Disusun oleh:
Kelompok 10
Dosen Pengampu:
Padang, 27 Februari
2024
Pemakalah
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belankang
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif,
sejajar dengan keterampilan berbicara. Dua aspek keterampilan berbahasa lainya adalah
menyimak dan membaca yang bersifat reseptif. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan
datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif
ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada
hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut
memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang
berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang
berjenis non-ilmiah.
Dengan demikian dapat dikatakan menulis adalah sebuah proses kreatif untuk
mengeluarkan gagasan yang berbentuk bahasa tulis sebagai alat atau medianya untuk
berkomuniakasi.dengan demikian dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat
yaitu : (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan atau isi tulisan, (3) Saluran atau media
berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai penerima pesan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian menulis ?
2. Apa saja tahapan proses menulis?
3. Apa saja Langkah-langkah menulis?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penulis
2. Untuk mengetahui tahapan
3. Untuk mengetahui Langkah-langkah menulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian menulis
Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dan menulis permulaan, guru sering
dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan
bunyi huruf, suku kata, kalimat sederhana,maupun ketidakmampuan siswa memahami isi
bacaan.1“Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan
sebagai mediumnya.2 “Menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Tulisan
merupalan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dariproses
kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu
pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut
memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang
berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang
berjenis non ilmiah.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif, kompleks,
dan terpadu yang berupa pengungkapan dan yang diwujudkan secara tertulis. Menulis juga
merupakan keterampilan yang menuntut penulis untuk menguasai berbagai unsur di luar
kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan.Setiap penulis pasti
memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan,
atau menghibu pembaca.3
“Menurut Graves dalam yusuf (2008) seseorang enggan menulis karena tidak tahu
untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana
harus.
“Smith dalam yusuf (2008) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang
dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri”. Umumnya guru tidak
dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.Karena itu, untuk menutupi
keadaan yang sesuangguhnya muncullah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang
menulis dan pembelajarannya. Diantara mitos tersebut adalah
1. Menulis itu mudah Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal.
Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan.
Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat
pemilikan kemampuan seseorang dalam mengarang. Seseorang tanpa dilibatkan
langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, tidak akan pernah mampu menulis
dengan baik.
2. Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan inti dari menulis
Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan ejaan,
pemilihann kata, pengkalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan dalam mengarang.
Namuan, kemampuan mekanik saja tidak cukup, karangan harus mengandung ide,
gagasan, perasaan, atau informasi yang akan diungkapkan penulis kepada orang lain.
3. Menulis itu harus sekali jadi Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi.
Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah proses. Proses
yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan
penyempurnaan.
4. Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis
Seseorang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis tidak akan mungkin dapat
mengajarkan seseorang menulis. Seseorang yang akan mengajarkan menulis harus
dapat menunjukkan kepada muridnya manfaat dan nikmatnya menulis. Dia pun harus
dapat mendemonstrasikan apa dan bagaimana mengarang.
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak
langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca
seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan
merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan
yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosa kata dan
kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh
pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah
penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain hasil sebuah
karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki
seorang penulis.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan untuk
menyampaikan ide kepada orang lain dan juga cara untuk mengetahui dan menemukan apa
yang diketahui oleh seseorang dalam pikirannya. Proses itu mencakup bagaimana ide-ide
dimunculkan yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang koheren dan kohesif.
Dimana dalam menulis kita memerlukan koheren, yaitu pengaturan secara rapi terhadap
fakta, gagasan, ide maupun kenyataan menjadi satu kesatuan yang logis dan bisa diartikan
dengan baik oleh pembacanya. Dan juga perlu memperhatikan kohesif, yaitu keterpaduan,
hubungan pada antar bagian dalam teks, yang ditandai menggunakan unsur bahasa.
4
Henry Guntur Tarigan. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986)
hlm. 21.
B. Tahapan proses menulis
Kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu sebagai satu aktivitas tunggal, jika yang
ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah di kepala. Akan
tetapi, sebenarnya kegiatan menulis itu ialah suatu proses, yaitu proses penulisan. Tompkins
(1994) membagi tahapan dalam menulis ada lima tahap, yakni:
1. Tahap prapenulisan (prewriting),
2. Tahap penulisan draf (drafting),
3. Tahap revisi (revising),
4. Tahap pengeditan (editing),
5. Tahap publikasi (publishing).
Tahapan-tahapan dalam menulis yang dikemukakan pada bagian ini tentunya sangat
relevan bagi penulis pemula. Paling tidak seorang penulis pemula memahami dan secara
bertahap mencobakan dalam praktik kepenulis- an. Barangkali kondisi ini akan berbeda
dengan penulis yang sudah matang. Kadang-kadang seorang yang telah memiliki kemahiran
menulis dengan baik, tahapan ini tidaklah menjadi acuan penting dalam menulis. Mereka
akan langsung menuangkan idenya dalam menulis, tahapan ini seakan-akan telah menyatu
dalam proses kreatif kepe- nulisan. Namun, sebenarnya secara tidak langsung tahap- an ini
juga menjadi bagian dalam proses penulisan bagi penulis yang sudah mahir.
Tahapan penulisan ini tidak selalu dipisahkan secara jelas, melainkan sering bertumpang
tindih. Pada saat membuat rencana, mungkin juga sudah mulai menulis, sedangkan waktu
menulis mungkin juga melakukan revisi. Yang terpenting sebenarnya pada saat perencanaan,
penulis harus sudah memiliki konsep yang jelas. Tanpa konsep yang jelas tulisan tidak
memiliki daya ungkap dan daya tarik pada pembaca. Berbeda dengan tahapan di atas, tahapan
publikasi tetap dilakukan setelah tulisan benar- benar siap.
1. Pramenulis (Prewriting)
Tahap pratulis merupakan tahap yang paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini
terletak pada sebelum melakukan penulisan. Pada tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis
mempertimbangkan pemilihan topik itu dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
(Apriyani riyani, dkk. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.
2022. Bandung : Widina Bhakti Persada. Hal:160)
Pramenulis merupakan tahap siap menulis, Murray (1985) menyebut tahap ini dengan
tahap penemuan menulis. Murray (1982) meyakini bahwa 20% atau lebih waktu tersita pada
tahap ini. Aktifitas dalam tahap ini meliputi:
a) Memilih topik.
b) Memikirkan tujuan, bentuk dan audiens.
c) Memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan.
Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis.
Dalam hal ini guru bisa menggunakan berbagai strategi pramenulis yang diimplementasikan
di kelas untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan lncarnya proses menulis. Bila
guru menentukan tema untuk siswa dan tem tersebut tidak sesuai dengan minat serta skemata
siswa maka kegiatan menulis siswa akan terhambat. Misalnya saja dalam pembelajaran
menulis cerita, tema cerita yang harus ditulis siswa harus sesuai dengan minat mereka.
Pada tahap ini siswa mengumpulkan gagasan dan informasi serta mencoba membuat
kerangka atau garis besar yang akan ditulis. Di sini guru dapat melakukan kolaborasi melaui
ramu pendapat, membuat klaster, atau menyusun daftar ide, sehingga menghasilkan tema dan
topik tulisan yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka. Safi’ie (1988) berpendapat
bahwa untuk dapat menemukan perihal pokok karangan yang akan ditulis , maka dapat
dilakukan dalam kegiatan penjajagan ide melalui ramu pendapat. Melalui kegiatan ini juga
guru dapat mengetahui seberapa luas skemata yang dimiliki siswa berkaitan dengan hal atau
topik yang akan dibahas.
Masih dalam tahap pramenulis, siswa mulai mencari dan menemntukan arah dan
bentuk tulisannya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan membaca untuk menelaah satu
bentuk tulisan. Selain melakukan kegiatan membaca, khususnya dalam memilih topik siswa
juga dapat melakukan observasi, membaca buku dan sastra, serta menggunakan chart dan
gambar.5
2. Tahap pencarian gagasan
Tahap pencarian gagasan berlangsung ketika penulis memproses informasidimilikinya
untuk memecahkan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses ini terjadi di alam
bawah sadar sehingga sering kali tidak disadari. Proses ini dapat berlangsung beberapa detik
sampai bertahun-tahun. Penulis yang melalui proses ini biasanya mengalami kebingungan
dan tidak tahu harus berbuat apa. Penulis yang tidak sabar akan frustasi karena tidak me-
nemukan gagasan yang akan ditulisnya. Dan Pada tahap pencarian gagasan berlangsung
ketika penulis memproses informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau jalan
keluar yang dicarinya. Proses ini terjadi dadalam bawah sadar sehingga sering kali tidak
disadari. Proses yang berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun.
3. Tahap penemuan gagasan
Tahap penemuan gagasan adalah datangnya gagasan secara tiba-tiba dan berlompatan
dalam pikiran penulis. Pada saat itu, penulis menemukan pemecahan atau jalan keluar dan
masalah yang ditemuinya. Dan Pada tahap pencarian gagasan berlangsung ketika penulis
memproses informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau jalan keluar yang
dicarinya. Proses ini terjadi dadalam bawah sadar sehingga sering kali tidak disadari. Proses
yang berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun.serta Tahap penemuan gagasan adalah
5
Awalludin. Helaluddin. Keterampilan menulis . (Serang:CV Media Madani 2020) hal 9.
datangnya gagasan secara ribavtiba dan berlompatan dalam pikiran penulis. Pada saat itu, penulis
menemukan pemecahan atau jalan keluar dan masalah yang ditemuinya
4. Tahap pengembangan gagasan
Tahap selanjutnya adalah pengembangan gagasan. Pada tahap ini, gagasan yang
muncul diseleksi, disusun, dan dikembangkan se- suai dengan fokus tulisan. Sebagai contoh
dalam pembelajaran menulis cerita, kegiatan pengembangan gagasan dapat dilakukan dengan
menugaskan siswa membacakan hasil cerita yang telah ditulisnya, sementara siswa lain
memberikan pendapat berkaitang dengan cerita tersebut. Kegiatan sharing lainnya dapat
dilakukan dengan meminta orangtua siswa membaca dan memberi komentar terhadap cerita
yang telah ditulis siswa. Dengan demikian, dalam kegiatan publikasi siswa mendapat
beragam penguatan.6
Tahap persiapan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan
menulis dilakukan. Pramenulis merupakan kegiatan yang penting dan biasanya memerlukan
waktu yang lama. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan;
(1) memilih topik
(2) menetapkan tujuan
(3) mempertimbangkan bentuk tulisan berdasarkan karakteristik pembacanya, dan
(4) memunculkan dan mengorganisasikan gagasan untuk dituangkan menjadi sebuah
tulisan.
Dari pengalaman penulis senior, lebih dari tujuh puluh persen waktu yang digunakan
dalam menulis tersita untuk kegiatan pramenulis.
Dari penjelasan itu, tampak bahwa proses menulis berlangsung jauh sebelum
seseorang memegang alat tulis atau duduk di depan komputer. Proses menulis sudah dimulai
ketika penulis memikirkan gagasan yang akan ditulisnya. Ketika proses ini berlangsung, otak
bekerja memunculkan gagasan dengan mengingat semua informasi atau fakta yang terekam,
ke- mudian menggabungkan atau merangkai gagasan tersebut sehingga menjadi bermakna.
Proses kerja otak yang demikian itu bisa dimengerti karena se- belum hadir dalam bentuk
tulisan yang dapat dipahami orang lain, informasi (berupa data) yang tersimpan dalam
memori seseorang bersifat tak ber- aturan, terpisah-pisah, bukan berupa format yang teratur
dan rapi. Ketika akan berkomunikasi secara tertulis (menulis), otak mencari, memilih, me-
milah, menumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan meng- gabungkan gagasan
sehingga bisa dipahami orang lain.
Uraian di atas tidak hanya memperjelas proses yang terjadi ketika sese- orang akan
menulis, tetapi juga membantu memperjelas mengapa menulis sulit bagi penulis pemula. Di
dalam otak, gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain bukan dalam bentuk yang
sesuatu siap tulis, tetapi bersifat acak dan terpisah-pisah. Sebelum ditulis, gagasan tersebut
6
Dr. Nurhadi. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis. 2017.Jakarta:PT Bumi Aksara. Hal:8-9
perlu dipilih, dipilah, dan dirangkaikan menjadi sebuah gagasan yang lengkap. Dalam proses
tersebut, gagasan yang tak beraturan tersebut dikerangkakan secara internal oleh penulis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis meru- pakan suatu proses
yang dilaksanakan secara sadar dan terencana yang membutuhkan keterampilan yang
kompleks. Sebagai suatu proses yang dila- kukan secara sadar dan terencana, kegiatan
menulis dilaksanakan dengan persiapan yang matang. Menulis tidak dapat dilakukan dalam
sekali kegiatan. Dalam menulis, topik yang akan ditulis, cara mengembangkan, dan cara
menuangkannya perlu dipikirkan oleh penulis. Selain itu, kesesuaian topik dengan realitas
sosial masyarakat pembacanya juga perlu dipertimbangkan. Dalam prosesnya, gagasan dapat
diganti atau ditambah oleh penulis.
C. Langkah-langkah menulis
Menulis merupakan kegiatan yang profuktif dan ekspresif, sehingga penulis harus
dapat memanfaatkan kemampuan menggunakan tata tulisan, struktur bahasa, dan kosakata.
Bila ingin berhasil dalam menulis, sebaiknya mengikuti langkah-langkah tertentu sebagai
berikut:
1. Tahap perencanaan
a) Pemilihan topic
b) Pembatasan topik/perumusan tujuan
c) Penyusunan kerangka karangan
7
Yusuf,Mohammmad Suparno.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka 2008 (UT)
BAB III
A. Kesimpulan
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk
bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil
dariproses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah
tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua
istilah tersebut memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan
pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering
dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah. Sebagai suatu proses kreatif
yang berlangsung secara kognitif, menulis meliputi empat tahap, yaitu (1)
prapenulisan, (2) tahap pencarian gagasan, 3) tahap penemuan gagasan, dan (4) tahap
pengembangan gagasan.
Menulis merupakan kegiatan yang profuktif dan ekspresif, sehingga penulis harus
dapat memanfaatkan kemampuan menggunakan tata tulisan, struktur bahasa, dan
kosakata. Bila ingin berhasil dalam menulis, sebaiknya mengikuti langkah-langkah
tertentu sebagai berikut: Tahap perencanaan, Tahap pelaksanaan penulisan, Tahap
pemeriksaan/revisi. Menulis merupakan suatu proses. Didalamnya diperlukan proses-
proses agar tulisan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam menentukan tema yang
akan diangkat diperlukan intuisi yang kuat dalam mengembangkan gagasan yang akan
dituangkan. Konsentrasi dan fokus pada apa yang dikerjakan, setelah selesai bacalah
kembali dan lakukan proses revisi agar apa yang ditulis menghasilkan tulisan yang
baik.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan pembaca
dapat menyampaikan kritik dan juga sarannya terhadap hasil penulisan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Muhyidin, A., Rosidin, O., & Salpariansi, E. (2018). Metode pembelajaran membaca dan
menulis permulaan di kelas awal. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Dalman. 2009. Keterampilan menulis. Bandar lampung .
Dr. Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis. Jakarta:PT Bumi
Aksara)