Anda di halaman 1dari 16

1

MODUL BAHASA INDONESIA


(UNV111)

MODUL SESI 1
KETERAMPILAN MENULIS

DISUSUN OLEH
TIM DOSEN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
KETERAMPILAN MENULIS

A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian keterampilan menulis
2. Menjelaskan tujuan menulis
3. Menjelaskan manfaat menulis

B. Uraian dan Contoh


1. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berbahasa mencakupi empat aspek yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008:1). Kegiatan berbicara dan
mendengarkan (menyimak) merupakan komunikasi secara langsung,
sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak
langsung. Mendengar dan membaca merupakan penguasaan reseptif,
sedangkan berbicara dan menulis merupakan penguasaan produktif.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran disekolah banyak ditentukan oleh
keterampilan menulisnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis memiliki
kedudukan yang tinggi dibanding keterampilan berbahasa lainnya,
sehingga harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya di
sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1180)
keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas,
sedangkan menulis diartikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran atau
perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan diartikan sebagai kecakapan melakukan sesuatu dengan baik,
cermat, tepat, dan tepat.
3

2. Pengertian Menulis
Suparno (Kristiantari, 2004:99) mengungkapkan bahwa menulis
merupakan kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat bantu medianya. Sebagai suatu
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks
karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi
tujuannya serta menuangkannya dalam formulais ragam bahasa tulis dan
konversi penulisan lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Tarigan (2008: 3-
4) juga mengugkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
yaitu tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis,
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa
kata. Lebih lanjut Tarigan (2008: 22) juga menegaskan bahwa menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan grafik tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang definisi menulis
tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu cara manusia
dalam berkomunikasi selain mendengar, membaca, dan berbicara. Pesan
disampaikan dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang
dapat dipahami orang yangmembacanya, sehingga pesan tersebut dapat
tersampaikan.

3. Pengertian Keterampilan Menulis


Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan
pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006: 125),
keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.
Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4

bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.


Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159),
keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran,
gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan
keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.
Menurut Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka
dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (dalam Haryadi dan
Zamzani, 1996: 77), keterampilan menulis karangan atau mengarang
adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat
yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pengertian menulis adalah kegiatan mengungkapkan ide atau
gagasan penulisan dengan menggunakan symbol bahasa tulis kepada pihak
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif.

4. Tujuan Menulis
Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang
akan ditulisnya. Rini Kristiantari (2004: 101) mengungkapkan bahwa
tujuan yang jelas akan membimbing seseorang dalam usahanya membuat
tulisan yang baik. Menulis untuk sekedar menyelesaikan tugas atau
memenuhi kewajiban tidak dapat dikatakan sebagai tujuan menulis yang
nyata. Sejalan dengan pendapat tersebut, Reinking (dalam Rini
Kristiantari, 2004: 101) mengungkapkan bahwa tujuan menulis secara
umum adalah menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan diri, dan
menghibur. Lebih lanjut Suparno dan Mohamad Yunus (2009: 3-7),
mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis adalah
menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu
tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5

pembaca mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan


membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang
dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai
sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

5. Manfaat Menulis
Fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan
para pelajar berpikir. Menulis juga dapat menolongsesorang berpikir kritis.
Menurut D’Angelo (dalam Tarigan, 2008: 23), situasi yang harus
diperhatikan dalam menulis adalah maksud dan tujuan sang penulis,
pembaca atau pemirsa, dan waktu atau kesempatan. Lebih lanjut Mohamad
Yunus dan Suparno (2009: 1-4) mengemukakan manfaat menulis adalah
sebagai berikut. 1) Meningkatkan kecerdasan, 2) Mengembangkan daya
inisiatif dan kreativitas, 3) Menumbuhkan keberanian, dan 4) Mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
C. Latihan

1. Sebutkan 4 aspek keterampilan berbahasa menurut Tarigan?

2. Jelaskan pengertian menulis menurut Suparno, dalam Kristiantari?

3. Jelaskanlah pengertian keterampilan menulis, menurut pendapat

kamu masing-masing?

4. Jelaskanlah tujuan menulis menurut Suparno dan Mohamad Yunus?

5. Sebutkanlah manfaat menulis?

D. Kunci Jawaban
1. Keterampilan berbahasa mencakupi empat aspek yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis.
2. Menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat bantu medianya. Sebagai
suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan
mengorganisasikan isi tujuannya serta menuangkannya dalam formulais
ragam bahasa tulis dan konversi penulisan lainnya.
3. Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.
Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
4. Tujuan yang ingin dicapai seorang penulis adalah menjadikan pembaca
ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang
diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca
mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan membuat
pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti
nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral,
nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
7

5. Manfaat menulis adalah sebagai berikut. a) Meningkatkan kecerdasan, b)


Mengembangkan daya inisiatif, dan kreativitas, c) Menumbuhkan
keberanian, dan d) Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8

HAL-HAL YANG HARUS DIKUASAI


DALAM KETERAMPILAN MENULIS

A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tahap-tahap menulis

2. Menjelaskan kiat-kiat menulis efektif

3. Menjelaskan faktor-faktor penghambat keterampilan menulis

4. Menjelaskan jenis-jenis tulisan

B. Uraian dan Contoh


1. Tahap-Tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan
yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat
sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan
sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung. Sebuah
sistem kerja yang kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara
sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di
dalam prosesnya. Tahap-tahapan menulis menurut Semi (2007: 46) terbagi
menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap
penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009:11) tahap-tahap
menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c)
perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi. Dari pendapat
tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
a. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan
menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam
tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis.
Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan
pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9

b. Tahap Pembuatan
Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada
kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya
sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam
tulisan.
c. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang
atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung,
mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-
pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain
sebagainya. penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah
selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan.
d. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan
membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa
perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali
kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali
ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca,
dan kriteria penerbitan.
e. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis.
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui
berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi
majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan
berbagai pembaca.
2. Kiat-Kiat Menulis Efektif
Kemampuan menulis melibatkan beberapa kemampuan sekaligus. Kita
harus memiliki pengetahuan apa yang akan ditulis. Kita juga harus memiliki
pengetahuan bagaimana menulis. Pengetahuan pertama berkaitan dengan isi
tulisan, sedangkan yang kedua berkaitan dengan aspek kebahasaan dan teknik
penulisan. Proses awal berlatih menulis dapat dilakukan dengan
membebaskan kepada kaidah. Seorang penulis harus lebih mengutamakan
konsentrasi terhadap apa yang akan ditulis. Dengan demikian penulis akan

Universitas Esa Unggul


berlatih menyalurkan ide secara bebas tanpa dibebani oleh kaidah kebahasaa
http://esaunggul.ac.id
10

yang dapat menghambat proses penulisan. Proses berlatih menyalurkan ide


secara tertulis menjadi kunci utama. Hal ini, dapat membantu seseorang
untuk membiasakan diri menulis.
Penulis terbiasa mengeluarkan gagsannya kedalam bentuk tulisan,
setelah itu penulis diperkenalkan dengan kaidah kebahasaan. Gagasan yang
baik menjadi efektif bila disajikan dengan bahasa yang baik dan benar. Tentu
saja seorang penulis berkeinginan agar tulisan yang dihasilkannya itu efektif.
Untuk itu penulis perlu menguasai beberapa masalah kebahasaan yang
berhubungan dengan penulisan.
a. Pilihan kata;
b. Struktur kalimat;
1) Kesatuan dan kepaduan;
2) Kesejajaran;
3) Kehematan;
4) Kevariasian;
5) Keterpentingan;
c. Penerapan ejaan yang disempurnakan.

3. Faktor-Faktor Penghambat Katerampilan Menulis


Menurut Tarigan (1995: 3) sebagai berikut:
a. Sikap sebagian besar masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum
menggembirakan, mereka tidak merasa malu bila memakai bahasa
Indonesia itu secara salah.
b. Kesibukan guru bahasa Indonesia diluar jam kerjanya menyebabkan
mereka tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan
mengarang yang menarik dan efektif.
c. Sebagai akibat dari poin 2 maka metode dan teknik pengajaran
mengarang kurang bervariasi serta mungkin sekali hasil karangan siswa
yang ada pun tidak sempat di koreksi.
d. Bagi siswa sendiri pengajaran mengarang dirasakan sebagai beban belaka
dan kurang menarik.
e. Latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11

4. Jenis-Jenis Tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan
mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan.
Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat yaitu:
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie, 1990: 151), sedangkan
menurut Keraf (1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum,
berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi. Penjelasannya sebagai
berikut.
a. Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti
menggambarkan atau memerikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskrpsi
adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai
dengan citra penulisannya.
b. Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka, dapat
pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
c. Argumentasi (bahasan)
Tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan
ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau
menolak sesuatu pendapat, pendirian atau gagasan.
d. Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang
menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan
kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
e. Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain. Dalam persuasi
selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12

5. Contoh Keterampilan Menulis


Menulis Narasi Contoh 1
Bapak Pendidikan Nasional
Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa tokoh pelopor
pendidikan sejak zaman penjajahan Belanda. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara.
Perjuangan beliau saat zaman penjajahan Belanda adalah agar rakyat pribumi
dapat memperoleh hak pendidikan seperti hak para priyayi maupun orang-orang
Belanda. Perjuangannya inilah yang membuat beliau dinobatkan sebagai Bapak
Pendidikan Nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan
Nasional. Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta.
Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Di masa
mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial politik. Beliau selalu
memberikan sosialisasi dengan tujuan menggugah kesadaran masyarakat akan
pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa bernegara. Ki Hajar Dewantara
mulai aktif dalam pendidikan ketika beliau diasingkan di Belanda. Dalam masa
pengasingan, beliau belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh
gelas Europeesche Akte. Gelar ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau
kembali ke Indonesia dan berlatih menjadi guru. Langkah besar beliau adalah
ketika mendirikan sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli
1992. Banyak halangan dan rintangan yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda
terhadap beliau. Akan tetapi beliau tetap memperjuangkan pendidikan. Hingga
beliau menciptakan semboyan yang terkenal sampai sekarang. Tut Wuri
Handayani (di belakang memberi dorongan). Ing Madya Mangun Karsa (di
tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa). Ing Ngarsa Sungtulada (di
depan memberi teladan). Semboyan ini kemudian digunakan sebagai slogan
Kementerian Pendidikan Nasional.

Menulis Narasi Contoh 2


Berlibur ke Kebun Binatang
Akhirnya, hari ini tiba. Hari ini aku dan keluargaku akan pergi ke kebun
binatang Ragunan. Aku bangun pagi-pagi sekali, kemudian membantu ibu
mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa. Sebelum pergi, kami sarapan
terlebih dulu. Pukul 07.00 kami berangkat menuju kebun binatang Ragunan.
Kami pergi ke kebun binatang menaiki mobil ayahku. Ayah dan ibuku duduk di
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
13

depan, sedangkan aku dan kakakku duduk di belakang.

C. Latihan
1. Buatlah contoh tulisan deskripsi!
2. Buatlah contoh tulisan eksposisi!
3. Jelaskanlah faktor-faktor penghambat keterampilan menulis menurut Anda
sendiri!
4. Jelaskanlah tahap revisi, dalam tahap-tahap menulis!
5. Kenapa tulisan pada tahap-tahap menulis harus di publikasi?

D. Kunci Jawaban
1. Contoh tulisan deskripsi.
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa
Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama",
adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini
memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam
empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo
terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek
wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang
masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru.
Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai
dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia
mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan)
dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa
lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

2. Contoh tulisan eksposisi.


Ada dua macam tanaman mini, pertama adalah tanaman mini asli dan
tanaman mini tidak asli. Tanaman mini tidak asli ini, jika ditanam ditanah,
maka tanaman ini tidak bisa tumbuh besar, dan juga bila ditanamakan pada
sebuah pot, maka tumbuhan ini akan mengecil, sehingga indah untuk

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14

dipandang sebagai hiasan rumah. Tanaman ini contohnya


adalah chrysantium dan anthurium.
Kedua adalah tanaman mini yang asli, Jika tanaman ini dibiarkan
untuk tumbuh di tanah biasa, maka tanaman ini akan tumbuh normal dan
membesar seperti biasa. Tapi jika tanaman ini tumbuh dalam sebuah pot,
maka dia akan mengecil atau pertumbuhannya menjadi lambat. Contoh dari
tanaman ini adalah palem, beringin, udang, dan pohon asam.

3. Faktor penghambat keterampilan menulis adalah sebagai berikut:


a. Kurangnya tingkat pengetahuan dalam menulis, Ini sangat berpengaruh
pada tulisan anda, semakin banyak pengetahuan yang anda miliki maka
semakin banyak hal yang bisa anda tulis.
b. Kurangnya tingkat pengalaman, Ketika anda sudah memiliki pengetahuan
tidak ada gunanya jika anda tidak pernah memulai untuk menulis.
c. Kurangnya intelegensi, Setiap manusia ketika ia lahir dianugerahi
intelegensi yang berbeda satu sama lain. Intelegensi bisa mendukung anda
dalam melakukan penulisan karena harusnya semakin tinggi intelegensi
anda maka anda akan semakin sistematis dalam mengkomunikasikan
sesuatu lewat tulisan bahkan anda bisa membuat sebuah tulisan yang
singkat, padat, dan jelas.
d. Adanya sikap malu, Percuma intelegensi dan pengetahuan anda tinggi
namun anda malu memperlihatkan tulisan anda yang sebenarnya sudah
banyak anda hasilkan. Sekarang jaman sudah semakin maju, anda bisa
mempublikasikan tulisan anda di internet secara bebas seperti di
Kompasiana misalnya. Jadi anda tidak perlu takut jika tulisan anda ditolak
media cetak karena pengalaman menulis juga bisa anda dapatkan lewat
media online yang malah lebih bagus untuk menambah pengalaman.

4. Taap revisi adalah, suatu tahapan pascapenulisan dimana seseorang meneliti


ulang dan mengkaji secara lebih mendalam tentang tulisannya apakah ada
kesalahan atau tidak. Ketika mahasiswa merevisi, mereka meninjau teks-teks
mereka berdasarkan umpan balik yang diberikan dalam tahap menanggapi.
Mereka menguji kembali apa yang ditulis untuk melihat seberapa efektif

Universitas Esa Unggul


mereka telah berkomunikasi (menyampaikan pesan kepada pembaca).
http://esaunggul.ac.id
15

Merevisi tidak hanya memeriksa kesalahan bahasa (pengeditan). Hal ini


dilakukan untuk meningkatkan isi secara umum dan organisasi gagasan
sehingga maksud penulis dapat disampaikan ke pembaca.

5. Alasan tulisan harus dipublikasi adalah sebagai berikut.


a. Sarjana harus punya kemampuan menulis secara ilmiah. Apa saja yang ia
pelajari selama kuliah, termasuk bisa juga ringkasan skripsi.
b. Ketika seorang sarjana telah mahir menulis ilmiah, ke depannya
diharapkan tidak akan kesulitan ketika membuat karya ilmiah di jenjang
selanjutnya.
c. Aturan ini sengaja dibuat untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam
hal membuat karya ilmiah.
d. Bagi mahasiswa S-1, untuk lulus program Sarjana harus menghasilkan
makalah yang terbit pada jurnal ilmiah. Sementara, mahasiswa S-2
diharuskan menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional.

E. Kepustakaan
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE.

Rini, Kristiantari. (2004). Menulis Deskripsi dan Narasi. Sidoarjo: Media ilmu.

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


Bandung: Angkasa.

Yunus, Mohammad dan Suparno. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Universitas Terbuka.

https://edukasi.kompas.com/read/2012/02/03/15160740/Ini.Alasan.Mahasiswa.
Wajib.Publikasi.Makalah (diakses tanggal 15 Agustus 2020).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16

https://www.kompasiana.com/jkool/5500a282a333115d6f5119c0/menulis-itu-
susah-2-beberapa-faktor-pendukung-dalam-menulis (diakses tanggal 15
Agustus 2020).

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-karangan-narasi/ (diakses tanggal 15


Agustus 2020).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai