Kubah
Ahmad Tohari
Tidak mudah bagi seorang lelaki mendapatkan kembali
tempatnya di masyarakat setelah dua belas tahun
tinggal dalam pengasingan di Pulau Buru. Apalagi
hati masyarakat memang pernah dilukainya.
Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-
orang yang dulu selalu hadir dalam jiwanya.
Istrinya telah menikah dengan lelaki lain,
anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa
Ahmad Tohari
tidak lagi begitu mengenalnya. Karman
Kubah
memikul dosa sejarah yang amat berat dan dia
hampir tak sanggup menanggungnya. Namun
di tengah kehidupan yang hampir tertutup
baginya, Karman masih bisa menemukan
seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh
Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang
pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling
dari Tuhan, untuk membangun kubah masjid di desa
itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, • Novel Terbaik 1981 Yayasan Buku Utama Kementerian P & K
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building “KUBAH berisi gagasan besar rekonsiliasi pasca peristiwa tragedi 1965
Blok I, Lantai 5
yang ditulis paling awal yakni tahun 1979 dan terbit dua tahun kemudian.”
Jl. Palmerah Barat 29-37
Jakarta 10270 ––Gus Dur
www.gramediapustakautama.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
KUBAH
pustaka-indo.blogspot.com
Ketentuan Pidana:
Pasal 72:
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan per
buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat
(1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
pustaka-indo.blogspot.com
KUBAH
pustaka-indo.blogspot.com
216 hlm; 20 cm
ISBN: 9789792287745
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
37
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
38 G
sangkut
EGER Oktober 1965 sudah dilupakan orang,
juga di Pegaten. Orangorang yang mempunyai
sangkutpaut
angkut paut dengan peristiwa itu, baik yang pernah
angkut
ditahan atau tidak, telah menjadi warga masyarakat
yang taat. Tampaknya
T mereka ingin disebut sebagai
orang yang sungguhsungguh menyesal karena telah
menyebabkan guncangan besar di tengah kehidupan
masyarakat. Bila ada perintah kerja bakti, merekalah
yang paling dulu muncul. Sikap mereka yang demikian
itu cepat mendatangkan rasa bersahabat di antara se
sama warga desa Pegaten.
Desa Pegaten yang kecil itu dibatasi oleh Kali
Mundu di sebelah barat. Bila datang hujan, sungai itu
berwarna kuning tanah. Tetapi
T pada harihari biasa air
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
***
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
bukan?”
Tini mencubit lengan ibunya.
”Sayang, Tin, Jabir cucu Haji Bakir!”
”Jadi mengapa?”
”Oh, tidak mengapa. Di kampung ini keluarga itu
terlalu kaya. Orang sering berbicara tentang keim
bangan antarbesan. Apakah kau pernah berjumpa de
ngan keluarga Jabir?”
”Sering, Bu. Pada malam Mauludan yang lalu aku
duduk berdampingan dengan...”
”Jabir?” potong Marni.
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
79
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
98
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
Dan...”
Si Gigi Baja menjadi bersungguhsungguh untuk
memberi tekanan kepada kalimat yang akan dikatakan
nya. ”Kawan Margo masih ingat Rifah?”
”Ya, dia bekas pacar Karman,” jawab Margo sung
guhsungguh.
”Suaminya meninggal sebulan yang lalu, bukan? Ku
dengar Harleynya menabrak pohon.”
”Memang begitu.”
”Sekali lagi Kawan kurang teliti, dan teledor.
Triman mengatakan kepadaku bahwa terlihat gejala
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
145
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
149
Marni baru tiga bulan melahirkan Tono, anaknya yang
ketiga. Tubuhnya sudah segar kembali. Bayinya sehat.
Apa yang didambakannya sekarang adalah kemesraan
suaminya yang baru berumur tiga puluh tahun dan
kuat. Sungguh, Marni tidak ingin yang lain. Ia tidak
mau tahu bahwa kabar yang besar dan membingungkan
telah tersebar ke manamana, tak terkecuali di Pegaten.
Ia hanya ingin pagipagi menyediakan sarapan, lalu
melepas suaminya di pintu. Setelah menyiapkan makan
siang enam jam kemudian, ia akan duduk membopong
Tono sambil menunggu Karman pulang. Biasanya Kar
man lebih dulu menyentil si Buyung sebelum menaruh
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
185
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
186 D
lagi. Tadi
ARI dulu desa itu bernama Pegaten, juga pada
bulan Agustus 1977 dan entah sampai kapan
T malam ada hujan walaupun sebentar. Cukup
lah untuk melunturkan debu yang melapisi dedaunan.
Tanah
T berwarna cokelat kembali setelah beberapa bulan
memutih karena tiada kandungan air.
Tini bersama Jabir keluar dari rumah Bu Mantri.
Mereka baru menjemput Karman dari kota. Ayah
A Tini
yang baru pulang dari Pulau Buru itu sekarang berada
di rumah Bu Mantri, nenek Tini.
”Pantas ada gadis manis di Pegaten ini,” kata Jabir
memulai urakannya. ”Ternyata ayahmu
a gagah juga.”
Tini tersenyum ketika mendengar pujian Jabir. Na
mun ia tetap menunduk. Jalannya diperlambat.
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
208 M
retakretak
retak
ASJID Haji Bakir makin tua seperti usia
pemiliknya. Temboknya
T rapuh dan tampak
etak retak di sanasini. Ubin di serambi banyak yang
etak
lepas. Langit
Langitlangit
angit langit yang terbuat dari bilik bambu ba
angit
nyak yang sudah kendur, keropos oleh air yang menetes
dari genting yang pecah. Serta kubah masjid itu! Bila
angin bertiup, akan terdengar suara derit seng yang
saling bergesekan. Rupanya
R seng membentuk kubah
banyak yang lepas dari patrinya, atau aus termakan ka
rat.
Para jamaah sepakat hendak memugar masjid itu.
Pikiran demikian makin mendesak karena jumlah ja
maah terus bertambah banyak.
Tanpa membentuk sebuah panitia, pekerjaan itu di
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
001/I/13
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
pustaka-indo.blogspot.com
Kubah
Ahmad Tohari
Tidak mudah bagi seorang lelaki mendapatkan kembali
tempatnya di masyarakat setelah dua belas tahun
tinggal dalam pengasingan di Pulau Buru. Apalagi
hati masyarakat memang pernah dilukainya.
Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-
orang yang dulu selalu hadir dalam jiwanya.
Istrinya telah menikah dengan lelaki lain,
anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa
Ahmad Tohari
tidak lagi begitu mengenalnya. Karman
Kubah
memikul dosa sejarah yang amat berat dan dia
hampir tak sanggup menanggungnya. Namun
di tengah kehidupan yang hampir tertutup
baginya, Karman masih bisa menemukan
seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh
Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang
pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling
dari Tuhan, untuk membangun kubah masjid di desa
itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, • Novel Terbaik 1981 Yayasan Buku Utama Kementerian P & K
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building “KUBAH berisi gagasan besar rekonsiliasi pasca peristiwa tragedi 1965
Blok I, Lantai 5
yang ditulis paling awal yakni tahun 1979 dan terbit dua tahun kemudian.”
Jl. Palmerah Barat 29-37
Jakarta 10270 ––Gus Dur
www.gramediapustakautama.com
pustaka-indo.blogspot.com