Anda di halaman 1dari 125

http://facebook.

com/indonesiapustaka

Gur
http://facebook.com/indonesiapustaka

Bukan Guru
Asal Ngajar!
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan


perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal
49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama
7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
http://facebook.com/indonesiapustaka

(lima miliar rupiah).


2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Eko Nurhaji Purnomo

Bukan Guru
Asal Ngajar!
Best Practice,
Meciptakan pembelajaran yang memukau
Membuat siswa ketagihan untuk belajar!
 Menjawab alasan mengapa jadi guru harus bahagia
 Menciptakan sekolah selayak surga bagi pembelajar
 Menyusun progam “pembelajaran mega super”
 Menerapkan Multi metode dan model Pembelajaran
 Menyusun penilaian berorientasikan pada proses
 Tips dan Trik muda membuat ” Lesson Plan”
 Berbagai kegiatan pembelajar inovasi yang memikat siswa
http://facebook.com/indonesiapustaka

PENERBIT GAVA MEDIA


Bukan Guru Asal Ngajar!

Penulis:
Eko Nurhaji Purnomo

Desain cover:

Layout:
Erwin Ariyanto

Ukuran buku:
16 x 23 Cm

Halaman:
viii + 116

ISBN:

Cetakan I, 2012

Diterbitkan oleh:
PENERBIT GAVA MEDIA
Klitren Lor GK III / 15 Yogyakarta
Telp./Fax. (0274) 558502
HP. 08122597214
e-mail: infogavamedia@yahoo.com
website: www.gavamedia.net
http://facebook.com/indonesiapustaka

© Hak Cipta 2012 pada penulis,


Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau
seluruh buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik,
termasuk memfoto copy, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya,
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini didedikasikan untuk:
Bapak dan Ibu, Pak-Lek dan bu-Lek
Kasih sayang, yang selalu menyertaiku
Kakak, adik tak-akan terlupakan hari-hari bersama kalian
Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa
Mengajarkan saya bagaimana cara ihklas jadi guru
Guru-Guru batas RI-Malaysia
Sungguh, semangat dan ketulusan kalian mengajar
mendorong buku kecil ini terselesaikan
http://facebook.com/indonesiapustaka

v
Pesan Sajak untuk Sang Guru

Guru itu bumi


Langkah berpijak
Meniti masa depan
Guru itu api
Menyulut gaira
Mengobarkan semangat tak ada henti
Guru itu air
Mengalir
Mengajarkan anak untuk rendah hati
Guru itu angin
Merdeka
Membebaskan anak berkreasi
Guru itu Matahari
Sumber ilmu
Memahamkan apa yang belum dimengerti
Guru itu bulan
Kelembutan
Mengajarkan tentang kasih sayang
Guru itu bintang
Panduan musafir
Mampu menjadi tauladan
Guru itu langit
Keleluasan hati, rasa, dan pikiran
http://facebook.com/indonesiapustaka

Sabar, dan sumber kebijaksanaan

Bengkayang, 11 Mei 2012


Eko Nurhaji Purnomo

vi
DAFTAR ISI

Pesan Sajak Untuk Guru ............................................................. vi


Menjadi Guru Bukan Asal Ngajar ................................................ 1

BAGIAN I
MENJADI GURU ITU BAHAGIA.................................................. 3
 Guru Pahlawanku, Sekolah Surgaku ............................ 6

BAGIAN II
PEMBELAJARAN MEGA SUPER ............................................... 11
 Modalitas Indera: Visual, Auditori, Kinestetik ................ 12
 Modalitas Kognitif: Analisis Gregorc.............................. 14
 Modalitas Intelegensia: Howard Gardner dari Hardvard 16
 Multiple Interaksi Mewujudkan Pembelajaran yang
Bermakna ...................................................................... 20

BAGIAN III
PEMBELAJARAN MULTI METODE ............................................ 23
 Metode Vs Model .......................................................... 23
 Macam Metode pembelajaran....................................... 26
 Menerapkan multi metode dalam model pembelajaran 28

BAGIAN IV
PENILAIAN KELAS ORIENTASI PADA PROSES ....................... 61
 Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi? ......................... 61
 Penilaian Formatif Vs Penilaian Sumatif ....................... 63
http://facebook.com/indonesiapustaka

 Penilaian Kelas Berorientasi Pada Proses.................... 63

BAGIAN V
LESSON PLAN............................................................................ 77
 Kenapa harus buat Lesson Plan ?............................... 77
 Bagian-bagian RPP....................................................... 78

vii
Bukan Guru Asal Ngajar!

 Bagaimana Membuat Lesson Plan yang Aplikatif........ 89


BAGIAN VI
KEGIATAN PEMBELAJARAN INOVATIF .................................... 107
 Bermain Sepak Bola ..................................................... 107
 Berbelanja di pasar ....................................................... 108
 Menyebrang sungai di bebatuan ................................... 109
 1 melawan 100 .............................................................. 110
 Bermain Ular Cerdas Naik Tangga................................ 110
 Mencari Harta Karun ..................................................... 111
 Lari Cerdas.................................................................... 111
 Lempar Tanya Jawaban ................................................ 112
 Mencari Pasangan Kata ................................................ 112
 Bernyanyi Lempar Bola ................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 114

PROFIL PENULIS ....................................................................... 116


http://facebook.com/indonesiapustaka

viii
Menjadi Guru Bukan Asal Ngajar
Bayangkan sejenak ketika anda mengajar. Dengarkan dengungan
dan lihat antusias siswa anda ketika belajar. Perhatikan tangan-tangan
teracung dengan antusias, sesekali mereka berdiri, berpendapat,
keriangan ketika berbagi, saling memberikan semangat, dan dengarlah
gemuruh tawa mereka.
Gambaran kelas diatas bisa jadi sesuai dengan kondisi kelas anda
sekarang, atau mungkin sekedar impian. “Bukan Guru Asal Ngajar”
hadir untuk itu. Buku ini berisi Best Practice, bagaimana seorang guru
menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, antusias, dan
merdeka.
Buku ini berisi tentang teori singkat, fokus, dan jelas. Menekankan
pada bagaimana mengaplikasikan teori-teori dalam kegiatan proses
pembelajaran di kelas. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis ketika
menjadi seorang pendidik.
Tiap bab terintegrasi pada kegiatan praktek dilapangan. Pada bagian
I dijelaskan mengenai sebuah wawasan baru, mengapa menjadi seorang
guru itu bahagia?. Harapannya dari tulisan ini, dapat mengubah paradigma
dan memberikan motivasi baru bagi guru, mengenai pekerjaannya yang
dipandang orang sebelah mata jika dibandingkan dengan profesi-profesi
lain dari sisi financial yang didapatkan.
Pada bagian ini juga digambaran sosok guru sebagai pendisain kelas,
gambaran seorang guru menciptaka kehidupan kelas selayak surga bagi
muridnya. Bab ini berisi panduan secara kasat mata untuk melihat sosok
guru pendisain lingkungan kelas sebagai surga untuk pembelajarnya.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Di bagian II penulis memberikan judul “pembelajaran mega super”


bagaimana mengembangkan kemampuan siswa dengan modalitas
belajar yang dimiliki. Bagian ini akan memberikan penjelasan bagaimana
menerapkan metode dan media yang sesuai terhadap beraneka ragam
kecerdasan dan modalitas yang dimiliki siswa. Bagian ini pula dijelaskan
bagaimana seorang guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran

1
Bukan Guru Asal Ngajar!

dengan multi interaksi. Sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan


bermakna.
Pada Bagian III dijelaskan mengenai berbagai macam metode dan
model pembelajaran. Bagaimana merangkai berbagai macam metode
ke dalam model pembelajaran dan diterjemahkan kedalam perencanaan
pembelajaran, sehingga pembaca akan memahami bagaimana
mengaplikasikan multi metode dalam model pembelajaran dengan
mudah.
Pada Bagian IV dijelaskan bagaimana seorang guru menerapkan
teknik penilaian kelas yang berorientasi pada proses. Pada bagian ini
akan dijelaskan bagaimana cara menetukan bentuk penilaian sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Disetiap teknik penilaian
akan diberikan contoh rubrik penilaian, sehingga guru memiliki gambaran
mengenai teknik penilaian apa yang akan digunakan dan menentukan
aspek apa saja yang nilai dalam bentuk rubrik penilaian.
Setelah guru mengetahui berbagaimacam kemampuan dalam
mengajar. Di Bagian V di jelaskan bagaimana merangkai seluruh
pengetahuan tersebut dalam Lesson plan. Dibagian ini akan dijelaskan tips
dan trik membuat lesson plan yang aplikatif,bagaimana memecah Stendar
koptensi, kopetensi dasar menjadi indikator-indikator pembelajaran. Pada
bagian ini pembaca akan diajak mengkritisi lesson plan “standar” dengan
lesson plan yang telah dibuat dan diaplikasikan oleh penulis, sehingga
pembaca dengan lebih muda memahami esensi apa itu “lesson plan
Aplikatif”
Pada Bagian VI, terakhir, berisi berbagai model yang dikembangkan
oleh penulis yang diadopsi dan dikembangkan dari berbagai kegiatan
aktivitas sehari-hari, olahraga, permainan anak, dan sebangainya.
Tujuannya menginspirasi guru-guru untuk mengembangkan pembelajarn
http://facebook.com/indonesiapustaka

yang dilakukan, bukan hal yang sulit untuk mengembangkan pembelajaran,


guru hanya dengan sedikit kreatifitas untuk mengubah permainan dan
memasukannya dalam proses belajar.
Dari bagian I-sampai pada bagian VI, ini adalah sebuah satu kesatuan
bekal dasar guru yang wajib dikuasai. Selamat membaca buku ini, selamat
belajar dengan buku ini, dan lihat apa yang terjadi!...

2
BAGIAN I
MENJADI GURU ITU BAHAGIA
“Kekayaan bukan pada harta yang dimiliki
Tapi, pada ke-seberapa manfaat hidup untuk orang lain.
Begitupun kebahagiaan, harta tak bisa jadi ukuran
Tapi, ketulusan hati yang dirasakan saat berbagi”

Sebuah kisah, seorang maha raja sedang murung, seluruh negeri sibuk
mengupayakan agar ia kembali ceria. Kesehatan sang rajapun kian menurun
akibat tekanan emosi yang mendalam. Hingga suatu saat pergilah dia kehutan,
berkelana menyamar.
Didesa yang ia lalui banyak orang-orang miskin yang terus mengeluh.
Tak jauh dari situ, ada saudagar kaya yang tak henti-henti mengumpat
karena persaingan sesama pedagang. Maha raja makin tak mengerti konsep
kebahagiaan yang sesungguhnya, yang dicarinya….
Saat termenung, ia mendengar suara: “Terimakasih Tuhan, pekerjaan
hari ini telah selesai, hari ini juga saya sudah makan, kini saatnya saya akan
beristirahat”
“Luar biasa!” pekik sang Raja. Ia makin tertegung tahu asal suara itu, seorang
pemuda berpakaian lusuh, Bergegas Maharaja pulang. Hendak mengabarkan
khalayak akan kejadian itu.

M enjadi orang baik sama dengan menjadi orang jahat, keduanya butuh
ketekunan. Menjadi orang baik, tentu perlu proses. Perlu kerja keras.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Menghilangkan rasa iri melihat orang bergaya hidup santai. Merasakan


beberapa kali gagal baru bisa sukses. Sabar menghadapi pesaing yang
hobinya curang. Tersulit lagi, Jujur meski menguntungkan lawan.
Menjadi orang jahat. Butuh keahlian khusus agar lawan tak tahu.
Punya dua muka. Baik didepan bos. Dibelakangnya, apapun halal. Perlu
kerja keras, menyembunyikan semua kejahatan, agar polisi atau KPK tak

3
Bukan Guru Asal Ngajar!

menyeretnya. Semua klien ditutup dengan uang suap. Hasilnya, Keputusan


hakim, orang tak tau apa-apa, divonis bersalah.
Lebih repot lagi. Menjadi orang baik, punya dua pilihan. Menjadi
“orang baik” untuk dirinya sendiri, atau menjadi “orang baik” untuk dirinya
dan orang lain. Memilih menjadi seorang banker, penambang, kontraktor,
pengusaha kelapa sawit, property, pemilik lebih dari seribu minimarket itu
pilihan.
Tapi, memilih menjadi guru itu panggilan. Pilihan dengan tanggung
jawab besar. Tak tanggung-tanggung. Membentuk pribadi manusia
unggul. Mengantar menuju cita-cita yang diharapkan. Jika terkabul, orang
tua merasa bahagia dengan apa yang diraih oleh anak-anaknya. Tapi tak
banyak yang sadar, semua tidak akan terwujud tanpa didikan guru.
Ini nasib guru. Ada yang untung ada yang buntung. Nasib guru yang
untung, jadi guru dikota, dekat dengan rumah tiap hari bertemu keluarga.
Sertifikasi sudah diterima. Gajipun cukup buat keperluan keluarga.
Hidupnya jadi sejahtera.
Tapi ada guru yang buntung. Tinggal dipelosok, gaji pas-pasan, tak
ada penghargaan, dicurangi atasan, akhir-akhirnya tunjangan profesi tak
turun. Berharap diangkat menjadi pegawai negeri. Ada yang mengabdi
lima belas tahun-pun, masih belum diangkat. Hasilnya hidup dilorong
jembatan. Mencari sambilan menjadi tukang cuci dan pemulung sampah.
Profesi guru tetap menjadi pilihan. Apa faktor keterpaksaan, tak ada
profesi lain yang bisa dipilih. Mulai dari gaji puluhan ribu, atau sekedar
mendapat kiloan beras dari orangtua murid, bahkan masih ada guru tanpa
gaji. Bukan untuk makan, tapi untuk kebutuhan mendidik, terkadang
kurang.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Memilih hidup pas-pasan, itu bukan alasan jadi guru. Ada hal lebih
penting dari itu, kesadaran dan keterpanggilan untuk menjadi guru. Sebuah
pencarian dan saya menemukan itu, “Kebahagiaan”.
Ini yang membuat seorang guru tetap teguh menjalankan tugasnya.
Kebahagiaan disekolah yang didapatkan. Guru yang baik akan selalu

4
Menjadi Guru Itu Bahagia

dinanti kedatangan oleh murid-muridnya, senyum tulus dan keceriaan,


seolah menanti sahabat sejati yang selalu tulus menemani. Berkah
bisa merasakan kebahagiaan bersamanya. Obat terdahsyat untuk
menghilangkan segalah beban penat kehidupan sang guru.
Selalu belajar dari kehidupan murid-murid nya. Selalu ada, untuk
menemani disetiap perkembangan anak didiknya. Kebahagiaan luar
biasa, melihat anak didiknya berhasil bahkan menjadi orang yang sukses
dengan segala cita-cita yang diimpikan. Kebahagiaan yang sulit difahami
oleh orang yang tak seprofessi.
Memilih profesi guru, itu orang bervisi. Profesi guru tak bisa dibuat
main-main, dijalankan atau dikerjakan dengan seadanya, memberi manfaat
luar biasa, menentukan masa depan bangsa. Bukan semata-mata untuk
anak yang kita ajar. Ini adalah sumbangsih terbesar yang bisa diberikan
oleh anak negeri kepada Negara tercinta.
Sebuah kebahagiaan, selalu kita tabung disetiap langkah. Sebagai
bekal kita kelak untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki dikehidupan akan
datang. Kekuatan inilah yang akan memberikan rasa tenang, gairah, hidup
ihklas untuk berbuat baik lebih banyak lagi.
Diawal, dikisahkan sebuah kisah seorang raja. Saya berharap kita bisa
belajar dari kisah sang raja dan profesi seorang guru. Bagaimana seorang
raja dengan begitu banyak kemewahan yang dimiliki tak membuatnya
merasa bahagia. Seharusnya kita bangun dan tersadar, kebahagiaan tak
bisa ditemukan dari harta yang melimpah atau segala yang kita miliki.
Kebahagiaan adalah pilihan hidup. Hanya bisa ditemukan jika kita bisa
berbuat baik untuk “dirikita sendiri” dan berbuat baik “bagi yang lain”. Oleh
karena itu selamat berbahagia wahai guru, jika anda belum merasakan
http://facebook.com/indonesiapustaka

kebahagian itu?, maka segera berhijrah!....

5
Bukan Guru Asal Ngajar!

 Guru Pahlawanku, Sekolah Surgaku


Pernakah berfikir, sekolah adalah tempat istimewa bagi siapapun yang
ada didalamnya?. Bisa dibayangkan bagaimana aktivitas seorang siswa.
Siswa setiap pagi, harus mengulangi aktivitas yang sama, ada anak yang
berangkat dengan senang, tetapi ada juga anak yang berangkat dengan
berat dan terpaksa. Ada perbedaan antara keduanya.
Anak yang terpaksa, merasa sekolah seperti penjara, membuatnya
terkekang, tak ada kebebasan untuk menyampaikan segala apa yang
diinginkan. Mencari pelarian diri, berbohong, sering bolos sekolah tanpa
sepengetahuan orang tua, mencari kebebasan diluar sana tak tau baik
buruknya.
Tapi sebaliknya, sekolah adalah tempat yang menyenangkan, tempat
terspesial dalam hidupnya. Apapun yang dikerjakan, dirasakan seperti
bermain, hatinya selalu bahagia. Waktupun jadi terasa cepat berlalu.
Guru wajib sadar akan kebutuhan muridnya untuk mengembangkan
diri, menggali bakat-bakat siswa yang terpendam, memahami apa yang
diinginkan oleh murid-murid nya untuk selalu bahagia ketika berada
disekolah.
Pertama, belajar mendisain kondisi kelas yang dimiliki agar seluruh
kebutuhan siswa terpenuhi. Membentuk lingkungan sekolah yang antusias
dan menyenangkan dalam belajar.
http://facebook.com/indonesiapustaka

6
Menjadi Guru Itu Bahagia

Perubahan dan perbedaan situasi kelas


Sebuah panduan secara kasat mata untuk melihat sosok guru
pendisain lingkungan kelas sebagai surga untuk pembelajaran

Kemungkinan Alasan
Keterangan Tanda-Tanda Bagus
(untuk) Khawatir
Mebel Kursi mengelilingi meja agar Semua kursi menghadap
terjadi interaksi yang baik. kedepan (atau yang lebih
Arena yang nyaman untuk buruk lagi) meja berbanjar
belajar, termasuk berbagai
pusat kegiatan.
Ada ruang untuk berkumpul.
Dinding Tertutup oleh proyek siswa. Kosong.
Bukti kerja sama siswa. Poster yang dibeli dipasar.
Tanda, pameran, daftar, yang Pajangan pekerjaan siswa,
jelas dibuat oleh siswa bukan namun TANPA kesalahan,
guru. hanya ditampilkan milik
Informasi dan kesan pribadi siswa terbaik, dan semuanya
dari orang-orang yang serupa.
menghabiskan waktu dengan Daftar peraturan yang dibuat
anak-anak dikelas itu. oleh orang dewasa dan atau
hukuman, konsekuensi bagi
perilaku yang menyimpang.
Daftar stiker atau bintang-
dan bukti-bukti lain yang
menunjukan siswa diberi
penghargaan atau ranking
Wajah siswa Bersemangat dan sibuk Kosong, bosan
Lokasi guru Sering bekerja bersama Selalu berada didepan atau
muridnya. ditenga kelas
http://facebook.com/indonesiapustaka

Perlu beberapa detik untuk


‘menemukan’ guru
Suara Sering terdengar dengung Suara guru paling keras dan
aktivitas dan gagasan saat paling sering terdengar.
siswa bertindak dan bertukar Sering ada waktu hening
pikiran.

