Anda di halaman 1dari 51

PEMAHAMAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN BAGI

GURU YANG ADA DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH (STUDI


DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS
MUHAMMADIYAH KOTA BIMA)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Muhammadiyah Bima

OLEH:
HAIRUDIN
NIM: 2019. 1501016222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH BIMA 2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk serta

mengadakan perbaikan sesuai pedoman yang berlaku terhadap Skripsi

Hairudin NIM: 2019.1501016222 dengan judul “Pemahaman Al-

Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di Sekolah

Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima)”, maka kami berpendapat bahwa

Proposal Skripsi ini telah memenuhi syarat dan disetujui untuk

diajukan dalam Penelitian Skripsi.

Disetujui di :
pada tanggal : April 2023
Pembimbing I Pembimbing II

Dr, Khairudin MA Sri Jamila, MA


NIDN.2110048001 NIDN.2110017502

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dr. Ilham, M.Pd.I


NIDN. 2111058201

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta

langit dan bumi dan segala yang ada di dalamnya, dengan rahmat rasa kasih

dan sayangnya kepada hamba-hamba nya dan Anugrah berupa kekuatan,

iman, fisik, materi maupun mental intelektual yang telah mengantarkan

penulis menyelesaikan proposal dengan judul “Pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di Sekolah Muhammadiyah

(Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima)”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, Nabi sebagai uswatun hasanah panutan ummat dalam

menjalankan setiap aktifitas dalam kehidupan ini sehingga dengan demikian

manusia mampu membedakan yang haq dan bathil. dan semoga kita sebagai

umatnya senantiasa istiqomah diatas jalan kebenaran yang di bawah oleh Nabi

Muhammad SAW. Selanjutnya, penulis sampaikan ungkapkan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada orang tua (bapak dan Ibu), serta seluruh

keluarga yang senantiasa mengiringi setiap langkah kaki penulis dengan

untaian do’a yang di panjatkan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Hendra, M.S.I. Selaku Rektor Institut Agama Islam

Muhammadiyah Bima.

2. Bapak Dr. Ruslan, M.Ag., M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Muhammadiyah Bima.

ii
3. Bapak Dr. Ilhma, M.Pd.I. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

Muhammadiyah Bima.

4. Bapak Dr. Khairudin, MA. Selaku Dosen Pembimbing Satu yang telah

membimbing dan mengaragkan ananda dalam menyelesaikan proposal

skripsi ini.

5. Ibu Sri Jamila, MA. Selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah

memberikan waktu bimbingan arahan serta masukan dalam proses

penulisan proposal skripsi ini.

6. Kepda Bapak Amajid dan Ibu Aminah selaku orang tua yang telah

melahirkan kedunia ini, dan selalu senantia mendo'akan dan mensuport

baik dalam bentuk materi, waktu dan fikiran. dan semoga selalu dalam

lindungan Allah SWT. dan segala amal perbuatan diterima dan dilipat

gandakan oleh Allah SWT.

7. Kepada teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu namanya,

saya ucapkan terimakasih atas do'a dan dukungannya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal skripsi ini masih

banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh

penulis.

iii
Oleh karena hal demikian penulis menyampaikan terimakasih atas

saran dan kritik yang diberikan dalam rangka perbaikan dan

penyempurnaan proposal skripsi ini. Semoga penulisan proposal skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak dan dihitung sebagai amal kebaikan oleh

Allah.

Bima, April 2023

Penulis

Hairudin

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.............................................................................9

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian................................................................10

E. Penegasan Istilah Judul........................................................................................13

F. Penelitian Terdahulu............................................................................................15

G. Kerangka Teori...................................................................................................18

H. Metode Penelitian...............................................................................................33

I. Sistematika Pembahasan.......................................................................................39

J. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian....................................................................42

Daftar Pustaka..............................................................................................................43

v
A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang menempatkan penndidikan menjadi sesuatu

yang urgen, di buktikan dengan banyaknya hadist dan dalil dalam al-qur’an

yang menjelaskan terkait pentingnya suatu Pendidikan, dengan Pendidikan

maka akan di angkat derajatnya seorang manusia melebihi makluk

makhlunya yang lain, dan sebaliknya tampa ilmu pengetahuan manusia akan

menjadi rendah daripada makhluk Allah yang lainnya.

Hal demikian di jelaskan dalam salah satuh firman allah SWT dalam

Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11.


ۚ ُ َ ّٰ ْ ْ َ
‫س فاف َس ُح ْوا َيف َس ِح الل ُه لك ْم‬ ‫ل‬ ٰ َ ‫ٰٓي َا ُّي َه ا َّالذ ْي َن ٰا َم ُن ْٓوا ا َذا ق ْي َل َل ُك ْم َت َف َّس ُح ْوا فى امْل‬
‫ج‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ

ْ ْ ُ ُ َّ ۙ ُ ْ ُ ٰ َّ ّٰ َ ُ ْ َ ُ ْ َ
‫َو ِاذا ِق ْي َل انش ُز ْوا فانش ُز ْوا َي ْرف ِع الل ُه ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ِمنك ْم َوال ِذ ْي َن ا ْوت وا ال ِعل َم‬

َ َ ُ َ ّٰ ۗ
١١ ‫َد َر ٰج ٍت َوالل ُه ِب َما ت ْع َمل ْون خ ِب ْي ٌر‬

Artinya:

”Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)

berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha

Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.1

Berbicara soal Islam di Indonesia maka tidak terlepas dari pada salah

satu organisasi Islam terbesar, organisasi yang telah jauh berdiri sebelum
1
QS. Al-Mujadallah (58) 11.
Indonesia merdeka yaitu organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah

didirikan oleh KH Ahmad Dahlan atau yang nama kecilnya Muhammad

Darwis pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan tanggal

18 November 1912 Miladiyah di kampung Kauman Yogyakarta.2

Muhammadiyah secara etimologi menurut pendirinya KH Ahmad

Dahlan adalah pengikut Nabi Muhammad saw’. Jadi secara terminologis arti

‘Muhammadiyah’ adalah mereka yang menjadi pengikut dan penerus

perjuangan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasalam secara

konsekuen , konsisten dan menyeluruh terhadap ajaran dan sunnah yang di

bawah oleh Nabi Muhammad saw.3

KH Ahmad Dahlan mendiri Muhammadiyah atas dasar dorongan dan

keprihatinan terhadap keadaan umat dan bangsa pada saat itu, baik keadaan

dalam bidang agama, social, ekonomi, Pendidikan dan dan penjajahan yang

dilakukan oleh bangsa belanda terhadap warga Nusantara hususnya

masyarakat Islam pada saat itu. Selain dari pada hal demikian hal yang

menjadi factor yang sangat mempengaruhi, dan menjadi factor utama yang

mendorong KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah adalah

pendalam dan kajian yang dilakukannya terhadap salah satu ayat dalam Al-

Qur’an, yaitu Ketika Memahami Qur”an Surat Ali-Imran ayat 104.

2
Zuhron Arofi Agus Miswanto, Sejarah Islam Dan Kemuhammadiyahan,
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Studi Islam Universitas
Muhammadiyah Magelang (P3SI), 2012.
3
Jurnal Bidang and Kajian Islam, “Muhammadiyah Paradigma Gerakan Sosial
Keagamaan,” NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam 4, no. 1
(2018): 21–30.

2
َ ْ ُ ‫مْل‬ َ َ ‫َ مْل‬ ‫ْأ‬ َ ْ َ َ ٌ ُ ُْ َُْ
ۗ ‫َولتك ْن ِّمنك ْم ا َّمة َّي ْد ُع ْون ِالى الخ ْي ِر َو َي ُم ُر ْون ِب ا ْع ُر ْو ِف َو َي ْن َه ْون َع ِن ا نك ِر‬

َ ْ ُ ‫مْل‬ ٰۤ ُ
١٠٤ ‫َواول ِٕى َك ُه ُم ا ف ِل ُح ْون‬

Artinya:

“hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeruh kepada

kebajikan, dan menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencega dari yang

mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”.4

Ayat tersebut benar-benar dapat menginspirasi KH Ahmad Dahlan

sehingga tergerak hatinya untuk mendirikan suatu wadah, organisasi, atau

persyarikatan yang teratur, dan rapi yang tugasnya berkhidmah

melaksanakan misi dakwah islam amar, makruf nahi mungkar, di tengah-

tengah masyarakat luas.5

Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi pembaharuan pemikiran

Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidang kehidupan, di atara

bidang yang menjadi konsen pergerakan persyarikatan Muhammadiyah

adalah bidang agama, sosial, dan Pendidikan.

Tiga Garapan utama sebagai ranah aktivitas dakwah Muhammadiyah

dan telah menjadi brand atau cirikhas organisasi ini, pertama, Schooling,

yang bermakna bidang Pendidikan dengan cara membagun dan mendirikan

sekolah-sekolah modern dan perguruan tinggi, Kedua healing, yakni bidang

pelayanan sosial dengan mendirikan balai pengobatan, poliklinik dan rumah

sakit, Ketiga, feeding, yang artinya bergerak di bidang sosial menyantuni


4
QS. Ali-Imran (3) 104.
5
Agus Miswanto, Sejarah Islam Dan Kemuhammadiyahan.

3
anak yatim dan fakir miskin dengan mendirikan panti asuhan bagi anak

yatim dan panti jompo.6

Menurut Mitsuba Nakamura (Professor Emaritus Antropologi dari

Chiba University Jepang) yang juga merupakan sorang penenliti yang

berpengalaman dan konsen tentang sejarah Muhammadiyah, Professor

Emaritus mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi sosial

Pendidikan Islam terbaik dan terbesar yang ada di dunia, hal demikian

berdasrkan fakta tentang kekuatan kelembagaan dan jaringan yang kian

meluas.7

Pernyataan demikian bukan tampa dasar dan alasan yang jelas, dengan

melihat prestasi dan capain yang telah di raih oleh persyarikatan

Muhammadiyah saat ini, hal demikian sudah menjadi suatu yang semestimya

di dapatkan oleh Muhammadiyah.

Dalam bidang Pendidikan Muhammadiyah telah mendirikan dan

membangun berbagai amal usaha, mulai dari lemabaga Pendidikan paling

bawah yaitu Pendidikan anak usia dini, Pendidikan Sekolah Dasar/MI,

Pendidikan sekolah menengah pertama/MTS, Pendidikan sekolah menengah

atas/MA/SMK, dan Pendidikan perguruan tinggi (PTM).

Berdasrkan data Majelis Pendidikan Tingggi Penelitian dan

Pengembang Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Dilitbang), sampai pada

tahun 2022, jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang

6
Suwarno Suwarno, “Kelahiran Muhammadiyah Dari Perspektif Hermeneutik,”
SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities 3, no. 1 (2019): 45.
7
Siti Nurhayati et al., Muhammadiyah Dalam Perspektif Sejarah, Organisasi,
Dan Sistem Nilai, Academia.Edu, 2018.

4
meliputi Universitas, Sekolah Tinggi, Akademic, Institut, dan Politeknik,

total terdapat 172. Selain Peguruan Tinggi (PTM), Muhammadiyah juga

mengelola ribuan sekolah umum mulai dari SD, sebanyak 1128, SMP

sebanyak 1128, SMA, 558, SMK sebanyak 554, yang tersebar di berbagai

daerah yang ada di seluruh Indonesia.8

Dengan mendirikan berbagai macam Lembaga Pendidikan tersebut,

Muhammadiyah telah memberikan sumbangan berharga dan sangat besar

bagi kemajuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di

Indonesia, yaitu dengan mencetak manusia berilmu dan beriman, sehingga

tidak hanya berkualitas terhadap pengetahuan saja, melainkan juga

perpaduan dengan pemahan keagaman.

Hal demikian sejalan denga apa yang menjadi tujuan Pendidikan

nasional sebagaiman yang tertuang dalam UU No 03 tahun 2003 tentang

siatem Pendidikan nasional pasal 3, yang menyebutkan bahwa Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,

kreatif, dan bertanggung jawab.9

8
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
dalam https://dikdasmenppmuhammadiyah.org, di ambil pada tanggal 14
Januari 2023, pukul 21,30 Wita.
9
Baidarus Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis
Pendidikan Karakter,” AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education 4, no. 1
(2020): 71.

5
Dalam mencetak generasi yang sesuai dengan apa yang menjadi

harapan dalam UU No 03 tahun 2003 pasal 3 tersebut tentu tidak hanya

menjadikan fasilitas dan metode belajar sebagia tolak ukur, tetapi peran

seorang guru yang menjadi garda terdepan dalam mendidk dan mencetak

generasi yang berkualitas juga menjadi salah satu fakto yang sangat

berpengaruh dalam mencetak generasi yang sesai denga apa yang di

harapkan.

Sebagai organisasi yang konses bergerak dalam bidang Pendidikan,

dan dari berbagai Lembaga Pendidikan yang telah didirikan di seluruh pulau

dan daerah yang ada di Indonesia, salah satu Lembaga Pendidikan yang telah

didirikan oleh Muhammadiyah adalah Lembaga Pendidikan yang ada di

lingkup Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima, yang

merupakan salah satu amal usaha yang di miliki oleh Muhammadiyah, yang

di dalamnya terdapat beberapa sekolah yaitu SMA Muhammadiyah Kota

BIma, MA Muhammadiyah Kota Bima, SMK Kesehatan Aisyiyah Kota

Bima, MTs Muhammadiyah Kota Bima, dan TK Aisyiyah II Kota Bima dan

semuanya berada dalam satu komplek Pondok Pesantren Al Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima.

Dalam pandangan Muhammadiyah Pendidikan adalah salah satu

cakupan penting yang dijadikan sarana dakwah perserikatan

Muhammadiyah. Hal demikian harus di dukung oleh pemahaman warga

perserikatan yang tetap menempatkan Pendidikan sebagai upaya sadar untuk

membangun kualitas pemahaman manusia pada umumnya.

6
Pendidikan Muhammadiyah diantaranya terdiri dari ke-Islaman,

Kebangsaan, keutuhan, kebersamaan dan keunggulan merupakan kesatuan

integral yang patut dikembangkan di setip lembaga Pendidikan

Muhammadiyah, salah satu ciri Pendidikan yang paling menonjol adalah

bidang Agama Islam. Melalui dunia Pendidikan memasukan misi

pencerahanya kepada masyarakat umum. Dengan hal demikian disetiap

lembaga Pendidikan Muhamadiyah wajib ada pembelajaran Al-Islam

Kemuhammadiyahan.10

Sekolah memuhammadiyah yang ada di lingkunga kompleks pondok

Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima, yang juga merupakan

bagian dari lembaga Pendidikan Muhammadiyah yang juga di dalamnya

mengajarkan pembelajaran Al-Islam Kemuhammadiyahan.

Dalam suatu lembaga Pendidikan dan tidak terlepas juga dalam

lembaga Pendidikan Muhammadiyah guru memiliki peran yang sangat

penting dan menjadi penentu dalam keberhasilan suatu Pendidikan, guru

menjadi pemandu dimana anak didik akan dibawah, pemahaman seorang

guru terhadap Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) sangat mempengaruhi

keberlangsungan dakwah Muhammadiyah, karena salah satu tujuan lembaga

pedndidikan didirikan tiada lain dan bukan hanya untuk penopang

keberlangsungan dakwah Muhammadyah itu sendiri, sehingga dengan

demikian dapat menggapai apa yang menjadi tujuan dan cita-cita

Muhammadiyah, yaitu Menegakkan Dan Menjujung tinggi Agama Islam,

10
Ibid.

7
Sehingga terwujud Masyarakat Utama, adil, dan makmur yang diridoi Allah

SWT.

meskipun penting, pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan tidak

selalu diterapkan dengan baik oleh guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Beberapa guru mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang Al

Islam Kemuhammadiyahan, sehingga sulit bagi mereka untuk mengajarkan

konsep-konsep tersebut dengan tepat kepada siswa.

Pemahaman Al Islam Kemuhammadiyahan yang dimiliki oleh guru

disekolah Muhammadiyah memang masih menjadi permasalahan yang

belum terselesaikan. Pemahaman yang kurang dalam dan kurang konsisten

pada prinsip-prinsip Al-Islam Kemuhammadiyahan dapat mempengaruhi

pengajaran dan pembentukan karakter siswa di sekolah Muhammadiyah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pemahaman Al-

Islam kemuhammadiyahan bagi guru yang ada di sekolah Muhammadiyah,

khususnya di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di Sekolah Muhammadiyah

(Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan oleh penulis

di atas, maka yang menjadi focus penelitian ini adalah bagaimana

pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Guru yang ada di sekolah

8
Muhammadiyah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima.?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dan manfaat penelitian ini yaitu:

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemahaman Al-islam Kemuhammadiyahan di

kalangan Guru yang ada di sekolah Muhammadiyah di lingkungan

Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima.

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui Penulisan proposal skripsi dengan judul

“Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di

Sekolah Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima)” memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis.

Diharapkan melalui penenlitian yang dilakukan oleh penulis ini,

dapat di jadikan sebagai sumber atau rujukan bagi peneltian

selanjutnya yang berkaitan dengan pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan Bagi Guru yang ada di sekolah

Muhammadiyah.

b. Manfaat Praktis

1. Manfaat Bagi Peneliti

9
Dengan melakukan penenlitian ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memahami Al-Islam

kemuhammadiyahan.

2. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan Muhammadiyah

Dengan penelitian ini dapat di jadikan bahan

pertimbangan dan acuan dalam meningkatkan pemahaman guru-

guru yang ada dalam lingkup sekolah perguruan Muhammadiyah.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup adalah Batasan masalah yang disusun oleh penulis

yang sesuai dengan jumlah subjek yang di teliti oleh penulis, dengan

adanya Batasan masalah dapat membuat focus penelitian pada persoalan

yang sesuai dengan subjek penelitian, dan dapat membantu dalam

mengidentifikasi masalah yang akan dibahas, sehingga dapat

menemukan problem solving dari masalah yang ada dalam penelitian ini.

Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini

adalah: Masalah yang diteliti dibatasi pada bagaima pemahaman Al-

Islam Kemuhammadiyahan guru yang ada di sekolah Muhammadiyah,

dan bagaimana pengaruhnya terhadap sekolah Muhammadiyah.

2. Setting Penelitian

a. Rencana waktu pelaksanaan penelitian

Penelitian ini di perkirakan akan menghabiskan waktu selama

2 bulan penelitian mulai pada persiapan proposal, pengumpulan data

10
pada bulan mei sampai pada penyusunan hasil penelitian pada bulan

juni 2023.

b. Lokasi penelitian

Penetapan lokasi penelitian dalam kajian ini dalakukan oleh

peneliti atas pertimbangan dari beberapa tempat yang bisa peneliti

jadikan objek penelitian, setidaknya ada beberapa pertimbangan

lokasi penelitian yang peneliti dapatkan yang sesuai dengan

permasalahan yang di temukan dalam penelitian ini.

Diantara lokasinya yaitu: (a) Kompleks Pondok Pesantern Al-

Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima (b) SMP Muhammadiyah Kota

Bima & SDN Muhammadiyah Kota Bima (c) SMA Muhammadiyah

&SMK Muhammadiyah Bolo Kabupaten Bima (d) SMP

Muhammadiyah Tente Kabupaten Bima (e) SMA Muhammadiyah

Sape Kabupaten Bima.

Dari beberapa pertimbangan lokasi penelitian yang bisa peneliti

jadikan objek penelitian, peneliti berinisiatif melakukan penelitian di

Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima, yang di

dalamnya ada berbagai macam lembaga pendidikan, diantaranya

SMA, MA, SMK, MTS, Muhammadiyah Kota Bima dan TK

Aisyiyah Muhammdiyah Kota Bima, yang juga merupakan basis

terbesar perguruan Muhammadiyah yang ada di Kota dan Kabupaten

Bima.

c. Objek penelitian

11
Dalam penelitian ini yang menjadi ojek peneltian peneliti adalah

guru-guru yang bekerja sebagai tenaga pengajar yang ada di

Kompleks Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima.

d. Alasan peneliti memilih lokasi

Penelitian yang di lakukan di di Kompleks Pondok Pesantren Al-

Ikhlas Muhammadiyaha Kota Bima ini meneliti tentang pemahaman

Al-Islam Kemuhammadiyahan guru-guru yang ada di Sekolah

Muhammadiyah yang ada di komplek tersebut.

Alasan peneliti memilih Kompleks pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima ini menjadi lokasi atau wilayah bagi

peneliti dalam melakukan penelitian ini, dikarenkan Sekolah

Muhammadiyah yang ada di Komplek Pondok Pesantren Al-ikhkas

Muhammadiyah Kota Bima merupakan basis terbesar Sekolah

Muhammadiyah yang ada di Kota Bima atau Kabupaten Bima.

E. Penegasan Istilah Judul

1. Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan

Secara terminologis disepakati oleh para ulama bahwa Islam

adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia

diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan

sempurna dalam Al-Qur’an yang suci diwahyukan tuhan kepada Nabi-

nya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW satu kaidah hidup yang

12
memuat tuntutan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia,

baik spiritual maupun material.11

Kemuhammadiyahan adalah konsep pemahaman ajaran Islam

yang berkembang dalam Muhammadiyah yang sesuai dengan Al’qur-an

dan Hadits. Kemuhammadiyahan menekankan pentingnya mengikuti

ajaran dan sunnah Rasulullah SAW, dan menempatkan Nabi Muhammad

sebagai teladan utama dalam beragama dan bersikap dalam kehidupan

sehari-hari.

Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan adalah interpretasi,

pengertian, dan pemaknaan atas ajaran Agama Islam dalam ruang

lingkup pembelaran dalam lembaga Pendidikan yang ada dibawah

naungan Muhammadiyah.

2. Guru di Sekolah Muhammadiyah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya) dengan mengajar. Dengan demikian

orang yang mengajar di sebut sebagai guru. Baik itu guru disekolah

maupun di tempat lain. Dalam Bahasa inggris, guru disebut juga teacher

yang artinya seorang pengajar.12

Guru adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia dni jalar


11
Isma Hanafiah, “Pandangan Islam Terhadap Manusia Dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan Islam (Studi Analisis Buku Ilmu Pendidikan Islam Karya
Prof. DR. H. Ramayulis),” Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952. (2018).
12
Aman Sholihun, “Guru Dalam Perspektif Islam”, (“Skripsi”, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto 2012), 6.

13
Pendidikan formal, Pendidikan dasar dan Pendidikan menegah. Agus F.

Tambayong dalam buku “Menjadi Guru Profesional” karya Moh . Uzer

Usman menjelaskan bahwa guru adalah orang yang memiliki

kemampuan dan keakhlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia

mampu malakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan

maksimal.13

Dari penjelasan di atas guru dapat diartikan dsebagai individu

yang memiliki pekerjaan atau profesi sebagai pendidik di sekolah

Muhammadiyah. Guru memiliki peran penting dalam mentransfer

pemahaman Al-Islam kemuhammadiyahan kepada siswa-siswa yang ada

di sekolah yang di bawah naugan Muhammadiyah.

3. Pondok Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima

Pondok pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima adalah

salah satu lembaga pendidikan Muhammadiyah yang menawarkan

pendidikan pondok pesantren yang mengedepankan pemahaman Al-

Islam Kemuhammadiyahan. Pondok Pesantren ini berlokasi di Kota

Bima dan menjadi lokasi studi dalam penelitian ini.

F. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,

yang masing-masing memiliki sisi persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang peneliti laksanakan, diantaranya adalah :

13
Abdul Hamid, “Guru Professional,” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan
Kemasyarakatan 17, no. 32 (2017): 274–275.

14
1. Penelitian atau kajian dengan judul “Revitalisasi Pendidikan Al-Islam

Dan Kemuhammadiyahan Pada Perguruan Muhammadiyah”. Pada

penelitian tersebut mengkaji tentang tantangan peningkatan kualitas

lembaga Pendidikan Muhammadiyah dan peluang untuk basis

pengkaderan lembaga Pendidikan sebagai basis pengkaderan

Muhammadiyah.

Dalam penelitian yang di lakukan oleh Zaik Nuryanah, S.Pd,I,

M.Pd.I, ini melihat dengan banyaknya lembaga Pendidikan yang dimiliki

oleh Muhammadiyah selain menjadi peluang tetapi juga menjadi

tantangan tersendiri dalam pengelolaannya, Pendidikan yang sudah ada

ini perlu di kuatkan Kembali fungsinya. Pendidikan Muhammadiyah

memiliki empat dasar semangat yaitu, Pendidikan, pelayanan, dakwah,

dan pengkaderan. Dalam pandangnaya revitalisasi Al-Ialam dan

Kemuhammadiyahan (AIK) didasarioleh realita yang menganggap

kurang begitu pentingnya Pendidikan Al-Islam dan Kemhammadiyahan

(AIK) dalam Pendidikan Muhammadiyah, semangat yang kian melemah

tersebut perlu di respon positif, revitalisasi berarti, pertama, mengadakan

AIK bagi yang di perguruan Muhammadiyah belum ada, kedua,

memvitalkan Kembali fungsi AIK yang sudah berjalan dengan

mempertimbangkan beberapa aspek.14

Pada penelitian ini memfokuskan pada pentingnya adanya revitalisasi

Al-Islam Dan Kemhammadiyahan dalam lembaga Pendidikan yang di


14
Marcos Moshinsky, “Revitalisasi Pendidikan Al-Islam Dan
Kemuhammadiyahan Pada Perguruan Muhammadiyah,” Nucl. Phys. 13, no. 1
(1959): 104–116.

15
miliki oleh Muhammadiyah, dengan demikian penelitian ini memiliki

kesamaan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh penulis yaitu

sama-sama memandang pentingnya pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan dalam lembaga Pendidikan Muhammadiyah itu

sendiri, sehingga dapat mncerminkan ciri khas dari lembaga

Muhammadiyah.

2. Penelitian dengan judul “Penerapan Baitul Arqam Sebagai Bentuk

Penanaman Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan” pada penelitian

yang di lakukan Syahril, Kamal, Suleha Ecca, dan Nurlaela Mahmud,

yang di lakukan di Universitas Muhammadiyah Sidengreng Rampang.

Dalam penelitian ini menelaskan salah satu usaha yang di lakukan

dalam memperkenalkan Muhammadiyah pada tenaga pengajar atau staf

dalam lembaga Pendidikan Muhammadiyah yaitu dengan kegitan Baitul

Arqom. Hal ini di lakukan dalam rangka memberika pegetahuan dan

pemahaman tentang ideologi Muhammadiyah, baik itu Gerakan Dakwah

amar ma’ruf nahi mungkar ataupun lebih kepada niai dan sifat dan

kepridian Muhammadiyah sendiri, penyelenggaraan kegiatan Baitul

Arqom ini merupakan upaya untuk menanamkan nilai Al-Islam

Kemuhammadiyahan, dengan demikian tenaga pengajar, dosen dan staf

yang ada di Universitas Muhammadiyah Sidenreng Ranppang dalam

mengitu kegiata Baitul Arqom ini mampu menginterpretasikan nilai-nilai

16
Al Islam Dan Kemuhammadiyahan dalam kehidupan pribadi, organisasi,

maupun dalam ruang lingkup amal usaha Muhammadiyah.15

Yang menjadi persamaan relevansi penelitian ini dan penelitian yang

di lakuakn oleh penulis adalah adanya usaha dalam peningkatan

pemahana al-isalam dan kemuhammadiyahan pada lembaga pendidika

maupun perguruan tinggi yang di miliki oleh Muhammadiyah.

3. Penelitian dengan judul “Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Sebagai Pilar dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin (Studi Pada Perguruan

Tinggi Muhammadiyah di NTT)” yang dilakukan oleh Muhammad

Tamrin pada tahun 2019.

Dalam penelitian ini Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

sebagai jembatan untuk menyampaikan nilai-nilai Islam sebagai agama

rahmatan lil alamin. Kehadiran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan tidak

menyebabkan kemunduran kualitas hubungan universitas

muhammadiyah kupang dengan mahasiswa, bahkan ketertarikan

mahasiswa non muslim untuk masuk ke Universitas Muhammadiyah

Kupang (UMK) dari tahun ke tahun bertambah banyak.16

Adapun yang menjadi persamaan persamaan penelitian yang di

lakukan oleh Muhammad Fahmi dengan penelitian yang dilakuka oleh

penelti pada saat ini yaitu sama-sama menjadikan pemahaman Al-Islam

dan Kemuhammadiyah menjadi bagian yang fital dalam lembaga


15
L Syahrir, Suleha Ecca, and Nurlaelah Mahmud, “Penerapan Baitul Arqam
Sebagai Bentuk Penanaman Nilai Al Islam Dan Kemuhammadiyahan” 2
(2022): 94–103.
16
Muhammad Tamrin, “Al-Islam Dan Kemuhadiyahan (AIK) Pilar Dakwah
Islam Rahmatan Lil Alamin (Studi Pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah Di
NTT),” TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam 2, no. 1 (2019): 69–87.

17
pendidikan Muhammadiyah, baik dalam lembaga pendidikan amal usaha

Muhammadiyah (AUM) ataupun dalam perguruan tinggi

Muhammadiyah (PTM) yang di milikinya.

G. Kerangka Teori

1. Konsep Pemahamn Al-Islam Kemuhammadiyahan

a. Pengertian Al-Islam Kemuhammadiyahan

Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) adalah salah satu mata

pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan

dari kurikulum yang diberikan disetiap lembaga pedidikan

muhammadiyah, dengan harapan dapat mempengaruhi karakter para

siswa dan siswi baik selama proses pendidikan berlangsung terlebih

setelah mereka lulus nantinya. Dengan demikian maka target yang

hendak dicapai untuk menjadikan lulusan pendidikan muhammadiyah

yang memiliki akidah yang benar, akhlaq yang mulia, cerdas, terampil

dan siap mengabdi bagi kepentingan agama Islam dan masyarakat

dapat terwujud.17

Menumbuhkan dan memperkuat karakter peserta didik melalui

implementasi pembelajaran langsung. Mata peljaran Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan merupakan mata mata pelajaran wajib yang

harus di ikuti oleh peserta didik yang berada di setiap lembaga

pendidikan Muhammadiyah. Terdapat tiga bahan kajian di dalam Al-

Islam dan Kemuhammadiyahan yaitu ibadah, akhlak dan muamalah.


17
Tri Saswandi and Ayu Permata Sari, “Analisis Penerapan Nilai-Nilai Al Islam
Dan Kemuhammadiyahan Dalam Perkuliahan,” Jurnal EDUCATIO: Jurnal
Pendidikan Indonesia 5, no. 1 (2019): 27.

18
Sedangkan pokok bahasan yang terdapat didalam Al Islam dan

Kemuhammadiyahan adalah tentang hakekat ibadah, shalat, puasa,

haji, ibadah muamalah, akhlak, akhlak dalam keluarga, akhlak sosial,

muamalah,islam dan persoalan hidup dan kerja serta islam dan

masalah harta dan.18

Pembelajaran Al-Islam Kemuhammadiyahan menjadi

pembelajaran yang wajib ada dalam setiap lembaga pendidikan yang

berada di bawah naungan payung Muhammadiyah, karena merupakan

kekhasan sekolah yang di bawah naungan Muhammadiyah yang

diselenggarakan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

b. Kaitan Al-Islam Kemuhammadiyahan dengan Pendidikan di Sekolah

Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai organisasi tentu saja memiliki tujuan dan

sekolah adalah salah satu alat dari organisasi ini muntuk mencapai

tujuan dari organisasi. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam

dengan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, sehingga lembaga

pendidikan Muhammadiyah tidak boleh terlepas dari sifat gerakan

yang telah dirumuskan dalam "Karakter Muhammadiyah," dan

"Hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar

ma'ruf nahi munkar harus diterjemahkan ke dalam seluruh kegiatan

pendidikan Sekolah Muhammadiyah tersebut. Muhammadiyah

mengawali gerakannya dengan menempatkan pendidikan sebagai


18
Aktivitas Ibadah and D A N Nilai-nilai Al, “Pandemi Covid-19 Serta
Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Ibadah Dan Nilai-Nilai Al Islam
Kemuhammadiyahan” (2021): 114–128.

19
salah satu ujung tombak kiprah dakwahnya. Bahkan dapat dikatakan

pendidikan sebagai kekuatan yang menentukan berkembangnya

Muhammadiyah. Kekuatan itu sebenarnya bukan terletak pada model

sekolah atau madrasah yang didirikannya. Melainkan kekuatan pada

ruh dan pemahaman Islam dalam Pendidikan Muhammadiyah.

Selanjutnya pemahaman tersebut dibenahi dengan sebutan Al-Islam

dan Kemuhammadiyahan.19

Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai instrumen

pembelajaran dengan capaian yang diharapkan yaitu mampu

menbentuk siswa yang memahami Islam dan mengamalkan nilai-nilai

Islam, melahirkan siswa yang menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi. Disamping itu juga ada harapan Pendidikan Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan dapat mengubah sikap ke arah yang lebih baik

setelah benar-benar terjun ke masyarakat dan dapat menjadi uswah

hasanah. Arah dan tujuan tersebut sejalan dengan visi sekolah

Muhammadiyah sebagaimana tertuang dalam blue print Putusan

Muktamar Muhammadiyah ke-46 tahun 2010 di Yogjakarta, tentang

Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah: “Terbentuknya manusia

pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul

dalam iptek sebagai perwujudan tajdid dakwah Amar Makruf Nahi

Munkar.20

19
Baidarus et al., “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis Pendidikan
Karakter.”
20
Applied Mathematics, “Pendidikan Al Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam
Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Muhammadiyah 1
Baubau” (2016): 1–23.

20
Muhammadiyah dan lembaga pendidikan merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, karena lembaga pendidikan

menjadi salah satu ornamen atau jalam dakwah perserikatan

Muhammadiyah, yang sudah mulai nampak dan terlihat bahkan di

awal-awal berdirinya Muhammadiyah, dimana perhatian pemndiri

Muhammadiyah KH Ahmad Dahalan terhadap pendidikan sangatlah

tinggi.

2. Pemahaman Guru tentang Al-Islam Kemuhammadiyah

a. Pengertian Pemahaman

Winken dan Mukhtar yang dikutip oleh Sudaryono

mengungkapkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan

seseorang dalam menyerap makna dari sesuatu yang mereka pelajari.

Tingkat pemahaman ini dapat dinyatakan dengan menguraikan

makna dari apa yang mereka pelajari kedalam bentuk lain. Sudijono

menyatakan pemahaman sebagai indicator kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu yang diikuti dengan

kemampuan mengetahui dan mengigat sesuatu tersebut.21

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman bersal dari

kata paham yang artinya adalah mengrti atau tahu, sedangkan

pemahaman itu sendiri adalah proses, cara, perbuatan, memahami,

atau memahamkan.22

21
Rachmat Mulyono et al., “Pengaruh Intensi, Motivasi, Dan Pemahaman Guru
Terhadap Impementasi Pendidikan Inklusif,” JPUD - Jurnal Pendidikan Usia
Dini 11, no. 2 (2017): 293–307.
22
Kajian Pustaka, http://eprints.umm.ac.id/44876/3/BAB II.pdf, di ambil pada
tanggal 7 Februari 2023, pukul 10,30 Wita.

21
Dari pendjelasan di atas dapat kita simpulakan bahwa pemahamn

adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk membuat

seseorang mengerti, tahu, dan paham akan sesuatu hal.

b. Pemahaman guru tentang Al-Islam Kemuhammadiyahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya) dengan mengajar. Dengan

demikian orang yang mengajar di sebut sebagai guru. Baik itu guru

disekolah maupun di tempat lain. Dalam Bahasa inggris, guru disebut

juga teacher yang artinya seorang pengajar.23

Di Indonesia, pengertian Guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih,dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah. Istilah penyebutan Guru lebih dikenal

dalam dunia pendidikan formal. Jika dicermati hakekat profesi Guru

pada dasrnya adalah mendidik para muridnya. Dalam bahasa Arab,

juga ditemukan beberapa istilah yang memiliki makna yang sama

guru atau pendidik, yaitu ustadz, mudarris, mu’allim, mu’addib, dan

murabbi.24

Agus F. Tambayong dalam buku “Menjadi Guru Profesional”

karya Moh . Uzer Usman menjelaskan bahwa guru adalah orang yang

23
Aman Sholihun, “Guru Dalam Perspektif Islam”, (“Skripsi”, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto 2012), 6.
24
M. Agus Kurniawan, “Kehidupan Guru Dan Murid Dengan Beberapa Aspek
Dan Karakteristiknya Pada Periode Klasik (571-750 M),” Jurnal Ilmiah Az-
Ziqri: Kajian Keislaman dan Kependidikan 15, no. 1 (2019): 65–76.

22
memiliki kemampuan dan keakhlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga dia mampu malakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang

guru dengan maksimal.25

Sementara itu, menurut draf ketentuan pengelolaan kepegawaian

Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, guru Muhammadiyah adalah

pendidik profesional yang berkepribadian Muhammadiyah dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Definisi ini

beririsan dengan pengertian guru sebagaimana tercantum dalam UU

No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Hanya saja dalam draft

ketentuan kepegawaian Majelis Dikdasmen menekankan pada

berkepribadian Muhammadiyah. Kata kunci berkepribadian

Muhammadiyah inilah yang membedakan sekaligus menjadi ciri khas

guru Muhammadiyah bila disandingkan dengan profesi guru

padaumumnya.26

untuk mencapai tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu

menjadikan peserta didik sebagai generasi yang menyadari kehadiran

Robb atau memiliki tingkat religiusitas, intelektualitas serta

berakhlak baik dan memahami kemuhammadiyahan yang baik,

diperlukan kompetensi dan pemahaman seorang guru di sekolah

Muhammadiyah yang baik, mempuni dan siap menjadi teladan bagi

25
Hamid, “Guru Professional.”
26
Muhammad Ali, “Menyamai Guru Muhammadiyah Berkemajuan Di Sekolah
Muhammadiyah,” ishraqi 1, no. 1 (2017): 31–39.

23
peserta didik yang ada dalam sekolah di bawah naungan lembaga

Muhammadiyah.

Pemahaman seorang guru tengtang Al-Islam

Kemuhammadiyahan menjadi sangat berpengaruh dalam setiap

aktifitas seorang guru dalam sekolah, lebih-lebih ketika seorang guru

menyampaikan pembelajaran dalam kelas maupun interaksi nya

dengan peserta didik di luar kelas, pemahaman guru akan sangat

berpengaruh, karena dengan pamahan guru akan menyesuaikan setiap

aktifitas dan tindakannya sesuai dengan apa yang menjadi

pemahamannya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan

a. faktor Internal

1). Pendidikan dan Pelatihan Guru

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

bagi bangsa dan negara, karena pendidikan suatu cara untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

manusia. Sumber daya yang berkualitas mampu membawa

perubahan kehidupan yang lebih baik di masyarakat. Upaya

untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas manusia

harus selalu ditingkatkan demi terciptanya kualitas sumber

daya manusia yang lebih baik. Guru adalah salah satu faktor

penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan, maka untuk

24
meningkatkan kualitas pendidikan berarti juga harus

meningkatkan kualitas guru.27

Menurut Nitisemito menyatakan pendidikan dan pelatihan

merupakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki

sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari guru atau

para pegawainya sesuai dengan keinginan suatu lembaga

pendidikan atau sekolah.28

Selain pendidikan seorang guru harus dibekali dengan

pelatihan agar segala kegiatan atau aktivitas pengajaran dapat

berjalan dengan baik. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas

pelajaran dalam meningkatkan keahlian dan penegtahuan secara

sistematis sehingga mampu memilki kinerja yang profesional

dibidangnya.29

Dalam peranya sebagai seorang pengajar dan pendidik,

guru harus selalu meningkatkan wawasan keilmuan yang

dimilikinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti

27
Prasetyo Ari Bowo, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan
Kerja, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru,” Economic
Education Analysis Journal 8, no. 1 (2019): 18–23,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj.
28
Yussi Rapareni, “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Produktivitas
Guru Yayasan Jihadiyah Palembang,” Jurnal Ekonomi dan Informasi
Akuntansi (JENIUS) 3, no. 3 (2013): 216–229.
29
Muhammad Nurhusin, “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Kompetensi
Guru Pengalaman Mengajar Terhadap Kinerja Guru Pada Sma Negeri Wilayah
Barat Kabupaten Bireuen,” IndOmera 3, no. 6 (2022): 67–75.

25
pelatihan ataupun kegiatan-kegitan yang dapat meningkatkan

wawasan dan pengetahuannya.30

Dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan seorang guru

dapat meningkatkan dan menambah wawasan keilimuannya,

dengan demikian dapat berdampak pada peningkatan kinerja dan

kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam

suatu lembaga pendidikan.

Bagi guru-guru yang ada dalam lembaga pendidikan di

bawah naungan sekolah Muhammadiyah, peningkatan terhadap

pemahamannya terhadap Al-Islam Kemuhammadiyah menjadi

keharusan, dengan pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan

guru akan mencerminkan nilai AIK nya dalam setiap tindakan dan

aktifitasnya, baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam

lingkungan bermasyarakat.

2). Pengalaman Guru

Guru sebagai unsur bagian dalam pendidikan dan

sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada

peserta didik harus benar-benar memahami dasar, tujuan serta

kebijakan-kebijakan pendidikan. Dengan bekal pemahaman

tersebut guru memiliki landasan berpijak dalam melakukan

30
Eka Hasanah, D. S, Fattah, N. & Prihatin, “Pengaruh Pendidikan Latihan
(DIKLAT) Kepemimpinan Guru Dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru
Sekolah Dasar Se Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta,” Jurnal
Penelitian Pendidikan 11, no. 2 (2010): 85–96.

26
tugasnya. Proses interaksi belajar mengajar, guru merupakan

orang yang memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan

kepada peserta didik. Oleh karena itu, guru hendaknya

menyadari bahwa ilmu pengetahuan sebagai alat untuk

mencapai tujuan pengajaran bahkan untuk mencapai tujuan

jangka panjang yakni tujuan pendidikan nasional31

Oleh karena itu semakin tinggi tingkat pendidikan seorang

guru dan pengalaman mengajar yang dimilikinya, maka akan

semakin luasnya wawasan yang di diperoleh sehingga kemampuan

dalam mengajar akan semakin berinovasi, dan seseorang guru

memperoleh manfaat dan nilai tambah dalam melaksanakan

tanggung jawabnya. Sehingga dapat dipahami bahwa dengan

pengalaman bertambah, seorang guru akan mampu menpergunakan

kemampuannya dalam menyelesaikan tugasnya secara cepat dan

tetap sesuai dengan kurikulum dan sasaran yang sudah ditentukan.

Kemampuan seorang guru dilatarbelakangi oleh pendidikan,

pengalaman dan sifat – sifat pribadi yang dimilikinya.32

3). Kepribadian Guru

31
Muhammad Alamsyah, Syarwani Ahmad, and Helmi Harris, “Pengaruh
Kualifikasi Akademik Dan Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme
Guru,” Journal of Education Research 1, no. 3 (2020): 1830187.
32
Amirul Fahmi & Misti Hariasih, “Pengaruh Motivasi, Pengalaman Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru SMK Muhammadiyah 1
Ngoro Jombang,” JBMP (Jurnal Bisnis, Manajemen dan Perbankan) 2, no. 2
(2016): 121–140.

27
Kepribadian itu merupakan perangkat gambaran diri yang

terintegrasi dan merupakan perangkat total dari kekuatan

intrapsikis, yang membuat diri kita ini menjadi unik, dengan

perilaku yang spesifik. Definisi kepribadian menurut Nugroho J.

Setiadi menyatakan bahwa “Kepribadian adalah organisasi yang

dinamis dari system psikofisis individu yang menentukan

penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik”.

Kepribadian seorang dewasa umumnya sekarang dianggap

terbuat dari baik factor keturunan maupun lingkungan, yang

diperlunak oleh faktor situasi”.33

Di sekolah, guru memiliki tugas dan tanggung jawab

moral yang besar terhadap keberhasilan siswa. Kerja guru

merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai

tujuan pendidikan Oleh karenanya, faktor motivasi yang

menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya

sangatlah penting. Artinya jika guru memiliki motivasi

dalam melakukan pekerjaannya maka mereka akan bekerja

penuh semangat dan bertanggung jawab.34

Peningkatan kinerja guru dapat dicapai apabila guru

bersikap terbuka, kreatif, dan memiliki semangat kerja

yang tinggi. Dengan demikian, adanya motivasi yang kuat


33
Mirna Herawati, “Kepribadian Guru Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru Di
Sekolah Dasar Negeri Ciracas 03,” Research and Development Journal of
Education 4, no. 2 (2018): 64–75.
34
dan Mukhneri Mukhtar Yulia Hidayati, I Made Putrawan, “Pengaruh
Kepribadian Dan Motivasi Terhadap Kinerja Tugas Guru SD Swasta
Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara,” Jurnal Visipena 10, no. 1 (2019).

28
dan kepribadian yang tinggi, diharapkan guru dapat menghasilkan

kinerja tugas yang optimal guna tercapainya tujuan pendidikan

nasional maupun pendidikan Muhammadiyah Khususnya.

b. Faktor Eksternal

Selain daripada fator internal, pemahaman seorang guru

terhadap Al-Islam Kemuhammadiyahan juga dapat di pengaruhi

faktor eksternal, di antara faktonya adalah:

1). Lingkungan Sekolah

Lingkungan kerja bagi para guru merupakan suatu ruang

lingkup atau kawasan dalam mengembangkan kompetensi dan

pengetahuan, serta wawasan yang dimiliki untuk membantu

pelaksanaan aktivitas pembelajaran. Pada akhirnya, akan

memperngaruhi kinerja guru tersebut. Oleh karena itu, lingkungan

yang baik turut serta dalam membantu tercapainya tujuan sekolah

yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi yang ada. Dengan

demikian, semakin kebutuhan guru dalam melaksanakan aktivitas

pembelajaran yang dilakukan terpenuhi maka akan semakin tinggi

pula keinginan guru tersebut dalam meningkatkan kinerja mereka

dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Hal ini dikarenakan

lingkungan sekolah yang baik, nyaman, dan memenuhi standar

akan memberikan dampak terhadap kenyamanan guru dalam

melakukan tugasnya sebagai seorang pendidik.35


35
Pratiwi Indah Sari, “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Di Smk Negeri 10 Kecamatan Sungai Gelam
Kabupaten Muaro Jambi,” Eklektik : Jurnal Pendidikan Ekonomi dan

29
Lingkungan menjadi bagian yang sangat berpengaruh

terhadap pemahamn seorang guru, baik dalam lingkungan sekolah

ataupun lingkungan kehidupan sosial bermasyarakat, dengan

lingkungan yang baik maka akan berdampak pada pemahamn guru

yang baik pula, begitu juga sebaliknya lingkunga yang tidak

mendukung akan berpengaruh juga pada penghambatan dari

pemahan seorang guru, bahkan sampai menjurus kepada hal-hal

yang buruk.

2). Media Sosial dan Teknologi

Pada saat ini perkembangan teknologi begitu pesat

sehingga membuat apa yang ada pada kehidupan kita pada saat

ini banyak yang bergantung pada teknologi, tidak terlepas juga

dengan urusan pendidikan, yang sebelumnya dalam proses belajar

mengajar cukup dengan menggnakan cara yang sederhana dan

tradisional yaitu dengan menggunakan buku, pensil, papan tulis

dan lain sebagainya. Namun pada era sekarang ini seiring dengan

kemajuan dan perkembangan teknologi membuat semua aktifitas

dan kegiatan kita menjadi lebih mudah, hal demikian juga

dirasakan dalam dunia pendidikan, dimana prose belajar

mengajar pada saat ini, dengan adanya teknologi seperti

smartphone, leptop dan computer dapat menggantikan fungsi

Kewirausahaan 1, no. 1 (2018): 1.

30
buku sebagai alat tulis dan LCD yang dapat menggatikan papan

tulis.36

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan

sesuatu hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan

manusia, salah satunya adalah pendidikan , pendidikan menjadi

salah satu bagian dari yang tidak terpisahkan dan tidak bisa

mengelakan diri dari peningkatan dan kemajuan teknologi saat

ini, hal ini berpengaruh juga pada pada peningkatan kemampuan

dan pemahaman seorang guru.

Dengan kemajuan teknologi dapat mempermudah seorang

guru dalam mengakses segala sesuatu dengan mudah dan praktis,

termasuk juga seorang guru akan dengan mudah megakses segala

kebutuhan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dengan

mudah, termasuk yang berkaitan dengan pemahaman guru

tentang Al-Islam Kemuhammadiyahan,seorang guru dapat

dengan mudah mengakses dan mempelajarinya melalui media

dan teknologi yang ada, seperti google, yootebe, dan lain

sebaginya.

H. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk


36
Muhammad Rezki Reza, Kalimantan Selatan, and Kalimantan Selatan,
“Pengaruh Supervisi Teknologi Pendidikan Terhadap Kinerja Tenaga
Pengajar,” General and Specific Research 1, no. 1 (2021): 84–92.

31
memahami fenomena yang ada di lapangan secara mendalam melalui

pengumpulan data yang berkualitas tinggi.

Menurut Nana.S, Sukmadinata mengemukakan, bahwa

“Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar”.

Artinya penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang

bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif

merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar dan ditujukan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, baik yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia.37

Metode penelitian kualitatif deskriptif ini digunakan dengan

tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis, fakta dan

karakteristik, obyek atau subyek yang diteliti secara tepat. Di samping

itu, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi

permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah

laku manusia. Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan apa adanya

tentang “Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang

Ada Di Sekolah Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima)”.

2. Sember dan Tekhnik Pengumpulan Data

a. Sember data

37
Dudun Supriadi, “Implementasi Manajemen Inovasi Dan Kreatifitas Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran,” Indonesian Journal of Education
Management and Administration Review 1, no. 2 (2017): 125–132.

32
Sumber data utama dalam penelitian yang di lakukan pada

penelitian ini yaitu guru-guru yang mengajar dan bekerja di sekolah

Muhammadiyah yang berada di komplek Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima,

b. Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan adalah:

1). Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

mengamati dan mencatat pola perilaku guru-guru yang ada di

sekolah Muhammadiyah yang menjadi objek penelitian, dalam

hal ini peneliti tidak melakukan komunikasi atau tidak

mengajukan pertanyaan dengan guru-guru yang menjadi objek

penelitian.

Observasi ini dilakukan untuk mengamati perilaku dan

interkasi guru-guru dengan lingkungannya di Sekolah

Muhammadiyah yang ada di komplek Pondok Pesantren Al-

Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima.

2). Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk

memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak

terstruktur, dan individual. Dalam wawancara, seseorang

responden diajukan pertanyaan oleh pewawancara untuk

33
mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya

terhadap suatu topik yang di ajukan pertanyaan kepadanya.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

pemahaman guru-guru tentang Al-Islam Kemuhammadiyahan

dan factor-faktor yang mempengaruhi pemahaman tersebut.

3). Studi Dokumen

Studi Dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data dari

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Sekolah

Muhammadiyah dan Pondok Pesantern Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima yang dapat menunjang data dan

informasi yang di butuhkan oleh peneliti sesuai dengan

permasalahan yang hendak di teliti.

3. Insttrumen Penelitian

INSTRUMEN WAWANCARA

“Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di

Sekolah Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima)”

34
A. Tujuan : Untuk memperoleh data melalui sumber yang terpilih

mengenai Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru

Yang Ada Di Sekolah Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren

Al-Ikhlas Muhammadiyah Kota Bima)

B. Identitas

Nama :

Kelas :

Waktu dan Tempat :

C. Pertanyaan

No Pertanyaan Jawaban

Bagaimana pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan guru yang ada di


1 sekolah Muhammadiyah yang ada di

Komleks Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima ?

Seberapa penting pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyahan bagi guru yang


2 ada di sekolah Muhammadiyah

khususnya di Komleks Pondok

Pesantren Al-Ikhlas Muhammadiyah

Kota Bima ? ?

Apa saja usaha yang dilakukan oleh

sekolah dalam meningkatkan

35
3 pemahaman Al-Islam

Kemuhammadiyah ?

Apa saja factor yang dapat

meningkatkan pemahaman Al-Islam

4 Kemuhammadiyah guru yang ada di

sekolah Muhammadiyah yang ada di

Kompleks pondok Pesantern Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima ?

Apa dampak dari pemahaman Al-

5 Ikhlas Kemuhammadiyah bagi sekolah

Mihammadiyah khususnya sekoalah

Muhammadiyah yang ada di Kompleks

Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima ?

Tabel 1.1
( Pedoman Wawancara)

INSTRUMEN OBSERVASI

Tema observasi :

Lokasi Observasi :

Jenis observasi :

Observer :

36
Catatan :

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

..............................................................................

Tabel 1.2
( Pedoman Observasi)
4. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh

dari hasil pengumpulan data yang telah di lakukan oleh peneliti sesuai

dengan yang dibutuhan.

5. Pengujian Kredibilitas Data

Untuk memeriksa keabsahan data pada penelitian ini, maka perlu

dilakukan pengujian kredibilitas dan keabsahan dari data yang telah

peneliti dapatkan dan yang telah di tuangkan dalam penulisan penelitian

ini.

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sestematikan penulisan dalam penelitian dengan judul

“Pemahaman Al-Islam Kemuhammadiyahan Bagi Guru Yang Ada Di

Sekolah Muhammadiyah (Studi Di Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Muhammadiyah Kota Bima)” adalah sebagai berikut:

37
A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembahasan ini memaparkan latar belakang dari

permasalahan yang di dapatkan oleh peneliti, sehingga hal demikian

menjadi menjadi landasan peneliti melakuakn penelitian sesuai dengan

judul yang peneliti angkat pada penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Pada bagian ini mamaparkan rumusan permasalahan yang di

angkat oleh peneliti untuk menjadi focus penelitian pada penelitian ini,

sehingga dari rumusan permasalahan yang diangkat itu menjadi sasaran

atau output akhir dari permasalahn yang hendak diselesaikan dan

dipecahkan oleh peneliti

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bagian ini memaparkan tjuan dan manfaat dari penelitian yang

dilakukan atau hal yang hendak di capai oleh peneliti dalam melakukan

penelitian ini, sehinga dari penelitian ini ada out put atau manfaat yang di

dapatkan, bak manfaat untuk peneliti secara pribadi lebih untuk

kebutuhan orang banyak.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Ruang lingkup dan setting penelitian merupakan Batasan

pemaslah yang di angkat oleh peneliti sehingga penelitian tidak akan

keluar dari subjek penelitian yang hendak di teliti.

E. Penegasan Istilah Judul

38
Penegasan istilah judul memaparkan bagian-bagian penting

dalam judul penelitian yang hendak di teliti, sehigga dari penjeksan

makna dari bagian varibel-variabel dari setiap bagian utama dalam judul.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam peneltiam terdahulu ini, peneliti menjelaskan penelitian-

penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya tentang Al-Islam

Kemuhammadiyahan, dimana penelitian yang sudah di lakukan

sebelumnya memiliki kesamaan dari bagian subjek dalam

penelitianya.baik penelitian berupa jurnal, artikel, skripsi, makalah dll.

Selain daripad untuk mengetahui kesamaan subjek pnelitian

dengan penelitian yang sudah di lakukan, tetapi juga untuk mengetahui

perbedaannya dengan penelitian yang akan peneliti teliti, sehingga ada

inovasi baru yang akan di dapatkan dari penelitian tersebut.

G. Kerangka Teori

Pada bagian ini, peneliti memaparkan identifikasi teori-teori yang

nantinya akan dijadikan landasan penelitian yang hendak di lakukan oleh

peneliti.

H. Metode Penelitian

Pada bagian ini menjelaskan terkait metode atau cara yang hendak

digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitia dengan tema yang di

angka, dengan demikian dapat mmpermudah peneliti dalam melakukan

penelitiannya.

39
I. Sistematika Pembahasan

Pada began sistematika pemabasan ini menguraikan secara rinci

dari keseluruhan penuisan yang di muat oleh peneliti dalam setiap bagian

dalam penelitian ini.

J. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Rencana jadwal kegiatan penelitian di laksanakan terhitung mulai pada

bulan Januari sampai bulan Juli 2023

Tahun 2023
Kegiatan
No
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

40
1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Penyususnan persiapan judul

b. Pengajuan judul

c. Penyusunan Proposal

d. Konsultasi Proposal

e. Perijinan Penelitian

2 Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

b. Analisis Data

c. Penysusunan hasil penelitian

Tabel 1.3
(Rencana jadwal penelitian)

Daftar Pustaka

Agus Miswanto, Zuhron Arofi. Sejarah Islam Dan Kemuhammadiyahan. Pusat

Pembinaan Dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah

Magelang (P3SI), 2012.

41
Alamsyah, Muhammad, Syarwani Ahmad, and Helmi Harris. “Pengaruh

Kualifikasi Akademik Dan Pengalaman Mengajar Terhadap

Profesionalisme Guru.” Journal of Education Research 1, no. 3 (2020):

1830187.

Ali, Muhammad. “Menyamai Guru Muhammadiyah Berkemajuan Di Sekolah

Muhammadiyah.” ishraqi 1, no. 1 (2017): 31–39.

Ari Bowo, Prasetyo. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan

Kerja, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru.” Economic

Education Analysis Journal 8, no. 1 (2019): 18–23.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj.

Baidarus, Baidarus, Tasman Hamami, Fitriah M. Suud, and Azam Syukur

Rahmatullah. “Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Sebagai Basis

Pendidikan Karakter.” AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education 4, no. 1

(2020): 71.

Bidang, Jurnal, and Kajian Islam. “Muhammadiyah Paradigma Gerakan Sosial

Keagamaan.” NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam 4, no. 1

(2018): 21–30.

Hamid, Abdul. “Guru Professional.” Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan

Kemasyarakatan 17, no. 32 (2017): 274–275.

Hanafiah, Isma. “Pandangan Islam Terhadap Manusia Dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan Islam (Studi Analisis Buku Ilmu Pendidikan Islam

Karya Prof. DR. H. Ramayulis).” Angewandte Chemie International

Edition, 6(11), 951–952. (2018).

42
Hariasih, Amirul Fahmi & Misti. “Pengaruh Motivasi, Pengalaman Kerja Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru SMK Muhammadiyah 1

Ngoro Jombang.” JBMP (Jurnal Bisnis, Manajemen dan Perbankan) 2, no.

2 (2016): 121–140.

Hasanah, D. S, Fattah, N. & Prihatin, Eka. “Pengaruh Pendidikan Latihan

(DIKLAT) Kepemimpinan Guru Dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru

Sekolah Dasar Se Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta.”

Jurnal Penelitian Pendidikan 11, no. 2 (2010): 85–96.

Herawati, Mirna. “Kepribadian Guru Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru Di

Sekolah Dasar Negeri Ciracas 03.” Research and Development Journal of

Education 4, no. 2 (2018): 64–75.

Ibadah, Aktivitas, and D A N Nilai-nilai Al. “Pandemi Covid-19 Serta

Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Ibadah Dan Nilai-Nilai Al Islam

Kemuhammadiyahan” (2021): 114–128.

M. Agus Kurniawan. “Kehidupan Guru Dan Murid Dengan Beberapa Aspek

Dan Karakteristiknya Pada Periode Klasik (571-750 M).” Jurnal Ilmiah Az-

Ziqri: Kajian Keislaman dan Kependidikan 15, no. 1 (2019): 65–76.

Mathematics, Applied. “Pendidikan Al Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam

Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Muhammadiyah 1

Baubau” (2016): 1–23.

Moshinsky, Marcos. “Revitalisasi Pendidikan Al-Islam Dan

Kemuhammadiyahan Pada Perguruan Muhammadiyah.” Nucl. Phys. 13, no.

1 (1959): 104–116.

43
Mulyono, Rachmat, Otong Suhyanto, Yubaedi Siron, and Nur Rochimah.

“Pengaruh Intensi, Motivasi, Dan Pemahaman Guru Terhadap Impementasi

Pendidikan Inklusif.” JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 11, no. 2

(2017): 293–307.

Nurhayati, Siti, Mahsyar Idris, Muhammad Al-Qardi Burga, Abid Rohman, Eva

Putriya Hasanah, Fhananda Fabriziyo Al-Rifqi, and Fahma Safin Alhusna.

Muhammadiyah Dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, Dan Sistem Nilai.

Academia.Edu, 2018.

Nurhusin, Muhammad. “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Kompetensi Guru

Pengalaman Mengajar Terhadap Kinerja Guru Pada Sma Negeri Wilayah

Barat Kabupaten Bireuen.” IndOmera 3, no. 6 (2022): 67–75.

Rapareni, Yussi. “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Produktivitas

Guru Yayasan Jihadiyah Palembang.” Jurnal Ekonomi dan Informasi

Akuntansi (JENIUS) 3, no. 3 (2013): 216–229.

Reza, Muhammad Rezki, Kalimantan Selatan, and Kalimantan Selatan.

“Pengaruh Supervisi Teknologi Pendidikan Terhadap Kinerja Tenaga

Pengajar.” General and Specific Research 1, no. 1 (2021): 84–92.

Sari, Pratiwi Indah. “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Guru Di Smk Negeri 10 Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi.” Eklektik : Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan

1, no. 1 (2018): 1.

Saswandi, Tri, and Ayu Permata Sari. “Analisis Penerapan Nilai-Nilai Al Islam

Dan Kemuhammadiyahan Dalam Perkuliahan.” Jurnal EDUCATIO: Jurnal

44
Pendidikan Indonesia 5, no. 1 (2019): 27.

Supriadi, Dudun. “Implementasi Manajemen Inovasi Dan Kreatifitas Guru

Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.” Indonesian Journal of

Education Management and Administration Review 1, no. 2 (2017): 125–

132.

Suwarno, Suwarno. “Kelahiran Muhammadiyah Dari Perspektif Hermeneutik.”

SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities 3, no. 1 (2019): 45.

Syahrir, L, Suleha Ecca, and Nurlaelah Mahmud. “Penerapan Baitul Arqam

Sebagai Bentuk Penanaman Nilai Al Islam Dan Kemuhammadiyahan” 2

(2022): 94–103.

Tamrin, Muhammad. “Al-Islam Dan Kemuhadiyahan (AIK) Pilar Dakwah Islam

Rahmatan Lil Alamin (Studi Pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah Di

NTT).” TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam 2, no. 1 (2019): 69–87.

Yulia Hidayati, I Made Putrawan, dan Mukhneri Mukhtar. “Pengaruh

Kepribadian Dan Motivasi Terhadap Kinerja Tugas Guru SD Swasta

Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara.” Jurnal Visipena 10, no. 1

(2019).

45

Anda mungkin juga menyukai