Anda di halaman 1dari 159

1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Komunitas Pencinta Sastra

Diterbitkan melalui:

PT. CIPTA GADHING ARTHA

i
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Penyunting : Komunitas Pencinta Sastra (Team)


Layout : Komunitas Pencinta Sastra (Team)
Desain Sampul : Wawan Book Design Cover

Penerbit:
PT. CIPTA GADHING ARTHA
Centennial Tower, Lantai 29, Kav. 24-25 Unit D-E Jl. Jenderal
Gatot Subroto No.27 Jakarta Selatan
Email : pracetak@terbit.in
Web : http://terbit.in
No. Tlp/Hp : 0811354321 / (021) 50200409

Komunitas Pencinta Sastra

PT. CIPTA GADHING ARTHA


vi + 158 halaman; 14 x 20 cm
ISBN: 978-623-7299-14-1
Cetakan 1, Juli 2019

Katalog Dalam Terbitan


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa ijin
tertulis dari penerbit maupun penulis. Sanksi pelanggaran Pasal 113
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

ii
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Kata Pengantar
Untukmu,

“Para Pujangga Puisi”

B
erimajinasi memang takan ada habisnya semua orang
pasti punya dan pernah berimajinasi kita hidup selalu
dihadapkan dengan segala sesuatu yang
menyenangkan dan menyedihkan, banyak dari mereka
memilih untuk merangkum segala kejadian yang di alami
semasa hidupnya ke dalam sebuah tulisan-tulisan indah.
Mereka menyebutnya sebuah karya sastra.

Syair-syair indah yang mereka tulis bisa menyihir pikiran para


pembacanya yah seperti itulah mereka mengatakan saat
membaca sebuah karya sastra yang indah bagaikan ikut
merasakan setiap kejadian-kejadian yang terangkum dalam
naskah yang ditulis oleh penulis yang berkontribusi bersama
kami. Kami selaku jajaran pengurus Komunitas Pencinta
Sastra, mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian yang
sudah berkarya dengan kami selama ini. Nama para penulis
akan tetap abadi di dalam karyanya dan takkan pernah mati
karena akan slalu ada dan dikenang di hati para pembaca dan
penggemarnya. Semoga banyak Penulis-Penulis muda
Indonesia yang berani bergerak memajukan dunia sastra
Indonesia, atau pun dunia literasi kita.

Setelah membaca karya-karya puisi dalam buku ini, terlihat


berbagai macam variasi gaya penuturan penulis dalam
menggambarkan kekaguman pada sang inspirator yang terdiri
dari beragam profesi dan latar belakang. Kesemuanya
mewakili pengalaman dan emosional masing-masing penulis
terhadap tokoh idolanya masing-masing.

iii
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Harapan saya, karya-karya yang terangkum di dalam buku ini


tidak sekedar dokumentasi sentimental atas sosok inspiratif
penulis puisinya namun lebih dari itu, karya-karya ini akan
menuah untuk para pembacanya.

Salut dan kagum untuk kalian para peserta / penulis yang


sudah berkontribusi dalam event kami Komunitas Pencinta
Sastra Semoga apa yang menjadi harapan kita semua dapat
terwujud dalam waktu dekat.

“Aamiin”

Terima Kasih dan Selamat Membaca.

Garut. 29 Juli 2019

iv
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Puji Syukur dan Terima Kasih Kepada:

T
uhan Yang Maha Esa karena sudah melancarkan
Event ini. Karena dengan izin-Nya, buku Antologi
Puisi Komunitas Pencinta Sastra bertemakan “1001
Puisi untuk Ayah dan Ibu” ini bisa terbit dalam
waktu yang cukup singkat. Dengan waktu pengumpulan puisi
selama 3 minggu, dan proses editing selama kurang lebih 3
minggu.

Semua penulis yang karyanya dimuat dalam Antologi Puisi


Komunitas Pencinta Sastra ini. Kalian adalah orang-orang
hebat yang patut menjadi inspirasi banyak orang. Betapa
tidak, di antara kalian mungkin ada yang sudah menerbitkan
buku secara independen dalam usia yang masih belia. Salut
dan kagum mungkin di antara kalian ada yang menyempatkan
berkarya disela-sela kesibukannya.

Terimakasih kepada Penerbit yang membuka kesempatan


seluas-luasnya kepada kami untuk menerbitkan buku Antologi
puisi ini dengan cara independen. Penerbit Cipta Gadhing
Artha satu ini adalah jawaban atas semua impian banyak
penulis, atau siapa pun yang bercita-cita dan berusaha untuk
menerbitkan sebuah buku. Maka semua mimpi itu akan jadi
nyata. Berkat bantuan Penerbit Cipta Gadhing Artha.
Antologi puisi Komunitas Pencinta Sastra bertema “1001
Puisi untuk Ayah dan Ibu” ini. Tiba di tangan para pembaca
dalam wujud buku.

v
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Wawan Abdullah Sebagai Founder Komunitas Pencinta


Sastra

Mitaa Fauziah sebagai PJ Event, yang sudah meluangkan


waktunya untuk merangkum naskah Antologi puisi “1001
Puisi untuk Ayah dan Ibu” ini dengan cukup singkat.

Peserta Event Komunitas Pencinta Sastra yang tidak bisa


saya sebutkan satu persatu.

Anda, yang telah membeli dan membaca buku ini.


Terimakasih atas partisipasi dalam memajukan dunia
membaca dan menghargai sebuah karya penulis.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih banyak kepada


jajaran pengurus Komunitas Pencinta Sastra lainnya yang
sudah membantu dalam memajukan dunia literasi / sastra
kepada masyarakat luas khususnya kepada Pemudi/a Generasi
Masa depan Bangsa.

vi
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Daftar Isi.

Kata Pengantar........................................................................iii
Puji Syukur dan Terima Kasih Kepada: .................................... v
JUARA 1 ............................................................................... 1
MENIMANG PURNAMA ...................................................... 1
JUARA 2 ............................................................................... 3
DOA NABASTALA ................................................................. 3
JUARA 3 ............................................................................... 5
GORESAN KISAH TENTANG AYAH DAN IBU ........................ 5
IBUNDA DALAM PELUKAN SAJADAH DIAM ........................ 7
SEPENGGAL KENANGAN ..................................................... 8
MALFORMASI HARI ........................................................... 11
KEPADAMU AYAH, IBU ...................................................... 12
AKSARA KACA .................................................................... 13
SECARIK KOSAKATA DARI PRODEO SUCI........................... 14
SEBUTIR CINTA UNTUKMU ............................................... 16
AYAH. KEKASIH HATIKU SELAMANYA ............................... 17
TITIK RINDU ....................................................................... 18

vii
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

1001 CERITA KITA .............................................................. 21


SEPENGGAL BAIT RINDU UNTUK AYAHKU YANG TERCINTA
.......................................................................................... 22
SURAT UNTUK BUNDA ...................................................... 24
PUISI SANG MALAM .......................................................... 26
IBU ..................................................................................... 27
AYAH ................................................................................. 29
SEBUAH KENANGAN ......................................................... 31
SEBUAH INGIN................................................................... 33
DUA MALAIKATKU............................................................. 35
IBUKU ................................................................................ 36
MATAHARI HATIKU ........................................................... 38
SAYAP PAHLAWANKU ....................................................... 39
JANGAN MALU .................................................................. 40
MALAIKAT, AKU MUNAFIK!............................................... 41
DERAS KARANGAN PUJIAN DI TIANG KELUARGAKU......... 42
SAMUDERA ILMU .............................................................. 43
AYAHKU SAYANG .............................................................. 44
MALAIKATKU ..................................................................... 45
TERIMA KASIH KU UCAP.................................................... 46
SANG PENGAMPU ............................................................. 47
DI UJUNG SENJA ................................................................ 48

viii
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BADAI KEHIDUPAN ............................................................ 49


UNTAIAN KATA UNTUK AYAH BUNDA .............................. 51
UNTUK MU AYAH DAN IBU ............................................... 52
MALAIKAT TERKUAT.......................................................... 53
AYAH TERHEBAT................................................................ 55
AYAH, IBU INI TENTANG DIRIMU ...................................... 56
PESUGIHAN AYAH DAN IBU .............................................. 58
SAJAK TERPENDAM MENUJU SURGA............................... 59
BINTANGKU ....................................................................... 60
AYAH DAN BUNDA ............................................................ 62
CINTA SEHIDUP SEMATI .................................................... 64
BAPAK................................................................................ 65
Melebur Menjadi Satu ...................................................... 66
TIKET SYURGA KU .............................................................. 67
IBU PERTAPAAN MULIA .................................................... 68
PENYESALAN ..................................................................... 69
KESUCIAN CINTA ............................................................... 70
CINTA SANG MALAIKAT .................................................... 71
ENGKAULAH AYAH ............................................................ 72
TANGAN BERLUMUR SEMEN ............................................ 73
DUA MALAIKAT TAK BERSAYAP ........................................ 74
BUKANLAH TANGISAN BIASA ............................................ 76

ix
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

HIKAYAT AYAH IBU ............................................................ 78


CINTA SEMESTINYA ........................................................... 79
TUJUH MENJADI EMPAT ................................................... 80
RISALAH BUAT SENJAMU .................................................. 81
SURAT KECIL UNTUK AYAH,IBU ......................................... 82
DUA AYAH ......................................................................... 83
JANJIUNTUK IBU DAN AYAH.............................................. 85
PRESIDEN KEHIDUPANKU ................................................. 87
ASAMU TAK PERNAH SIRNA.............................................. 89
RAMA SHINTAKU............................................................... 90
TENTANG AYAH DAN IBU .................................................. 91
AYAH ROMUSHA, IBU KUSUMA ........................................ 92
JANGAN MENUA DULU, BU .............................................. 93
RASA YANG MENGGIGIT ................................................... 94
PELUKLAH AKU DUHAI KASIH SAYANG ............................. 96
SANG PEJUANG SEJATI ...................................................... 98
BADAI KEHIDUPAN ............................................................ 99
MAAF............................................................................... 101
KISAH DI WAKTU KECIL ................................................... 102
AYAH, BUNDA DENGARKAN AKU SEKALI SAJA ............... 103
AYAH DAN IBU................................................................. 104
CINTA PAHLAWANKU ...................................................... 105

x
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

KISAH MU KISAH KU ........................................................ 107


TERIMA KASIH AYAH DAN IBU ........................................ 109
DOA UNTUK 2 MALAIKAT................................................ 110
DALAM HIDUPKU ............................................................ 110
MAK................................................................................. 112
TERIMA KASIHKU UNTUKMU AYAH DAN IBU ................. 114
PERJUANGAN UNTUK AYAH DAN IBU ............................. 115
SURGA KU........................................................................ 117
PESAN UNTUK IBU .......................................................... 118
CINTA DARI PEMILIK CINTA ............................................. 119
SEMOGA EMA PANJANG UMUR ..................................... 121
Ayah ................................................................................ 122
Ibu ................................................................................... 123
PROFIL PENANGGUNG JAWAB [PJ] EVENT ................. 124
BIODATA PARA PENULIS ............................................. 126

xi
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JUARA 1

MENIMANG PURNAMA
Akhmad Asy’ari

Anakmu, yang tertimang dari cahaya-cahaya


Terbelai dari ayunan rembulan pertanggal telaga
Memanah cinta yang berkerak di matanya,
Berderu di langit yang biru
Memapah kasih-sayang, tak sekedar bayang rayu
Pada kelopak bermahkota pualam candu
Buaianmu, selimuti hidupku

Lukisan yang tergambar tiap kali tanya


Airnya semakin terasini oleh dekap pinta
Mengenal ilmu, ikhlas, jujur dan tatakrama
Menyapu pada ruang-ruang Tuhan dan Nabi-Nya
Agar perih tapak kaki, menjadi anugerah yang nyata

Dan disamping kanan-kiriku,


Telah kau lukis permata dengan beribu tamsilnya
Pada nadi-nadi berkerak ayun cinta
Tahtakan peluk dari ramah degupnya

Kau suapi, dari bait dan senandung shalawat Nabi


Agar rengek memintal tatih tiada henti
Diselendangi bumi yang bertasbih lirih
Tak pergi-pergi mengecupi sulbi

1
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ibu dan ayah, tercinta...!


Galah yang kupapah,
Seperti yang kau tunjukkan dalam purnama
Tak mampu mengalungi surga, seperi yang engkau cipta
Untuk menimang segala-galanya.

Batuputih Kenek, 15 Nopember 2018

2
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JUARA 2

DOA NABASTALA
Lina Triwahyuni

Nabastala.
Kian temaram, ngelangut bersedih menatap rebasan air mata
Tentang rindu yang tiada habisnya
Tentang pengorbanan tanpa kata sempurna
Tentang doa yang lirih dirapal di tengah dingin

Aku selalu merasa salah


Karena seseungging senyum tiada kunjung tercipta
Peluhmu senantiasa basah
Tertumpah diatas tengadah asa

Kita adalah jauh


Hanya saling membisik kabar
Rinduku menjelma menjadi prasasti jingga
Diufuk sana tempatnya bermalam
Ada doa untukku juga untukmu

Aku selalu merasa salah


Karena selalu menyusahkanmu dengan derita
Dengan embanan pinta yang kusebut
Tapi kau tiada pernah menuntut
Sedang aku disini sedang berlutut

3
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Mencari akal agar kau tidak lagi perasa sakitnya hidup

Ayah, aku minta maaf


Ibu, terima kasih
Tunggulah aku dipelataran sukma
Mendekap dan membawakan buah tangan tentang rindu
Tentang cinta
Tentang kesuksesan
Semoga membanggakan

Pekanbaru, 19 November 2018

4
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JUARA 3

GORESAN KISAH TENTANG AYAH DAN IBU


Dewi Toman Friska Nadeak

Ayah
Laut bercerita padaku
Tentang ketegaranmu menghadapi gelombang kehidupan
Keberanianmu menghadapi lautan kematian
Hitam legam kulitmu isyaratkan kekuatan
Urat-urat dilenganmu kisahkan perjuangan

Ibu
Langit berkisah padaku
Tentang ketangguhanmu melukis pelangi
Saat mendung selalu menghalangi
Kesabaranmu menenun mimpi-mimpi
Ketika badai tak berhenti menghalangi

Ayah dan Ibu


Tolong beritahu aku
Bagaimana memiliki hati sekuat hatimu
Saat dunia membantaiku dan membuatku pilu

Ketika menghadapi kehidupan serasa tak mampu


Diwaktu jiwa terasa penuh sembilu

5
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Seribu satu kata tak mampu lukiskan kehebatanmu


Beribu puisi tak cukup menguraikan pengorbananmu
Keringat, cinta dan duka menjadi satu
Merengkuh nyata jiwa dan kasihmu
Goresan pena hanya sedikit berkisah tentangmu

6
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

IBUNDA DALAM PELUKAN SAJADAH DIAM


Herwan Prabowo
Kusongsong desis pawana yang terdiam di patahan hari
Tempat daun-daun hujan tumbuh di kaki-kakinya yang kering
Bu, hempaskan saja salju hitam di pelipis netra
Acuhkan seribu purnama dalam musim
Mengayun langkah-langkah kenangan yang tak sejalan

Kulihat dari ujung pelangi


Suara tualangmu berdahanam
Menepis buaian selendang bermata biru
Menggeligis menyusuri tepian kodrat

Mungkin di sana masih ada


Pematang hati yang sanggup berbagi surga
Memberi sepenggal kidung anggun
Mencari bebatuan harapan di ujung senja
Seakan ingin mengusap cuaca

Bu, peluklah sayatan semesta


di atas sajadah diam
acuhkan sayap-sayap putih yang mengoyak nadi
menyambut belaian Tuhan
dalam kotak kenangan
Cirebon, 06 Desember 2018

7
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEPENGGAL KENANGAN
Fauzul Ikhsan
Meniti sejarah yang begitu kelam
Menutup lembaran yang begitu buram
Menghapus jejak yang sangat terekam

Kala itu, aku bisa tersenyum dengan senyumannya


Kala itu, aku juga bisa menangis dalam tangisnya
Namun sekarang aku harus mencoba tersenyum diatas
pelukan kerinduan
Banyak torehan tinta yang sudah mengukir garis kenangan

Hanya menyisakan kenangan yang bertabur kerinduan


Duka yang terus berkecamuk menusuk dada
Perihal melupakan bukanlah satu kemampuan yang aku punya
Namun ini lebih perihal merelakan diatas keridhaan

Karena kala itu engkau pergi dikala aku harus mengikhlaskan


diatas kerinduan
Wahai engkau malaikat titipan Tuhan.
Senja menjadi saksi pelukan hangat yang pernah engkau
taburkan diatas tubuh ini
Senyuman matahari kala itu menjadi saksi bisu dikala engkau
melambaikan tangan terakhirmu

Rembulan yang mencucurkan air matanya juga menjadi bukti


bahwa garis kenangan sudah terputus
Engkau tau.
8
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Kala engkau pergi meninggalkan sajak, mataharilah yang


menyapa pagiku
Rembulanlah yang senantiasa menemaniku tidur

Bintang lah yang menyelimuti kerinduan setiap malamku


Aku memanggil namamu lewat angin malam yang selalu
menyapaku
Aku berpesan kepadanya agar engkau hadir dalam mimpiku
Sungguh rindu hati ini untuk berjumpa denganmu
Rindu wahai ibu.

Rindu.
Pernahkah dulu engkau melihat anak yang menangis di
pinggir jalan?
Pernahkah dulu engkau jumpai anak yang termenung di
pesisir pantai?
Pernahkah dulu engkau mendapati anak yang menopang
dagunya di atas perbukitan?

Itulah aku yang sekarang.


Aku yang sangat susah beranjak dari garis ukiran kenanganmu
dulu
Begitu tebal dan terasa elusanmu dulu
Begitu halus dan nyaman pelukan mu dahulu
Sangat mustahil untuk bisa kotoreh kembali

Biarkanlah aku tersenyum dikala kulihat mereka dipeluk


malaikatnya

9
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Biarkanlah hati ini tertawa dikala mereka bergurau dengan


malaikatnya
Karena ku tahu Malaikatku juga sedang bergurau denganku

Malaikat ku juga sedang tertawa denganku


Malaikat ku juga sedang bermain denganku
Namun! itu jauh dari pandangan mereka
Ibu.
Engkau lah Malaikat yang telah diambil kembali oleh
pemiliknya

Terima kasih sudah pernah hadir dalam hidupku


Terima kasih sudah pernah mengukir sejarah yang belum
pernah ku tahu dulu
Terima kasih sudah membantuku mengenal dunia
Engkau sangat luar biasa.

Maafkan aku, yang selalu membuatmu susah, membuatmu


resah, bahkan sampai harus berkeluh kesah
maafkan aku ibu.
Bakarlah diri ini jika itu bisa menembus kesalahanku
Cambuklah diri ini jika itu bisa menghapus tangismu
ibu.
Kutitip rindu lewat salat malamku
Kutumpahkan butir kerinduan di akhir sujudku
aku pamit ibu.

10
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MALFORMASI HARI
Chyntia Silvi Yanti Hasan

Senja yang ia pegang erat


Dalam tiap tegap rasa letihnya
Menunggu raga yang ia jaga tiada
Demi sosok kecil dalam genggaman hati

Senyumnya begitu letih


Meski wajahnya tampak bahagia
Lantas apa yang membuatnya menderita?
Semua destruksi jiwa yang terangkai

Pada tiap prestise yang ia junjung tinggi


Mengait, mengerat lalu mengikat
Pada hari yang menjajah jiwanya
Malformasi diri yang tergores jelas

Memaksa memori mematahkan hatinya


Tiap kata terima kasih yang tertahan dalam ego
Menjadi hujam yang terasa kejam
Lalu kini yang tersisa hanya memori

Di atas kesepian abadi


Tanpa Ayah dan Ibu di sini

Malang, 6 Desember 2018

11
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

KEPADAMU AYAH, IBU


Damayanti

Kepadamu duhai ayah dan ibu,


Dalam malam kuhidupkan rembulan
Yang menelusuri lorong-lorong jiwa
Seaksara kata terucap hingga berderai air mata

Menadah tangan pada Sang Kuasa


Dipertengahan malam yang tenang sempurna
Kubuka kalam-Nya
Membaca selirih-lirih sunyi

Mengendap batin dalam pilu


Terhadap cinta dan kasih dahulu
Kepadamu duhai ayah, ibu
Laksana bumi berputar tanpa henti

Bila saja sang raja semesta mengizinkanku kembali


Bersimpuh di kaki ayah dan ibu
Mencium pipi dan keningmu
Walaupun jarak takan lama mempertemukanku
Pada wajah-wajah tulus yang kurindu
Aceh, 05 Desember 2018

12
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AKSARA KACA
Nevia Ika Utami

Pada aksara kaca yang memantulkan jutaan rasa dan


kerinduan
Pada sosok yang tak pernah bisa kudefinisikan secara singkat
Karena jikalau kutulis dengan tinta
Entahlah berapa triliun tinta yang akan habis

Karena jikalau kuhimpun dalam nada


Entahlah berapa panjang sampai selesai itu nada
Karena jikalau kusatukan dalam bait-bait penuh cinta
Entahlah betapa tercecernya bait-bait itu

Dan satu bait ini sedang kucomot dan akan mewakili


semuanya
Untuk mereka aku berharap pada sang Tuhan
Semoga tersampaikan segala kerinduan
Dan doa agar beliau tetap diberikan keberkahan

Lewat kata yang kurangkai walau tak seindah karya sang


penyair ulung
Yang telah mereka tahu
Untuk mereka, hanya untuk mereka
Ibu dan bapak
Dari anakmu tercinta
Yang terdampar di perantauan
Lamongan, 30 November 2018
13
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SECARIK KOSAKATA DARI PRODEO SUCI


Muhammad Ulil Absor

Teruntuk mamak bapak di desa


Burung-burung tak lagi dalam sangkar
Jauh dari belaian sang inang
Si kecil pun ditinggal untuk hadapi masa mendatang

Begitu juga daku masih termangu kaku


Meratapi nasib badan yang masih terganggu
Heran dengan niat capai atap ketulusan
Sembari melihat jelas apa yang ada di pelupuk mata terpasang

Kulihat, sebelum mentari membuka lebar matanya


Bayang-bayang mamak bapak sirna dimakan
Dan bila jingga mengerut cahaya senja
Telah terkuras habis keringat dalam tanah

Seberkas harapan hilang terbang berlarian meniup lilin dalam


kepayahan
Kosakata ini mulai rancu terdiam menangis lirih
Meratapi badan besar kepala tanpa bengis harta
Gila hormat orang yang ingin tinggi derajat terangkat
Tuhan berilah satu kepastian tanpa sebuah andaian

Jadikan diri ini hamba-Mu berisi kebaikan dibalik banyak


pasir kesilapan

14
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Menghargai keringat bercucuran diatas kesenangan


Pinta seorang hamba menaruh sejuta putih perubahan
Diatas sajadah melayani segenap takdir Tuhan

Trenggalek, 05 Desember 2018

15
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEBUTIR CINTA UNTUKMU


Zahrotul Mahmudah

Bercucur peluh menempuh keluh


Tak peduli meski waktu bergilir berganti
Sampai tahun menggulung candra hingga detik
Menengok jerih dengan perih

Menyisakan abu pengorbanan tak berbalas


Merangkul lelah tanpa lengah
Meniti alur tanpa henti
Menerangi remang sampai terang

Melampaui sayang tanpa semang


Mengusap peluh di dahi penuh
Tubuh melemah lelah nafas terengah
Rela mengabdi demi kami

Menggilas tubuh terus berkarya


Tanpa mengenal kalah
Mulutku kelu melihat itu
Tak terasa batin menangis pilu

Walau lelah senyum indah terukir di bibirnya


Meredam lelah tanpa amarah
Menghilangkan jejak kebaikannya
Temanggung, 30 November 2018

16
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH. KEKASIH HATIKU SELAMANYA


Neni Suryati

Terlihat jelas pada binar matamu


Tergambar indah sebuah bahagia di lengkung senyummu
Semua bercerita tentang asa, kekuatan sebuah cita
Dan sebuah rasa yang sering kusebut cinta

Cinta darimu
Mengajarkanku sebuah suka dibalik air mata
Mematahkan luka dengan tawa
Lalu membakar rindu dengan cerita canda

Dirimu memang tak pernah bersikap romantis


Begitupun aku
Kau juga tak pernah terlihat menangis
Sangat berbeda denganku yang terlalu melankolis

Tetapi, senjaku selalu kau sambut dengan senyum tipis


Menjadi pemanis dihari-hariku yang miris
Menjadi pelipur lara dalam setiap lelah
Menjadi semangat saat kuingin menyerah

Ayah,
Engkaulah cinta pertama
Kekasih hatiku selamanya
Dan tidak akan pernah ada duanya

17
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TITIK RINDU
(Anonim)

Ibu, dikala hujan menyapa


Aku kedinginan,
Tak aku dapati seorang paling perhatian kecuali dirimu
Dari buaian sampai saat ini

Dunia pun mengakar patuh


Kau tiada duanya
Masa belia merekam jejak kebersamaan kita
Aku rindu masa kecilku dulu

Kau memapahku dengan dua tangan


Kau gendong dan tiada pernah aku kehausan cinta kasih
Stagnan menyaksikan,
Hari ini aku dikepung rindu

Nasihat bijak yang kau tuturkan padaku


Kala itu.
“ Nak, jangan menyerah menantang hidup. Sesekali lihat Ibu
Ayahmu sudah menua. Sesekali lihat perjuangan kami
sebelum ini. Kami selalu mendoakanmu ”

Namun sering aku lupa akan titahmu


Aku lemah sampai dititik rindu
Dulu kita tertawa dan bersawala

18
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Tangan kecilku menggenggam erat gandenganmu


Bibirku riuh mengoceh meminta sesuatu
Aku masih ingat semua itu, Bu
Bait metafora semburat menyisakan jejak
Terpatri dan tak lepas dimemori

Ibu,
Maafkan anakmu ini
Sering mengecewakan dan membuatmu marah
Matamu terungku rebah di ingatan
Ketika waktu merekam aku bersalah

Sedang air matamu mengatakan,


“Aku sayang kamu, Nak”
Aku menyesal, Bu
Maafkan aku.

Ibu, Aku tahu


Aku bukanlah penerjemah doamu
Tetapi lafal keadaan fasih bersaksi
Kau melangitkan harapan tentang aku

Terimakasih aku ucapkan


Uluran kasihmu menguatkan alasanku hidup
Aku ingin menjadi yang kau mau
Ibu.

Kini aku jauh di perantauan


19
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Aku jauh dari pandangmu


Kau pun jauh dari pandanganku
Aku tak lagi melihat pelupuk mata yang selalu terjaga
untukku
Aku tak lagi melihatmu bersulam doa pada tasbih

Meskipun aku tahu


Bukan dinding yang membuat kita berjarak tahun cahaya
Bukan pula kota berkamuflase fatamorgana
Sebab kepergian paling jauh ialah
Saat ruang menyatakan, kita tak lagi jumpa selamanya

Semarang, 4 September 2018

20
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

1001 CERITA KITA


Ayu Sri Mulyani

Ayah Ibu.
Tak banyak kata
Yang mampu kulukiskan
Tuk melengkapi puisi yang kuukirkan

1001 cerita kita lalu bersama


Canda tawa kita jalani
Suka duka kita lalui
Dan badai kita topang bersama

Ayah, Ibu.

1001 puisi kubuatkan untuk kalian


1001 kata kutuliskan untuk kalian
1001 cerita tertuang melalui puisi
1001 makna pula tertuang melalui puisi

Medan, 20 November 2018

21
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEPENGGAL BAIT RINDU UNTUK AYAHKU YANG


TERCINTA
Rachmat Priyanto

Merindukan dirimu bagai mendambakan mentari yang


menyinari hatiku yang hampa.
Mengkhayalkan kehadiranmu bagai sejuknya air yang
mengaliri relung jiwaku yang nestapa
Membayangkan dirimu bagai memandangi lukisan keabadian
cinta yang begitu memesona
Berimajinasi tentangmu bagai merasakan memori indah masa
kecilku yang tiada terlupa

Wahai angin malam yang berdesir disela jiwa sepiku


Sampaikanlah salam rinduku buat ayahku yang tercinta
Yang darah , tulang dan kulinya pernah menjadi bagian dari
darah, tulang dan kulitku
Yang kehangatan cintanya begitu memancar dalam untaian
jejak langkah dan denyut nadiku

Walau alam yang fana ini telah memisahkan


Namun dirimu begitu terasa dekat di sum-sum, aliran darah,
hati dan jantungku
Saat Nisanmu aku tatap dengan mata sayu ini
Dirimu seolah melintas di dalam ruang fantasi pikiran dan
imajinasi ilusiku

22
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Wahai Sang penguasa semesta


Berikanlah aku secercah cahaya harapan
Agar suatu saat nanti aku bisa merasakan kembali kehangatan
cinta ayahku.
Dan dapat kulabuhkan segala rasa cinta dan kerinduan hatiku
Walau hanya sekejap saja.
Depok, 14 November 2018

23
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SURAT UNTUK BUNDA


Arizza Nanda Fadhilla

Bunda.
Maafkan anakmu
Yang tak mampu goreskan sajak syahdu
Untuk obati rindumu

Maafkan anakmu
Yang tak mampu mengubah batu-batu yang menjadi bebanmu
Menjadi butiran debu
Yang meringankanmu

Maafkan anakmu
Yang tak mampu bawakan sebongkah senyuman
Tuk hapuskan air matamu

Tapi bunda.
Izinkan anakmu keluar dari dunia ini
Untuk terbang
Berenang
Dan berlari dengan sisa nafas ini

Biarkan anakmu ini keluar tak hanya sampai di ujung jalan


Dan. Anakmu berjanji
Kan kembali bersama purnama
Dengan iringan bintang-bintang
Tuk membunuh segala keraguan
24
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Tuk kembalikan lagi setitik senyuman


Tuk hilangkan segala beban
Dari aku anakmu.
Yang selalu ingin menjadi obat kerinduanmu
Surabaya, 8 November 2018

25
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PUISI SANG MALAM


G Kailo

Api membakar sumbu sang lilin


Yang lambat laun mulai menipis
Namun. Cahaya remang yang merona
Menerangi ruang sang malam

Inginku tulis sebuah untaian kata


Kata indah yang kususun menjadi kalimat
Sebuah kalimat tuk penyampaian rasa
Menjadi puisi rindu sang malam

Malam dingin yang merubungi diri ini


Sepi ruang yang hanya seorang diri
Rindu rasanya hati ini pada rumah
Dengan beribu kehangatan didalamnya

Ibu, Ayah. Aku ingin pulang


Tuk memeluk hangat kalian berdua
Kan kukecup lama tangan kalian
Dengan kecupan kerinduan

Jakarta, 30 November 2018

26
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

IBU
Elkhiyami

Ibu.
Seseorang telah melakukannya
Ibu pergi tanpa ada yang mendampingi
Ibu pergi berlumuran darah, darah tercecer dimana-mana

Ibu.
Anakmu tidak dapat berbuat apa - apa
Ibu.
Dihari terakhir, ibuku sangat menderita

Ibuku kedinginan, merintih, sedih, terpana


Ibuku matanya lebam, hidung patah, ada tusukan didada
Ibuku seolah-olah tidak punya siapa-siapa
Ibu.

Ingin aku menggantikan kepedihan ibuku yang dalam


Ingin aku menggantikan kesedihan yang dirasakannya
Ingin aku menggantikan penderitaan yang selalu menimpanya
Ingin aku membahagiakannya, tapi itu hanya mimpi

Ibu.
Wajahmu sangat keruh seolah-olah berkata
Hati-hati dalam menghadapi dunia yang kejam
Jaga diri dan keluargamu dari permusuhan yang ada

Ya Allah lindungilah ibuku


27
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ya Allah jagalah ibuk dimana saja dan kapan saja


Ya Allah bahagiankanlah ibuku
Ya Allah masukkan ibuku ke Surga Jannah

EA,2018/11/22

28
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH
Elkhiyami

Ayah.
Pergi tanpa memberikan pesan apa-apa
Pulang tinggal nama.
Sesuatu telah membuat ayah meninggalkanku

Dihari jum’at didapat kabar ayah telah tiada


Terasa petir menggelegar didada
Ketika ayah dipanggil menghadap kepada-Nya
Terasa badan ini melayang-layang tinggi keatas awan

Menggapai apa yang dapat digapai


Menangis.
Merenung akan jadi apa diri ini
Ayah.

Terpental, kepala retak, hidung patah


Darah mengalir bagaikan air sungai tiada henti
Semuanya terpana seolah-olah hanya mimpi
Semua menangis tersedu

Ayah.
Kuhantar ayah ke peraduan untuk selama-lamanya
Dengan isak tangis tiada henti
Selamat jalan ayah semoga bertemu di jannah

Hati ini terasa sunyi


29
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Sekian lama berjalan menapaki hari


Terasalah diri ini tiada berarti

EA, 2018/11/23

30
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEBUAH KENANGAN
Erlita Nabilla Khoirunnisa
Ayah, Bunda.
Aku ingin berkeluh kesah
Hidupku terlampau resah dan gelisah
Padahal cuaca sedang cerah
Untuk sekedar ditulis dalam noktah sejarah

Ayah, Bunda
Dunia lelah begitu gaduh
Waktu ikut meluruh
Namun, aku mengingat matamu yang teduh
Membawa rasa buruk menjauh

Langit di sini bernama ayah bunda,


Awannya menari indah dan jelita
Terlukis indah sayap mega
Melodi cinta teralun ceria
Di setiap lekuk sisinya

Sebuah bayang membentuk wajah ayah bunda.


Dengan arakan pelangi.
Bersinar dengan harga diri tertinggi
Tersenyum secerah torehan mentari
Terpatri indah hingga nanti

Kisah ini tak pantas diceritakan.

31
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Mungkin banyak yang bilang terlambat


Untuk menyadari jutaan kasih ayah dan bunda
Tanpa di dalamnya kegelapan, keremangan
Hanya tersisa sebuah kenangan

32
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEBUAH INGIN
Erlita Nabilla Khoirunnisa

Mungkin sebuah ingin.


Ingin bergerak seperti angin prahara
Bergerak bebas ke segala arah
Bercerita tentang keluh kesah
Atau rasa gelisah
Berserak tangis, cinta, juga tawa yang renyah

Mungkin sebuah ingin.


Singgah lama dengan ayah bunda
Menatap tulus dua wajah renta
Mencoba mengungkit masa kanak dengan cetusan
kata
Bersama redup rembulan
Kerlingan bintang

Mungkin sebuah ingin,


Menghabiskan seluruh waktu yang meluruh
Bersama ayah bunda,
Sebab ini adalah sebuah rasa
Terselubung asa

Di tiap lekuk sisinya


Lagi, hanya sebuah ingin
Membawa ayah bunda terbang tinggi

33
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Bersama arakan pelangi


Kuusung mereka dengan harga diri tertinggi
Kuhadapkan cinta-kasih di atas baki
Untuk mereka, hingga nanti

Ayah dan bunda.


Dengarkan anak sulungmu yang ingin bercerita
Bahwa burung-burung disini bersuara merdu
Bahwa torehan senja masih tersipu malu
Aroma angin yang semu
Ini semua perihal rindu

Anak sulungmu sedang berusaha, bunda


Ayah, doakan di setiap iringan nama
Ketika aku menyelami lautan hitam,
Tuk gapai sebuah mutiara berharga
Yang bersinar, yang cemerlang
Moga ayah bunda bahagia

34
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DUA MALAIKATKU
Maulina Hesti Ramadhansari

Lorong gelap kan kuhampiri dengan hati jeli


Deras air hujan kan kuterjang hingga tuk dapatkan sebuah doa
Walau panasnya dada menyesakkan kalbu untuk menahan
sebuah duri bunga
Hanya ada kesalutan padamu dua malaikat tak bersayapku

Dinginnya angin kan menusuk tembus tipis kulitmu


Tak pernah ada lalu lalang yang tak kan kau rambati
Seretan kaki yang tabuh lemas kan terus kau menahan perih
demi tuk dapatkan senyum lebar dari putri kecilmu ini
Ronta-ronta kaki kan melampaui hilir demi hilir kan dapatkan
upah

Dua Malaikatku.
Ku tak dapat memberiku bumi tuk dapat menggantikan peluh
kasih sayangmu pada putri kecilmu ini
Tak pula dapat memberimu berjuta bintang tuk menggantikan
tumpukkan hasil kerja kerasmu
Telah kau bekali aku dengan setetes tinta pengetahuan kan
terus mengalir untuk kuamalkan

Hanya doa anak shalihah yang kini dapat kuberikan padamu


dua malaikatku
Semoga Yang Memberikan Kasih Sayang ini memberimu
Sejuta makhkota bagimu dua Malaikatku

35
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

IBUKU
Irfan Kaizan

Orang-orang segera menyingkir


Tinggal aku sendiri
Tercenung bersama sebuah pusara
Angin sudah merambat saat itu

Kafilahnya nelangsa
Hatiku terkoyak bersama sukmaku
Pusara basah itu membuat semua luruh
Dayaku lunglai

Dunia telah merenggut segalanya Ibu


Gemuruh langit tak segemuruh dadaku
Bagaimana aku ingat, keriput tangannya masih terasa meraba
wajahku
Membetulkan kancing baju dan peciku yang miring

Bagaimana aku ingat, tubuhnya masih terasa membopong


tubuhku saat aku sakit
Hingga aku terlelap, hinga aku terjaga
Bagaimana aku juga ingat, Ia memandikan aku di subuh buta,
lalu menghantar mengaji

Kini aku terkoyak sendiri


Hancur,
Remuk redam

36
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Tak punya siapa-siapa


Hanya bisa merapal kalimah talbiyah, Tasbih cinta
Semoga Allah mendekapnya

37
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MATAHARI HATIKU
Ilma Fatimah Anzaro

Jangan pernah ucapkan, “Selamat tinggal”


Jangan sekali-kali menjauh
Jangan menyentuh pintu perpisahan
Jangan mencoba berpaling

Matahari hatiku, kasihmu sepanjang waktu


Tak tersekat oleh detik-detik yang hampir tersisa
Harumnya keikhlasan membelai rindu untukku
Denting jam lonceng berbunyi, menandakan puncak
pertemuan

Tunggulah anakmu,
Sedikit lagi menggapai cita dan asa kemajuan diri
Berjuang menghitung hari kian semakin dekat
Menyongsong masa depan demi Matahari Hati di rumah
surgaku
November 2018

38
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SAYAP PAHLAWANKU
Nor Aini

Ayah, Ibu.
Izinkan aku menceritakan betapa baiknya kau padaku
Dengan segala keringat, yang tak dapat kuhitung pertetesnya
Dengan segala rasa letih, yang tak mampu kubayangkan

Ketika ibu hendak membawaku


dalam kondisi kantong perut yang sudah sekuintal beratnya
Begitu pun dengan ayah.
Yang tak pernah absen bekerja
Demiku yang rewel, tak tahu apa apa

Ketika aku beranjak dewasa


Aku belum bisa menyambut hari tuamu
Sebagaimana kau menyambut manis saat kelahiranku
Namun aku hanya menyeduhkan ribuan kertas yang berisi
segerombol aksara

Yang menceritakan betapa bahagianya diriku memiliki dua


sayap putih yang menemani perjalanan hidupku selama ini
Meski badai membuatmu fakir dalam memenuhi kebutuhanku
Oh ayah, oh ibu.
Kalianlah Sayap pahlawanku
Sumenep/01/12/2018

39
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JANGAN MALU
Jemmy Saifandi

Aku sepasang kaki yang telah jauh mengembara


Mencari jati diri di sela licik peradaban
Langkah sempoyongan tak henti mengajakku pergi

Aku menjelma sebuah pena


Tak hentinya Menorehkan jejak pada secarik kerisauan,
Baris-baris sudah muak menghitung derap kaki,
Halaman demi halaman tak lagi punya tempat kosong,
Kampung halaman pun tega melupakanku

Ibu dan bapak acap kali menelpon


“Kapan kau pulang?”
Jangan terus menjalang, kami rindu, jangan malu,
Pulanglah, rinduku sudah bergelayutan lama di dahan waktu

Aku Masih gemar memasak Sayur asem kesukaanmu,


Bapak juga masih menunggu kepulanganmu, sambil berteman
kopi kesukaanmu
“Ibu dan bapak lagi dimana?” Tanyaku
“Ibu dan bapak berada dalam resahmu”
Lhokseumawe, ACEH , 04 Des 2018

40
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MALAIKAT, AKU MUNAFIK!


Hamlatul Hasanah

Menjerit keras tangisanku ke dunia,


Terdapat isakan tangis senyum bahagia
Kini aku membuka mata,
Melihat dua malaikat-malaikat pemberi cinta

Walau setelah dewasa kubalas dengan dusta,


Tapi malaikat itu hanya tersenyum seakan tak tau apa-apa
Justru terus menghamparkan sayapnya agar kumenaikinya,
agar kumampu melihat isi dunia

Tapi nyatanya aku malah terlelap diatasnya,


Terlena kepada semilir angin hingga dunia hanya kukenal
sebelah mata
Malaikat-malaikat itu pun hanya tersenyum seakan tak tau
apa-apa

Hingga pada akhirnya sayapnya patah karena masa rentanya,


dan aku pun sadar bahwa dustaku masih belum kubalas
dengan semua kebaikannya,
Dan aku pun hanya mampu meperbaiki sayapnya walau tak
seperti semula
Kukenalkan bahwa malaikat-malaikat itu adalah ayah dan
bunda, Yang hingga saat ini, aku anak dari mereka yang
masih tergolong anak durhaka
Malang, 05 desember 2018

41
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DERAS KARANGAN PUJIAN DI TIANG


KELUARGAKU
Ahmad Nur Fauzi

Gulungan kertas dengan lingkaran pita tiba


Saat fajar yang malu tiba membawa perihal pujian
Pujian ini tidak bertuan dan bernona
Hanya saja terduduk ramah di samping secangkir kopi

Dibacanya dengan tiap seruputan aksara indah dan surat kabar


yang menyanyikan lagu pahlawan keluargaku
Pawana seolah bersiul dan nyatakan bahwa hari Ayah dan Ibu
itu ada pada tiap hari
Kepada tiang keluargaku

Kukirimkan sajak pujian padamu


Seraya menunduk terima kasih atas perjuanganmu
Telah kau tumpahkan darah kasih sayangmu
Agar bisa mengalir dalam nadi anak-anakmu

Kau berkelana dalam hitam putihnya siang


Dan kau renungi nasib keluarga agar bisa mendulang nasi
dalam dapur kebutuhan
Kau lah penyokong dinasti harmonisku
Dalam setiap nafas dan tiap detik keluargaku
Sampai pada akhirnya roda proyektor akan memutar betapa
besarnya perjuangan mu
Jakarta, 5 Desember 2018

42
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SAMUDERA ILMU
Ro’uf Muhammad

Garis-garis keteduhan tergores indah di wajahmu


Memberikan sejuta makna dalam diriku
Tanpa kata lelah, letih dan putus asa dalam ikhtiarmu
Hanya berharapkan aku menjadi yang terbaik

Terima kasih, Ayah, Ibu


Tanpa ketulusan kasihmu
Apalah diriku
Tak akan pernah menjadi seperti saat ini

Hanya lewat goresan-goresan tinta ini


Kuukir jasamu dalam lembar-lembar catatan jiwaku
Agar nanti, saat tiba waktuku menjadi sepertimu
Akan kubuka lembaran-lembaran itu
Karena kalianlah samudra ilmuku

Jambi, 05 Desember 2018

43
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAHKU SAYANG
Ahmad Syafi

Ayah
Engkau selalu ada untuku
Menemaniku dalam suka dan duka
Menemani hari-hari ceriaku

Ayah
Engkau selalu membimbingku
Mengajariku untuk berahlak mulia
Dalam keseharianku di Bumi

Ayah
Engkau bagai malaikat bagiku
Engkau juga sahabat bagiku
Ketulusan yang ada dalam dirimu
Membuat aku bangga pada dirimu

Ayah
Aku selalu menyayangimu
Jasamu takakan pernah bisa terbalas olehku
Namun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmu
Dan menghajikanmu

44
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MALAIKATKU
Meinita Hermawati

Tak ada yang bisa menggantikan pelukan Ayah dan ibu


Yang penuh cinta, kasih dan sayang
Tangan kekar penuh kehangatan
Itulah pelukan Ayah
Tangan lembut penuh kenyamanan
Itulah pelukan Ibu

Ayah,
Engkaulah cinta pertama untukku
Tak ada yang benar-benar kupercayai cintanya selain cintamu
Ibu,
Nasihatmu bagai bulan di malam hari
Menerangi seluruh bumi
Ridhomu selalu kunanti
Sebab engkaulah utusan Illahi

Jika aku tlah menikah nanti


Kuharap Ayah dan Ibu selalu mengiringi
Walau raga tak selalu hadir menemani
Namun kuharap do’a kalian setia membersamai

Ayah, Ibu
Semoga Surga kan kalian dapati
Sebab telah merawatku dengan penuh cinta dan kasih tulus
sejati
45
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TERIMA KASIH KU UCAP


Sinta Nurya

Ayah ibu berkat perjuanganmu


Aku bisa bertahan hidup
Aku bisa tumbuh dewasa seperti ini
Tanganmu yang selalu menopangku

Disetiap langkahku terjatuh


Hangatnya sentuhan kasihmu
Menenangkanku ketika terlarut kesedihan
Yang takkan lelah mengajariku arti kehidupan

Tanpa hadirmu bagai layar kapal yang tergores


Terhempas angin kencang
Terombang-ambing ombak samudera
Tanpamu ku tak bisa berdiri kokoh menghadapi
kehidupan

Madiun, 23 November 2018

46
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SANG PENGAMPU
Nandri Kanisius Manihuruk

Hidup Berharga menyaji kunci akhlak dan karakter


Berawal dari Cinta dan Kasih Ayah Bunda
Dari tak pandai mengedip hingga mahir mengutip
Dari tak tahu kata hingga pandai bercekrama

Oh ayah bunda karunia Tuhan paling berharga


Membentuk jiwa dan raga yang lepas dari semuanya dunia
Ajarkan taqwa dan sucinya kehidupan
Berjuang dalam dinginya mencari harta benda

Padaku arah tujuannya mendidik hingga rambut memutih


Sang Penabur Kasih kepada buah hati
Sang Pelukis mimpi untuk cita-cita
Tak luncur Tulus Cinta dan Kasihnya

Berkat dan Hidayah Tuhan yang Tak Pernah Hilang


Harta paling Berharga kehidupan
Sang Pengampu Buah Hati Ayah dan Bunda

Tegal 26 November 2018

47
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DI UJUNG SENJA
Salma Izza

Hai senja
Dengarkan aku
Di ujung hari aku selalu mengingat
Ada tangan-tangan kokoh
Menopang ketika keterpurukan menimpa
Meskipun ku tau beban mereka lebih pedih
Berkutat dengan teriknya sinar mentari

Siang malam tak kenal lelah


Akan tetapi mereka tak lupa
Ada bayi-bayi kecil yang menanti
Menanti kehangatan kasih sayang mereka
Senja
Titip salamku untuk mereka

48
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BADAI KEHIDUPAN
Siti Nurilaill

Aku, heran
Banyak orang ingin berada di posisi
Yang kujalani sampai detik ini
Mereka tidak tahu sakitnya dalam tawa
Perihnya keadaan yang terus kugali kenyamanannya

Sampai kapan badai ini berlangsung?


Ku harap kedatangannya sekedar singgah
Sebab ini terasa berat, dan aku hampir menyerah
Menahan sakit perihal jarak dengan orang tua itu tidak mudah
Aku harus menyeka air mata dengan susah payah
Meski begitu
Rinduku pada Ibu dan Ayah
Ku jadikan kekuatan dalam melangkah

Wanita yang pernah ku tumpangi rahimnya


Wanita yang tak pernah nyenyak tidurnya
Wanita yang tak pernah merasakan kenyang dalam makannya
Dan wanita yang menangisiku di sepertiga malamnya
Penuh ikhlas menahan sakit dan derita
Demi perahu kecilnya berlayar dan temukan bahagia

Juga Ayah
Pria hebat yang namanya dibintikan dengan namaku
Manusia yang mengajarkanku
49
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Asyhadu Alla Ilaha Illallahu Wa Asyhadu Anna


Muhammadarrasulallahu
Pria pertama yang mengenalkan ketegasan padaku
Mengajarkanku prinsip berpegang teguh

Yaa Allah Yaa Tuhanku

Ayahku air matanya hanya untuk-Mu


Keluh kesahnya hanya ia ceritakan pada-Mu
Menanyakanku melalui lisan Ibu
Dan yang menjaga senyumku dari jauh

Hatiku sendu kala mengingat kedua orang tuaku


Mengingat jarak yang membelenggu
Tak mau berdamai dengan waktu
Aku rindu

Sawah Baru, 01 November 2018

50
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

UNTAIAN KATA UNTUK AYAH BUNDA


Elok Rahmawati

Secerah cahya sang surya


Kasih sayangnya Ayah dan Bunda
Yang tak akan hilang ditelan masa
Hanya memberi tak mengharap jasa

Sebening embun dipagi hari


Yang menyejukkan hati
Ketulusan cinta Ayah Bunda yang kucintai
Semoga apa yang kalian lakukan di balas Illahi

Oh Bunda oh Ayah
Maafkan aku bila ada salah
Untaian kata ini ungkapkan kasih
Seribu kata tak dapat membalas kasih Bunda Ayah

Terima kasih ayah dan bundaku tercinta


Aku mencintai kalian selamanya
Karena kalian aku ada didunia
Karena kalian aku bisa menyapa dunia

Malang, 22 November 2018

51
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

UNTUK MU AYAH DAN IBU


Annisatul
Ayah Ibu
Kau adalah pelita dalam hidup ku
Takkan pernah ada seorang raja dan bidadari seperti kau
Yang sabar membina ku menuju kesuksesan
Tanpa keluh kesah dan keputusasaan

Ayah ibu
Kau tak pernah memperlihatkan wajah kesedihan
Walau sebenarnya kau terpelanting dalam merawat ku
Namun kau rela melakukan itu demi buah hati tercinta

Ayah ibu
Ucapan terimakasih ku tidaklah cukup
Dengan apa yang telah kau lakukan pada ku

Ayah ibu
Engkau adalah cahaya penerang hati
Engkau adalah air penyejuk jiwa
Tanpa engkau ayah ibu
Tiadalah aku yang sempurna

Salatiga,27 November 2018

52
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MALAIKAT TERKUAT
Dimas Putra

Dulu
Banyak orang mengatakan ,anak adalah cerminan orangtua
Ketika kusudah bosan mendengar
Lelah kuberpikir
Akhirnya stasiun lama mesin otakku berjalan sesuai pada
puncak kesadaran alamiah

Orangtua ku adalah malaikat untukku


Doa mereka terikat tanpa henti
Pandangan mereka tanpa batas
Khawatir mereka tanpa kenal waktu

Kerja tanpa lelah


Tersenyum tanpa terpaksa
Tertawa tanpa risau urusan lain
Raja yang mulai memahami rakyatnya, mulai memikirkan
rakyatnya, dan melihat sangat besarnya perjuangan rakyatnya

Akhirnya memutuskan mengubah kader, dari raja menjadi


rakyat, rakyat menjadi raja
Aku adalah seorang dari keturunan malaikat
Yang berjiwa suci berhati mulia bersikap santun dan
berperilaku sopan
Ibu, ayah

53
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ingin kubertanya, apa yang kalian rasakan ketika bersatu jadi


malaikat pelindungku
Karena suatu hari nanti aku akan jadi seperti kalian?

54
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH TERHEBAT
Angga Saputra

Ayahku adalah orang terkuat


Rela korbankan keringatnya
Menetes tak henti henti
Kakinya lemas setiap hari

Ayah,
Bagaimana denganku
Apakah aku bisa membantumu
Kau torehkan sebuah pijakan kaki
Dirimu tak berhenti berdoa untuk kami

Ayah,
Belum lelah diriku untuk membuat ayahku kuat
Aku kirimkan kekuatan lewat doa
Doa yang aku panjatkan setiap saat
Doa yang selalu aku minta disaat sholat.

55
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH, IBU INI TENTANG DIRIMU


Fatmah Afifah

Ku rangkai petuahmu dihatiku


Dengan cahaya tinta yang menyala
Agar hati terang dari gelap
Dari keserakahan dunia yang kian melahap

Ibu,
Sejak aku masih kau kandung
Kau selalu sajikan sekotak cinta untukku
Meski lelah kau dapat
Meski fisik diterpa emosi hebat
Kau selalu tersenyum seakan tak ada beban yang sedang kau
pikul

Ibu,
Engkau adalah surgaku
Hingga aku mengenal keindahan
Karenamu syurgawi menghiasi kehidupan
Dirimu adalah penuntun hidupku
Dirimu adalah guru dalam hatiku

Ayah,
Juangmu tak pernah sia-sia
Tetes-tetes peluh mengucur dalam keikhlasan
Kau korbankan semuanya untuk anakmu
Kau banting tulang hanya untuk anakmu
56
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ayah,
Aku sadar waktumu hampir memburas senja
Namun genting pergulatan kehidupanmu selayak perisai
pelapis baja
Tanpa mengenal lelah,
Demi mendapatkan punda-pundi rupiah

Ayah, ibu ini tentang dirimu


Langkah hidupku hampa tanpa senyuman dibibirmu
Ikhtiarku lesu tanpa semangat darimu
Kidung dari doa-doamu adalah penguat langkahku

Ayah, ibu ini tentang dirimu


Terimakasih untuk pundak yang selalu ada
Untuk doa yang selalu ikut serta
Untuk semua pengorbananmu yang tak pernah aku lupa

Cilacap, 06 Desember 2018

57
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PESUGIHAN AYAH DAN IBU


S.Muchlisin A

Ayahku menyembah batu dan kayu


Ibuku menyembah bilik padi
Dan aku menunggu hasil pesugihan mereka datang di
pangkuan
Mereka tak memintaku jadi tumbal

Tak juga setetes darah dari tubuhku


Mereka tak takut lapar untuk perutku
Mereka tak takut miskin untuk jubahku
Mereka tak marah karena aku banyak makan

Sebenarnya siapa yang mereka sembah?


Tumbal apa yang mereka beri?
Begitu hebat pesugihan mereka
Aku tak mau tahu tentang itu,
Mereka hanya menyuruhku tunduk pada Tuhanku

Palembang, 6 Desember 2018

58
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SAJAK TERPENDAM MENUJU SURGA


Tutik Alawiyah

Usiaku kini semakin dewasa


Tak banyak hadiah bisa ku berikan padanya
Diri ini masih kerap melakukan dosa
Mulai detik ini akan ku gapai surga

Terkumpul segudang tekad dan setumpuk niat


Tuk membahagiakannya dunia akhirat
Pantang menyerah tetap semangat
Berpedoman pada al-quran dan al-hadist

Ku ingin mempersembahkan mahkota surga


Aku belajar menghafal al-qur’an
Inginku memasangkan sayap bak para malaikat
Aku jaga pandangan dan menutup aurat

Kelak ku ingin bersamanya di syurga


Aku tunaikan sholat di sepertiga malam
Aku teramat ingin menjauhkannya dari api neraka
Maka ku jauhkan diri dari kemaksiatan dunia

Aku yakin syurga itu agung nan indah


Bak apartement bertingkat tinggi nan mewah
Besarnya cintaku padanya bak aku menginginkan syurga
Kelak pasti kami bisa bersama di syurga
Jember , 03-12-2018
59
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BINTANGKU
Zhyda Iffah

Sang mentari
Dengan cahaya terangnya
Yang tak pernah pupus nan sirna
Walau sang pelita hati

Membuatnya nestapa
Tapi ia, tetaplah mentari
Dengan limpah cinta
Sang Bulan

Merengkuh dengan kasih


Dalam panjatan do’a
Yang melangit tinggi
Dalam sujud-sujudnya

Yang khusyuk membumi


Sungguh
Dalam peluh hidupnya
Tiada pinta pun ada

Melainkan rekah senyum dan tawa


Dari sang pelita jiwa
Putri cantiknya

60
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

dan Putra fajar di hatinya

Ayah.. Sang Mentari hatiku..


Dan Bunda,
Rembulanku yang anggun bercahaya
Bintang penerang jiwa
Yang tak pernah padam sinarnya

61
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH DAN BUNDA


Ayu Hasmayanti

Untuk bunda
Terimakasih bunda karena telah melahirkankanku
Dengan penuh susah, berderai air mata yang memercak
Ketulusan cinta dan hasrat untuk anakmu bunda

Telah membuatku tumbuh besar menjadi insan penyabar


Menjelajahi waktu yang penuh kerikil ujian alam
Untuk ayah
Sang pahlawan penyelamatku

Sang penghuni ruang lingkup luasku


Pemimpin keluarga yang tak kenal lelah
Terimakasih ayah
Karena telah menjagaku sedalam lautan malam

Menghiasi mimpi terindah keluarga kecil ayah


Untuk ayah dan bunda
Kalian tahu, tanpa kalian aku tak tahu harus hidup seperti apa
Karena kalian aku tahu rasanya hidup pada kekejaman
manusia lain

Tapi tak ku sangka


Itu adalah anugerah Rabb semesta ini
Maafkan aku ayah, bunda

62
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Tak mampu mewujudkan harapanmu walau hanya secuil


kisah titik belaka
Pada takdir penyingkap tabir ketulusan

Makassar/ 06 Desember 2018

63
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

CINTA SEHIDUP SEMATI


Kamilah

Bagai mutiara di dasar samudera


Kasihmu tiada tara
Bagai malaikat tanpa sayap
Cintamu padaku tak pernah lenyap

Wahai ayah wahai ibu


Wahai seluruh jagat raya
Mulai detik ini aku bersaksi
Aku mencintai ayah dan ibuku sehidup semati

Di bawah cinta Ilahi Rabbi


Teringat kisahku dulu
Saat hatiku sekeras batu
Saat tak ada cinta yang bisa menyentuhku

Saat aku selalu membuat aliran sungai di kedua pipi ayah dan
ibu
Karena kecewa oleh sikapku
Itu dulu.
Kini tak kan ku biarkan mereka merasa gundah

Karena cintaku tak pernah punah


Wahai ayah dan ibu
Doakan putrimu ini agar menjadi salihah
Ciputat, 5 Desember 2018
64
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BAPAK
Dilla Hardina Agustiani

Bapak
Banting tulang cari rupiah
Siang malam mencari nafkah
Tak kenal lelah
Pantang menyerah

Bapak
Hidupmu penuh perjuangan
Demi bahagiakan keluarga tersayang
Apapun dilakukan
Agar anak dan istri senang

Bapak
Lelahmu tak kau hiraukan
Pedih perih kau rasa sendiri tak keberatan
Pengorbananmu sungguhlah besar
Cinta tulusmu tak lekang berpendar

65
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Melebur Menjadi Satu


Nurhalimah

Mengingat wajahmu
Mataku menjadi sendu
Ditelan gelombang air mata
Lantas menerobos pertahananku

Begitu jelas, sangat jelas


Wajah keriput
Penuh kisut
Memenuhi sekujur tubuh

Mengingat perjuanganmu
Ingin kulepas tuntas
Seraya berhambur dalam pelukanmu
Lalu menangis tersedu-sedu

Dalam setiap tetes keringatmu


Melebur menjadi satu
Bercapur dengan bumbu, semangat menggebu-gebu
Tuk hidupi anak-anakmu
Surabaya, 26 November 2018

66
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TIKET SYURGA KU
Iriyanti

Aku
Terinspirasi padanya,
seseorang yang mengikrarkan syahadat
untuk menikahi ibuku
Seseorang yang selalu bangun subuh
Dan tak pernah telat shalat fardhu berjamaah, engkau ayah

Aku
Berterima kasih padanya,
Seorang wanita yang merelakan
Hidupnya untuk merawatku. Ibu

Kini
Sudah waktunya aku pergi
Maaf egoku untuk memilih cara lain
Demi membahagiakan jiwa ku
Mungkin, ini membuat kalian tergores
Tapi, yakinlah meski aku tak dapat membahagiakan mu di
dunia. Aku akan mengharumkan nama mu, di akhirat.
Sumedang, 16 Desember 2018

67
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

IBU PERTAPAAN MULIA


Mubayyamah

Binar matamu perlahan mulai mengkerut


Langkahmu dimulai perlahan karena nyeri lutut
Rona wajahmu mengemis penuh harap
Dengan sejuta do'a di tengah malam tanpa terlelap

Ibu engkau wujud tuhan yang nyata


Meskipun tak dimuliakan tahta
Engkah adalah pertapaan paling mulia
Tempat dilahirkannya peradaban dunia

Ibu engkau azimat paling sakti di muka bumi


Engkau penentu ridho tuhan sang kuasa
Penentu kehidupan para bangsawan dan petani
Para pegawai negeri dan buruh

Para konglomerat dan pengemis di lampu merah


Semua itu karenamu ibu
Kau adalah alasan
Kau adalah jawaban
Dari setiap pujian
Pamekasan, 06 Desember 2018

68
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PENYESALAN
Lisa Dilfidiani

Teringat waktu itu,


Ketika aku sering kali menyakiti
Sebuah hati yang begitu suci
Hati yang tulus menyayangiku tanpa henti
Sosok pahlawan berbadan kokoh bagai besi,

Dan kini mereka telah terbujur kaku,


Berbalut kain kafan mereka terdiam membeku
Sosok penjual es batu itu kini membisu
Tak sempat kata maaf terucap dariku

Disisa hidupnya hanya luka yang tercipta


Pada tuhan sekarang aku berdoa
Ijinkan mereka masuk surga
Maafkan anakmu yang tak tahu malu
Ibu...ayahhh tunggu aku di surga-nya
Garut, 06 desember 2018

69
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

KESUCIAN CINTA
Uswatun Hasanah

Sentuhan cinta tanganmu


Semerbak bak bunga
Kaulah cinta pertama
Bagi buah hatimu

Ibu, kurasa kerinduan memenuh jiwaku


Berangan bisa melihatmu lagi
Meski kutahu kita tak lagi bersama
Namun langkahku beriring doamu

Ayah, cintamulah yang melengkapi ibunda


Kutak pernah melihat
Cinta suci dan seagung itu
Kini kau pun hidup dengan cinta

Meski, tak bersama


Dari jauh kumelihat
Ketegaran seorang ayah
Dari dekat aku pun melihat
Cinta agung untuk ibunda
Tatkala kita terpisah di dunia-Nya
Yakinlah ada kekekalan setelah-Nya
Izinkan cinta itu selalu bertahta
Meski dia telah tiada

70
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

CINTA SANG MALAIKAT


Rahma Dianti Wulandari

Netramu basah terusap air wudhu


Tuk laksanakan sunah di sepertiga malam itu
Tiap deru nafasmu
Terlantun doa-doa untukku

Tangan yang mulai keriput


Tetap kokoh melindungi anakmu jangan sampai luput
Tutur kata yang syahdu didengar
Bak cahaya yang memancar

Cinta sang malaikat


Selalu terasa melekat
Tak bercelah karena terlalu rapat
Karena tulus cintanya itu hadir setiap saat

Ibu. izinkan daku sebagai pencipta gurat senyum dipipimu


Maafkan semua noda hitam anandamu
Terimakasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu
Ya Allah. tempatkanlah surga untuk ibuku
Kediri, 18 November 2018

71
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

ENGKAULAH AYAH
Bayu Adittria Mahendra

Engkaulah itu
Engkaulah lentera itu
Lentera penuntun arah kaki yang buta
Engkaulah pagar itu
Pagar besi terlapis ambisi melindung diri

Engakaulah pilu itu


Pilu yang hadir kala kau tutup matamu
Engkaulah luka itu
Luka yang jadi lubang hati nan takkan utuh lagi

Engkaulah itu
Engkaulah itu
Pelangi kemarau dalam mimpiku
Tiada insan sanggup mengubah itu
Untukmu ayahku

Denpasar, 05 Desember 2018

72
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TANGAN BERLUMUR SEMEN


Fiosha Dwita Permadi

Aku padam dalam buaian dunia, dalam heningan malam


kubergumam
Berulang kali aku jatuh namun tangan kasar berlumur sisa-
sisa semen
Datang menyambut dengan sadu perdana
Keringatmu bercucuran dari fajar hingga senja lingsir
Untuk secercah harapan bagi cinta terkasihmu

Aku padam dalam buaian dunia, dalam heningan malam


kubergumam
Kuingat benar masa itu, kala senja tak lagi tersenyum
Kau mengantarku di pinggiran dermaga dengan bibir
berkomat-kamit memanjatkan doa
Berharap aku dalam lindungan-Nya meski ku tahu air mata
kau sembunyikan
Dalam bait-bait nasihat yang lontarkan beriring senyuman

Gurat senyummu terpancar dari balik samudera


Untukku yang kau timang disaat tangisku pecah pukul lima
Saat suara adzan kau kumandangkan di telinga mungilku
Bersama senyuman bidadari syurga menyambutku ke dunia
Menuntunku menjadi insan berakhlak mulia
Ayah, semoga sinarNya selalu menyertai langkahmu
Denpasar, 05 Desember 2018

73
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DUA MALAIKAT TAK BERSAYAP


Thayyibi Sapora

Detikku bernapas
Tak henti aliran do'a darimu
Para malaikat penghidup dalam duniaku
Wahai Allah, Engkau kirim

Dua malaikat tak bersayap,


Tegak melawan terjang badai
Tak perduli gunung-gunung
Egoiskah? Bila lupa?

Lupa akan adamu,


Lupa dua malaikat untukku,
Hadirmu selalu memberi nasihat,
Dalam situasi apapun

Kau tetap bertutur kata


Meski dalam porsi rumit
Ketahuilah
Harta tak cukup untuk melunasi

Apa yang kau persembahkan untukku


Namun, kau tak pernah menagihnya
Wahai ayah dan ibu
Sadar, dosaku telah menggunung

Perlakuan tak pantas selalu kuhidangkan,


Bahkan cacian, pisuhan, tertuai dihadapanmu
74
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Maafkan, telah melukai rasamu


Maafkan, telah meninggakanmu
Maafkan, karena membiarkanmu lumpuh
Maafkan, karena menyia-nyiakan asamu

Harapku
Atas nama kasih sayang
Kuucap santun tak terhingga
Semoga ada seulas maafmu

Atas semua salah, dan cercahku,


Dan terimakasih telah merawatku
Ketika masih kecil

Sumenep. Selasa, 04 Desember 2018

75
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BUKANLAH TANGISAN BIASA


Widiyanti

Rindu
Balutan kasih
Untaian nasihat kalbu
Dari ayah dan ibu

Rasa telah hampa diterpa gundah kelana


Mengembara, mendaki jati diri
Pada ombak terjal impian
Demi merekahkan senyuman tulus kalian

Walau diriku tahu


Satu sayap dari pasangan telah patah
Namun, kiat tetaplah berkecamuk
Menangkis semua keluh, mengusir rasa peluh

Adakalanya aku merasa benci


Pada diri yang lengah mengingat
Terhadap apa yang mereka perjuangkan
Baik raga atau jiwa

Untuk siapa?
Gemerlap malam mengingatkan
Bersama tangisan langit yang menyentuh lara
Aku, di lantai dua yang berlumur keringat
Menghela nafas, berbisik pada malaikat
76
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Beri tahulah Tuhan, aku sudah mengerti maksud-Mu

77
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

HIKAYAT AYAH IBU


Jupri_Rokan

Tak satupun manusia tak mengenal asal usulnya


Tak satupun manusia melupakan kodratnya
Waktu itu kadang menjadi pelupura
Bersimbah darah dari berlapis kain yang terbasu di ujung
jarinya
Tak jarang terpekik menahan rasa sakit terbawah jasad dari
badannya
Jasa bukan untuk dihitung bila nak dibalas
Nasehat bisa melampaui kutipan ayat-ayat dan sabda

Ketika itu tak tau nak melangkah kemana


Dengan kesabaran, kelembutannya kaki ini jauh
Berlari kadang terlepas siapa yang mengajarkannya
Waktu hanya bisa menjadi saksi atas peristiwa yang
terjadi pada masa itu
Ayah dan ibu bukan hanya ada dalam hikayat dan
legenda
Jika nak menanggis tak sanggup mengantikan air
mata mak dan ayah

Kawan bicara, guru terbaik


Pembimbing melebihi bimbingan skripsi
Bakti ini hanya doa, doa dan doa
Menuju surga indah Tuhan
Sampai hikayat ayah ibu, meridhoi

78
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

CINTA SEMESTINYA
Nuriyah Rahmawati

Ibu,
Dalam lelahku kau peluk diriku
Saat marahku kau rebahkan diriku dalam tubuhmu
Senyummu menjadi senja terindah dalam hidupku
Matamu menjadi kejora benderang dalam gelapku
Kaulah tempat terbaikku saat dunia terlalu kejam padaku

Ayah,
Tak banyak suara yang kau sabda untukku
Tak jua ada air mata yang mengguyur pipimu
Namun doa di sepertiga malam itu selalu didengar
langit
Juga keringat bak lautan itu hanya demi satu napasku
Kaulah guru perjuangan paling hebat bagiku

Ayah, Ibu
Muara kasih bersemayam dalam segala sisi hidupku
Pemilik cinta semestinya saat banyak pengkhianat
menghancurkanku
Rinduku selalu bernada tentang namamu, Ayah Ibu
Doaku selalu sama setiap sujud panjangku,
Tentangmu yang ingin kudekap selalu

Mojokerto, 01 Desember 2018

79
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TUJUH MENJADI EMPAT


St. Jauharoh

Jika Tuhan memberiku izin


untuk melukis wajah ayah dan ibu
Tiada kanvas yang paling mahal
Kecuali kanvas yang telah terpatri di dalam ulu hati

Jika Tuhan memberiku izin


untuk menuliskan surat kepada ayah dan ibu
surat itu tidak panjang
hanya berisi tujuh kata
yang aku rangkum menjadi empat kata

Kepada ayah
Ayah, marahlah padaku jika aku salah melangkah
menjadi
Ayah, aku butuh petuahmu

Kepada ibu
Ibu, biarkan aku lari kencang lalu terjatuh
menjadi
Ibu, aku butuh pelukanmu

Salatiga, 30 November 2018

80
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

RISALAH BUAT SENJAMU


Moon

Kepada bapak,
Jika bukan cor baja pak, di dada anakmu adalah nisan yang
ditulisi
Dari pahat tentang tokoh anda dalam sebuah riwayat orang
hebat,
Yang ditolak nasib hidup enak
Kenang terkenanglah nama itu

Kepada simbok;
Periuk nasimu jika sudah kering habis kau basuh, singgahlah
di bale
Sebelahku. Biar aku keringkan duka masa tuamu yang pernah
disinggahi
Ruh petarung besar dari daftar legenda, yang ditaksir nasib
hidup sengir.
Tenang bertenanglah, mbok

Biar aku basuh uban kalian dari bekas asap-asapan


Biar aku tumbuhkan senyum dari gusi tanpa gigi kalian
Senjalah kalian bersama santun dari alunan komposisi Mozart
yang terdahulu,
sebelum diporak-porandakannya estetika.
Tuban “saat ini hujan”, 30 November 2018
Penghujung November

81
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SURAT KECIL UNTUK AYAH,IBU


Titik Anggara

Ayah, ibu
Terimakasih untuk semua yang telah engkau berikan
Kau lah pahlawan tanpa tanda jasa bagiku
Terik matahari dan cucuran keringat
Tak pernah kau pedulikan demi keluargamu
Ayah, ibu
Maafkan anakmu jika suka membantah kata-katamu
Maafkan anakmu yang hingga kini masih
menyusahkanmu

Ayah, ibu
Aku pasti akan membahagiakanmu
Dengan segudang senyum dan tawa di hari tua mu
Takkan kubiarkan air mata kekecewaan
Jatuh dari mata indahmu
Ayah, ibu
Kasih sayangmu bagaikan sinar mentari
Yang takkan redup sepanjang masa
Belaian tanganmu mampu membuatku bangkit
Dan di dalam kamusku tidak akan ada kata menyerah
Bandar lampung, 30 November 2018

82
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DUA AYAH
Hafidatul Faizyah

Cukup satu saja,


Jika bisa meminta
Jangan dua atau bahkan tiga
Karena sisanya hanya air mata

Sejujurnya, aku sangat mencintai keduanya,


Lelaki pejuang peretas senyum bidadari syurga
Ditangannya ada gurat-tawa dan air mata
Silih berganti, sampai pada suatu hari

Yang pertama mematahkan hatinya,


Aku tak tau persis, mengapa dan bagaimana
Jurang terjal tajam menusuk kakinya
Hingga berdarah-darah
Lalu hilang, menjadi kenangan

Yang kedua menyumbat lukanya


Melukis warna dalam bola matanya
Menyeringai tipis, memikul beban berat di pundaknya
Lelaki itu adalah pilihannya

Pelengkap cerita
Kemana alur membawanya mengembara
Tapi bagiku sama saja
Adalah ayah, satu atau dua
83
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ada atau tiada


Terikat darah, menjadi raja dalam cerita

Pamekasan, 30 November 2018

84
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JANJI UNTUK IBU DAN AYAH


Hafidatul Faizyah

Janji itu,
Telah mengikatku menjadi batu.
Tak akan ada air mata.
Karena semua telah tumpah di dekat pusaranya.

Sampai saat ini,


Janji itu tetap abadi
Bahkan mereka menganggapku tak tahu malu
Memang, aku tak berilmu,

Sekelohapun hanya tingkat dasar


Tapi aku tak pernah membuat malu,
Itu pesan Ibu
Tak pernah ada tetes air mata,

Hanya derita dalam dada


Sangat lama, entah kapan bisa diseka
Tak seperti air mata,
Jatuh lalu mengering seketika

Apa peduli mereka?


Tepukan dalam kehancuran,
Ocehan dalam kemenangan
Seperti kata Ayah

85
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Jatuh bangun satu tujuan


Janji ini,
Tak akan ada air mata
Atau terpuruk meratapi duka

Janji ini,
Akan menjadi perisai dalam sepi,
Tak ada raga, bukan berarti mereka tak setia
Mereka selalu disini,

Menyatu dalam hati


Menagih janji
Sampai benar-benar ditepati

Pamekasan, 30 November 2018

86
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PRESIDEN KEHIDUPANKU
Dwi Dian Wiganti

Sosok tinggi gagah selaksa bung karno


Engkaulah presiden kehidupanku
Kala aku dilahirkan dari rahim wanita nan mulia
Engkaulah sosok pertama pelantun adzan

Mendidik dan membimbing dengan cinta dan kasih


Sejak kandungan, buaian engat dewasa
Cinta kasihmu nan lembut selaksa sutera
Tutur katamu nan lembut selaksa embun

Meluluh lantakkan hati yang sekeras baja


Ayah,
Diammu selaksa air
Penyejuk hati sanubari

Diammu arif nan bijaksana


Membimbingku untuk ramah bukan marah
Membimbingku untuk sederhana bukan foya- foya
Memupuk akhlak baik agar membiak

Memupuk kasih agar sayang


Ayah. Aku tahu
Betapa berat beban yang kau pikul
Hanya karna ananda tercinta

87
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Namun,
Kau slalu sabar dan tak pernah putus asa
Etos kerja nan membumi
Etos ibadah mumbuncah langit

Hanya mengharap ridlonya semata


Engkaulah pemimpin terhebat dalam hidupku
Ayah,
Malang, 30 November 2018

88
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

ASAMU TAK PERNAH SIRNA


Lailiyah

Ibu
Engkaulah wanita
Yang pertama mencintaiku
Engkau rela berikan dunia
Hanya demi anakmu

Ayah
Setiap keringatmu yang berjujuran
Engkau lakukan untuk anakmu
Engkau rela pergi pagi pulang malam
Hanya untuk mencari nafkah

Maafkanlah
Anakmu yang selalu
Membuat air mata keluar sia-sia
Selalu kasar dan membangkang

Bagaikan lautan
Jasamu tak pernah bisa terbalas
Hanya sebait doa
Ku persembahkan atas semua jasamu
Pandeglang, 30 November 2018

89
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

RAMA SHINTAKU
Rosa Fairuz Safira

Kaulah Rama Shintaku yang abadi


Mendampingi tanpa pernah menghakimi
Mereka bukan mengabdi
Tetapi untuk menjagaku sepenuh hati

Tanpa pamrih Rama Shintaku bersekongkol


Untuk memenuhi semua inginku
Mereka memberi tanpa mengharap balas kasih
Kutak berbohong jika tak enak hati
Tapi ku tak bisa membalas, hanya akan berbakti

Kediri, 30 November 2018

90
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TENTANG AYAH DAN IBU


Sania Qurrotun Nada

Mereka yang tak kenal lelah


Merawat dan menjagaku
Sabar menjadi pedomannya
Dengan keikhlasan hatinya

Cinta dan kasih sayang


Selalu hadir dalam hidupku
Selalu ada
Dari ayah dan ibuku

Merekalah mentariku
Pahlawanku
Penyemangat hidupku
Untuk meraih bintang

Kudus, 30 November 2018

91
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH ROMUSHA, IBU KUSUMA


Aris Setiyanto

Ayah, kau bekerja laksana romusha


Menjelangi setiap hari benalitas tanpa batas
Tak peduli gradasi melahirkannya terpa
Dergama dari sesiapa nan tak suka
Pada perjuagan untuk kehidupan
Anak-anakmu yang suatu masa terlupa pada jasa

Ibu, tak terhitung mendung yang mengaung


Meneriakkan kekesalan atas kenakalan
Anakmu yang menjelma wira
Tak nampak air mata di pelupuk netra
Meski atma penuh luka
Kau tersenyum ranum penuh warna kusuma

Temanggung, 29-11-2018

92
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

JANGAN MENUA DULU, BU


Diah Ayu Ningsih

Ibu, kemarin kulihat sosok berperawakan


Yang sama denganmu..
Tepat di warung nasi simpang Kostku
Dia tengah menuntun balitanya di sisi kanan.

Penuh cinta Nampak kulihat.


Aku rindu pulang, bu
Dunia merenggutku dari hangatmu
Layang suara pun tak mampu mengobati

Sesaknya dadaku yang ditodong rindu.


Membuatku semakin cemas
Adalah setiap saat kepulanganku
Kulihat kulitmu mulai memudar termakan usia.

Wajahmu yang sudah ditarik garis waktu.


Aku mencemaskan itu, bu
Jangan menua, tetaplah sama
Ketika aku masih dalam buaian dahulu

Nanti saat aku pulang,


Aku ingin berbisik tentang hal paling sederhana.
Tentang masakanmu, yang menjadi bagian paling menyentuh
Dalam perjalanan rinduku. Aku menyayangimu

93
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

RASA YANG MENGGIGIT


Nurmala Samin

Rasa ini yang menggigit


Dengan gigi kepura-puraan
Menolak ketakutan di tujuh jendela
Meroboh keheningan di pintu utama.

Segala perasaan menghadap jatuh bangun


Adalah rumah perasaan yang terlihat lengkap
Busana persoalan masyarakat harus ku tenun,
Celana pertikaian dikait urat benang murahan.

Keliru bermula dari awal pertemuan


Hujan ujian menetes tak henti-henti,
Takdir berhak datang bersama belas,
Duhai ibu duhai ayah,

Kenyataannya hidup selalu tak jelas


Ibu ayah adalah daerah perikemanusiaan
Menerima mesti tak pernah dibalas
Menyayang anak-anak dijantungnya

Timbul urat-urat resah duniawi


Detak jantung adalah usaha keras
Meski dibekas sudah tiada beras.
Tuhan, tinggalkan satu tempat di surga

94
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Khusus buat ibu ayahku,


Dunia sudah menggigit rasa kepedulian ini.
Tenangkanlah ibu ayahku di ruangan paling nyaman
Kerana jasa dan belas terhadapku

95
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PELUKLAH AKU DUHAI KASIH SAYANG


Nurmala Samin

Ayah ibu berupa balutan


Hadiah terbaik yang kupunya
Hasil baiknya hati Sang Tuhan.
Diberi beralas sempurnanya takdir

Mendamaikan rasa aku


Dengan tingkat cinta yang asli.
Sewaktu kecil,
Tubuh ini bersembunyi dibalik kerudung ibu.

Mereka bilang aku persis ibu,


Sama sekali tidak menurutku.
Ibu itu bidadari syurga.
Aku terlawan cantiknya ibu.

Semakin dewasa mereka bilang


Aku terlihat persis ayah.
Sama sekali tidak menurutku.
Ayah itu pengaman dunia

Mana mungkin terlawan olehku,


Hatiku retak bila berhadapan dunia
Sedang ayah tenang-tenang saja.
Ayah ibu, ampun tak terhingga

96
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Dari jantung paling dalam


Peluklah aku duhai kasih dan sayang.
Bawa aku pergi bersama ke Surga

Aku cinta ayah ibu sehingga


Lelah aku beritahu Tuhan
Seisi doa yang kupunya.

Malaysia, 29 November 2018

97
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SANG PEJUANG SEJATI


Nura Atiqoh

Setetes keringat mu mendatangkan selembut sutra


Pengorbanan lelah dan dahaga mu meneteskan benih indah
Kala dulu kau tapakkan kaki melangkah perlahan
Merajut samudera menggapai surya

Kau memang terhebat bagi ku


Kau banting tulang menitik mentari
Menggapai bulan bertahta haluan
Oh ayah... hanya kau jendela hati ku
Dari sekian banyak orang di sekitarku

Kau selalu ada kala aku nanar


Kau selalu ada kala aku terjerat sendu
Kau selalu ada kala ku terpuruk seorang diri
Kau memang terhebat bagiku
Kau selalu datangkan kebahagiaan

Walau dalam hati mu ada duri yang sangat tajam


Jalanan yang terjal dan berliku pun sangat membentang
Namun kau tak pantang menyerah demi putri mu yang tak tau
diri ini
Yang selalu minta keinginannya dituruti
Tapi tak pernah mengerti isi hati mu

98
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BADAI KEHIDUPAN
Siti Nurlaita

Aku, heran
Banyak orang ingin berada di posisi
Yang ku jalani sampai detik ini
Mereka tidak tahu sakitnya dalam tawa

Perihnya keadaan yang terus ku gali kenyamanannya


Sampai kapan badai ini berlangsung?
Kuharap kedatangannya sekedar singgah
Sebab ini terasa berat, dan aku hampir menyerah

Menahan sakit perihal jarak dengan orang tua itu tidak mudah
Aku harus menyeka air mata dengan susah payah
Meski begitu.
Rinduku pada Ibu dan Ayah

Kujadikan kekuatan dalam melangkah


Wanita yang pernah ku tumpangi rahimnya
Wanita yang tak pernah nyenyak tidurnya
Wanita yang tak pernah merasakan kenyang dalam makannya

Dan wanita yang menangisiku di sepertiga malamnya


Penuh ikhlas menahan sakit dan derita
Demi perahu kecilnya berlayar dan temukan bahagia
Juga Ayah

99
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Pria hebat yang namanya dibintikan dengan namaku


Manusia yang mengajarkanku
Asyhadu Alla Ilaha Illallahu Wa Asyhadu Anna
Muhammadar rasulallahu

Pria pertama yang mengenalkan ketegasan padaku


Mengajarkanku prinsip berpegang teguh
Ya Allah Ya Tuhanku
Ayahku, air matanya hanya untuk-Mu

Keluh kesahnya hanya ia ceritakan pada-Mu


Menanyakanku melalui lisan Ibu
Dan yang menjaga senyumku dari jauh

Hatiku sendu kala mengingat kedua orang tuaku


Mengingat jarak yang membelenggu
Tak mau berdamai dengan waktu
Aku; rindu.

Sawah Baru, 01 November 2018

100
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MAAF
Siti Khotimah

Terulang lagi aku menyakitimu


Karna ego ku yang terlalu besar
Hingga terjatuh lagi air mata dipipimu
Karna aku yang tak tahu berterimakasih ini

Ayah ibu
Maafkan dosaku selama ini
Yang memanfaatkan kepercayaan kalian
Hanya demi kesenangan dan kebahagiaanku saja

Ayah ibu
Maafkan aku yang hanya
Memberikan segunung janji
Tapi secuil debupun belum bisa kutepati
Maafkan anak mu ini ayah ibu
Tuhan
Izinkan aku untuk membahagiakan mereka
Jangan kau ambil mereka dari dekapan ku saat ini
Karena aku malu, malu pada dunia

Bahwa aku adalah anak pembangkang


Izinkan aku melukis senyum diwajah mereka
Aku ingin senyum itu kekal dan abadi hingga dipenghujung
waktu.

101
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

KISAH DI WAKTU KECIL


Febri Kiswanto

Teringat dengan bahana tangis yang tiba-tiba berjalan di saraf-


saraf pikiran
Mengenang sebuah lakon yang membuat raut wajahku
tersenyum
Memandang masalalu yang telah khatam dan berlalu
Kuingat dahulu ketika ibu diam-diam meninabobokanku
sebelum tidur

Kemudian bercerita tentang calaknya seekor kancil


Kau, usap keningku dengan tangan sederhana
Terhanyut tanpa kata dalam gendongan
Menimbun setiap luka dan duka
Hingga tak ada lagi tangisan dalam bingkisan

Kotabumi, 29 November 2018

102
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH, BUNDA DENGARKAN AKU SEKALI SAJA


Fatmasari

Ayah,
Ragaku bukan milikmu
Jiwaku bukan milikmu
Jadi tolong buang jeruji-jeruji yang membelengguku
Aku punya mimpi aku punya hati
Tolong hargai sedikit saja argumen yang kuberi
Bunda,
Biarkan aku terbang mencari angin segar
Izinkan aku mencicipi rasa buah dari pohon-pohon
yang tinggi
Biarkan aku melangkah, meski tertatih-tatih aku tak
masalah
Ayolah, Ayah, Bunda!!!
Jangan kau terus dengar kata-kata mereka
Bukankah kita tak akan pernah tahu jika tak mencoba?
Lagipula manusia memiliki takdir yang berbeda
Jangan kau tarik kesimpulan dari satu sudut itu saja
Ini bukan tentang aku atau egoku

Ini demi apa yang akan kudapati diseberang sana


Demi Ayah, demi Bunda, demi membungkam mulut-mulut
mereka
Maka, restuilah aku
Anakmu ini tak mungkin meninggi tanpa tarikkan do’amu

103
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

AYAH DAN IBU


Ade Nurlita

Teruntukmu wahai Ayah dan Ibu


Yang telah bertahun – tahun merawatku
Yang selalu mengabulkan semua permintaanku
Yang selalu menuntunku di jalan kebenaran
Dan yang selalu membantuku menghadapi jutaan masalah

Ayah, Ibu
Betapa ingin Aku merawatmu
Betapa ingin Aku membahagiakanmu
Betapa ingin Aku membanggakanmu
Betapa ingin Aku membuatmu tersenyum karena diriku

Cahaya mentari yang bersinar terang


Serta cahaya rembulan yang membelai lembut hatiku
Ayah.
Engkau bagai matahariku
Yang mengajarkanku menjadi diriku sendiri

Ibu.
Engkau bagai rembulanku
Yang memberikan cinta dan kasih sayang
Ayah, Ibu.
Terimakasih untuk kasih sayang yang kau berikan
Terimakasih atas semua jasa yang takkan pernah tergantikan

104
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

CINTA PAHLAWANKU
Asra Yusti

Ayah,
Kau telah mengajarkanku akan cinta
Cinta yang setulus-tulusnya cinta
Bukan sandiwara

Bukan untuk dipuji


Dan bukan untuk mengharap balasan
Cintamu yang mengalir seperti air
Yang tiada henti, tiada lelah

Walau harus menerobos


Bermacam duri yang menghadang
Dan mengabaikan pedihnya luka
Yang merobek-robek tubuh rentamu

Walau terkadang rasaku keruh terhadapmu


Suaraku mahal walau hanya
Sekedar tuk menanyakan keadaanmu
Tetapi, cintamu tak pernah surut sedikit pun

Dan tetap mengalir indah


Hingga tiba ke titik terakhirmu
Duhai ayahku, pahlawanku
Maafkan aku yang pandai bersyukur

105
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Pun tak tahu terima kasih


Cintamu kan kuabadikan
Dalam ruang terindah di hatiku

Bulukumba, 29 November 2018

106
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

KISAH MU KISAH KU
Siska Permata Sari

Orang Tua
Bagai daun yang bertebaran
Engkau adalah daun itu
Kau akan jatuh
Kau akan hilang

Ayah
Kau adalah perisai yang kuat
Kau tak pernah rapuh
Sekuat baja pun kau hantam
Cermin pun dapat pecah

Ibu
Kisah terindah yang kau ukir
Ukiran dengan tanganmu
Bak pelangi tiba usai hujan
Kisah termanis dan akan tetap manis

Kisahmu
Tak kan pernah kulupa
Mutiara indah mu akan terus ada
Mimpi mu akan tercapai
Manismu manisku

107
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Kisahku kisahmu
Kisah tak pernah ada habisnya
Bagai air yang mengalir

Yakinlah
Kisah ku dan kisah mu
Akan terus indah
Kan terkenang dihidup ku

27 November 2018

108
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TERIMA KASIH AYAH DAN IBU


Khotimah

Ayah, aku tak pernah mendengar ucapanmu


Tak pernah menghargai setiap keputusanmu
Tak pernah memandangmu sebagai ayah
Bahkan aku pernah malu untuk membanggakanmu

Ibu, aku pernah memandangmu rendah


Aku bahkan pernah malu untuk mengakuimu sebagai ibu
Pernah terlintas dalam pikiranku pun,
Mengapa tuhan menjadikanku sebagai anakmu?

Namun, tuhan ternyata benar


Dia tidak salah menjadikanku sebagai anakmu
Kau penyabar, kau kuat, kau pejuang

Tidak akan ada yang bisa melebihi kasih sayang kalian


Tanpa kalian aku tidak tahu seperti apa hidupku
Terima kasih Ayah Ibu kalian hadir kehidupanku

Karawang, 20 November 2018

109
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

DOA UNTUK 2 MALAIKAT


DALAM HIDUPKU
Pepi Anita

Ada dua malaikat yang paling berarti dalam hidupku


Yaitu sosok penyemangat hidup dan tempat daku berkeluh
kesa
Ayah Ibu, terima kasih atas apa yang kau berikan kepada buah
hatimu
Berkat kasih sayang kalian berdualah aku dan saudaraku dari
belita hingga sampai sebesar ini

Bunga berguguran pada saat musim Semi


Cinta Kasihmu tidak akan gugur pada musim apa pun
jua, akan abadi sampai maut memisakan keluarga
kecil kita
Embun pagi menyapa hari
Ayah Ibu bangun sebelum pajar tiba, untuk mencari
sesuap nasi untuk mengisi perut mungil ini

Tampa kehadiranmu, hidup ini bagaikan mengukir di


atas air
Hampa tiada arti
Senyum seorang Ayah Ibu sangat berarti di jiwa
Senyum kalian bahagiaku, derita kalian tangisanku

110
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Kalian bak karang yang berdiri kokoh di hantam ombak di


lautan
Tak menghiraukan terik matahari dan dinginya hujan, demi
buah hatimu
Tetap menjadi Motivator, tempat aku berkelu kesa,
penyemangat hidupku, walau kadang Nasehat-nasehat kalian
tak kami indahkan.

Wahai Sang Pencipta Alam Semesta, kabulkan setiap Do’a


yang kuucapkan setiap sujudku, berikan Rahmad,Ridoh, dan
inayah untuk orang terkasih yang berarti dalam hidupku

Lubuklinggau, 20 November 2018

111
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

MAK
Roinah

Mak
Dulu aku Engkau bawa kemana-mana
Engkau gendong
Engkau rangkul

Engkau bopong
Bahkan Engkau angkat diriku
Tidak sedikitpun Engkau mengeluh

Mak
Setiap sujudmu Engkau selipkan doa untukku
“Semoga sang pencipta selalu menuntunmu”
Air mata mengalir bersama teriring doa kepada Sang Pencipta
Mengharap senang untuk ananda tercinta

Mak
Kini dirimu tak muda lagi
Kini dirimu tak bugar lagi
Raut wajah yang dulu segar sudah mulai melayu
Namun semangat hatimu untuk anakmu selalu ada

Mak
Harta segunung nan tinggi tidak kan bisa membayar jasamu

112
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Emas sebentang lautan tidak bisa membahagiakanmu


Mak.. wajahmu, senyummu, kasih sayangmu akan selalu
terukir indah di relung hatiku
Takkan terganti oleh bidadari dunia yang lain

Mak
Doa terindah teruntuk dirimu
Mengharap surga kekasih Allah

113
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

TERIMA KASIHKU UNTUKMU AYAH DAN IBU


Nur Amim

Masih teringat jelas mentari belum menampakkan sinarnya


Engkau sudah bangun untuk mempersiapkan segala sesuatu
Untuk ayah dan anak-anak tercinta
Dengan penuh cinta kasih engkau membelai sambil
menasehati kami

Agar kelak kami bisa menjadi anak yang berguna dan


berahlak mulia
Sungguh besar jasamu yang tak mungkin bisa kami balas
Sampai akhir hayat hidup kami

Terima kasih ibu, kami saat ini sungguh


merindukanmu
Tanpa lelah engkau terus berusaha untuk mencari
nafkah
Untuk mencukupi kebutuhan kami sekeluarga
Walaupun engkau terkadang kasar dengan kami
Tetapi kami menyadari
Itu semua engkau lakukan demi kebaikan kami
Agar menjadi anak yang berbakti

Terima kasih Ayah. Kami rindu akan nasehat mu


Saat kami ada di tanah rantau yang jauh darimu ayah dan ibu
Hanya satu impian kami dan terus berharap
Agar kita semua bisa berkumpul kembali

114
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PERJUANGAN UNTUK AYAH DAN IBU


Hamimmah

Ayah ibu
Tau kah engkau di sini aku berusaha
Untuk memberikan kebahagiaan yang sejahtera
Agar engkau bisa menikmati hari tua
Tak perlu lagi mencari biaya

Ayah ibu
Perjuangan ku hanya untuk kalian bangga
Agar aku bisa melihat senyuman dengan luluasa
Tidak ada lagi air mata yang tersisa
Berbahagilah dan nikmatilah hari tua

Ayah ibu
Air mata menjadi bukti
Perjuangan ini tak akan berhenti
Demi melihat kebahagiaan yang hakiki
Membuat ku semangat menjalani hari

Ayah ibu
Lihatlah perjuangan ku
Aku berjuang hanya untukmu
Namun itu semua tak bisa membalas kasih mu
Maafkan anak mu ini yang selalu menyusakan mu

115
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ayah ibu
Perjuangan ku ini tak akan berhenti
Walau aku harus mati
Untuk membalas semua impian yang pasti
Semoga ayah dan ibu selalu bahagia sepanjang hari

Malang 15 November 2018

116
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SURGA KU
Devi Afriani

Segelintir senyum terlukis


Bak pelangi indah seusai hujan
Diatas langit penuh cinta
Damai dalam dekapan

Ibu,
Surgaku teramat dekat
Dalam dirimu ku temui tenang
Denganmu ku merasa aman

Tak perlu menyusuri jalan


Tertatih dalam sisa kekuatan
Tak perlu mengejar terlalu jauh
Berkali-kali ku terjatuh

Surgaku ada disini


Didepan mataku
Berada teramat dekat di nadiku
Menjelma kan dirimu
Cirebon, 17 November 2018

117
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PESAN UNTUK IBU


Tfa Clavier

Aku hanyalah seonggok daging yang terlahir tanpa


diharapkan
Aku lahir tanpa ada kasih yang tercurahkan
Suaraku menjerit dimalam hari, tapi tak kau hiraukan diriku
Tidak adakah kasih yang kau miliki untukku?
Lalu, untuk apa kau lahirkan diriku jika aku hanya akan
dibuang?

Bersama malam aku terlelap, ditemani sunyinya malam


Semilir angin bagaikan mendekap diriku
Hanya plastik yang membungkusku
Dan perlahan mengambil nafasku
Ibu, Ayah, aku tak akan pernah marah n kepada kalian
Akan kutunggu kalian disurgar-Nya nanti
Setelah kalian melewati panasnya api
Bandung, 17 november 2018

118
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

CINTA DARI PEMILIK CINTA


Mita Af

Duhai sang pemilik cinta


Diantara waktu sepertiga malam
Tak hentinya aku mensyukuri karuniamu
Kou berikan aku ayah dan ibu

Jika bukan karena cinta


Aku tak akan ada di dunia
Jika bukan karena cinta
Aku tak akan hidup bahagia bersamanya

Meskipun berjuta pilu yang dirasa


Meskipun berjuta dosa ku menyayat hatinya
Ayah dan ibu tetap rela menyayangiku
Ayah dan ibu tetap rela mencintaiku

Sungguh,
Demi bakti ku kepadanya
Bukan sekedar mendalam arti sebuah kata
Jika air matanya jatuh
Maka binasalah diriku yang durhaka

Duhai sang pemilik cinta


Di balik tetesan air mata

119
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Aku memohon padamu


Demi yang selalu memberiku cinta darimu
Sejatinya aku adalah anaknya
Ampunilah dosa ayah dan ibu
Jadikanlah setiap doaku sebagai kuncinya menuju surgamu

Di sudut kamar, 19 desember 2019

120
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

SEMOGA EMA PANJANG UMUR


Adah Dahlah

Bertambah satu tahun umur mu berkurang satu tahun umur


mu
Emak, keriput menjalar sepanjang tubuh mu
Aku tak dapat mengganti setiap kulit yang mulai kendor
Aku bukan tuhan
Ketika kou meminta ku tuk menikah aku tahu,
Emak, kou sudah mulai lelah

Kaki lebar itu kini mulai tumbuh jamur


Aku tak dapat mengganti setiap kulit mu yang kendor
Aku bukan tuhan
Maaf jika selama ini membuatmu menangis darah
Aku salah
Emak,

Biarkan aku hidup dengan berkatmu


Aku ingin bahagia bukan dengan kepalsuan semata
Realita dunia yang kejam itu akan menerkamku perlahan
Emak, tolong
aku bukan tuhan
Ciracas, Jakarta Timur. 20/01/2019

121
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ayah
Mr One Ab

Ayah,
Aku hanya terdiam membisu
Di saat aku melihatmu terbujur kaku di hadapanku
Ketika tangan-tangan beranjak mengangkatmu

Pergi menuju tempat peristirahatan terakhirmu


Tempat yang abadi
Anakmu selalu berdoa ayah
semoga pintu-pintu surga terbuka luas untukmu

langit mendung di selimuti awan hitam


Dan menangis seakan ia ikut merasakan
Begitu sesaknya rumah yang akan kau tempati
Air mata menjadi penghias kesenduanku

Ayah,
Aku tidak akan pernah melupakan nasihatmu
Terimakasih ayah,
Aku akan sangat merindukanmu

Kini takan kudengar lagi ayah memanggil namaku


Senyum tulusmu takan pernah kulihat lagi
Di saat semua harus pergi mengikuti takdir Tuhan
Selamat jalan ayah,
Namamu akan tetap ada di dalam setiap doaku
122
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ibu
Karya: Mr One Ab

Kutitip rindu kepada angin


Kutitip salam rinduku kepada hujan
Kutitip cintaku kepada bintang
Namamu selalu ada dalam setiap doaku.

Langkah kaki perlahan terhenti


Dikala aku merindukanmu
Ibu,
Aku merindukan semua tentangmu.

Air mata ini tak pernah surut


Dikala aku mengingat kesalahanku terhadapmu
Ibu,
Masih adakah kesempatan itu untuk anakmu ini

Izinkan aku ibu,


Izinkan aku menebus segala dosaku terhadapmu
Izinkan aku membasuh luka dikakimu ibu
Izinkan aku memelukmu ibu,

Semoga Tuhan senantiasa menjaga ibu


Doa terbaik dari anakmu untukmu ibu

123
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

PROFIL PENANGGUNG JAWAB [PJ] EVENT

Mita Af adalah seorang mahasiswa kesehatan masyarakat


yang tinggal di Garut dan menyukai dunia sastra dengan
bergabung di Komunitas Pencinta Sastra.

Bagi penulis, cinta orangtua terhadap anaknya memang


sungguh luar biasa dan untuk membalasnya hanyalah dengan
mendoakannya agar bahagia dunia akhirat.

Untuk saat ini, penulis sedikit mengurangi kegiatan di dunia


sastra karena membagi waktu dengan kuliah dan mengajar di
sala satu PAUD Swasta. Namun begitu karyanya sudah
sering di bentuk dalam antoligi bersama dan masih sering
membuat note. Penulis bisa dihubungi melalui ig
mitaafauziah atau email;mitaafauziah14@gmail.com

Adah Dahlan Adalah seorang mahasiswa keguruan tingkat


akhir di sala satu UNIF di kota Bandung.

Mojang Bandung ini mulai terjun ke dunia kepenulisan


sejak setahun lalu, beberapa buku antologi puisi sudah

124
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

dikantongi nya. Bersama dengan pengalamannya menjadi


penulis , ia kini mulai menyukai dunia jurnalis.

Saat ini penulis sedang fokus dengan sekripi dan


persiapan S2 . Penulis bisa di hubungi lewat HP/WA;
083821168479 / IG; Adahdahlan, emai;
adahdahlan@gmail.com

125
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

BIODATA PARA PENULIS

Akhmad Asy’ari lahir di Sumenep, 28 Desember


1979, Alumni Pondok Pesantren Anuqayah Daerah Lubangsa
Guluk-Guluk Sumenep (1996-2007) tinggal di Jl. Toghur
Billah, Dusun Pondok Laok RT. 04 / RW. 2 Desa Batuputih
Kenek, Kec. Batuputih Kab. Sumenep Madura 69453. IG:
akhmad_asy’ari, FB: Akhmad Asy’ari, Surel:
mts.darululum17@yahoo.co.id, HP/WA : 08175249599.

Lina Triwahyuni, lahir 19 Agustus 1999 di Desa


Pasir Jaya, Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, Riau. Adalah
seorang mahasiswi keperawatan Universitas Riau yang kini
menempuh semester tiga. Gadis 19 tahun ini memiliki hobi
membaca dan menulis, ia kerap menghabiskan waktu dan
menyisikan waktunya untuk menulis karena baginya menulis
bukanlah sekedar hobi melainkan suatu kebiasaan penting
yang perlu ia kerjakan setiap hari. Media sosial yang dapat
dihubungi, No Hp/WA: 082268244427 dan Email:
linatriwahyuni99@gmail.com

Dewi Toman Friska Nadeak, S.Pd. lahir di Cakung


Jakarta Timur pada tanggal 23 November 1991. Penulis
adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Nadeak
dan Ibu Sianturi. Penulis menamatkan pendidikan di
Lampung, SDN 2 Ketapang pada 2003, SMPN 1 Ketapang
pada 2006, SMAN 2 Kalianda pada 2009, dan S1 Pendidikan
Kimia Universitas Lampung pada 2013. Prestasi penulis di
bidang kepenulisan adalah juara I lomba penciptaan dan
pembacaan prosa tingkat SMA di kabupaten Lampung Selatan
(2008), juara I penulisan cerpen “Hari Ibu” HIMASAKTA
126
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Unila (2012), pemenang penulisan cerpen sains


HIMASAKTA Unila (2012), 20 besar penulisan cerpen
HIMAKI Unila tingkat nasional, dan 4 besar penulisan cerita
“Hari Ayah” yang diadakan Vemale.com (2015).

Herwan Prabowo Eko Sunu, Lahir dan dibesarkan


di Kota Purwokerto, Alumni Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto, Universitas Majalengka jurusan Ilmu
Kependidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, anggota
Komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) Kota Cirebon, Jawa
Barat, anggota Komunitas Bisa Menulis Kota Cirebon, Jawa
Barat, anggota Komunitas Tanya Jawab Kepenulisan dibawah
asuhan Bapak Isa Alamsyah (suami Bunda Asma Nadia),
karyanya dimuat pada buku antologi puisi Pertemuan
Sasterawan Nusantara Ke-19 Kerajaan Negeri Sabah Merekat
Retak Cermin Nusantara Bersama Gapena Badan Bahasa Dan
Sastera Sabah Dan Dbp Di Semporna, Sabah, Malasyia. Email
: herwanprabowo@gmail.com,

Fauzul Iksan lahir di ujung barat Indonesia. Penulis


adalah seorang santri yanng mencintai dunia kepenulisan dan
telah menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Pemburu
Semangat Baru”. Penulis dapat dihubungi melalui email:
fauzulingatrabb11@gmail.com

Chyntia Silvi Yanti Hasan, lahir di Jakarta pada


tahun 2000. Penulis buku Return dan memiliki hak paten dari
penelitian daya rekat kaki cicak yang sudah dipublikasikan di
Los Angeles, California. Sekarang ia masih menempuh
pendidikan sebagai Mahasiswi Kedokteran Hewan di Malang.

127
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Dapat dihubungi melalui mourinbae17@gmail.com, atau


Instagram: @mourin_bae

Damay Ar-Rahman adalah nama pena dari


Damayanti. Lahir di Medan 1997. Penulis gemar membaca
novel, Cerpen, dan Puisi, sehingga tertarik pada dunia fiksi
dengan menulis. Penulis telah menerbitkan empat buah buku,
di antaranya Aksara Kerinduan 2017 dan Bulan di Mata
Airin 2018. Beberapa karyanya juga termasuk dalam puluhan
antologi bersama baik Cerpen, Puisi, dan esai.

Nevia Ika Utami, lahir di Lamongan, 12 Desember


1998. Saya tinggal di desa Blimbing Paciran Lamongan. Saat
ini, Saya sedang melanjutkan studi saya di STIQSI (Sekolah
Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al- Ishlah) jurusan ilmu
tafsir Al- qur’an. Sangat mencintai dunia literasi dan ingin
mengembangkan bakat dalam bidang ini. Akun Fb Nevia Nep,
e- mail neviaika50@gmail.com, No.Hp 082297656157.

Muhammad Ulil Absor alamat rumah RT 23 RW 08


Ds.Gembleb Kec.Pogalan Kab.Trenggalek. Puisi ini melatar
belakangi ungkapan seoarang santri untuk menyambut
perubahan dengan menyadari apa yang ia rasakan saat ini
dengan bantalan kepayahan sang orang tua

Zahrotul Mahmudah. Sering dipanggil dengan


sebutan Zahrotul. Saya lair di Temangggung salah satu
kabupaten di Jawa Tengah pada tanggal 16 Juni 2003. Saya
tinggal dengan orang tua saya di Desa Tening Kecamatan
Wonoboyo. Di lingkungan yang masih asri dikelilingi
beberapa pegunugan dan dihiasi pemandangan gunung
Sumbing dan Sindoro ini, saya mudah mendapatkan ide dan
128
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

inspirasi dalam puisi ini. Saat ini saya kelas tiga di SMPN 1
Candiroto. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Kegemaran
saya adalah membaca novel, menyanyi, memasak, dan
menulis karya sastra adalah hobi saya akhir-akhir ini. Saya
sering membuat puisi untuk mengungkapkan perasaan saya.

Neni Suryati, dilahirkan dari keluarga sederhana dua


puluh tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 02 Juni 1998, di
Kota Bandung. Sejak kecil saya sudah senang membaca dan
menulis walaupun belum mempelajari teknik kepenulisan
secara khusus. Dulu, karena keterbatasan materi saya tidak
pernah bisa membeli buku. Saya hanya membaca majalah,
koran atau buku-buku cerita bekas pemberian tetangga. Saya
juga sangat senang berimajinasi, menciptakan cerita-cerita
buah pikiran sendiri, dan menikmatinya sendiri, walaupun
pada saat itu belum bisa menuangkan semuanya dalam bentuk
tulisan. Saya mulai menulis saat duduk di bangku sekolah
dasar, dimulai dengan menulis puisi-puisi sederhana sebagai
tugas Bahasa Indonesia.

Dita Havinamega. Saya seorang mahasiswa di salah


satu perguruan tinggi di Semarang, Jawa Tengah. Saya
bukanlah seorang yang pandai merangkai kata-kata. Tetapi
karena saya ingin mencoba berlatih merangkai kata, jadi apa
salahnya jika saya mengikuti event ini. So, jangan takut untuk
berkarya yaa. Orang awam yang mulanya tidak tahu apapun
jika dia mau berusaha tahu, pasti akhirnya dia akan mendapat
jalan keluarnya untuk dapat tahu. Jangan takut untuk salah
karena setiap orang memiliki kesempatan untuk bersalah dan
melakukan kesalahan.

129
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ayu Sri Mulyani lahir di Depok 4 Januari 2005. Sejak kecil


ia sangat menyukai puisi dan cerpen. Saat usianya 12 tahun ia
pindah ke Medan mengikuti jejak orang tuanya dan
bersekolah di SMP Negeri 1 Labuhan Deli. Jika ingin
mengenalnya lebih dekat lagi add facebooknya Ayu Sri
Mulyani atau kirim email melalui ayuke.pret@gmail.com
Jangan lupa follow ig nya, yuchan04_.

Nama saya Rachmat Priyanto. Alamat Rumah saya:


Komplek Griya Bukit Perdana, jalan Bhinneka, blok D nomor
3-4, Depok dua timur.Alamat email saya adalah
rachmadpriyanto92@gmail,com. Nomor WA saya
082125650605.

Sang kreator bernama Arizza Nanda Fadhilla


lengking tangisannya pertamakali di dengar di Kota Wisata
Batu pada tangal 08 Maret 1998. Alumnus SMAI Hasyim
Asy’ari di tahun 2016, sekarang hati dan fikirannya sedang
tersesat di Kota Pahlawan, mencari bekal untuk siap
menantang kejamnya masa depan. Punya hobi bernyanyi
bermain musik dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
musik. Cita citanya sangat tinggi, dia ingin menerbitkan
sebuah catatan rindu di kemas syahdu dengan desahan ayat
ayat penenang qolbu. Penulis bisa di hubungi via Email
nandaarizza11@gmail.com atau facebook Nanda Yohanes

Ika Nur Aqilah dengan nama pena G Kailo.


Kelahiran Jakarta, 17 Mei 2000. Tinggal di Bogor, namun
sekarang saya sedang menetap di Jakarta untuk menjalani
perkuliahan di USAKTI. Saya menyukai hal yang berbau seni,
seperti menggambar dan menulis. Apa menulis juga seni?
Tentu saja! Karena menulis memerlukan imajinasi luas yang
130
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

tak terbatas, menulis juga memerlukan beragam kata yang


indah dan dapat digemari pembaca. Sempat saya berniat untuk
membuat webtoon karena kedua hobi saya -Menggambar dan
menulis- Namun, saya urungkan. Karena, saya ingin
meningkatkan kemampuan saya terlebih dahulu. Apakah saya
salah? Kuharap tidak. Tapi saya tetap mencoba meningkatkan
kemampuan saya ini.

Elkhiyami mengajar kimia di SMAN 2 Pariaman ,


puisi ini dibuat karena kedua orang tua meninggalkan dunia
yang fana, dengan cara tragedi yang membuat diri ini tidak
akan pernah melupakannya. Ayah meninggal karena
tabrakan dengan kereta api, yang sebelumnya kereta api tidak
aktif, dihari pertama aktif ayah tabrakan. Waktu kejadian
penulis sebagai pelajar, masih membutuhkan bimbingan dan
arahan dari ayah. Ibu meninggal juga tidak wajar seseorang
telah melakukan kekejian hingga menghilangkan nyawa
ibu,seolah-olah nyawa bagi pelaku tidak berarti, setelah
kejadian ibu kami semuanya hati –hati dan selalu mencurigai
seseorang yang baru dikenal, saat kejadian ibu sedang sholat
dhuha. Semoga ayah ibu masuk sorga jannah...Aamiin

Erlita Nabilla Khoirunnisa. Alamat : Sugio-


Lamongan. No. Telp/wa: 081350277224. Instagram :
@erlitaank. Facebook : erlita nabilla. Terimakasih Bisa Nulis
Bareng, karena telah mengadakan lomba yang sangat
membantu dan bermanfaat ini.

Maulina Hesti Ramadhansari. Aku sering dipanggil


Hesti. Umurku sekarang 20 tahun, mau menginjak ke 21
tahun. Sekarang menjadi mahasiswa aktif di IAIN Ponorogo

131
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

semester lima ini. Aku suka menulis, ini salah satu hobiku
ketika semua yang terungkapkan dalam hati tak kunjung
tersampaikan. Belajar menulis sangatlah asyik, mengolah
suatu ungkapan perasaan yang menjadi kata-kata indah. Jadi
jangan berhenti untuk menulis, bagi yang suka untuk menulis
dan juga untuk yang belum suka menulis belajar terus agar
bisa merasakan indahnya menulis kata. Kaena dalam prosa
terbentuk berbagai rasa.

Irfan Kaizan. Lahir di Sumenep, 21 tahun silam.


Tepatnya 21 Oktober1997. Saat ini saya kuliah di Bina Sarana
Infomatika (BSI) Jakarta. Mengambil study Broadcasting.
Sejak kecil saya sudah tertarik terhadap karya sastra. Hingga
sampai saat ini, saya tetap mengagumi sajak-sajak puisi yang
di bacakanoleh orang lain ataupun yang saya baca sendiri.
Kadang jika ada waktu senggang, saya selalu menyempatkan
membaca karya sastra dari berbagai seniman. Bagiku itu
adalah hiburan tersendiri. Saya terbilang baru Dalam dunia
kepenulisan puisi. Meskipun begitu, karya saya sempat di
muat dalam antologi puisi bertema Hari raya. Di lain
kesempatan, Puisi saya juga pernah masuk 12 besar dalam
lomba cipta puisi yang di adakan FAMI (forum Aktif menulis
Indonesia). Meskipun tidak mendapuk juara, tapi saya tetap
bangga,dalam permulaan, ini adalah prestasi.

Ilma Fatimah Anzaro, berkelahiran di kota


Lamongan, tepatnya di Babat. Anak terakhir dari 7 bersaudara
yang selalu akur tak pernah bertengkar. Untuk saat ini, Ilma
sedang berjuang untuk di hari kemenangan pada bulan
Januari, hari paling bersejarah. Ilma juga mencoba
meluangkan waktu untuk mengikuti lomba puisi yang

132
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

diselenggarakan sebelumnya di media sosial selagi senggang


dan tak mengganggu dengan kegiatan yang lain. Disini,
menginginkan untuk menjadi seorang pribadi yang tangguh,
sabar, ikhlas, dan tabah menghadapi semua yang terjadi di
kehidupan Ilma. Kutipan favorit sangat mengena dari Yun
Dong.ju “Aku tahu, penyair ialah takdir yang menyedihkan,
tapi biarlah aku tulis puisi!”

Nor Aini. Lahir di Sumenep, 22 Juli 2000. Saat ini


masih berstatus sebagai pelajar SMA di Man Sumenep dan
menduduki bangku kelas 3. Memulai karir di bidang
kepenulisan saat masih menduduki bangku SMPN 1 Manding
kelas 1. Saat ini berdomisili di desa Mantajun Dasuk
Sumenep, Madura. Email//anur36915@gmail.com dan no.
Handphone 082332948913

Jemmy Saifandi lahir di Kualasimpang, Aceh


tamiang, NAD pada tanggal 01 Mei 1996, penulis merupakan
anak ke dua dari empat bersaudara, penulis sedang menjalani
studi di universitas Malikussaleh jurusan ilmu hukum.

Hamlatul Hasanah, mahasiswa semester 1


Pascasarjana di UIN Malang. Sejak tahun 2016 lalu saat
kuliah di INSTIK Annuqayah Sumenep Madura penulis
bergelut didunia cipta puisi hingga pada akhirnya dipercaya
menjadi salah satu penyair nasional di berbagai lomba cipta
puisi tingkat nasional, baik yang diselenggarakan penerbit
ataupun komunitas menulis dan lainnya. Puisi baginya adalah
ungkapan hati yang mungkin tak bisa diungkapkan pada orang
didepan mata melainkan kepada tinta atau pada pada sang
pencipta hingga kadang tak mampu berkata apa-apa dan
mungkin air mata adalah wakil dari segalanya.
133
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Ahmad Nur Fauzi, Lahir di Jakarta, 12 November


1998. Tempat tinggal di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sedang menjalankan kuliah di Universitas Prof.Dr. Hamka,
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP),
dalam Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
semester 3. Pernah belajar di SMA 97 Jakarta. Tergabung
dalam Bengkel Menulis Puisi dan Komunitas Van Der Wijck.

Ro’uf Muhammad. Lahir pada 23 Oktober 1992,


kecil dan besar di tempat kelahiran. Dibesarkan oleh orang tua
sederhana dan hidup sederhana. Untuk mengenal lebih lanjut
bisa follow akun FB: Rouf Muhammad/ email ke:
muhammadrouf60@gmail.com

Ahmad Syafii, lahir di Panaikang Kab Banateng pada


tanggal 24 November 1995. Penulis merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara pasangan suami istri, Baddu Amin Dg.
Situju dan Sitti Nurliah Dg. Caya. Sekarang Penulis sudah
mempunyai istri bernama Maria Ulviani S.Pd, M.Pd dan Anak
Muhammad Hafidz Dhiaurrahman, Mertua saya bernama H.
Muh Tanhar dan Hamsina, mereka sang motivator hidup saya.

Meinita Hermawati lahir di Pemalang, 20 Mei 1995.


Penulis bisa dihubungi melalui email: meinitaher@gmail.com
Sinta Nurya akrab lahir di Madiun bulan November.
Menempuh S1 di IAIN Ponorogo jurusan Ilmu perguruan
Ilmu Pengetahuan Alam. Hobinya menulis cerita. Sosial
media yang dapat dihubungi Fb: Sinta Nurya, IG:
sinta_nur10. No wa : 085707559961. Motto penulis dalam
menulis adalah berani mencoba, berani gagal, berani bangkit.

134
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Nandri Kanisius Manihuruk, lahir di Tegal,25


Desember 1996. Penulis bersatus sebagai mahasiswa. Penulis
dapat dihubungi melalui email: nandrikanisius@gmail.com

Salma Izza Zidni berdomisili di Desa Wonoketingan


Rt: 04 Rw: 08 Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak
Jawa Tengah salah satu mahasiswi dari Universitas
Darussalam yang berada di Jawa Timur.

Penulis adalah seorang gadis berusia sembilan belas


tahun. Bersetatus sebagai anak rantau yang kini jauh dari
orang tuanya sedari lulus Aliyah, bercita-cita menjadi
psikolog dan penulis ternama. Lely, begitu orang
memanggilnya, lengkapnya Siti Nurlaily. Asalnya asli dari
tanah Jawa yakni Cirebon. Saat ini penulis tinggal di sebuah
kota Tangerang Selatan, lengkapnya Jl. Permata I Villa
Mutiara Rt/Rw. 005/004 Kel. Sawah Baru Kec. Ciputat Kab.
Tangerang Selatan Prov. Banten. Apabila ingin
menghubunginya bisa melalui akun email :
lailyibrahimma02@gmail.com. Save your all sadness tell me
next after your success.

Elok Rahmawati lahir di Kediri 4 Mei 1982. Penulis


menyelesaikan pendidikan terakhir S-I di fakultas Ekonomi
Manajemen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.

Anisatul Faizah kelahiran 1999 di desa Brondong


kabupaten Purworejo, sekarang penulis kuliah di IAIN
Salatiga jurusan Tadris Matematika.

135
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Dimas putra, penulis bisa dihubungi melalui no wa


: 082364516871

Angga Saputra lahir di Brebes, 22 Oktober 2000.


Penulis masih duduk di bangku sekolah SMA N 1 Sirampog.
Penulis bisa dihubungi melalui No.hp : 082329558638

Fatmah Afifah, adalah gadis kelahiran Cilacap, 13


September 2001. Hobinya menyanyi kapan saja dan dimana
saja. Impiannya sangat sederhana, menjadi sosok yang
bermanfaat dan menginspirasi untuk orang lain.

S.Muchlisin lahir di Kota Palembang, 23 tahun silam.


Memulai hobinya menulis sejak lulus SMA dan mulai aktif
mengikuti event beberapa tahun belakangan ini. Ia berharap
karya-karyanya dapat bermanfaat bagi setiap pembaca di
semua kalangan. Tak hanya melalui nomor telepon/WA
081278982895, ia juga bisa di hubungi melalui email :
alkapso.trimbass@gmail.com.

Tutik adalah pencinta aksara yang mempunyai tujuan


meningkatkan minat pembaca, penulis aktif di UKM (unit
kegiatan mahasiwa) SKIM (STUTDY KARYA ILMIAH
MAHASISWA), akun ig @tutik3915

Zhyda Iffahmerupakan nama pena dari Zahrotul


Muzdalifah. lahir di Mojokerto, 3 Mei 1996. Menyukai karya
sastra sejak nyantri di PP. Al-Multazam Mojokerto dibawah
asuhan KH. Makinuddin Qomari Hasyim. Puisi baginya
adalah aktualisasi bahasa kalbu. Dan sastra merupakan nutrisi
jiwa.Penulis merupakan lulusan jurusan Sastra Arab tahun
2018, Universitas Negeri Malang (UM). Semasa menjadi

136
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

mahasiswi penulis aktif dalam organisasi kepengurusan


UKM Alquran Study Club UM. Selain itu penulis juga aktif
dalam pembinaan fahmul Qur’an UM dan musabaqah fahmil
Qur’an (MFQ) baik tingkat kota, provinsi, maupun tingkat
Nasional. Saat ini, Penulis mengabdi diri menjadi
murabbiyyah di ma’had Al-Qalam MAN 2 Kota Malang.

Ayu Hasmayanti.penulis masih duduk di bangku


SMP kelas 9.

Kamilah Birimbiki, biasa dipanggil Birbik. Penulis


adalah wanita berdarah Madura asli yang lahir di Sumenep
pada tanggal 24 Maret 1997 dan merupakan anak pertama dari
lima bersaudara.

Dilla Hardina Agustiani. Perempuan yang menyukai


dunia literasi sejak duduk si bangku SMP, Namun baru serius
mengembangkan minat dan hobinya pada waktu kuliah.
Menulis dan membaca sudah menjadi candu baginya. Saat ini
ia sedang berproses di Kampus Dakwah dan Peradaban IAIN
Tulungagung. Jatuh cinta dengan aroma buku dan hujan.
Kamu bisa menghubunginya melalui ig : @hardina08 , fb :
dilla hardina.

Nurhalimah, kelahiran Lumajang 31 Mei 1998. Kini


ia masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa UIN Sunan
Ampel Surabaya. Sudah menyukai puisi semenjak sekolah
menengah pertama. Beberapa karyanya pernah terpilih
diberbagai perlombaan dan dibeberapa buku antologi. Bisa
dihubungi di e-mail: halimahnur504@gmail.com, blog:
nurhalimah1998.blogspot.com, fb: Nurhalimah Z, twit:
@halimahnur31, dan 0822-2907-983.

137
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Mubayyamah lahir di Pamekasan tanggal 10 juli


1999 sekarang menempuh pendidikan SI di IAIN MADURA
no wa. 083852453734 no kontak 085330688596.

Lisa Silfidani, bernama pena pelangi senja sosok


anak yang tinggal di pedalaman desa jauh dari kota. Motivasi
untuk ikut event puisi ini adalah orang tua saya terutama ibu
saya. Jika saya menang akan saya persembahkan kemenangan
ini untuk ulang tahun beliau.

Ushwatun Khasanah adalah seorang gadis yang


terlahir di Lamongan, 13 Oktober 2018. Gadis ini mencintai
literasi sejak 2017 dan bergabung digrub menulis yang berada
disekitarnya yaitu komunitas belajar menulis (KBM) pada
tahun 2018. Sampai saat ini karyanya sudah dibukukan yakni
antologi buku "Karyane Cah Ndeso," antologi puisi
"Pertemuan'' yang diadakan oleh Jendela Sastra Indonesia dan
antologi puisi solo "Aksara Gadis Pengembara" yang terbit di
J-MAESTRO. Penulis bisa dihubungi fb: Ushwatun
Khasanah, email: khasanahushwatun@gmail.com dan no. Hp:
085608120282.

Rahma Dianti Wulandari, usia 17 tahun, pelajar


kelas 12 SMA di sebuah SMA Negeri di Kota Kediri. Hobi
membaca novel, menulis puisi dan cerpen. Untuk bisa
bercengkerama lebih jauh dengan saya, add facebook saya di
Rahma Dianti, atau WA di 082132356024.

Bayu Adittria Mahendra. Seorang penulis pemula


yang mencoba merangkai aksara dilahirkan di Jember, 23
Maret 2000. Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya

138
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Universitas Udayana. Bertempat tinggal di Jln. Bedugul


Denpasar Bali. Berstatus sebagai mahasiswa aktif.

Fiosha Dwita Permadi, biasa dipanggil Fiosha. Lahir


di kota paling timur Pulau Jawa, yaitu Banyuwangi pada
tanggal 23 Maret 2000. Bertempat tinggal saat ini di Jln.
Tukad Banyusari No. 18 Gang XI Ds. Panjer Kec Denpasar
Selatan, Denpasar Bali. Saat ini tengah menyandang status
sebagai mahasiswa baru di Universitas Udayana Bali Fakultas
Ilmu Budaya, program studi Sastra Indonesia. Masih baru
dalam mempelajari dunia sastra.

Thayyibi Sapora. Penulis Adalah Mahasiswa


Sekaligus Penerima Beasiswa Unggulan di Kampus STEbank
Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Jakarta. Penulis bisa dihubungi
melalui Thoyyibi97@gmail.com.

Widiyanti, adalah seorang gadis yang tinggal di


kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Lahir dan dibesarkan di
keluarga yang sederhana. Salah satu keinginannya adalah
menjadi seorang penulis yang bisa mengutarakan tulisannya
kepada semua orang.

Juprianto/Jupri_rokan lahir di bagan laguh 1


januari 1987 sekarang mengabdi sebagai pendidik di SMAN2
Ujungbatu Rokanhulu-Riau.

Nuriyah Rahmawati. Lahir di Mojokerto pada


tanggal 13 April 2001. Ia kini duduk di kelas dua belas MA
Darul Hikmah Mojokerto. Ia tinggal di Dsn. Kedungbendo,
Gemekan, Sooko, Mojokerto. Kesenangannya dalam menulis
membuatnya berhasil menerbitkan buku pada tahun 2018 ini.

139
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Muhammad Permadi. Lahir di Pati, 08 Agustus


1999. Sekarang menuntut ilmu di IAIN Surakarta. Email :
mohammadpermadisholeh@gmail.com. Aktif sebagai
mahasiswa IAIN Surakarta, jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

St.Jauharoh. Penulis adalah gadis kelahiran Cilacap,


08 Mei 1996. Sekarang sedang bingung menentukan judul
skripsi yang akan dipilihnya karena terlalu banyak pilihan.
Semoga segera dimantapkan. Mulai tertarik dengan dunia
tulis-menulis sejak semester tiga dan mulai aktif menulis
semester tujuh. Penikmat senja, hujan dan petang. Memiliki
ambisi menklukan gunung meski baru pegunungan Andong,
Magelang yang baru berhasil ia daki.

Sarirotul ‘Ishmah. Anak pertama dari dua


bersaudara yang sekarang tengah menempuh tahun
terakhirnya di SMA Muhammadiyah 3 Bancar. Terkonfirmasi
asli orang Tuban sejak dilahirkannya pada 14 November
2000. “Menulislah, mulut tak selalu pintar menjelaskan”.
Kontak penulis: Ish/Glows (fb), Moon.moonii (ig),
sariishmah12@gmail.com (e-mail).

Titik Anggara mahasiswa UIN RadenIntan


Lampung. Penulis bisa dihubungi melalui
titikanggara19@gmail.com

Hafidatul Faisyah, penyuka puisi dari pulau garam


Madura. Mencoba mengikuti beberapa sayembara untuk
menyalurkan bakat dan hobinya. Kritik dan saran bisa
disampaikan lewat Wa: 087750578085 atau E-mail: Hveedha
Vayzaa@gmail.com
140
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Dwi Dian Wigatikerap dikenal dengan Dian, lahir di


Malang, Jawa Timur, 18 Agustus 1998. Sekarang, menempuh
studi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI). Bertempat tinggal di Pondok Pesantren
Sabilurrosyad, Malang.

Jauharotul Lailiyah, lahir pada tanggal 28 Febuari


1999 di Demak, Jawa Tengah. Motto yang selalu di pegang
adalah “MAN JADDA WA JADDA”. Penulis selalu berharap
bisa menjadi yang terbaik dari sebelumnya. Dan keinginan
penulis ingin menjadi penulis karena menulis adalah bekerja
untuk keabadian.Untuk menghubungi melalui akun sosmed
FB : Jauhar Allailiyah dan Instagram : @Allail_28299 atau
email : jauhar.allaili1234@gmail.com atau bisa contact
WA/Line : 083127365810

Rosa Fairuz Safira, Lahir di Gresik pada tanggal 28


Juni 2000. Memulai pendidikan di MI Islamiyah Sidayu,
kemudian melanjutkan di SMP Assa’adah, pada tahun 2018
menamatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Sidayu dengan
jurusan Ilmu Bahasa dan Budaya, dan sekarang berada di
Kota Kediri untuk melanjutkan pembelajaran di IAIN Kediri
dengan jurusan Psikologi Islam.

Sania Qurrotun Nada, lebih senang dipanggil Nada.


Lahir di Kudus, 14 November 2004. Penulis adalah gadis
pecinta warna abu-abu. Bermimpi menjadi makanan pokok
bagi dirinya. Impiannya banyak sekali diantaranya ingin
mempunyai perpustakaan pribadi, restoran, dan toko kue. Dia
ingin menjadi dokter yang hebat dan terkenal. Di sela-sela
kesibukannya bermimpi, dia suka membaca dan menulis.
141
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Dapat di hubungi via email nadiasania19@gmail.com dan


Instagram @sania_nada

Aris Setiyanto lahir dan tinggal di kota kecil namun


indah bernama Temanggung di Jawa Tengah. Ia menyukai
dunia literasi sejak idolanya, NabilaH Ratna Ayu Azalia,
menjadi duta literasi di tahun 2015 dan cerpen A Chiken's
Life adalah tulisan pertama. Ia sangat menyukai tokoh anime
Crayon Shinchan dan segala hal yang berbau Jepang, ia juga
sangat menyukai bahasa Sunda.

Diah Ayu Ningsih, lahir 19 tahun yang lalu di Musi


Rawas, pada tanggal 08 bulan Mei. Mahasiwi semester 5 di
Perguruan Tinggi Swasta di kota Padang. Domisili asli yaitu
di Jambi. Sangat menyukai dunia sastra dan selalu merasa
terjebak dalam jurusan perkuliahan yg membuat kepala terasa
nyut-nyutan. Doakan saja April 2020 nanti bisa
menyelesaikan gelar Sarjana Ekonominya. Aamiin. Alamat
IG: (hi.diahayu). Alamat Blognya bisa kunjungi di
www.diahayuningsih112.blogspot.com.

Nurmala Samin seorang penulis yang optimis untuk


mencantumkan kata yang retak dan patah. Cita-cita besarnya
mahu menjadi sumber inspirasi buat semua. Untuk
mengenalinya dengan lebih lanjut, boleh ikuti melalui
Facebook (Nurmala Samin) dan Instagram (nurmalasamin).

Nur Atiqoh Alwaliyah, Lahir di Tegal, 18 Mei 1999.


Sedang menyelesaikan studi S-1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir di
UIN Jakarta. Nama pen ku sang penatap dirgantara, dirgantara
adalah kiasan ketika hati sedang sedih atau marah, seketika

142
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

melihat dirgantara di angkasa hati akan tenang dengan


keelokannya.

Siti Nurlaita adalah seorang gadis berusia sembilan


belas tahun. Bersetatus sebagai anak rantau yang kini jauh
dari orang tuanya sedari lulus Aliyah, bercita-cita menjadi
psikolog dan penulis ternama. Lely, begitu orang
memanggilnya, lengkapnya Siti Nurlaily. Asalnya asli dari
tanah Jawa yakni Cirebon. Saat ini penulis tinggal di sebuah
kota Tangerang Selatan, lengkapnya Jl. Permata I Villa
Mutiara Rt/Rw. 005/004 Kel. Sawah Baru Kec. Ciputat Kab.
Tangerang Selatan Prov. Banten. Apabila ingin
menghubunginya bisa melalui akun email :
lailyibrahimma02@gmail.com. Save your all sadness tell me
next after your success.

Siti Khotimah, lahir di Aceh Singkil 23 september


1998. Penulis sekarang tinggal di Meulaboh, Aceh Barat
untuk melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi negeri
di Aceh Barat. No hp/wa 085270390771 dan email siti
khotimah8050@gmail.com.

Febri Kiswanto, seorang pemuda kelahiran Gading


Rejo, Lampung Selatan, Lampung, 20 Februari 1997. Menulis
adalah hobinya sejak ia kecil hingga sekarang. Saat ini, ia
sedang melanjutkan studi S1 nya disalah satu perguruan tinggi
di Lampung Utara, yaitu di Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kotabumi jurusan
Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

143
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Namaku Fatmasari, lebih senang menggunakan


nama fatmafama di medsos. Aku lahir pada tanggal 29
oktober 1999, Tuban, Jawa Timur,dan tinggal di Desa
Paseyan, Kec.Jatirogo, Kab.Tuban.

Ade Nurlita lahir di Grobogan, 15 Mei 2003. Alamat


di Dsn. Bandil, Ds. Plosoharjo, Kec. Toroh, Kab. Grobogan,
Prov. Jawa Tengah

Penulis adalah AsraYusti dengan nama lengkap


Asrawati, lahir di Bulukumba 01 April. Anak kedua dari dua
bersaudara. Merupakan lulusan Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin Makassar.

Siska Permata Sari, lahir pada tanggal 26 Desember


1999. merupakan salah satu mahasiswi aktif dari Universitas
Negeri Islam Raden Fatah Palembang, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Prodi Ekonomi Syariah semester satu.

Dela Srilestari dan biasa dipanggil Dela lahir ada


tanggal 8 April 2005 di kota terpencil Tana Toraja. Untuk
lebih mengenalku dekat, silahkan cek ig ku yang di
@delalestari0804, jangan lupa di follow, hehehe....

Khotimah, yang akrab dengan dipanggil khotie.


Lahir di Garut, 24 Juli 1998. Ia adalah alumni SMA Negeri 2
Garut, Garut. Saat ini, ia tercatat sebagai salah satu mahasiswi
disalah satu universitas di Karawang. Dapat dihubungi via
email : khotikarishma@gmail.com dan Facebook Khotie
Khan.

144
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

Pepi Anita, tempat tanggal lahir Muara Nilau 19


November 1998, Alamat sekarang Kemuning lama, Rt.03. Kel
Jogoboyo. Kec. Lubuklinggau Utara II. Kota Lubuklinggau.
Motto hidup pepata mengatakan “usaha tidak akan
menghianati hasi”. Seorang mahsiswa biasa Progeram Stadi :
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kampus tercinta
tempatnya “STKIP-PGRI Lubuklingau”. Akun sosmed fb
(Pepi Anita) WA. (085366104019) IG ( Pepi anita)

Roinah lahir di Bengkalis pada tahun 1985. Terlahir


dari orang tua yang bernama Sakimin dan Partiah.
Menyelesaikan Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Al-Kautsar Bengkalis pada tahun 2009 dan pada
tahun 2016 beliau menyelesaikan S2 di UIN Sultan Syarif
Kasim Riau. Setelah selesai kuliah Strata Satu, dia menjadi
tutor bimbingan belajar Bahasa Inggris. Di samping itu, dia
menjadi salah satu tenaga pengajar di STAI Al-Kutsar.
Menulis menjadi salah satu aktifitasnya walaupun masih
sangat baru mendalami dunia literasi, beliau aktif bergabung
dalam FB dosen menulis dan kegiatan-kegiatan penulisan
buku Antologi bersama teman-teman.

Nur Amim lahir pada tanggal 13 Desember 1988 di


Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Pendidikan Perguruan
Tinggi di STIAB (Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha)
SMARATUNGGA Ampel Boyolali Jawa Tengah
Hamimmah Zanubalahir di Selong (NTB),19 Juni
1998.Alamat sekarang :Jl.Jayawijaya No.8,Pisang Candi
Sukun Malang,65147.Saya sekarang Kuliah:Universitas
Merdeka Malang.Mengambil Jurusan:Administrasi Publik

145
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

baru Semester: III no wa penulis 085333505056, alamat Fb:


@Hamimmah Zanuba. alamat Line: @Zanuba19. alamat
Twitter: @Hamimmah_Zanuba. alamat Blog:
Hamimmah_Zanuba@blogspot.com alamat E-
Mail:hamimmah_zanuba@yahoo.com.

Devi Afriani. Biasa dipanggil Devi. Lahir di Cirebon


pada tanggal 02 April 1999.

TFA Clavier begitulah nama penanya. Gadis


kelahiran tahun 2000, dan menetap di kota kembang. Anak
pertama dari tiga bersaudara yang mempunyai hobi menulis,
namun tidak terlalu memfokuskan dirinya di dalam dunia
literasi, karena menganggap menulis hanyalah sebuah hobi
saja. Pernah berpikiran ingin menjadi jurnalis, namun
semuanya kandas karena suatu keisengan yang membuat
diriku harus mengabdikan diri menjadi seorang mahasiswa
administrasi negara, yang pada akhirnya berkutat di seputar
politik dan hukum di negeri yang pelik ini. Namun meskipun
begitu, aku masih menyempatkan diri untuk belajar menulis,
walaupun semuanya masih terasa jauh dari kata sempurna.

146
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

147
1001 Puisi untuk Ayah dan Ibu

148

Anda mungkin juga menyukai