7
Bukan Guru Asal Ngajar!

Suara guru Penuh hormat, tulus, dan Bersikap mengendalikan dan


hangat memerintah.
Congkak dan manisnya
dibuat-buat
Reaksi siswa Menyambut baik, Tidak memberi reaksi atau
pada pengunjung bersemangat untuk terlihat berharap bisa lepas
kelas menjelaskan/ dari apa yang mereka
mendemonstrasikan apa kerjakan.
yang mereka kerjakan atau
memanfaatkan pengunjung
sebagai nara sumber
Diskusi kelas Siswa sering memberi Semua pertukaran pemikiran
tanggapan secara langsung. dipimpin guru.
Menekankan pada eksplorasi Siswa menunggu dipanggil
masalah-masalah yang rumit gilirannya.
dengan penuh pemikiran. Menekankan pada fakta dan
Siswa dan guru sama jawaban yang benar.
seringnya mengajukan Siswa berlomba menjawab
pertanyaan pertanyaan “siapa yang bisa
menjawab pertanyaan?”
Benda dalam Dipenuhi buku-buku Didominasi buku teks
kelas bermanfaat, peralatan seni, pelajaran, lembar kerja,
peralatan sains. paket materi pelajaran lain.
Ada “rasa berantakan yang Terkesan “keharusan untuk
punya tujuan” tertib”
Tugas Beberapa kegiatan berbeda Umunya seluruh siswa
sering terjadi disaat melakukan hal yang sama.
bersamaan. Saat siswa tidak
Aktivitas sering berlangsung mendengarkan guru, mereka
secara berpasangan atau bekerja sendirian
kelompok.
http://facebook.com/indonesiapustaka

8
Menjadi Guru Itu Bahagia

Sekitar sekolah Suasana yang Kaku, resmi.


menyenangkan, tempat Terdapat pajangan
orang ingin menghabiskan penghargaan, piala dan
waktunya. hadiah yang mengindikasi
Hasil karya siswa memenuhi ditekannya kemenangan,
lorong sekolah. bukan rasa kebersamaan
Perpustakaan cukup lengkap atau komunitas.
dan nyaman
Kondisi toilet baik dan kering.
Siswa membantu dikantin,
perpustakaan, dan tempat
lain disekolah.
Sumber: Alfie Kohn
“Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak”-Buah Hatri, 2009

Kedua, memahami proses perkembangan anak didiknya, apa sajakah


kebutuhan anak didiknya dalam mengikuti proses pembelajaran yang
dilakukan. Memanfaatkan segalah apa yang dimiliki anak dan memenuhi
apa yang menjadi kebutuhan mereka. Siswa setiap tahapan pertumbuhan
dengan rentang umur tertentu, memiliki karakteristik yang berbeda.

Tabel pertumbuhan anak menuju dewasa


Murid Prasekolah Murid sekolah dasar
(umur 3-6 tahun) (umur 7-10 tahun)
•฀ Senang belajar dan sangat ingin tahu •฀ Memerlukan banyak aktivitas fisik
•฀ Mereka sosial tetapi tidak selalu •฀ Bisa khawatir tentang hal-hal
bekerja sama dengan yang lain seperti hantu, monster khayalan
•฀ Membutuhkan banyak aktivitas fisik •฀ Sulit berfikir abstrak dan sulit
•฀ Mereka egosentris dan hidup memahami sebab dan akibat
•฀
http://facebook.com/indonesiapustaka

didunia nya sendiri Fokus pada apa yang disini dan


•฀ Dapat mengingat 2 sampai 3 sekarang
informasi besar •฀ Dapat mengingat sekitar 3
•฀ Dapat memberikan perhatian sampai 4 potong informasi
selama 2 sampai 6 menit •฀ Dapat memberi perhatian untuk
•฀ Memerlukan penjelasan-penjelasan kira-kira 6-10 menit
sederhana

9
Bukan Guru Asal Ngajar!

Murid menegah Murid tingkat kedua


(umur 11-14 tahun) (umur 15-18 tahun)
•฀ Sangat perduli tentang teman dan •฀ Memahami perbedaan
penerimaan pandangan dan gambaran
•฀ Sulit untuk berfikir abstrak dan •฀ Dapat berfikir abstrak dan
memahami sebab akibat memahami sebab akibat
•฀ Tidak melihat akibat dari •฀ Dapat fokus dalam “masa lalu
tindakannya yang lama dan jauh sekali”
•฀ Fokus pada disini dan sekarang •฀ Dapat mengingat kira-kira 6-8
•฀ Dapat mengingat kira-kira 4 sampai potong informasi
6 potong dari informasi •฀ Dapat member perhatian
•฀ Dapat memberi perhatian selama 10 selama 12-18 menit
sampai 14 menit
Sumber: Martha Kaufeldt
“Wahai para guru, ubahla cara mengajarmu”, 2008

Disekolah, tempat yang tepat anak-anak untuk mendapatkan


apa yang tidak didapatkan diluar sana. Disekolahlah tempat mereka
mengekspresikan diri dan berkreativitas. Bertemu dengan lingkungan
mereka yang sebenarnya, dengan teman yang memiliki beragam sikap.
Ajarkan mereka bagaimana mengenal teman-temanya, bagaimana
mereka saling menghormati dan menyayangi, bekerja sama dengan
teman-temanya. Jadikan mereka siswa yang dimanusiakan. Merasa
dihargai tentang apa yang ia perbuat, Mendengarkan tentang apa yang
ingin mereka katakan.
Murid serasa menemukan harta karun yang sangat berharga dan tak
terhitung, jika menemukan guru yang tulus mengajar, membuat muridnya
nyaman, senang, dan antusias dalam belajar. Mampu menanamkan nilai-
nilai dalam kehidupan nya untuk membentuk pribadi yang unggul, maka tak
http://facebook.com/indonesiapustaka

heran Sang guru akan menjadi pahlawan terbesar dalam hidup mereka.

10
BAGIAN II
PEMBELAJARAN MEGA SUPER
“Adil bukan sejati-nya merata, tetapi memberikan sesuatu sesuai kebutuhan,
memberikan pembelajaran yang dirasa guru dapat dimengerti oleh muridnya;
tak salah, tapi itu belum adil.
Memberi pembelajaran sesuai kebutuhan murid, itu adil”

A da kebiasaan kurang baik guru, menyalahkan muridnya jika melihat


mereka tak menghiraukan apa yang dikatakan. Tak mengerjakan
tugas rumah, dengan berbagai alasan. Bergurau, bernyanyi bahkan tidur
saat diterangkan. Pikirannya kosong, melamun saat diajar. Berteriak-
teriak, menggebrak-gebrak bangku, bahkan berkelai saat mengerjakan
tugas. Alhasil, amarah guru tak bisa di tahan.
Guru sejatinya harus selalu belajar dari apa yang dilakukan siswa.
Perilaku negatif yang timbul sejatinya berasal dari kebutuhan siswa
yang tak dapat disalurkan kedalam hal-hal yang positif dalam kelas. Ada
guru yang tak sadar bahwa apa yang dilakukan oleh muridnya adalah
kebutuhan yang harus dipenuhi. Mereka akan merasa tak nyaman jika
tidak melakukan hal-hal yang mereka senangi.
Kesenangan adalah kebutuhan mereka, sebab dunianya adalah
bermain. Perlu difahami, sifat guru sama seperti sifat muridnya, sering
tak nyaman dengan beberapa kegiatan yang dikerjakan, apa lagi dengan
paksaan. Berbeda, jika pekerjaan itu adalah pekerjaan yang benar-benar
http://facebook.com/indonesiapustaka

disukai, sangat menikmati saat mengerjakan.


Ada guru sadar tentang hal itu, dia selalu berusaha untuk
mengeksplorasi seluruh kemampuan muridnya demi menghasilkan proses
pembelajaran yang diharapkan. Guru mengerti bagaimana siswanya
dapat belajar dengan baik, memaksimalkan berbagai kemampuan yang

11
Bukan Guru Asal Ngajar!

dimiliki, mulai dari kemampuan menangkap informasi dari “panca indra”,


“mengelola dalam berbagai kemampuan berikir (kognitif)”, dan
memaksimalkan “berbagai jenis intelejensi (bakat)” yang mereka miliki,
merangkainya dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang menarik dan
menantang.
Dibagian ini guru akan diajak mengetahui berbagai macam modalitas
belajar murid-muridnya. Mereka memiliki modal yang unik dan beraneka
ragam disetiap siswanya. Harapannya, agar guru-guru tersadar bahwa
murid-muridnya memiliki kemampuan berfikir (kognitif) dan kecerdasan
yang beraneka ragam, guru tidak bisa menggunakan metode, model
atau media yang hanya bisa diterima siswa yang memiliki kecerdasan
dan modalitas belajar tertentu saja. Keberaneka ragaman kecerdasan
siswa menuntut dirinya untuk mendisain pembelajaran yang bisa
mengakomondasi seluruh kebutuhan anak didiknya dengan beragam
modalitas belajar yang dimiliki.

 Modalitas Indera: Visual, Auditori, Kinestetik


Modalitas indera adalah kemampuan siswa menyerap informasi
dengan menggunakan keterampilan indera yang dimiliki. Dikembangkan
oleh Ricard Bandler (seorang progamer komputer) dan John Grinder
seorang ahli linguistik. Ide dasarnya adalah setiap orang memiliki indera
dominan.
1. Visual: tipe siswa lebih faham materi pelajaran ketika dia melihat
2. Auditori: tipe siswa yang lebih faham materi pelajaran dengan
mendengar
3. Kinestetik: tipe siswa yang lebih faham suaru materi dengan terlibat
http://facebook.com/indonesiapustaka

aktif dengan gerak yang dinamis/ aktivitas isik

Riset yang dilakukan oleh Specific Diagnistic Studies dari Rockville,


Maryland, dengan 5.300 siswa mengungkapkan bahwa dikelas apapun
dalam subjek apapun dan disekolah manapun secara rata-rata ada;

12
Pembelajaran Mega Super

•฀ 29% siswa dengan dominan visual


•฀ 34% siswa dengan dominan auditori
•฀ 37% dengan dominan kinestetik
Dapat dilihat dari penelitian diatas ternyata dominasi siswa kita berada
pada kinestetik, apakah sudah disadari bahwa model pembelajaran kita
lebih mendominasi diaspek tersebut. Mike Huges guru SMA di inggris
memiliki pengalaman lain tetang hal ini.

“Siswa kinestetik adalah siswa yang paling dirugikan disekolah


menengah, hanya karena banyak aktifitas belajar didasarkan pada
membaca, menulis, dan mendengarkan. Hal ini antara lain karena
kebanyakan guru telah berhasil dalam dunia membaca, menulis,
mendengarkan dari sekolah formal dan mereka merupakan siswa
visual atau auditori dan secara dominan mengajar dengan gaya yang
mereka sukai…….”

Jika guru tak menyediakan penggunaan indera dominan murid-


muridnya dalam mengajar, kebanyakan siswa akan menggantinya dengan
menggunakan posisi indera cadangan mereka. Meskipun ada banyak
siswa yang memiliki modalitas inderanya yang cukup seimbang untuk
menyesuaikan dan menerima informasi dengan tipe apapun informasi itu
disampaikan, kurang lebih ada 20% siswa yang memiliki dominasi tunggal
yang begitu kuat (Michael Grinder).
Mereka akan menyerap informasi, bila disampaikan dengan tipe yang
mereka sukai. Jika gaya belajar mereka tidak cukup dipenuhi, siswa-
siswa ini cepat frustasi, bosan, tersingkirkan, dan nakal. Mereka akan
berakhir dikelompok yang memiliki kemampuan bawah. Oleh karena itu
guru harus benar-benar memanfaatkan modalitas belajar ini dalam proses
http://facebook.com/indonesiapustaka

pembelajaran. Berikut ini adalah tabel yang bisa dilakukan guru dengan
menggunakan media dan metode apa saja disetiap dominasi modalitas
belajar murid-muridnya yang beragam, dan bisa dikembangkan lebih luas
lagi dengan kreativitas sang guru.

13
Bukan Guru Asal Ngajar!

Modalitas Media/metode yang bisa digunakan


Visual Grafik atau diagram yang ditunjukan lewat gambar/OHP, gambar
slide atau power point, media video, poster, darmawisata, foto
atau gambar pada buku teks, dsb.
Auditory Mendengarkan suara guru, atau sesama siswa dalam diskusi
atau presentasi, nyanyian, komentar dari video, kaset audio,
atau pembicara tamu, dsb.
Kinestetik Melakukan kegiatan eksperimen, Melakukan berbagai
kegiatan dengan gerak lainya seperti: menyortir kartu, melipat,
memotong, menempel, menata, memegang benda-benda,
mendemonstrasikan sebuah proses, menampilkan role play,
menirukan, bergerak dari sumber ke sumber, dsb.

Ketika guru memahami hal ini, harapannya guru dapat mengecek


kembali, apakah pembelajaran yang dilakukan telah memiliki cukup
elemen dari setiap modalitas. Sebagai contoh tidak mudah seorang guru
memikirkan bagaimana dia mendisain strategi pembelajaran dari sebuah
materi persamaan kuadrat secara kinestetik. Kuncinya adalah seorang
guru haruslah lebih kreatif dan inovatif dalam mendisain pembelajaran,
untuk berfikir dan jangan membuang ide-ide aneh, untuk melihat pelajaran
melalui sudut pandang siswa yang gaya belajar nya berkebalikan dengan
guru(kita). Untuk memulai hal itu kita harus percaya bahwa siswa
kita mempunyai multi indera untuk menangkap apa yang ada dalam
proses pembelajaran.

 Modalitas Kognitif: Analisis Gregorc


Penelitian fenomenologikal, Gregorc menyatakan bahwa ada
http://facebook.com/indonesiapustaka

perbedaan dalam cara orang memahami (menerima, menyerap) dan


menata (mengorganisir, menyimpan, dan referensi) data. Georgc
mengkombinasikan karakteristik mental (abstractness, coccreteness, dan
randomness) membentuk empat style atau Mind Style yang berbeda yaitu;
concrete sequential (CS), Abstract sequential (AS), concrete random (CR),
dan abstract random (AR).

14
Pembelajaran Mega Super

Modalitas Kognitif Karakteristik siswa


Gaya belajar yang dominan adalah melalui aktivitas
paraktis yang tersetruktur. Mereka menyukai belajar
Concrete sequential langsung dengan intruksi langkah demi langkah dengan
aturan yang jelas. Seperti menjalankan sebuah proyek
dengan intruksi yang detail disetiap tahapannya.
Gaya belajar yang dominan adalah melalui riset akademis
terstuktur. Mereka suka dibimbing untuk melihat kaitan
atara ide-ide dalam sesuatu teori maupun kejadian. Lebih
Abstract Sequential menyukai belajar sendiri dengan lembar kerja dengan
latihan terstruktur dalam logika, seperti temukan rantai
yang hilang, menyimpulkan konsep, menampilkan kata-
kata kuncinya, membandingkan antara dua hal.
Gaya belajar yang dominan pada mereka melalui belajar
kelompok tak terstruktur. Mereka suka bicara, brainstorm,
merefleksi, membayangkan, mencari ide, dan membuat
hubungan personal. Kebebasan menggunakan gambar,
Abstract Random suara, dan gerak. Menggunakan berbagai sumber belajar,
tugas-tugas yang mementingkan perasaan, pikiran, dan
ide yang utuh akan sangat sesuai. Contohnya “bersama-
sama mencari ide dalam sebuah bacaan dan bagaimana
hubungan nya (sikap kita) dengan hal yang dibacanya”
Gaya belajar yang dominan berkembang adalah melalui
kerja praktis yang tebuka. Mereka cenderung menolak
pengarahan, deadline, dan petunjuk. Biasanya mereka
Concrete random
bekerja dengan metode dan dengan waktu mereka sendiri.
Mereka biasanya mengeksplorasi alternative percobaan
dan menggunakan trial-error untuk mengetahui sesuatu.

Meskipun Gregorc tidak memiliki presentase tepat untuk tiap kategori,


penelitiannya yang luas menyangkup kedua jenis kelamin, dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka

beraneka ragam seluruh rentang umur, kemampuan, latar belakang sosial


ekonomi dan etnis mengungkapkan bahwa kelas apapun yang di ajar.
Beberapa memilki kecenderungan yang kuat, beberapa kecenderungan
yang sedang dan sedikit (5%) yang tidak memiliki kecenderungan sama
sekali.

15
Bukan Guru Asal Ngajar!

Seorang guru harus bisa merespon perbedaan itu dengan baik


dengan memasukan Mind style ini kedalam rencana pembelajaran. Cara
yang paling mudah melakukan hal ini adalah mengecek bahwa empat
Mind Style telah terakomondasi. Strategi mengajar yang berbeda
dapat ditawarkan kepada siswa sebagai sebuah menu pilihan atau
dinegosiasikan dengan siswa, sehingga kecenderungan alamiah
mereka dibentuk langsung kedalam rencana pengajaran yang dibuat
secara demokratis.

 Modalitas Intelegensia: Howard Gardner dari


Hardvard
Pemikiran yang paling terkenal mengenai Multipel Intelgensi (yang
sering disebut IM) adalah Profesor Horward Gardner dari Harvard. Jauh
pada tahun 1983 dalam frames of Mind. Dia mengajukan pemisahan
radikal dan tradisi;

“Ada bukti yang mendukung akan adanya kompetensi intelekstual atau


“kerangka pikiran” manusia yang relative mandiri. Hakekatnya pasti
dari setiap kerangka intelektual belum terbukti secara memuaskan
sejauh ini, juga jumlah tepatnya belum ditentukan. Tetapi orang
percaya bahwa memang ada sejumlah intelegensi, dan ini relatif
terlepas dari satu dengan yang lainnya”.

Gardner mendefinisikan delapan jenis intelegensi (kerangka


pikiran) yang berbeda, yang masing-masing dapat ditelusuri hingga bagian
yang terpisah dari otak manusia. Sebelumnya banyak orang menyebutnya
http://facebook.com/indonesiapustaka

sebagai bakat, tetapi belum disebut intelegensi.

16
Pembelajaran Mega Super

Jenis Intelegensi Karakteristik siswa


Intelegensi liguistik Berfikir dalam kata-kata, suka membaca dan menulis,
menyukai cerita, suka bermain permainan kata, punya
memori yang bagus untuk nama, tempat, tanggal,
puisi, lirik dan hal kecil, mengeja dengan mudah,
punya kosakata yang berkembang baik.
Intelegensi logika dan Muda melihat pola, suka ide-ide abstrak, suka
matematika permainan strategi dan teka-teki logika, menjumlah
dengan muda diluar kepala, mengajukan pertanyaan
besar misalnya “ dimana alam semesta berakhir”,
menggunakan computer, menggunakan alat untuk
menguji benda yang tidak dimegerti, berfikir dalam
kategori melihat hubungan antar ide.
Intelegensi spasial Berfikir dengan image dan gambar, mudah mengingat
dimana benda diletakan, suka menggambar,
merancang, membangun, melamun, membaca peta
dan diagram dengan mudah, mengerjakan teka-teki
jigsaw dengan mudah, terpesona oleh mesin, meniru
gambar dengan akurat.
Intelegensi musical Sering bernyanyi, bersenandung atau bersiul sendiri,
ingat melodi, punya indera yang baik untuk ritme,
memainkan sebuah instrument, sensitive terhadap
suara dilingkungan, perlu musik sewaktu belajar.
Intelegensi fisik/ Menginat melalui sensasi fisik, sulit duduk diam
kinestetik yang lama, punya intuisi tentang jawaban ujian,
bagus dalam olahraga atau tari atau acting atau
mimic muka, punya koordinasi yang sangat bagus,
berkomunikasi dengan baik melalui isyarat, belajar
paling baik melalui isyarat, belajar paling baik melalui
aktivitas fisik, simulasi, dan role play, meniru orang
mudah.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Intelegensi interpersonal Memahami orang dengan baik, belajar paling baik


dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan orang
lain, bagus dalam memimpin dan mengorganisasi,
mengerti perasaan orang lain, penengah di antara
orang-orang, suka bermain permainan sosial,
mendengarkan orang lain dengan baik.

17
Bukan Guru Asal Ngajar!

Intelegensi intrapersonal Suka bekerja sendiri, memotivasi diri sendiri, intuitif,


mempunyai perasaan mandiri, berkemauan kuat dan
punya pendapat personal yang kuat, menentukan
tujuannya sendiri, percaya diri, reflektif, sadar akan
kekuatan dan kelemahan.
Intelegensi naturalistic Mengenali flora dan fauna—membedakan dan
mengenali pola di alam, menggunakan hal-hal umum
dan khas untuk mengkategori dan mengelompokan
fenomena, menggunakan cerita secara konsisten,
menggunakan kemampuan ini secara produktif,
misalnya; bertani, memelihara binantang.

Teori Mutipel Intelejensi ini kegunaannya sebagai alat prencanaan


pembelajaran, bagaimana seorang guru membuat sebuat strategi dan
taktik pembelajaran, menggunakan teori ini untuk memikirkan perbedaan
diantara murid-murid. Meningkatkan pemahaman dan menunjukan empati
guru terhadap siswanya. Menerjemahkan teori-teori ini menjadi strategi-
strategi yang membuat siswa nyaman dalam belajar. Setelah itu dengan
berlahan seorang guru membawa siswanya untuk menggunakan segala
jenis intelejensi dengan berbagai kegiatan yang menantang. Tugas guru
selanjutnya memperkuat intelegensi siswa-siswanya yang lemah. Berikut
ini contoh bagaimana guru membuat berbagai kegiatan yang berbeda
disetiap kecerdasan (bakat).
http://facebook.com/indonesiapustaka

18
Pembelajaran Mega Super

Contoh Kolom Berbagai Kegiatan Siswa untuk Meningkatkan


Intelegensi Siswa

Kempetensi : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan


luas bangun datar
Intelegensi liguistik Intelegensi logika dan matematika
Menggunakan soal cerita berupa studi Kecerdasan logika dan matematika
kasus dengan bentuk soal tertulis lebih mudah menerima meteri karena
mengenai keliling dan luas bangun karakter pelajaran ini didominasi
datar dengan kecerdasan ini, lebih mudah
lagi soal dengan karakter logika seperti,
sebab-akibat, seandanya, dan logika
lainnya
Intelegensi spasial Intelegensi musical
Guru mengajak mengambar kebun Guru bisa membuat atau mengubah
mini, kolam ikan, lapangan bola, dan nyanyian-nyanyian dengan memasukan
benda-benda lainnya berbentuk persegi rumus-rumus keliling dan luas kedalam
empat setelah itu siswa diajak untuk nyanyian
mengukur gambar nya masing-masing,
dan mencari luas dan keliling bangun
datar tersebut.
Intelegensi fisik/kinestetik Intelegensi interpersonal
Guru bisa mengajak murid-Tugas yang diberikan dikerjakan
murid mengukur gambar dengan dengan kelompok sehingga murid
menggunakan alat ukur benang untuk dengan kecerdasan interpersonal dapat
menguji kembali keliling bangun datarmenggunakan kecerdasanya untuk
setelah dihitung dengan rumus. menjalin hubungan berkomunikasi dan
Murid-murid diajak mengukur benda- bekerja sama dalam kelompok untuk
benda yang ada dilingkungan sekoalah menyelesaikan tugas yang diberikan
untuk mencari keliling dan luas nya.
Intelegensi intrapersonal Intelegensi naturalistic
http://facebook.com/indonesiapustaka

Dalam pembelajaran perlu juga tugas Siswa diajak bermaian kekebun, sungai,
individu untuk mengakomondasi anak kolam ikan, lapangan, padang rumput.
yang memiliki kecerdasan intrapersonal Mengajak mereka untuk mengukur
yang dominan panjang dan lebar serta mencari keliling
dan luas nya.

19
Bukan Guru Asal Ngajar!

Guru dapat memilih beberapa kegiatan dalam pembelajaran yang


sesuai dengan dominasi intelegensi siswa dalam kelasnya. Hal inilah yang
akan mempermuda siswa mengikuti pembelajaran. Mereka bukan hanya
mengerti apa yang disampaikan guru, tetapi mereka akan lebih tertarik
dengan kegiatan pembelajaran yang kita berikan.

 Multiple Interaksi Mewujudkan Pembelajaran


yang Bermakna
Ketika seorang guru telah mengerti berbagai macam modalitas siswa
dalam menerima dan mengelola hasil pembelajaran. Harapannya, guru
dapat merangkai kedalam sebuah pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk memasimalkan ketiga modalitas belajar
Untuk mewujudkan proses tersebut sorang guru dapat mendorong
siswanya untuk melakukan interaksi secara maksimal. Komponen
pembelajaran natara lain; guru, siswa dan sumber belajar. Dalam
berbagai interaksi, seorang guru dapat mengkombinasikan nya menjadi
sebuah pembelajaran aktif, mengakomodir kebutuhan siswa disesuaikan
materi yang akan diajarkan.
Menurut pardidi pembelajaran yang sempurna setidaknya memiliki
enam tipe interaksi yang intensif, yakni:
 Interaksi antara guru dan siswa
 Interaksi antara guru dengan sumber belajar
 Interaksi antara individu siswa dengan individu siswa yang lain
 Interaksi antara setiap individu siswa langsung dengan media dan
sumber belajarnya
 Interaksi antara individu siswa dengan kelompoknya
 Interaksi kelompok dengan sumber belajar/media belajarnya
http://facebook.com/indonesiapustaka

 Interaksi antara kelompok dengan kelompok lain.


Interaksi ini sangat erat kaitannya dengan metode pembelajaran,
interaksi ini hanya bisa muncul bila guru memfasilitasi dengan suatu
metode pembelajaran, berikut ini tabel berbagai metode yang dapat
meciptakan berbagai jenis interaksi.

20
Pembelajaran Mega Super

Tabel contoh beberapa metode untuk mewujudkan berbagai jenis


interaksi pembelajaran

No. Jenis Interaksi Metode yang dipakai


1 Interaksi antara guru dan siswa Diskusi, ceramah, tanya-jawab,
sumbang saran (brain stroming),
demonstrasi, studi wisata, latihan/drill,
tugas resitasi
2 Interaksi antara guru dengan Studi wisata, praktikum, eksperimen,
sumber belajar demonstrasi
3 Interaksi antara individu siswa Diskusi, tanya-jawab, simulasi,
dengan individu siswa yang lain sumbang saran, inquiri, eksperimen,
demonstrasi
4 Interaksi antara setiap individu Studi wisata, praktikum, eksperimen,
siswa langsung dengan media studi wisata, tugas resitasi, latihan
dan sumber belajarnya
5 Interaksi antara individu siswa Diskusi kelompok, kerja kelompok,
dengan kelompoknya simulasi, bermain peran, sumbang
saran, inquiri, eksperimen, demonstrasi,
studi wisata, tanya—jawab
6 Interaksi kelompok dengan Simulasi, kerja kelompok, inquiri,
sumber belajar dan media eksperimen, demonstrasi, studi wisata
belajarnya
7 Interaksi antara kelompok Diskusi (panel-debat), permaianan/
dengan kelompok lain kompetisi, simulasi, sumbang saran,
demonstrasi, tanya jawab

Dalam berbagai modalitas, mulai dari modalitas indra sebagai


penangkap informasi, dikelola oleh otak (kognitif), dengan beragam
kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Harapannya gur tersadar bahwa
modalitas belajar yang dimiliki oleh siswa unik dan beragam. Guru tidak
http://facebook.com/indonesiapustaka

bisa memaksa dengan hanya menggunakan metode tertentu yang


dianggap guru mudah dimengerti oleh muridnya.
Guru dapat mengakomodir seluruh modalitas beragam yang
dimiliki oleh siswanya kedalam metode-metode pembelajaran. Dengan
menggunakan model, metode, dan strategi yang beragam disetiap

21
Bukan Guru Asal Ngajar!

pembelajaran dengan memaksimalkan “interaksi pembelajaran”


sebagai pengontrol bahwa proses pembelajaran dapat dirasakan
oleh seluruh siswa, maka inilah sebuah progam pembelajaran mega
super.

“Jangan memberi pekerjaan murid dengan cara yang meraka benci


sejatinya sama seperti apa yang engkau rasakan
jika mengerjakan pekerjaan yang tak kau senangi”
http://facebook.com/indonesiapustaka

22
BAGIAN III
PEMBELAJARAN MULTI METODE
“Bagai seorang koki masak handal.
Guru bisa memakai berbagai macam bumbu selayak metode
untuk membuat satu masakan berbentuk model,
hingga murid akan terpanah dengan rasa masakan yang dibuat oleh sang-guru”

 Metode Vs Model
Tuntutan seorang guru dihadapan muridnya, menjadi seorang intertain
pendidik sejati. Menyuguhkan materi yang sulit menjadi menyenangkan
untuk dipecahkan, menjadikan materi muda dimengerti menjadi
pembelajran yang menantang. Merangkai sebuah strategi pembelajaran
yang menarik, kreatif, menantang dan inspiratif. Kuncinya ada di dua kata
ini. Metode dan model.
Ada guru yang masih bingung, jika dihadapkan dua kata ini. Ada
guru membolak-balikan pengertian dua kata tersebut, bahkan ada yang
mengartikan kedua kata tersebut sama. Model dan metode memiliki
perbedaan yang fundamental dalam kegiatan pembelajaran. Lebih jelasnya
perhatikan bagan ini.

Pendekatan Strategi
Pembelajaran Pembelajaran
Model
http://facebook.com/indonesiapustaka

Pembelajaran
Teknik dan
Taktik Metode
Pembelajaran Pembelajaran

23
Bukan Guru Asal Ngajar!

Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau


sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-
individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif
dan strategi pembelajaran deduktif.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
http://facebook.com/indonesiapustaka

suatu metode secara spesifik.


Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlah siswanya terbatas.

24
Pembelajaran Multi Metode

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan


teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Guru dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam metode yang sama.
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, ada dua guru sama-sama menggunakan metode ceramah,
tetapi ada perbedaan dalam taktik yang digunakan.
Dalam penyajiannya, guru pertama, cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi.
Sementara satunya kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena memang sangat menguasai
bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran
akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.
Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
http://facebook.com/indonesiapustaka

25
Bukan Guru Asal Ngajar!

 Macam Metode pembelajaran


Ada banyak cara seorang guru dalam menyampaikan materi
pembelajarannya, antara lain:

1. Metode diskusi
Proses saling bertukar informasi dan pengalaman, memcahkan
masalah yang dilakukan secara aktif oleh dua siswa atau lebih. Diskusi
ini dapat diaplikasikan dalam beragam bentuk, seperti: symposium,
kolokium, panel, dan debat.

2. Metode kerja kelompok


Pembagian siswa kedalam beberapa kelompok untuk mengerjakan
tugas-tugas tertentuyang diberikan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Metode discoveri
Pelibatan peserta didik dalam kegiatan mengeksplorasi pengetahuan
baru bagi mereka agar dapat belajar mandiri.

4. Metode simulasi
Merupakan aktivitas menirukan suatu situasi atau perbuatan tertentu
untuk mendapatkan pemahaman informasi kontekstual yang lebih
mendalam.

5. Metode Inquiry
Cara memecahkan suatu masalah yang dilakukan oleh siswa secara
kelompok dengan melakukan investigasi dengan kajian yang serius.
Hasil dari pembahasandalam kelompok selanjutnyadibuat dalam
sebuah laporan yang akhirnyaakan dipresentasikan dalam diskusi
http://facebook.com/indonesiapustaka

pleno dikelas.

6. Metode Eksperimen
Percobaan ilmiah yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencari
dan menemukan sendiri secara langsung tentang berbagai jawaban
atas berbagai persoalan ilmiah yang sedang dihadapi.

26
Pembelajaran Multi Metode

7. Metode Demonstrasi
Cara mengajar seseorang guru atau instruktur dalam rangka
menunjukan atau memperlihatkan suatu proses kepada peserta didik.
Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami suatu pengetahuan
dengan lebih berkesan dan mendalam.

8. Metode Studi wisata


Merupakan cara mengajardengan mengajak peserta didik untuk
berkunjung kesuatu tempat atau objek diluar sekolah yang relevan
atau sesuai dengan tujuan pembelajaran. Diharapkan siswa dapat
belajar secara langsung kepada sumbernya.

9. Metode Sosio drama dan bermain peran (Roll Playing)


Metode yang mengatur siswa melalui scenario tertentu untuk
mendramatisasi suatu tingkah laku, mimik, serta situasi yang berisi
tentang hubungan social dan permasalahan social. Skenario yang
dibuat tentunya disesuaikan dengan tujuan dan materi ajar.

10. Metode Drill


Suatu metode mengajar guru yang bertujuan melatih siswa secara
intensif agar memiliki kemampuan atau keterampilan yang lebih
baik.

11. Metode tanya jawab


Interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dalam
menguatkan pemahaman, pemikiran, dan wawasan terhadap materi
pembelajaran. Dalam interaksin ini, bisa siswa yang bertanya dan
guru menjawab, atau sebaliknya.
http://facebook.com/indonesiapustaka

12. Metode pemberian tugas


Cara guru menambah pengetahuan dengan memberikan beragam
tugas. Hal ini biasanya dilakukan ketika jumlah waktu pertemuan tidak
mencukupi untuk mengajar materi ajar yang telah direncanakan.

27
Bukan Guru Asal Ngajar!

13. Metode ceramah


Metode yang sering digunakan oleh guru didepan kelas yakni dengan
memberiakan beragam informasi pelajaran melalui lisan. Walaupun
kelemahan siswa menjadi bosan, namun hal ini cukup efisien untuk
menuntaskan semua materi ajar.

 Menerapkan multi metode dalam model


pembelajaran
Pemenrapan pembelajaran multi metode, yang paling penting
bagaimana seorang guru dapat mendisain pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran ke dalam sebuah model
pembelajar. Tujuan pembelajaran multimetode, mengakomodasi modalitas
belajar siswa yang beragam dan berbagai kecerdasan siswa dengan tingkat
dominasi kecerdasan yang berbeda disetiap siswanya (telah dijelaskan di
bagian II) sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
muridnya.

1. Model pembelajaran langsung


Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk
menunjang proses belajar berkenaan dengan pengetahuan prosedural
dan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung tidak sama dengan
metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman
dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pengajaran
lansung.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan
http://facebook.com/indonesiapustaka

yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung


berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin keterlibatan siswa.
Jadi lingkungannya pembelajaran diciptakan berorientasi pada tugas
yang diberikan kepada siswa.
Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang
penting. Pada awal pelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang

28
Pembelajaran Multi Metode

pembelajaran, serta mengingatkan kembali hasil belajar lalu yang


relevan dengan materi ajar atau demonstrasi tertentu. Pada tahap
akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada
fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan
atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata.
http://facebook.com/indonesiapustaka

29
Bukan Guru Asal Ngajar!

Contoh lesson plan menggunakan model pembelajaran langsung

LESSON PLAN
Sekolah : SDN Pondok Bambu 18 Pagi
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarga negaraan
Kelas / Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 Pertemuan)
Tanggal : 27 April 2011
__________________________________________________________

A. Standar Kompetensi :
Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
B. Kompetensi Dasar :
Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di
lingkungannya
C. Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan dampak negatif dan positif dari globalisasi
2. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah menyikapi globalisasi
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Sebanayak 60 persen dari seluruh siswa dapat menyebutkan
dampak negatif dan positif dari globalisasi secara tertulis dengan
benar
2. Sebanayak 60 persen dari seluruh siswa menyebutkan upaya
pemerintah menyikapi globalisasi secara tertulis dengan benar
E. Materi Pembelajaran :
Sikap terhadap pengaruh globalisasi
http://facebook.com/indonesiapustaka

F. Model/Metode Pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, Permainan
G. Langkah-langkah Pembelajaran:

30
Pembelajaran Multi Metode

Pengelolaan
Langkah-langkah pembelajaran waktu
kelas
Pendahuluan:
• Guru mengajak murid-murid melakukan per- Ceramah 5 menit
mainan acak kata yang berisi “pengertian glo- Tanya jawab
balisasi” Permainan
• Guru menjelaskan hari ini kita akan belajar acak kata
mengenai sikap terhadap globalisasi
• Guru memberikan motivasi agar mereka mem-
perhatikan materi ini, dengan memperhatikan
materi ini mereka akan mengetahui pengaruh
globalisasi dalam lingkungan nya sehari-hari,
seperti pakaian import yang dipakai, makanan-
makanan khas dari negara lain dan banyak
yang lain nya.
Inti:
Eksplorasi
• Guru menanyakan kepada murit apakah ada Ceramah 20 menit
yang mengetahui dampak positif dan negatif Tanya jawab
globalisasi Permainan
• Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab mencari kata
• Guru mengarahkan jika terdapat jawaban murit
yang kurang benar
• Guru mengajak bermain mencari kalimat (lampi-
ran 1)
• Siswa yang dapat melengkapi tabel yang ko-
song maka dialah yang menjadi juaranya hari ini
Elaborasi
• Guru menjelaskan bahwa kalimat-kalimat yang Ceramah 10 menit
mereka lengkapi adalah dampak positif dan Tanya jawab
negatif dari globalisasi
• Guru menjelaskan pengaruh dan upaya pemer-
intah menyikapi globalisasi
http://facebook.com/indonesiapustaka

Konirmasi
• Guru membantu siswa untuk mempermudah
menghafalkan dampak positif dan negatif global-
isasi dengan menggunakan gerakan-gerakan Ceramah 10 menit
• Guru membuat gerakan-gerakan dengan murid
muridnya

31
Bukan Guru Asal Ngajar!

Penutup Ceramah 25 menit


• Guru memberikan soal tertulis di LKS kepada Tanya jawab
siswa
• Guru menyimpulkan pelajaran hari ini dengan
tanya jawab terutama materi yang kurang dikua-
sai
• Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiap-
kan pelajaran berikutnya

H. Sumber /Alat/Bahan Belajar:


Sumber belajar :
1. Buku paket: Pendidikan kewarga negaraan menjadi warga negara
yang baik, untuk SD/MI Kelas IV,Prayoga Bestari.2008
2. Lembar kerja Siswa
Bahan Belajar :
Tulisan kalimat acak
I. Penilaian :
Dilakukan pada saat mengerjakan soal di LKS
Jumlah soal 5 buah dengan masing-masing skor 20 jika dijawab
dengan benar seluruhnya mendapatkan nilai 100
Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:

Mengetahui/Menyetujui Guru Model


Ka.SDN Pondok Bambu 18 Pagi
http://facebook.com/indonesiapustaka

SUTINI M, S pd
NIP 1958092022003 EKO NURHAJI PURNOMO

32
Pembelajaran Multi Metode

Lampiran 1
Lengkapilah kalimat berikut ini!

Sikap Terhadap Pengaruh Globalisai


Pengaruh positif globalisasi Pengaruh negatif globalisasi
Ekonomi: Transportasi:
...……………………………............... ...……………………………...............
………………………………………... ………………………………………...
………………………………………… …………………………………………

Teknologi: Konsumsi:
...……………………………............... ...……………………………...............
………………………………………... ………………………………………...
………………………………………… …………………………………………
http://facebook.com/indonesiapustaka

33
Bukan Guru Asal Ngajar!

Nama:……………………………………….. No. Absen:…….

Lembar Kerja Siswa

Isilah pertanyaan dibawah ini!

1. Apa penegrtian globalisai?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
2. Sebutkan dampak positif globalisasi!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..…
3. Sebutkan dampak negatif globalisasi!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..………
4. Bagaimana upaya pemerinta dalam menyikapi globalisasi dalam
bidang agama?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
http://facebook.com/indonesiapustaka

…………………………………………………………………………..……
5. Bagaimana upaya pemerintah dalam menyikapi globalisasi dalam
bidang social budaya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..

34
Pembelajaran Multi Metode

2. Model pembelajaran kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa yang memiliki kemampuan
yang beragam untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penghargaan lebih
diutamakan pada kerja kelompok dibandingkan perorangan. Tiga tujuan
instruksional cooperative learning adalah prestasi akademik, toleransi dan
penerimaan terhadap keanekaragaman perbedaan, dan pengembangan
lingkungan sosial. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis seperti
berikut ini.

1. Metode Nombered Head Together/ kepala bernomor (Spencer


Kagan, 1992)
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan disetiap siswa dalam setiap
kelmpoknmendapatkan nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/ mengetahui
jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor teman yang
dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
e. Teman yang lain memberikan tanggapan, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain lagi.
f. Siswa diajakuntuk membuat kesimpulan dari materi yang baru
saja dipelajari.

Metode Jigsaw/ Model Tim Ahli (Aronson, Blane, Stepen, Sikes,


http://facebook.com/indonesiapustaka

2.
dan Snapp
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
a. Siswa dikelompokan menjadi beberapa tim
b. Tiap kelompok dalam tim diberikan materi yang berbeda.
c. Tiap kelompok dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

35
Bukan Guru Asal Ngajar!

d. Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari/sub bab


yang sama, bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli), untuk
mendiskusikan subbab mereka.
e. Setelah selesai berdiskusi, sebagai tim ahli, tiap anggota kelompok
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai, sementara
anggota yang lain mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka
g. Guru member evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencangkup
seluruh materi yang didiskusikan siswa.
h. Guru menutup pembelajaran.

3. Metode Snowball Trowing


Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya.
d. Kemudian, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian dibuat seperti
bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama
kurang lebih 10 menit.
f. Setelah waktu melempar bola habis, setiap siswa akan
http://facebook.com/indonesiapustaka

mendapatkan suatu bola kertas yang berisi pertanyaan. Siswa


tersebut kemudian diberikan kesempatanuntuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.
g. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang baru saja
dijelaskan.
h. Guru menutup pelajaran.

36
Pembelajaran Multi Metode

4. Student Teams-Achievment-Divisions (STAD)


Langkah-langkah pembelajaran nya sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan

5. Kepala bernomer struktur (modiikasi dari number head together)


Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor
terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan
hasil pekerjaan dan seterusnya.
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling
http://facebook.com/indonesiapustaka

membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka


d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Kesimpulan
Sebetulnya masih ada beberapa tipe lain dalam pembelajaran
kooperatif, dan para guru masih berkesempatan luas untuk terus
mengembangkan pembelajaran kooperatif sendiri.

37
Bukan Guru Asal Ngajar!

Contoh lesson plan menggunakan model cooperative learning

LESSON PLAN
Sekolah : SDN Pondok Bambu 18 Pagi
Mata Pelajaran : Pendidikan kewarga negaraan
Kelas / Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 Pertemuan)
Tanggal : 27 April 2011
__________________________________________________________

A. Standar Kompetensi :
Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
B. Kompetensi Dasar :
Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di
lingkungannya
C. Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan dampak negatif dan positif dari globalisasi
2. Siswa dapat menjelaskan upaya pemerintah menyikapi globalisasi
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Minimal 60 persen siswa dalam kelompok dapat menjawab
pertanyaan berkaitan dengan dampak negatif dan positif dari
globalisasi
2. Minimal 60 persen siswa dalam kelompok dapat menjawab
pertanyaan berkaitan dengan upaya pemerintah menyikapi
globalisasi
E. Materi Pembelajaran :
http://facebook.com/indonesiapustaka

Sikap terhadap pengaruh globalisasi


F. Model/Metode Pembelajaran :
Model: Cooperative learning tipe Snowbal trawling
Metode: Cerama, tanya jawab, permaianan acak kata, diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran:

38
Pembelajaran Multi Metode

Pengelolaan
Langkah-langkah pembelajaran waktu
kelas
Pendahuluan:
• Guru mengajak murid-murid melakukan permain- Ceramah 5 menit
an acak kata yang berisi “pengertian globalisasi Tanya jawab
• Guru menjelaskan hari ini kita akan belajar men- Permainan
genai sikap terhadap globalisasi acak kata
• Guru memberikan motivasi agar mereka memer-
hatikan materi ini, dengan memperhatikan materi
ini mereka akan mengetahui pengaruh globalisasi
dalam lingkungan nya sehari-hari, seperti pakaian
import yang dipakai, makanan- makanan khas
dari Negara lain dan banyak yang lain nya.
Inti:
Eksplorasi
• Guru membentuk kelompok-kelompok dan me-
manggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi yaitu
dampak positif dan negatif globalisasi serta peran
pemerintah menyikapi globalisasi.
• Masing-masing ketua kelompok kembali keke-
lompoknya masing-masing, kemudian menjelas-
kan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya dikelompok.
Elaborasi 40 menit
• Kemudian, masing-masing siswa diberikan satu Ceramah
Diskusi
lembar kertas kerja, untuk menuliskan pertan- Snowbal
yaan apa saja yang menyangkut materi yang trawling
telah dijelaskan oleh ketua kelompok.
• Kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian
dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama kurang lebih 3 menit.
• Setelah waktu melempar bola habis, setiap siswa
akan mendapatkan suatu bola kertas yang berisi
pertanyaan. Siswa tersebut kemudian diberikan
http://facebook.com/indonesiapustaka

kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang


tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.

Konirmasi
• Guru mengajak siswa membahas pertanyaan
dari tiap-tiap kelompok
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya

39
Bukan Guru Asal Ngajar!

Penutup
• Guru memberikan soal tertulis di LKS kepada Ceramah 25 menit
siswa Tanya jawab
• Guru menyimpulkan pelajaran hari ini dengan
tanya jawab terutama materi yang kurang dikua-
sai
• Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiap-
kan pelajaran berikutnya

H. Sumber /Alat/Bahan Belajar:


Sumber belajar :
1. Buku paket: Pendidikan kewarga negaraan menjadi warga negara
yang baik, untuk SD/MI Kelas IV,Prayoga Bestari.2008
2. Lembar kerja Siswa
Bahan Belajar :
Tulisan kalimat acak
I. Penilaian :
Dilakukan pada saat mengerjakan soal di LKS
Jumlah soal 5 buah dengan masing-masing skor 20 jika dijawab
dengan benar seluruhnya mendapatkan nilai 100
Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:

Mengetahui/Menyetujui Guru Model


Ka.SDN Pondok Bambu 18 Pagi
http://facebook.com/indonesiapustaka

SUTINI M, S pd
NIP 1958092022003 EKO NURHAJI PURNOMO

40
Pembelajaran Multi Metode

3. Model pembelajaran kontekstual


Pembelajaran kontekstual adalah konsep mengajar dan belajar, yang
membantu guru untuk menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan
situasi nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk menghubungkan
kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata, yang dapat memotivasi
siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga, bahkan sebagai
anggota masyarakat disekitarnya (US Department of Education, 2001).
Contextual Teaching and Learning adalah pembelajaran yang
situasinya dan isinya khusus untuk memberi kesempatan kepada siswa
agar dapat memecahkan masalah, latihan, dan tugas secara riil dan
otentik. Beberapa kegiatan dalam pembelajaran kontekstual.
a. Kontruktivisme, Landasan berfikir kontruktivisme berbeda dari
pandangan kaum objektivis yang lebih menekankan pada hasil
pembelajaran. Dalam pandangan kaum kontruktivis, strategi memperoleh
lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa
memperoleh dan mengingat pengetahuan.
b. Proses penemuan, menjadi hal yang paling penting dalam
pembelajaran ketika kita menemukan sesuatu yang kita cari, daya
ingat kita akan lebih melekat dibandingkan dengan orang lain yang
menemukan.
c. Bertanya, merupakan pintu masuk untuk memperoleh pengetahuan.
Karena itu, bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan
berfikir siswa. Bertanya pula bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan
http://facebook.com/indonesiapustaka

apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek


yang belum diketahuinya.
d. Masyarakat belajar, dapat terjadi apabila antara siswa dan guru
atau siswa dan siswa memiliki interaksi yang efektif dan komunikatif.
Pengertian masyarakat belajar juga mencerminkan adanya kultur

41
Bukan Guru Asal Ngajar!

akademik yang tinggi dimana semua aktivitas madrasah atau sekolah


dapat bekerjasama.
e. Pemodelan, adalah pemberian contoh-contoh belajar, yang tindakan
atau perilaku yang ditampilkan oleh guru dan juga oleh wakil siswa
yang dapat ditiru langsung oleh siswa-siswa yang lain.
f. Releksi, adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa
lalu
g. Penilaian, dalam pembelajaran kontekstual berperan dalam
memberikan gambaran keberhasilan siswa secara keseluruhan.
Penilaian yang dimaksud adalah sebatas pengukuran daya piker,
melainkan penilaian yang benar-benar otentik, sesuai dengan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
http://facebook.com/indonesiapustaka

42
Pembelajaran Multi Metode

Contoh lesson plan menggunakan model kontekstual

LESSON PALN
Sekolah : SDN 05 Saparan
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester :IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 Pertemuan)
__________________________________________________________

A. Standar Kompetensi :
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu
benda
B. Kompetensi Dasar :
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)
dapat mengubah gerak suatu benda
C. Indikator
1. Siswa dapat menyebutkan posisi benda terhadap pengaruh gaya
tekan keatas oleh air
2. Menjelaskan pengertian posisi benda; melayang, tenggelam, dan
terapung
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dalam kelompok melalui kegiatan eksperimen mampu
membuktikan minimal dua posisi benda terhadap pengaruh gaya
tekan keatas oleh air.
2. Siswa mampu menggambar di Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
minimal dua posisi benda terhadap pengaruh gaya tekan keatas
http://facebook.com/indonesiapustaka

oleh air.
3. Siswa dalam kelompok mampu menjelaskan minimal satu
pengertian posisi benda, antara terapung, melayang, dan
tenggelam dengan benar melalui kegiatan eksperimen

43
Bukan Guru Asal Ngajar!

E. Materi Pembelajaran :
Posisi benda terhadap pengaruh gaya tekan keatas oleh air
F. Model/Metode Pembelajaran :
Model: Kontekstual learning
Metode: Cerama, tanya jawab, eksperimen dalam kelompok
G. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pengelolaan
Langkah langkah pembelajaran Waktu
kelas
Pendahuluan: Ceramah 10’
Apersepsi Tanya jawab
Guru bertanya kepada anak-anak, bagaimana kapal
dengan begitu berat tidak tenggelam dilaut?.

Tujuan
Guru menjelaskan hari ini mereka akan belajar tentang
posisi benda jika dimasukan ke dalam air.

Motivasi
Guru memberikan motivasi agar anak-anak mengikuti
porses pembelajaran sebaik mungkin, supaya mereka
mengetahui kenapa kapal yang begitu berat tidak
tenggelam dilaut?, selain itu akan diadakan permainan
dalam kegiatan pembelajaran hari ini.

Inti: Ceramah 50’


Eksplorasi Eksperimen
• Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok Tanya jawab
• Guru membagikan alat peraga dan LKS (lembar
kegiatan siswa)
• Siswa dalam kelompok untuk melakukan eksperi-
men sesuai petunjuk di LKS
http://facebook.com/indonesiapustaka

• Guru mendampingi siswa dalam mengerjakan


tugas

44
Pembelajaran Multi Metode

Elaborasi
• Siswa dalam kelompok dengan didampingi guru
mengisi laporan eksperimen sesuai dengan tugas
LKS yang diberikan
• Siswa mendiskusikan hasil pembelajaran hari
dari hasil eksperimen tentang pengertian posisi
benda, antara terapung, melayang, dan teng-
gelam
• Siswa dalam satu kelompok menyampaikan hasil
eksperimen kepada teman-teman yang lain

Konirmasi
• Guru bertanya mengenai kejadian-kejadian apa
saja yang terjadi dalam eksperimen dan hasil dari
eksperimen
• Guru memberikan penguatan mengenai penger-
tian dari posisi benda, antara terapung, melay-
ang, dan tenggelam
• Guru menjelaskan cara kerja kapal selam yang
dihubungkan dengan posisi benda diair yang
dipengaruhi gaya tarik
• Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang belum
dimengerti

Penutup Ceramah 10’


• Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini Tanya jawab
• Guru mengevaluasi proses pembelajarn hari ini
• Guru memberi tahu agar anak-anak mempersiap-
kan pembelajaran selanjutnya

H. Sumber /Alat/Bahan Belajar:


Sumber:
Buku Paket Pelajaran: Tim Bina Karya Guru, IPA SD untuk sekolah
http://facebook.com/indonesiapustaka

dasar kelas III ; Erlangga 2008


Alat peraga: gelas, air, dan benda-benda disekitar
Lembar kegiatan siswa

45
Bukan Guru Asal Ngajar!

I. Penilaian :
Aktivitas dalam kegiatan eksperimen dalam kelompok menggunakan
rubrik penilian

Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:

__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

Mengetahui/Menyetujui Mahasiswa
Ka.SDN 05 Saparan

Edi Nur, S.pd SD Eko Nurhaji Purnomo


http://facebook.com/indonesiapustaka

46
Pembelajaran Multi Metode

LKS
(Lembar Kegiatan Siswa)

Sekolah : SDN 05 Saparan


Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 20 menit
__________________________________________________________

Kelompok :
Anggota kelompok :
1………………………. 3. ………………………
2………………………. 4. ………………………

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dalam kelompok melalui kegiatan eksperimen mampu
membuktikan minimal dua posisi benda terhadap pengaruh gaya
tekan keatas oleh air.
2. Siswa mampu menggambar di Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
minimal dua posisi benda terhadap pengaruh gaya tekan keatas
oleh air.
3. Siswa dalam kelompok mampu menjelaskan minimal satu
pengertian posisi benda, antara terapung, melayang, dan
tenggelam dengan benar melalui kegiatan eksperimen
B. Alat dan bahan
1. Gelas
http://facebook.com/indonesiapustaka

2. Air
3. Benda disekitar: batu, kelereng, penhapus, stereform, kayu,dan
sebagainya
C. Petunjuk kerja
1. Isilah gelas dengan air sampai garis yang telah ditentukan
2. Masukan satu benda yang disediakan lihat posisi benda

47
Bukan Guru Asal Ngajar!

3. Kemudian gambar posisi benda di Lembar Kerja Siswa (LKS)


4. Keluarkan benda yang telah dimasukan, kemudian masukan
benda yang lain lihat posisi benda
5. Gambar posisi benda di lembar kerja siswa
6. Lakukan sampai benda yang disediakan habis
7. Simpulkan hasil eksperimen yang telah kalian lakukan
http://facebook.com/indonesiapustaka

48
Pembelajaran Multi Metode

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Nama Siswa: ………………………………


Gambar 1 Gambar 2
Nama benda: ………………………… Nama benda: …………………………

Gambar 3 Gambar 4
Nama benda: ………………………… Nama benda: …………………………

Gambar manakah yang menunjukan benda dalam posisi terapung, melayang,


dan tenggelam!
Terapung gambar nomor…..
Melayang gambar nomor….
http://facebook.com/indonesiapustaka

Tenggelam gambar nomor….


Apa yang kalian pahami tentang posisi benda terapung, melayang, dan
tenggelam?
Benda dalam posisi terapung adalah………………………………………………….
Benda dalam posisi tenggelam adalah………………….…………………………..
Benda dalam posisi melayang adalah…………………………………………………

49
Bukan Guru Asal Ngajar!

4. Model pembelajaran berdasarkan masalah


Esensi kegiatan pembelajaran Problem-Based-Learning adalah
menyodorkan berbagai masalah autentik, menfasilitasi penyelidikan siswa,
dan mendukung pembelajaran siswa. Esensi PBL melibatkan situasi-
situasi yang auntentik dan bermakna, yang berfungsi sebagai landasan
bagi investigasi dan penyelidikan siswa.
Beberapa elemen dalam pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut.
No. Indikator Keterangan
Guru menghadapkan kepada masalah-masalah
Pertanyaan
yang nyata, tak dapat diberikan jawaban-jawaban
1 dan masalah
sederhaqna dan ada berbagai solusi yang kompleks
perangsang
untuk menyelesaikannya.
Meskipun PBL dipusatkan pada pelajaran tertentu,
tetapi masalah yang diinvestigasi dipilih karena
2 Fokus Interdisiplin
solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak
subjek.
Menuntut siswa untuk melakukan investigasi secara
auntentik, menganalisis, mengembangkan hipotesis,
3 Investigasi auntentik membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, menggunakan berbagai metode untuk
melakukan investigasi.
Berbetuk laporan, menjelaskan dan
Menghasilakn
4 mempresentasikan solusi mereka, debat solusi
produk
antar kelompok atau siswa, video dsb.
Seperti model cooperative learning, PBL ditandai
oleh siswa-siswa yang bekerjasama untuk mencari
solusi atas permasalahan. Bekerjasama akan
5 Kolaborasi
memberikan motivasi untuk melakukan penyelidikan
dan dialog bersama untuk mengembangkan
keterampilan social
http://facebook.com/indonesiapustaka

Perhatikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini


dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk lebih memahami.

50
Pembelajaran Multi Metode

Contoh lesson plan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah

LESSON PLAN

Sekolah : SDN 05 Saparan


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V/1
Tanggal : 12 Desember 2011
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
__________________________________________________________

A. Standar Kompetensi :
Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam
pemecahan masala
B. Kompetensi Dasar :
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan
balok
C. Indikator:
1. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi air dalam bak yang berbentuk
balok
2. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi air kotak yang digunakan
untuk mengisi bak air
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menentukan panjang, lebar, dan tinggi bak yang
berbentuk balok secara bekerja sama dalam kelompok
2. Siswa dapat menentukan panjang, lebar, dan kotak yang
digunakan untuk mengisi bak air secara bekerja sama dalam
http://facebook.com/indonesiapustaka

kelompok
3. Siswa dapat menghitung berapa kali mengisi air dengan kotak
yang berbentuk balok agar bak air terisi penuh secara bekerja
sama

51
Bukan Guru Asal Ngajar!

E. Materi Pembelajaran :
Menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan volume balok
F. Model/Metode Pembelajaran :
Model: PBL
Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pengelolaan
Langkah langkah pembelajaran Waktu
kelas
Pendahuluan:
1. Guru bertanya tentang rumus volume balok Ceramah, 5 menit
2. Guru menunjukan tempat berbentuk balok dan tanya jawab
memberikan pertanyaan manakah panjang, lebar,
tinggi balok tersebut
3. Guru memberitahu bahwa hari ini kita akan men-
gukur volume bak mandi di kamar mandi sekolah
dan membutuhkan berapa banyak air yang di-
perlukan untuk memenuhkan bak mandi tersebut
jika kita menggunakan tempat berbentuk balok ini
(sambil menunjukan benda nya).
4. Guru memberi motivasi bahwa anak-anak akan
diajak bermain keluar kelas, mereka akan meng-
hitung volume bak air.

Inti:
• Eksplorasi:
1. Siswa dikelompokan menjadi 4 kelompok Ceramah, 60 menit
belajar. tanya jawab,
2. Guru membagikan lembar kegiatan siswa diskusi,
(LKS) lampiran 1 penugasan
3. Siswa menyiapkan alat ukur berupa peng- kelompok
garis.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan memahami LKS dalam
kelompoknya
http://facebook.com/indonesiapustaka

5. Mempersilahkan anak-anak bertanya jika


masih belum mengerti intruksi dalam LKS
6. Guru mengarahkan siswa ke kamar mandi
untuk melakuakan kegiatan sesuai LKS
7. Guru memandu dalam menyelesaikan tugas
nya

52
Pembelajaran Multi Metode


Elaborasi:
Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dan yang lain menanggapi
nya
• Konirmasi:
1. Guru memberikan penguatan terhadap hasil
diskusi kelompok
2. Guru menilai hasil diskusi kelompok
3. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang terbaik dengan cara “Tepuk
Salut”
Penutup Cerama 5 menit
1. Guru mengevaluasi jalanya kerja sama Tanya jawab
2. Guru menyimpulkan pelajaran
3. Guru memberitahukan materi pelajaran yang
akan datang untuk dipelajari dirumah

H. Sumber belajar:
1. Lingkungan sekolah
2. Buku matematika kelas V Terbitan Arcaria Media Utama
3. LKS
I. Penilaian :
Penilaian dengan menggunakan teknik projek yang dinilai mulai dari
kerja sama mengerjakan tugas sampai pada laporan (rubrik penilaian
terlampir)
J. Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Mengetahui/Menyetujui Guru Model
http://facebook.com/indonesiapustaka

Ka. SDN 05 Saparan

Edi Nur S.pd SD Eko Nurhaji Purnomo

53
Bukan Guru Asal Ngajar!

LKS
(Lembar Kegiatan Siswa)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V/1
Alokasi Waktu : 45 menit

Nama Kelompok:
1. ………………….. 4. ………………………..
2. ………………….. 5. ………………………..
3. …………………..

A. Petunjuk Kerja:
1. Amati bak air yang ada ada di kamar mandi nomer …..
2. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi gayung berbetuk balok tersebut,
setelah itu tentukan volumenya
Benda Panjang (p) Lebar (l) Tinggi (t) Volume (V)
V=p x l x t
Gayung
3. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi bak air tersebut, setelah itu
tentukan volumenya
Benda Panjang (p) Lebar (l) Tinggi (t) Volume (V)
V=p x l x t
Bak air
4. Isi bak tersebut dengan menggunakan gayung, dengan posisi
gayun terisi penuh air. Berapa kalikah kamu mengisi bak tersebut
dengan menggunakan gayung sampai bak tersebut terisi penuh
http://facebook.com/indonesiapustaka

air nya ? .......


5. Sekarang bandingkan Volume bak, volume gayung dengan
berapa kali kamu mengisi air ke bak sampai terisi penuh.
Volume bak = …….
Volume Gayung = …….
Berapa kali mengisi= …….

54
Pembelajaran Multi Metode

6. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil ketiga bilangan


tersebut?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………….......................……………………………………
http://facebook.com/indonesiapustaka

55
Bukan Guru Asal Ngajar!

5. Model pembelajaran tematik


Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Empat persiapan dalam
pembelajaran tematik.
1. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indiaktor
kedalam tema.
2. Membuat pemetaan jaringan tema.
3. Merumuskan silabus meliputi; merumuskan kegiatan
pembelajaran, menentukan sumber belajar, menentukan bentuk
dan teknik penilaian.
4. Menyusun rencana pembelajaran meliputi: merumuskan
kegiatan pembelajaran, menentukan alokasi waktu, membuat
alat penilaian.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, terdapat tiga tahapan


dalam proses pembelajaran.
1. Kegiatan pembukaan
Dalam tahapan pembukaan beberapa kegiatan yang dilakukan
yaitu bercerita, melakukan permainan fisik, dan bernyanyi.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti kegiatan terfokuskan pada CALISTUNG (baca
tulis hitung) dengan menggunakan metode yang bervariasi.
3. Penutup
Membuat kesimpulan, dan menyampaikan pesan-pesan moral.
http://facebook.com/indonesiapustaka

56
Pembelajaran Multi Metode

Contoh lesson plan menggunakan model Tematik

LESSON PLAN
Sekolah : SDN 05 Saparan
Tema : Lingkungan rumahku
Kelas / Semester : I/1
Tanggal : 12 Desember 2011
Alokasi Waktu : 5 x 30 menit
__________________________________________________________
A. Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan pentingnya hidup sehat setiap hari (PKn)
2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan atau perintah petunjuk
sederhana(BI ).
3. Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan
sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi
dan percaya diri (Orjaskes).
4. Menceritakan cara menjaga lingkungan (IPS)
B. Indikator:
1. Menyebutkan ciri-ciri rumah sehat (PKn)
2. Menentukan nama-nama benda yg dideskripsikan guru sesuai dg
ciri fisiknya (BI)
3. Mengikuti gerakan dan intruksi guru seperti gerak dasar jalan,
lari, lompat (Orjakes)
4. Menceritakan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah (IPS)
C. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri rumah sehat (PKn)
http://facebook.com/indonesiapustaka

2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama benda yang dideskripsikan


guru sesuai dengan ciri fisiknya (BI)
3. Siswa dapat mengikuti gerakan dan intruksi guru seperti gerak
dasar jalan, lari, lompat (Orjakes)
4. Siswa dapat menceritakan perilaku dalam menjaga kebersihan
rumah (IPS)

57
Bukan Guru Asal Ngajar!

D. Materi Pembelajaran :
1. Ciri rumah sehat (PKn)
2. Benda-benda disekitar rumah (BI)
3. Mendemonstrasikan gerak (Orjakes)
4. Menjaga kebersihan (IPS)
E. Model/Metode Pembelajaran :
Model: Contekstual learning
Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan
F. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pengelolaan
Langkah langkah pembelajaran Waktu
kelas
Pendahuluan:
1. Guru mengajak anak-anak untuk berbaris
dilapangan sekolah
2. Siswa bernyanyi lagu lihat kebunku sambil
membentuk lingkaran besar dan berputar
Ceramah,
3. Guru memberitahu bahwa hari ini kita akan belajar
bernyanyi, 5 menit
tentang lingkungan sekitar rumah
tanya jawab
4. Guru memberi motivasi bahwa anak-anak akan
diajak bermain berkeliling kampung agar mereka
dapat menngetahui bagaimana lingkungan-
lingkungan rumah yang bersih

Inti:
1. Siswa diajak untuk melakukan pemanasan olah raga
2. Guru mengajak anak-anak untuk bermain
permainan “lari lompat”
3. Siswa berbaris “tiga sejajar”, guru memberikan
http://facebook.com/indonesiapustaka

contoh terlebih dahulu, jika guru bilang “jalan”


maka siswa haru berjalan, jika guru bilang
“lompat” maka siswa harus melompat-lompat, jika
guru bilang “lari” maka siswa harus lari secepat
mungkin. Kegiatan dilakukan tiga anak-tiga anak
secara bergantian

58
Pembelajaran Multi Metode

4. Guru memandu sampai semua siswa mendapatkan


giliran
5. Guru mengajak anak-anak untuk berkeliling desa
6. Guru mengajak anak-anak mengamati apa saja
yang ada lingkungan rumah
Ceramah,
7. Disela-sela perjalanan guru mendeskripsikan
tanya jawab,
keadaan rumah-rumah masyarakat yang masuk
demonstrasi 90menit
kriteria sehat seperti ada tempat sampah, bersih
dari sampah, ada bunga dan tanaman hias, dsb.
8. Setelah selesai siswa berkeliling desa,
mempersilahkan untuk istirahat
9. Guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi naik-
naik kepuncak gunung
10. Guru bertanya ke murid-murid apa saja yang telah
dilakukan tadi
11. Guru menyebutkan cirri-ciri/ mendikripsikan benda
yang ada dilingkungan sekitar rumah yang tadi
telah dilihat bersama-sama
12. Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab _____
benda yang telah dideskripsikan 30 menit
13. Guru memasang gambar benda tersebut dipapan Bernyanyi,
tulis dan menuliskan nama benda tersebut ceramah tanya
14. Guru mengajak siswa membaca secara bersama- jawab 45 menit
sama
15. Guru bertanya bagaimana cara agar rumah kita
terlihat indah seperti yang dilihat ketika jalan-jalan
tadi?
16. Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab
dan mengarahkan jawaban siswa jika kesulitan
menjawab
http://facebook.com/indonesiapustaka

59
Bukan Guru Asal Ngajar!

Penutup
1. Guru bertanya kepada murid-murid mengenai ciri-
ciri rumah sehat, menyebutkan benda-benda yang
dilihat nya di lingkungan rumah yang sehat dan Ceramah
15 menit
bagaimana cara menjaganya. Tanya jawab
2. Guru menyimpulkan pelajaran
3. Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan
datang untuk dipelajari dirumah

G. Sumber belajar:
1. Lingkungan sekitar rumah
2. Buku penunjang
3. Kertas bergambar benda-benda disekeliling rumah
H. Penilaian :
Penilaian dengan menggunakan buku catatan harian peserta didik
mengenai kejadian positif dan negatif dalam pembelajaran
I. Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Mengetahui/Menyetujui Guru Model


Ka. SDN 05 Saparan
http://facebook.com/indonesiapustaka

Edi Nur S.pd SD Eko Nurhaji Purnomo

60
BAGIAN IV
PENILAIAN KELAS ORIENTASI
PADA PROSES
“Penilaian adalah proses relektif guru,
bukan sekedar melabeli murid yang pintar dan kurang.
Lebih dari itu, ini masalah perbaikan sang-guru”

C ara guru memperoleh informasi mengenai perkembangan sikap,


keterampilan, maupun pengetahuan siswa, adalah
melakukan penilaian. Ada guru melakukan penilaian hanya didasarkan
dengan

pada hasil belajar, biasanya dilakukan dengan tes tertulis. Hasilnya, terlalu
banyak informasi yang tak bisa dibaca, tak tau perkembangan siswanya
dari kemampuan lain, yang diketahui hanya sisi pengetahuan semata, sisi
sikap, keterampilan tak tersentu.
Guru tak akan faham bagaimana cara mengembangkan kemampuan
siswanya, melihat kesulitan belajar, memahami permasalahan
pembelajaran, dan mencari penyelesaian nya. Sebabnya, tak memiliki
data yang lengkap untuk memahami semua itu. Perlu ada data terperinci,
objektif dan terukur, disetiap perkembangan proses pembelajaran dari
tahap ke-tahap. Menggambarkan perkembangan ketiga sisi; sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Maka ada yang disebut penilaian kelas
berorientasi pada proses.

 Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi?


http://facebook.com/indonesiapustaka

Banyak guru yang masih bingung jika dihadapkan kata berikut ini
“penilaian, pengukuran, dan evaluasi”, sering diartikan terbolak-balik
maksud kata itu. Lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut.

61
Bukan Guru Asal Ngajar!

“Bu Eni ingin mengetahui apakah murid-muridnya sudah menguasai


materi IPA yang telah diajarkan. Bu Eni memberikan tes objektif
sebanyak 20 soal, setiap soal memiliki skor 5, jadi jika dijawab
dengan benar seluruh soal, siswa akan mendapatkan skor total 100.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan adalah
65. Selanjutnya bu Eni memeriksa lembar jawaban dengan kunci
jawaban dan dihitung skornya. Ternyata skor bervariasi mulai dari
35-100. Ternyata ada 30 orang yang dinyatakan tuntas, dan 5 orang
dinyatakan belum tuntas.”

Dari ilustrasi diatas, manakah proses “penilaian, pengukuran, dan


evaluasi”?
Penilaian (assesmen) adalah suatu proses untuk mengetahui dan
memutuskan, apakah proses dan hasil dari suatu progam kegiatan telah
sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ingin dicapai. Dari ilustrasi data
diatas yang dimaksud penilaian adalah proses mulai dari penentuan KKM,
pemilihan alat ukur tes objektif sampai pada menentukan siswa-siswa
yang telah tuntas dan belum pada mata pelajaran IPA dengan kriteria yang
ditetapkan berupa kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Untuk memperoleh data tersebut diperlukan alat untuk menilai
yang berupa pengukuran. Dari ilustrasi diatas alat yang digunakan
untuk mengukur adalah tes objektif dengan sistem penskorannya untuk
mengetahui kemampuan penguasaan materi IPA.
Sementara itu, evaluasi adalah penilaian keseluruhan progam
pendidikan mulai dari proses perencanaan administrasi meliputi
kurikulum, perencanaan pembelajaran, salah satu nya adalah penilaian,
http://facebook.com/indonesiapustaka

sampai pada pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kemampuan guru


dalam mengajar, pengelolaan (management) pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan.

62
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

 Penilaian Formatif Vs Penilaian Sumatif


Ada dua progam penilaian, penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Penilaian formatif dilaksanakan sebelum atau selama proses pembelajaran.
Fungsi dari penilaian formatif adalah untuk mendapatkan informasi tingkat
kemampuan siswa dan mengidentifikasi bidang-bidang tertentu yang perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Contoh tes formatif seperti guru memberikan tes sebelum pengajaran
(pre-tes) bertujuan untuk membantu guru menentukan apa yang sudah
diketahui siswa, guru memberi tes pada satu bahasan tertentu yang telah
diajarnya dalam proses pengajaran untuk melihat bidang-bidang tertentu
yang masih lemah, Guru melakukan tes diagnostik untuk mengidentifikasi
ketercapaian dan masalah-masalah yang masih muncul dalam proses
pembelajaran untuk menentukan strategi pembelajaran berikutnya.
Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilakukan setelah seluruh
progam pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk
mengukur kadar ketercapaian tujuan. Contoh tes sumatif adalah ulangan
akhir semester.
Jadi jika tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang
pembelajaran siswa untuk maksud perencanaan, penilaian (assesmen)
yang digunakan adalah formatif. Bila maksudnya adalah untuk menentukan
prestasi final (membantu menetukan course grade atau nilai akhir sebuah
mata pelajaran), penilaian (assesmen) yang digunakan adalah sumatif.

 Penilaian Kelas Berorientasi Pada Proses


Penilaian kelas berorientasi pada proses adalah penilaian yang
http://facebook.com/indonesiapustaka

dilakukan secara terpadu dalam proses kegiatan pembelajaran, untuk


menetapkan tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
meliputi aspek kognitif/ pengetahuan, afektif/ sikap, psikomotorik/
keterampilan yang dijabarkan dalam kurikulum.

63
Bukan Guru Asal Ngajar!

Teknik penilaian berbasis pada proses, dilakukan dengan berbagai


teknik, sesuai dengan kebutuhan identifikasi tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran. Dijabarkan sebagai berikut.

1. Teknik penilaian dengan tes


Teknik penilaian dengan tes adalah penilaian yang lazim digunakan
oleh guru dengan cara memberikan serangkaian tes tertulis kepada
siswa setelah selesai satu pokok bahasan pembelajaran. Bentuk
tes mengacu pada pengertian bentuk-bentuk pertanyaan, tugas,
atau latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Secara garis besar,
dibedakan menjadi dua macam yaitu.
a. Tes Esai
Menurut Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 1987) tes esai adalah
suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam
bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Tes
ini memungkinkan siswa menunjukkan kemampuannya dalam
menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan
mengevaluasi informasi baru (soal) yang dihadapkan kepadanya.
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap jawaban tes esai
sangat subjektif karena tidak ada tolak ukur yang jelas, sehingga
nama lain tes esai adalah tes subjektif.

b. Tes Objektif
Tes objektif disebut juga sebagai tes jawab singkat (short answer
test). Sesuai dengan namanya, tes jawab singkat menuntut siswa
hanya memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan
memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif
http://facebook.com/indonesiapustaka

jawaban yang telah disediakan. Jenis tes objektif yang banyak


dipergunakan adalah tes jawaban benar-salah (true-false),
pilihan ganda (multiple choice), isian singkat (completion), dan
menjodohkan (matching).

64
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

2. Teknik penilaian unjuk kerja


Teknik penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilaian ketercapaian siswa
dalam melakukan tugas. Contoh penilaian ini digunakan untuk
kegiatan: olah raga, membaca puisi, bernyanyi, pidato, memainkan
alat musik, praktikum laboratorium, dan sebagainya. Ada dua macam
alat atau instrument untuk mengamati unjuk kerja siswa, yaitu;
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja model ini hanya terdapat dua pilihan mutlak
seperti “baik-tidak baik, ada-tidak ada, benar-salah”, sehingga
kelemahannya tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih
praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar.

FORMAT PENILAIAN MEMBACA PUISI

Nama siswa: …………………………... Kelas:…………

No. Aspek yang dinilai Baik Tidak Baik


1 Pelafalan
2 Penggunaan jedah dalam membaca
3 Intonasi suara
4 Performance (penampilan fisik)
Skor yang dicapai
Skor maksimal 4
Keterangan:
Baik mendapat skor 1
http://facebook.com/indonesiapustaka

Tidak baik mendapat skor 0

b. Skala penilaian (Ranting scale)


Penilaian unjuk kerja dengan menggunakan skala penilaian
(Ranting scale) memungkinkan penilai memberi nilai tengah

65
Bukan Guru Asal Ngajar!

terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pilihan


kategori nilai lebih dari dua. Seperti katagori “sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik. Lebih baik lagi jika kategori tersebut
lebih kita jabarkan terperinci seperti contoh berikut ini.

FORMAT PENILAIAN MEMBACA PUISI

Nama siswa: …………………………... Kelas:…………

Skor yang
Aspek yang dinilai
diperoleh
Skor Pelafalan
4 Tidak terdapat kesalahan pelafalan
3 Terdapat satu atau dua kesalahan pelafalan
2 Beberapa pelafan yang salah tetapi tidak
mengganggu konsentrasi
1 Salah melafalkan beberapa bunyi dan
mengganggu konsentrasi
Skor Penggunaan jedah
4 Penggunaan jeda dan pengolaan nafas dalam
mengucapkan suku kata atau kata bahkan kalimat
sangat tepat
3 Penggunaan jeda dan pengelolaan nafas dalam
mengucapkan suku kata atau kata bahkan kalimat
masih ada beberapa yang kurang tepat
2 Penggunaan jeda dan pengelolaan nafas dalam
mengucapkan suku kata atau kata bahkan kalimat
banyak yang tidak tepat
1 Penggunaan jeda dan pengelolaan nafas tidak
sesuai
skor Intonasi suara
4 Intonasi sesuai dan memudahkan pendengar
http://facebook.com/indonesiapustaka

memahami isi yang disampaikan


3 Intonasi kurang sesuai dan mengaburkan makna
yang disampaikan
2 Intonasi terkesan di buat-buat dan dipaksakan
1 Intonasi datar

66
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

Skor Performance (penampilan isik)


4 Berdiri tegap, tenang, kertas tidak menutupi
wajah dan sesekali pandangan terarah ke depan,
sungguh-sungguh dan tidak gugup
3 Berdiri tegap, tenang, kertas tidak menutupi wajah
dan sesekali pandangan terarah ke depan, tapi
kurang sungguh-sungguh dan tanpak gugup
2 Berdiri tegap, kurang tenang, kertas menutupi
wajah dan tidak pernah mengarahkan pandangan
ke depan
1 Berdiri dengan berbagai gerakan tambahan, kertas
digoyang-goyangkan dan terkesan bermain-main
bahkan tertawa-tawa.
Skor yang dicapai
Skor maksimal 16

3. Teknik penilaian proyek


Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian
data. Berikut ini adalah contoh rubrik penilaian proyek. Penilaian
ini dilakukan guru ketika siswa diberikan tugas mengamati proses
pertumbuhan ulat sampai menjadi kupu-kupu.
http://facebook.com/indonesiapustaka

67
Bukan Guru Asal Ngajar!

RUBRIK PENILAIAN PROYEK PENGAMATAN

Nama Pelajaran : IPA


Nama proyek : Pengamatan pertumbuhan ulat sampai menjadi
kupu-kupu
Alokasi waktu : 3 Minggu
Kelompok : …………………….. Kelas:…………

Skor yang
Aspek yang dinilai
diperoleh
Skor Perencanaan penelitian
3 Adanya rancangan pengamatan secara tertulis,
ketersediaan seluruh bahan dan alat yang dibutuhkan,
dan pembagian kerja dalam kelompok
2 Hanya muncul dua indikator dalam tahap
perencanaan
1 Hanya muncul satu indikator dalam perencanaan
penelitian
Skor Aktivitas pengamatan
3 Kerjasama dalam kelompok berjalan dengan baik,
mencatat seluruh hasil pengamatan dari tahap
ketahap, dan rapi dalam menggunakan alat
2 Hanya muncul dua indikator dalam tahap aktivitas
pengamatan
1 Hanya muncul satu indikator dalam tahap aktivitas
pengamatan
skor Menggambar hasil pengamatan
3 Menggambar hasil pengamatan secara sistematis,
rapi dan indah
2 Menggambar hasil pengamatan secara sistematis,
kurang rapi dan indah
1 Menggambar tidak sistematis
Skor Membuat laporan hasil pengamatan
3 Penulisan laporan secara sistematis sesuai petunjuk,
http://facebook.com/indonesiapustaka

keakuratan dalam menganalisa dan dapat menarik


kesimpulan
2 Menggambar hasil pengamatan secara sistematis,
kurang rapi dan indah
1 Menggambar tidak sistematis
Skor yang dicapai
Skor maksimal 12

68
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

4. Teknik penilaian produk


Teknik penilaian terhadap proses dan kualitas hasil suatu produk
yang dibuat oleh siswa. Pengembangan produk meliputi tiga tahap
dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: tahap pesiapan,
tahap pembuatan produk, tahap penilaian produk.
Ada dua macam teknik penilaian produk yaitu menggunakan cara
analitik dan holistik.
1. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan. Berikut ini contoh penilaian produk
dengan menggunakan cara analitik.

RUBRIK PENILAIAN PRODUK

Nama Pelajaran : KERTAKES


Nama proyek : Membuat Vas bunga
Kelompok : …………………….. Kelas:…………

Skor yang
Aspek yang dinilai
diperoleh
Skor Perencanaan bahan
3 Terdapat Bahan baku yang sesuai, peralatan
tersedia lengkap, dengan panduan penunjuk kerja
2 Terdapat Bahan baku yang sesuai, tetapi peralatan
yang tersedia tidak lengkap
1 Bahan baku dan peralatan tidak lengkap
Skor Teknik pengolahan
http://facebook.com/indonesiapustaka

3 Teknik pengolahan sesuai dengan petunjuk kerja,


cakap dalam memakai alat dan memperhatikan
kebersihan dan kerapian
2 Hanya muncul dua indikator dalam tahap pengolahan
1 Hanya muncul satu indikator dalam tahap pengolahan

69
Bukan Guru Asal Ngajar!

skor Hasil produk isik


3 Bentuk sesuai dengan rancangan, terdapat inovasi
produk dan bentuknya indah
2 Bentuk sesuai dengan rancangan, tidak terdapat
inovasi meski, tapi bentuk masih indah
1 Bentuk tidak sesuai rancangan dan kurang indah
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal 9

2. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan seluruhan dari produk, biasanya


dilakukan pada tahap appraisal (produk sudah jadi). Berikut ini contoh
penilaian produk dengan menggunakan cara holistik.

RUBRIK PENILAIAN PRODUK

Nama Pelajaran : Bahasa Indonesia


Nama proyek : Membuat karangan
Nama siswa : ……………………… Kelas : ………….

Skor yang
Aspek yang dinilai
diperoleh
Skor Banyaknya kata
4 Lebih dari 75 kata
3 Lebih dari 50 kata
2 Lebih dari 25 kata
1 Kurang dari 25 kata
http://facebook.com/indonesiapustaka

Skor Penggunaan tanda baca (penggunaan tanda titik


dan penggunaan huruf besar diawal kalimat)
4 Lebih dari 9 kalimat yang menggunakan tanda titik
dan huruf besar dengan benar
3 Lebih dari 7 kalimat yang menggunakan tanda titik
dan huruf besar dengan benar

70
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

2 Lebih dari 5 kalimat yang menggunakan tanda titik


dan huruf besar dengan benar
1 Kurang dari 5 kalimat yang menggunakan tanda
titik dan huruf besar dengan benar
skor Kesesuaian kalimat dengan tema
4 Lebih dari 9 kalimat yang sesuai dengan tema
3 Lebih dari 7 kalimat yang sesuai dengan tema
2 Lebih dari 5 kalimat yang sesuai dengan tema
1 Kurang dari 5 kalimat yang sesuai dengan tema
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal 9

5. Teknik penilaian porto folio


Teknik penilaian porto folio adalah penilaian yang didasarkan
pada kumpulan hasil karya siswa, pekerjaan, atau tugas siswa yang
dapat menunjukan atas usaha, kemajuan, dan pencapaian mereka
dalam bidang studi tetentu.
Tahapan-tahapan dalam penyusunan portofolio:
1. Proses penyusunan
Menyusun rencana tugas apa saja yang akan dikerjakan oleh
siswa, disesuaikan dengan kompetensi dalam kurikulum setiap
mata pelajaran, sampai pada pengumpulan tugas siswa.
http://facebook.com/indonesiapustaka

71
Bukan Guru Asal Ngajar!

Berikut contoh perencanaan portofolio:

PERENCANAAN PORTOFOLIO

Tujuan portofolio :Mengamati perkembangan kemampuan


menulis
Kelas : VI
Rentang waktu : Satu semester

A. Kompetensi menulis puisi


• Perencanaan penulisan (topik yang dipilih)
• Buram puisi
• Hasil penyuntingan/revisi
• Hasil akhir penulisan pusi
B. Kompetensi menulis cerpen
• Perencanaan penulisan (pokok persoalan yang dipilih)
• Membuat kerangka cerita
• Buram cerita pendek
• Hasil penyuntingan/revisi(guru, teman/diri sendiri)
• Hasil akhir penulisan cerpen
C. Kompetensi menulis karya ilmia
• Perencanaan penulisan (pokok persoalan yang dipilih)
• Membuat kerangka karya ilmiah
• Daftar sumber bahan yang telah dibaca/dikumpulkan
• Buram karya ilmia
• Hasil penyuntingan/revisi (guru, teman/diri sendiri)
• Hasil akhir penulisan karya ilmia
http://facebook.com/indonesiapustaka

D. Kompetensi………..
E. Kompetensi…………

72
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

2. Membuat form penilaian


Pada tahap ini guru membuat sejumlah rubrik sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh siswa. Berikut ini contoh rubrik penilaian
portofolio.

FORM PENILAIAN PORTOFOLIO

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia


Tujuan portofolio :Mengamati perkembangan kemampuan menulis
Kelas : VI
Rentang waktu : Satu semester
Nama Siswa :

No. Standar Periode Kriteria Keterangan


Kompetensi/ Tata Kosa Keleng- Sistematika
Kompetensi Bahasa kata kapan penulisan
dasar gagasan
1. Menulis puisi 28/6
3/7
Dst.
2. Menulis cerpen 3/8
7/8
Dst.
3. Menulis karya 2/9
ilmia 9/9
Dst.
4 Kompetensi
lain…
5 Kompetensi
lain…
6

http://facebook.com/indonesiapustaka

Catatan:
Skor untuk setiap criteria menggunakan skala penilaian 1-5 atau 1-10
atau 1-100, Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik,
semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan
catatan guru tentang kelemahan dan kelebihan tulisan yang dinilai.

73
Bukan Guru Asal Ngajar!

3. Simpulan dan hasil penilaian


Pada tahap ini berisi kesimpulan tentang perkembangan
kemajuan siswa yang didasarkan pada penilaian pada portofolio
yang dikumpulkan. Pada tahap ini berisi juga balikan atau refleksi
dari murid-murid mengenai perkembangan yang dialami nya.

6. Teknik Penilaian diri


Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan perkembangan
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Contoh penilaian diri
untuk rana kognitif sebagai berikut.

ANGKET PENILAIAN DIRI

Nama Pelajaran : Matematika


Aspek : Kognitif
Nama siswa : …………………….. Kelas:…………

Berilah tanda (v) pada tanggapan yaitu “paham” atau “tidak


paham”

Tanggapan
No. S. Kompetensi/kompetensi Dasar
Paham Tidak paham
1 Aljabar
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
http://facebook.com/indonesiapustaka

c. Menggunakan aturan logaritma


d. Memanipulasi aljabar
2 Dst.

74
Penilaian Kelas Orientasi pada Proses

7. Teknik Penilaian sikap


Penilaian sikap adalah penilaian untuk memperoleh informasi
tentang perilaku siswa yang diamati didalam kegiatan pembelajaran
dikelas atau pada aktivitas diluar kelas. Perbedaan penilaian sikap
dengan penilaian unjuk kerja. Penilaian sikap objek sikap yang diamati
dalam proses pembelajaran seperti; sikap terhadap materi pelajaran,
sikap terhadap guru, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap
yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara
lain; Observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
1. Observasi perilaku
Observasi perilaku siswa dapat dilakukan dengan pengamatan
menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan peserta didik selama disekolah. Berikut
contoh format buku catatan harian.

BUKU CATATAN HARIAN PESERTA DIDIK

Mata pelajaran :
Kelas :
Tahun pelajaran :
Nama guru :

Kejadian
No. Hari/tanggal Nama siswa Tindak lanjut
(positif/ negatif)
http://facebook.com/indonesiapustaka

75
Bukan Guru Asal Ngajar!

2. Pertanyaan langsung
Bisa juga dengan menanyakan langsung pertanyaan (wawancara)
kepada siswa. Dari jawaban dan reaksi siswa yang muncul dalam
memberi jawaban dapat dipahami mengenai sikap peserta didik
terhadap objek sikap.

3. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini, peserta didik disuruh membuat
sebuah pendapat berupa tulisan sebuah masalah yang berkaitan
dengan pelajaran. Dari tulisan ini dapat dipahami kecenderungan sikap
yang dimiliki. Untuk memahami perubahan perilaku atau sikap siswa
maka perlu dibuat sebuah lembar pengamatan sebagai berikut.

Lembar Pengamatan

Perilaku/ sikap yang diamati : …………………………………………


……………………………………………
Nama peserta didik : …………………….. Kelas : ………..
Semester :…….

Deskripsi perubahan Capaian


Deskripsi
No. Pertemuan ….hari/
perilaku awal ST T R SR
tgl………………….
1
2
3
4
5
6
http://facebook.com/indonesiapustaka

Keterangan:
ST = Perubahan sangat tinggi
T = Perubahan tinggi
R = Perubahan rendah
SR = perubahan sangat rendah

76
BAGIAN V
LESSON PLAN
“Seorang nahkoda kapal jika tanpa peta dan memperhatikan arah kompas
maka bersiaplah tersesat dikutup es, begitu juga sang-guru.
Mengajar tanpa rencana dan tujuan yang jelas, maka apa yang terjadi!”

 Kenapa harus buat Lesson Plan ?


Apa penting nya buat apa lesson plan, kalau jawabnya sekedar
memenuhi syarat administrasi. maka tak heran, itu menjadi beban.
Jika guru tau benar apa penting menyusun perencanaan pembelajaran.
Mereka berusaha selalu setia menyempatkan waktu untuk menyusun dan
menghadirkan, menemani disetiap pembelajarannya.
Keasyikan dalam mengajar sebenarnya kunci utama nya disini.
Sama seperti seorang koki yang akan mempersiapkan untuk memasak
makanan yang unik, langkah, enak, dan harganya-pun mahal. Seorang
koki harus membuat resep terlebih dahulu untuk memadu-madankan rasa
masakan nya, baru setelah itu mulailah koki beraksi. Begitu juga seorang
guru, jika seorang guru hanya asal ngajar saja mungkin tak perlu resep.
Persis, ceramah--beri soal--jawab bersama-sama --pulang. Tapi jika anda
ingin mengajar dengan unik, langkah, enak, dan harganya-pun mahal,
maka harus segera buat resep. Resepnya di lesson plan.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Lesson plan atau rencana pelaksanaan pembelajaran adalah


sebuah rencana yang disusun untu menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satuan kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Tips dan trik membuat lesson plan yang aplikatif sebenarnya
berada pada kelengkapan struktur lesson plan dan kedetailan dalam

77
Bukan Guru Asal Ngajar!

membuat skenario pembelajaran. lesson plan dibuat semakin detail,


maka lesson plan itu akan semakin mudah untuk diaplikasikan dalam
proses pembelajaran.
Cara termuda untuk mengukur sejauh mana lesson plan yang kita
buat itu aplikatif, berikan RPP yang kita buat untuk dibaca dan kalau perlu
dipraktekan oleh guru lain. Jika orang lain dengan mudah memahami lesson
plan yang kita buat, mengerti dan dapat membayangkan dengan detail
proses pembelajaran, memahami arah pembelajaran yang kita inginkan,
apalagi jika mereka sukses dalam mempraktekan lesson plan yang kita
buat, maka dapat dikatakan RPP yang kita buat sudah aplikatif.
Begitu juga sebaiknya, jika struktur lesson plan kita belum lengkap,
orang lain masih bingung dengan intruksi-intruksi yang berada pada
skenario pembelajaran yang kita buat, intruksi-intruksi yang masih terlalu
luas sehingga orang akan bingung dan mepersepsikan yang lain, bisa
dikatakan lesson plan ini masih belum aplikatif. Berikut ini adalah bagian-
bagian lesson plan dan penjelasan trik dan tips untuk menerapakan lesson
plan yang aplikatif.

 Bagian-bagian RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan. Bagian-bagian lesson plan sebagai berikut.

1. Identitas mata pelajaran


Identitas pelajaran yang terdiri: Nama sekolah, kelas dan progam/
progam keahlian, semester, matapelajaran, alokasi waktu.
http://facebook.com/indonesiapustaka

2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualiikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau
semester pada satu mata pelajaran.

78
Lesson Plan

3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah pecahan dari standar kompetensi berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian
kompentensi dasar tertentu.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasioanl yang dapat diamati dan diukur,
mencangkup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kebanyakan
kita mengalami kesulitan untuk menentukan kata kerja operasional.
Berikut ini adalah kata kerja operasional Taksonomi Bloom yang dapat
kita gunakan untuk menyusun indikator pencapaian kompetensi.
http://facebook.com/indonesiapustaka

79
Bukan Guru Asal Ngajar!

Tabel Rana Kerja Kogniif


Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai
Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik
Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang
Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengombinasikan Memutuskan
Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Merinci Menyusun Memisahkan
Memberi label Mengkontraskan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi
Memberi indeks Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas
Memasangkan Mempertahankan Membiasakan Megkorelasikan Menanggulangi Menugaskan
Menamai Menguraikan Mencegah Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan
Menandai Menjalin Menentukan Menguji Menciptakan Mempertahankan
Membaca Membedakan Menggambarkan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci
Menyadari Mendiskusikan Menggunakan Menjelajah Mengoreksi Mengukur
Menghafal Menggali Menilai Membagankan Merancang Merangkum
Meniru Mencontohkan Melatih Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan
Mencatat Menerangkan Menggali Menemukan Mendikte Memvalidasi
Mengulang Mengemukakan Mengemukakan Menelaah Meningkatkan Mengetes
Mereproduksi Mempolakan Mengadaptasi Memaksimalkan Memperjelas Mendukung
Meninjau Memperluas Menyelidiki Memerintahkan Memfasilitasi Memilih
Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan Mengedit Membentuk Memproyeksikan
Menyatakan Meramalkan Mempersoalkan Mengaitkan Merumuskan
Mempelajari Merangkum Mengkonsepkan Memilih Menggeneralisasi
Mentabulasi Menjabarkan Melaksanakan Mengukur Menggabungkan
Memberi kode Meramalkan Melatih Memadukan
Menelusuri Memproduksi Mentransfer Membatas
Menulis Memproses Mereparasi
Mengaitkan Menampilkan
Menyusun Menyiapkan
Mensimulasikan Memproduksi
Memecahkan Merangkum
Melakukan Merekonstruksi
http://facebook.com/indonesiapustaka

Mentabulasi
Memproses
Meramalkan

80
Lesson Plan

Tabel Rana Kerja Afekif


Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah
Mempertanyakan Membantu Meyakini Mengubah perilaku

Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Berakhlakmulia

Memberi Mengompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mempengaruhi


Menganut Menyenangi Memperjelas Mengombinasikan Mendengarkan
Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Mengkualifikasi

Meminati Mendukung Mengimani Membangun Melayani

Menyetujui Mengundang Membentuk Menunjukkan

Menampilkan Menggabungkan pendapat Membuktikan

Melaporkan Mengusulkan Memadukan Memecahkan

Memilih Menekankan Mengelola


Mengatakan Menyumbang Menegosiasi
Memilah Merembuk
Menolak


Tabel Rana Kerja Psikomotorik
Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
http://facebook.com/indonesiapustaka

Mengubah Membuat Mengoperasikan Menseketsa


Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengonstruksi Mencampur

81
Bukan Guru Asal Ngajar!

Contoh menentukan indikator;


Kompetensi Dasar: Memelihara lingkungan alam dan buatan di
sekitar rumah dan sekolah
Berdasarkan kompetensi dasar diatas kita bisa memecahnya
menjadi beberapa indikator dengan menggunakan kata kerja
operasioanl diatas, identifikasi 10 poin berikut ini, manakah yang
masuk kedalam indikator;
1. Menjelaskan pengertian lingkungan alam
2. Mengetahui lingkungan alam
3. Menjelaskan pengertian lingkungan buatan
4. Mengetahui pengertian lingkungan alam dan buatan
5. Mengetahui contoh-contoh lingkungan alam
6. Menyebutkan contoh-contoh lingkungan alam
7. Memahami contoh-contoh lingkungan buatan
8. Menyebutkan contoh-contoh lingkungan buatan
9. Menyebutkan cara-cara merawat/ memelihara lingkungan alam
10. Menafsirkan cara-cara merawat/ memelihara lingkungan alam
Nomer 1, 3, 6, 8, 9 adalah indikator, menggunakan kata kerja
operasional dan terukur(dapat dilihat) tingkat keberhasilannya.
Sedangkan nomer 2, 4, 5, 7, 10 bukan indikator, sebab kata kerja
yang digunakan tidak bisa diukur atau tidak bisa dilihat tingkat
keberhasilannya.

4. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
mencangkup pengetahuan, sikap/karakter dan keterampilan yang
http://facebook.com/indonesiapustaka

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.


Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan
tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD.
A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik
lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil
belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku

82
Lesson Plan

yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan


yang dapat diterima)

Contoh cara menentukan tujuan pembelajaran;


Indikator: Menyebutkan contoh-contoh lingkungan buatan
Maka kita dapat membuat tujuan pembelajaran dengan
menggunakan format ABCD sebagai berikut:
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh lingkungan buatan
A B
paling sedikit 3 buah dengan mengamati lingkungan sekolah
D C

5. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompentensi.

6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
ketercapaian antara kompetensi dasar dengan beban belajar.

7. Metode dan model pembelajaran


Metode dan model yang digunakan oleh guru yang digunakan
dalam proses pembelajaran.

8. Kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahapan besar,
yaitu: pembukaan, inti, dan penutup. Bila dikembangkan lagi maka
http://facebook.com/indonesiapustaka

tiga tahapan tersebut dapat dipecahkan lagi menjadi Sembilan proses,


sebagai berikut:

83
Bukan Guru Asal Ngajar!

A. Pembukaan
 Apersepsi
Pada tahap inilah sangat menentukan proses pembelajaran
berjalan dengan lancar atau tidak. Ada dua cara yang dapat
dilakukan dalam tahap ini
1. Bracketing, Pada tahap ini guru biasanya menggunakan
apersepsi dengan menggulang materi pelajaran sebelumnya.
Hal ini membuat siswa dengan mudah menghubungkan ide
materi pelajaran hari ini dengan pelajaran sebelumnya.
2. Sponges, Sebuah kegiatan singkat dan penuh motivasi yang
membuat siswa fokus pada suatu tugas pembelajaran. Guru
harus benar-benar memaksimalkan tahapan ini. Guru dapat
mempergunakan waktu untuk melakukan kegiatan apapun
yang kreatif baik game-game kecil, teka-teki, ataupun kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran.
Tujuan dari tahap ini adalah agar siswa tertarik, antusias
dan siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Ini menjadi
starting point yang penting, jika dalam tahap ini anak-anak tidak
tertarik, sulit di proses pembelajaran selanjutnya, siswa untuk
fokus memperhatikan apa yang diajarkan, dan begitu juga
sebaliknya.

 Tujuan
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran, sehingga siswa mengetahui apa saja yang
akan dilakukan dan didapatkan dalam pembelajaran kali ini.
 Motivasi
http://facebook.com/indonesiapustaka

Siswa diberikan penguatan agar siap dan bersemangat dalam


mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung.
Bentuk penguatan bisa berupa manfaat mengenai apa yang
kita pelajari atau informasi-informasi yang membuat anak-
anak lebih bersemangat lagi dalam belajar, seperti informasi

84
Lesson Plan

akan diadakan permainan ditahap pembelajaran selanjutnya


mengenai pelajaran yang diajarkan, sehingga anak-anak lebih
tertarik dan fokus lagi dalam belajar.

B. Kegiatan inti
 Eksplorasi
Siswa, baik secara individu atau berkelompok difasilitasi untuk
melakukan proses penemuan terhadap berbagai informasi
tentang materi pembelajaran. Siswa diharapkan secara mandiri
dapat belajar langsung dari sumber belajar yang bersifat
kontekstual atau dekat dengan dunia nyata.
 Elaborasi
Guru memfasilitasi murid-muridnya untuk mengelola informasi
yang didapatkan dari proses eksplorasi. Seperti: diskusi, membuat
laporan eksplorasi baik lisan maupun tulisan, menyajikan hasil
kerja secara individu atau kelompok, melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.
 Konirmasi
Guru selanjutnya memberikan umpan balik, penguatan kepada
siswa melalui berbagai sumber, untuk memperoleh pengalaman
belajar yang ditentukan, diharapkan dalam tahap ini siswa secara
komprehensif dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

C. Penutup
 Konklusi
Pada tahap ini guru merangkum dan mengulas kembali secara
singkat materi yang telah dipelajari oleh siswa.
http://facebook.com/indonesiapustaka

 Releksi
Pada tahap ini guru memastikan semua siswa telah mencapai
kompetensi yang diharapkan, maka guru memberikan sejumlah
tes untuk mengevaluasi hasil belajar.

85
Bukan Guru Asal Ngajar!

 Informasi
Pada tahap ini guru memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran seperti memberikan penugasan kepada siswa
dalam bentuk tugas rumah, atau dengan memberikan informasi
tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

9. Penilaian kelas
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran.

10. Sumber belajar


Penilaian sumber belajar disesuaiakn dengan materi ajar yang
disampaiakan, sumber belajar berbagai macam, mulai dari buku,
media pembelajaran yang dibuat oelh guru, sampai pada lingkungan
sekitar.
http://facebook.com/indonesiapustaka

86
Lesson Plan

Contoh Form Lesson Plan

LESSON PLAN

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Tanggal :
Alokasi Waktu :

__________________________________________________________

A. Standar Kompetensi :
B. Kompetensi Dasar :
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran:
E. Materi Pembelajaran :
F. Model/Metode Pembelajaran :
G. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pengelolaan
Langkah langkah pembelajaran Waktu
kelas
Pendahuluan:
•฀ Apersepsi

•฀ Tujuan
http://facebook.com/indonesiapustaka

•฀ Motivasi

87
Bukan Guru Asal Ngajar!

Inti:
•฀ Eksplorasi

•฀ Elaborasi

•฀ Konfirmasi

Penutup
•฀ Kesimpulan

•฀ Evaluasi

•฀ Informasi

H. Penilaian kelas:
I. Sumber belajar:
Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Mengetahui/Menyetujui Guru Kelas


http://facebook.com/indonesiapustaka

Ka.SDN ……………

……………………………………. ……………………………….

88
Lesson Plan

 Bagaimana Membuat Lesson Plan yang Aplikatif


Berikut ini adalah dua RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
yang akan kita bandingkan. “Lesson Plan 1” adalah perencanaan yang
dibuat oleh sekolah X, keadaan sekolah X berada dikota besar, media
pembelajaran yang lengkap tersedia disana. “Lesson Plan 2” dibuat
dalam kegiatan lesson study di SDN 05 Saparan mata pelajaran Sains
untuk kelas empat. Keadaan sekolah yang terpencil terletak didalam hutan
sawit didaerah perbatasan Malaysia, prasarana terbata.
Amati struktur atau bagian-bagian dari perencanaan pembelajaran,
metode dan model apa saja yang digunakan, teknik penilaian yang
digunakan, sumber belajar, interaksi apa saja yang terjadi dalam
pembelajaran, serta modalitas belajar apa saja yang digunakan dalam
proses pembelajaran, serta perhatikan juga penekanan guru dalam
memasukan nilai-nilai atau karakter yang terlihat dari RPP tersebut.
http://facebook.com/indonesiapustaka

89
Bukan Guru Asal Ngajar!

Lesson Plan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SAINS


Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
Pertemuan / waktu : Ketiga / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan praktek

A. Kompetensi Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
B. Indikator
o Mengidentifikasi bagian daun tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri
C. Materi Essensial
Daun (hlm.41)
o Bentuk daun
o Kegunaan daun
D. Media Belajar
o Berbagai daun
o Kertas gambar dan alat tulis
E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
http://facebook.com/indonesiapustaka

90
Lesson Plan

1. Pendahuluan (5 menit)
o Menagih tugas 2.1
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang
diharapkan

2. Kegiatan Inti (50 menit)


o Memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan
o Memahami tentang daun melalui pengamatan
langsung (kegiatan 2.3)
o Mengelompokan tulang daun yang mempengaruhi
bentuk helai daun :
- Tulang daun menyirip
- Tulang daun menjari
- Tulang daun melengkung
- Tulang daun sejajar
o Mendeskripsikan kegunaan daun :
- Sebagai tempat pemasakan makanan
- Sebagai alat pernapasan
- Sebagai tempat terjadi proses penguapan

1. Penutup (5 menit)
o Mengulang kegunaan daun

1. Pekerjaan Rumah
o Melalkukan tugas 2.2 (hlm.39)

Mengetahui Jakarta,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
http://facebook.com/indonesiapustaka

( ) ( )

91
Bukan Guru Asal Ngajar!

Lesson Plan 2

LESSON PLAN

Sekolah : SDN 05 Saparan


Mata Pelajaran : Sains
Kelas / Semester : IV/1
Tanggal : 15 September 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan
fungsinya
B. Kompetensi Dasar :
Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan
fungsinya
C. Indikator:
Menjelaskan bentuk-bentuk daun dan mengklasifikasikannya
D. Tujuan Pembelajaran:
Siswa minimal tujuh puluh persen dapat mengerjakan tugas kelompok
untuk mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya
dengan mengamati tanaman dilingkungan sekolah
E. Materi Pembelajaran :
Bentuk-bentuk daun
F. Model/Metode Pembelajaran :
Model: Jigsaw
Metode: Permainan bunga mekar kuncup, metode cerama, tanya
http://facebook.com/indonesiapustaka

jawab, kerja kelompok, diskusi


G. Langkah-langkah Pembelajaran:

92
Lesson Plan

Pengelolaan
Langkah langkah pembelajaran Waktu
kelas
Pendahuluan: Permainan 9 menit
• Apersepsi “Bunga mekar
1. Guru mengajak murid-murid untuk kuncup”
melakukan sebuah permainan “Bunga
mekar kuncup”.
2. Jika guru bilang “Bunga mekar” maka
murid-murid harus membentuk kelom-
pok berjumlah 5 orang untuk bergan-
dengan tangan membentuk lingkaran
dan berputar
3. Jika guru bilang “bunga kuncup” maka
murid-murid harus membentuk kelom-
pok berjumlah 3 orang untuk bergan-
dengan tangan membentuk lingkaran
dan berputar
4. Jika guru bilang “Daun” maka murid-mu-
rid menyatukan kedua tangan, kemu-
dian mengangkat keduatangan yang
saling menggegam dengan mengayunk-
an badan kekanan dan kekiri.
5. Guru melakukan kegiatan ini den-
gan berulang-ulang dan secara acak
menyebut kata “bunga kuncup”, “bunga
mekar”, dan “daun”
6. Jika pada saat guru bilang “bunga kun-
cup” atau “bunga mekar” terdapat siswa
yang tidak mendapatkan pasangan
maka beri hadiah dengan tepuk tangan
7. Kegiatan ini berlansung sampai suasa-
na kelas menjadi hangat, siswa tertarik
dengan kegiatan belajar yang dilakukan
http://facebook.com/indonesiapustaka

93
Bukan Guru Asal Ngajar!

• Tujuan Cerama 3 menit


Guru menjelaskan bahwa hari ini kita akan
belajar mengenai bentuk-bentuk daun,
selain itu kita mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan bentuk daun yang ada
dilingkungan sekitar kita

• Motivasi
1. Guru memfasilitasi murid-murid dengan
bertanya, “mengapa kita mempelajari
materi ini?”
2. Guru memberikan motivasi bahwa den-
gan mempelajari materi ini siswa akan Cerama 3menit
mengetahui Tanya jawab
“termasuk kedalam bentuk daun apak-
ah sayur-sayuran yang biasanya dima-
sak oleh ibu, rerumputan yang biasanya
dimakan oleh hewan peliharaan kita
seperti sapi, kambing?”. Selain itu dipe-
lajaran ini akan diadakan permaianan
disekitar sekolah yang berhubungan
dengan materi ini, sehingga murid-mu-
rid diharap memperhatikan benar-benar
apa yang akan disampaikan oleh guru

Inti:
• Eksplorasi Model Jigsaw 30 Menit
1. Guru memberitahukan kepada siswa, (Tim Ahli)
bahwa hari ini belajar dalam kelompok
dan dilakukan di luar kelas. Metode:
2. Guru membentuk kelompok beranggot- Cerama
akan 3 orang anak. Diskusi
3. Setelah mereka berkumpul dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka

kelompoknya, guru membagikan LKS


(Lampiran 1) untuk didiskusikan dalam
kelompoknya.
4. Guru memberi waktu 20 menit untuk me-
nyelesaikan tugas kelompok yang diberi-
kan dengan intruksi sesuai pada LKS.

94
Lesson Plan

5. Guru memberi tau bahwa tanda dimulai


dan diakhiri kerja kelompok adalah bunyi
peluit.
6. Guru meniup peluit sebagai tanda dimu-
lai kerja kelompok, siswa dipersilahkan
untuk menuju keluar kelas untuk beker-
jasama dan berdiskusi untuk menyele-
saikan tugas dalam kelompoknya
7. Guru memantau dan membimbing jalan-
nya tugas kelompok, guru mengarahkan
jika terdapat kelompok yang mengalami
kesulitan
8. Setelah 20 menit, guru meniup peluit se-
bagai tanda berakhir kerja kelompok
9. Sebelum guru meneruskan kegiatan se-
lanjutnya guru memberikan saran pada
kerja kelompok sesi pertama mengenai
kekurangan-kekurangan terutama kerja
sama dalam kelompok
10. Guru selanjutnya memberi tahu bahwa (Tim Asal/Asli) 30 Menit
mereka akan bertemu dengan kelom- Metode:
pok baru, cara menemukannya den- Cerama
gan melihat “Huruf yang ada dipojok Kerja
LKS nya” jika di pojok terdapat huruf kelompok
A maka mereka harus mencari teman
yang juga mendapatkan huruf A, dan
begitu juga yang lain yang mendapatkan
huruf yang lain mereka harus mencari te-
man yang memiliki huruf yang sama.
11. Setelah mereka bertemu dengan kelom-
pok barunya, guru memberikan Lembar
Kerja Kelompok (Lampiran 2)
12. Guru memberikan intruksi untuk mendis-
http://facebook.com/indonesiapustaka

kusikan jawaban dari pertanyaan-pertan-


yaan yang ada di Lembar kerja kelompok
berdasarkan kerja dikelompok asal.
13. Guru memberitau bahwa kelompok baru
ini yang sebenarnya kelompok asli mer-
eka

95
Bukan Guru Asal Ngajar!

14. Dari sini akan dinilai kelompok manakah


yang menjadi kelompok yang terbaik
15. Guru memberi tau bahwa tanda dimulai
dan diakhiri kerja kelompok adalah bunyi
peluit.
16. Guru meniup peluit sebagai tanda dimu-
lai kerja kelompok
17. Guru memantau dan membimbing jalan-
nya tugas kelompok, mengarahkan jika
terdapat kelompok yang mengalami ke-
sulitan
18. Guru memberikan penilaian disetiap ke-
lompok (lapiran 3) dengan mengamati
kerja kelompok
19. Setelah 20 menit, guru meniup peluit se-
bagai tanda berakhir kerja kelompok.
20. Guru mempersilahkan untuk duduk ber-
kumpul disetiap kelompok masing-mas-
ing.

• Elaborasi Metode: 20 menit


1. Guru mempersilahkan perwakilan dise- Ceramah
tiap kelompok untuk menjelaskan poin- Tanya jawab
poin tertentu secara bergantian Diskusi
2. Siswa-siswa lain dipersilahkan untuk
memberikan tanggapan mengenai
penjelasan yang diberikan oleh tiap-tiap
kelompok.
3. Guru mempersilahkan mengumpulkan
tugas baik LKS maupun lembar kerja
kelompok.

• Konfirmasi Metode: 10 menit


http://facebook.com/indonesiapustaka

1. Guru memberikan penjelasan macam- Ceramah


macam bentuk daun terutama menge- Membuat
nai hal-hal yang belum disinggung oleh gerakan
murid-murid dalam diskusi sebagai pen- macam-
guatan bagi murid-murid. macam daun

96
Lesson Plan

2. Guru membuatkan gerakan-gerakan


disetiap materi “macam-macam daun“
untuk mempermudah mengingat nya.
3. “Macam-macam daun berdasarkan
tulang daunya”, murid membuat
gerakan dengan menengadahkan dan
membuka tangan dan memegang tu-
lang belakang nya bersamaan dengan
mengucapkan “macam macam daun
berdasarkan tulang daunnya, terdiri dari:”
4. “Tulang daun menyirip” dengan men-
gankat tangan kanan dengan posisi jari
rapat bersamaan dengan mengucap-
kan “tulang daun menyirip”
5. “Tulang daun menjari” dengan men-
gangkat tangan kiri dengan posisi
jari-jari terbuka bersamaan dengan
mengatakan “Tulang daun menjari”
6. “Tulang daun sejajar” dengan men-
gangkat kedua tangan tegak keatas
bersamaan dengan mengatakan “Tu-
lang daun sejajar”
7. “Tulang daun melengkung” dengan
mengankat tangan membentuk belalai
gaja bersamaan dengan mengatakan
“Tulang daun melengkung”
8. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali
sampai dirasa siswa sudah bisa meng-
ingat macam-macam daun tersebut
9. Guru menjelaskan nilai-nilai yang
terkandung dalam pelajaran ini
seperti: Bagaimana bisa diciptakan
berbagaimacam daun yang indah dan
http://facebook.com/indonesiapustaka

unik, ada dedaunan yang setiap hari


bisa kita makan seperti sayur-sayuran.
Ada dedaunan khusus untuk makan
hewan tak akan ada yang bisa mecip-
takan semua ini secara unik dan Indah
sesuai manfaatnya, kecualai Tuhan
yang menciptakan kita

97
Bukan Guru Asal Ngajar!

10. Guru memberikan kesempatan kepada


murid-murid untuk bertanya

Penutup Metode: 4 menit


• Kesimpulan Cerama
Guru mengulas kembali materi Tanya jawab
yang telah dipelajari hari ini dengan
melakukan tanya jawab dengan murid-
muridnya
• Evaluasi Metode: 4 menit
1. Guru mengumumkan kelompok terbaik Cerama
dalam kegiatan pembelajaran hari ini Tanya jawab
2. Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa secara acak mengenai materi
yang telah dipelajari hari ini untuk
mengetahui sejauh mana daya serap
anak-anak
3. Guru memberikan saran mengenai
kekurangan pembelajaran hari ini untuk
diperbaiki dalam proses pembelajaran
selanjutnya
4. Guru memberikan saran mengenai
aktiitas siswa terutama yaitu menge-
nai kerjasama siswa, sifat menghargai
teman saat belajar dalam kelompok,
membantu teman saat kesulitan belajar
dalam kelompok dan tidak egois ketika
kita memahami tugas yang diberikan.
• Informasi Metode: 2 menit
Guru memberikan informasi untuk materi Cerama
selanjutnya adalah mengenai “Bagian-
bagian bunga”. Dipertemuan berikutnya
siswa diharap membawa bunga untuk
http://facebook.com/indonesiapustaka

kegiatan pembelajaran selanjutnya.

98
Lesson Plan

H. Penilaian kelas:
Penilaian dilakukan pada saat belajar dalam kelompok sampai pada
laporan kelompok, penilaian yang dipakai adalah penilaian proyek
(lampiran 3) dan penilaian sikap (lampiran 4)

I. Sumber belajar:
1. Buku paket: IPA 5 Saling temas, azmiyawati. PT. Intan Pariwara.
2008
2. Lingkungan sekitar sekolah
3. Lembar Kerja Siswa
4. Lambar kerja kelompok

Catatan : Komentar/pesan/kesan/saran atasan langsung:


__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

Mengetahui/Menyetujui Guru Model


Ka.SDN 05 Saparan

Edi Nur, S.pd Eko Nurhaji Purnomo


NIP. 197309191997031003
http://facebook.com/indonesiapustaka

99
Bukan Guru Asal Ngajar!

Lampiran 3 : Penilaian Sikap

BUKU CATATAN HARIAN PESERTA DIDIK

Mata pelajaran : Sains


Kelas : IV
Tahun pelajaran : 2011
Nama guru : Eko Nurhaji Purnomo

No. Hari/tanggal Nama siswa Kejadian Tindak lanjut


(positif/ negatif)
http://facebook.com/indonesiapustaka

100
Lesson Plan

Lampiran 1: Lembar Kerja Siswa

Nama:…………………………….. No. Absen:……. 1 A


Lembar Kerja Siswa:
 Macam-macam bentuk daun
Macam-macam daun berdasarkan tulangnya ada 4 yaitu menyirip,
melengkung, menjari, sejajar. Keterangan lebih jelasnya baca
buku panduan halaman 36. Tugas kalian dalam kelompok adalah
mencari 3 macam tumbuhan dengan JENIS DAUN MENYIRIP. Cari
tumbuhan tersebut di ladang, pekarangan sekolah, dan tempat-
tempat lain disekitar sekolah. Seteleh menemukan tumbuhan
tersebut ambil daunya, sebutkan nama tumbuhannya dan tempel
pada kolom dibawah ini!

Nama Tumbuhan Tempelan Daun


http://facebook.com/indonesiapustaka

101
Bukan Guru Asal Ngajar!

Setelah membaca dua rencana pembelajaran diatas sekarang mari


kita bandingkan beberapa hal berikut ini.

A. Struktur atau bagian-bagian Lesson Plan


Di lesson plan 1 stuktur penyusunan lesson plan yang masih
belum lengkap. Penilaian proses pembelajaran tidak disebutkan
dalam lesson plan tersebut, selain itu dalam skenario pembelajaran
intruksi dalam skenario pembelajaran masih terlalu umum.
Contoh di lesson plan 1 dalam kegiatan inti diskenario
pembelajaran, salah satu intruksi nya adalah “Memahami peta
konsep tentang bagian tumbuhan”. Guru jika mengajar dengan
intruksi tersebut, akan merasa binggung dengan kegiatan yang harus
dilakukan. apa dengan ceramah, tanya jawab.
Lantas media apa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
ini, apakah dengan menggunakan peta konsep dan sebagainya. Guru
harus menjelaskan secara rinci/konkrit dan detail disetiap tahapan
pembelajaran sehingga mudah untuk dimengerti dan mudah untuk
dilaksanakannya.

B. Metode dan model pembelajaran


Metode dan model pembelajaran yang digunakan harusnya lebih
bervariasi (multi metode). Di lesson plan harus nya banyak sekali
metode yang bisa dikembangkan dalam setiap tahapan pembelajaran,
bukan hanya dengan cerama dan praktik saja. Tujuannya untuk
memaksimalkan interaksi pembelajaran antara guru, siswa dan
sumber belajar.

C. Teknik penilaian
http://facebook.com/indonesiapustaka

Teknik penilaian yang digunakan dapat dilihat dari indikator,


terlebih dalam tujuan pembelajaran, penilaian bukan hanya dengan
tes tulis pada saat pembelajaran saja. Penilaian dapat dilihat dari
berbagai kegiatan dalam pembelajaran.

102
Lesson Plan

Lesson plan 1 menggunakan teknik penilaian proyek.


Penilaian dilakukan pada saat proses pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Siswa minimal tujuh puluh
persen dapat mengerjakan tugas kelompok untuk mengklasifikasikan
tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya dengan mengamati tanaman
dilingkungan sekolah. Dari tujuan pembelajaran tersebut, jenis
penilaian yang digunakan adalah penilaian proyek dilakukan mulai
pada kegiatan pembelajaran sampai pada laporan proyek yang
diberikan kepada guru untuk mengetahui kerjasama siswa dalam
menyelasaikan tugas yang diberikan.
Selain penilaian proyek dalam lesson plan 2 juga menggunakan
penilaian sikap. Biasanya penilaian ini sudah dimiliki guru dalam
buku catatan harian guru, digunakan untuk menilai siswa-siswa yang
lebih aktif didalam proses pembelajaran dan siswa-siswa yang masih
mengalami masalah dalam kegiatan pembelajaran. Diharapkan,
menjadi portofolio guru untuk mengetahui perkembangan peserta
didik secara detail disetiap individu ketika penilaian dilakukan dalam
bentuk kelompok seperti lesson plan 2.

D. Sumber belajar
Sumber belajar diharapkan bervariasi, bukan hanya melalui
buku paket yang dimiliki siswa. Tetapi dapat menggunakan media
yang dibuat oleh guru. Lembar kerja siswa maupun kelompok yang
dibuat oleh guru sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Terutama sumberbelajar lingkungan sekitar kita.

E. Interaksi pembelajaran
http://facebook.com/indonesiapustaka

Didalam lesson plan 2 dapat dilihat bagaimana terjadi proses


interaksi dalam pembelajaran, sedangkan lesson plan 1 kita belum
bisa melihat interaksi apa saja yang terjadi karena intruksi tiap tahapan
dalam skenario pembelajaran yang masih terlalu luas/ abstrak dalam
bentuk konseptual. Berikut ini interaksi yang dapat terbaca dalam
perencanaan pembelajaran 2.

103
Bukan Guru Asal Ngajar!

Macam interaksi Kegiatan pembelajaran


Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam perencaan
dalam pembelajaran seperti: ceramah dalam setiap
Guru dengan siswa tahapan pembelajaran, tanya jawab dengan siswa,
pembimbingan dalam melaksanakan tugas kelompok,
dan refleksi yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
Guru memberikan intruksi, membimbing, sampai pada
Guru dengan sumber
guru memberikan penialain pada lembar kerja yang
belajar
diberikan.
Siswa saling melakukan tanya jawab mulai dari
Siswa dengan siswa
kegiatan kelompok, sampai pada saat diskusi
yang lain
berlangsung.
Siswa mengerjakan dan mendiskusikan lembar
Siswa dengan sumber kerja siswa dan lembar kerja kelompok, Siswa
belajar mengidentifikasi macam-macam tumbuhan
dilingkungan sekolah.
Setiap siswa menjelaskan hasil kerja dikelompok asal
Siswa dengan
kepada kelompoknya, siswa bertanya kepada kelompok
kelompoknya
nya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Setiap kelompok bergantian menyampaikan beberapa
bagian hasil diskusi didepan guru dan kelompok lain,
Kelompok dengan
dan setelah itu dilakukan diskusi untuk membahas
kelompok lain
mengenai materi/jawaban yang diajukan oleh setiap
kelompok

F. Modalitas belajar
Dalam lesson plan 2 memaksimalkan tiga modalitas pembelajaran,
yang dapat kita lihat dari tabel berikut ini:

Tipe Modalitas Kegiatan dalam perencanaan pembelajaran


http://facebook.com/indonesiapustaka

Guru mengajak anak-anak langsung melihat bentuk beraneka


macam tumbuhan dengan berbagai bentuk daun yang
Visual berbeda, Lembar kerja siswa didisain untuk memaksimalkan
modalitas visual, dalam LKS siswa disuru menempelkan
bentuk daun yang menjadi tugas mereka dikelompok asal.

104
Lesson Plan

Dalam perencanaan pembelajaran ini modalitas auditori


masih menjadi modalitas dominan yang digunakan mulai dari
Auditori
kegiatan guru dalam ceramah, tanya jawab, sampai pada
siskusi kelas.
Perencanaan pembelajaran yang dapat terlihat dalam
mengoptimalkan modalitas kinstetik berada pada tahapan
Kinestetik
konfirmasi, dimana guru membuat gerakan untuk
mempermudah siswa dalam menghafal macam-macam daun.

Selain itu, beberapa modalitas intelejensi kecerdasan juga
tergali dari berbagai kegiatan seperti, diskusi, belajar dialam, berbagai
gerakan dalam memahami dan menghafalkan materi pembelajaran,
dan sebagainya.

G. Nilai-nilai atau karakter


Banyak guru yang menganggap bahwa penanaman nilai-nilai
atau karakter tidak ditulis dalam lesson plan karena hal tersebut akan
membuat skenario pembelajaran menjadi gemuk, hal-hal seperti
itu bisa diberikan secara spontanitas pada kegiatan pembelajarn
berlangsung.
Saya kurang sepaham dengan hal tersebut, penyampaian nilai-
nilai harus tetap masuk dalam skenario pembelajaran, ada dua
alasan, (1) Biasanya guru lupa atau tak sempat menyampaikan
nilai-nilai ini kepada siswa dalam waktu yang tepat (2) Guru akan sulit
menghubungkan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran
dengan materi pelajaran, berdasarkan pengalaman praktis penulis
kelemahan berada pada redaksioanl guru ketika menyampaikan nilai-
nilai.
http://facebook.com/indonesiapustaka

Ketika tidak nyambung dalam penyampaian nilai-nilai dalam


proses pembelajaran, terasa kurang bermakna, dan hanya menjadi
seperti omong kosong. Kelemahan tersebut dapat kita atasi dengan
menuliskan secara detail di beberapa tahapan pembelajaran yang
tepat untuk memasukan nilai dengan bahasa-bahasa yang mudah
untuk difahami.

105
Bukan Guru Asal Ngajar!

Bisa dilihat ada beberapa kali guru menanamkan nilai nilai dalam
lesson plan 2, seperti pada kegitan inti ditahapan eksplorasi guru
mengevaluasi kegiatan kerja kelompok asal terutama mengenai
kerja sama dalam kelompok, Kegiatan inti ditahap konirmasi guru
menjelaskan beragai macam tumbuhan dengan beragam bentuk daun
yang bisa menciptakan hanyalah Tuhan yang menciptakan kita. Dan
juga dikegiatan penutup di tahap evaluasi guru memberikan saran
mengenai aktiitas siswa terutama mengenai kerjasama siswa, sifat
menghargai teman saat belajar dalam kelompok, membantu teman
saat kesulitan belajar dalam kelompok serta tidak egois ketika kita
memahami tugas yang diberikan.
Membuat sebuah perencanaan yang matang adalah tugas
guru. Banyak guru yang menganggap bahwa pekerjaan ini banyak
menghabiskan waktu mereka. Guru direpotkan membuat sebuah
perencanaan yang mendetail seperti ini. Apalagi dengan berbagai
keterbatasan yang dimiliki oleh seorang guru, ekonomi, waktu,
keluarga, menjadikan sebuah alasan yang kuat untuk tidak memenuhi
prasyarat satu ini sebelum mengajar. Ada banyak alasan lain yang
akan menampikan kewajiban satu ini.
Jika seorang guru berfikir lebih cerdas. Perencanaan pembelajaran
sebenarnya dalam tahun pertama, membuat guru merasa berat dan
terbebani. Tapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguhditahun
berikutnya guru hanya sedikit merubah bagian yang perlu diperbaiki.
Jika ada pertanyaan mengapa harus membuat perencanaan
dengan sedetail dan menyita waktu, jawabannya adalah untuk
mempermudah pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi proses
http://facebook.com/indonesiapustaka

pembelajaran. Kualitas pembelajaran akan terlihat beda jika anda


memang memiliki perencanaan yang matang, lebih jauh lagi jika ini
dilaksanakan secara konsisten akan membawa perubahan yang
luar biasa pada kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, inilah
sebenarnya salah satu maksud mengajar adalah belajar. Jika anda
tidak percaya maka silakan buktikan!.

106
BAGIAN VI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INOVATIF
“Mainan anak-anak adalah pekerjaan mereka sesungguhnya,
maka jadikanlah pekerjaan mereka yang anda beri menjadi sebuah
kesenangan”

Kegiatan pembelajaran inovatif ini dikembangkan dari berbagai


aktivitas sehari-hari, olahraga, dan kegiatan bermain anak-anak. Harapan
dari contoh-contoh berikut, bisa menginspirasi untuk mengembangkan
kegiatan pembelajaran dari berbagai macam aktivitas anak yang
menyenangkan.

 Bermain Sepak Bola


Kegiatan pembelajaran ini menggabungkan aturan bermain bola
dalam menjawab bertanyaan yang diberikan guru dalam berkelompok,
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
1. Kelas dibagi menjadi dua tim.
2. Setiap tim memilih seorang kapten.
3. Guru akan menjelaskan bahwa aturan permainan kali ini kita
menggunakan aturan main “sepak bola”.
4. Jelaskan bahwa keberhasilan dalam pertandingan akan tergantung
pada latihan yang serius sama hanya ketika bermain sepak bola,
http://facebook.com/indonesiapustaka

berikan anak-anak waktu untuk belajar, murid dalam tim diberikan


waktu untuk belajar sebuah topik.
5. Ketika periode latihan telah selesai, semua buku dan catatan harus
disingkirkan, kedua kapten dipanggil bersamaan, koin dilontarkan
untuk mengetahui siapa yang memulai (kick-off) dan permainan
dimulai.

107
Bukan Guru Asal Ngajar!

6. Guru memberikan sebuah bola kepada kapten yang mendapat giliran


pertama. Bola itu boleh dilemparkan ke teman dalam kelompoknya
untuk menjawab pertanyaan dari guru.
7. Jika siswa dalam kelompok tidak bisa menjawab pertanyaan, maka
bola akan berpindah kepada kelompok lain.
8. Jika dalam kelompok dapat menjawab pertanyaan dua kali secara
berturut-turut maka kelompok tersebut dinyatakan mendapatkan “gol”,
guru memberikan skor.
9. Guru juga memberlakukan kartu kuning dan kartu merah bagi siswa
yang curang atau gaduh dalam proses pembelajaran.

 Berbelanja di pasar
Kegiatan tugas atau bahkan ulangan harian dalam pembelajaran
tidak harus dilakukan secara monoton, menegangkan, bahkan
menakutkan, tetapi dengan kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara yang
menyenangkan, perhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sebanyak
jumlah siswa.
2. Tiap pertanyaan ditulis selembar kertas atau bisa menggunakan
kertas flipchart, dan diberikan nomer urut disetiap soalnya.
3. Setiap siswa mendapat satu pertanyaan
4. Tugas setiap siswa “berbelanja soal” dengan bertanya kepada
siswa lain soal yang didapatkan, ketika mendapatkan soal mereka
dipersilahkan menjawabnya.
5. Ketika bertanya kepada siswa lain siswa harus menuliskan nomer
soal disetiap soal yang didapat.
http://facebook.com/indonesiapustaka

6. Diakhir kegiatan siswa yang paling banyak menjawab pertanyaan


dengan benar, maka siswa itulah yang menjadi pemenangnya, guru
bisa memberikan penghargaan kepada siswa tersebut.

108
Kegiatan Pembelajaran Inovatif

 Menyebrang sungai di bebatuan


Kegiatan ini bisa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa mengenai suatu materi pelajaran dengan meloncat ke kertas yang
berbentuk bebatuan dan didalam nya terdapat jawaban yang benar.
1. Guru menyediakan kertas berbentuk bebatuan berwarna-warni dan
didalamnya berisikan rencana jawaban-jawaban yang akan ditanyakan
oleh guru
2. Guru menata kertas berbentuk batu diatas lantai
3. Agar kertas tidak rusak guru mempersilahkan murid-murid untuk
melepas sepatunya
4. Guru memberikan penjelasan aturan main. Mereka akan bermain
petualangan menyebrangi sungai melewati bebatuan.
5. Guru membagi menjadi dua kelompok (boleh lebih).
6. Siswa menunjuk satu orang dalam kelompoknya untuk menyebrangi
sungai terlebih dahulu.
7. Guru memberikan pertanyaan.
8. Murid mencari jawaban yang dianggapnya benar di kertas berbentuk
bebatuan, jika telah ditemukan, murid meloncat ke kertas berbentuk
batu tersebut.
9. Jika loncatan tidak tepat atau meloncat ke batu yang salah maka
murid tersebut dinyatakan “tercebur, hanyut, dan dimakan buaya”.
Permainan digantikan dengan kelompok yang lain. Jika jawaban benar
dan dapat meloncat dengan tepat, guru akan memberikan pertanyaan
selanjutnya sampai murid mencapai tepi sungai (finish).
10. Kelompok yang paling dahulu mencapai finish, kelompok tersebut
menjadi pemenangnya.
http://facebook.com/indonesiapustaka

109
Bukan Guru Asal Ngajar!

 1 melawan 100
Permianan ini dimodifikasi dari sebuah acara kuis ditelevisi. perhatikan
langkah-langkah berikut ini:
1. Guru mempersilahkan mengeluarkan satu lembar kertas.
2. Guru mempersilahkan siswa untuk meunjuk satu temannya untuk
duduk dikursi panas, dengan cara mengarahkan jari telunjuk kanan
nya secara serentak ke teman yang dikehendaki.
3. Mempersilahkan siswa yang ditunjuk untuk duduk di kursi panas yang
berada didepan kelas.
4. Guru memberikan arahan, bahwa teman yang berada didepan ini
adalah lawan kalian semua, siapapun berhak berada dikursi panas,
syaratnya bisa mengalahkan dia.
5. Guru memberikan pertanyaan, setelah itu mempersilahkan siswa
untuk menjawab soal dikertas yang disediakan.
6. Guru mempersilahkan kepada seluruh siswa untuk mengangkat
jawaban, kecuali yang berada dikursi panas.
7. Setelah itu mempersilahkan siswa yang berada dikursi panas untuk
menyebutkan dan mengangkat jawabanya dilembar nya.
8. Guru memberikan jawaban yang benar.
9. Jika jawaban siswa yang berada dikursi panas benar makan
pertanyaan akan dilanjutkan dengan aturan yang sama.
10. Jika jawaban siswa dikursi panas salah maka digantikan dengan siswa
lain yang menjawab benar, jika banyak siswa yang menjawab benar,
siswa-siswa mengarahkan jari telunjuk kanan nya secara serentak ke
salah satu teman yang menjawab benar untuk duduk dikursi panas.

 Bermain Ular Cerdas Naik Tangga


http://facebook.com/indonesiapustaka

Permainan ini diadaptasi dari permaianan ular tangga, tetapi permainan


dilakukan dalam berkelompok, guru mempersiapkan media pembelajaran
berupa papan ular tangga, dadu dan kertas temple (flipchart).
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

110
Kegiatan Pembelajaran Inovatif

2. Kelompok diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan.


3. Kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar,
dipersilahkan untuk melempar dadu.
4. Guru mempersilahkan salah satu siswa dalam kelompok untuk
menjalankan kartu tempel yang bertuliskan nama kelompoknya sesuai
dengan jumlah mata dadu yang keluar.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok yang lain, dengan
aturan yang sama.
6. Jika pada gilirannnya kelompok, kelompok tidak bisa menjawab
pertanyaan dari guru maka mereka tidak mendapatkan kesempatan
untuk melemparkan dadu dan menjalankan kartu tempelnya.
7. Kelompok yang paling dahulu menuju finish, kelompok tersebut yang
akan menjadi pemenangnya.

 Mencari Harta Karun


Dalam permainan ini guru mempersiapkan sebanyak mungkin
pertanyaan ditulis di kertas-kertas, dan disimpannya dalam lingkungan
kelas.
1. Siswa diajak untuk mencari kertas tersebut dilingkungan sekolah
2. Semakin banyak kertas yang didapat dan semakin banyak jawaban
yang dapat dijawab dengan benar, maka siswa tersebut mendapatkan
bintang penghargaan dari guru.

 Lari Cerdas
Permainan ini, guru menyiapkan jawaban atas rencana pertanyaan-
http://facebook.com/indonesiapustaka

pertanyaan yang diberikan.


1. Guru membagi menjadi 2-4 kelompok
2. Guru mempersiapkan tiap kelompok 1 kotak berisi jawaban atas
pertanyaan yang akan diberikan.
3. Guru memberikan aturan main, setiap kelompok mewakilkan satu
orang untuk lari menuju kotak yang telah disipakan.

111
Bukan Guru Asal Ngajar!

4. Guru memberikan pertanyaan.


5. Guru memberikan aba-aba untuk lari menuju kotak yang disediakan,
ketika peluit ditiup maka dipersilahkan siswa lari menuju kotrak
masing-masing kelompok, siswa lain memberikan semangat.
6. Siswa yang terlebih dahulu menemukan jawaban dan benar, maka
kelompok akan mendapatkan satu poin.
7. Permainan dilanjutkan dengan siswa yang berbeda ditiap
kelompoknya.
8. Jelompok terbanyak mendapatkan poin, kelompok ini menjadi
pemenangnya.

 Lempar Tanya Jawaban


Dalam permainan ini, siswa dibagi menjadi dua kelompok, dan
mereka akan secara bergantian memberikan pertanyaan kepada tiap
kelompoknya. kegiatan pembelajaran nya sebagai berikut.
1. Guru membagi menjadi dua kelompok
2. Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok pertama, setelah bisa
menjawab, maka kelompok berhak memberikan pertanyaan kepada
kelompok lawannya
3. Jika kelompok lawan tak bisa menjawab maka kelompok pertama
mendapatkan poin
4. Jika kelompok lawan dapat menjawab, maka kelompok ini berhak
untuk mengajukan pertanyaan ke kelompok pertama.
5. Diakhir permainan kelompok yang paling banyak mendapatkan
bintang, maka kelompok tersebut yang akan menjadi pemenangnya.

 Mencari Pasangan Kata


http://facebook.com/indonesiapustaka

Dalam permainan ini, setelah guru memberikan penjelasan dalam


suatu materi, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa. Guru
dapat menggunakan permainan mencari pasangan kata, dengan aturan
main sebagai berikut.

112
Kegiatan Pembelajaran Inovatif

1. Guru mempersiapkan kata-kata yang berhubungan dengan materi


pelajaran, seperti daftar pertanyaan dan jawabannya, simbol dan
pengertian atau maksud nya.
2. Guru membagikan kertas yang berisi kata-kata secara acak.
3. Guru memberikan intruksi setelah hitungan yang ketiga dipersilahkan
siswa mencari teman yang memiliki kata yang berhubungan dengan
kata yang dibawanya. Seperti; siswa mencari jawaban atas pertanyaan
yang didapatkannya, dan sebaliknya.
4. Siswa yang mendapatkan pasangan dengan jawaban yang benar,
siswa akan diberikan bintang.
5. Kertas ditukar kepada teman-teman yang lain secara acak.
6. Guru memberikan intruksi kembali kepada siswa untuk mencari
pasangan katanya
7. Diakhir permainan siswa yang paling banyak mendapatkan bintang,
siswa tersebut yang menjadi juaranya.

 Bernyanyi Lempar Bola


Dalam permainan ini, dapat dialkuan pada saat apersepsi
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dapat juga setelah guru
memberikan penjelasan dalam suatu materi, untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa. Guru dapat menggunakan permainan mencari
pasangan kata, dengan aturan main sebagai berikut.
1. Guru mempersiapkan sebuah bola.
2. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi.
3. Pada saat bernyanyi bersama-sama, guru dan siswa melakukan
permainan melempar bola secara acak.
http://facebook.com/indonesiapustaka

4. Siswa yang memegang bola pada saat nyanyian selesai, siswa


tersebut diberikan hadiah. Dapat berupa menjawab pertanyaan, atau
membuat pertanyaan untuk siswa yang lain.
5. Permainan ini dilakukan beberapa kali sampai siswa merasa senang
dan siap untuk belajar.

113
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda
Karya Remaja.
Amstrong. Tomas.2011.”The Best Schools, Mendidik Siswa Menjadi Insan
Cendekia Seutuhnya”.
Bandung: PT Mizan Pustaka
Bellanca, James. 2009. “200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif
untuk Melibatkan
Kecerdasan Siswa Edisi Kedua”. Jakarta: Indeks
Beaulieu Danie. 2004. “Teknik yang Berpengaruh Di Ruang Kelas”. Jakarta:
Indeks
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Hall. E, Gene Dkk. 2008. “Mengajar dengan Senang”. Jakarta: Indeks
Hollingsworth, Pat. & Lewis, Gina. 2008. “Pembelajaran Aktif: Meningkatkan
Keasyikan
Kegiatan di Kelas”. Jakarta: Indeks
Khlasa, S. SiriNam. 2008. “Pengajaran dan Disiplin Harga Diri”. Jakarta:
Indeks
Kaagan, S. Stephen. 2008. “30 Latihan Pemikiran Pengembangan Staf
bagi Pendidik”. Jakarta:
Indeks
Lwin, May dkk. 2008. “Cara Mengembangkan Berbagai Komponen
http://facebook.com/indonesiapustaka

Kecerdasan”. Jakarta: Indeks


Lowden, R Renee. 2008. “ Anda Harus Pergi ke Sekolah….Anda Guru”.
Jakarta: Indeks
Mushlich, Masnur. 2010. “Aunthentic Assesment: Penilaian Berbasis
Kelas dan Kompetensi”.

114
Daftar Pustaka

Bandung: PT Refika Aditama


Mendler, N. Allen. 2010. “Menididk dengan Hati: Kiat Membina Hubungan
Belajar Mengajar
yang Akrab dengan Murid”. Bandung: Kaifa
Mubarok, Mufti. 2008. “BCM Rahasia Cerdas Belajar Sambil Bermain”.
Surabaya: Java Pustaka
Media Utama
Putra, S Masri. 2008. “Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini, Panduan
Praktis bagi Pendidik,
Orang Tua, dan Penerbit”. Jakarta: Indeks
Rich, Dorothy. & mattox, Beverly . 2010. “Metode Mega Skills untuk Usia
1-6 Tahun”. Jakarta:
Hikma
Rich, Dorothy. 2008. “Pengajaran dan Bimbingan Kelas 4-6 SD”. Jakarta:
Indeks
Rich, Dorothy. 2008. “Menciptakan Hubungan Sekolah-Rumah yang
Positif”. Jakarta: Indeks
Semiawan, R. conny. 2008. “Penerapan Pembelajaran pada Anak”.
Jakarta: Indeks
Semiawan, R. conny. 2008. “Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan
Sekolah Dasar”. Jakarta:
Indeks
Tillman Dianne & Colomina, Q. Pillar. 2007. “ Living Values: An Educatioonal
Program”. Jakarta:
Grasindo
Tillman, Diane. 2004. “Living Values parent Groups: A Facilitor Guide”.
Jakarta: Grasindo
http://facebook.com/indonesiapustaka

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat


Penerbitan Universitas
Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

115
PROFIL PENULIS
Eko Nurhaji Purnomo, lahir di Lamongan.
Menamatkan kuliah nya selama tiga setengah tahun
di Universitas Negeri Malang, Jurusan Pendidikan
Akuntansi.
Pria berumur 24 tahun ini, perna mencicipi
pekerjaan didunia koorporasi, mengikuti progam
Management Trainee di salah satu perusahaan
cargo berkelas Internasioanl di Jakarta.
Jenuh dengan rutinitas, baru tiga bulan mengikuti masa training,
memutuskan kabur dari perusahaan dan memilih menjadi seorang guru.
Menikmati jadi guru dengan hidup pas-pasan, sebelum mendapatkan
beasiswa Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa. Selama satu
tahun, merasakan mengajar di SD tertinggal yang berbatasan langsung
dengan RI-Malaysia, di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Hari-harinya kini dihabiskan mengabdi menjadi seorang guru di Smart
School Al-Haamidiyah. Menjadi trainer guru adalah profesi keduanya,
bergabung menjadi Asosiasi Trainer Pendidikan Nasional Makmal
Pendidikan Dompet Dhuafa.
Potongan kalimat yang jadi inspirasi, dalam menjalankan perannya
menjadi seorang guru. “Saya ingin menjadi satu bagian dari barisan orang,
yang selalu belajar, bagaimana saya bisa berguna bagi orang lain!”.
http://facebook.com/indonesiapustaka

116

Anda mungkin juga menyukai