DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Tohir (12001363)
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. KESIMPULAN...........................................................................................14
B. SARAN.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
Ridho-nya kita masih diberikan kesehatan dan dapat beraktivitas sehari-hari.
Makalah ini dibuat untuk membantu mahasiswa sekaligus melengkapi referensi
pengembangan keilmuan dan pengetahuan sehingga mahasiswa dapat memahami
tujuan dan kegunaan pembelajaran mata kuliah ILMU PENDIDIKAN ISLAM
pada materi Sumber Pendidikan Islam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan masukan dengan sumbangsih yang sifatnya untuk perbaikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran Mahasiswa, tentunya Makalah ini masih
banyak kelemahan - kelemahannya, Atas dukungan dan kerjasama yang baik kami
ucapkan terima kasih.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan dan penghidupan umat islam banyak masalah yang
dihadapi Demikian pula dalam pendidikan islam mempunyai problema yang sama
dalam kehidupan pada umumnya. Segala persoalan dalam islam hendaklah selalu
dikembangkan kepada sumber-sumber autentik yang dapat dijadikan hujjah untuk
menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan perundangan.
Jika berbicara tentang politik ada sumbernya, ekonomi ada sumbernya,
pendidikan islam juga ada sumbernya. Menurut Dr. Sa’id Ismail Ali bahwa
sumber-sumber pendidikan islam ada lima macam: Al-Qur’an, Sunnah Nabi, kata-
kata sahabat, kemaslahatan masyarakat (sosial), nilai-nilai dan kebiasaan
masyarakat Dua sumber yang pertama di atas menjadi sumber dasar, sedangkan
yang lainnya bermuara kedua sumber tersebut. Jika sesuai diterima, jika tidak
maka ditolak. Demikianlah apa yang pernah dilakukan oleh para sahabat nabi,
para pengikut beliau, dan para pemikir muslim dalam berbagai bidang keahlian
mereka masing-masing..
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sumber Pendidikan Islam?
2. Apa Saja Macam-Macam Sumber Pendidikan Islam?
3. Apa Peran Sumber Belajar Dalam Islam?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Sumber Pendidikan Islam
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Macam-Macam Sumber Pendidikan Islam
3. Untuk Mengetahui Apa Peran Sumber Belajar Dalam Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah dalam Al-Quran Surat
An-Nisa’ ayat 59:
هّٰللا
ْ س ْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم َفاِنْ تَنَازَ ْعتُ ْم ِف ْي ش
َي ٍء ُ ٰيٓا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْي ُعوا َ َواَ ِط ْي ُعوا ال َّر
هّٰلل هّٰللا
َ س ْو ِل اِنْ ُك ْنتُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ بِا ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِكَ َخ ْي ٌر َّواَ ْح
سنُ تَأْ ِو ْياًل ُ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ِ َوال َّر
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
3
Berdasarkan ayat diatas, sumber pendidikan islam ada tiga, yaitu Allah SWT
(Al Qur’an), Nabi Muhammad SAW (As-Sunnah), dan Ulil Amri
(Sahabat/ulama). Menurut Sa’id Ismail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh Hasan
Langgulung, sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam, yaitu Al Qur’an,
As Sunnah, kata-kata sahabat, kemaslahatan umat/sosial (Mashalih Al Mursalah),
tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (‘uruf), dan hasil pemikiran para ahli dalam
islam (ijtihad). Keenam sumber pendidikan islam tersebut didudukkan secara
hierarkis. Artinya rujukan pendidikan islam diawali dari sumber pertama (Al
Qur’an) untuk kemudian dilanjutkan pada sumber-sumber berikutnya secara
berurutan..
Dua ayat tersebut memberikan isyarat bahwa pendidikan islam cukup digali dari
sumber autentik islam, yaitu Al Qur’an. Menurut Dr. Sa’id Ismail Ali di dalam Al
Qur’an terdapat beberapa keistimewaan dalam usaha pendidikan manusia, di
antaranya:
sejak manusia masih dalam bentuk segumpal darah. Sebagaimana firman Allah
berikut ini:(Al-Alaq:1-5)[2]
Nilai esensi dalam Al Qur’an selamanya abadi dan selalu relevan setiap waktu
dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali. Perubahan dimungkinkan hanya
menyangkut masalah interpretasi mengenai nilai-nilai instrumental dan
menyangkut masalah teknik perasional. Pendidikan islam yang ideal harus
sepenuhnya mengacu pada nilai dasar Al Qur’an, tanpa sedikitpun
menghindarinya. Sehingga Al Qur’an secara normatif mengungkapkan lima aspek
pendidikan dalam dimensi-dimensi kehidupan manusia meliputi:
2
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Gema Insani
Press, Jakarta:1995, Hal. 28-29.
6
2. As-Sunnah
As-Sunnah menurut bahasa berarti tradisi yang bisa dilakukan atau jalan yang
dilalui, baik yang terpuji maupun tercela. Menurut istilah As-Sunnah adalah
segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Muhammad SAW berupa perkataan,
perbuatan, dan taqrirnya. Termasuk selain itu adalah sifat-sifat, keadaan, dan cita-
cita (himmah) Nabi SAW yang belum kesampaian. Misalnya sifat-sifat baik
beliau, silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh
para ahli sejarah”. Sunah merupakan penjelasan Al-Qur’an, karena Al-Qur’an
umumnya hanya menjelaskan ketentuan-ketentuan secara garis besar. Sunah
adalah petunjuk hidup manusia dalam segala aspeknya agar tumbuh secara wajar
dan takwa kepada Allah. Umat islam semestinya mengikuti sunah rasul dengan
alasan tiga faktor berikut:
1. Sebagai Nabi dan utusan Allah, Nabi Muhammad merupakan orang yang
paling tahu tentang agama yang dibawanya (Islam), dan paling sempurna
dalam hal mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
2. Seorang muslim selain diharuskan untuk taat kepada Allah, juga harus patuh
dan mengikuti jejak langkah orang yang menjadi Nabi dan utusan-Nya yaitu
Nabi Muhammad. Jejak langkah Nabi Muhammad inilah yang disebut Sunah
Nabi yang menjadi sumber hukum dan ajaran kedua sesudah kitab suci Al-
Qur’an.
3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta: 2010, Hal. 36
7
saja terjadi sesudah masa kenabian, tetapi hal itu telah terjadi semenjak beliau
belum diutus menjadi Nabi.[4]
Adapun corak pendidikan islam yang diturunkan dari Sunnah Nabi adalah sebagai
berikut:
a. Disampaikan sebagai ramat lil ‘alamin (rahmat bagi semua alam), yang ruang
lingkupnya tidak sebatas spesies manusia, tetapi juga pada makhluk biotik dan
abiotik lainnya. Seperti firman Allah QS. Al Anbiya’: 107
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”
b. Disampaikan secara utuh dan lengkap, yang memuat berita gembira dan
peringatan pada umatnya. Sebagaimana surat Saba’ ayat 28:
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui”.
4
Nur Uhbiyati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Rizki Putra, Sematrang:
2013, Hal. 29
8
e. Perilaku nabi tercermin sebagai uswah hasanah yang dapat dijadikan figur
atau suri teladan (QS. Al Ahzab: 21), karena perilakunya dijaga oleh Allah
(QS. AnNajm: 3-4), sehingga beliau tidak pernah berbuat maksiat.
َس َما نُ ِّز َل اِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّ ُه ْم يَتَفَ َّك ُر ْون ِّ الزبُ ۗ ِر َواَ ْنزَ ْلنَٓا اِلَ ْي َك
ِ الذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلنَّا ِ بِا ْلبَيِّ ٰن
ُّ ت َو
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan”
َس ْواًل ِّم ْن ُه ْم يَ ْتلُ ْوا َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتِ ٖه َويُزَ ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُم ُه ُم ا ْل ِك ٰت َب َوا ْل ِح ْك َمة ْ ُه َو الَّ ِذ
ُ ي بَ َع َث فِى ااْل ُ ِّم ٖيّنَ َر
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah
(As-Sunnah)....’’(QS. al-Jumuah:2)[6]
5
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta: 2010, Hal: 37
6
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Gema Insani
Press, Jakarta:1995. Hal 30-32.
9
هّٰللا
ْ س ْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم َفاِنْ تَنَا َز ْعتُ ْم فِ ْي ش
َي ٍء ُ ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْي ُعوا َ َواَ ِط ْي ُعوا ال َّر
هّٰلل هّٰللا
َ س ْو ِل اِنْ ُك ْنتُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ بِا ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِكَ َخ ْي ٌر َّواَ ْح
ࣖ سنُ تَأْ ِو ْياًل ُ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ِ َوال َّر
Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan nabi dalam keadaan
beriman dan mati dalam keadaan beriman juga. Upaya sahabat nabi dalam
pendidikan islam sangat menentukan bagi perkembangan pemikiran pendidikan
dewasa ini. Upaya yang dilakukan Abu Bakar As sidiq, misalnya mengumpulkan
Al-Qur’an dalam satu mushaf yang dijadikan sebagai sumber utama pendidikan
islam; meluruskan keimanan masyarakat dari kemurtadan dan memerangi
pembangkang dari pembayaran zakat. Sedangkan upaya yang dilakukukan umar
bin khatab adalah ia sebagai bapak revolusioner terhadap ajaran islam.
Tindakannya dalam memperluas wilayah islam dan mengurangi kezaliman
menjadi salah satu model dalam membangun strategi dan perluasan pendidikna
7
Nur Uhbiyati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2013, Hal. 29
10
islam dewasa ini. Sedangkan Usman bin Affan berusaha untuk menyatukan
sistematika berpikir ilmiah dalam menyatukan susunan Al Qur’an dalam satu
mushaf. Sementara Ali bin Abi Thalib banyak merumuskan konsep-konsep
kependidikan sebagaimana seyogyanya etika peserta didik pada pendidikannya,
bagaiman ghirah pemuda dalam belajar, dan sebaliknya.[8] Oleh karena mereka
yang paling dekat dengan Rasulullah dan yang menyaksikan perkembangan
agama islam sejak awal, serta mereka pula yang mengalami pasang surutnya
perjuangan dalam dakwah islam bersama Rasulullah SAW, maka atsar (kata-kata
sahabat) juga dijadikan sumber pendidikan islam
8
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media, Jakarta: 2010, Hal. 37
11
hujjah, maka dalam pendidikan islam pun kebiasaan masyarakat menjadi bahan
pertimbangan pula.[9]
Dengan beberapa hasil pemikiran para pemikir islam, terutama dalam bidang
pendidikan banyak mempengaruhi perkembangan di dunia islam seperti falsafah,
fiqih, ilmu kalam, tasawuf, dan lain-lain. Beberapa tokoh pemikir islam, antara
lain Imam malik, Imam Syafi’i, dan para ahli agama lainya seperti Ibnu sina, Ibnu
Rusydi, Ibnu Majah, dan para penemu ahli lainnya. Meskipun banyak yang telah
hilang dimusnahkan oleh kebiadaban Jenghis Khan dan orang-orang Kristen di
Spanyol yang tega memenggal kepala ilmuan muslim, namun hasil karya mereka
masih banyak yang kekal memenuhi perpustakaan di Timur dan Barat. Oleh
karena itu, hasil pemikiran dari pemikir muslim dijadikan sumber dalam
pendidikan islam.[11]
dan kemajuan teknologi. Serta mampu memenuhi keinginan ide-ide atau falsafah
hidup yang dianut oleh masyarakat asalkan tidak bertentangan dengan prinsip
dasar Al Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, ijtihad memiliki jangkauan yang
luas dan perlu dikembangkan umat islam dalam berambisi untuk semakin maju
dan berkembang serta mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan hidupnya
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap umat Muslim laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk mencari
ilmu, terutama ilmu pendidikan islam. Supaya ilmu pendidikan Islam tidak
menyimpang dari ketetapan hukum syariat, maka diperlukan sumber-sumber
pendidikan islam sebagai acuan atau landasan mutlak. Di antara sumber
pendidikan islam menurut Dr. Sa’id Ismail Ali yaitu Al Qur’an, As Sunnah, kata-
kata sahabat, kemaslahatan umat/sosial (Mashalih Al Mursalah), tradisi atau adat
kebiasaan masyarakat (‘uruf), dan hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad).
B. SARAN
Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak baik
pengoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada kami.
Karena makalah yang kami susun ini masih terlihat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.