Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN MENURUT HADIS

DOSEN PENGAMPU:
Drs. H. Abdul Sattar Daulay, M. Ag.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4

Irma Sari Siregar 2120100054


Elida Mantapia Nst 2120100063
Siti Marifah 2220100215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah dengan karunia dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa ter limpah-curahkan kepada
seorang reformis sejati, pembawa risalah suci yakni Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur jahiliyah menuju
jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Makalah ini membahas tentang “Pendidikan Menurut Hadis”. Dengan
disusunnya makalah ini penulis mengharap agar pembaca dapat memahami isi
dari makalah tersebut. Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang
telah diberikan oleh berbagai pihak. Terima kasih kepada rekan sekalian atas
kerja keras dan dukungannya. Tentunya makalah ini belum sepenuhnya
sempurna, masih banyak kekurangan yang mungkin perlu kritikan dan saran dari
pembaca.

Padangsidimpuan, April 2024

Pemakalah

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia yang melibatkan transfer pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda.
Dalam konteks Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting,
karena Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan serta
mengamalkan dan menyebarkannya kepada orang lain. 1 Selain Al-Quran,
hadis-hadis Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬juga menjadi sumber penting dalam
memberikan pedoman tentang pendidikan.
Hadis-hadis Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬memberikan pandangan yang
komprehensif tentang pendidikan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai
dari pendidikan agama, moral, sosial, hingga pendidikan karakter dan
kepemimpinan. Sebagai contoh, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda, “Tuntutlah
ilmu dari buaian hingga liang lahat” (HR. Al-Tirmidzi), yang menunjukkan
pentingnya mencari ilmu sepanjang hayat dan dalam berbagai konteks
kehidupan.
Selain itu, hadis-hadis juga menekankan pentingnya pendidikan
sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian yang baik dan
bermanfaat bagi masyarakat. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mengajarkan bahwa
sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, dan
pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk individu yang
dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Nilai-nilai seperti kesabaran, toleransi, kerja keras, dan kejujuran
juga ditekankan dalam hadis-hadis tentang pendidikan, menciptakan
landasan moral yang kuat bagi individu dalam menjalani kehidupan sehari-

1
Wijaya, A., & Santoso, R. “Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan dalam Tafsir Ayat-Ayat
Al-Qur’an: Studi Kasus di Sekolah Menengah.” Jurnal Ilmu Pendidikan, 20(3), 2019. Hlm. 112-
125.

1
hari. Selain itu, prinsip-prinsip kepemimpinan yang adil, amanah, dan
bertanggung jawab juga dipromosikan dalam hadis-hadis tentang
pendidikan, karena pemimpin yang baik adalah mereka yang memberikan
teladan yang baik dan membimbing umatnya dengan bijaksana.
Dengan demikian, melalui kajian hadis tentang pendidikan, kita
dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mendasari pendidikan dalam Islam. Makalah ini akan
mengeksplorasi lebih lanjut hadis-hadis yang relevan tentang pendidikan,
menganalisis nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan menunjukkan
bagaimana pandangan Islam tentang pendidikan dapat menjadi pedoman
bagi pembangunan sistem pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.

2
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Menurut Hadis


1. Hadis tentang Akidah dan Keimanan
Hadis tentang akidah dan keimanan merupakan bagian penting
dari warisan keilmuan Islam yang memberikan panduan dan
pemahaman mendalam tentang keyakinan dan kepercayaan umat Islam.
Hadis-hadis ini menggambarkan prinsip-prinsip dasar dalam akidah dan
keimanan yang menjadi landasan bagi pemahaman dan praktik
keagamaan umat Islam. 2
Salah satu tema utama dalam hadis tentang akidah dan keimanan
adalah pentingnya keyakinan kepada Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-
kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan takdir yang baik
maupun buruk. Sebagaimana dalam hadits sebagai berikut:

‫علَ ْي ِه َو َسلَّ َم َيقُو ُل‬ ُ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ َسمِ ْعتُ النَّ ِب‬:َ‫ع ْن ُم َعا ِو َي َة َقال‬
َ :
ً‫ َولَ ْن تَزَ ا َل هَ ِذ ِه األ ُ َّمةُ قَائِ َمة‬،‫َّللا يُ ْعطِي‬
ُ َّ ‫ َوإِنَّ َما أَنَا قَاسِ ٌم َو‬،‫ِين‬ ُ َّ ْ‫َم ْن ي ُِرد‬
ِ ‫َّللا بِ ِه َخي ًْرا يُف َِق ْههُ فِي الد‬
ِ َّ ‫ِي أَ ْم ُر‬ ْ ِ َّ ‫علَى أَ ْم ِر‬
‫َّللا‬ َ ‫َّللا الَ يَض ُُّرهُ ْم َم ْن خَالَفَ ُه ْم َحتَّى يَأت‬ َ .

Dari Mu’awiyah, dia berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda:


Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya maka Allah
faqihkan dia (membuat ia paham) dalam agama. Sesungguhnya aku
hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan
senantiasa umat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan
dicelakai oleh orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang
keputusan Allah.

2
Salim, B. “Pendidikan dalam Al- Hadits: Tafsir dan Implikasinya dalam Konteks
Modern.” (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar 2019). Hlm. 65

3
Mufradat
Berikut adalah 6 mufradat kunci dari hadis tersebut:

1. ُ‫( ي ُِريد‬yuridu) – menghendaki, menginginkan


2. ‫( َخي ًْرا‬khayran) – kebaikan
3. ُ‫( يُف َِق ْهه‬yufaqiqhu) – memberikan pemahaman, membuatnya memahami
4. ‫( دِين‬dīnin) – agama, keagamaan
5. ‫( قَاسِ ٌم‬qasimun) – pembagi, pengatur, pemisah
6. ً‫( قَائِ َمة‬qā’imatan) – tegak, berdiri
Dengan memahami mufradat kunci ini, kita dapat lebih
mendalam memahami makna dan pesan yang terkandung dalam hadis
tersebut.

Penjelasan Hadis
Hadis yang disampaikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan ‫رضي‬
‫ هللا عنه‬mengandung beberapa konsep penting dalam Islam. Rasulullah ‫ﷺ‬
menyatakan, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, Dia
akan memberikan pemahaman kepadanya dalam agama.” Hadis ini
menegaskan bahwa pemberian pemahaman dalam agama (fiqh ad-din)
merupakan tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang.
Artinya, Allah memberikan nikmat berupa pemahaman yang mendalam
tentang agama kepada orang yang dikehendaki-Nya kebaikan.3
Selanjutnya, Rasulullah ‫ ﷺ‬menyatakan, “Sesungguhnya aku
hanyalah seorang pembagi (pengatur), dan Allah yang memberi. Dan
umat ini akan tetap berada dalam keadaan berpegang teguh pada
perintah Allah, tidak akan merugikan mereka orang yang menentang
mereka, sampai datangnya ketetapan Allah.” Dalam bagian ini,
Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan bahwa peran dan kewenangan beliau hanya
sebagai pemberi informasi dan pembagi petunjuk. Segala keputusan dan

3
Hasan, A. “Tafsir Ayat Pendidikan dalam Hadist: Konsep dan Implementasi dalam
Pendidikan Islam.” (Jakarta: Penerbit Pustaka Ibnu Qayyim 2018). Hlm. 93

4
kehendak akhir tetap berada di tangan Allah.
Hadis ini juga menyiratkan bahwa umat Islam akan tetap
berpegang teguh pada ajaran dan perintah Allah, serta tidak akan merugi
meskipun dihadapkan pada tantangan dan penentangan dari pihak lain.
Allah akan terus memberikan pertolongan dan perlindungan kepada
umat-Nya yang tetap berpegang teguh pada agama-Nya, sampai
datangnya hari ketetapan-Nya.
Secara keseluruhan, hadis ini menekankan pentingnya
pemahaman dalam agama sebagai tanda kebaikan yang dikehendaki
oleh Allah, serta kepastian bahwa umat Islam akan tetap teguh
berpegang pada ajaran Allah hingga datangnya hari ketetapan-Nya. Ini
menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu mencari pemahaman
yang mendalam tentang agama dan berpegang teguh pada ajaran-Nya
dalam menghadapi segala ujian dan tantangan dalam kehidupan.
2. Hadis tentang Ibadah dan Zikir

‫هللا‬ ُ ‫ “ َم ْن قَا َل‬:‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬


ِ َ‫س ْب َحان‬ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬ َ ‫هللا‬
ُ ‫ي‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬ َ
‫طايَاهُ َوإِ ْن كَانَتْ مِ ثْ َل زَ بَ ِد ْالبَحْ ِر‬
َ ‫ع ْنهُ َخ‬ َّ ‫َوبِ َح ْم ِد ِه فِي يَ ْوم مِ ائَةَ َم َّرة ُح‬
َ ْ‫طت‬

Artinya:
Dari Abu Hurairah ‫رضي هللا عنه‬, ia berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Barangsiapa mengucapkan ‘Subhanallah wa bihamdihi’ seratus kali
dalam sehari, maka kesalahan-kesalahannya akan dihapuskan meskipun
sebanyak buih di lautan.”
Hadis ini menekankan pentingnya berzikir dan beribadah kepada
Allah SWT. Dengan mengucapkan kalimat “Subhanallah wa
bihamdihi” seratus kali dalam sehari, seseorang dapat menghapuskan
kesalahan-kesalahannya. Ini menunjukkan kebesaran dan keampuhan
zikir dalam membersihkan hati dan memperoleh keberkahan dari Allah
SWT.

5
Mufradat Hadis
Berikut adalah 6 mufradat kunci dari hadis tersebut:
1. ‫( قَا َل‬qala) – bersabda
2. َ‫س ْب َحان‬
ُ (subhana) – Maha Suci
3. َ‫( مِ ائَة‬mi’ata) – seratus
4. ‫( َم َّرة‬marra) – kali
َ ‫( َخ‬khataayah) – kesalahan-kesalahannya
5. ُ‫طايَاه‬
6. ‫( زَ بَ ِد‬zabad) – buih
Dengan memahami mufradat kunci ini, kita dapat lebih
memahami makna dan pesan yang terkandung dalam hadis tersebut.

Penjelasan Hadits
Hadis ini menggambarkan pentingnya zikir dan ibadah kepada
Allah SWT dalam Islam. Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan bahwa seseorang
yang mengucapkan kalimat “Subhanallah wa bihamdihi” (Maha Suci
Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, akan
menghapuskan kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di
lautan. 4
Pesan yang terkandung dalam hadis ini adalah bahwa zikir dan
ibadah merupakan sarana yang sangat efektif untuk mendapatkan
keampunan dan pahala dari Allah SWT. Meskipun amalan zikir yang
dilakukan sederhana, namun pahalanya sangat besar. Dengan
mengucapkan kalimat zikir tersebut secara rutin, seseorang dapat
membersihkan hatinya dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, hadis ini juga mengajarkan bahwa Allah SWT adalah
Maha Pengampun dan Maha Penerima tobat. Meskipun dosa-dosa yang
dilakukan manusia banyak seperti buih di lautan, Allah SWT dengan

4
Setiawan, B., & Pramono, D. “Analisis Ayat-Ayat Pendidikan dalam Hadist: Perspektif
Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Islam, 15(2), 2018. Hlm. 45-60.

6
kasih sayang-Nya akan mengampuni hamba-Nya yang bertobat dan
berusaha untuk memperbaiki diri.
Dengan demikian, hadis ini mengingatkan umat Islam tentang
pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Allah SWT melalui
ibadah dan zikir. Setiap kata yang diucapkan dalam zikir memiliki nilai
yang besar di sisi Allah SWT, dan merupakan langkah menuju
pengampunan-Nya serta mendapatkan keberkahan dalam kehidupan.
3. Hadis tentang Fikih

ُ َّ ‫ “ َم ْن ي ُِر ِد‬:‫علَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


‫َّللا ِب ِه‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬:َ‫ع ْنهُ قَال‬
َ ‫َّللا‬ ُ َّ ‫ي‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫ِين‬
ِ ‫َخي ًْرا ُيف َِق ْههُ فِي الد‬

Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah
kehendaki kebaikan baginya, Dia akan memahamkan agama baginya.”
Hadis ini menekankan pentingnya ilmu fikih dalam agama
Islam. Allah SWT memberikan pemahaman agama kepada hamba-Nya
yang Dia kehendaki untuk mendapatkan kebaikan. Dengan demikian,
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam melalui
pembelajaran fikih merupakan sarana untuk mendapatkan keberkahan
dan kebaikan dari Allah SWT.

Mufradat
Berikut adalah 6 mufradat kunci dari hadis tersebut:
1. ‫( ي ُِر ِد‬yuridi) – menghendaki
2. ‫( َخي ًْرا‬khayran) – kebaikan
3. ُ‫( يُف َِق ْهه‬yufaqiqqih) – memberikan pemahaman
4. ‫( فِي‬fi) – dalam
5. ‫ِين‬
ِ ‫( الد‬ad-diini) – agama
ُ َّ (Allahu) – Allah
6. ‫َّللا‬

7
Dengan memahami mufradat kunci ini, kita dapat lebih
memahami makna dan pesan yang terkandung dalam hadis tersebut.

Penjelasan Hadits
Hadis ini merupakan pengajaran penting dari Rasulullah
Muhammad ‫ ﷺ‬tentang pentingnya pemahaman agama (fiqh) dalam
kehidupan seorang Muslim. Dalam hadis ini, Rasulullah ‫ ﷺ‬menyatakan
bahwa Allah SWT memberikan pemahaman tentang agama kepada
hamba-Nya yang Dia kehendaki mendapatkan kebaikan.
Pesan yang terkandung dalam hadis ini adalah bahwa ilmu
agama adalah anugerah dari Allah SWT. Allah SWT memberikan
pemahaman tentang agama kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk
mendapat kebaikan. Oleh karena itu, memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang ajaran Islam melalui pembelajaran fikih merupakan
sarana untuk mendapatkan keberkahan dan kebaikan dari Allah SWT.
Hadis ini menegaskan bahwa pentingnya belajar agama bukan
hanya sekadar untuk memenuhi keinginan intelektual, tetapi juga
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
mendapatkan keberkahan dalam kehidupan. Dengan memahami ajaran
agama secara mendalam, seorang Muslim dapat lebih baik dalam
menjalankan ibadahnya, menjalani kehidupan dengan benar, dan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, hadis ini menegaskan pentingnya ilmu fikih
dalam menjalani kehidupan seorang Muslim. Melalui pembelajaran dan
pemahaman yang mendalam tentang agama, seorang Muslim dapat
memperoleh keberkahan dan kebaikan dari Allah SWT serta menjadi
lebih baik dalam menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran
Islam.
4. Hadis tentang Keterampilan

‫عةُ َوفِي‬
َ ‫ “إِذَا كَانَتْ السَّا‬:َ‫وسلم قَال‬
َ َ ،ُ‫ع ْنه‬
‫ع ْن النَّبِي ِ صلى هللا عليه‬ ُ َّ ‫ي‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ

8
(‫وم َحتَّى يَ ْغ ِر َس َها ف َْليَ ْغ ِر ْس َها” )رواه البخاري‬
َ ُ‫طاعَ أَ ْن الَ تَق‬
َ َ‫ فَإِ ِن ا ْست‬،ٌ‫يَ ِد أَ َح ِدكُ ْم فَسِيلَة‬.

Artinya:
Dari Abu Hurairah ‫رضي هللا عنه‬, dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda, “Jika hari
kiamat datang dan di tangan seseorang ada benih (pohon) dan ia mampu
menanamkannya sebelum berdiri (hari kiamat), maka hendaklah ia
menanamkannya.”
Meskipun hadis ini tidak secara langsung membahas tentang
keterampilan, namun ia menyoroti pentingnya bertindak secara
produktif dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Rasulullah ‫ﷺ‬
memberikan perumpamaan tentang benih yang ada di tangan seseorang,
dan mengingatkan bahwa jika seseorang memiliki kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka hendaklah ia melakukannya
sebelum terlambat.
Dengan demikian, meskipun tidak secara langsung membahas
tentang keterampilan, hadis ini menekankan pentingnya bertindak
proaktif, memanfaatkan kesempatan yang ada, dan melakukan
perbuatan baik sebelum terlambat. Ini mengandung pesan tentang
pentingnya pengembangan keterampilan dan kemampuan serta
pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh setiap individu.

Mufradat Hadis
Berikut adalah 8 mufradat kunci dari hadis tersebut:
1. ُ‫عة‬
َ ‫( السَّا‬as-saa’ah) – hari kiamat
2. ‫( فِي‬fi) – di dalam
3. ‫( يَ ِد‬yadi) – tangan
4. ٌ‫( فَسِيلَة‬fasilatun) – benih
5. ‫ع‬ َ َ‫( ا ْست‬istaṭaa’a) – mampu
َ ‫طا‬
َ ُ‫( تَق‬taqooma) – berdiri
6. ‫وم‬
7. ‫( يَ ْغ ِر َس َها‬yaghrisaha) – menanamkannya
8. ‫( يَ ْغ ِر ْس َها‬yaghriṣha) – tanamkanlah

9
Dengan memahami mufradat kunci ini, kita dapat lebih
memahami makna dan pesan yang terkandung dalam hadis tersebut.

Penjelasan Hadis
Hadis ini mengajarkan pentingnya bertindak secara produktif
dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melakukan kebaikan
sebelum terlambat. Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬ memberikan
perumpamaan tentang hari kiamat yang akan datang, di mana seseorang
memiliki benih (fasilah) di tangannya. Jika seseorang memiliki
kemampuan untuk menanamkan benih tersebut sebelum hari kiamat
tiba, maka hendaklah ia melakukannya. 5
Pesan yang terkandung dalam hadis ini adalah bahwa setiap
individu memiliki tanggung jawab untuk melakukan kebaikan dan
bertindak produktif sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimilikinya. Meskipun hari kiamat merupakan peristiwa besar yang
tidak dapat dihindari, namun Rasulullah ‫ ﷺ‬memberikan perumpamaan
ini untuk mengingatkan bahwa setiap tindakan kebaikan yang dilakukan
sebelumnya akan membawa manfaat di dunia dan akhirat.
Dengan mengamalkan pesan dari hadis ini, seorang Muslim
diharapkan dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk
melakukan kebaikan, baik itu dalam bentuk amal shaleh, bantuan
kepada sesama, atau pengembangan diri melalui pembelajaran dan
pengembangan keterampilan. Dengan demikian, hadis ini mengajarkan
nilai-nilai proaktif, manfaatkanlah kesempatan, dan lakukanlah
kebaikan sebelum terlambat.

5
Wibowo, A. “Tafsir Tematik Ayat-Ayat Pendidikan: Penjelasan Lengkap dari Berbagai
Perspektif.” (Surabaya: Penerbit Buku Kita 2020). Hlm. 111-112

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan singkatnya, pendidikan menurut hadis menekankan
pentingnya pembentukan karakter, nilai-nilai moral, dan kepemimpinan yang
adil. Hadis-hadis Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬memberikan panduan yang
komprehensif bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan yang bermakna
dan bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat. Dengan memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam hadis-
hadis tersebut, diharapkan umat Islam dapat membentuk generasi yang cerdas,
berakhlak mulia, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan
umat dan masyarakat.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat pemakalah paparkan. Mudah-mudahan
bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Dan tidak lupa
kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah
selanjutnya. Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, A. (2018). “Tafsir Ayat Pendidikan dalam Hadist: Konsep dan


Implementasi dalam Pendidikan Islam.” Jakarta: Penerbit Pustaka
Ibnu Qayyim.

Salim, B. (2019). “Pendidikan dalam Al- Hadits: Tafsir dan Implikasinya


dalam Konteks Modern.” Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Setiawan, B., & Pramono, D. (2018). “Analisis Ayat-Ayat Pendidikan


dalam Hadist: Perspektif Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan
Islam, 15(2), 45-60.

Wibowo, A. (2020). “Tafsir Tematik Ayat-Ayat Pendidikan: Penjelasan


Lengkap dari Berbagai Perspektif.” Surabaya: Penerbit Buku Kita.

Wijaya, A., & Santoso, R. (2019). “Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan


dalam Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an: Studi Kasus di Sekolah
Menengah.” Jurnal Ilmu Pendidikan, 20(3), 112-125.

12

Anda mungkin juga menyukai