Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HADIS TARBAWI
Tentang
RASULULLAH SAW SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Zia Sania Gianti 2214070098

Dosen Pengampu:

pe

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2024 M/ 1445H

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah subjek atau pelaksana dalam proses pendidikan, sehingga
pendidik harus mampu menjadi suri teladan bagi siswanya. Pendidik
merupakan model bagi siswa agar dapat menjadi contoh bagi siswanya.
Pribadi seorang pendidik akan menjadi teladan bagi siswanya. Kepribadian
yang baik seorang guru, akan senantiasa memperlancar kegiatan belajar, dan
dengan pribadi baik pula akan menghasilkan pendidikan yang diinginkan.
Dalam al-Qur'an juga banyak membahas tentang berbagai sifat yang baik,
yang secara eksplisit harus dimiliki oleh seorang guru.

Rasulullah sebagai role model pembalajaran yang harus di teladani oleh guru
dalam kegiatan belajar dan mengajar kepada siswa. Oleh karena itu dalam
kegiatan belajar mengajar guru harus benar-benar memilki kepribadian yang
luhur yang bisa dicontoh oleh para siswa karena hal itu akan menjadi
barometer tentang keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teladan seorang guru/pendidik?
2. Bagaimana Rasulullah saw sebagai pendidik paripurna?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui teladan dan seorang guru/pendidik
2. Untuk mengetahui Rasulullah saw sebagai pendidik paripurna

PEMBAHASAN

A. Teladan Seorang Guru/Pendidik

Dalam pendidikan islam keteladanan merupakan aspek penting yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Menjadi guru berarti harus siap memberikan contoh yang baik, sikap yang
terpuji, dan jangan sampai sesuatu yang pernah disampaikan sebagai bahan pelajaran tidak
mampu diaplikasikan sehingga murid tidak melihat adanya nilai-nilai keteladanan. 1

1
M. Ainur Rasyid.Hadist-Hadist Tarbawi.Yogyakarta:Diva Press.2017.h.206
Guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada peserta didik, serta membimbing
jiwa mereka sekaligus pula mengarahkan tingkah laku mereka kepada yang baik. Seperti
yang diuraikan terdahulu ada beberapa peristilahan dalam Islam yang popular dengan guru,
yaitu muallim, murabbi, muaddib, dan juga mudarris. Tugas mereka ada tiga hal. Pertama,
mentransferkan ilmu, memberikan ilmu kepada peserta didiknya dalam bentuk proses
pengajaran. Kedua, menamakan nilai- nilai yang baik, dalam hal ini menanamkan value
(nilai), di sinilah letak pembentukan akhlakul karimah, membentuk karakter. Ketiga, melatih
mereka untuk memiliki keterampilan dan amal yang baik. Guru ini dapat berfungsi dan
melaksanakan tugasnya pada pendidikan formal dan nonformal2.

Selain peran dan fungsi pendidik sebagai perencana, pelaksana, dan evaluator bagi
peserta didik, pendidik juga dituntut untuk memiliki sifat-sifat yang mulia. Sifat-sifat
pendidik dalam perspektif hadis sebagai berikut:

1). Bertakwa kepada Allah

Pribadi seorang pendidik akan menjadi teladan bagi siswanya, sehingga pendidik
harus mampu menjadi contoh yang baik bagi siswanya. Dengan kata lain, bila tujuan
pendidikan Islam salah satunya adalah untuk menjadi manusia yang mampu memperoleh
kebaikan di akhirat, maka satu-satunya cara adalah dengan menjadi manusia yang bertakwa
dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Sebab, ilmu yang disebarkan akan menjadi amal
jariah bagi pendidik yang pahalanya akan terus mengalir walau dia telah tiada.

‫َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َأُّيوَب َو ُقَتْيَبُة َيْع ِني اْبَن َسِع يٍد َو اْبُن ُحْج ٍر َقاُلوا َح َّد َثَنا ِإْس َم ِع يُل ُهَو اْبُن َج ْع َفٍر َع ْن اْلَع اَل ِء َع ْن َأِبيِه َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة‬
‫َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَذ ا َم اَت اِإْل ْنَس اُن اْنَقَطَع َع ْنُه َع َم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َثاَل َثٍة ِإاَّل ِم ْن َص َد َقٍة َج اِر َيٍة َأْو ِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه‬
‫َأْو َو َلٍد َص اِلٍح َيْد ُعو َلُه‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] -yaitu Ibnu
Sa'id- dan [Ibnu Hujr] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il] -yaitu Ibnu
Ja'far- dari [Al 'Ala'] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah
segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan
anak shalih yang selalu mendoakannya."

2) Berakhlak Mulia
2
Haidar Putra Daulay.Pendidika Islam Dalam Prespektif Filsafat.Jakarta:Kencana.2014.h.103
Ulama adalah pewaris para nabi, dan Nabi Muhammad diutus untuk
menyempurnakan akhlak. Pendidik sebagai seorang yang berilmu tentu bertujuan untuk
mendidik siswanya agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Puncak dari kesempurnaan
iman dan Islam seseorang tercermin dari akhlaknya.

‫ إنماُبِع ْثُت ُألتَّم َم َك اِر َم اَألْخ اَل ِق‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ قال‬، ‫عن أبي هريرة‬

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Contoh dan teladan yang diwariskan oleh pendidik kepada siswanya akan menjadi
pemberat timbangan kebaikannya di akhirat. Sehingga, selain memberikan pengajaran ilmu
pengetahuan, seorang pendidik juga mentransformasikan nilai-nilai akhlak terhadap
siswanya.

3) Memiliki Sifat Ikhlas dalam Mengajar

،‫ َو ِإَّنَم ا َألْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى‬،‫ ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّيِة‬:‫ َيُقوُل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ُع َم َر ْبُن الخطاب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َقاَل َسِم ْع ُت الَّنِبَّي‬
،‫ َو َم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأِو اْمَر َأٍة يَتزَّوُج َها‬،‫ َفِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه‬،‫َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه‬
‫َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَج َر ِإَلْيِه‬.

Artinya: Dari Umar bin Khattab r.a., "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya
setiap perbuatan tergantung apa yang diniatkannya, barang siapa yang berhijrah (niatnya)
karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya itu akan mencapai (rida) Allah dan Rasulnya.
Namun barang siapa yang hijrahnya karena (menginginkan) kehidupan dunia dan wanita
yang ingin dinikahinya, maka dia hanya akan sekadar mendapat apa yang diniatkannya."

Seorang pendidik hendaknya tidak salah niat dalam mendidik, sebab unsur lain yang
menjadikan pendidik profesional dalam melakukan tugasnya adalah keikhlasan. Namun
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa banyak faktor yang kemudian memengaruhi
keikhlasan seseorang termasuk kesejahteraan. Namun demikian ada beberapa hadis yang
kemudian menjadi dasar kebolehan bagi pendidik untuk menerima upah atas pengajarannya. 3

B. Rasulullah SAW Sebagai Pendidik Paripurna

3
As’adut Tabi’in.Hadis Tarbawi:sebuah rekonstruksi konsep pendidikan dalam bingkai keislaman.Riau:Dotplus
Publisher.2023.h.88-93
Rasulullah adalah sosok pendidik yang sangat baik untuk ditiru karena beliau adalah
seorang pendidik yang agung dan memiliki metode pendidikan yang unik. Beliau sangat
memperhatikan manusia sesuai dengan kebutuhannya, karakteristiknya dan kemampuan
akalnya, terutama jika beliau berbicara dengan anak-anak. Jenis bakat dan kesiapan mereka
merupakan pertimbangan beliau dalam mendidik.

Nabi sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai mualim (pendidik). Nabi sebagai


penerima wahyu al-Quran yang bertugas menyampaikan petunjuk-petunjuk kepada seluruh
umat Islam kemudian di lanjutkan dengan mengajarkan kepada manusia ajaran-ajaran
tersebut. Hal ini pada intinya menegaskan bahwa kedudukan nabi sebagai pendidik ditunjuk
langsung oleh Allah SWT4.

Sebagai umat nabi kita harus meyakinkan anak sejak dini untuk mempercayai
Rasulullah Saw sebagai Nabi, panutan, pembimbing umat manusia. Selain itu guru atau
orangtua harus bisa meyakinkan bahwa segala apa saja yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw itu benar dan harus dijadikan landasan atau pedoman hidup. Dalam ajaran tersebut,
terdapat gambaran dan berita tentang adanya surga, neraka, hari kiamat, pertanyaan kubur,
dan hal-hal ghoib lainnya sebagai janji Allah kepada hamba-hamba-Nya di hari akhir. Dalam
surat al-Ahzab ayat 21 disebutkan:

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهللا َو اْلَيْو َم اآْل ِخَر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا‬

Artinya:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah".

Mendidik dengan kisah nabi yang dikedepankan diantaranya sebagai berikut: prinsip
keadilan secara mutlak, mengedepankan akidah, memperhatikan sholat, mengajarkan akhlak
mulia, menumbuhkan jiwa kemandirian, menanam rasa cinta kasih sayang, membina
ketangkasan keberanian, memberi balasan perilaku bai, dan menumbuhkan rasa percaya diri.5

Rasulullah saw merupakan sosok panutan dan teladan bagi umat muslim yang dapat
dilihat dari profil Rasulullah sebagai mu’allim, mu’addib, mursyid, mudarris, muzakki yaitu
sebagai berikut:

1. Mursyid

4
Ramayulis.Ilmu Pendidikkan Islam.Jakarta:Kalam Mulia.2002.h.106-109
5
Badrudin.Prinsip-prinsip Metodologis Pembelajaran Hadis Nabawi.Serang:Penerbit A-Empat.2020.h.81-82
Mursyid adalah istilah lain yang dipergunakan untuk panggilan pendidik islam.
Mursyid berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didik
agar memperoleh jalan yang lurus. Penelusuran terhadap beberapa hadis dan pembahasan
makna yang berkaitan dengan mursyid. Hasibuan menyimpulkan sebagai berikut;

a. Mursyid sebagai pendidik adalah seorang pendidik yang memiliki ketajaman berfikir
telah sampai kematangan dan kedewasaan berpikirnya.
b. Mursyid adalah seorang pendidik yang memelihara dirinya dari perbuatan buruk,
maksiat kepada Allah swt dan senantiasa menghiasi dirinya dengan perbuatan terpuji.
c. Tugas mursyid sebagai pendidik dalam pendidikan islam adalah berusaha untuk
membimbing peserta didik agar ia memiliki ketajaman berpikir, memiliki kesadaran
dan keisyafan dalam beramal.
2. Muzakki
Istilah muzakki adalah orang yang membersihkan dan mensucikan sesuatu agar ia
menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Apabila dikaitkan dengan pendidikan
islam maka muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara,
membimbing dn mengembangkan fitrah peserta didik agar ia selalu berada dalam kondisi
suci, dalam keadaan taat kepada Allah swt dan terhindar dari perbuatan tercela.
3. Mudarris
Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta
memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha
mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih
keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Berkaita dengan mudarris
hadis dalam Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’ats Ibn Syadad Ibn Umar Ibn Amir, Shahih
Sunan Abu Daud mengatakan mudarris sebagai berikut.
‫َع ْن ُأَّم َس َلَم َة َع ِن الَّنِبَّي َص َّلى الَّلهم َع َلْيِه َو َس َّلَم ِبَهَذ ا اْلَحِد يِث َقاَل َيْخ َتِص َم ا ِن ِفي َم َو ا ِر يَث َو َأْش َياء َقْد َد َرَس ْت َفَقَل ِإِّني ِإَّنَم ا‬
)‫ (رواه أبو داود‬.‫َأْقِض ي َبْيَنُك ْم ِبَر َأِبي ِفيَم ا َلْم ُيْنَزْل َع َلَّي ِفيِه‬

Artinya: Dari Ummu Salamah dari Nabi Muhammad SAW, terhadap Hadis ini keduanya
berpegangan teguh terhadap warisan dan sesuatu yang telah dipelajari, maka Rasulullah
SAW bersabda, "Sesungguhnya aku memutuskan diantara kamu menurut pendapatkku
terhadap apa yang tidak diturunkan atasku padanya," (H.R. Abu Dawud).
Berdasarkan hadis di atas konsep mudarris sebagai pendidik memiliki makna yang
mendalam diantaranya:
a. Mudarris adalah orang yang memiliki profesionalitas untuk mengembangkan potensi
peserta didik.
b. Mudarris mampu menciptakan suasana yang harmonis.
c. Mudarris mampu menciptakan kerja sama diantara pelajar untuk memperdalam ilmu
pengetahuan.
d. Mudarris mampu mengelola dan memilih materi pelajaran dan menyajikan kepada
peserta didik dengan baik.
e. Mudarris adalah orang yang sering menelaah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah
suatu mukjizat yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan.
4. Mu’addib
Mu’addib artinya mendidik atau pendidik yang asal katanya adalah adaba. Secara
terminologi mu’addib adalah pendidik yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar
yang dapat menggerakan peserta didik untuk berperilaku atau beradab sesuai norma-
norma, tata susila dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat. Dibawah ini diantara
hadis-hadis yang ada kaitannya dengan konsep mu’addib sebagi pendidik. Diantara hadis
tersebut sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
‫ ابن ماجه‬- ‫ َو َأْح ِس ُنوا َأَداَبُهْم‬، ‫أكرموا أوالَد ُك ْم‬
Artinya: Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti mereka

Dalam Hadis di atas mengingatkan kepada seorang pendidik agar senantiasa untuk
memuliakan anaknya. Mulia di sini bisa diperluas maknanya dengan bersifat baik, adil,
jujur dan bijaksana kepada anak didiknya. Dan tugas kedua yang dicerminkan dalam
Hadis ini adalah untuk mengajarkan akhlak yang baik. Pendidik diharuskan untuk
memiliki kepribadian yang baik, agar anak didiknya akan mencontoh sifatnya dan tugas
ini juga sangat sesuai dengan Hadis Rasulullah yang artinya: "Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak (tingkah laku)”.6
5. Mu’allim
Mu'allim berasal dari al-fi'l al-mādhi 'allama, mudhāri- nya yu'allimu, dan masdarnya
al-ta'lim. Artinya, telah mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran. Kata mu'allim
memiliki arti pengajar atau orang yang mengajar. Dalam pendidikan Islam istilah
pendidikan yang kedua sesudah al-tarbiyyat adalah al-ta'lim. Rasyid Rida mengartikan al-

6
Lalu Muhammad Nurul wathoni. Hadis Tarbawi:Analisis Komponen-komponen Pendidikan Perspektif
hadis.Lombok:Forum Pemuda aswaja.2020.h.131-138
ta'lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu.
Argumentasinya didasarkan pada surah al-Baqarah [2]: 151:
‫َك َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِفْيُك ْم َر ُسْو اًل ِّم ْنُك ْم َيْتُلْو ا َع َلْيُك ْم ٰا ٰي ِتَنا َو ُيَز ِّك ْيُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِكٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َّم ا َلْم َتُك ْو ُنْو ا َتْع َلُم ْو َۗن‬
Artinya: Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu). Kami telah
mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
kamu dan kami menyucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu apa yang telah belum
kamu ketahui.
Berdasarkan definisi ilmu di atas, maka mu'allim adalah orang yang mampu untuk
merekonstruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam
bentuk ide, wawasan, kecakapan, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan hakikat
sesuatu.
6. Multi
mutlī, adalah orang yang membacakan sesuatu kepada orang lain. Apabila
dihubungkan dengan konsep pendidik dalam pendidikan Islam adalah seseorang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, terutama yang berhubungan
dengan kemampuan membaca, baik secara lisan maupun tertulis serta mampu
memahaminya dan menerjemahkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam kata yang
ringkas mutlī adalah pendidik yang mengajarkan kepada peserta didik keterampilan
membaca.
Tugas pendidik dalam proses belajar mengajar bukan saja untuk mentransfer ilmu
pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai, tugas utama yang sangat penting adalah untuk
menciptakan pada diri peserta didik keinginan dan motivasi untuk mendalami ilmu secara
mandiri. Oleh sebab itu, keterampilan membaca sangat penting dikuasai oleh murid
dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Mutli sebagai pendidik, senantisa
menghiasi dirinya dengan cahaya Al-Qur'an dengan membacanya dan mengamal kannya.
Pendidik dalam hal ini berusaha memotivasi peserta didik agar senantiasa gemar
membaca Al-Qur'an, dan bacaan lainnya.
7. Murabbi
Kata murabbi artinya orang yang mendidik, atau si pendidik. Jadi, istilah rabba,
sebagai asal kata pendidikan secara bahasa dipahami sebagai menumbuhkan dan
mengembangkan. kata rabba mengandung arti sebagai berikut:
(1) Mendidik, memelihara, dan meningkatkan, misalnya: Rabba al-walad, artinya
mendidik, memelihara, dan mengasuh anak.
(2) Menghimpun, mempersiapkan, misalnya: Fulānun yarubbu al-nās, artinya Fulan
mengumpulkan orang- orang.
(3) Tanggung jawab, perbaikan, pengasuhan, misalnya: Rabba dhi'at, artinya memperbaiki
sesuatu yang rusak dan bertanggung jawab atasnya.
(4) Keagungan, kepemimpinan, dan wewenang, misalnya: Qad rabba Fulānun qaumah,
artinya Fulan telah me- nguasai kaumnya.
(5) Pemilik, misalnya: Arabbu ghanamin anta am rabbu ibilin? Artinya Adakah engkau
pemilik kambing atau pemilik unta?
Dalam konsep murabbi sebagai pendidik, ia berusaha untuk mencontoh sifat-sifat
Tuhan, sehingga akan muncul sifat-sifat yang baik pada diri seorang pendidik.
Keberadaan murabbi di samping mengaplikasikan sikap-sikap terpuji tersebut, ia juga
berkewajiban mengajarkan sifat-sifat terpuji tersebut kepada peserta didik. Biasanya
pelajaran tentang sifat-sifat Tuhan terdapat dalam materi ilmu tauhid. 134 Meski- pun
demikian, apa pun pelajaran yang diajarkan semestinya berpatokan pada landasan tauhid.7
Rasulullah seorang guru yang amat bijak, dalam memberikan pembelajaran menggunakan
berbagai metode dan pendekatan yang berfariasi disesuaikan dengan kondisi dan situasi
anak didik yang di hadapi tidak hanya terpaku pada satu metode saja, misalnya hanya
ceramah saja sehingga suasana belajar bergairah dan menyenangkan. Di antara metode
yang Beliau gunakan antara lain:
1. Metode drill dan eksperimen
Rasulullah ketika melihat seorang sahabat yang salah dalam melakukan shalat tidak
langsung dibenarkan, tetapi disuruh berusaha membenarkan sendiri. Setelah sahabat
tersebut tidak mampu membenarkan sendiri barulah Nabi meluruskan begini cara shalat
yang benar dengan demonstrasikan.
2. Metode asistensi
ketika ada seorang yang akan bertamu kepada Rasulullah SAW hanya minta izin tanpa
salam kepada Beliau, maka Beliau cukup mengirim asistennya untuk mengajarkan etika
bertamu dalam Islam yaitu memberi salam terlebih dahulu kemudian minta izin. Setelah
dilakukan seperti itu Rasulullah keluar menyambutnya.
‫اْخ ُرْج ِإَلى َهَذ ا َفَع َّلْم ُه ااِل ْس ِتْع َذ اَن‬

"Keluarlah dan ajarkan kepada orang itu tentang tata cara minta izin."

7
Samsul Nizar.Pendidikan Ideal : Bangunan Character Building.Depok:Kencana.2018.h.92-108
Asisten Rasul itu disuruh keluar berhadapan dengan tamu yang akan bertemu tersebut.
Artinya antara pengajar dan yang diajar memang harus ada pertemuan secara langsung,
agar materi ajar dapat disampaikan dan dapat diterima dengan baik. Setelah bertemu dan
bertatap muka barulah dimulai proses pembelajaran.

3. Metode tanya jawab


seorang guru Malaikat Jibril mengajarkan agama yang meliputi: iman, Islam, ihsan, dan
tanda-tanda kiamat. Jibril duduk bersimpuh yang sopan di hadapan Nabi yang duduk
yang sopan pula. Kemudian terjadilah proses pembelajaran tentang agama tersebut
dengan menggunakan metode tanya jawab atau dialog tiga arah, antara Jibril dengan Nabi
dan antara Nabi dengan para sahabat.
4. Metode sosiodrama
Rasulullah mengajarkan keutamaan ayat kursi untuk pemeliharaan diri dari berbagai
gangguan dengan mendramatisasikan dalam suatu adegan pemeliharaan rumah zakat. Abu
Hurairah sebagai penjaga rumah zakat, setan sebagai pencuri harta zakat dan Rasulullah
sebagai guru sejati yang bertanggung jawaban terhadap rumah zakat.8

KESIMPULAN

Seorang guru harus memiliki akhlak yang baik sebagai teladan bagi murid-muridnya.
Seorang guru juga harus menjaga lisan, pandangan, dan perbuatannya agar tidak
menimbulkan fitnah atau kesalahpahaman.Guru adalah orang yang memiliki peran
penting dalam membentuk karakter dan potensi murid-muridnya. Guru juga merupakan
orang yang berilmu dan beramal sesuai dengan ilmunya. Oleh karena itu, seorang guru
harus memiliki adab-adab tertentu yang mencerminkan kualitas dan tanggung jawabnya
sebagai pendidik.

8
Abdul Majid Khon. Hadis Tarbawi : Hadis-hadis Pendidikan.Jakarta:Kencana.2012.h 41- 64
Rasulullah SAW merupakan seorang yang terkenal sebagai uswatun hasanah bagi
umatnya. Beliau diutus oleh Allah dengan membawa misi utama, yaitu memperbaiki
akhlak manusia yang telah sampai pada puncak kebobrokannya. Pendidikan yang telah
dilakukan oleh beliau terhadap para sahabat terbukti telah mampu melahirkan generasi-
generasi Islam yang tangguh. Keberhasilan beliau dalam mendidik para sahabatnya
menunjukkan bahwa model pendidikan yang beliau lakukan sangat penting untuk ditiru
dan dipraktikkan dalam lingkungan keluarga maupun dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, M Ainur.Hadist-Hadist Tarbawi.Yogyakarta:Diva Press.2017

Daulay, Haidar Putra.Pendidikan Islam Dalam Prespektif Filsafat.Jakarta:Kencana.2014

As’adut Tabi’in.Hadis Tarbawi:sebuah rekonstruksi konsep pendidikan dalam bingkai


keislaman.Riau:Dotplus Publisher.2023

Ramayulis.Ilmu Pendidikkan Islam.Jakarta:Kalam Mulia.2002

Badrudin.Prinsip-prinsip Metodologis Pembelajaran Hadis Nabawi.Serang:Penerbit A-


Empat.2020

Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. Hadis Tarbawi:Analisis Komponen-komponen Pendidikan


Perspektif hadis.Lombok:Forum Pemuda aswaja.2020

Nizar, Samsul.Pendidikan Ideal : Bangunan Character Building.Depok:Kencana.2018

Khon, Abdul Majid.Hadis Tarbawi:hadis-hadis Pendidikan.Jakarta:Kencana.2012

Anda mungkin juga menyukai