PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teladan berarti tingkah laku, cara berbuat, dan berbicara akan ditiru oleh
anak. Dengan teladan ini, lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri
dengan orang yang ditiru. Keteladanan adalah metode pendidikan yang diterapkan
dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik berupa perilaku nyata,
khususnya ibadah dan akhlak. Dengan adanya teladan yang baik, maka akan
menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, dengan
adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal
apapun, maka hal itu merupakan amaliyah yang penting bagi pendidikan anak.1
Peran Keteladanan Guru adalah suatu yang patut ditiru oleh peserta didik yang
ada pada gurunya, guru di sini juga dapat disebut sebagai subjek teladan atau orang
yang diteladani oleh peserta didik. Maka menjadi teladan merupakan bagian dari
seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk
menjadi teladan. Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan oleh siswa dan orang di sekitar lingkungannya, maka dari itu guru harus
1
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.150.
2
Abdullah Munir, Spritual Teaching (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006).h.6
1
2
yang dimiliki oleh setiap orang yang lebih dewasa di lingkungan pendidikan,
Keteladanan sebagai bentuk contoh perilaku bagi orang yang lebih muda yaitu peserta
didik. Pendidik akan memjadi figur bagi peserta didik, jika pendidik memperlihatkan
perbuatan dan tutur kata yang nyata dari perilakunya yang mengarah kepada
contohatau teladan dalam melaksanakan kebaikan para pengikut beliau lebih mudah
dalam mengikuti jejaknya. Sebagaimana yang telah dituliskan dalam berbagai kitab-
kitab hadits dan al-Qur’an sebagai rujukan dalam mencontohi Rasulullah SAW, Allah
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”3
Menjadi guru sebagai panggilan hidup, tentu tidak merasa berat untuk peran
ini. Berbeda halnya bagi guru yang tidak menjadikannya sebagai panggilan hidup
3
3
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.430.
karna menjadi model dan teladan hidup merupakan beban yang paling berat selama
menjadi guru. Betapa tidak, menjadi guru berarti berbicara dan gaya bicara harus
menjadi model, berpakaian dan kebiasaan bekerja juga menjadi model, pola fikir dan
prilaku juga harus menjadi model, kesehatan dan pola hidup juga harus menjadi
dapat dirujuk dari pernyataan Al-Qur’an dan Hadits sendiri. Aktivitas pendidikan itu
sendiri tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai ibadah. Sebab pada dasarnya pendidikan
itu mengacu kepada upaya untuk mengembangkan potensi fitrah suci manusia sejalan
dengan tuntunan Rasul yang diutus oleh Allah untuk itu. Sedangkan Rasulullah itu
Suatu masyarakat yang dimana terdapat suatu hubungan yang tenang diantara
anggotanya, dimana tidak terdapat konflik apapun, akan tetapi tidak memiliki apapun
selain itu, mutunnya hanya sekedar cakupan saja, lebih dari itu, suatu masyarakat
harus memiliki suatu cita-cita yang harus dicapainya. Ia harus memiliki sesuatu yang
baik sebagai tujuan yang ingin dicapainya, suatu kontribusi yang orisinal bagi
dasar bagi kehidapan baik dari kehidupan masa lalu maupun masa kini, serta
membantu generasi yang lebih muda dan merahkan mereka dalam mempersiapkan
kondisi disegala aspek kehidupan, tentu menjadi bukti moralitas kita sebagai manusia
sudah sampai sejauh mana kepekaan terhadap lingkungan dan kepedulian kita dalam
Allah SWT.telah mengutus Nabi Muhammad SAW dan para Nabi lainnya
sebagai teladan kepada siapapun yang ingin memperoleh kebaikan dan keberhasilan
dalam mencapai puncak keagungan sebagai manusia. Teladan sebagai contoh atau
model baik dan sempurna. Bagi umat Islam tokoh utama yang menjadi teladan adalah
Rasulullah SAW. Sebagai teladan, Rasulullah memiliki karakter yang luar biasa.
9
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya: Juz 4 (Alfatih:Banten,2013).h.78
Allah memuji karakter Rasulullah dalam surat al-Qalam ayat 4:
Peran guru menjadi model dan teladan mamanglah sangat berat, tetapi ini
sebuah espektasi masyarakat karena guru bertugas membentuk generasi masa depan
bangsa.11 Sebagaimana ungkapan lama bahwa guru berarti “yang digugu yang ditiru“.
Digugu berarti pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang guru dapat dipercaya dan
bisa dilaksanakan. Ditiru berarti pola hidup dan kebiasaanya dapat ditiru atau
diteladani.
baik budi pekertinya dan sebagainya. Pada gilirannya, seseorang akan mencapai
melalui pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Secara khusus
10
Ibid.h.564.
11
Ibid.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sostem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu ,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
sekolah hanya tinggal nilai rapor saja. kemudian yang menjadi dilema guru kita tidak
lagi mampu menjadi Pembentuk akhlak dan seolah telah kehilangan karakter budi
pekerti yang luhur. Sekolah Seakan tidak lagi memiliki Kekuatan menjadi benteng
karakter pada setiap Peserta didik melalui kurikulum yang diajarkan. Perasaan
Pesimis terhadap sistem Pengelolaan Sekolah tidak boleh membuat kita Kecewa dan
menghindar akan tetapi kita harus terus bangkit. saatnya pendidikan karakter
Keteladanan sangat Penting dalam proses pendidikan, idealnya jika guru memiliki
akhlak yang baik maka peserta didik juga memiliki akhlak yang baik, begitu pula
sebaliknya. Jika guru buruk dalam berprilaku dan tidak peduli pada masa depan
peserta didiknya maka muridpun akan menampakkan prilaku buruk yang dilakukan
oleh seorang guru, sebagaimana perkataan lam “Guru kencing berdiri Murid kencing
12
Undang-undang Ri no.20tahun 2003“Tentang Sisitem Pendidikan Nasional”. Bab 2, Pasal 3.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2016).h.7
berlari” artinya sedari awal guru telah mencontohkan perilaku yang tidak beretika dan
Seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi para muridnya, tidak saja
memberikan materi pelajaran tetapi juga mampu menunjukkan perilaku yang baik
Upaya guru dalam mendidik peserta didik yang berkarakter tidak terlepas dari
harus menunjukkan kepribadian pendidik yang dapat dijadikan contoh bagi peserta
didik. Peneliti melihat keadaan pendidik yang dapat menjadi suri tauladan yang baik
bagi peserta didik yakni guru yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,
Penelitian keteladanan guru pernah dilakukan oleh Khaerun nisa dengan Judul
hasil bahwa dalam membentuk karakter siswa guru harus berusaha menerapkan nilai-
nilai moral melalui keteladanan yang berkaitan dengan materi pelajaran aqidah
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Makassar?
Makassar?
Makassar?
13
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Tentang Sisitem Pendidikan
Nasional”. Bab 1, Pasal 1, Ayat 1.(Jakarta: Sinar Grafika, 2016).h.3. Lihat juga ; Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 “Tentang Standar Pendidikan Nasional”. Bab
1, Pasal 1, Ayat 1.
C. Tujuan Penelitian
ini yaitu:
Makassar.
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. ManfaatTeoritis
khasanah keilmuan dan wawasan khususnya dan umumnya bagi pembaca atau
peneliti lainnya.
2. Manfaat Praktis
b. Kepada pendidik, sebagai bahan masukan dan pemikiran bagi guru dalam
kepribadianguru.
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologi keteladanan berarti hal yang dapat ditiru atau dicontoh.
dalam bahasa Inggris “Model is a person or thing or the best kind”.13 Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “teladan” memiliki arti sesuatu yang patut
ditiru atau baik untuk dicontoh tentang sifat, perbuatan, kelakuan dan sebagainya 14
baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemberian contoh atau teladan harus
dilakukan oleh seluruh pegawai yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yang
meliputi guru, kepala sekolah, dan stakeholders lainnya, pengawas, dan juga staf tata
usaha. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang paling utama dan pertama yang
berhubungan dengan siswa. Baik buruknya perilaku guru, apalagi guru agama, akan
dapat mempengaruhi secara kuat terhadap siswanya. Oleh karena itu, keteladanan
guru menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan sebab guru yang baik akan
Hal yang menjadi pemahaman kita adalah keteladanan yang dinampakkan guru
13
Oxford University. Oxford Dictionary: Thitrd Edition. (New York: Oxford University
Press, 2009). h. 267
14
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2008). h. 1424.
15
Ngainan Naim,Menjadi Guru Inspiratif.( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).h.62
12
13
mempunyai peran penting terhadap baik dan buruknya karakter anak. Jika seorang
pendidik mempunyai sifat yang jujur dan dapat dipercaya, maka peserta didik akan
tumbuh dan berkembang seperti itu pula. Begitu sebaliknya jika seorang pendidik
mempunyai sifat pendusta maka peserta didik akan berkembang dengan berprilaku
dusta.
Keteladanan adalah perilaku yang terpuji dan disenangi karena sesuai dengan
bisa dilakukan para pendidik dalam memotivasi para siswa untuk lebih giat lagi
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
Dengan demikian peran guru sangat penting dalam membentuk karakter siswa,
bahkan tidak semua orang mampu dan sanggup untuk menjadi guru ideal, karena
guru memiliki beban serta tugas yang berat menanti dalam mempersiapkan peserta
16
Syafaruddin dan Asrul. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Citapustaka
Media, 2013 ).h.81
17
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogjakarta; Ar-ruzz Media, 2013), h. 24.
didik yang berkualitas dan menjadi contoh yang baik bagi peserta didik. Kesiapan
guru dituntut untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan dapat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia. Serta memiliki manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berprilaku pada setiap individu
untuk hidup dan bekerja sama. Baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Individu yang adalah individu yang mampu bersikap baik dan siap
sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa,
diri sendiri, sesame manusia, lingkungan, dan kebangsaanya yang terwujud dalam
Secara umum, nilai merupakan suatu yang dianggap penting dan berharga.
Dalam konteks pendidikan, nilai mengacu pada hasil belajar siswa secara
komprehensif. Namun demikian, saat ini terjadi pergeseran makna tentang nilai,
khususnya di kalangan orang tua siswa yang menganggap bahwa nilai bukan hanya
kepentingan akademik.
18
Muchlas Samani, Konsep dan Model pendidikan karakter ( Cet. V; Remaja Rosdakarya:
Bandung: 2016).h.41-42
Pembahasan tentang nilai-nilai berdasarkan keinginan membawa dua
pembagian lain tentang nilai pendidikan, yaitu nilai instrumental (instrumental value)
dan nilai intrinsik (Intrinsic value). Nilai yang pertama ada ketika seseorang
mengutamakanya karena kebaikan yang ada padanya. Dengan kata lain, sesuatu itu
bernilai karena berguna bagi hal tertentu atau bermanfaat untuk tujuan tertentu. Yang
kedua, Sesuatu yang baik bukan hanya karena sesuatu itu baik untuk mencapai tujuan
tertentu, melainkan sesuatu itu sendiri baik. Dengan kata lain, nilai baik sesuatu itu
tidak tergantung pada selainya, tetapi lahir dari karakteristik asli yang ada di dalam
dirinya.19
peserta didik tentu saja tidak boleh asal-asalan.Terdapat beberapa unsur yang turut
nilai antara lain nilai agama, nilai moral, nilai-nilai umum, dan nilai-nilai
Kewarganegaraan.20
19
Hery Nur dan Munzier, Watak Pendidikan Islam ( Cet.I; Friska Agung Insani: Jakarta,
2000).h.137
20
Agus Wibowo, Menejemen Pendidikan Karakter di Sekolah( Cet.II; Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2016).h.145-146
Desain induk pendidikan karakter antara lain diutarakan bahwa secara
substantif karakter terdiri atas 3 ( tiga) nilai operatif (operatif value), nilai-nilai dalam
tindakan, atau tiga unjuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan dan terdiri
berdasarkan moral (moral feeling, aspek afektif), dan perilaku berdasarkan moral
(moral behaviour, aspek psikomotor). Karakter yang baik (good character) terdiri
atas proses-proses yang meliputi tahu mana yang baik ( knowing the good ),
keinginan melakukan yang ( desiring the good ), dan melakukan yang baik ( doing
the good). Kecuali itu, karakter yang baik juga harus ditunjang oleh kebiasaan pikir (
habit of the mind ), kebiasaan qalbu (habit of the heart), dan kebiasaan tidakan (habit
konteks realitas psikologi dan sosial-kultural juga dikategorikan menjadi oleh hati
dan kinestik (physical and kinaesthetic development), dan olah rasa dan karsa
Pembelajaran tidak lagi mementingkan proses belajar, namun justru hasil belajar. Jika
nilai siswa tidak mememnuhi ekspektasi orang tua dan standard sekolah maka yang
terjadi adalah praktik “tidak bernilai” sering kali disebut “katrol nilai” katrol nilai
menjadi jalan pintas untuk menaikkan nilai siswa. Akhirnya, kurikulum hanya
21
Muchlas Samani, op.cit. h.49-50 n
C. Peran Keteladanan Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam
diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena dengan adanya
dan sikap.22
Allah SWT telah mengetahui dialah yang meletakkan metode Samawi yang
luar biasa bagi hamba-hambanya bahwa Rasulullah SAW yang diutusnya untuk
menunaikan risalah langit bagi suatu umat haruslah memiliki sifat mental, akhlak,
dan intelektual yang paling sempurna. Sehingga umat manusia dapat mengambil
teladan dirinya, belajar darinya, memenuhi panggilannya, dan berjalan diatas jalannya
Oleh karena itu, kenabian merupakan penugasan tidak dicari. sebab, Allah
SWT yang menjadikan risalah ini, lebih mengetahui orang yang dia pilih sebagai
seorang utusan yang memberi kabar gembira dan peringatan. karena itu, Allah SWT
mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang baik bagi kaum muslimin di
sepanjang masa serta sebagai pelita yang menerangi dan dari Purnama yang memberi
petunjuk bagi seluruh manusia sepanjang zaman dan seluruh tempat. 24 Allah SWT
22
Abudin Nata, Filsafat Pendidkan Islam , (Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1997).h.95
23
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatu al-Aulad fi al-Islam (Pendidikan Anak Dalam
Islam).Terj.emiel Ahmad (Cet.VI;Jakarta:Khatulistiwa,2020).h.364
24
ibid.
ْل ي لءاخر وَذك رسول َ حسن من لَ ْم لهَق ْد
َ َ َ ير ج
ر َكان ى ك ل ّٱ
كان واٱ َ ْوم ٱ وٱ وة ة ل
ّ ِل أ س
ل
ٱ ك ِثيرا
ََّ ل
ل
Terjemahnya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.25
Pentingnya akan pendidikan keteladanan (Tarbiyah bi al-qudwah) bagi para
pendidik atau orang tua terhadap anaknya, Abdullah Nashih ulwan dalam kitabnya
pengaruh pada diri jiwa anak. Hal itu karena seorang pendidik merupakan contoh
nyata dalam pandangan anak. Contoh-contoh yang baik itulah yang akan ditiru oleh
menyampaikan bahwa, ayat ini bisa jadi merupakan kecaman kepada orang-orang
munafik yang mengaku memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam.
Kecaman tersebut dikesankan oleh kata laqad. Seakan-akan ayat di atas mengatakan,
25
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.430.
26
Abdullah Nashih Ulwan, op.cit.h.367
27
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.11(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h.424
Begitu melimpah karakter rasulullah yang patut diikuti oleh seluruh
ummatnya dan seluruh manusia secara umum, beliau merupakan figur yang Allah
telah turunkan dan telah Allah SWT.jaga kesuciannya, tidak ada sedikitpun dalam
kehidupan ini dilewatkan dengan karakter yang terpuji hanya karena mengikuti hawa
a. Karakter Sabar
merupakan keberhasilan menahan gejolak nafsu untuk meraih yang baik atau yang
lebih baik ia adalah pelaksanaan tuntunan Allah secara konsisten tanpa meronta atau
mengeluh. Adapun yang belum mencapai tingkat kebajikan itu, maka diharapkan
28
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 27 (Alfatih:Banten,2013).h.536.
29
Muhammad Quraish Shihab.. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.13(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h.112.
ر
ْ كأَنه َال َت س َت عج َ له َفاص ِبر كم َ أُولُو ا ْل ز من رسل
ْون ه ْم وم و ْم ل ال ر ِم ا ب
ص
سقُو َفهل يُ َلغٌ هل ا ْلَق ْو ا ْلفَا ما ُيو عدون ْل َبثُ وا ساع من ها
ن ال م ك نر ة ال ْم
Terjemahnya :
dan diberi balasan oleh Allah, maka tabah dan Bersabarlah wahai Nabi Muhammad
menghadapi ulah dan kedurhakaan orang-orang kafir, sebagaimana telah bersabar lagi
tabah Ulul Azmi yakni mereka yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan dalam
menghadapi kesulitan serta tekad yang membaja untuk mewujudkan kebaikan dari
yakni sebagian dari atau yaitu para rasul, tidak tinggal di dunia melainkan sesaat dan
pada siang hari saja apa yang kami nasehatkan ini adalah sesuatu pelajaran yang
sangat luhur dan berharga serta cukup untuk bekal hidup maka tidaklah dibinasakan
pada masa lalu dan pada masa datang melainkan kaum yang fasik yang keluar dari
koridor ajaran agama serta telah mendarah daging kedurhakaannya Seperti orang-
30
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 26 (Alfatih:Banten,2013).h.506.
31
Muhammad Quraish Shihab.loc.cit.
orang yang beriman, dengan semangat, segala perintah yang diberikan kepada kita
sebagai orang beriman dapat lebih dinikmati karena ada dorongan dari dalam diri
untuk mengerjakan perintah berupa ibadah dalam rangka mencapai kemuliaan hidup.
علَى ما
ص ا ْل م كر ا وا ْنه صلَة
َ َيا ُب نَ ي أَ ِق ِم ال
وا ع وأْمر ْلمعرو ف
ِب ر ن ْن
ُا ْْل ك من أَ صا َبك ن ذَ ِل
Terjemahnya : ُمور عز ِم
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
yang menimpa kamu sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh (Allah).”32
anaknya nasihat yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi
dalam qalbu sang anak. Yaitu perintah untuk melaksanakan shalat dengan sempurna
membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku
serupa. Karena itu, perintahkan secara baik-baik siapa pun yang mampu diajak
mengerjakan ma’ruf dan cegah mereka dari kemungkaran. Memang akan banyak
tantangan dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah karena itu, tabah dan
bersabar terhadap apa yang menimpa. Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat
tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amr ma’ruf
32
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.412.
dan nahi munkar, dan kesabaran.33
Allah SWTmemuji Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang terbaik, hal ini
merupakan kitab yang mengandung nilai moral yang agung bagi manusia yang
d. Karakter Tawadu’
Bersikap rendah hati maksudnya menghargai orang lain dengan ikhlas. Orang
diperlakukan dengan baik. Jika berbicara dengan orang lain Dia selalu menghargai
lawan bicaranya. Jika bertemu dengan orang yang lebih rendah tingkatan sosialnya
33
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.11(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h. 308
34
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 29 (Alfatih:Banten,2013).h.564.
dia tetap berlaku hormat dan memuliakannya sebagai manusia. Allah SWT. berfirman
bahwa penggalan ayat ini mengilustrasikan sikap dan perilaku seseorang seperti
halnya seekor burung yang merendahkan sayapnya kepada saat ia hendak mendekat
tempat dalam keadaan demikian sampai berlalunya bahaya dari sini ungkapan itu
dipahami dalam arti kerendahan hati, hubungan harmonis dan perlindungan kata serta
ketabahan dan kesabaran bersama kaum beriman khususnya pada saat-saat sulit dan
krisis.36
e. Karakter Zuhud
Zuhud bukan berarti pribadi yang lemah. Namun, yang dimaksud ialah seseorang
memiliki dan tidak mengharapkan apapun melainkan keridhaan dari Allah SWT, memiliki
35
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 19 (Alfatih:Banten,2013).h.376.
36
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.10(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h. 150
derajat di atas para pecinta dunia dan mempunyai tingkatan ilmu serta pemikiran yang lebih
tinggi dari mereka. Sebagaimana Allah SWT. berfirman Q.S. Al-Furqon ayat 57.
perkataan dan perbuatan serta tata cara berintraksi dengan baik terhadap teman
sebaya maupun dalam lingkungan yang lebih luas.Perbuatan, ucapan dan interaksi
sesasama yang didesain secara keteladanan dari guru itulah yang akan membentuk
pola pikir dan pola keperibadian anak, sehingga menghasilkan buah hati yang
menggembirakan orang tua. inilah yang sering tidak disadari, bahkan banyak guru
yang merasa jengkel bahkan marah dalam menghadapi peserta didiknya. Namun
bahkan hampir tidak ada lagi orang tua yang menyadari bahwa tingkah laku anak
yang keliru hanyalah akibat kesalahan keteladanan dari orang tua atau guru itu
sendiri.
37
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 19 (Alfatih:Banten,2013).h.365.
Karakter adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, etos, dan watak. Karakter mengacu pada
keterampilan (skills). Jadi, karakter terdiri dari watak, akhlak dan budi pekerti yang
instrinsik dalam diri dan mewujud dalam suatu sistem daya juang. Berkarakter
pendidikan karakter yang ditetapkan oleh sekolah yang merupakan cita-cita atau yang
akan diarahkan melalui kinerja sekolah tanpa visi yang jelas dan dapat dipahami oleh
karakter akan menjadi kerja yang sia-sia atau mubazir. Oleh karena itu, sebelum
menentukan visi pendidikan yang akan menjadi dasar acuan bagi satuan kerja
(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku), individu yang berkarakter baik
dan unggul adalah individu yang selalu berbuat yang terbaik bagi dirinya dan
lingkungannya serta membawa kemuliaan bagi dirinya. Karakter tidak datang dengan
38
Kokom Komalasari dan Didin Saripudin. Pendidikan Karakter ( Bandung: PT Refika
Aditama,2017),h.1-2.
39
Agus wibowo, op.cit. h.138
sendirinya, melainkan dibentuk, ditumbuhkembangkan, dibangun secara sadar dan
Pendidik berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Perilaku pendidik yang dia
tampakkan kepada peserta didiknya yan negatif dapat membunuh karakter anak yang
positif, karna peserta didik mendapatkan contoh yang buruk dari gurunya yang
dalam proses pembentukan karakter tidak terkesan memaksa dan menekan akan tetapi
1. Moral Knowing, menanamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan.
2. Moral Feeling, membangun kecintaan berprilaku baik pada anak yang akan
nyata. Moral Action ini merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya dan
40
Syaiful Sagala. Etika dan Moralitas Pendidikan : Peluang dan Tantangan ( Jakarta:
Kencana, 2013).h.290-291
41
Syafaruddin. Efektivitas Kebijakan Pendidikan.( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008). h. 182.
Pendidikan karakter terdapat nilai-nilai luhur yang harus dimiliki dan
dipraktikkan terlebih dahulu oleh guru, baru kemudian diajarkan kepada anak didik
dalam kehidupan nyata, adapun nilai-nilai luhur itu yakni religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, kasih sayang, gotong royong, sopan santun,
tanggung jawab, peduli sosial, cinta tanah air, rasa ingin tahu, cinta damai,
tertanam secara mendarah daging pada anak dan tidak dirasakan kehadirannya oleh
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan karakter yang perlu ditekankan bahwa
sekolah dan didukung oleh masyarakat pemerintah dan pemangku kepentingan atau
dalam hal ini stakeholder pendidikan tanpa adanya kerjasama yang Sinergi antar
42
Masnur Muslich. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidemensional.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013).h. 76.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
data dengan bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial; individu, kelompok,
2. Pendekatan Penelitian
Makassar yang beralamatkan Jalan Sabutung Baru Nomor 12, Kelurahan Cambaya,
37
Sumadi Suryabrata, MetodologiPenilitian(Cet.XXVIII; Yogyakarta: RajagrafindoPersada,
2018), h. 80
38
Herimawan Junaidi, Strategi Kebut Skripsi Dalam 21 Hari : Cara Gila Menyusun Skripsi
Bebas Galau (Cet.I;Yogyakata:Araska , 2019).h.39
28
29
dan siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah. Tempat penelitian ini didasarkan
oleh pertimbangan jarak lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti yang relatif
tidak jauh,lebih menghemat biaya transportasi. Peneliti mengenal situasi dan kondisi
sekolah sehingga mudah untuk memperoleh data dan menganalisis data. Sehingga,
C. Fokus Penelitian
2. Karakter siswa.
1. Peran Keteladan Guru adalah Peran Guru menjadi teladan terhadap peserta
2. Karakter siswa adalah Nilai dasar yang membangun pribadi seorang siswa,
terbentuk baik karena pengaruh Guru dalam memberi teladan serta yang
ideal merupakan karakter yang diharapkan oleh keluharan akal sehat manusia
E. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh dan tempat
pengamatan merupan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.
Sumber Data adalah segala sesuatu yang dapat memberi informasi mengenai
1. Data Primer
Data primer adalah Data yang diperoleh langsung dari sesuatu yang
diteliti. Adapun data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
39
Tim Penyusun,2019. Panduan Penulisan Ilmiah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar,h.39
40
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.79
41
Sumadi suryabrata, Op.cit, h. 39
wawancara, Focus Grup Discussion (FGD), dan penyebaran.42
2. Data Sekunder
Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk
menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti harus menerima menurut apa
sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
jenis dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan merujuk pada metodologi
penelitian kualitatif dan penggunaan instrumen pada penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
42
Herimawan Junaidi, loc.cit.
43
Ibid.
44
Sumadi suryabrata, loc.cit.
45
Tim penyusun, op.cit. h.14
Observasi sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena yang akan
diselidiki baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. dengan
yang diperlukan serta mencatat hal-hal penting dengan bantuan alat mencatat.
2. Pedoman Wawancara
Pada penelitian ini peneliti telah mengetahui secara pasti informasi apa
yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti membuat daftar
3. Catatan Dokumentasi
interpretasi.
Salah satu komponen dalam sebuah penelitian adalah proses penelitian dalam
1. Observasi
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati
2. Wawancara
tatap muka dan tanya jawab langsung peneliti dan narasumber. Seiring
46
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.77
47
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.85
media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.48
3. Dokementasi
data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis.49
yakni dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami peristiwa.
Teknis Analisis data suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama
48
Herimawan Junaidi, op.cit. h.84
49
Herimawan Junaidi, op.cit. h.87
adalah masalah yang tentang penelitian.50
51
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam
1. Induksi data
yang kecil secara detail untuk mendapatkan gambaran besarnya. Dengan kata
2. Penyajian data
3. Kesimpulan data
50
Tim Penyusun, loc.cit
51
Sumadi suryabrata, op.cit, h. 40
52
Herimawan Junaidi, op.cit. h.40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Makassar
dipisahkan dari sejarah SM EP Ujung Tanah pada tahun 1970 kemudian berubah
nama menjadi SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar pada tahun 1976
yang dahulunya berlokasikan di jalan Saugi kemudian pada 1993 berpindah lokasi ke
jalan sabutung baru nomor 12 sampai sekarang ini dikarenakan adanya proyek
a) Visi
Sunnah
b) Misi
36
37
disekolah.
menyenangkan.
dan nyaman.
sekolah.
3. Profil Sekolah
1) Keadaan Pendidik
Tabel 4.1
Peserta Didik merupakan Komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dalam
Pembelajaran, karena tanpa peserta didik sekolah tidak akan bekerja sebagaimana
mestinya dan juga keberhasilan pendidik sangat tergantung oleh keadaan dan kualitas
peserta didik. Jumlah peserta didik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tiga tahun terakhir sebanyak 1527, untuk mengetahui jumlah masing-
Tabel 4.2
Makassar
JENIS KELAMIN
KELAS JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
I 34 62 96
II 33 46 79
III 46 62 108
TOTAL 113 170 283
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021
a. Keadaan sarana
sekolah.
Tabel 4.3
Kota Makassar
Ketersediaan Pemanfaatan*
Ada Ada
NO Jenis sarana dengan dengan Tidak
Ya Tidak
kondisi kondisi Ada
baik Rusak
1 Ruang kelas
2 Ruang perpustakaan
3 Ruang laboratorium
IPA
4 Ruang pimpinan
5 Ruang guru
6 Ruang Tenaga
Administrasi
7 Tempat beribadah
8 Ruang konseling
9 Ruang UKS
10 Ruang organisasi
Ketersediaan Pemanfaatan*
Ada Ada
NO Jenis sarana dengan dengan Tidak
Ya Tidak
kondisi kondisi Ada
baik Rusak
kesiswaan
11 Jamban
12 Gudang
13 Ruang sirkulasi
14 Tempat
bermain/berolahraga
15 Kantin
16 Tempat parkir
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021
b. Keadaan Prasarana
Selain fasilitas sarana penunjang dalam proses bellajar mengajar, prasarana juga
merupakan hal yang menunjang karena sarana dan prasarana merupakan hal yang
Kota Makassar
Ketersediaan*
No Lengkap Lengkap
Jenis Prasarana Tidak
. dengan dengan
Lengkap
kondisi baik kondisi Rusak
1 Kursi siswa
2 Meja siswa
3 Kursi guru
4 Meja guru
5 Lemari
6 Papan pajang
7 Papan tulis
8 Tempat sampah
9 Tempat cuci tangan
10 Jam dinding
11 Kotak kontak
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021
didik agar mencapai kedewasaan, guru selain sebagai pendidik juga sebagai
didik baik Jasmani maupun rohani Serta mengenal dan memahami perkembangan
peserta didiknya yang meliputi fisik maupun psikis. Sebagaimana hasil wawancara
dengan tanggung jawab guru dalam membentuk karakter siswa Berikut ini:
“Sementara ini kita fokus melakukan pendidikan karakter dan kita harap
bahwa pendidikan yang dilakukan di SMP muhammadiyah 2 ini adalah
pendidikan berkarakter Seorang guru sebagai pendidik bertugas mendidik
yakni membantu peserta didik agar mencapai kedewasaan, guru selain
sebagai pendidik juga sebagai pengajar.”53
kepada karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makasar Sebagai
berikut :
53
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
54
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
55
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
itu, kita bersyukur dari tahun-tahun siswa kita membaik dengan adanya
sekolah muhammadiyah di lingkungan ini ”56
“Karakter siswa kita beda-beda pertama ada yang baik dalam artian dia sopan,
beretika kepada guru maupun ke sesame temannya. Namun ada juga yang
bermasa bodoh dalam artian disaat bertemu dengan gurunya dia tidak
menyapa gurunya, ada juga karakter yang tidak konsisten”57
Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Rudi Sebagai Berikut ini:
“Inilah romantika menjadi siswa ada yang disiplin ada yang bandel, kita
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter siswa SMP
yang baik dan ada yang kurang baik Akan tetapi secara keseluruhan mereka
tabiat. Karakter Peserta didik akan Nampak dari cara dia berperilaku, bersikap
56
Wawancara dengan Bapak Kamaruddin. Senin, 12-Juli-2021
57
Wawancara dengan Bapak Arafah. Senin, 12-Juli-2021
58
Wawancara dengan Bapak Rudi. Senin, 12-Juli-2021
dan bertindak. Segala aktivitas yang nampak secara Nyata merupakan perwujudan
dari jiwa, watak, dan sifat Peserta didik. Meskipun memiliki fitrah, peserta didik
namun kemuliaan tidak akan pernah melekat pada dirinya tanpa adanya contoh-
contoh yang dilihatnya akan kemulian tersebut, atau secara sadar dan sengaja
diperlihatkan kepada peserta didik. Dalam hal ini mendidik anak dengan memberikan
Dalam hal proses belajar mengajar kesalahan yang sering terjadi pada peserta
didik yaitu kurang disiplin dalam menaati aturan-aturan di sekolah, menyontek pada
saat ujian, menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, melawan terhadap
guru, tidak bersemangat saat belajar, motivasi belajar yang kurang , lalai akan tugas
peserta didik adalah sifat-sifat khas yang dibawa anak, watak, dan kejiwaan, sebagai
identitas dirinya yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Masing-masing
peserta didik memiliki karakter yang berbeda, bahkan peserta didik yang identikpun
Makassar
Terjadi sebuah pergeseran orientasi guru dari orientasi mengajar dan mendidik
menjadi orintasi materi guru dan orang tua hendaknya bekerja sama dengan pihak
sekolah serta diperlukan kesadaran yang tumbuh dari setiap pihak. Namun yang
terjadi adalah terdapat sebagian orang tua yang tidak mau bekerja sama dalam
membentuk karakter siswa dengan pihak sekolah dan juga siswa kurang sadar akan
Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ahmad Zainal Berikut ini:
“kita melihat banyak faktor yang mempengaruhi karakter siswa dan yang
paling mempengaruhi adalah lingkungan masyarakat dimana lingkungan
masyarakat kurang mendukung daripada pelaksanaan karakter itu, terkadang
kita sudah sampaikan tentang karakter akan tetapi saat diluar sekolah kita
tidak memiliki kemampuan ketika dia di luar sekolah apalagi kondisi pandemi
sekarang ini, disitulah perlu sekolah didukung penuh oleh orang tua
dirumah”60
59
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
60
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
“Kita tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, penghambatnya misi
sekolah terputus diorang tua termaksud lingkungan penghambat, orang tua
memberi 100% kepada sekolah padahal pendidikan karakter harus seimbang
lingkungan sekolah dan lingkungan karakter”.61
61
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
62
Wawancara dengan Bapak Kamaruddin. Senin, 12-Juli-2021
63
Wawancara dengan Bapak Arafah. Senin, 12-Juli-2021
64
Wawancara dengan Bapak Rudi. Senin, 12-Juli-2021
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya
sehingga Peserta didik tersebut agak susah untuk diarahkan, adanya faktor dari
Keluarga merupakan Wadah pendidikan yang pertama dan utama, juga dapat
adalah salah satu wadah pendidikan yang pertama yang mendidik anak memiliki
karakter yang baik. keluarga inilah anak mendapatkan ilmu pengetahuan pertama kali
terkait segala sesuatu, begitupun dengan Karakjter yang baik pertama kali ditanamkan
kepada anak ketika berada dalam lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama yang dialami oleh anak. Ketika Karakter baik telah
ditanamkan keluarga kepada anak sejak kecil atau dini dalam lingkungan keluarga
maka karakter baik pada anak akan menjadi kebiasaan disaat mereka di luar rumah .
Hal ini dapat terjadi karena tiap pengaruh lingkungan yang menentukan Karakter
anak yang terutama dan yang utama adalah dari lingkungan keluarga
Karakter Peserta didik tidak dapat berkembang jika hanya di sekolah saja
didik karena peserta didik lebih banyak tinggal bersama keluarganya. Keluarga
menjadi Faktor penghambat pembentukan karakter peserta didik karena peserta
didik memiliki orang tua yang kurang memperhatikan Pendidikan Karakter Peserta
didik sehingga Peserta didik tersebut agak susah untuk diarahkan. Perilaku buruk
anaknya orang tua Seakan tidak peduli dan hanya membiarkannya saja. Hal inilah
membuat anak semakin melakukan tindakan yang buruk . Oleh karena itu, perlulah
kerja sama antara orang tua, guru dan sekolah untuk membentuk karakter siswa.
guru berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Perilaku guru yangnegatif dapat
rendah diri, mempermalukan anak di depan kelas, dan lain-lain). Adapun perilaku
guru yang positif, misalnya sering memberikan pujian, kasih sayang, adil, bijaksana,
Kondisi peserta didik saat ini mengalami krisis dan terjadi degradasi moral
dan belum bisa diatasi dengan baik, ketidak mampuan pendidik Nampak karena
Penyakit yang dialami guru saat melaksanakan proses nelajar mengajar ialah
seperti kurang teliti, kurang disiplin, kurang menggunakan strategi dan metode yang
65
Jejen Musfah. Pendidikan Holistik. (jakarta: Kencana, 2012).h. 147
kasar kepada siswa, tidak menerapkan hukuman kepada peserta didik dan lain
Jika dilihat dari perspektif kecerdasan yang menonjol pada setiap siswa maka
kelas rill di sekolah tidak akan pernah homogenan walaupun sekolah atau guru
berupaya melakukan identifikasi potensi peserta didik yang diperoleh dari indikator
kebakatan dan kecendrungan minat peserta didik Dengan demikian jelas bahwa kelas
konvensional kita tetap akan bersifat kolektif dan heterogen. Ada hal lain yang juga
secara simultan dan seimbang. Oleh karena itu, maka keseluruhan proses
pembelajaran yang menjadi tanggung jawab guru tentulah menuntut kualitas guru itu
sendiri. Demikian halnya diyakini karena tidak mungkin guru yang tidak cerdas
diminta membangun kecerdasan pada diri siswa. Tidak mungkin gun yang jarang
tidak mungkin guru yang eksklusif tidak memiliki pergaulan sosial yang bagus, cepat
emosi dan marah, tidak empati lantas disuruh untuk membangun kecerdasan
pendidikan Tut Wuri Handayani, Peran keteladanan guru sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter siswa. Saat mengajar guru harus pandai dalam menjaga sikap
untuk memberikan contoh yang terbaik, mengajarkan nilai moral pada pelajaran, jujur
pada diri sendiri dan terbuka pada kesalahan, mengajarkan sopan santun dan lain
“ Jika kita istiqamah dalam menjalan peran keteladanan insya allah kita akan
berhasil disinilah kita dituntut untuk mengamalkan salah satu semboyan
pendidikan yakni Ingarso Sntolodo kitakan di kehidupan ini menjadi contoh
bagi anak-anak kita yang mengalami krisis sekarang yang namanya krisis
keteladanan artinya seharusya Kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota
dewan guru mencerminkan dalam mengajar dan mendidik peserta didik ”66
“Sebagai pendidik memberi contoh yang baik kepada siswa, contoh yang
baik itu salah satunya mencontohkan ibadah, berikutnya guru mengajarkan
dengan lembut dan penuh perhatian agar guru bisa menyetuh jiwanya dengan
pola-pola komunikasi tersebut. Setelah itu kita kembalikan kepada siswa itu
sendiri”.67
memegang teguh hal itu. Keakraban kita terhadap siswa kita jaga baik”.68
66
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
67
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
68
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung
“ Peran guru semestinya memberi contoh pemahaman agama intinya saat guru
“ Pertama, guru harus memahami karakter siswa, yang kedua guru harus
kreatif dengan cara mencari refrensi hal-hal yang menarik dalam pelaksanaan
pembelajaran, dan yang ketiga guru harus memahami kondisi lingkungannya
sehingga pendekatan guru dan pembimbingan guru kepada siswa bias
maksimal”70
keakraban dengan siswa akan tetapi saling memahami posisi satu sama lain” 71
dengan cara menjalin keakraban dengan peserta didik Sesuai dengan salah satu
semboyan pendidikan yakni Ingarso Suntolodo dan tata tertib etika guru SMP
kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman
dasarnya karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang
perkembangan zaman dengan demikian peran gru pada massa lalu disamaratakan
Peran guru ibarat cermin, murid adalah cerminan dari guru,. Sehingga terdapat
interaksi timbal-balik antara pendidik dan peserta didik. Sehingga akhirnya, hasil
belajar peserta didik menentukan apakah peserta didik setelah mengikuti proses
belajar mengajar akan berubah karakternya menjadi lebih baik ataulebih buruk, baik
Kedekatan terhadap siswa merupan modal utama guru . modal utama dalam
artian merupakan peluang awal yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat
mendidik dan membimbing siswa dengan lebih mudah. Seorang guru yang dekat
dengan siswa akan lebih dihargai dan dihormati sehingga semua masalah yang
72
An-nahlawy dalam Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam .(Bandung:
Rosda Karya, 2011) h. 135
berkaitan dengan siswa dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Siswa yang secara
emosional sudah lebih dekat dengan guru akan lebih mudah untuk “nurut” sebai
contoh dekat dengan guru, ia akan dengan senang dengan membantu guru berbeda
dengan siswa yang secara emosional tidak dekat denngan guru, yang sulit menerima
apa yang disampaikan oleh gurunya; kalaupun mau menuruti, itu karena terpaksa.73
artinya dalam suati pembelajaran, guru adalah motivator dan fasilitator, sedangkan
Ingarso Suntolodo, Ingmadya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti “yang di
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
73
Ridwan Hasyim. Saatnya Guru Berfikir dan Berindak: Pemikiran dan Penglaman Guru
dalam Mengatasi Problem Pendidikan. (Cet.I; Bandung: Nuansa Cendaka. 2020).h.131-132
73
Ibid, h.41
potensi siswa sehingga dalam pembelajaran, siswalah yang dominan. Itulah mengapa
harus diketahui agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif
yaitu :
2. Tugas Manusiawi, yaitu tugas sebagai manusia. Dalam hal ini, semua guru
dimilikinya. Guru disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua
menghadapi guru.
menyiapkan generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang
menunggui mereka.76
Disamping kode etik, guru dalam menjalankan profesinya secara baik juga
dilihat dari tata tertib. Tata tertib ini sangat berguna untuk menunjang proses belajar-
mengajar secara efektif di sekolah. Karena guru juga adalah manusia biasa yang
cara guru dalam menyampaikan materi ,perilaku guru, cara guru berbicara dan
sebagainya, oleh karena itu diperlukanlah guru yang berkarakter positif untuk
menghasilkan kualitas manusia yang baik, karena dalam membentuk karakter seorang
peserta didik tentunya memerlukan bimbingan yang serius dan perhatian penuh dalam
75
Rani Wulandari. 2013. Teknik mengajar Siswa dengan Gangguan Bicara dan Bahasa.
Yogyakarta: Imperium, h. 26
75
Nanang Purwanto. Pengantar Pendidikan. (Yogyakarta: Graha Ilmu,2014). h. 33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
saat belajar. Ada yang kurang baik, kurang beradab terhadap gurunya.
Makassar.
57
58
Makassar
dengan cara menjalin keakraban dengan peserta didik Sesuai dengan salah
memberi teladan serta guru menerapkan tata tertib dan etika guru SMP
B. Saran
didik dengan memberi contoh teladan yang baik agar tujuan pendidikan
memilih figur teladan yang baik yang dapat dicontohi dan mencontohinya