Anda di halaman 1dari 16

TIPS MUDAH

MENULIS
JURNAL

M. Rizqi Romadlon, M. Pd.


HAKIKAT MENULIS
a. Pengertian Menulis
Membaca adalah melawan, menulis adalah
menciptakan perubahan mungkin ungkapan tersebut
berkesinambungan dengan digalakkannya budaya
literasi dewasa ini. Budaya literasi tidak terlepas dari
adanya kegiatan membaca dan menulis. Dalam
kompleksitasnya, menulis sangatlah erat hubungannya
dengan empat aspek keterampilan berbahasa. Empat
keterampilan tersebut yakni menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis. Rukayah (2013: 5) mengatakan
bahwa menulis diartikan sebagai segenap rangkaian
kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada
orang lain agar mudah dipahami. Sementara itu, Hakim
(dalam Rukayah, 2013: 5) menambahkan bahwa
menulis pada hakikatya adalah upaya mengekspresikan
apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan
dalam bahasa tulisan. Menulis tidak lepas dari gagasan
yang diinginkan oleh penulis supaya dapat diterima oleh
pembaca.
Menulis dapat diartikan sebagai proses kreativitas
yang diwujudkan dalam sebuah tulisan. Hakim
(2008:15) menyatakan menulis pada hakikatnya adalah
upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami,
dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulis.
Sementara itu, Rahardi (dalam Kusumaningsih, 2013:
65) mengartikan menulis adalah kegiatan

1
menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui
tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu
untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Akhadiah
(dalam Kusumaningsih, 2013: 66) menambahkan bahwa
menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Menulis adalah ekspresi jiwa penulis dari apa yang
dirasakan olehnya untuk dapat dinikmati seseorang dari
bentuk tulisan. Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa
menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Andayani (2009: 29) menambahkan bahwa menulis
karangan merupakan aktivitas melahirkan pikiran dan
perasaan lewat tulisan dengan memerhatikan aspek-
aspek kebahasaan yang baik dan benar sehingga dapat
dipahami oleh pembaca. Menurut Abidin (2013: 181)
menulis pada dasarnya adalah proses untuk
mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis.
Menurut Mc Crimmon (dalam Slamet, 2009: 96) menulis
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan
mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan
ditulis, menentukan cara menulisnya sehingga pembaca
dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Hal
tersebut senada dengan pendapat Mary S. Lawrence
(dalam Slamet, 2009: 97) menyatakan bahwa menulis
merupakan mengomunikasikan apa dan bagaimana
pikiran penulis.

2
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis merupakan rangkaian kegiatan
menuangkan maksud dan tujuan penulis supaya dapat
diterima oleh pembaca melalui media tulisan. Rukayah
(2013: 5) menyatakan bahwa tulisan merupakan
sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dihat
dan disepakati pemakaiannya. Rukayah (2013: 6)
menambahkan bahwa tulisan adalah hasil perwujudan
gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat bibaca
dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
Untuk dapat mencapai suatu pemahaman pembaca,
seorang penulis harus memiliki keterampilan menulis
yang baik. Nurudin (dalam Rukayah, 2013: 6)
mengatakan bahwa penulis adalah orang yang
melakukan kegiatan menuangkan gagasan atau ide ke
dalam tulisan atau orang yang menulis. Menulis
merupakan salah satu aspek kebahasaan disamping
ketiga aspek lain, yakni mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Nurgiyantoro (2013: 422) menyatakan bahwa
aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar
bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara,
dan membaca. Senada dengan hal tersebut Pamungkas
(2012: 57) menambahkan bahwa keterampilan menulis
ialah keterampilan berbahasa selain berbicara,
membaca, mendengarkan, dan menyimak.
Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan menuangkan ide, gagasan, pengalaman,
dan perasaan kepada orang lain dengan

3
mengorganisasikan lambang bahasa secara teratur agar
dapat dipahami orang lain sehingga apa yang
dimaksudkan penulis dapat tercapai. Menulis dapat juga
berarti kemampuan seseorang menuangkan sesuatu ke
dalam bahasa tulis dengan segala kompetensi yang ia
miliki supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh
pembaca. Menulis merupakan salah satu aspek
berbahasa selain mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Kesemua aspek tersebut sangat erat
hubungannya dalam pembelajaran bahasa, termasuk
juga aspek menulis yang memerlukan kemampuan yang
dimiliki oleh penulis itu sendiri.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan
yang kompleks. Rames (dalam Suwandi, 2005: 18)
mengemukakan bahwa keterampilan menulis
merupakan sejumlah komponen yang harus dihadapi
oleh seseorang ketika menulis. Komponen-komponen itu
adalah pemahaman tujuan menulis, pemahaman tentang
bakal atau calon pembaca, pemahaman isi (antara
relevansi, kejelasan, orisinalitas, dan kelogisan),
pemahaman tentang proses menulis, pemahaman
pemilihan kata (diksi), pemahaman tentang aspek
pengorganisasian, pemahaman tentang gramatika,
pemahaman tentang teknik penulisan, dan sebagainya.
Lebih lanjut, Harris (dalam Nurgiyantoro, 2013: 306)
mengemukakan unsur-unsur yang perlu dinilai dalam
sebuah karangan, antara lain: (1) Content (isi, gagasan
yang dikemukakan); (2) Form (organisasi isi); (3)
Grammar (tata bahasa dan pola kalimat); (4) Style (gaya:

4
pilihan struktur dan kosakata); dan (5) Mechanics
(ejaan).
Dari kegiatan menulis, seorang penulis akan
mendapatkan manfaat dari apa yang ia tulis. Slamet
(2009: 104) menjelaskan manfaat yang diperoleh
seseorang dari kegiatan menulis. Manfaat tersebut
antara lain: (1) meningkatkan kecerdasan; (2)
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas; (3)
menumbuhkan keberanian; dan (4) mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
b. Fungsi Menulis
Menulis memiliki fungsi dalam keterampilan
berbahasa. Fungsi menulis tersebut memberikan
batasan kepada penulis untuk menyampaikan sebuah
komunikasi dengan pembaca. Tarigan (2008: 22)
menyatakan bahwa fungsi menulis adalah sebagai alat
komunitas yang tidak langsung. Sementara itu, fungsi
menulis menurut Saddhono (2013: 50), yaitu: (1) sarana
menemukan sesuatu; (2) memunculkan ide baru; (3)
melatih kemapuan mengorganisasi dan menjernihkan
sebagai konsep ide; (4) melatih sikap objektif yang ada
pada diri seseorang; (5) membantu menyerap dan
memproses informasi; (6) memungkinkan berlatih
memcahkan masalah, dan; (7) memungkinkan aktif dan
tidak pasif sebagai penerima informasi. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi menulis
merupakan batasan yang dapat dijadikan acuan oleh

5
penulis untuk dapat menyampaikan maksud dan tujuan
tulisan kepada pembaca.
c. Tujuan Menulis
Menulis memiliki beberapa tujuan dalam setiap
bentuk tulisan yang ditulis oleh penulis. Tarigan (2008:
27) menyatakan bahwa tujuan menulis, yaitu: (1) tujuan
penugasan (assignment puspose); (2) tujuan altruistik
(altruistic purpose); (3) tujuan persuasif (persuasive
purpose); (4) tujuan penerangan (informational
purpose); (5) tujuan penerangan (informational
purpose); (6) tujuan penerangan (informational
purpose); (7) tujuan penerangan (informational
purpose); (8) tujuan pernyataan (self-expressive
purpose); (9) tujuan kreatif (creative purpose); (10)
tujuan pemecahan masalah (problem-sloving purpose).
Sementara itu, Abidin (2013: 187) menambahkan
tujuan menulis, yaitu: (1) menumbuhkan kecintaan
menulis pada diri siswa, (2) mengembangkan
kemampuan siswa menulis, (3) membina jiwa
kreativitas para siswa untuk menulis. Dari pendapat di
atas tujuan menulis sangat berperan penting sebagai
acuan siswa dalam menulis, Tujuan tersebut merupakan
tujuan minimal yang harus dicapai siswa pada
pembelajaran menulis. Tujuan pertama pembelajaran
menulis adalah menumbuhkan kecintaan menulis pada
diri siswa.tujuan kedua adalah kemampuan menulis.
Tujuan terakhir adalah agar siswa mampu menulis
secara kreatif.

6
d. Tahapan Menulis
Menulis adalah suatu keterampilan yang
memerlukan kreativitas dan imajinasi seseorang untuk
dapat menuangkan pikiran ke dalam sebuah tulisan.
Dalam penerapannya, menulis mempunyai tahapan yang
secara langsung dan tidak langsung akan bertalian erat
dengan kualitas tulisan yang ditulis oleh seorang penuli.
Tahapan-tahapan tersebut diungkapkan oleh Andayani
(2009: 29) sebagai berikut: (1) Tahap
persiapan/prapenulisan; (2) Tahap inkubasi; (3) Tahap
inspirasi (insight); (4) Verifikasi. Sementara itu, tahapan
menulis menurut Tomkins dan Hosskinson (dalam
Abidin, 2013: 185) terbagi ke dalam lima tahap, yakni:
(1) Tahap pramenulis (prewriting); (2) Tahap
penyusunan draf tulisan (drafting); (3) Tahap revisi; (4)
Tahap editing; (5) Tahap publikasi. Sabarti (dalam
Andayani, 2008: 30) menambahkan bahwa proses
menulis menjadi tujuh langkah, yaitu: (1) Pemilihan dan
penetapan topik; (2) Pengumpulan informasi dan data;
(3) Penetapan tujuan; (4) Perancangan tulisan; (5)
Penulisan; (6) Penyuntingan atau revisi; (7) Penulisan
naskah jadi. Dari pendapat tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa tahapan menulis mampu untuk
sebagai acuan untuk menulis mulai dari tahap awal
hingga akhirnya menjadi sebuah tulisan yang dapat
dinikmati oleh pembaca.

7
HAKIKAT MENULIS KARYA ILMIAH
Praktisi pendidikan tidak akan asing dengan
penyusunan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah tidak
terlepas dari perguruan tinggi, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa masyarakat umum dan praktisi di
luar dunia pendidikan menulis karya ilmiah dalam
bentuk artikel, makalah, atau laporan. Karya ilmiah
merupakan salah satu bentuk tulisan yang menganut
tata cara penulisan atau kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan KBBI serta ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan. Penyusunan karya
ilmiah biasanya disusun guna memenuhi tugas atau
capaian tertetu seperti skripsi, tesis, disertasi guna
memenuhi persyaratan untuk dapat mendapatkan gelar
akademik.
Secara khusus karya ilmiah harus memuat tentang
topik atau gagasan tertentu dari khazanah keilmuan.
Suwandi (2011: 78) mengatakan bahwa karya ilmiah
adalah karya tulis yang megikuti kaidah dan jalan
pikiran yang berlaku dalam ilmu pengetahuan serta
memberikan sumbangan khazanah ilmu pengetahuan
dibidang masing-masing. Hal tersebut juga diungkapkan
oleh Sumarwati (2015: 1) bahwa karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis (dan dipublikasikan) yang
memaparkan gagasan, kajian pustaka, atau hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang ditetapkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.

8
Salah satu jenis karya ilmiah yaitu artikel ilmiah.
Artikel ilmiah atau sering kita sebut dengan jurnal
ilmiah merupakan tulisan ilmiah yang dapat berbentuk
artikel ulasan atau artikel penelitian dari laporan hasil
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Suwandi (2011: 79) Sebagai tulisan ilmiah, artikel ilmiah
ditulis oleh seseorang untuk meyakinkan pembaca
bahwa topik yang ditulis dengan penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang perlu untuk
diketahui dan diperhatikan.
Sumarwati (2015: 1) meyatakan bahwa dari segi
bahasa, penulisan karya ilmiah berkaitan dengan
masalah cara menyusun kalimat-kalimat dalam suatu
paragraf, pengguanaan istilah, serta gaya selingkung
penulisan seperti sistematika/format, tata cara
penulisan kutipan, dan daftar pustaka. Penulisan artikel
ilmiah harus memuat tentang suatu masalah.
Pengembangan paragraph dan kalimat-kalimat yang
tersusun dalam sebuah artikel ilmiah dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan
data yang diperleh dari suatu penelitian, baik penelitian
lapangan, tes labratrium atau kajian pustaka.
Hal penting dalam penulisan artikel ilmiah adalah isi
dan format. Penulisan artikel ilmiah harus sesuai dengan
kaidah yang berlaku, namun dalam penulisan artikel
ilmiah, setiap lembaga (jurnal) mempunyai gaya
selingkungnya masing-masing. Gaya selingkung
digunakan untuk memberikan ciri khas pada isi dan
format tulisan yang dipublikasikan oleh pengelola jurnal

9
(dewan redaksi). Penggunaan gaya selingkung tidak
menyalahi aturan yang berlaku di dalam KBBI dan ejaan
bahasa Indonesia yang disempurakan, hanya saja gaya
selingkung tersebut untuk memberikan ciri khas tulisan
yang akan dipublikasikan. Jika seseorang ingin menulis
sebuah artikel ilmiah untuk jurnal/lembaga tertentu
maka harus menyesuaikan tulisan dengan gaya
selingkung yang digunakan pada jurnal tersebut supaya
dapat dipublikasikan.
Suwandi (2011: 81) menyatakan bahwa komponen
utama artikel ilmiah hasil penelitian adalah judul, nama
penulis, abstrak dan kata kunci, bodi (pendahuluan,
metode, hasil, dan pembahasan), simpulan, daftar
rujukan.
a. Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang
mencerminkan secara tepat inti isi yang terkandung
dalam artikel. Judul hendaknya informatif, lengkap,
tidak terlalu panjang ataupun terlalu pendek, yaitu
antara 5-15 buah kata.
b. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai
dengan gelar akademik. Ada beberapa model yang
dapat diikuti dengan menuliskan nama lembaga atau
tempat penulis bekerja.
c. Abstrak dan Kata Kunci

10
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat
tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak
memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur
penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Kata kunci
adalah kata pokok yang menggambarkan masalah
yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan
dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli dan
berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata
dalam kata kunci sekitar 3-5 buah kata.
d. Pendahuluan
Pendahuluan sebuah artikel ilmiah berisi latar
belakang masalah. Hal-hal yang perlu dikembangkan
dalam latar belakang masalah adalah kesenjangan
antara kondisi yang diidealkan dan kondisi
sesungguhnya (das sollen dan das sein), identifikasi
masalah, pentingnya masalah dibahas, teori/hasil
penelitian yang relevan dengan masalah.
e. Metode
Metode dalam sebuah artikel ilmiah berisi
tentang bagaimana penelitian itu dilakukan. Materi
pokok pada bagian ini adalah bagaimana data
dikumpulkan, siapa/apa sumber data, dan
bagaimana data dianalisis. Penelitian yang
menggunakan alat dan bahan perlu ditulis
spesifikasinya.
f. Hasil

11
Bagian ini merupakan bagian utama dalam
penulisan artikel ilmiah, dan sebab itu biasanya
merupakan bagian terpanjang. Hal-hal yang
disajikan adalah hasil analisis data dan hasil
pengujian hipotesis. Hasil analisis boleh disajikan
dalam bentuk table atau grafik. Apabila hasil yang
disajikan cukup panjang, penyajian bisa dipilah-
pilah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan
penjabaran masalah penelitian.
g. Pembahasan
Pada bagian pembahasan penulis
mendeskripsikan subjek studi, analisis
permasalahan, dan solusi dari masalah yang
diangkat dalam artikel ilmiah. Semua aspek yang
dikemukakan dalam pendahuluan dikaji dan
dianalisis secara runtut sehingga masalah yang
dipersoalkan menjadi jelas pemecahannya. Dalam
kegiatan menganalisis penulis harus senantiasa
menggunakan data, teori, dan pendapat para ahli
yang akurat.
h. Simpulan (Bisa Diikuti Saran)
Simpulan sebuah artikel ilmiah merupakan
jawaban atas masalah yang dibahas. Simpulan
dirumuskan dalam kalimat efektif. Urutan simpulan
disesuaikan dengan urutan masalah yang
dikemukakan dalam pendahuluan.
i. Daftar Pustaka

12
Daftar pustaka memuat seluruh sumber materi
yang dikutip (digunakan) dalam artikel ilmiah .
Artikel, buku, makalah, maupun teori dari internet
dapat dimasukkan dalam daftar pustaka apabila
benar-benar digunakan sebagai acuan (baik melalui
kutipan, parafrase, ringkasan, maupun ulasan).
Untuk dapat lebih memahami tentang penulisan
artikel ilmiah,berikut ini akan dilampirkan contoh
artikel ilmiah yang dipublikasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tidakan Kelas (PTK)
dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma
Pressindo
Sumarwati. 2015. Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa
Indonesia. Surakarta: UNS Press
Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis
Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Andayani. 2009. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS
Surakarta.
Hakim, M. Arief. 2008. Kiat Menulis Artikel diMedia dari
Pemula sampai Mahir. Bandung: Nuansa.
Kusumaningsih, dkk. 2013. Terampil Berbahasa
Indonesia. Yogyakarta: CV Andi Offset.

13
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai
Perspektif. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Rukayah. 2013. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran
Menulis. Surakarta: UNS Press.
Saddhono, Kundharu. 2013. Menulis Ilmiah Teori Dan
Aplikasi. Surakarta: Lembaga Pengembangan
Pendidikan UNS.
Suwandi, Sarwiji. 2005. Bahasa dan Notasi dalam Karya
Tulis Ilmiah. Surakarta: UNS Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.
Slamet, St Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

14

Anda mungkin juga menyukai