mengkader siswa sejak masih duduk di bangku kelas X, atau
pembinaan berjenjang. Bagian kesiswaan siswa telah membuat program pembibitan para juara
ini sejak dini sehingga ketika tiba waktu lomba, para siswa yang sudah dikader untuk
berkompetisi ini langsung siap.

Sejak kelas X, bidang kesiswaan sekolah menyampaikan kepada seluruh siswa mengenai
program pencarian bibit untuk kompetisi LKS. Para siswa yang berminat dapat mengajukan diri
dan mengikuti pembinaan. Namun demikian, sekolah juga terus memantau perkembangan siswa
melalui nilai-nilai mereka. Nanti mereka akan diseleksi bagaimana kesiapannya, baik mental,
fisik,maupun kompetensi akademiknya. Mengikuti LKS itu tak sekadar pintar saja, namun juga
harus punya mental juara, kata Tatik. Para siswa yang mengikuti pembinaan tersebut akan
mendapat tambahan materi di luar jam belajar sekolah sehingga tidak mengganggu kegiatan
sekolah.

Menjelang lomba, para siswa yang siap bertarung ini mendapat pembinaan yang semakin
intensif. Bahkan adakalanya para kader ini diikutkan dalam berbagai try out untuk membiasakan
mereka dengan atmosfer kompetisi. Target kami bukan juara, tapi hanya untuk mempersiapkan
mental mereka terlebih dahulu,Tatik menjelaskan. Pada saat siswa mengikuti lomba, adik
kelasnya pun diikutsertakan ke lokasi lomba meski hanya sekadar menyertai. Harapannya,
supaya dia dapat memahami kondisi lomba, tambahnya.

Selain itu, sekolah juga melibatkan pihak industri untuk membantu siswa yang hendak
berkompetisi untuk semakin mengasah kemampuan yang akan dilombakan. Tak hanya industri,
sekolah juga mengundang para alumni yang pernah menang dalam lomba untuk memberikan
motivasi kepada siswa. Di SMK Negeri 5 Surabaya, para alumni yang pernah mengikuti lomba
LKS bahkan membuat komunitas atau ikatan sendiri, dan peran mereka adalah sebagai motivator
bagi adik-adik mereka dan juga membantu sekolah manakala dibutuhkan. Setiap Sabtu, para
alumni ini memiliki jadwal datang ke sekolah untuk memberikan motivasi kepada para siswa,
kata Tatik.

Strategi ini terbukti sangat berhasil, karena SMK Negeri 5 Surabaya telah dikenal sebagai
pemborong jawara dalam berbagai kompetisi, utamanya dalam LKS. Untuk LKS tingkat Kota
Surabaya saja kami mengikutikan 14 siswa, 13 siswa berhasil meraih juara, hanya satu siswa
yang tidak mendapat juara.

Selain konsisten dalam program pembelajaran, SMK Negeri 5 Surabaya juga memfasilitasi para
siswa dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mengasah minat dan bakat mereka. Ada
kurang lebih 15 kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih siswa, mulai dari kegiatan olahraga,
kesenian, keagamaan, maupun penelitian. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari Sabtu
karena pada hari Senin Jumat untuk kegiatan pembelajaran sekolah. Para siswa sangat antusias
dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, tak heran jika sekolah selalu ramai setiap hari hingga
menjelang sore. Salah satu ekstrakurikuler andalan SMK Negeri 5 Surabaya adalah Basket.
Bahkan tim basket SMK Negeri 5 Surabaya ini sangat disegani, terutama di wilayah Jawa Timur,
karena kerap menorehkan prestasi gemilang.

Di antara sekian banyak sekolah menengah kejuruan, terutama di wilayah Jawa Timur, nama
besar SMK Negeri 5 Surabaya memang telah bergaung sebagai salah satu SMK Teknik terbaik.
Dengan prestasi dan pencapaian yang selama ini telah berhasil diraih, SMK Negeri 5 Surabaya
berharap dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk terus maju bersama dan
melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang unggulan. ***

Ditulis tahun : 2016


Diterbitkan di Buku Profil SMK Terbaik Indonesia (Kemendikbud)
PROFIL SEKOLAH

SHORT HISTORY
SMK Negeri 5 Surabaya, yang dahulu dikenal dengan STM Pembangunan Negeri
Surabaya, berdiri pada tanggal 22 Mei 1975 berlokasi di Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 167
169 Surabaya.

VISI
Membentuk sekolah kejuruan yang bertaraf internasional dalam bidang teknologi yang
berbasis lingkungan guna memenuhi permintaan pasar global.

MISI
Mencetak lulusan yang profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
tuntutan pasar global
Membekali siswa dengan keterampilan dan kompetensi yang berstandart internasional yang
mampu mendorong mereka untuk menggunakan kemampuan mereka secara maksimal dalam
menciptakan lapangan pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan.
Membekali siswa dengan ilmu dan pengetahuan berbasis liingkungan.

KEUNGGULAN
SMK Negei 5 Surabaya adalah sebuah sekolah (Rintisan Sekolah Berstandart Internasional)
Pada tahun 2009, SMKN 5 Surabaya mendapat sertifikat 9001 2008 ISO Management Mutu
Pada tahun 2004, SMKN 5 Surabaya mendapat sertifikat 14001 2004 ISO Lingkungan
SMKN 5 Surabaya memiliki hubungan kerjasama dengan berbagai dunia industri baik di dalam
maupun diluar negeri
SMKN 5 Surabaya telah mendapat pilot project Green School sejak 2007
SMKN 5 Surabaya menjadi proyek percontohan SBI INVEST sejak tahun 2010 2011

PROGRAM KEAHLIAN YANG DIMILIKI


1. Teknik Gambar Bangunan
2. Teknik Audio Video
3. Teknik Instalansi Tenaga Listrik
4. Teknik Pemesinan
5. Teknik Kendaraan Ringan
6. Teknik Kimia Industrri
7. Teknik Kimia Analisis

SISTEM PENDIDIKAN
Lama Pendidikan : 4 Tahun Kurikulum yang digunakan pada tahun 2010 saat ini
a) Kurikulum 2013, Spektrum KTSP
b) Kurikulum Implementasi / sinkronisasi dengan Dunia Usaha / Dunia Industri

SISTEM PEMBELAJARAN
a) Menggunakan Modul
b) Menggunakan IT dan Internet untuk pembelajaran
c) Prakerin (Praktek Kerja Industri) 6 12 bulan di kelas XIII

KETENAGAAN
a) Tenaga Pendidik : 169 orang
b) Tenaga Kependidikan : 29 orang

EKSTRAKULIKULER
English Conversation Club, Bola Volley, Sepak Bola, Badminton, Bola Basket, Tenis,
Futsal, Karate, SKI (Sie Kerohanian Islam), Passus (Pasukan Khusus), Keputrian, Musik, PMR,
KWU, Pecinta Alam, Karya Ilmiah Remaja, Tari.

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Prakerin merupakan kegiatan praktek di berbagai dunia industri dan dunia usaha yang
bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan profesional, memperkokoh Link and
Match antara sekolah dan dunia industri serta dunia usaha, meningkatkan efisiensi proses
pembelajaran dan pelatihan calon tenaga kerja yang berkualitas.

FASILITAS
SMK Negeri 5 Surabaya dilengkapi berbagai fasilitas untuk mendukung proses
pembelajaran siswa SMK Negeri 5 Surabaya. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain :
a) Wifi Area
b) Lapangaan : Bola Basket, Bola Volley, Sepak Bola, Badminton, Tenis, Futsal
c) Ruang : Laboratorium Bahasa Inggris, Multimedia, Komputer, Perpustakaan, BKK, PSG,
BP/BK, ISO, Komite Sekolah, Ruang Guru, Ruang Administrasi, Auditorium, Kopsis,
Sekretariat OSIS, UKS, dan Masjid.

UNIT PRODUKSI DAN PELAYANAN JASA


SMK Negeri 5 Surabaya menawarkan beberapa kursus, unit produksi, dan jasa yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah sebagai aplikasi
sekolah kejuruan antara lain :
Community College Pembangunan Surabaya (CCPS), Produksi baja, Servis sepeda motor dan
mobil, Perkayuan, Pelatihan : Teknik gambar, Teknologi permesinan, Teknologi pengecoran,
perawatan dan perbaikan motor industri, CNC dan servis AC
Sebelum bernama SMKN 5 Surabaya, sekolah di kawasan Jalan Prof Dr Moestopo itu bernama
STM Pembangunan. Sekolah yang berdiri pada 1975 tersebut sangat kondang. Apalagi, saat itu
STM Pembangunan merupakan salah satu proyek perintis pemerintah di bidang pendidikan
teknik.

SEJAK awal berdiri, STM Pembangunan menerapkan masa studi empat tahun. Perinciannya,
tiga tahun belajar di sekolah dan tahun keempat digunakan untuk magang di industri atau
perusahaan. Pemerintah memang ingin mencetak tenaga terampil menengah, ujar Kepala
SMKN 5 Rinoto.

Hingga sekarang, masa studi empat tahun itu masih terus berjalan. Rinoto menyebutkan, sekolah
dengan masa studi empat tahun dinilai lebih menguntungkan. Sebab, rata-rata magang untuk
siswa SMK yang studi tiga tahun adalah 36 bulan. Untuk SMK dengan masa studi empat tahun,
durasi magang minimal enam bulan. Ini membuat lulusan kami lebih terampil, sesuai harapan
pemerintah, tuturnya.

Konsep SMK empat tahun, tampaknya, akan semakin hidup. Apalagi, pemerintah pusat juga
tengah menggencarkan revitalisasi SMK. Rinoto menyebut ada tujuh program keahlian di
SMKN 5. Semua program keahlian itu berjalan dengan masa studi empat tahun.

Alumnus STM Pembangunan Surabaya tersebut berencana mendirikan jurusan alat berat. Jika
tidak ada aral melintang, jurusan itu akan dibuka tahun ini. Semuanya empat tahun. Andaikan
tiga tahun, ya satu itu saja yang masih tiga tahun, katanya.

Jurusan alat berat dinilai berpotensi besar. Pembangunan di berbagai wilayah sangat pesat. Pada
kondisi tersebut tentu dibutuhkan alat berat. Penyerapannya akan tinggi, ucapnya. Rinoto
menargetkan membuka dua kelas. Untuk tahap awal, pihaknya akan membuka satu kelas.

Nilai lebih dari SMK empat tahun, jelas dia, tidak lain menyiapkan anak agar siap kerja. Bukan
berarti siswa tidak boleh melanjutkan kuliah. Lulusan SMK sah-sah saja berkuliah. Pilihan lain,
jika ingin bekerja, siswa sudah memiliki keterampilan atau soft skill tersendiri.

Rinoto mengatakan, studi empat tahun juga memperpendek mata rantai kemiskinan. Alumnus
jadi siap kerja. Terutama bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Kalau ingin masuk perguruan
tinggi, butuh biaya tambahan. Sehingga kalau kuliah, ya sambil bekerja. Nah, siswa sudah punya
bekal itu, ucapnya.

Menurut Rinoto, ada sekitar 10 persen siswanya yang melanjutkan kuliah. Sekitar 60 persen
langsung terserap kerja. Selebihnya berusaha secara mandiri. Kalau bisa anak-anak itu memang
harus mandiri, berwirausaha, jelasnya.

Di sisi lain, sekolah dengan masa studi empat tahun memiliki kelemahan. Salah satunya, siswa
yang ingin kuliah setelah studi tiga tahun tidak bisa langsung. Siswa harus menyelesaikan tahun
keempatnya lebih dulu dengan praktik di industri. Selain itu, siswa sedikit tertinggal pada ilmu
eksak. Namun, mereka memiliki kelebihan dalam hal praktik.
Sebagai kepala sekolah, Rinoto ingin memperkuat kualitas siswa dan sekolah. Salah satu caranya
meningkatkan jumlah kerja sama dengan industri. Sebab, semakin banyak dunia industri yang
bekerja sama dengan sekolah, semakin besar peluang siswa untuk terserap di dunia industri.
Performance akan kita asah lagi, tegasnya. (puj/c15/nda/sep/JPG)
Logo Stemba lama dan baru

Sebagai alumni STM Negeri Pembangunan atau SMK Negeri 5 Surabaya, kurang afdol rasanya
jika tidak mengetahui cikal bakal almamater kita. Untuk itu penjelasan berikut ini akan
memberikan ulasan tentang sejarah STEMBA.

Tahun 1969/1970
Pada awal dimulainya PELITA I (Pembangunan Lima Tahun Pertama) pemerintah mempunyai
pemikiran untuk mengadakan pembaharuan dan perbaikan pada sistem pendidikan nasional,
terutama pada Sekolah Teknologi Menengah.

Tahun 1970/1971
Menteri P&K menetapkan untuk menyelesaikan 12 instalasi Pendidikan Teknik secara bertahap
yang disebut sebagai " PROYEK PERINTIS SEKOLAH TEKNOLOGI MENENGAH
PEMBANGUNAN " dengan lama belajar 4 (empat) tahun.

Tanggal 1 Juli 1971


Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan Jakarta diresmikan oleh Presiden
RI, Bapak Soeharto.

Tanggal 7 Juli 1971


Peresmian Proyek Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan yang berlokasi di Semarang.

Tanggal 29 Juli 1972


Peresmian Proyek Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan yang berlokasi di Yogyakarta.

Tahun 1973
Telah selesai dibangun 5 (lima) Proyek Perintis STM Pembangunan di yang berlokasi di
Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan dan Temangung.

Selama Tahun 1973


Selesai dibangun 4 (empat) Proyek Perintis STM Pembangunan di Jember, Boyolali, Tangerang
dan Metro yang disebut dengan Sekolah Menengah Teknologi Pertanian dengan lama belajar 3
(tiga) tahun.

Dengan Demikian hanya ada 8 (delapan) Proyek Perintis STM Pembangunan di Indonesia, yaitu:
1. STM Pembangunan Jakarta
2. STM Pembangunan Semarang
3. STM Pembangunan Bandung
4. STM Pembangunan Yogyakarta
5. STM Pembangunan Surabaya
6. STM Pembangunan Pekalongan
7. STM Pembangunan Temanggung
8. STM Pembangunan Ujung Pandang

Proyek Perintis STM Pembangunan Surabaya diresmikan pada 31 Desember 1975 berdasar SK
no. 0310 / 0 / 1975 yang ditanda tangani oleh Walikota Surabaya Kolonel HR Soeparno (masa
jabatan 1974-1979).

Tahun 1986
Sejak berdirinya tahun 1973 sampai dengan tahun 1985, dinamakan Proyek Perintis Sekolah
Teknologi Menengah Pembangunan, sedangkan sejak tahun 1986 status Proyek tidak dipakai
lagi dan diubah menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri Pembangunan (STMN
Pembangunan) Surabaya yang berlokasi di Jl. Dharma Husada yang saat ini menjadi Jl. Prof. Dr.
Moestopo 167-169 Surabaya Jawa Timur 60285.

Tahun 1997
Berdasarkan surat edaran Sekjen Depdikbud Nomor : 41007/A;AS/01 1997 tanggal 3 April
1997, sebagai tindak lanjut dari Kepmen Depdikbud Nomor 034, 035 dan 036/O/1997 tentang
perubahan NOMENKLATOR maka STM Negeri Pembangunan Surabaya berubah menjadi
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 (SMK Negeri 5) Surabaya.

Tahun 1995 - 2000


Sejak awal tahun ajaran 1995/1996 STM Negeri Pembangunan menerapkan kurikulum baru
dengan masa pendidikan 3 tahun. Hal ini dikarenakan permintaan akan tenaga kerja dari pihak
industri yang cukup besar, sehingga terlalu lama jika harus menunggu sampai 4 tahun. Saat
dirubah menjadi masa pendidikan 3 tahun, maka program studi yang biasanya habis selama 4
tahun dimampatkan, sehingga para siswa menjalani long-day school 07.00 s/d 15.00. Pada tahun
1998 STM Negeri Pembangunan meluluskan 2 (dua) angkatan, yang masa pendidikan 4 tahun
dan 3 tahun.

Namun sejak awal tahun ajaran 2001/2002 STM Negeri Pembangunan yang telah berganti nama
menjadi SMK Negeri 5, kembali lagi ke masa pendidikan 4 tahun. Dengan adanya perubahan
sistem ini, maka pada tahun 2004 SMK Negeri 5 tidak ada angkatan kelulusan dikarenakan masa
pendidikan 3 tahun terakhir tahun 2000/2001 telah lulus pada tahun 2003.

Tahun 2006
Sekolah ini meraih berbagai penghargaan, hingga pada tahun 2006 STM Pembangunan yang
berganti nama menjadi SMKN 5 mendapat Sertifikat ISO 9001-2000 dan memiliki kerjasama
yang luas dengan Dunia Usaha / Dunia Industri baik dalam negeri maupun luar negeri.
Demikian uraian sejarah singkat Stemba dari masa ke masa, semoga menjadi bahan pengetahuan
tersendiri di benak kita akan almamater kita tercinta ini. Mohon utk kakak senior (angkatan
pioner) untuk ikut mengoreksi jika ada kesalahan atau tambahan dari uraian sejarah diatas.
Terima kasih.

Source: http://ikastemba-sby.org/content/sejarah-stm-pembangunan

Sumber : http://arie5758.blogspot.com/2011/11/sejarah-stm-pembangunan-smkn-5-
surabaya.html#ixzz4jrZ0v7x7
Sertakan sumber artikel sebagai Backlink

SMK Negeri 5 Surabaya (STM Pembangunan)

JL. Prof. Dr. Moestopo 167 - 169


Surabaya 60285
Telp : 031 593 4888 , 031 592 4994 , 031 592 8703
Fax : 031 592 4990
Website : smkn5-sby.sch.id
Email : stemba5sby@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai