Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teladan berarti tingkah laku, cara berbuat, dan berbicara akan ditiru oleh

anak. Dengan teladan ini, lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri

dengan orang yang ditiru. Keteladanan adalah metode pendidikan yang diterapkan

dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik berupa perilaku nyata,

khususnya ibadah dan akhlak. Dengan adanya teladan yang baik, maka akan

menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, dengan

adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal

apapun, maka hal itu merupakan amaliyah yang penting bagi pendidikan anak.1

Peran Keteladanan Guru adalah suatu yang patut ditiru oleh peserta didik yang

ada pada gurunya, guru di sini juga dapat disebut sebagai subjek teladan atau orang

yang diteladani oleh peserta didik. Maka menjadi teladan merupakan bagian dari

seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk

menjadi teladan. Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat

sorotan oleh siswa dan orang di sekitar lingkungannya, maka dari itu guru harus

menunjukkan teladan terbaik dan moral yang sempurna.2

1
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.150.
2
Abdullah Munir, Spritual Teaching (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006).h.6
1
2

kesimpulan dari definisi di atas bahwa Keteladanan merupakan keharusan

yang dimiliki oleh setiap orang yang lebih dewasa di lingkungan pendidikan,

Keteladanan sebagai bentuk contoh perilaku bagi orang yang lebih muda yaitu peserta

didik. Pendidik akan memjadi figur bagi peserta didik, jika pendidik memperlihatkan

perbuatan dan tutur kata yang nyata dari perilakunya yang mengarah kepada

keteladanan, seperti bertanggung jawab akan tugas-tugasnya sehingga guru sudah

dahulu menunjukkan pertanggung jawaban akan tugas-tuganya sebagi pendidik atas

apa yang diamanahkan kepadanya.

Nabi Muhammad sebagai pendidik dalam mendidik beliau memberi

contohatau teladan dalam melaksanakan kebaikan para pengikut beliau lebih mudah

dalam mengikuti jejaknya. Sebagaimana yang telah dituliskan dalam berbagai kitab-

kitab hadits dan al-Qur’an sebagai rujukan dalam mencontohi Rasulullah SAW, Allah

SWT berfirman Qur’an Surah al-Ahzab ayat 21;

‫ْل م ا ْْلخر وذَك‬ ‫َن‬َ ُ‫َلَق ْد َ ْم رسول أ‬


َ ‫رج‬ ‫لم كان‬
‫ر‬ ٌ‫ة‬ ‫ه كا ِفي ك‬
‫و َ َي ْو‬ ‫ن‬ ‫ل َّ وة‬
‫ّ وا‬ ‫ح‬ ‫ِال س‬ ‫ن‬ ََّ ‫ل‬
‫لا‬ ‫س‬ ‫ا ِثي‬
‫را‬
‫ك‬
Terjemahnya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”3

Menjadi guru sebagai panggilan hidup, tentu tidak merasa berat untuk peran

ini. Berbeda halnya bagi guru yang tidak menjadikannya sebagai panggilan hidup
3
3
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.430.
karna menjadi model dan teladan hidup merupakan beban yang paling berat selama

menjadi guru. Betapa tidak, menjadi guru berarti berbicara dan gaya bicara harus

menjadi model, berpakaian dan kebiasaan bekerja juga menjadi model, pola fikir dan

prilaku juga harus menjadi model, kesehatan dan pola hidup juga harus menjadi

model bagi peserta didik dan lingkungan sekitarnya. 4

Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, manusia membutuhkan

pendidikan, dalam kaitannya pengembangan potensi yang dimilikinya. Demikian

pentingnya fungsi dan peran pendidikan ini, sampai-sampai islam menempatkan

pendidikan sebagai bagian dari kewajiban agama.5 Rasulullah SAW bersabda :

‫ظير‬ ‫حد َث نَ ا هشام عم حدَث ح ْف ص ْ ما حدثَ ِ ر ش‬


‫عن‬ ‫نَ ا ثي بن‬ ‫بن ي ن‬ ‫بن ار نَ ا‬
‫ْن‬ ‫ك‬ ‫س‬
َ‫ل‬
‫محم ِد بن سيرين أَ َن س م ك ل رسول ِلالَّ صل ُلالَّ ْ وسل‬
‫يه هم‬ ‫ه‬ ‫عن بن ا َقا ال‬
‫ع‬ ‫ى‬ ‫ِل‬
َ‫ل‬
‫طَلب ا ْلع ْل ِم َفريضة عل ل مس و ضع ِم ع أَ ه ِله كمَق ِل ِد‬
‫ر‬ ‫ى لِ ٍم ك َوا ا ْل ْند ع ْل‬
‫ي‬
‫ا ْل َخنازي ج وا ُلّؤلُؤ والذه‬
Artinya : ‫هب‬ ‫ر ا ْل ْوهر‬
“Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Hafsh bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Katsir bin Syinzhir] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin
Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang
meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang
mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi."(H.R Ibnu Majah
No.220)6
4
Ratu Ile, Sumber Kecerdasan Manusia (Cet.I; Jakarta: Grasindo, 2016),h.31
5
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Sejarah dan Pemikirannya (Cet.II; Kalam
Mulia: Jakarta,2012 ).h.107
6
Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini. Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-
Muqoddimah, bab Fadhl Ulama wa al-Hits ala Thalabul Ilmi, dalam Mausu'ah al-Hadits al-Syarif al-
Kebutuhan Manusia akan pendidikan dinilai mutlak. Adanya kebutuhan ini

dapat dirujuk dari pernyataan Al-Qur’an dan Hadits sendiri. Aktivitas pendidikan itu

sendiri tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai ibadah. Sebab pada dasarnya pendidikan

itu mengacu kepada upaya untuk mengembangkan potensi fitrah suci manusia sejalan

dengan tuntunan Rasul yang diutus oleh Allah untuk itu. Sedangkan Rasulullah itu

sendiri adalah sosok teladan utama bagi setiap muslim.7

Suatu masyarakat yang dimana terdapat suatu hubungan yang tenang diantara

anggotanya, dimana tidak terdapat konflik apapun, akan tetapi tidak memiliki apapun

selain itu, mutunnya hanya sekedar cakupan saja, lebih dari itu, suatu masyarakat

harus memiliki suatu cita-cita yang harus dicapainya. Ia harus memiliki sesuatu yang

baik sebagai tujuan yang ingin dicapainya, suatu kontribusi yang orisinal bagi

warisan moral umat manusia.8

Perubahan moralitas sangat penting dalam membentuk karakter manusia,

untuk menghadapi masalah tersebut maka kekuatan-kekuatan moral yang merupakan

dasar bagi kehidapan baik dari kehidupan masa lalu maupun masa kini, serta

menumukan hakikat dan unsur-unsur moralitas terutama keadan-keadaan

pembentukan mental yang merupakan akar kehidupan moral.

Pendidik yang akan melaksanakan pendidikan harus mmemperkirakan arah

Kutub al-Tis'ah [CD-ROM], Global Islamic Software.1997, Nomor 220.


7
Jalaluddin, op.cit. h.111-112
8
Emile Durkheim, Moral Education ( pendidikan moral ), terj. Lukas Ginting (Cet.I;
Erlangga; jakarta, 1961).h.9
perkembangan kebijakan baru, dan harus siap dengan perkembangan tersebut, dan

siap melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pendidik, dan seorang pendidik harus

membantu generasi yang lebih muda dan merahkan mereka dalam mempersiapkan

masa depan yang cerah. Allah SWT berfirman Q.S An-nisa 9 :

‫خاف ْي ْل َ َيقُولُوا قَ ْو ًًل‬ ‫ض‬ ‫كوا ْم ذُ ِ ر‬ ‫اله لَ ْو‬ ‫و ْل َيخ‬


‫و ْل‬ َ ‫وا ِه ْم َيتهقُوا‬ ‫افًا‬ ‫من‬ ‫ِذي تَر ن‬
‫هيةً خ ْل ِف‬
‫عَل‬ ‫ش‬
ّ ‫ِه‬
‫لا‬
‫س ِدي‬
‫ًدا‬
Terjemahnya :

“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.”9

Allah memberikan kepada manusia sebuah peringatan berupa perintah untuk

takut kepada generasi penerus untuk membantu mereka dalam mempersiapkan

kondisi disegala aspek kehidupan, tentu menjadi bukti moralitas kita sebagai manusia

sudah sampai sejauh mana kepekaan terhadap lingkungan dan kepedulian kita dalam

mengentas berbagai problematika yang terjadi ditengah-tengah kita.

Allah SWT.telah mengutus Nabi Muhammad SAW dan para Nabi lainnya

sebagai teladan kepada siapapun yang ingin memperoleh kebaikan dan keberhasilan

dalam mencapai puncak keagungan sebagai manusia. Teladan sebagai contoh atau

model baik dan sempurna. Bagi umat Islam tokoh utama yang menjadi teladan adalah

Rasulullah SAW. Sebagai teladan, Rasulullah memiliki karakter yang luar biasa.

9
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya: Juz 4 (Alfatih:Banten,2013).h.78
Allah memuji karakter Rasulullah dalam surat al-Qalam ayat 4:

‫و ِإنه ك َلى خل عظي ٍم‬


‫ق‬ ‫َل‬
Terjemahnya :

“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. 10

Peran guru menjadi model dan teladan mamanglah sangat berat, tetapi ini

sebuah espektasi masyarakat karena guru bertugas membentuk generasi masa depan

bangsa.11 Sebagaimana ungkapan lama bahwa guru berarti “yang digugu yang ditiru“.

Digugu berarti pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang guru dapat dipercaya dan

bisa dilaksanakan. Ditiru berarti pola hidup dan kebiasaanya dapat ditiru atau

diteladani.

Dunia pendidikan saat ini berupaya mengevaluasi sistem pembelajaran untuk

menghasilkan manusia yang berkarakter dan pada akhirnya memiliki akhlaqul

karimah sebagai pola hidup, menjalankan nilai-nilai dan norma-norma yang

semestinya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan pada suatu bangsa yaitu mengusahakan supaya setiap

pribadi warga negara memiliki kesempurnaan pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya,

baik budi pekertinya dan sebagainya. Pada gilirannya, seseorang akan mencapai

melalui pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Secara khusus

pendidikan di tanah air kita tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia

10
Ibid.h.564.
11
Ibid.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sostem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan

Nasional Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu ,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.12

Namun yang terjadi nilai-nilai yang diajarkan Guru sebagai Pendidik di

sekolah hanya tinggal nilai rapor saja. kemudian yang menjadi dilema guru kita tidak

lagi mampu menjadi Pembentuk akhlak dan seolah telah kehilangan karakter budi

pekerti yang luhur. Sekolah Seakan tidak lagi memiliki Kekuatan menjadi benteng

karakter pada setiap Peserta didik melalui kurikulum yang diajarkan. Perasaan

Pesimis terhadap sistem Pengelolaan Sekolah tidak boleh membuat kita Kecewa dan

menghindar akan tetapi kita harus terus bangkit. saatnya pendidikan karakter

terutama kejujuran itu diImplementasikan untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Sebagaimana Tujuan tersebut dapat dipahami bahwa pembentukan karakter

siswa dapat melalui keteladanan yang di tampilkan Guru sebagai pendidik.

Keteladanan sangat Penting dalam proses pendidikan, idealnya jika guru memiliki

akhlak yang baik maka peserta didik juga memiliki akhlak yang baik, begitu pula

sebaliknya. Jika guru buruk dalam berprilaku dan tidak peduli pada masa depan

peserta didiknya maka muridpun akan menampakkan prilaku buruk yang dilakukan

oleh seorang guru, sebagaimana perkataan lam “Guru kencing berdiri Murid kencing

12
Undang-undang Ri no.20tahun 2003“Tentang Sisitem Pendidikan Nasional”. Bab 2, Pasal 3.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2016).h.7
berlari” artinya sedari awal guru telah mencontohkan perilaku yang tidak beretika dan

tak terpuji dalam pandangan manusia.

Seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi para muridnya, tidak saja

memberikan materi pelajaran tetapi juga mampu menunjukkan perilaku yang baik

sehingga dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.

Upaya guru dalam mendidik peserta didik yang berkarakter tidak terlepas dari

kepribadian yang dimiliki oleh guru.

Kepribadian pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar

harus menunjukkan kepribadian pendidik yang dapat dijadikan contoh bagi peserta

didik. Peneliti melihat keadaan pendidik yang dapat menjadi suri tauladan yang baik

bagi peserta didik yakni guru yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,

memiliki kompetensi profesional, memiliki kompetensi pedagogik, dan memiliki

kompetensi sosial yang baik.

Penelitian keteladanan guru pernah dilakukan oleh Khaerun nisa dengan Judul

“Peran Guru Akidah Sebagai Model dan Teladan dalam Pembentukan

Kepribadian Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Yogyakarta” dan menemukan

hasil bahwa dalam membentuk karakter siswa guru harus berusaha menerapkan nilai-

nilai moral melalui keteladanan yang berkaitan dengan materi pelajaran aqidah

seperti menanamkan nilai-nilai kejujuran, meaksanakan sholat berjama’ah tepat

waktu, membaca al-qur’an atau pengajian.

Peneliti meyakini bahwa keberhasilan proses pendidikan dengan tujuan


membentuk karakter peserta didik haruslah dimulai dari guru sebagai pendidik

memiliki karakter yang baik sebagaimana tercantum dalam UU SISDIKNAS agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang berguna bagi dirinya masyarakat, bangsa dan negara.13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar?

2. Apa faktor Penghambat Guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk

pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar?

3. Bagaimana peran Guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk

pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar?

13
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Tentang Sisitem Pendidikan
Nasional”. Bab 1, Pasal 1, Ayat 1.(Jakarta: Sinar Grafika, 2016).h.3. Lihat juga ; Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 “Tentang Standar Pendidikan Nasional”. Bab
1, Pasal 1, Ayat 1.
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini yaitu:

1. Untuk mengetahui karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar.

2. Untuk mengetahui Faktor Penghambat Guru dalam menerapkan metode

keteladanan untuk pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung

Tanah Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui peran Guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk

pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung TanahKota

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian diharapkan memperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. ManfaatTeoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dalam bentuk menambah

khasanah keilmuan dan wawasan khususnya dan umumnya bagi pembaca atau

peneliti lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan dilaksanakan penelitian Keteladanan guru dalam pembentukan

karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar,


diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bentuk panduan

keteladanan untuk pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar.

b. Kepada pendidik, sebagai bahan masukan dan pemikiran bagi guru dalam

memperbaiki kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan kompetensi

kepribadianguru.

c. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk membuat pelatihan

membentuk karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keteladanan Guru

Secara etimologi keteladanan berarti hal yang dapat ditiru atau dicontoh.

dalam bahasa Inggris “Model is a person or thing or the best kind”.13 Sedangkan

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “teladan” memiliki arti sesuatu yang patut

ditiru atau baik untuk dicontoh tentang sifat, perbuatan, kelakuan dan sebagainya 14

Keteladanan merupakan suatu upaya untuk memberikan contoh perilaku yang

baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemberian contoh atau teladan harus

dilakukan oleh seluruh pegawai yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yang

meliputi guru, kepala sekolah, dan stakeholders lainnya, pengawas, dan juga staf tata

usaha. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang paling utama dan pertama yang

berhubungan dengan siswa. Baik buruknya perilaku guru, apalagi guru agama, akan

dapat mempengaruhi secara kuat terhadap siswanya. Oleh karena itu, keteladanan

guru menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan sebab guru yang baik akan

menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya. 15

Hal yang menjadi pemahaman kita adalah keteladanan yang dinampakkan guru

13
Oxford University. Oxford Dictionary: Thitrd Edition. (New York: Oxford University
Press, 2009). h. 267
14
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2008). h. 1424.
15
Ngainan Naim,Menjadi Guru Inspiratif.( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).h.62

12
13

mempunyai peran penting terhadap baik dan buruknya karakter anak. Jika seorang

pendidik mempunyai sifat yang jujur dan dapat dipercaya, maka peserta didik akan

tumbuh dan berkembang seperti itu pula. Begitu sebaliknya jika seorang pendidik

mempunyai sifat pendusta maka peserta didik akan berkembang dengan berprilaku

dusta.

Keteladanan adalah perilaku yang terpuji dan disenangi karena sesuai dengan

nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Menjalankan keteladanan merupakan cara yang

bisa dilakukan para pendidik dalam memotivasi para siswa untuk lebih giat lagi

belajar agar tercapai tujuan yang diinginkan.16

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang

program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat

belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir

dari proses pendidikan.17

Dengan demikian peran guru sangat penting dalam membentuk karakter siswa,

bahkan tidak semua orang mampu dan sanggup untuk menjadi guru ideal, karena

guru memiliki beban serta tugas yang berat menanti dalam mempersiapkan peserta

16
Syafaruddin dan Asrul. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Citapustaka
Media, 2013 ).h.81

17
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogjakarta; Ar-ruzz Media, 2013), h. 24.
didik yang berkualitas dan menjadi contoh yang baik bagi peserta didik. Kesiapan

guru dituntut untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan dapat

tercapai dengan maksimal. Yaitu agar berkembangnya potensi siswa sehingga

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,

berakhlak mulia. Serta memiliki manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

B. Peran Nilai Dalam Proses Pendidikan

Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berprilaku pada setiap individu

untuk hidup dan bekerja sama. Baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan

Negara. Individu yang adalah individu yang mampu bersikap baik dan siap

mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap

sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa,

diri sendiri, sesame manusia, lingkungan, dan kebangsaanya yang terwujud dalam

pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,

hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.18

Secara umum, nilai merupakan suatu yang dianggap penting dan berharga.

Dalam konteks pendidikan, nilai mengacu pada hasil belajar siswa secara

komprehensif. Namun demikian, saat ini terjadi pergeseran makna tentang nilai,

khususnya di kalangan orang tua siswa yang menganggap bahwa nilai bukan hanya

sekedar representasi hasil belajar siswa di sekolah, namun berkaitan dengan

kepentingan akademik.

18
Muchlas Samani, Konsep dan Model pendidikan karakter ( Cet. V; Remaja Rosdakarya:
Bandung: 2016).h.41-42
Pembahasan tentang nilai-nilai berdasarkan keinginan membawa dua

pembagian lain tentang nilai pendidikan, yaitu nilai instrumental (instrumental value)

dan nilai intrinsik (Intrinsic value). Nilai yang pertama ada ketika seseorang

mengutamakanya karena kebaikan yang ada padanya. Dengan kata lain, sesuatu itu

bernilai karena berguna bagi hal tertentu atau bermanfaat untuk tujuan tertentu. Yang

kedua, Sesuatu yang baik bukan hanya karena sesuatu itu baik untuk mencapai tujuan

tertentu, melainkan sesuatu itu sendiri baik. Dengan kata lain, nilai baik sesuatu itu

tidak tergantung pada selainya, tetapi lahir dari karakteristik asli yang ada di dalam

dirinya.19

Penentuan nilai-nilai moral atau karakter yang akan diinternalisasikan kepada

peserta didik tentu saja tidak boleh asal-asalan.Terdapat beberapa unsur yang turut

berpengaruh dalam penentuan muatan moral atau karakter yaitu :

1. Karakteristik peserta didik yang meliputi latar belakang ekonomi, budaya,

dan serta tahap perkembangan kognitif dan moral.

2. Konteks sekolah berada, meliputi budaya masyarakat dan falsafah negara

pendidikan karakter melibatkan didalamnya berbagai macam komposisi

nilai antara lain nilai agama, nilai moral, nilai-nilai umum, dan nilai-nilai

Kewarganegaraan.20

19
Hery Nur dan Munzier, Watak Pendidikan Islam ( Cet.I; Friska Agung Insani: Jakarta,
2000).h.137
20
Agus Wibowo, Menejemen Pendidikan Karakter di Sekolah( Cet.II; Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2016).h.145-146
Desain induk pendidikan karakter antara lain diutarakan bahwa secara

substantif karakter terdiri atas 3 ( tiga) nilai operatif (operatif value), nilai-nilai dalam

tindakan, atau tiga unjuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan dan terdiri

atas pengetahuan tentang moral ( moral knowing, aspek konitif ), perasaan

berdasarkan moral (moral feeling, aspek afektif), dan perilaku berdasarkan moral

(moral behaviour, aspek psikomotor). Karakter yang baik (good character) terdiri

atas proses-proses yang meliputi tahu mana yang baik ( knowing the good ),

keinginan melakukan yang ( desiring the good ), dan melakukan yang baik ( doing

the good). Kecuali itu, karakter yang baik juga harus ditunjang oleh kebiasaan pikir (

habit of the mind ), kebiasaan qalbu (habit of the heart), dan kebiasaan tidakan (habit

of the action). Kemudian dinyatakan kembali bahwa konfigurasi karakter dalam

konteks realitas psikologi dan sosial-kultural juga dikategorikan menjadi oleh hati

(spiritual and emotional development), oleh pikir (Intellectual development), olahraga

dan kinestik (physical and kinaesthetic development), dan olah rasa dan karsa

(affective and creativity development ).21

Masalah pemahaman orientasi nilai melahirkan keresahan akademik.

Pembelajaran tidak lagi mementingkan proses belajar, namun justru hasil belajar. Jika

nilai siswa tidak mememnuhi ekspektasi orang tua dan standard sekolah maka yang

terjadi adalah praktik “tidak bernilai” sering kali disebut “katrol nilai” katrol nilai

menjadi jalan pintas untuk menaikkan nilai siswa. Akhirnya, kurikulum hanya

menjadi pedoman, tidak sampai pada tahap aplikasi.

21
Muchlas Samani, op.cit. h.49-50 n
C. Peran Keteladanan Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam

keteladanan adalah Metode Pendidikan Islam yang sangat efektif yang

diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena dengan adanya

pendidikan keteladanan akan mempengaruhi individu pada kebiasaan, tingkah laku

dan sikap.22

Allah SWT telah mengetahui dialah yang meletakkan metode Samawi yang

luar biasa bagi hamba-hambanya bahwa Rasulullah SAW yang diutusnya untuk

menunaikan risalah langit bagi suatu umat haruslah memiliki sifat mental, akhlak,

dan intelektual yang paling sempurna. Sehingga umat manusia dapat mengambil

teladan dirinya, belajar darinya, memenuhi panggilannya, dan berjalan diatas jalannya

yang agung utama dan berakhlak mulia.23

Oleh karena itu, kenabian merupakan penugasan tidak dicari. sebab, Allah

SWT yang menjadikan risalah ini, lebih mengetahui orang yang dia pilih sebagai

seorang utusan yang memberi kabar gembira dan peringatan. karena itu, Allah SWT

mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang baik bagi kaum muslimin di

sepanjang masa serta sebagai pelita yang menerangi dan dari Purnama yang memberi

petunjuk bagi seluruh manusia sepanjang zaman dan seluruh tempat. 24 Allah SWT

berfirman dalam Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 21

22
Abudin Nata, Filsafat Pendidkan Islam , (Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1997).h.95

23
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatu al-Aulad fi al-Islam (Pendidikan Anak Dalam
Islam).Terj.emiel Ahmad (Cet.VI;Jakarta:Khatulistiwa,2020).h.364
24
ibid.
‫ْل ي لءاخر وَذك‬ ‫رسول َ حسن من‬ ‫لَ ْم‬ ‫لهَق ْد‬
َ َ ‫َ ير ج‬
‫ر‬ َ‫كان ى ك ل ّٱ‬
‫كان واٱ َ ْوم ٱ وٱ‬ ‫وة ة ل‬
ّ ‫ِل أ س‬
‫ل‬

‫ٱ ك ِثيرا‬
ََّ ‫ل‬
‫ل‬
Terjemahnya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.25
Pentingnya akan pendidikan keteladanan (Tarbiyah bi al-qudwah) bagi para

pendidik atau orang tua terhadap anaknya, Abdullah Nashih ulwan dalam kitabnya

Tarbiyatu al-Aulad fi al-Islam “Pendidikan Anak Dalam Islam”mengatakan bahwa

keteladanan (uswah hasanah) adalah sebuah metode pendidikan yang memberikan

pengaruh pada diri jiwa anak. Hal itu karena seorang pendidik merupakan contoh

nyata dalam pandangan anak. Contoh-contoh yang baik itulah yang akan ditiru oleh

anak dalam berprilaku dan berakhlak.26

Kaitannya dengan hal tersebut, Quraish shihab dalam tafsir al-misbah

menyampaikan bahwa, ayat ini bisa jadi merupakan kecaman kepada orang-orang

munafik yang mengaku memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam.

Kecaman tersebut dikesankan oleh kata laqad. Seakan-akan ayat di atas mengatakan,

“Kamu telah melakukan aneka kedurhakaan, padahal sesungguhnya di tengah kamu

ada nabi Muhammad yang mestinya kamu teladani.”27

25
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.430.
26
Abdullah Nashih Ulwan, op.cit.h.367
27
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.11(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h.424
Begitu melimpah karakter rasulullah yang patut diikuti oleh seluruh

ummatnya dan seluruh manusia secara umum, beliau merupakan figur yang Allah

telah turunkan dan telah Allah SWT.jaga kesuciannya, tidak ada sedikitpun dalam

kehidupan ini dilewatkan dengan karakter yang terpuji hanya karena mengikuti hawa

nafsunya melainkan karakter beliau terbentuk dituntun oleh Allah SWT.

Sebagaimana Allah berfirman Q.S. An-Najm 3-4 :

‫وحي حى‬ ‫ن ه َو‬ ‫ا ْل َ وى‬ ‫وما ْنط‬


Terjemahnya : o ‫ُيو‬ ‫ال‬ ‫ه‬o ‫ع‬ ‫ق‬
‫ن‬
“dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya.28

Diantara banyaknya karakter tersebut berikut beberapa karakter yang

sepatutnya guru ajarkan dengan mencontohi karakter rasulullah yaitu:

a. Karakter Sabar

Keteladanan dalam kesabaran ini tercermin pada diri Rasulullah.Sabar

merupakan keberhasilan menahan gejolak nafsu untuk meraih yang baik atau yang

lebih baik ia adalah pelaksanaan tuntunan Allah secara konsisten tanpa meronta atau

mengeluh. Adapun yang belum mencapai tingkat kebajikan itu, maka diharapkan

dapat memperoleh petunjuk melalui Nabi Muhammad SAW.29Sebagaimana firman

Allah SWT.Q.S. Al-Ahqaf ayat 35 :

28
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 27 (Alfatih:Banten,2013).h.536.
29
Muhammad Quraish Shihab.. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.13(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h.112.
‫ر‬
ْ ‫كأَنه‬ ‫َال َت س َت عج َ له‬ ‫َفاص ِبر كم َ أُولُو ا ْل ز من رسل‬
‫ْون‬ ‫ه ْم وم‬ ‫و ْم ل‬ ‫ال‬ ‫ر ِم‬ ‫ا ب‬
‫ص‬
‫سقُو‬ ‫َفهل يُ َلغٌ هل ا ْلَق ْو ا ْلفَا‬ ‫ما ُيو عدون ْل َبثُ وا ساع من ها‬
‫ن‬ ‫ال م‬ ‫ك‬ ‫نر‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫ْم‬
Terjemahnya :

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati


seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah
bersabar dan jaganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada
hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-
olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.(inilah suatu
pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.”30

Menurut Quraish shihab bahwaKarena Segala sesuatu akan diperhitungkan

dan diberi balasan oleh Allah, maka tabah dan Bersabarlah wahai Nabi Muhammad

menghadapi ulah dan kedurhakaan orang-orang kafir, sebagaimana telah bersabar lagi

tabah Ulul Azmi yakni mereka yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan dalam

menghadapi kesulitan serta tekad yang membaja untuk mewujudkan kebaikan dari

yakni sebagian dari atau yaitu para rasul, tidak tinggal di dunia melainkan sesaat dan

pada siang hari saja apa yang kami nasehatkan ini adalah sesuatu pelajaran yang

sangat luhur dan berharga serta cukup untuk bekal hidup maka tidaklah dibinasakan

pada masa lalu dan pada masa datang melainkan kaum yang fasik yang keluar dari

koridor ajaran agama serta telah mendarah daging kedurhakaannya Seperti orang-

orang yang dibicarakan di sini.31

b. Karakter semangat Beribadah

Semangat beribadah merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh setiap

30
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 26 (Alfatih:Banten,2013).h.506.
31
Muhammad Quraish Shihab.loc.cit.
orang yang beriman, dengan semangat, segala perintah yang diberikan kepada kita

sebagai orang beriman dapat lebih dinikmati karena ada dorongan dari dalam diri

untuk mengerjakan perintah berupa ibadah dalam rangka mencapai kemuliaan hidup.

Allah SWT berfirman Q.S. Luqman ayat 17 sebagai berikut:

‫علَى ما‬
‫ص‬ ‫ا ْل م كر‬ ‫ا وا ْنه‬ ‫صلَة‬
َ ‫َيا ُب نَ ي أَ ِق ِم ال‬
‫وا‬ ‫ع‬ ‫وأْمر ْلمعرو ف‬
‫ِب ر‬ ‫ن ْن‬
ُ‫ا ْْل‬ ‫ك من‬ ‫أَ صا َبك ن ذَ ِل‬
Terjemahnya : ‫ُمور‬ ‫عز ِم‬

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
yang menimpa kamu sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh (Allah).”32

Quraish shihab berpendapat bahwaLuqmanmelanjutkan nasihatnya kepada

anaknya nasihat yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi

dalam qalbu sang anak. Yaitu perintah untuk melaksanakan shalat dengan sempurna

syarat, rukun, dan sunnah-sunnahnya. dan, disamping memerhatikan diri dan

membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku

serupa. Karena itu, perintahkan secara baik-baik siapa pun yang mampu diajak

mengerjakan ma’ruf dan cegah mereka dari kemungkaran. Memang akan banyak

tantangan dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah karena itu, tabah dan

bersabar terhadap apa yang menimpa. Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat

tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amr ma’ruf

32
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 21 (Alfatih:Banten,2013).h.412.
dan nahi munkar, dan kesabaran.33

c. Karakter Akhlaqul Karimah

Allah SWTmemuji Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang terbaik, hal ini

Allah SWTsampaikan dalam firmannya Q.S. al-Qalam ayat 4


:

‫و ِإنه ك لَى خل عظ‬


‫ق ي ٍم‬ ‫َل‬
Terjemahnya :

“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”34

Akhlak beliau mencerminkan qur’an dalam kehidupan sehari-harinya

sebagai gambaran yang benar-benar berasal dari al-Qur’an. Karena Al-Qur’an

merupakan kitab yang mengandung nilai moral yang agung bagi manusia yang

memiliki potensi yang berbeda-beda, maka Nabi Muhammad merupakan contoh

nyata dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Karakter Tawadu’

Bersikap rendah hati maksudnya menghargai orang lain dengan ikhlas. Orang

lain diperlakukan dengan penuh rasa hormat, menjaga perasaannya, dan

menampakkan Prilaku yang menyenangkan. Siapapun yang dihadapinya selalu

diperlakukan dengan baik. Jika berbicara dengan orang lain Dia selalu menghargai

lawan bicaranya. Jika bertemu dengan orang yang lebih rendah tingkatan sosialnya

33
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.11(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h. 308
34
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 29 (Alfatih:Banten,2013).h.564.
dia tetap berlaku hormat dan memuliakannya sebagai manusia. Allah SWT. berfirman

Qur’an surah Asy-Syu’ara’ ayat


215
‫ك م ن مؤ م‬ ‫ٱت ه َ ب‬ ‫ض‬ ‫وٱخ ِف‬
‫ِنين‬ ‫ٱ ْل‬ ‫لمن‬ ‫جَناحك‬
Terjemahnya :

“dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu

orang-orang yang beriman.”35

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya Al-misbah meliau mengungkapkan

bahwa penggalan ayat ini mengilustrasikan sikap dan perilaku seseorang seperti

halnya seekor burung yang merendahkan sayapnya kepada saat ia hendak mendekat

dan bercumbu kepada betinanya atau melindungi anak-anaknya. Sayapnya terus

dikembangkan dengan merendah dan merangkul serta tidak beranjak meninggalkan

tempat dalam keadaan demikian sampai berlalunya bahaya dari sini ungkapan itu

dipahami dalam arti kerendahan hati, hubungan harmonis dan perlindungan kata serta

ketabahan dan kesabaran bersama kaum beriman khususnya pada saat-saat sulit dan

krisis.36

e. Karakter Zuhud

Zuhud bukan berarti pribadi yang lemah. Namun, yang dimaksud ialah seseorang

memiliki dan tidak mengharapkan apapun melainkan keridhaan dari Allah SWT, memiliki

35
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 19 (Alfatih:Banten,2013).h.376.
36
Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan,, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Vol.10(Cet.IX; Jakarta: Lentera Hati,2008).h. 150
derajat di atas para pecinta dunia dan mempunyai tingkatan ilmu serta pemikiran yang lebih

tinggi dari mereka. Sebagaimana Allah SWT. berfirman Q.S. Al-Furqon ayat 57.

‫أَن ته خ لَى ِ ِ َل‬ ‫ال‬ ‫من‬ ْ ْ ‫قُل أَ س‬


Terjemahnya : ‫بي‬ ‫ب‬ ‫شاء ذ‬ ‫من‬ ‫أَجر‬ ‫ما أ م يه‬
‫ه س‬ ‫لك ع‬
‫ر‬ ‫َل‬
“Katakanlah, Aku tidak meminnta upah sedikitpun kepada kamu dalam
menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang
yang mau mengambiljalan kepada Tuhannya.” 37

Metode yang harus ditampilkan guru terhadap peserta didiknya melalui

perkataan dan perbuatan serta tata cara berintraksi dengan baik terhadap teman

sebaya maupun dalam lingkungan yang lebih luas.Perbuatan, ucapan dan interaksi

sesasama yang didesain secara keteladanan dari guru itulah yang akan membentuk

pola pikir dan pola keperibadian anak, sehingga menghasilkan buah hati yang

menggembirakan orang tua. inilah yang sering tidak disadari, bahkan banyak guru

yang merasa jengkel bahkan marah dalam menghadapi peserta didiknya. Namun

anehnya,kebanyakan orang tua yang tersebut, menyudutkan anaknya.Sangat jarang

bahkan hampir tidak ada lagi orang tua yang menyadari bahwa tingkah laku anak

yang keliru hanyalah akibat kesalahan keteladanan dari orang tua atau guru itu

sendiri.

D. Pembentukan karakter Siswa di Sekolah

37
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya: Juz 19 (Alfatih:Banten,2013).h.365.
Karakter adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,

personalitas, sifat, tabiat, temperamen, etos, dan watak. Karakter mengacu pada

serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan

keterampilan (skills). Jadi, karakter terdiri dari watak, akhlak dan budi pekerti yang

diwujudkan melalui nilai-nilai norma yang dipatrikan untuk menjadi nilai

instrinsik dalam diri dan mewujud dalam suatu sistem daya juang. Berkarakter

adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.38

Perencanaan pendidikan karakter di sekolah harus didasarkan pada visi

pendidikan karakter yang ditetapkan oleh sekolah yang merupakan cita-cita atau yang

akan diarahkan melalui kinerja sekolah tanpa visi yang jelas dan dapat dipahami oleh

semua pihak di sekolah tersebut maka setiap usaha pengembangan pendidikan

karakter akan menjadi kerja yang sia-sia atau mubazir. Oleh karena itu, sebelum

membuat perencanaan pendidikan karakter setiap sekolah terlebih dahulu harus

menentukan visi pendidikan yang akan menjadi dasar acuan bagi satuan kerja

pembuatan program dan pendekatan pendidikan karakter.39

Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu

(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku), individu yang berkarakter baik

dan unggul adalah individu yang selalu berbuat yang terbaik bagi dirinya dan

lingkungannya serta membawa kemuliaan bagi dirinya. Karakter tidak datang dengan

38
Kokom Komalasari dan Didin Saripudin. Pendidikan Karakter ( Bandung: PT Refika
Aditama,2017),h.1-2.
39
Agus wibowo, op.cit. h.138
sendirinya, melainkan dibentuk, ditumbuhkembangkan, dibangun secara sadar dan

motivasi yang tinggi dari dalam diri.40

Pendidikan karakter di sekolah sangat dipengaruhi oleh Pendidik, karena

Pendidik berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Perilaku pendidik yang dia

tampakkan kepada peserta didiknya yan negatif dapat membunuh karakter anak yang

positif, karna peserta didik mendapatkan contoh yang buruk dari gurunya yang

seharusnya mendapatkan pendidikan yang mengembangkan potensi dirinya.

Pendidikan karakter di sekolah memiliki tahapan-tahapan pelaksanaan agar

dalam proses pembentukan karakter tidak terkesan memaksa dan menekan akan tetapi

dalam pelaksanaa pembentukan karakter mengalir sebagaimana peserta didik

menginginkan perubahan positif dari dalam dirinya, tahapan-tahapan tersebut yakni:

1. Moral Knowing, menanamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan.

Mengapa harus berprilaku baik, dan apa manfaat berprilaku baik

2. Moral Feeling, membangun kecintaan berprilaku baik pada anak yang akan

menjadi sumber energi anak untuk berprilaku baik. Membentuk karakter

adalah dengan cara menumbuhkannya.

3. Moral Action, bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan

nyata. Moral Action ini merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya dan

harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior.41

40
Syaiful Sagala. Etika dan Moralitas Pendidikan : Peluang dan Tantangan ( Jakarta:
Kencana, 2013).h.290-291
41
Syafaruddin. Efektivitas Kebijakan Pendidikan.( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008). h. 182.
Pendidikan karakter terdapat nilai-nilai luhur yang harus dimiliki dan

dipraktikkan terlebih dahulu oleh guru, baru kemudian diajarkan kepada anak didik

dalam kehidupan nyata, adapun nilai-nilai luhur itu yakni religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, kasih sayang, gotong royong, sopan santun,

tanggung jawab, peduli sosial, cinta tanah air, rasa ingin tahu, cinta damai,

menghargai prestasi, peduli lingkungan dan demokrasi.42

Keteladanan merupakan proses pembentukan budi pekerti yang luhur yang

tertanam secara mendarah daging pada anak dan tidak dirasakan kehadirannya oleh

anak.Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dapat optimal efektif dan

efisien.Jika pendidikan karakter termanajemendengan baik serta menjadi sarana bagi

sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan karakter yang perlu ditekankan bahwa

manajemen pendidikan karakter haruslah dilaksanakan oleh segenap komponen

sekolah dan didukung oleh masyarakat pemerintah dan pemangku kepentingan atau

dalam hal ini stakeholder pendidikan tanpa adanya kerjasama yang Sinergi antar

komponen tersebut pendidikan karakter tidak akan berfungsi apa-apa.

42
Masnur Muslich. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidemensional.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013).h. 76.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian lapangan (field

research)yaitu penelitian yang terlibat secara langsung dalam proses pengumpulan

data dengan bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang

keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial; individu, kelompok,

lembaga atau masyarakat.37

2. Pendekatan Penelitian

Pendeketan penelitian yang dipergunakan adalah pendekatan kualititatif.

Pendekatan kualitatif merupakan cara pandang peneliti dengan mengadopsi desain

kualitatif dalam melakukan studi. Desain penelitian kualitatif memiliki beberapa

karakteristik, yaitu lebih bersifat umum, fleksibel, dinamis, eksploratif, dan

mengalami proses pengembangan penelitian berlangsung.38

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar yang beralamatkan Jalan Sabutung Baru Nomor 12, Kelurahan Cambaya,

37
Sumadi Suryabrata, MetodologiPenilitian(Cet.XXVIII; Yogyakarta: RajagrafindoPersada,
2018), h. 80
38
Herimawan Junaidi, Strategi Kebut Skripsi Dalam 21 Hari : Cara Gila Menyusun Skripsi
Bebas Galau (Cet.I;Yogyakata:Araska , 2019).h.39

28
29

Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, 90162, E-

mailsmp.muh2@gmail.com. Kemudian Yang menjadi objek penelitian ialah, Guru

dan siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah. Tempat penelitian ini didasarkan

oleh pertimbangan jarak lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti yang relatif

tidak jauh,lebih menghemat biaya transportasi. Peneliti mengenal situasi dan kondisi

sekolah sehingga mudah untuk memperoleh data dan menganalisis data. Sehingga,

didapati hasil penelitian yang maksimal.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Peran Keteladanan Guru.

2. Karakter siswa.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian maka peneliti akan memaparkan deskripsi fokus

penelitian sebagai erikut :

1. Peran Keteladan Guru adalah Peran Guru menjadi teladan terhadap peserta

didik dalam Mengajarkan karakter dan membangun orientasi terhadap ilmu

yang berkaitan dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakter siswa adalah Nilai dasar yang membangun pribadi seorang siswa,

terbentuk baik karena pengaruh Guru dalam memberi teladan serta yang

membedakannya dengan orang lain disetiap kehidupan sehari-hari. karakter

ideal merupakan karakter yang diharapkan oleh keluharan akal sehat manusia

yang meliputi kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,


kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang berguna bagi dirinya

bangsa dan negara.

E. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh dan tempat

data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia,

artefak,ataupun dokumen-dokumen, pencatatan sumber dasta melalui wawancra atau

pengamatan merupan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

Kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senatiasa bertujuan

memperoleh suatu informasi yang diperlukan.39

Sumber Data adalah segala sesuatu yang dapat memberi informasi mengenai

data. Data jika diklasifikasikan berdasarkansumbernya. Maka datadikelompokkan ke

dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.40

1. Data Primer

Data primer adalah Data yang diperoleh langsung dari sesuatu yang

diteliti. Adapun data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliiti (atau petugas-petugasnya).41

Untuk mendapatkan mendapatkan data primer, peneliti harus

mengumpulkan secara langsung. Data biasanya diperroleh dari obeservasi,

39
Tim Penyusun,2019. Panduan Penulisan Ilmiah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar,h.39
40
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.79
41
Sumadi suryabrata, Op.cit, h. 39
wawancara, Focus Grup Discussion (FGD), dan penyebaran.42

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi

sebelumnya, data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti

jurnal, laporan, buku, dan sebagainya.43

Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk

menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti harus menerima menurut apa

adanya.44Data yang diharapkan tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen,

seperti data keadaan sekolah, data tentang produktivitas sekolah, dan

sebagainya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang disesuaikan dengan

jenis dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan merujuk pada metodologi

penelitian, yaitu pedoman wawancara atau pedoman angket/kuesioner.45

Pada penelitian ini menggunakan instrumen yang bersesuaian dengan

penelitian kualitatif dan penggunaan instrumen pada penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi
42
Herimawan Junaidi, loc.cit.
43
Ibid.
44
Sumadi suryabrata, loc.cit.
45
Tim penyusun, op.cit. h.14
Observasi sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena yang akan

diselidiki baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. dengan

memfungsikan alat indera pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data

yang diperlukan serta mencatat hal-hal penting dengan bantuan alat mencatat.

2. Pedoman Wawancara

Pada penelitian ini peneliti telah mengetahui secara pasti informasi apa

yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti membuat daftar

pertanyaan secara terstruktur. Peneliti menggunakan instrumen sebagai alat

bantu seperti, recorder, kamera, dan alat mencatat.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan, arsip, gambar, film, dan dokumen-dokumen lainya.

Termaksud dalam dokumen itu adalah catatan penting yang berhubungan

dengan masalah, yang memungkinkan memperoleh data secara lengkap, sah,

dan bukan berdasarkan perkiraan saja. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini, buku catatan, dan kapasitas peneliti dalam melakukan

interpretasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu komponen dalam sebuah penelitian adalah proses penelitian dalam

pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh informasi


dalam rangka mencapai tujuan penelitian.46

Ditinjau dari aspek teknik pengumpulan datanya, peendekatan kualitatif

penelitian ini mengadupsi teknik yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena

melibatkan berbagai faktor dalam pelakasanaanya. Metode pengumpulan data

observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat

digunakan merekam berbagai berbagai fenomena yang terjadi. Teknik

pengumpulan data observasi cocok untuk penelitian yang bertujuan untuk

mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.47

Peneliti dalam meperoleh data secara real peneliti memilih untuk

melakukan teknik pengumpulan data observasi partipatoris, peneliti terlibat

secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati

sebagai sumber data.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung peneliti dan narasumber. Seiring

berkembangnya teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui

46
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.77
47
Herimawan Junaidi, Op.cit. h.85
media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.48

Peneliti mewawancarai responden dengan wawancara terstruktur

dimana dalam wawancara terstruktur peneliti telah mengetahui dengan pasti

informasi apa yang hendak digali dari narasumber.

3. Dokementasi

Dokementasi adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan

langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan

data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan

analisis.49

Dalam melakukan teknik pengumpulan data melalui metode studi

dokumen penulis berupaya memperoleh dokumen berupa dokumen primer,

yakni dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami peristiwa.

Serta dokemen sekunder, yakni dokemen yang ditulis berdasarkan oleh

laporan atau cerita orang lain.

H. Teknik Analisis Data

Teknis Analisis data suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data

menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk

dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama

48
Herimawan Junaidi, op.cit. h.84
49
Herimawan Junaidi, op.cit. h.87
adalah masalah yang tentang penelitian.50
51
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam

penelitian ini peneliti melakukan tahapan-tahapan menganalis secara sistematis

dengan menggunakan teknik yaitu :

1. Induksi data

Induksi data adalah proses penarikan kesimpulan dari investigasi kasus

yang kecil secara detail untuk mendapatkan gambaran besarnya. Dengan kata

lain data yang berupa serpihan-serpihan itu dirangkai untuk menghasilkan

gambaran besar yang menjadi kesimpulan. 52 Dengan demikian peneliti akan

lebih mudah dalam menganalisis data.

2. Penyajian data

Setelah peneliti melakukan teknik menginduksi data maka teknik

selanjutnya yaitu penyajian data dengan carapeneliti menyajikan data dalam

bentuk uraian tulisan, tabel, dan sejenisnya.

3. Kesimpulan data

Tahapan selanjutnya yang digunakan setelah penyajian data yaitu

kesimpulan data dengan cara peneliti menyimpulkan data yang sebelumnya

data tersebut belum jelas kemudian disimpulkan menjadi lebih terperinci.

50
Tim Penyusun, loc.cit
51
Sumadi suryabrata, op.cit, h. 40
52
Herimawan Junaidi, op.cit. h.40
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada pembahasan ini penulis menguraikan gambaran umum Lokasi Penelitian

di SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar sebagai berikut :

1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar

Keberadaan SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar tidak dapat

dipisahkan dari sejarah SM EP Ujung Tanah pada tahun 1970 kemudian berubah

nama menjadi SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar pada tahun 1976

yang dahulunya berlokasikan di jalan Saugi kemudian pada 1993 berpindah lokasi ke

jalan sabutung baru nomor 12 sampai sekarang ini dikarenakan adanya proyek

pelebaran jalan yang mengharuskan SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah berpindah

lokasi hingga sekarang ini.

2. Visi dan Misi

a) Visi

Islami, Kompetitif dan Berakhak Mulia Berdasarkan Al-Quran dan As-

Sunnah

b) Misi

1) Menciptakan Suasana islami Dilingkungan Sekolah.

36
37

2) Melaksanakan MBS Sehingga tercapai kemandirian, keterbukaan,

akuntabilitas, partisipasi, fleksibilitas dan berkelanjutan program

disekolah.

3) Mengembangkan bahan ajar, kurikulum,peralatan dan media

pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan.

4) Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler, khusus ekstrakulikuler ciri

khas Muhammadiyah sebagai penunjang kegiatan siswa.

5) Melaksanakan 7 K sehingga tercipta lingkungan sekolah yang aman

dan nyaman.

6) Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

kependidikan sehingga memiliki kemampuan dan komitmen tinggi

dalam melaksanakan tugas.

7) Menggalangkan dan menumbuhkan partisipasi masyarakat sehingga

terjadi kerjasama dan komunikasi yang baik diantara stakeholder dan

sekolah.

3. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Makassar


Akreditasi : B pada Tahun 2017
NSS / NPSN : 203196001048 / 403124559
Tahun Berdiri 1976
Alamat : Jalan Sabutung Baru No. 12 Kel. Cambaya Kec.
GPS / Garis Lintang Bujur :108,57’25” / 053’0,56’11”
Kategori Sekolah : Reguler
Email : smpmuh2_mks@yahoo.co.id
Luas Tanah : 5.108 M²
Status Tanah : Hak Milik Persyarikatan Muhammadiyah
Luas Bangunan : 435 M²

4. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik

1) Keadaan Pendidik

Pendidik memegang peranan penting dalam membentuk karakter siswa di SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar dalam proses pembelajaran Jumlah

pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar adalah Sebanyak 18

orang, berikut ini adalah nama-nama Pendidik di SMP Muhammadiyah 2 Ujung

Tanah Kota Makassar.

Tabel 4.1

Keadaan Pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar

NO. NAMA GURU STATUS


1 IKHWAN, S.Pd HONORER
2 JAMIL MAULU, S.Pd PNS
3 NURHANI, S.Pd PNS
4 MARIYANI, S.Pd PNS
5 Dra. NURBAETI DJABIR HONORER
6 WAHIDA TALIB, S.Pd HONORER
7 KAMARUDDIN HONORER
8 SUHARDI HONORER
9 SURIANA, S.Pd HONORER
10 SURIANA, S.Ag HONORER
11 ABIDIN, S.Ag., S.Pd.I HONORER
12 DARMAWATI, S.Ag., M.Pd HONORER
13 Dra. KURSIAH HONORER
14 ARNIATY, S.Pd HONORER
15 SITTI RAHMAH, S.Pd., M.Pd HONORER
16 KARTINI HONORER
17 ABD. HAKIM, S.Pd., M.Pd HONORER
18 AHMAD ZAINAL, BA HONORER
19 HUSAIN, S.PD HONORER
Sumber data : Kantor SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar Tahun
Pelajaran 2020-2021

2) Keadaan Peserta Didik

Peserta Didik merupakan Komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dalam

Pembelajaran, karena tanpa peserta didik sekolah tidak akan bekerja sebagaimana

mestinya dan juga keberhasilan pendidik sangat tergantung oleh keadaan dan kualitas

peserta didik. Jumlah peserta didik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar Tiga tahun terakhir sebanyak 1527, untuk mengetahui jumlah masing-

masing kelas disajikan dalam bentuk table.

Tabel 4.2

Keadaan peserta didik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar

JENIS KELAMIN
KELAS JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
I 34 62 96
II 33 46 79
III 46 62 108
TOTAL 113 170 283
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

a. Keadaan sarana

Ketersediaan Sarana dan Prasarana sangat penting dalam menunjang Mutu

pembelajaran di sekolah, Ketersediaan sarana memberi perasaan yang nyaman


tentunya akan menambah semangat peserta didik dalam menimbah ilmu di

sekolah.

Berdasarkan observasi dan dokumentasi, diperoleh data bahwa keaadaan

sarana di SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar yang berlokasi di

Jalan Sabutung Baru Nomor 12 Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah

Kota Makassar belum menunjangdalam proses pembelajaran. Sarana yang Ada

belum memenuhi kebutuhan Sekolah secara keseluruhan. Adapun Sarana yang

dimaksud dapat dilihat dalam Tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Keadaan Sarana SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah

Kota Makassar

Ketersediaan Pemanfaatan*
Ada Ada
NO Jenis sarana dengan dengan Tidak
Ya Tidak
kondisi kondisi Ada
baik Rusak
1 Ruang kelas  
2 Ruang perpustakaan  
3 Ruang laboratorium  
IPA
4 Ruang pimpinan  
5 Ruang guru  
6 Ruang Tenaga  
Administrasi
7 Tempat beribadah  
8 Ruang konseling  
9 Ruang UKS  
10 Ruang organisasi  
Ketersediaan Pemanfaatan*
Ada Ada
NO Jenis sarana dengan dengan Tidak
Ya Tidak
kondisi kondisi Ada
baik Rusak
kesiswaan
11 Jamban  
12 Gudang  
13 Ruang sirkulasi  
14 Tempat  
bermain/berolahraga
15 Kantin  
16 Tempat parkir  
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021

b. Keadaan Prasarana

Selain fasilitas sarana penunjang dalam proses bellajar mengajar, prasarana juga

merupakan hal yang menunjang karena sarana dan prasarana merupakan hal yang

berperan penting dalam mendukung proses pembelajaran

Prasarana SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar dapat di lihat

pada tabel berikut


Tabel 4.4

Keadaan Prasarana SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah

Kota Makassar

Ketersediaan*
No Lengkap Lengkap
Jenis Prasarana Tidak
. dengan dengan
Lengkap
kondisi baik kondisi Rusak
1 Kursi siswa 
2 Meja siswa 
3 Kursi guru 
4 Meja guru 
5 Lemari 
6 Papan pajang 
7 Papan tulis 
8 Tempat sampah 
9 Tempat cuci tangan 
10 Jam dinding 
11 Kotak kontak 
Sumber data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota
Makassar Tahun Pelajaran 2020-2021

B. Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar

Seorang guru sebagai pendidik bertugas mendidik yakni membantu peserta

didik agar mencapai kedewasaan, guru selain sebagai pendidik juga sebagai

pengajar. Guru hendaknya memahami karakter dan pembimbing Karakter peserta

didik baik Jasmani maupun rohani Serta mengenal dan memahami perkembangan

peserta didiknya yang meliputi fisik maupun psikis. Sebagaimana hasil wawancara

dengan pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar berkenaan

dengan tanggung jawab guru dalam membentuk karakter siswa Berikut ini:
“Sementara ini kita fokus melakukan pendidikan karakter dan kita harap
bahwa pendidikan yang dilakukan di SMP muhammadiyah 2 ini adalah
pendidikan berkarakter Seorang guru sebagai pendidik bertugas mendidik
yakni membantu peserta didik agar mencapai kedewasaan, guru selain
sebagai pendidik juga sebagai pengajar.”53

Wawancara di atas berlanjut kepada kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ikhwan dengan memfokuskan pembahasan

kepada karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makasar Sebagai

berikut :

“Kalau kita berbicara karakter siswa kita berbeda-beda, tetapi kita di


muhammadiyah memiliki standar karakter diatara standar karakter yaitu
bagaimana beribadah, sopan santun kepada orang tua,guru, lingkungannya,
dan sesama manusia. Apalagi kurikulum 2013 itu memiliki penilaian
terhadap sikap,pengetahuan, dan keahliannya ”.54

Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung


Tanah Kota Makassar Bapak Suhardi Berikut ini:
“Data yang kami dapati kita berada dalam lingkungan kumuh, lingkungan
keras, hampir rata-rata siswa kita keras, bandel tetapi tingkat kepatuhan
kepada guru masih terkontrol kalau di lingkungan sekolah masih terkontrol
kalau sudah diluar sekolah kembali kehabitatnya”55

wawancara di atas ditanyakan kembali kepada pendidik SMP Muhammadiyah

2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Kamaruddin Berikut ini:

“Karakter siswa kita keras karena pergaulan di masyarakat yang membentuk


dia keras keras, namun adapula siswa kita yang tidak hanyut dengan kondisi

53
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
54
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
55
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
itu, kita bersyukur dari tahun-tahun siswa kita membaik dengan adanya
sekolah muhammadiyah di lingkungan ini ”56

Wawancara di atas berlanjut kepada staf pegawai SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Arafah Berikut ini:

“Karakter siswa kita beda-beda pertama ada yang baik dalam artian dia sopan,
beretika kepada guru maupun ke sesame temannya. Namun ada juga yang
bermasa bodoh dalam artian disaat bertemu dengan gurunya dia tidak
menyapa gurunya, ada juga karakter yang tidak konsisten”57

Wawancara di atas berlanjut kembali kepada petugas keamanan SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Rudi Sebagai Berikut ini:

“Inilah romantika menjadi siswa ada yang disiplin ada yang bandel, kita

semua pernah merasakan jadi siswa.”58

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter siswa SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar berbeda-beda, ada yang memiliki

yang baik dan ada yang kurang baik Akan tetapi secara keseluruhan mereka

mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh SMP Muhammadiyah 2 Ujung

Tanah Kota Makassar.

Karakter merupakan keperibadian, perilaku, sifat, budi pekerti, watak dan

tabiat. Karakter Peserta didik akan Nampak dari cara dia berperilaku, bersikap

56
Wawancara dengan Bapak Kamaruddin. Senin, 12-Juli-2021
57
Wawancara dengan Bapak Arafah. Senin, 12-Juli-2021
58
Wawancara dengan Bapak Rudi. Senin, 12-Juli-2021
dan bertindak. Segala aktivitas yang nampak secara Nyata merupakan perwujudan

dari jiwa, watak, dan sifat Peserta didik. Meskipun memiliki fitrah, peserta didik

cenderung menjadi manusia yang baik atau buruk.

Meskipun anak, memiliki kecenderungan untuk menjadi manusia mulia,

namun kemuliaan tidak akan pernah melekat pada dirinya tanpa adanya contoh-

contoh yang dilihatnya akan kemulian tersebut, atau secara sadar dan sengaja

diperlihatkan kepada peserta didik. Dalam hal ini mendidik anak dengan memberikan

contoh dan teladan (akhlak) yang baik.

Dalam hal proses belajar mengajar kesalahan yang sering terjadi pada peserta

didik yaitu kurang disiplin dalam menaati aturan-aturan di sekolah, menyontek pada

saat ujian, menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, melawan terhadap

guru, tidak bersemangat saat belajar, motivasi belajar yang kurang , lalai akan tugas

yang diberikan oleh gurunya dan sebagainya.

Guru yang profesional harus memahami karakter peserta didiknya. Karakter

peserta didik adalah sifat-sifat khas yang dibawa anak, watak, dan kejiwaan, sebagai

identitas dirinya yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Masing-masing

peserta didik memiliki karakter yang berbeda, bahkan peserta didik yang identikpun

memiliki perbedaan karakter yang masing-masing pribadinya.

C. Faktor penghambat guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk

pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar
Terjadi sebuah pergeseran orientasi guru dari orientasi mengajar dan mendidik

menjadi orintasi materi guru dan orang tua hendaknya bekerja sama dengan pihak

sekolah serta diperlukan kesadaran yang tumbuh dari setiap pihak. Namun yang

terjadi adalah terdapat sebagian orang tua yang tidak mau bekerja sama dalam

membentuk karakter siswa dengan pihak sekolah dan juga siswa kurang sadar akan

pentingnya Karakter baik, Sebagaimana hasil wawancara dengan pendidik SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ahmad Zainal Berikut ini:

“Faktor penghambat keteladanan sebenarnya adalah faktor kepribadian guru


sendiri itu sudah lari dari orientasi sesungguhnya sebagai pendidik yakni
orientasi mendidik dan mengajar kemudian menjadi orientasi materi itulah
yang lihat terjadi penurunan yang luar biasa menjadi tantangan kita saat ini”59

Wawancara di atas berlanjut kepada kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ikhwan Sebagai berikut :

“kita melihat banyak faktor yang mempengaruhi karakter siswa dan yang
paling mempengaruhi adalah lingkungan masyarakat dimana lingkungan
masyarakat kurang mendukung daripada pelaksanaan karakter itu, terkadang
kita sudah sampaikan tentang karakter akan tetapi saat diluar sekolah kita
tidak memiliki kemampuan ketika dia di luar sekolah apalagi kondisi pandemi
sekarang ini, disitulah perlu sekolah didukung penuh oleh orang tua
dirumah”60

Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung


Tanah Kota Makassar Bapak Suhardi Berikut ini:

59
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
60
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
“Kita tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, penghambatnya misi
sekolah terputus diorang tua termaksud lingkungan penghambat, orang tua
memberi 100% kepada sekolah padahal pendidikan karakter harus seimbang
lingkungan sekolah dan lingkungan karakter”.61

Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung

Tanah Kota Makassar Bapak Kamaruddin Berikut ini:

“ Guru kurang mengetahui pengetahuan agama kemungkinan karena sekolah


kita bukan berbentuk madrasah sehingga aspek keagamaan ini merupan
penghambat kita hanya diajarkan dari materi pendidikan agama, baca tulis
qur’an. Pelajaran yang lain tidak menyetuh agama padahal keteladanan itu
dalam koridor keagamaan ”.62
Wawancara di atas berlanjut kepada staf pegawai SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Arafah Berikut ini:

“ Cara pembawaan guru kepada siswa kurang menyenangkan saat mengajar

kurang bervariasi walaupun guru sering mengikuti pelatihan kurikulum,

namun pelaksanaan kurang memaksimalkan materi pelatihan tersebut” 63

Wawancara di atas berlanjut kepada petugas keamanan SMP Muhammadiyah

2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Rudi Sebagai Berikut ini:

“ Terkadang kami mengamati ada guru yang berbenturan jam mengajarnya

dengan sekolah lain”64

61
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
62
Wawancara dengan Bapak Kamaruddin. Senin, 12-Juli-2021
63
Wawancara dengan Bapak Arafah. Senin, 12-Juli-2021
64
Wawancara dengan Bapak Rudi. Senin, 12-Juli-2021
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya

faktor keluarga yang kurang memperhatikan Pendidikan Karakter Peserta didik

sehingga Peserta didik tersebut agak susah untuk diarahkan, adanya faktor dari

lingkungan masyarakat yang mempengaruhi Perilaku peserta didik sehingga Peserta

didik terpengaruh oleh kebiasaan lingkungannya. Adanya kekurangan profesionalitas

pendidik dalam mendidik Peserta didik.

Keluarga merupakan Wadah pendidikan yang pertama dan utama, juga dapat

menjadi penghambat pembentukan karakter siswa dalam belajar. artinya keluarga

adalah salah satu wadah pendidikan yang pertama yang mendidik anak memiliki

karakter yang baik. keluarga inilah anak mendapatkan ilmu pengetahuan pertama kali

terkait segala sesuatu, begitupun dengan Karakjter yang baik pertama kali ditanamkan

kepada anak ketika berada dalam lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan

lembaga pendidikan yang pertama yang dialami oleh anak. Ketika Karakter baik telah

ditanamkan keluarga kepada anak sejak kecil atau dini dalam lingkungan keluarga

maka karakter baik pada anak akan menjadi kebiasaan disaat mereka di luar rumah .

Hal ini dapat terjadi karena tiap pengaruh lingkungan yang menentukan Karakter

anak yang terutama dan yang utama adalah dari lingkungan keluarga

Karakter Peserta didik tidak dapat berkembang jika hanya di sekolah saja

akan tetapi keluarga juga dapat mengambil peran mengembangkan karakter

anaknya. Keluarga merupakan faktor penting dalam membentuk karakter peserta

didik karena peserta didik lebih banyak tinggal bersama keluarganya. Keluarga
menjadi Faktor penghambat pembentukan karakter peserta didik karena peserta

didik memiliki orang tua yang kurang memperhatikan Pendidikan Karakter Peserta

didik sehingga Peserta didik tersebut agak susah untuk diarahkan. Perilaku buruk

anaknya orang tua Seakan tidak peduli dan hanya membiarkannya saja. Hal inilah

membuat anak semakin melakukan tindakan yang buruk . Oleh karena itu, perlulah

kerja sama antara orang tua, guru dan sekolah untuk membentuk karakter siswa.

Pendidikan karakter di sekolah sangat dipengaruhi oleh perilaku guru, karena

guru berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Perilaku guru yangnegatif dapat

membunuh karakter anak (pemarah/galak, kurang peduli, membuat anak merasa

rendah diri, mempermalukan anak di depan kelas, dan lain-lain). Adapun perilaku

guru yang positif, misalnya sering memberikan pujian, kasih sayang, adil, bijaksana,

ramah, dan santun.65

Kondisi peserta didik saat ini mengalami krisis dan terjadi degradasi moral

dan belum bisa diatasi dengan baik, ketidak mampuan pendidik Nampak karena

belum bisa menyaring kemajuan teknologi dan informasi. Persoalan ini

mempengaruhi di dunia pendidikan kita dan kita ramai dibincangkan di berbagai

media karena belum mampu mengatasi masalah ini.

Penyakit yang dialami guru saat melaksanakan proses nelajar mengajar ialah

seperti kurang teliti, kurang disiplin, kurang menggunakan strategi dan metode yang

bervariasi, kurang terampil menggunakan media pembelajaran, kurang rapi, berkata

65
Jejen Musfah. Pendidikan Holistik. (jakarta: Kencana, 2012).h. 147
kasar kepada siswa, tidak menerapkan hukuman kepada peserta didik dan lain

sebagainya yang menghambat tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

Jika dilihat dari perspektif kecerdasan yang menonjol pada setiap siswa maka

kelas rill di sekolah tidak akan pernah homogenan walaupun sekolah atau guru

berupaya melakukan identifikasi potensi peserta didik yang diperoleh dari indikator

kebakatan dan kecendrungan minat peserta didik Dengan demikian jelas bahwa kelas

konvensional kita tetap akan bersifat kolektif dan heterogen. Ada hal lain yang juga

tidak kalah pentingnya, yaitu bahwa ketiga kecerdasan (Intellegent Quotient,

Emotional Quotient, Spritual Quotient ) harus dibangun dan ditumbuhkembangkan

secara simultan dan seimbang. Oleh karena itu, maka keseluruhan proses

pembelajaran yang menjadi tanggung jawab guru tentulah menuntut kualitas guru itu

sendiri. Demikian halnya diyakini karena tidak mungkin guru yang tidak cerdas

diminta membangun kecerdasan pada diri siswa. Tidak mungkin gun yang jarang

menjalankan perintah agamanya membangun kecerdasan spritual peserta didiknya,

tidak mungkin guru yang eksklusif tidak memiliki pergaulan sosial yang bagus, cepat

emosi dan marah, tidak empati lantas disuruh untuk membangun kecerdasan

emosional pada diri peserta didik, dan lain sebagainya.

D. Peran guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk pembentukan

karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar

Guru seharusnya menjadi ujung tombak pendidikan sebagaaimana semboyan

pendidikan Tut Wuri Handayani, Peran keteladanan guru sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter siswa. Saat mengajar guru harus pandai dalam menjaga sikap

untuk memberikan contoh yang terbaik, mengajarkan nilai moral pada pelajaran, jujur

pada diri sendiri dan terbuka pada kesalahan, mengajarkan sopan santun dan lain

sebagainya. Sebagaimana hasil wawancara dengan pendidik SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ahmad Zainal Berikut ini:

“ Jika kita istiqamah dalam menjalan peran keteladanan insya allah kita akan
berhasil disinilah kita dituntut untuk mengamalkan salah satu semboyan
pendidikan yakni Ingarso Sntolodo kitakan di kehidupan ini menjadi contoh
bagi anak-anak kita yang mengalami krisis sekarang yang namanya krisis
keteladanan artinya seharusya Kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota
dewan guru mencerminkan dalam mengajar dan mendidik peserta didik ”66

Wawancara di atas berlanjut kepada kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Ikhwan Sebagai berikut :

“Sebagai pendidik memberi contoh yang baik kepada siswa, contoh yang
baik itu salah satunya mencontohkan ibadah, berikutnya guru mengajarkan
dengan lembut dan penuh perhatian agar guru bisa menyetuh jiwanya dengan
pola-pola komunikasi tersebut. Setelah itu kita kembalikan kepada siswa itu
sendiri”.67

Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung


Tanah Kota Makassar Bapak Suhardi Berikut ini:
“kita sudah buat aturan etika guru, terkait keteladanan guru kita sudah

terapkan senyum, sapa, salam, sopan, santun. Alhamdulillah guru-guru kita

memegang teguh hal itu. Keakraban kita terhadap siswa kita jaga baik”.68

66
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zainal. Jum’at 09-Juli-2021
67
Wawancara dengan Bapak Ikhwan. Sabtu 10-Juli-2021
68
Wawancara dengan Bapak Suhardi. Sabtu 10-Juli-2021
Wawancara di atas berlanjut kepada pendidik SMP Muhammadiyah 2 Ujung

Tanah Kota Makassar Bapak Kamaruddin Berikut ini:

“ Peran guru semestinya memberi contoh pemahaman agama intinya saat guru

memerintah untuk beribadah guru juga harus melakukannya”69

Wawancara di atas berlanjut kepada staf pegawai SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Arafah Berikut ini:

“ Pertama, guru harus memahami karakter siswa, yang kedua guru harus
kreatif dengan cara mencari refrensi hal-hal yang menarik dalam pelaksanaan
pembelajaran, dan yang ketiga guru harus memahami kondisi lingkungannya
sehingga pendekatan guru dan pembimbingan guru kepada siswa bias
maksimal”70

Wawancara di atas berlanjut kepada petugas keamanan SMP Muhammadiyah

2 Ujung Tanah Kota Makassar Bapak Rudi Sebagai Berikut ini:

“Peran aktif bukan hanya dalam pembelajaran di kelas dengan membangun

keakraban dengan siswa akan tetapi saling memahami posisi satu sama lain” 71

Berdasarkan Hasil Wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Peran

guru sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar. Guru hendaknya membangun hubungan emosional

dengan cara menjalin keakraban dengan peserta didik Sesuai dengan salah satu

semboyan pendidikan yakni Ingarso Suntolodo dan tata tertib etika guru SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar.


69
Wawancara dengan Bapak Kamaruddin. Senin, 12-Juli-2021
70
Wawancara dengan Bapak Arafah. Senin, 12-Juli-2021
71
Wawancara dengan Bapak Rudi. Senin, 12-Juli-2021
Metode keteladanan adalah memberikan teladan atau contoh yang baik

kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman

untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung

meneladani pendidiknya, ini hendaknya dilakukan oleh semua ahli pendidikan,

dasarnya karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang

baik, tetapi yang tidak baik juga ditiru.72

Sekarang ini, peran guru sedikit banyak mengalami perubahan jika

dibandingkan dengan di awal era (2000-an) termaksud pada saat undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional disahkan. Dengan mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan zaman dengan demikian peran gru pada massa lalu disamaratakan

dengan peran guru pada saat ini.

Peran guru ibarat cermin, murid adalah cerminan dari guru,. Sehingga terdapat

interaksi timbal-balik antara pendidik dan peserta didik. Sehingga akhirnya, hasil

belajar peserta didik menentukan apakah peserta didik setelah mengikuti proses

belajar mengajar akan berubah karakternya menjadi lebih baik ataulebih buruk, baik

pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik.

Kedekatan terhadap siswa merupan modal utama guru . modal utama dalam

artian merupakan peluang awal yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat

mendidik dan membimbing siswa dengan lebih mudah. Seorang guru yang dekat

dengan siswa akan lebih dihargai dan dihormati sehingga semua masalah yang

72
An-nahlawy dalam Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam perspektif Islam .(Bandung:
Rosda Karya, 2011) h. 135
berkaitan dengan siswa dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Siswa yang secara

emosional sudah lebih dekat dengan guru akan lebih mudah untuk “nurut” sebai

contoh dekat dengan guru, ia akan dengan senang dengan membantu guru berbeda

dengan siswa yang secara emosional tidak dekat denngan guru, yang sulit menerima

apa yang disampaikan oleh gurunya; kalaupun mau menuruti, itu karena terpaksa.73

Peserta didik merupakan subjek pendidikan bukan objek pendidikan, ini

artinya dalam suati pembelajaran, guru adalah motivator dan fasilitator, sedangkan

muridlah yang aktif mengikuti pembelajaran. Sebagaimana semboyan pendidikan

Ingarso Suntolodo, Ingmadya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti “yang di

depan menjadi teladan, yang di tengah membangun semangat, yang di belakang

meberikan dorongan” yang digunakan oleh bangsa Indonesia.

Tut Wuri Handayani dipilih sebagai semboyan pendidikan nasional karena

paling ideal untuk mengembangkan potensi siswa. Dalam undang-undang No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, menyebutkan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah “ mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis dan bertanggungjawab”. Kata “mengembangkan potensi” secra

tersirat memilki makna bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya

73
Ridwan Hasyim. Saatnya Guru Berfikir dan Berindak: Pemikiran dan Penglaman Guru
dalam Mengatasi Problem Pendidikan. (Cet.I; Bandung: Nuansa Cendaka. 2020).h.131-132
73
Ibid, h.41
potensi siswa sehingga dalam pembelajaran, siswalah yang dominan. Itulah mengapa

Tut Wuri handayani” menjadi semboyan utama.74

Peran guru dalam melakukan fungsi mendidik memiliki tugas-tugas yang

harus diketahui agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif

yaitu :

1. Tugas Profesional, yaitu tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas

profesional meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan

melatih berarti mengembangkan keterampilan.

2. Tugas Manusiawi, yaitu tugas sebagai manusia. Dalam hal ini, semua guru

bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang

dimilikinya. Guru disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua

kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga menjadi idola siswa. Di

samping itu, transformasi diri terhadap kenyataan dikelas atau di masyarakat

perlu dibiasakan sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila

menghadapi guru.

3. Tugas Kemasyarakatan, yaitu tugas guru sebagai anggota masyarakat dan

warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan

penggerak kemampuan. Bahkan, keberadaan guru guru merupakan faktor


penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen mana pun

dalam kehidupan bangsa sejak dulu, berlebih-lebih pada masa kini.75

Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di sekolah, melalui

kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

menyiapkan generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang

menunggui mereka.76

Disamping kode etik, guru dalam menjalankan profesinya secara baik juga

dilihat dari tata tertib. Tata tertib ini sangat berguna untuk menunjang proses belajar-

mengajar secara efektif di sekolah. Karena guru juga adalah manusia biasa yang

kadang-kadang melakukan kekhilafan, inilah salah satu alas an mengapa sebuah

aturan khusus untuk guru harus dibuat, dipatuhi, dan dilaksanakan.

Untuk menanamkan karakter peserta didik mencakup keteladanan guru seperti

cara guru dalam menyampaikan materi ,perilaku guru, cara guru berbicara dan

sebagainya, oleh karena itu diperlukanlah guru yang berkarakter positif untuk

menghasilkan kualitas manusia yang baik, karena dalam membentuk karakter seorang

peserta didik tentunya memerlukan bimbingan yang serius dan perhatian penuh dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.

75
Rani Wulandari. 2013. Teknik mengajar Siswa dengan Gangguan Bicara dan Bahasa.
Yogyakarta: Imperium, h. 26
75
Nanang Purwanto. Pengantar Pendidikan. (Yogyakarta: Graha Ilmu,2014). h. 33
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan di pembahasan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar

berbeda-beda, Ada yang baik, Santun terhadap guru dan bersemangat

saat belajar. Ada yang kurang baik, kurang beradab terhadap gurunya.

Akan tetapi, secara keseluruhan mereka mengikuti peraturan-peraturan

yang ditetapkan oleh SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar.

2. Faktor penghambat guru dalam menerapkan metode keteladanan untuk

pembentukan karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar yakni Orang Tua Siswa tidak memperhatikan pendidikan

karakter anaknya, pendidikan karakter hanya terjadi saat siswa berada di

sekolah sedangkan saat di rumah orang tua tidak memberikan nilai-nilai

moral dalam membentuk karakter siswa, pengaruh Lingkungan Peserta

didik tidak mendukung perkembangan karakter peserta didik, kurangnya

Profesionalitas guru dengan tidak Kreatif dalam mengembangkan model

57
58

dan metode pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota

Makassar

3. Guru berperan dalam membentuk karakter Siswa SMP Muhammadiyah 2

Ujung Tanah Kota Makassar. Guru membangun hubungan emosional

dengan cara menjalin keakraban dengan peserta didik Sesuai dengan salah

satu semboyan pendidikan Ingarso Suntolodo yang berarti yang di depan

memberi teladan serta guru menerapkan tata tertib dan etika guru SMP

Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar dalam membentuk

karakter siswa SMP Muhammadiyah 2 Ujung Tanah Kota Makassar.

B. Saran

1. Kepada pendidik baiknya mencurahkan segala perhatianya kepada peserta

didik dengan memberi contoh teladan yang baik agar tujuan pendidikan

membentuk karakter peserta didik dapat berjala dengan baik.

2. Kepada peserta didik baiknya bisa lebih mengikuti arahan pendidik,

memilih figur teladan yang baik yang dapat dicontohi dan mencontohinya

demi kebaikan peserta didik itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai