Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA

SUMATERA

DOSEN PENGAMPU

Dr. Erwin, M.Ag

Novi Purwanti, M.Pd

DISUSUN OLEH

DESI MULIA (12001317)

SEMESTER/KELAS: III/G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................I

KATA PENGANTAR..............................................................................................................II

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................3

C. TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA SUMATERA.....................................................4

A. Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara (Pembawa, Masa, Jalur, dan Media


Islamisasi)............................................................................................................................4

B. Lembaga-lembaga pendidikan…………………………………………………………..7

C. Tokoh-tokoh Pendidikan………………………………………………………………...9

D. Karya-karya Pendidikan………………………………………………………………..12

E. Penyelenggaraan Pendidikan: Tujuan Pendidikan/ kurikulum/ Metode/ Media dan


Sumber belajar/ Dan Teknik
Evaluasi……………………………………………………………………………… ....13

BAB III.....................................................................................................................................19

PENUTUP................................................................................................................................19

A. KESIMPULAN................................................................................................................19

B. SARAN..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah pada Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam dengan
materi “Pendidikan Islam Di Nusantara Sumatera” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang Studi
Sejarah Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pendidikan Islam Di Nusantara Sumatera terhadap anak murid bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
Islam, yaitu Bapak Dr. Erwin, M.Ag dan juga Ibu Novi Purwanti, M.Pd, yang telah
memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran kepada para pembaca agar saya nanti kedepannya lebih baik lagi dalam
membuat makalah dan kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 29 Oktober 2021

Desi Mulia

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masuknya Islam ke Indonesia agak unik bila dibandingkan dengan masuknya Islam ke
daerah – daerah lain. Keunikannya terlihat kepada proses masuknya Islam ke Indonesia yang
relatif berbeda dengan daerah lain. Islam masuk ke Indonesia secara damai dibawa oleh para
pedagang dan mubaligh. Sedangkan Islam yang masuk ke daerah lain pada umumnya banyak
lewat penaklukan, seperti masuknya Islam ke Irak, Iran, Mesir, Afrika Utara samapai ke
Andalusia.1 Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena disamping
menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa dalam keberislamannya
di negara-negara Islam Iain. Islam di Indonesia ternyata mampu berinteraksi dengan budaya
lokal seperti bentuk masjid dan tata cara yang mengiringi ritual keagamaan, ketika Islam
datang sebenarnya kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban Yang bersumber
kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budha dari India Yang penyebaran
pengaruhnya tidak merata Di Jawa telah mendalam di Sumatera merupakan lapisan tipis
sedangkan dipulau-pulau Iain belum terjadi walaupun demikikan, Islam dapat cepat
menyebar hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para da' i dan
ularna' mereka semua menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara senang gaya hidup yang
lebih maju dari pada peradaban yang ada dalam bidang kehidupan masyarakat tanpa kasta,
juga dalam dalam sufisme Islam lebih maju dan lebih mendasar dari pada mistik pribumi
Yang dipengaruhi mistik Hindu Budha namun terjadi pertentangan di antara para sejarawan
mengenai waktu masuknya islam ke Indonesia. Menurut Teon Mekkah yang didukung oleh
beberapa ahli berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia diperkirakan sekitar abad ke-7 M
dan pembawanya berasal dari Arab. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkampungan para
pedagang Arab Yang sudah menjalankan syariat Islam dan berada di bawah pihak muslim di
pesisir Sumatera bagian Barat pada tahun 674 M.

1 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 11.

1
Para pedagang dari Arab datang ke Indonesia kebanyakan dari jalan laut dari India
dan Asia Tenggara mengikuti angin musim dan menetap di sepanjang jalur perlintasan
dagang di Asia Tenggara. Selain itu beberapa sejarawan berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 H (13M) ketika unsur-unsur India mencapai Sumaterm menumt
mereka Islam masuk ke Indonesia tidak dibawa olah para pedagang Arab, melainkan para
pedagang Gujarat, India. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nisan pada makam Sultan
Malik As-Sa1eh Sultan yang pertama memerintah Kerajaan Samudera Pasai di Timur laut
Sumatera berangka tahun 1297 M (Ramadhan 696 H). Ketika agarna Islam mulai disebarkan
masyarakat Indonesia telah menganut agama Hindu-Buddha yang hidup saling
berdampingan. Para pendatang yang tiba di wilayah Nusantara umumnya telah menganut
agama Islam, selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam. Dalam
menyampaikan ajaran agama Islam mereka relatif damai sehingga dapat diterima oleh
sebagian masyarakat Indonesia ternama kalangan bangsawan dan Pedagang. Melalui
pendekatan budaya pengenalan Islam sebagai agama baru diterima oleh masyarakat. Dengan
masuknya agama Islam ke Indonesia otomatis membawa kebudayaan Islam itu sendiri yang
berpengaruh pula terhadap kehidupan masyarakat Indonesia Islam ikut mewarnai kehidupan
budaya dari tradisi-tradisi masyarakat Indonesia segala aktivitas kehidupan masyarakat yang
ber-agama Islam, bersumber pada ajaran agama Islam. Islam telah mewami seluruh aspek
kehidupan masyarakat baik secara ideologi, politik sosial, budaya dan ekonomi. Pengaruh
islam secara sosial budaya yang begitu kuat membawa perubahan yang sangat signifikan
pada kebudayaan dan penghidupan masyarakat. Adapun contohnya adalah masyarakat sudah
mulai meninggalkan tradisi anisme dan dinamisme sehingga lebih mempercayai kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Penyebaran agama İslam merupakan salah satu proses yang sangat
penting dalam sejarah Indonesia.

Secara umum ada dua proses yang terjadi dalam penyebaran agama islam di
Indonesia yakni:

(1) masyarakat Indonesia melakukan hubungan dengan orang-orang yang telah mengenut agarna
Islam.

(2) Orang-orang Timur Asing (Arab, India, Cina, ) yang telah memeluk agama islam tinggal
menetap di wilayah Indonesia, kemudian menikah dengan penduduk lokal, dan mengikuti
gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka berbaur dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.

2
Agama islam pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang di wilayah pesisir
Sumatera sekitar abad ke-13. Hal ini dipertegas oleh yang menyatakan bahwa " di
pemakaman Lamreh di temukan nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah bin AI-Basir, yang
wafat pada tahun 608 H 1211 M, ini merupakan petunjuk pertama tentang keberadaan
kerajaan islam di Indonesia. Sumatera Utara memiliki letak geografis yang sangat strategis.
Hal ini membuat Sumatera Utara menjadi destinasi para pedagang, serta menjadi tempat
persinggahan saudagar-saudagar muslim Arab dan menjadi salah satu pusat perniagaan pada
masa dahulu. Sebelum masuk agama Islam ke Sumatera Utara masyarakat setempat telah
menganut agama Hindu Keheterogenan yang terdapat di wilayah Sumatera Utara menjadi hal
yang menarik dimana dakwah Islamiyah berpeluang untuk bergerak dan berkembang dengan
cepat di kawasan ini. Islam semakin berkembang di Sumatera Utara setelah dikunjungi oleh
pedagang-pedagang muslim yang datang ke Nusantara. Disamping itu adapun alasan mereka
untuk memilih Sumatera Utara karena terhalangnya pelayaran mereka melalui Selat Malaka
karena dihalangi oleh tentara laut dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha. Hal ini
dilakukan sebagai pembalasan atas serangan tentara Islam pada kerajaan Hindu. Karena itu
mereka melalui Sumatera utara dengan pesisir barat Sumatera kemudian masuk selat Sunda
melalui Singapura menuju Kantun Cina. Bukan sesuatu yang baru ketika peninggalan-
peninggalan Islam berada di setiap daerah yang pernah disinggahi oleh para pedagang
Muslim. Di Indonesia saja jejak Islam sudah ditemukan sejak abad pertama Islam dianut
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah masuknya islam ke nusantara di Sumatera?


2. Apa saja lembaga-lembaga pendidikan Islam?
3. Siapa saja tokoh-tokoh pendidikan islam yang menyebarkan agama islam di
Sumatera?
4. Apa saja karya-karya pendidikan Islam?
5. Bagaimana praktik penyelenggaraan pendidikan?

3
C. TUJUAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari beberapa permasalahan yang telah dibahas diatas maka penulisan
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui sejarah masuknya islam ke nusantara khususnya di Sumatera.


2. Dapat mengetahui lembaga-lembaga pendidikan Islam.
3. Dapat mengetahui tokoh-tokoh pendidikan islam yang menyebarkan agama islam di
Sumatera.
4. Dapat mengetahui karya-karya pendidikan Islam.
5. Dapat mengetahui praktik penyelenggaraan pendidikan.

BAB II
PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA SUMATERA

4
A. Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara (Pembawa, Masa, Jalur, dan Media Islamisasi).
Masuknya Islam di Indonesia, telah banyak bertia yang telah dikemukakan para
sejarawan, meskipun mereka itu berbeda pendapat tentang kapan dan ditempat mana awal
masuknya Islam ke Indonesia, namun para tokoh itu mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan hasil penelitian masing-masing, seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat
(Eropa) dan orang-orang Arab sendiri atau bangsa asing lainnya yang datang atau singgah di
Indonesia karena dengan tujuan tertentu atau mereka sebagai pedagang atau penjelajah dunia
dan lain-lain. Tokoh-tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah,
Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted.

1. Pembawa
Pembawa Islam datang langsung dari Semenanjung Arabia yang merupakan
utusan resmi Khalifah atau para pedagang Islam yang memang telah memiliki
hubungan perdagangan dengan Aceh, sebagai dacrah persinggahan dalam perjalanan
menuju Cina Hubungan yang sudah terbina sejak lama, yang melahirkan asimiliasi
keturunan Arab-Aceh di sekitar pesisir ujung pulau Sumatera, telah memudahkan
penyiaran Islam.

2. Masa
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Kolonialisme (Belanda dan
Jepang).
1. Pendidikan Pada Masa Penjajahan belanda.
Awal mula bangsa Belanda datang ke Nusantara hanya untuk tujuan berdagang,
tetapi karena kekayaan alam Nusantara yang sangat banyak maka tujuan utama tadi
berubah untuk menguasai wilayah Nusantara dan menanamkan pengaruh di
Nusantara sekaligus dengan mengembangkan pahamnya yang terkenal dengan
semboyan 3G, yaitu Glory (kemenangan dan kekuasaan), Gold (emas atau kekayaan
bangsa Indonesia), dan Gospel (upaya salibisasi terhadap umat Islam di Indonesia).
Dalam menyebarkan misi-misinya, Belanda mendirikan sekolahsekolah Kristen.
Misalnya di Ambon yang jumlah sekolahnya mencapai 16 sekolah dan 18 sekolah di
sekitar pulau-pulau Ambon, di Batavia sekitar 20 sekolah, padahal sebelumnya sudah
ada sekitar 30 sekolah. Di samping itu, sekolah-sekolah ini pada perkembangannya
dibuka secara luas untuk rakyat umum dengan biaya yang murah.Dengan demikian,
melalui sekolah-sekolah inilah Belanda menanamkan pengaruhnya di daerah
5
jajahannya. Dengan terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat umum untuk
memasuki sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh Belanda, maka kalangan Islam
mendapat tantangan dan saingan berat, terutama karena sekolah-sekolah pemerintah
Hindia Belanda dilaksanakan dan dikelola secara modern terutama dalam hal
kelembagaan, kurikulum, metodologi, sarana, dan lain-lain. Perkembangan sekolah
yang demikian jauh dan merakyat menyebabkan tumbuhnya ide-ide di kalangan
intelektual Islam untuk memberikan respons dan jawaban terhadap tantangan tersebut
dengan tujuan untuk memajukan pendidikan Islam. Mereka mendirikan lembaga
pendidikan baik secara perorangan maupun kelompok/ organisasi yang dinamakan
madrasah atau sekolah.
2. Pendidikan pada Masa Penjajahan Jepang.
Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia, semuanya
diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sistem pendidikan yang berorientasi kepada
kepentingan perang. Tidak mengherankan bahwa segala komponen sistem
pendidikannya ditujukan untuk kepentingan perang. Adapun karakteristik sistem
pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:
(1) Dihapusnya Dualisme Pendidikan. Pada masa Belanda terdapat dua jenis
pengajaran, yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran bumi putera, oleh jepang
diganti diganti sisitem seperti itu di hilangkan. Hanya satu jenis sekolah rendah yang
diadakan bagi semua lapisan masyarakat, yaitu: sekolah rakyat selama 6 tahun , yang
ketika itu dipopulerkan dengan nama “Kokumin Gakko” atau disebut juga sebagai
Sekolah Nippon Indonesia ( S N I ). Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan
namanya diganti menjadi sekolah pertama. Serta jenjang pengajaran pun menjadi:
a.) Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama)
b.) Sekolah menengah 3 tahun.
c.) Sekolah menengah tinggi 3 tahun (SMA-nya pada zaman Jepang).
(2) Berubahnya Tujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk menyedian
tenaga cuma-cuma (romusha) dan prajuritprajurit untuk membantu peperangan bagi
kepentingan Jepang. Oleh karena itu, murid-murid diharuskan latihan fisik, latihan
kemiliteran dan indroktrinasi ketat.Pada akhir zaman Jepang terdapat tanda-tanda
tujuan menjepangkan anak-anak Indonesia.
(3) Proses Pembelajaran Diganti Kegiatan Yang Tidak Ada Kaitan dengan
Pendidikan. Proses pembelajaran disekolah diganti dengan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah antara lain:
a). Mengumpulkan batu,pasir untuk kepentingan perang.
6
b). Membersihkan bengkelbengkel dan asrama militer.
c).Menanam umbi-umbian, sayur-sayuran dipekarangan sekolah untuk persediaan
makanan.
d).Menanam pohon jarak untuk pelumas.

(4) Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang. Seorang pendidik sebelum
mengajar diwajibkan terlebih dahulu mengikuti didikan dan latihan (diklat) dalam
rangka penanaman ideologi dan semangat perang, yang pelaksanaannya dipusatkan di
Jakarta selama tiga bulan.Untuk menanamkan semangat jepang tersebut, maka
diajarkan bahasa jepang dan nyanyian-nyanyian semangat kemiliteran kepada para
murid.
(5) Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan. Kondisi pendidikan pada
masa pemerintahan jepang bahkan lebih buruk dari pada pendidikan pada masa
penjajahan belanda. Sebagai gambarannya dapat dilihat dari segi kuantitatif trend nya
mengalami kemunduran (sekolah, murid,dan guru).
(6) Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Meskipun bahasa Indonesia
resmi menjadi bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, akan tetapi sekolah-
sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk memperkenalkan budaya jepang
kepada rakyat.

3. Jalur
Masuknya Islam ke Indonesia khususnya Barus melalui berbagai macam cara,
seperti perdagangan, pernikahan dan tasawuf. Sumatera khususnya Aceh dipercaya
sebagai cikal-bakal penyebaran Islam di Nusantara. Penyebaran Islam dilakukan oleh
para saudagar Arab yang hilir mudik berdagang dari Mesir, Persia, Gujarat ke Cina
melalui Barus-Fansur yang dipastikan terletak di ujung barat pulau Sumatera. Islam
telah berkembang di Aceh sejak abad VII. Keberadaannya dibawa oleh para saudagar
Islam Arab dan bukan merupakan misi khusus penyebaran agama Selain dari
perdagangan masuknya islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi oleh kerajaan
kerajaan yang ada di Sumatera dan dakwah dakwah dari wali-wali atau ulama yang
ada pada saat itu. Dari Kesultanan Aceh inilah kemudian pengaruh Islam menyebar
keseluruh Nusantara. Bukti-bukti penyebaran kebudayaan Islam masih dapat kita
jumpai hingga kini, diantaranya adalah masjid dan makam-makam.

4. Media Islamisasi
7
Islam dapat cepat menyebar hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh kaum
pedagang maupun para da’ i dan ularna’ mereka semua menyiarkan suatu rangkaian
ajaran dan cara senang gaya hidup yang lebih maju dari pada peradaban yang ada
dalam bidang kehidupan masyarakat tanpa kasta, juga dalam dalam sufisme Islam
lebih maju dan lebih mendasar dari pada mistik pribumi Yang dipengaruhi mistik
Hindu Budha namun terjadi pertentangan di antara para sejarawan mengenai waktu
masuknya islam ke Indonesia.

B. lembaga pendidikan Islam.


Pembangunan nasional di bidang pendidikan mempunyai makna dan peranan yang sangat
urgen dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat berbudaya. Semantara itu
pelaksananaan di bidang pendidikan merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah
maupun masyarakat. Tanggung jawab tersebut sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV dan pasal 31 Undang-Undang dasar 1945.
Pembangunan tersebut di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai lembaga pendidikan baik
pendidikan umum maupun pendidikan agama (Islam) yang mempunyai latar belakang yang
berbeda. Adapun diantara lembaga pendidikan Islam yang dibangun dan berkembang di
Indonesia antara lain adalah; pesantren, surau, meunasah, dan madrasah. Pesantren
merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional dan juga
modern untuk mendalami ilmu agama Islam, dan mengimpilimentasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan penekanan pada moral dalam hidup bermasyarakat, sedangkan
surau adalah sebuah tempat ibadah yang pertama kali berdiri di sumatra barat tepatnya di
minangkabau yang mana saat ini dijadikan sebagai sarana pendidikan agama. Lembaga
pendidikan lain yang telah terbangun di Indonesia adalah meunasah. Meunasah merupakan
pendidikan Islam terendah. Meunasah berasal dari kata bahasa arab “madrasah”. Meunasah
itu sendiri sering dijadikan sebagai tempat upacara keagamaan, penerimaan zakat, dan
kegiatan keagamaan lainnya. Lembaga pendidikan keempat yang akan penulis bahas dalam
makalah ini adalah madrasah. Sebagaimana meunasah, madrasah juga berasal dar
Bahasa arab yaitu “madrasatun” kata kerjanya “darasa” dalam bentuk “makan” (tempat) yang
berarti tempat belajar bagi murid atau siswa. Dalam sejarahnya, perkembangan lembaga
pendidikan Islam yang ada di Indonesia, mempunyai latar belakang, corak, dan peranan yang
berbeda, serta perjuangan dalam mewujudkan lembaga-lembaga pendidikan yang bernuansa
islami tersebut, bagi para ulama tidaklah mudah. Dengan demikian, dalam kajian ini akan
dibahas sejarah, latar belakang munculnya pendidikan Islam di nusantara, dan
perkembangannya keempat lembaga tersebut.
8
Lembaga Pendidikan Islam di Nusantara
KM. Akhiruddin

C. Tokoh-tokoh Pendidikan.
Proses Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peranan para tokoh Islam di
Sumatera. Mereka melakukan berbagai upaya untuk menjadikan agama Islam sebagai
panutan bangsa Indonesia.Berikut tokoh-tokoh dari Sumatera yang sukses menyebarkan
Agama Islam:
1. Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri dilahirkan di Fansur Aceh, beliau menuntut ilmu sampai ke
India, Persia, Mekah dan Medinah untuk mempelajari ilmu-ilmu seperti Fiqih,
Tauhid, Tasawuf, Sejarah dan Sastra Arab.Setelah kembali ke Aceh, beliau
mengajarkan ilmu-ilmunya di Pesantren (Dayah) di Oboh Simpang kanan Singkel.Di
samping sebagai ulama, ia juga sebagai sastrawan. Hal ini dibuktikan dengan
beberapa hasil karyanya. Di antara hasil karyanya yang terkenal adalah :
1) Risalah Tasawuf berbahasa Melayu.
2) Puisi-puisi Filosofis dan Mistis bercorak Islam.
3) Syair puisi empat baris dengan skema sajak a-a-a-a yang merupakan
perpaduan antara ruba’i Persia dengan Pantun Melayu.
4) Asrarul Arifin (ilmu tafsir: penggunaan metode takwil).

2. Syamsuddin al-Sumaterani
Syamsuddin al-Sumaterani merupakan seorang ulama terkemuka di Aceh dan
Nusantara pada abad ke XVI M. Ia memiliki posisi penting di Kerajaan Aceh
Darussalam sehingga ia termasuk salah seorang tokoh yang diceritakan dalam buku
Hikayat Aceh. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa Syeh Syamsuddin al-
Sumaterani pernah diminta oleh Sultan Iskandar Muda untuk melakukan
penyembelihan hewan qurban selepas shalat Idul Adha di Masjid Baiturrahman.
Symsuddin al-Sumaterani memiliki pengaruh yang sangat besar dan kuat di Aceh
sehingga ia diberi jabatan-jabatan penting oleh Sultan Iskandar Muda, di antaranya :
1. Syeh al-Islam (gelar tertinggi untuk ulama, qadi, imam).
2. Penasehat Raja.
3. Imam Kepala.
4. Anggota tim perunding dan juru bicara Kerajaan Aceh Darussalam.
9
Karya-karya Syamsuddin al-Sumaterani di antaranya adalah:
1) Jauhar al-Haqaid.
2) Risalah al-Baiyyin al-Mulahaza al-Muwahiddin wa al-Muhiddin fi
Dzikr Allah.
3) Mir’ah al-Mukminin.
4) Syarah Ruba’i Hamzah Fansuri.
5) Syah Syair Ikan Tongkol.
6) Nur al-Daqa’iq.
7) Thariq al-Saliqin.
8) Mir’ah al-Iman atau Kitab Bahr al-Nur.
9) Kitab al-Harakat.
10) Fi Dzikr Dairah Qad Qausayn aw Adna.

3. Nuruddin al-Raniri
Nuruddin al-Raniri dilahirkan di Ranir (sekarang Render) Gujarat-India. Ia
lebih dikenal sebagai seorang ulama Melayu. Perkenalannya dengan tokoh Indonesia
dimulai ketika ia melanjutkan studi ke Haramain tahun 1030 H / 1620 M.
Diperkirakan ia melakukan perjalanan pertama ke Melayu (Sumatera) dan menetap
disana antara tahun 1030H/1621 M. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tsani
al-Raniri diangkat sebagai Syekh al-Islam. Nuruddin al-Raniri melakukan berbagai
pembaharuan terhadap pemikiran Islam di tanah Melayu, khususnya di Aceh.
Termasuk memerangi doktrin Wujudiyah yang diajarkan oleh Hamzah Fansuri dan
Syamsuddin al-Sumaterani. Hal ini Dilakukannya selama lebih kurang 7 tahun. Karya
karya yang dihasilkan oleh Nuruddin al-Raniri kebanyakan berbicara soal Tasawuf,
Fiqih, Qalam, Perbandingan Agama, Hadits dan Sejarah. Diantara hasil karya beliau
adalah :
1) Shiratul Mustaqiem.
2) Durratul Aqaid Bisyarahal Aqaid.
3) Tibyan fi Ma’rifatil Adyan.
4) Hidayatul Habib Fi Taghrib wat Tarhib.(kumpulan terjemahan Hadist dalam
bahasa Melayu).

Pada tahun 1054 H/1644 M Nuruddin al-Raniri kembali ketempat


kelahirannya di Ranir Gujarat.
10
4. Abdur Rauf Singkel
Abdur Rauf Singkel dilahirkan di Singkel Aceh tahun 1024 H/1615 M, nama
aslinya Abdur Rauf al-Fansuri atau Abdur Rauf al-Singkili. Beliau adalah orang yang
pertama kali mengembangkan Tarekat Syattariyah di Indonesia. Pada tahun 1640 M
Abdur Rauf Singkel berangkat ke tanah Arab dan menetap di Mekah untuk
menambah pengetahuan agama. Ia berguru kepada Ahmad Qusasi dan Ibrahim al-
Qur’ani. Setelah mendapat pengetahuan dan ijazah dari Ibramim al-Qur’ani ia
kembali ke Aceh tahun 1584 H/1661 M, ketika itu Aceh dikuasai oleh Sultanah
Syafiatuddin Tajul Alam. Di Aceh, Abdur Rauf Singkel giat dalam berdakwah dan
mempunyai banyak murid, di antara muridnya adalah Burhanuddin Ulakan Pariaman
Sumatera Barat. Abdur Rauf Singkellah yang menghapuskan ajaran Salik Buta.
Ajaran Salik Buta yang dihapus adalah para Salik (Pengikut Tarekat) yang tidak mau
bertobat dibunuh. Abdur Rauf Singkel memiliki lebih kurang 21 karya tulis yang
terdiri dari kitab tafsir, hadis, fikih dan tasawuf. Karyanya di bidang tafsir antara lain
Turjuman al-Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah) merupakan kitab tafsir pertama di
Indonesia yang berbahasa Melayu. Kitab tafsir yang lain karyanya adalah Mir’at at-
Tullab fi Tahsil Ma’rifah Ahkam asy-Syar’iyyah li al-Malik al-Wahab. Sedangkan
karyanya di bidang tasawuf adalah ‘Umdat al-Muhtajin (Tiang Orang yang
Memerlukan), Kifayat al-Muhtajin (Pencukup Para Pengemban Hajat), Daqa’iq al-
Huruf (Detail Huruf), dan Bayan Tajalli (Keterangan Tentang Tajalli).
Terkait dengan pemikiran Abdul Rauf Singkel mengenai wujud Allah dalam
beberapa tulisannya mengenai tasawuf terlihat bahwa Abdur Rauf Singkel tidak
setuju dengan tindakan pengkafiran oleh Nuruddin al-Raniri terhadap pengikut
Hamzah Fansuri dan Syamsudin al-Sumaterani yang berpaham Wahdatul Wujud atau
Wujudiyyah. Menurutnya, jika tuduhan pengkafiran ini tidak benar orang yang
menuduh dapat disebut kafir. Pandangan Abdur Rauf Singkel terhadap Wahdatul
Wujud atau Wujudiyyah dinyatakan dalam buku Bayan Tajalli. Ia mengatakan bahwa
betapapun dekatnya seorang hamba terhadap Allah swt; pencipta dan makhluk tetap
mempunyai arti sendiri. Abdur Rauf Singkel meninggal dan dimakamkan di Kuala
(muara) Banda Aceh, sehingga ia dikenal dengan nama Tengku Syiah Kuala. Nama
ini diabadikan pada perguruan tinggi yang didirikan di Banda Aceh tahun 1961 M,
yaitu Universitas Syiah Kuala.

5. Syekh Abdussamad al Palimbani


11
Syekh Abdussamad al Palimbani lahir di Pelembang tahun 1116 H/1704 M,
ayahnya berasal dari Yaman. Beliau pertama kali mendapat pendidikan di Kedah
(Semenanjung Malaka) dan Patani (Thailand) kemudian ia belajar ke Timur Tengah.
Syekh Abdussamad sangat peduli terhadap perkembangan keagamaan dan politik
yang terjadi di Nusantara. Hal ini terlihat dari beberapa karya dan juga himbauannya
terhadap umat Islam untuk melakukan jihad fi sabilillah menentang kekuatan penjajah
Eropa. Karyanya tersebut adalah Nasihah al-Muslimin wa Tazkiyarah al-Mukminin fi
Fadla’ilil Jihad fi Sabililah (Nasehat bagi kaum muslim dan peringatan bagi orang
beriman tentang keutamaan jihad di jalan Allah). Sampai akhir hayatnya Syeh
Abdussamad menetap di Haramain dan wafat tahun 1203 H/1789 M di usia 85 tahun.

6. Syeh Ahmad Khatib al-Minangkabawi


Syeh Ahmad Khatib al-Minangkabawi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat
tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya seorang jaksa di Padang sedangkan ibunya adalah
puteri Tuanku nan Renceh seorang ulama terkenal dari kelompok Paderi. Beliau
mendapat pendidikan awal di SR (Sekolah Rendah) dan sekolah guru di Bukittinggi.
Pada tahun 1876 M beliau melanjutkan pendidikan ke Mekah sampai akhirnya
memperoleh kedudukan yang tinggi dalam mengajarkan agama. Selain itu ia juga
diangkat menjadi Imam Besar Masjidil Haram yang bermazhab Syafi’i. Syekh
Ahmad Khatib al-Minangkabawi memberikan gagasan pembaharuan Islam dengan
menekankan pentingnya syariat dan menolak tarekat. Terlihat dalam karyanya Izhar
Zugalul Kadzibin, yang menolak praktek tarikat Naqsabandiyah. Dari murid-murid
Syekh Ahmad Khatib di Mekah tercatat empat orang ulama Melayu Indonesia yang
kemudian hari menjadi penerus gagasan pembaharuan di Minangkabau. Mereka
adalah:
1) Syekh Thahir Jalaluddin al-Azhari (1869-1956 M).
2) Syekh Muhammad Jamil Djambek (1860-1947 M).
3) H. Karim Amrullah (1879-1945 M).
4) H. Abdullah Ahmad (1878-1933 M).
5) Syekh Ahmad Khatib Wafat di Mekah tahun 1334 H/ 1916 M dalam usia 60
tahun.

12
D. Karya-karya Pendidikan.

a. Hamzah Fansuri

Di antara hasil karyanya yang terkenal adalah :

 Risalah Tasawuf berbahasa Melayu.

 Puisi-puisi Filosofis dan Mistis bercorak Islam.

 Syair puisi empat baris dengan skema sajak a-a-a-a yang merupakan perpaduan
antara ruba’I Persia dengan Pantun Melayu.

 Asrarul Arifin (ilmu tafsir: penggunaan metode takwil).

b. Syamsuddin al-Sumaterani
Karya-karya Syamsuddin al-Sumaterani di antaranya adalah:
 Jauhar al-Haqaid.
 Risalah al-Baiyyin al-Mulahaza al-Muwahiddin wa al-Muhiddin fi Dzikr
Allah.
 Mir’ah al-Mukminin.
 Syarah Ruba’I Hamzah Fansuri.
 Syah Syair Ikan Tongkol.
 Nur al-Daqa’iq.
 Thariq al-Saliqin.
 Mir’ah al-Iman atau Kitab Bahr al-Nur.
 Kitab al-Harakat.
 Fi Dzikr Dairah Qad Qausayn aw Adna.

c. Nuruddin al-Raniri
Karya yang dihasilkan oleh Nuruddin al-Raniri kebanyakan berbicara soal Tasawuf,
Fiqih, Qalam, Perbandingan Agama, Hadits dan Sejarah. Diantara hasil karya beliau
adalah :
1. Shiratul Mustaqiem.
2. Durratul Aqaid Bisyarahal Aqaid.
3. Tibyan fi Ma’rifatil Adyan.
4. Hidayatul Habib Fi Taghrib wat Tarhib.(kumpulan terjemahan Hadist dalam
bahasa Melayu).

d. Abdur Rauf Singkel

13
Abdur Rauf Singkel memiliki lebih kurang 21 karya tulis yang terdiri dari kitab tafsir,
hadis, fikih dan tasawuf. Karyanya di bidang tafsir antara lain:
Turjuman al-Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah) merupakan kitab tafsir pertama di
Indonesia yang berbahasa Melayu. Kitab tafsir yang lain karyanya adalah Mir’at at-
Tullab fi Tahsil Ma’rifah Ahkam asy-Syar’iyyah li al-Malik al-Wahab. Sedangkan
karyanya di bidang tasawuf adalah ‘Umdat al-Muhtajin (Tiang Orang yang
Memerlukan), Kifayat al-Muhtajin (Pencukup Para Pengemban Hajat), Daqa’iq al-
Huruf (Detail Huruf), dan Bayan Tajalli (Keterangan Tentang Tajalli).

e. Syekh Abdussamad al Palimbani


Karyanya tersebut adalah Nasihah al-Muslimin wa Tazkiyarah al-Mukminin fi
Fadla’ilil Jihad fi Sabililah (Nasehat bagi kaum muslim dan peringatan bagi orang
beriman tentang keutamaan jihad di jalan Allah).

f. Syeh Ahmad Khatib al-Minangkabawi


Pada tahun 1876 M beliau melanjutkan pendidikan ke Mekah sampai akhirnya
memperoleh kedudukan yang tinggi dalam mengajarkan agama. Selain itu ia juga
diangkat menjadi Imam Besar Masjidil Haram yang bermazhab Syafi’i. Syekh Ahmad
Khatib al-Minangkabawi memberikan gagasan pembaharuan Islam dengan
menekankan pentingnya syariat dan menolak tarekat. Terlihat dalam karyanya Izhar
Zugalul Kadzibin, yang menolak praktek tarikat Naqsabandiyah.

14
E. Penyelenggaraan Pendidikan: Tujuan Pendidikan/ kurikulum/ Metode/ Media dan
Sumber belajar/ Dan Teknik Evaluasi.

1. Tujuan Pendidikan

Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah swt. Tujuan pendidikan
Islam adalah membentuk umat yang berdasarkan hukum dan nilai-nilai agama Islam.
Pendidikan Islam bertugas di samping menginternalisasikan atau menanamkan dalam
pribadi nilai-nilai Islam. Juga mengembangkan anak didik agar mampu melakukan
pengamalan nilai-nilai itu secara dinamis dan fleksibel dalam batas-batas konfigurasi
idealis wahyu Allah swt.. Pendidikan Islam harus mampu mendidik anak didik secara
optimal agar memiliki kematangan dalam beriman dan bertakwa dan mengamalkan
hasil pendidikan Islam yang telah diperoleh. Pendidikan Islam berperan sebagai
mediator dalam memasyarakatkan ajaran Islam dalam masyarakat dalam berbagai
tingkatannya. Melalui pendidikan Islam inilah, manusia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan al-
Sunnah.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari 3 (tiga) dokumen. Dokumen 1 yang
disebut Buku I, dokumen 2 disebut Buku II, dan dokumen 3 disebut Buku III.. Buku I
KTSP sekurang-kurangnya berisi Visi, Misi, Tujuan, Pengaturan Beban Mengajar dan
Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan, Buku II KTSP berisi Silabus yang idealnya
dikembangkan oleh satuan pendidikan apabila sudah mampu mengembangkan
sendiri. Buku III KTSP berisi RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) yang harus
disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan potensi peserta didik, minat dan bakat
peserta didik dalam pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 halaman 3, bahwa Buku II KTSP sudah disusun
oleh pemerintah. Adapun Buku I merupakan tanggung jawab kepala
madrasah/sekolah, dan Buku III tanggung jawab masing-masing guru/tenaga
pendidik.

15
Dalam menyusun KTSP acuan yang paling utama ialah bahwa sekolah harus
mengutamakan potensi peserta didik, perkembangan zaman, tantangan, kebutuhan
dan lingkungan peserta didik secara umum. Peserta didik harus dijadikan tujuan
utama atau pusat untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menjadi siswa yang
kreatif, inovatif, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan global dan tentunya demokratis
dan tanggung jawab. Selanjutnya prinsip penyusunan KTSP harus memperhatikan
berbagai karakter peserta didik yang berasal dari lingkungan/daerah heterogen,
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan, tidak ada diskriminatif terhadap agama,
suku dan ras. KTSP harus lebih relevan dengan kebutuhan kehidupan yang sedang
dan akan dihadapi oleh peserta didik. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang
harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema
pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi
dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA
dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

16
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Sedangkan, kurikulkum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya,


yaitu KTSP. Menurut Latifah, kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,
ketrampilan dan pengetahuan. Kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Selain itu pembelajaran lebih integratif tematik dalam semua mata pelajaran.

3. Metode
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

4. Media dan Sumber Belajar


Siswa memiliki tingkat pemahaman materi yang berbeda-beda, termasuk dalam
memahami materi Pendidikan Agama Islam yang monoton menggunakan metode
ceramah. Terkadang siswa sulit menangkap apa yang dijelaskan oleh guru khususnya
pada materi kompleks seperti fiqih dan materi panjang seperti sejarah kebudayaan
islam. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan suatu inovasi pembelajaran guna
menjawab permasalahan siswa terkait pemahaman materi. Inovasi yang akan dibahas
dalam artikel ini merupakan pengembangan media audiovisual untuk Pendidikan
Agama Islam(PAI). Metode penelitian menggunakan kajian pustaka (library research)
yang dikumpulkan dari buku dan jurnal. Dengan pengembangan inovasi media
audiovisual, diharapkan siswa dapat lebih memahami materi Pendidikan Agama Islam
dan memberikan suasana baru dalam pembelajaran. Hasil dari penelitian ini dengan
perkembangan teknologi, pengaksesan media audivisual dalam pembelajaran semakin
mudah. Situs paling popular yang menyediakan akses media audiovisual yaitu

17
Youtobe. Peran pendidik dalam pemutaran video pembelajaran sebagai pembimbing.
Sehingga dengan media ini dapat membentuk efektifitas belajar siswa.
Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.

5. Teknik Evaluasi
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam,
seorang guru harus memiliki pengetahuan tentang evaluasi hasil belajar, diantaranya
adalah teknik dan langkah-langkah evaluasi hasil belajar, sehingga evalusi yang
dilakukan dapat terukur. Penelitian ini lakukan untuk mengkaji apa saja Langka-
Langkah dan Teknik Eveluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama. Penelitian bersifat
kualitatif dengan dengan menganalisi beberapa buku literatur dan sebagai sumber data
utama. Adapun hasil penelitianya yaitu Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar yaitu,
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, Menghimpun data, Melakukan verifikasi
data, Mengolah dan menganalisis data, Memberikan interpretasi dan menarik
kesimpulan, Tidak lanjut hasil evaluasi. Sedangkan Teknik Evaluasi Hasil Belajar
yaitu Teknik Tes, Teknik Objektif dan Teknik Non Tes.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia terjadi karena lahirnya kerajaan


Islam di Indonesia yang sangat mewarnai sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Para ahli
berpendapat bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia khususnya Sumatera sejak
abad ke 7 atau 8 Masehi. Dapat disimpulkan bahwa, pelaku dan cara masuknya Islam di
Sumatera tidak diubahnya seperti terjadi pada wilayah Indonesia lainnya, dilakukan oleh
putra Indonesia dan tidak berjalan pasif. Dengan pengertian bangsa Indonesia tidak
menunggu kedatangan bangsa Arab semata dengan upayanya mencari tambahan
pengetahuan tentang agama Islam. Proses penyebaran agama Islam di Nusantara
termasuk Indonesia dilakukan dengan cara perdagangan, Pendidikan, perkawinan, dan
melalui seni dan budaya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Sumatera ialah kerajaan
Samudera Pasai, kerajaan Aceh, dan kerajaan Malaka.

B. SARAN

Saya selaku penulis menyarankan bahwa setelah membaca makalah ini


diharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang sejarah pendidikan
Islam di Nusantara khususnya di Sumatera. Penulis meminta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini dan berharap kritik yang membangun agar bisa
menyempurnakan penulisan makalah kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/download/30874/13671
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/6081
https://bdkmakassar.kemenag.go.id/berita/perencanaan-pengajaran-dalam-pembelajaran
https://correcto.id/beranda/read/24344/syeh-ahmad-khatib-al-minangkabawi-tokoh-
penyebar-agama-islam-di-pulau-sumatera-ini-5-tokoh-lainnya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/26/182500369/perkembangan-dan-
peninggalan islam-di-sumatera.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

20

Anda mungkin juga menyukai