Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS

NEGERI JAKARTA

KETERAMPILAN
MENULIS
Mila Karmila (20231080016)
Nur Fatimah (20231080015)
Nofita Sari (20231080004)
Andi Zabitah Pebriani Hasmir (20231080005)
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Keterampilan menulis merupakan salah satu


Menulis keterampilan berbahasa yang paling tinggi
tingkatannya. Menulis adalah suatu proses
penuangan ide atau gagasan dalam bentuk
paparan bahasa tulis berupa rangkaian simbol-
simbol bahasa (huruf).

Nurhadi, 1995. Tata Bahasa Pendidikan. 343. 02


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Pada dasarnya, menulis merupakan suatu aspek


penting dalam keterampilan berbahasa, menulis
Menulis merupakan sebuah kegiatan pengekspresian diri
seorang penulis dalam sebuah karya tulisan
dengan tujuan untuk dibaca oleh pembacanya
ataupun menulis dengan tujuan untuk membuat
laporan suatu kegiatan.

Yunus, 2014. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 1 03


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan menulis adalah kemampuan


Keterampilan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis
Menulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran
tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca
dengan berhasil. Penulis biasanya lebih
memikirkan apa yang dikomunikasikan.

Bintaro, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 2 04


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Menulis merupakan aktivitas kognitif yang


Keterampilan kompleks, sebab pada waktu yang bersamaan
penulis harus mengatur sejumlah variabel. Variabel
Menulis dalam tingkat kalimat terdiri dari pengaturan isi,
susunan, struktur kalimat, kosa kata, tanda baca,
dan ejaan, sedangkan variabel di luar kalimat adalah
penyusunan dan penggabungan kalimat menjadi
sebuah paragaraf.

Bell dan aburnaby, 2019. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3 05


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Menulis merupakan kegiatan


Keterampilan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
Menulis subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskannya sehingga
pembaca dapat memahaminya dengan mudah
dan jelas.

Crimmon (Chatarina et al), 2014. Keterampilan Menulis


06
Bahasa Indonesia. 3
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Keterampilan menulis itu bukan hanya berupa


melahirkan pikiran atau perasaan saja,
Menulis melainkan juga merupakan peng- ungkapan
ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup
seseorang dalam bahasa tulis.

Rosmini Silaban, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3 07


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Keterampilan menulis merupakan suatu


Menulis kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan.
Menulis merupakan kegiatan
berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak orang lain.

Sumirah, 2009. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3 08


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Menulis merupakan suatu keterampilan

Keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara


tidak langsung dan tidak bertatap muka dengan orang
Menulis lain. Lebih lanjut Tarigan menjelaskan bahwa menulis
merupakan suatu proses menirukan, melukiskan
lambang-lambang grafis yang menggambarkan bahwa
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut.

Tarigan, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 4 09


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Keterampilan Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu


Menulis untuk mengekpresikan diri, memberikan
informasi kepada pembaca, mempersuasi
pembaca, dan untuk menghasilkan karya
tulis.

Lestari, 2009. Keterampilan Menulis Bahasa dan Sastra. 6 10


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Fungsi Keterampilan Menulis
1. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan
melalui misalnya surat atau buku harian.
2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
4. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
5. Fungsi heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi.
6. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.

Berbagai fungsi dan tujuan tersebut tidak selalu hadir sendiri-sendiri. Artinya, dalam suatu kegiatan
menulis dapat terkandung lebih dari satu fungsi. Sebagai contoh, ketika kita menulis sebuah artikel
tentang ”Pengaruh donor darah bagi pemeliharaan kesehatan pendonor”, maka tulisan tersebut akan
menjelaskan fungsi donor darah bagi si pendonor (fungsi informatif), pesan agar mendonorkan darah
secara rutin (fungsi instrumental), serta sikap dan pandangan positif penulis terhadap perilaku donor
darah (fungsi personal).
Yunus Mohammad, 2019. Hakikat 11
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Prinsip Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan urutan yang paling terakhir dalam proses belajar bahasa setelah
ketrampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Adapun di dalam keterampilan menulis, ada sepuluh prinsip
menulis yang dapat menunjang keberhasilan menulis, yaitu :
1. Kalimat rata-rata pendek
2. Pilih kata dan kalimat sederhana
3. Pilih kata-kata yang lazim
4. Hindari kata-kata yang tidak perlu
5. Beri kekuatan kata kerja
6. Gunakan gaya bertutur
7. Gunakan istilah yang biasa
8. Hubungkan dengan pengalaman pembaca
9. Gunakan sepenuhnya variasi
10. Menulislah untuk mengatakan, bukan untuk mempengaruhi.
11. Agar tujuan menulis dapat tercapai dengan baik selain harus memperhatikan sepuluh prinsip diatas,maka
harus diiringi latihan yang mewadai dan secara terus menerus.
Muchlisah, 2016. Pokok Bahasa Indonesia. 4 12
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Tujuan Keterampilan Menulis
Dalam menulis, tentu sang penulis memiliki berbagai tujuan yang berbeda. Tujuan tersebut ingin dicapai oleh
penulis melalui penggambaran lewat bahasa yang digunakannya. Berikut ini ada beberapa tujuan menulis,
yaitu:
1. Tujuan informasi atau penerangan
Pada majalah atau surat kabar, jenis tulisan yang bertujuan memberikan informasi sangat cocok untuk
digunakan.perhatikan sepuluh prinsip diatas,maka harus diiringi latihan yang mewadai dan secara terus
menerus.
2. Tujuan penugasan
Tulisan ini memang sengaja diperuntukkan untuk tugas-tugas yang diberikan oleh dosen atau pengajarnya.
Tulisan ini dapat berupa tulisan paragraf, karangan, esai, atau makalah.
3. Tujuan Estetis
Jenis tulisan yang mempunyai tujuan estetis biasanya dibuat dan dikarang oleh para sastrawan. Nilai estetis
atau keindahan tersebut memang mutlak diperlukan dalam tulisan yang bergenre sastra seperti novel,
cerpen, puisi, dan sajak.

Helaluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 18-20 13


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Tujuan Keterampilan Menulis
4. Tujuan Kreatif
Tulisan dengan tujuan ini tidak jauh berbeda dengan tujuan estetis. Tetapi ada hal yang
membedakannya yaitu pada pengembangan substansi tulisannya. Substansi tulisan jenis ini
berkaitan dengan alur cerita, penokohan, dan aspek lainnya. Tulisan kreatif memang lebih condong
ke tuisan sastra, baik prosa maupun puisi. Pada tulisan dengan tujuan ini penulis dituntut untuk
mengembangkan daya imajinasinya untuk menghasilkan karya-karya yang berbeda dan memiliki
cita rasa yang tinggi.

5. Tujuan Konsumtif
Di era kemajuan seperti sekarang ini, tulisan dengan tujuan konsumtif sangat banyak ditemukan.
Penulis maupun pengarang sudah tidak hanya berpikir pada tujuan eksistensi diri saja tetapi juga
beralih ke tujuan konsumtif. Hal ini ditunjang dengan semakin membaiknya minat dan keinginan
masyarakat dalam membaca.

Helaluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 18-20 14


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Tahapan Keterampilan Menulis
Dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikiran kita kedalam tulisan membutuhkan beberapa tahapan
yang perlu dilalui. Agar menghasilkan tulisan yang berkualitas baik maka penulis wajib mengikuti
tahapan-tahapan berikut.
1. Tahap awal (pramenulis)
Pada tahap awal ini, penulis harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai modal awal
dalam menulis. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan membaca, mengamati, berdiskusi,
menonton berita di TV, maupun dari sumber lainnya. Beberapa informasi tersebut diolah dan
disimpulkan dengan berbagai pertimbangan. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menentukan tema atau topiknya. Jika dirasa topiknya terlalu luas, maka tugas penulis selanjutnya adalah
menyempitkan dan membatasi ruang lingkupnya. Langkah selanjutnya harus dilakukan penulis adalah
menyusun kerangka tulisan. Penulis mengembangkan beberapa poin yang harus dikembangkan
berdasarkan topik yang diangkatnya. Setiap butir poin yang akan dibahas harus dilengkapi dengan data
yang relevan dan mendukung. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut mencakup level sosial, latar
belakang pendidikan, kemampuan, dan kebutuhan membaca.
Haeluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 20-22 15
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
Tahapan Keterampilan Menulis
2. Tahap menulis
Setelah data yang dikumpulkan dan disiapkan pada tahap awal, langkah berikutnya adalah
mengerjakan tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mengembangkan butir demi butir poin
yang ada dalam kerangka tulisan. Ada 3 bagian dalam sebuah tulisan, bagian awal, tengah, dan
akhir. Penulis harus mampu mengemas suatu tulisan ke dalam tiga bagian itu dengan sebaik-
baiknya. Dimulai dari pengenalan topik atau bahasan dengan berbagai pengantar yang mampu
mempengaruhi pembaca agar tertarik membaca ke bagian berikutnya. Pada bagian tengah atau
isi, penulis dituntut mampu memaparkan isi tulisan dengan baik dengan tetap menjaga keinginan
dan hasrat pembaca untuk menuntaskan membacanya. Selanjutnya, penulis harus mampu
memoles tulisan pada tahap akhir dengan semenarik mungkin sehingga pembaca akan terkesan
dengan tulisan yang dibacanya.

Haeluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 20-22 16


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
Tahapan Keterampilan Menulis
3. Tahap Pascamenulis
Pada tahap akhir ini penulis dituntut untuk memberikan finishing touch pada tulisannya. Pada
tahap ini penulis melakukan revisi dan penyuntingan secara seksama. Revisi tulisan dilakukan oleh
penulis yang berkaitan dengan konten atau isi tulisan. Pada kegiatan penyuntingan, penulis harus
melakukan perbaikan pada unsur mekanik tulisan, baik ejaan, diksi, struktur kalimat, gaya bahasa
dan lainnya.

4. Ada 3 tahapan dalam proses menulis yaitu tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap pasca-
penulisan.

Haeluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 20-22 17


UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Study Kasus Keterampilan Menulis


Permasalahan utama yang dialami siswa dalam menulis terutama teks deskripsi adalah
informasi objek yang akan ditulis, sehingga siswa kebingungan dalam menuliskan objek
dalam tulisan. Beliaupun menuturkan bahwa kurangnya pemanfaatan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar menjadi salah satu faktornya sehingga
membuat siswa bosan. Adapun proses belajar mengajar yang beliau lakukan adalah secara
konvensional, yaitu pemberian materi berdasarkan buku guru dan buku siswa melalui
ceramah dan dilanjutkan dengan pemberian tugas.

Nurrahmi Rasyida, 2020. Analisis Hasil Keterampilan Menulis Kritis Teks


18
Deskripsi Siswa Melalui Tayangan Video. 118
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Kesimpulan
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis
kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan.
Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal,
interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis. Sebagai salah satu aspek dari
keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks.
Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan
ide, pemikiran, pengetahuan, dan pengalaman secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam
ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik kerumitannya, menulis
menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu pengembangan daya inisiatif dan
kreativitas, kepercayaan diri dan keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan,
mengumpulkan, mengolah, dan menata informasi.

19
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA Kesimpulan

Sayangnya, tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena
orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu
sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya
guru, kurangnya model, pengalaman belajar yang kurang bermakna, dan kekeliruan dalam
belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan
orang untuk menulis. Dalam menulis atau mengarang, topik yang dipilih, sasaran, dan tujuan
penulisan sangat mempengaruhi bentuk tulisan yang dihasilkan. Secara umum, bentuk
karangan dapat diklasifikasikan atas karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah (termasuk
sastra) sastra. Perbedaan bentuk karangan itu dapat dilihat dari aspek sasaran, tujuan, isi,
bahasa, dan penyajian.

20
Daftar Pustaka
Bell dan Aburnaby, 2019. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3
Bintaro, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 2
Crimmon (Chatarina et al), 2014. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3
Haeluddin, 2020. Keterampilan Menulis Akademik. 18-22
Lestari, 2009. Keterampilan Menulis Bahasa dan Sastra. 6
Muchlisah, 2016. Pokok Bahasa Indonesia. 4
Nurhadi, 1995. Tata BNurrahmi Rasyida, 2020. Analisis Hasil Keterampilan Menulis
Kritis Teks Deskripsi Siswa Melalui Tayangan Video. 118ahasa Pendidikan. 343.
Rosmini Silaban, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3
Sumirah, 2009. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 3
Tarigan, 2017. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 4
Yunus, 2014. Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. 1
Yunus Mohammad, 2019. Hakikat. 21
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai