Anda di halaman 1dari 42

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MEMBENTUK PERILAKU SISWA DALAM


MENANAMKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DI
SEKOLAH SMK MODELLINK MUBARAKAH
KABUPATEN SORONG

PROPOSAL SKRIPSI

Di ajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh


gelar sarjana pendidikan (S.Pd) program studi pendidikan agama islam fakultas
sarbiyah IAIN Sorong

Disusun Oleh :

HETI ELSA
NIM. 520119015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SORONG

0
2023

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan proposal penelitian saudari Heti elsa, NIM:

520119015, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Fakultas

Tarbiyah IAIN Sorong, setelah meneliti dan mengoreksi secara seksama

proposal skripsi berjudul “Strategi Guru pendidikan Agama Islam Dalam

Membentuk Perilaku Siswa Dalam Menanamkan Sikap Toleransi Beragama

Di Sekolah SMKS Modellink Mubarakah Kabupaten Sorong” memandang

bahwa proposal skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan

dapat disetujui untuk diseminarkan. Demikian persetuan ini diberikan untuk

diproses lebih lanjut.

Sorong, Januari 2023

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Afroh Naili hikmah M.Pd.I Khatipah, M.Pd.


NIP: 19911002019032012 NIDN:2009027602

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt berkat limpahan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal yang

berjudul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk

Perilaku Siswa Dalam Menanamkan Sikap Toleransi Beragama Di

Sekolah SMKS Modellink Mubarakah Kabupaten Sorong”. Sholawat

serta salam tak lupa pula penulis curahkan kepada Nabi Muhammad

Saw, berserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya.

Atas dukungan dan materi yang diberikan dalam menyusun

proposal ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu

Afroh Nailil Hikmah M.Pd.I. dan Hj. Khatipah, M.Pd. selaku dosen

pembimbing proposal ini. Semoga proposal ini dapat dijadikan

wawasan yang lebih luas bagi para pemabaca.

Penulis menyadari dalam pembuatan proposal ini masih jauh

dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca demi perbaikan penyusunan proposal dimasa yang

akan datang.

Sorong,12 januari 2023


Penulis:

Heti Elsa

ii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................................i

KATA PENGANTAR …………...………………………………………………ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Fokus Penelitian............................................................................................................6

C. Rumusan Masalah.........................................................................................................6

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.....................................................................................7

E. Definisi Istilah...............................................................................................................9

F. Penelitian Terdahulu....................................................................................................17

G. Kerangka Teoritis........................................................................................................21

H. Metode Penelitian.......................................................................................................31

I. Sismatika Pembahasan..................................................................................................35

iii
37

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap

anak didik Untuk memaksimalkan pertumbuhan yang bermanfaat, Ada banyak

model usaha yang berbeda, dan salah satunya adalah mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan. Pendidikan dapat dikategorikan menjadi tiga

macam, yaitu pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan sekolah

yang sederhana desainnya, bahkan teori-teorinya berkembang pesat, di antara

ketiga jenis pendidikan tersebut.1

Strategi Belajar Mengajar ialah suatu rencana untuk pencapaian tujuan

strategi belajar, terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin

bahwa siswa betul-betul akan mencapai tujuan. Jadi, strategi lebih luas daripada

metode dan teknik pembelajaran.2

Dalam konteks pendidikan agama Islam, karakteristik guru yang

professional selalu mencerminkan dalam diri sebagai suritauladan yang baik bagi

siswanya, dimana guru pendidikan Agama Islam (PAI) yang profesional adalah

orang yang menguasai ilmu pengerahuan (Agama Islam) sekaligus mampu

mentransfer ilmu pengetahuan serta mampu mempersiapkan siswa agar mampu

tumbuh dan berkembang dan memiliki rasa bertanggung jawab dalam

membangun peradaban yang diridhai Allah.3

1
Hasminah, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Sd Pertiwi Makassar”, Skripsi (makasar: Program Studi Pendidikan Agama Islam 2018), h.
1
2
Dr. Agus pahrudin, m.pd, strategi belajar mengajar Pendidikan agama islam di madrasah,
(bandarlampung: perpustakaan nasional RI, 2017), h. 3-4
3
Muhammad Irsad, ” Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, iqra, no, 1
(2016). h. 51.
37

Toleransi yang ditanamkan dalam diri seseorang sangat penting untuk

menciptakan rasa positif diri dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan

perbedaan yang mungkin ada di lingkungan mereka sehari-hari. Toleransi

diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan antara

satu hal dengan hal lainnya, baik dalam suatu hubungan maupun dalam agama

tertentu. Memahami dan menghargai perbedaan antara satu Agama dengan

Agama lainnya merupakan salah satu cara untuk membina hubungan yang

harmonis di antara masyarakat umum. Yusuf al-Qurdhawi mengklaim bahwa

toleransi sebenarnya tidaklah bersifat pasif, itu tidak berbahaya. Ada tiga tahapan

toleransi beragama menurut Al-Qurdhawi.

Pertama, toleransi dalam arti memberikan kebebasan kepada orang untuk

menjalankan Agama yang diinginkannya, tetapi tidak memberikan kesempatan

kepada mereka untuk melakukan kewajiban yang diharapkan dari mereka. Kedua,

berikan hak selanjutnya untuk memeluk Agama yang diyakininya, kemudian tidak

memaksa mengerjakan sesuatu sebagai larangan dalam Agamanya. Ketiga, tidak

mempersempit gerak mereka dalam melakukan hal-hal yang menurut Agamanya

halal, meskipun hal tersebut diharamkan oleh Agama kita.4

Dengan kesadaran toleransi beragama, dimungkinkan terwujudnya

sepenuhnya peran Agama sebagai sumber tuntunan moral bagi seluruh umat

manusia. Satu-satunya ciri terpenting dari setiap bangsa adalah toleransi. Tingkat

peradaban sebuah bangsa akan semakin maksimal. Micharl Walzer memandang

toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik, karena
4
Akhwani Dan Moh Wahyu Kurniawan, “Potret Sikap Toleransi Mahasiswa Keguruan
dalam Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil Alamin”, no, 3 (2021), h.59-60.
37

salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai diantara berbagai

kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan keyakinan ,latar belakang sejarah,

kebudayaan, serta identitas.5 Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an dan Hadits

yaitu:

ُ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّمنْ َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬


‫ش ُع ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْوا‬ ُ َّ‫ٰيٓاَيُّ َها الن‬

‫اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬

Terjemahan: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan perempuan . Kemudian, Kami menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang

yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Teliti." 6 (QS. Al-Hujurat: 13).

dَ dَ‫ت‬d‫ ْق‬d‫ ا‬d‫ ا‬d‫ ِإ َذ‬d‫ َو‬d‫ ى‬d‫ َر‬dَ‫ت‬d‫ش‬


d‫ى‬d‫ض‬ ْ d‫ ا‬d‫ ا‬d‫ ِإ َذ‬d‫و‬dَ d‫ َع‬d‫ا‬dَ‫ ب‬d‫ ا‬d‫ ِإ َذ‬d‫ ا‬d‫ح‬dً d‫ ْم‬d‫س‬
َ ‫ اًل‬d‫ج‬dُ d‫ َر‬dُ ‫ هَّللا‬d‫ َم‬d‫ ِح‬d‫ َر‬d‫ َل‬d‫ا‬dَ‫ ق‬d‫َّ َم‬d‫ ل‬d‫س‬
َ d‫ َو‬d‫ ِه‬d‫ ْي‬dَ‫ ل‬d‫ َع‬dُ ‫ هَّللا‬d‫َّى‬d‫ ل‬d‫ص‬ ُ d‫َّن َر‬d ‫َأ‬
َ dِ ‫ هَّللا‬d‫ َل‬d‫ و‬d‫س‬

Artinya: Bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda: “Allah merahmati


orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika
memutuskan perkara.” (HR Bukhari).

Di dalam ranah pendidikan sendiri Toleransi harus diajarkan kepada

setiap siswa di dalam kelas karena pendidikan formal seperti yang diterima di

sekolah mengharuskannya diajarkan sejak awal. Agar siswa dapat belajar dan

memahami perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar mereka, sangat penting bagi


5
Asep Mahyiddin, Kajian Dakwah Multiperspektif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 252.
6
Kementerian Agama republik Indonesia, Al-Qur’an, juz. 26.
37

seorang guru untuk mencontohkan toleransi kepada mereka. Terutama peran guru

Agama sangat diperlukan dalam pengenalan toleransi kepada murid-muridnya.

Tidak hanya tugas guru Agama saja, tetapi sebenarnya toleransi harus diterapkan

dengan bekerja sama dengan guru lainnya, agar terecipta suatu tujuan yang sama,

yaitu kerukunan antar siswa di Sekolah. Tingkah laku dan budi pekerti anak-anak

di sekolahan sangat banyak dipengaruhi oleh suasana di kalangan guru-guru.

Dalam toleransi harus ada sikap ramah tamah serta menghargai pendapat orang

lain walaupun pendapatnya beda dengan dirinya.7

Seorang guru harus mampu menanamkan sikap toleransi kepada siswa agar

seorang siswa dapat memanfaatkan sepenuhnya perbedaan yang ada di sekitarnya,

seorang guru harus mampu menjelaskan kepada mereka apa yang dapat

ditoleransi. Ini termasuk mentransformasikan penyeragaman menjadi Keragaman,

memahami hak dan kewajiban orang lain, mengakui keberadaan orang lain, dan

menonjolkan perbedaan budaya dan doktrin Agama. Hal ini karena guru Agama

adalah sosok yang sangat penting dalam pemberdayaan siswa.

Pada saat melakukan observasi awal diperoleh informasi Satu-satunya

sekolah sejenis di kabupaten sorong adalah SMKS Modellink Mubarakah Sekolah

ini ditujukan untuk para siswa dan orang tua siswa sebagai tempat menimba ilmu.

Disana ada banyak sekali perbedaan yang ada, dari segi ekonomi, latar belakang

sosial, serta perbedaan keyakinan, Namun, ini tidak berarti bahwa proses

pendidikan akan berbeda; terutama berlaku untuk SMKS modellink, Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah

7
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 146
37

ini dan fakta bahwa Siswa Kelas X memiliki lima ruang kelas secara khusus,

tetapi lingkungan sekolah sangat membutuhkan atau memperlukan dalam

menanamkan sikap toleransi peserta didik dikarenakan suatu lingkungan dimana

seseorang belajar untuk menjadi individu yang mengetahui ilmu pengetahuan,

keterampilan kecekapan hidup dan kemampuan hidup bermasyarakat. Jadi,

Pendidikan sangat penting dalam menentukan kepribadian seseorang karena

membantu siswa mengembangkan toleransi di kelas bukan hanya menguasai ilmu

pengetahuan saja namun tumbuhnya sikap toleransi di sekolah membutuhkan

upaya konkrit dari para guru. Jika siswa bersikap toleransi akan membuat

golongan berdasarkan kelompok, suku dan perinkat di kelas. Sehingga kurang ada

interaksi antar teman tidak satu kelompok. Rasa sikap menghargai tidak

meningkat melainkan tambah menurun. Sikap tidak toleransi dapat dilihat Ketika

teman-teman dari Agama yang sama membentuk kelompok belajar siswa, mereka

hanya bergaul dalam satu kelompok dengan teman kelompok saja. Kurangnya

kerjasama antar siswa yang orang tuanya memiliki latar belakang profesi yang

berbeda-beda cukup terlihat.

Permasalahan peneliti bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam

dalam menumbuhkan rasa toleransi kepada siswa, untuk menjadikan siswa

memahami perbedaan yang ada, apa dorongan yang diberikan guru Pendidikan

Agama Islam dalam membangun nilai toleransi terlihat antara guru dan siswa,

serta antara siswa non-Muslim dan siswa Muslim, sesuai dengan permasalahan di

atas, sehingga peneliti bersemangat untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang topik. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) berbagi skenario di mana ada
37

toleransi antara guru dan siswa, serta antara siswa non-Muslim dan siswa Muslim.

Maka peneliti bersemangat untuk melakukan penelitian dengan judul “strategi

Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk siswa menanamkan sikap

toleransi beragama di SMKS Modellink Mubarokah Kabupaten sorong”.

B. Fokus Penelitian

Di SMKS Modellink Mubarakah Fokus penelitian berguna untuk

membatasi objek penelitian yang akan diangkat, selain itu juga berguna agar

peneliti tidak terjebak dengan banyaknya data di lapangan. Untuk itu,

menentuan fokus penelitian ini lebih pada seberapa besar Strategi Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Perilaku Siswa Dalam

Menanamkan Sikap Toleransi Beragama.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana Strategi

Guru pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Perilaku Siswa Dalam

Menanamkan Sikap Toleransi Beragama Di Sekolah SMKS Modellink

Mubarakah Kabupaten Sorong dan apa saja faktor pendukung dan

penghambat Strategi Guru pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk

Perilaku Siswa Dalam Menanamkan Sikap Toleransi Beragama Di Sekolah

SMKS Modellink Mubarakah Kabupaten Sorong.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
37

a. Untuk mengetahui strategi guru Pendidikan agama islam dalam

membentuk perilaku siswa dalam menanamkan sikap toleransi beragama

di SMKS modellink mubarakah kabupaten sorong

b. Untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat Strategi Guru

pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Perilaku Siswa Dalam

Menanamkan Sikap Toleransi Beragama Di Sekolah SMKS Modellink

Mubarakah Kabupaten Sorong.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik bagi pihak peneliti

maupun pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih

rinci penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: Adapun manfaat yang

penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya

berkaitan dengan penanaman nilai toleramsi antar Agama

b. Menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru
37

Penelitian ini merupakan langkah maju untuk mengembangkan

kemampuan guru khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

dalam menanmkan sikap tolerasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan

sikap profesionalisme guru.

b. Bagi Siswa

Siswa akan lebih aktif dan bertanggung jawab dalam meningkatkan rasa

toleransi antar siswa yang berbeda Agama, sehingga penelitian ini

diharapkan dapat membantu siswa dalam meningatkan kerukunan antar

siswa.

c. Bagi Sekolah

Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam meningkatkan

kualitas pendidikan khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam

menanamkan siap toleransi kepada peserta didik.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan oleh peneliti, dapat menambah

kemampuan berfikir dan juga memperluas pengetahuan serta juga

mendapatkan pengalaman praktis tentang permasalahan yang sedang terjadi

di lapangan, meliputi pembahasan yang diperoleh ketika melakukan

penelitian. Serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk


37

menyiapkan diri menjadi pendidik yang professional, khususnya dalam hal

toleransi antar perbedaan Agama yang terdapat di dunia Pendidikan.

E. Definisi Istilah

1. Strategi

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara.

Sedangkan secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam

bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.8

Strategi pembelajaran sebagai rangkuman tindakan yang akan

dilakukan atau cara-cara tertentu dan terarah. Pendekatan dan strategi

keduanya memiliki definisi singkat. Namun, ditegaskan bahwa metode

terkait langsung dengan proses pembelajaran, sedangkan strategi mengatur

ketetapan penggunaan metode dalam pembelajaran.

Strategis pembelajaran Agama Islam digunakan untuk membantu

guru dalam menyampaikan materi pelajaran pendidikan Agama islam

kepada peserta didik, oleh karena itu calon guru Pendidikan Agama Islam

dan guru Pendidikan Agama Islam harus mahir dalam teknik pembelajaran

PAI.

Gerlachly mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan

cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam

lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan

kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.


8
Khoerul Anwar, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun
Kesalehan Sosial Siswa Sma Negeri 3 Yogyakarta” Skripsi (Yogyakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan 2018) h. 11-12
37

Ilmu menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dikenal

sebagai strategi. Strategi dalam pembelajaran adalah kegiatan guru yang

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

proses belajar, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan

perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu peneyelesaian

tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya.9

Peran guru berimplikasi pada peran dan fungsi sebagai tanggung

jawabnya. Guru memiliki peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara

Kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. kemampuan

keempat Ini adalah kemampuan interaktif yang tidak dapat dipisahkan antara

yang satu dengaan yang lainnya. dapat mendidik, tetapi tidak mampu

menginstruksikan, mengajar, dan pelatihan, dia tidak bisa disebut guru yang

profesional. Selanjutnya, seseorang mempunyai Kemampuan untuk

mengajar, tetapi tidak untuk mendidik, membimbing, Dan pelatihan, juga

tidak bisa disebut sebagai guru yang sebenarnya. Guru memiliki kemampuan

keempat empatnya secara paripurna. Keempat kemampuan tersebut secara

terminologis akademis dapat dibedakan antara satu dengan yang lain. Namun,

dalam kenyataan praktek dilapangan keempatnya harusnya menjadi satu

kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.

Dalam Literatur Pendidikan Islam, seorang guru/pendididk bisa

disebut sebagai ustadz, mu’alim, murabbiy, mursyid, muddaris, dan


9
Sara Pratama Putri, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan
Toleransi Siswa Di Smp Negeri 19 Kota Bengkulu” Skripsi (Bengkulu: Fakultas Tarbiyah Dan
Tadris, 2022) h. 3
37

mu’addib. Ustadz bisa di gunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini

bermakna bahwa guru perlu Komitmen untuk menjalankan tugas dengan

profesionalisme. Bisa dikatakan Profesional, jika dia berdedikasi tinggi pada

tugasnya, Sikap terhadap komitmen mutu terhadap proses dan hasil kerja,

dan sikap bereksperimen Perbaiki dan perbarui model atau proses yang

sesuai persyaratan zaman.10

Guru adalah profesi yang mulia karena guru menanamkan segala

macam ilmu dan membuat kita mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui

Untuk mengetahui agar kita tahu dan mengerti. Dengan tanggung jawab

guru yang Mulia, maka Allah mengangkat derajat orang yang berilmu.

Profesi guru adalah hal yang sangat mulia karena guru telah

memberikan berbagai informasi atau ilmu pengetahuan yang sangat luas,

sehingga kita dapat mempelajari hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui

dan tumbuh dalam pengetahuan dan pemahaman. Allah memuliakan dan

meningkatkan status, derajat seseorang yang berilmu.

Menurut perspektif Islam, guru tidak hanya memberikan informasi

berdasarkan disiplin ilmu tetapi juga berperan sebagai bapa spiritual bagi

murid perempuan, menyalurkan hikmah, akhlakul karimah, dan

memperbaiki perilaku yang tidak terpuji.11

10
Eti cahya khoirunnisa, “peran guru pai dalam menanamkan sikap toleransi beragama”,
skripsi (ponorogo: Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo ), h..
9
11
Sri suryaningsih, “peranan guru dalam meninngkatkan sikap toleransi beragama siswa
Di Smp Negeri 6 Percut Sei Tuan”, skripsi (medan: Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, 2019) 3-4
37

Guru Agama merupakan pendidik yang dapat bertanggung jawab

membentuk kepribadian peserta didik, dan bertanggung jawab kepada tuhan

yang maha esa utuk itu tugas seorang guru adalah

1. Mengajarkan ilmu pengetahuan tentang Agama Islam

2. Menanamkan keimanan dalam diri anak

3. Mengajarkan anak untuk menjalankan Agama

4. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia

Guru Agama sebagai tombak Pendidikan mulai dari annak-anak sampai

masuk perguruan tinggi, hingga hamper tidak tersentuh oleh gelombang

perkumpulan pemikiran keagamaan yang terjadi seputar isu pluralism.

Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah dipraktikkan,

maka seorang Guru Agama adalah seorang pengajar profesional yang

mengajarkan materi Agama, mendidik, melatih, dan membimbing serta

mendidik sikap hidup yang baik guna mencapai tujuan pendidikan. menjadi

manusia yang berkepribadian baik dan berwawasan luas, khususnya dalam hal

keagamaan12

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah

pendidik bagi generasi penerus bangsa yang berperan sangat efektif dalam arena

pendidikan dan mempengaruhi kualitas, daya cipta, produksi, temperamen, dan

12
Evitamala, peran guru pendidikan agama dalama menanamkan nilai toleransi antar
umat agama (makassar, 23 juli 2020) hlm 8-10
37

pikiran. Kepribadian siswa juga harus menginstruksikan, mengawasi,

mengelola, dan mengevaluasi semua kegiatan siswa.

Untuk mempraktikkan profesi pengajar, seorang guru harus memiliki

pengetahuan khusus. Seorang pengajar yang terampil dituntut untuk memahami

lika-liku pendidikan, mengarahkan semua informasi, dan mengembangkannya

selama periode pendidikan tertentu.

2. Sikap Toleran

Sikap seseorang terhadap sesuatu dapat digambarkan sebagai tingkat

kepuasan, kekesalan, atau netralitas mereka. Sesuatu bisa berupa seseorang,

sekelompok orang, peristiwa, skenario, dll. Sikap positif dihasilkan ketika sesuatu

membuat Anda merasa baik, sedangkan sikap negatif dihasilkan ketika sesuatu

membuat Anda merasa buruk. Jika Anda tanpa emosi, ini menunjukkan pola pikir

netral.

Dalam sikap terdapat tiga domain ABC, yaitu Affect, Behaviour, dan

Cognition. Affect adalah perasaan yang timbul (senang, tak senang), Behaviour

adalah perilaku yang mengikuti perasaan itu (mendekat, menghindar), dan

Cognition adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak bagus).

Dengan demikian, sikap (attitude) individu adalah sensasi, konsep, dan

kecenderungan mereka yang kurang gigih sehubungan dengan faktor lingkungan

tertentu. Pengetahuan, emosi, dan kecenderungan untuk mengambil tindakan

adalah komponen dari sikap. Di definisi lain dari sikap adalah bias evaluasi

terhadap suatu item atau subjek yang berimplikasi pada bagaimana seseorang
37

berinteraksi dengan objek sikap. Warna, pola, atau perilaku individu yang

bersangkutan akan bergantung pada sikap mereka secara keseluruhan. Memahami

atau menyadari sikap individu memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi

tanggapan atau tindakan mereka.

3. Toleransi

Secara konseptual, istilah toleransi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri.

Ia berkaitan dengan berbagai konsep lain, seperti toleransi, akseptasi, mayoritas-

mayoritas, dialong lintas Agama, serta pluralism Agama yang semuanya

merupakan bagian integral yang ada dalam dinamika sosial umat lintas Agama.13

Secara etimologis, toleransi berasal dari bahasa inggris yaitu toleration

yang berarti toleransi. Dalam Bahasa arab yaitu al-tassamuh yang berarti sikap

tenggng rasa, teposelero, dan sikap membiarkan. Sedangkan secara terminologis,

toleransi ialah memperbolehkan orang lain dalam melakukan sesuatu yang sesuai

dengan kepentingan masing-masing.

Dalam konteks sosial budaya dan Agama, toleransi merupakan sikap dan

perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap pihak yang berbeda dalam

suatu masyarakat14

Konflik dalam kehidupan nyata berkembang menjadi sesuatu yang tak

terhindarkan dan kreatif secara alami. Kekerasan dan keterlibatan kedua belah

pihak tidak diperlukan untuk menyelesaikan konflik di dalam dan dari diri mereka

13
Dr.H. Agus ahmad safei,M.Ag, sosiologi toleransi kontestasi, skomodasi, harmoni
(Yogyakarta: CV budi utama), h.19
14
Abdul Aziz, “Visualisasi Perempuan Dalam Perspektif AL-Qur’an: Antara Teks dan
Konteks”, no.2 (2017) h.9-10
37

sendiri. Konflik mungkin bermanfaat untuk memupuk persatuan. Konflik

diperlukan untuk membangkitkan kesadaran akan adanya masalah, mendorong

perubahan yang lebih baik dan esensial, memperbaiki jalan keluar masalah, dan

menumbuhkan kepekaan masyarakat. Toleransi sangat penting dalam interaksi

sosial karena mempromosikan harmoni.

Islam sendiri mengenal toleransi melalui penggunaan kata tasamuh, yang

merujuk pada sikap yang membolehkan perdebatan dan tidak menolak pendapat,

sikap, atau gaya hidup yang berbeda pendapat. Sikap toleransi dipraktikkan dalam

berbagai konteks, seperti berbagai persoalan ideologi dan politik, di samping

persoalan-persoalan yang menyangkut sisi spiritual dan berbagai moralitas.

Toleransi berkembang di tengah masyarakat yang serat dengan keaneka ragaman,

maka toleransi menjadi kebutuhan yang dasar. Tanpa adanya toleransi, berbagai

pertentanagan dan konflik akan sulit untuk dihindari.

Sikap toleransi menunjuk pada adanya kerelaan untuk menerima

kenyataan dengan keberadaan orang lain, yang berarti membiarkan sesuatu untuk

dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan. Toleransi dan non-kekerasan

lahir dari sikap menghargai diri (selfesteem) yang tinggi. Kuncinya adalah

bagaimana semua pihak mempersepsi dirinya dan orang lain. Jika persepsinya

lebih mengedepankan dimensi negatif dan kurang apresiatif terhadap orang lain,

kemungkinan besar sikap

Perdamaian dan kerukunan umat beragama akan terwujud dengan

menggunakan toleransi. Keadaan damai didefinisikan sebagai tidak adanya perang


37

atau kerusuhan, namun meskipun saat ini tidak ada konflik langsung, masih ada

sejumlah masalah yang muncul secara internal dan laten dalam situasi di mana

setiap orang berusaha untuk melindungi dan menahan diri. Oleh karena itu,

penting untuk menjaga sikap toleran dengan memiliki sifat-sifat kepribadian yang

dapat menerima keragaman dengan penuh harapan dan positif serta memiliki

kedewasaan beragama.

Toleransi yang dilandasi oleh sifat-sifat keterbukaan dan penghargaan

yang tinggi yang diikat dengan prinsip persaudaraan dan kemanusiaan, niscaya

memiliki komponen ketenangan dan kerukunan.

Dengan demikian dalam rangka membangun kerukunan antar umat

beragama, maka penting untuk memiliki sikap saling menghargai terhadap

perbedaan. Inilah yang dimaksud dengan pengertian toleransi digunakan dalam

konteks ini. Selain itu, saat berinteraksi dengan berbagai Agama tersebut kita

hanya bisa berharap agar mereka tetap memegang teguh Agamanya masing-

masing. Al-Qur'an memuat beberapa prinsip toleransi (Tasâmuh), termasuk

pengakuan bersifat multiras dan beragam, dan interaksi dalam Agama dan

keadilan, Menjaga perdamaian dan kerjasama antar umat beragama. Agama yang

menekankan menjaga kerukunan antar pemeluknya dan bekerja sama antar

Agama.

Dalam segala bidang kehidupan, toleransi merupakan hukum Ilahi dan

sunnah yang tidak berubah, menjadikannya sebagai sifat utama makhluk Tuhan

pada tataran syari'at, tata cara hidup, dan peradaban yang kesemuanya itu jamak.
37

Esensi keragaman dan keragaman hanya terjadi karena memang ada kekhususan

dan kualitas yang berbeda, insya Allah, dalam setiap ciptaan. Pluralitas adalah

Realitas yang ada dan tidak dapat dibatasi. Pluralitas yang menyangkut Agama

yaitu toleransi beragama berarti pengakuan akan eksistensi Agama-Agama yang

berbeda dan beragama dengan seluruh karakteristik dan kekhususannya dan

menerima kelainan yang lain beserta haknya untuk berbeda dalam beragama dan

berkeyakinan15

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini, peniliti diharapkan dapat melihat perbedaan

dan persamaan antara peneliti ini dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Selain itu

juga, peneliti dapat memperhatikan kekurangan dan kelebihan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang sedang dilakukan.

1. Skripsi, Muhammad Santosso (2013), dengan judul Peranan Guru PAI

Dalam Mengatasi Dekadensi Moral Siswa Di SMKN 1 Aimas. Dalam

skripsinya mengatakan peranan guru PAI dalam mengatasi dekadensi

moral di SMKN 1 Aimas, peran guru Pendidikan agama Islam dalam

mengatasi kenakalan siswanya dilaksanakan secara preventif yaitu:

memberi Pendidikan agama secara baik kepada siswa, pengisian waktu

luang yang teratur, senantiasa tanggap terhadap gejala penyimpangan

tingkah laku yang bersifat negatif sebab pengaruh dari luar.

Persamaannya, subjeknya sama-sama peranan guru PAI dimana guru

berperan penting dalam mendidik siswa sedangkan penelitian ini lebih


15
Dea Kiki Yestiani & Nabila Zahwa, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa
Sekolah Dasar, No 1 (2020), h. 9
37

fokus ke dalam mengatasi dekadensi moral siswa. Sedangkan fokus pada

penelitian ini adalah peran guru PAI dalam mendidik siswa untuk

menanamkan sikap toleransi beragama di sekolah SMK Modellink

Kab.Sorong.

2. Skripsi, Siti Sundari (2020), dengan judul Strategi Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Islami Pada Peserta Didik di

SMA Guppi Salawati. Dalam skripsi Ini mengatakan strategi guru

Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter Islam pada siswa

adalah pembentukan karakter Islam secara tidak langsung dalam hal ini

adalah melalui: contoh dan keteladanan, motivasi dan nasehat serta

hukuman yang tidak bersifat kekerasan namun tetap memberikan efek jera

kepada peserta didik. Pembentukan karakter Islam secara langsung dalam

hal ini meliputi: pembentukan karakter Islam dalam kelas dan

pembentukan karakter Islam luar kelas. Persamaanya subjeknya sama-

sama tentang peserta didik dan Strategi guru Pendidikan Agama Islam.

Sedangkan fokus pada penelitian ini Strategi guru Pendidikan Agama

Islam dalam Membentuk siswa dalam menanamkan sikap toleransi

beragama di sekolah SMKS Modellink Mubarakah kabupaten sorong

3. Skripsi, Sabirun Loji (2011), dengan judul Peranan Guru Agama Islam

Dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Umum SMAN 3 Model Kota Sorong. Dalam skripsinya mengatakan

peningkatan peranan atau minat Pendidikan Agama Islam merupakan

suatu proses peningkatan kualitas siswa dalam belajar mengajar. Ciri khas
37

Islam pada SMA Negeri 3 Model Kota Sorong ialah keseluruhan kegiatan

Pendidikan yang sejalan dengan konsep minat belajar Pendidikan Agama

Islam dan SMA Negeri Model 3 Kota Sorong dengan keberadaan dan

pengalaman historisnya yang diwarnai nilai-niali keislaman dalam rangka

mewujudkan tujuan Pendidikan pada SMA Negeri Model 3 Kota Sorong.

Guna mencapai tujuan dari Pendidikan agama Islam itu sendiri. Terdapat

perbedaan dengan penelitian ini yaitu dimana guru PAI berperan

meningkatan minat belajar pelajaran PAI sedangkan dalam penelitian ini

penulis bertujuan untuk mengetahui peranan guru PAI dalam menanamkan

sikap toleransi. Adapun persamaannya adalah sama-sama mendeskripsikan

peranan dari guru PAI.

4. Skripsi, Fatchudin Hasan (2013), dengan judul Kontribusi Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Toleransi Antar Umat

Beragama Di SMK Muhammadiyah Kabupaten Sorong. Hasil penelitian

tersebut mengungkapkan pemahaman guru Pendidikan Agama Islam SMK

Muhammadiyah Kabupaten Sorong tentang toleransi antar umat beragama

adalah cukup baik, Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang

kaitannya juga untuk menciptakan pemikiran-pemikiran Islam yang

bijaksana dan toleran. Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran

yang mengajarkan kebijaksanaan dalam memandang suatu permasalahan,

dalam bertindak mengutamakan pada kehati hatian dan menghindari

Tindakan yang berbuntut pada kekerasan, Pendidikan Agama Islam tidak

hanya membangun hubungan manusia dengan Allah Swt. semata, akan


37

tetapi terlebih dari itu Pendidikan Agama Islam juga menganjurkan

pentingnya berhubungan manusia dengan sesama manusia, termasuk

melalui sikap toleransi antar umat beragama. Terdapat perbedaan dengan

penelitian ini yaitu dimana guru PAI memberikan kontribusi untuk

membangun toleransi antar umat beragama. Sedangkan penelitian ini

berfokus ke strategi guru dalam membentuk siswa dalam menanamkan

sikap toleransi, sedangkan persamaannya sama-sama membahas tentang

toleransi antar umat beragama

5. Skripsi, Satriani (2012) dengan judul Peran Guru Pendidikan Agama

Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Pada Siswa-siwi Kelas

VIII Di SMP Quba Kota Sorong. Hasil dari penelitian tersebut peranan

Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Pada

Siswa-siwi Kelas VIII Di SMP Quba Kota Sorong pada siswa-siswi kelas

VIII adalah : Keteladanan,, pembiasaan, nasihat, pengawasan dan

hukuman, selain itu ada lima potensi anak yang bisa dikembangkan oleh

guru PAI agar lahir generasi yang berkarakter yaitu : beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Terdapat perbedaan dengan penelitian ini yaitu dimana peran guru PAI

Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik, Sedangkan penelitian ini

berfokus membentuk siswa dalam menanamkan sikap toleransi beragama.

Sedangkan persamaan dari dua penelitian ini adalah sama-sama

mendeskripsikan guru PAI dan membentuk karakter siswa


37

G. Kerangka Teoritis

1. Definisi Guru

Istilah penerapan dalam kamus ilmiah populer berarti kemampuan untuk

melaksanakan sesuatu. Sementara dalam khasanah pemikiran Islam, istilah

guru memiliki beberapa domain istilah seperti ustadz, mualim, muaddib dan

murabbi. Adapun Beberapa istilah untuk sebutan guru itu berkitan dengan

beberapa istilah untuk pendidikan yaitu ta’lim, ta’dib dan tarbiyah. Istilah

mua’allim lebih menekan guru pada pengajar, penyampai pengetahuan dan

ilmu. Istilah mu’addib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan

akhlak peserta didik dengan keteladanan sementara istilah murabbi lebih

menekan pengembangan dan pemeliharaan baik jasmani dan rohani dengan

penuh kasih sayang.

Salah satu komponen penting yang harus ada selain siswa adalah guru.

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Hal ini disebabkan

karena guru memegang peranan penting dalam proses pendidikan. Berhasil

atau tidaknya tujuan pembelajaran yang diajarkan di sekolah sebagian besar

berada di tangan guru yang berperan sebagai focal figure. Akibatnya, uraian

tugas guru lebih dari sekadar mendidik, melatih, dan mengajar siswa. Ini juga

termasuk membaca situasi lingkungan sekolah dan kondisi siswanya dalam

menerima pelajaran. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan termuat bahwa : kata guru dimasukan ke dalam genus

pendidik. Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang berbeda
37

2. Peran Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu,

belum dapat disebut dengan guru. untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat

khusus, apalagi sebagai guru yang professional harus menguasai seluk beluk

kependidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya perlu

dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan

jabatan.16

Guru di lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi (kelas

bimbingan) terkadang disebut sebagai guru dan pengasuh. Tugas utama mereka

adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa. Guru sebagai pengajar, dialah orang yang memiliki

kemampuan peadogogik sehingga mampu mengutarakan apa yang ia ketahui

kepada siswa sehingga menjadikan kefahaman bagi siswa tentang materi yang

ia ajarkan. Seorang pengajar akan lebih mudah mentransfer materi yang ia

ajarkan kepada siswa, jika guru tersebut benar-benar menguasai materi dan

memiliki ilmu atau teknik mengajar yang baik dan sesuai dengan karakteristik

pengajar yang professional.

Sebagai panggilan kemanusiaan dan bukan hanya dalam kaitannya

dengan tugas atau pekerjaan formalnya sebagai guru, peran seorang guru harus

terpanggil untuk memimpin, melayani, mengarahkan, membantu,

menyemangati, dan mengasihi sesama, terutama anak-anak.


16
Dr. Muhiddinur Kamal, M.Pd, Guru: Suatu Kajian Teoritis Dan Praktis
(brojonegoro:perpustakaan nasional RI, 2013), h. 6
37

Ada beberapa peran guru dalam mengembangakan kreativitas guru dalam hal

iklim situasi kelas yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Menciptakan interpersonal yang kuat, khususnya empati, respek dan

kesungguhan

2. Menciptakan hubungan yang baik dengan siswa

3. Kesungguhan dalam menerima dan peduli terhadap peserta didik atau siswa

4. Mengekspresikan ketertarikan dan antusisme

5. Menciptakan suatu atmosfer kebersamaan dan kepaduan kelompok

6. Mengikutsertakan siswa dalam pengaturan dan perencanaan

7. Mendengarkan siswa dan menghormati hak mereka untuk berbicara dalam

resitasi dan diskusi

Instruktur berfungsi baik sebagai sumber untuk pendidikan dan salah satu

peserta utama dalam proses pembelajaran. 17 Karena itu, daya cipta seorang guru

akan selalu menjadi kunci pembelajaran. Bagi seorang guru yang berperan sebagai

sumber dan pelaku pendidikan utama, pesatnya perubahan teknologi informasi

dan pembelajaran bukanlah halangan, melainkan tantangan yang menuntut tingkat

kreativitas dan keterampilan profesional yang lebih tinggi.

Jika dilihat dalam konteks proses pembelajaran, mengajar dipahami

sebagai proses yang dirancang untuk membantu siswa belajar bukan hanya

sekedar memberi mereka materi pembelajaran. Meskipun penggunaan istilah

"belajar." Tidak berarti bahwa instruktur harus diganti sebagai penyedia. Dalam

17
Nidawati, “Penerapan Peran Dan Fungsi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran,” no.
1(2019) h.138-144
37

konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan peserta

didik disatu pihak dan memperkecil peranan guru dipihak lain.

Peran guru dan peserta didik yang dimaksud di sini adalah berkaitan

dengan peran dalam proses pembelajaran. Guru dan peserta didik merupakan

faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan umumnya, karena guru

dan peserta didik memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses

pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang

bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku anak.18

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada setiap peserta didik. Maksut dari kata di atas ialah Jadi dengan

kata lain, Untuk membantu siswa belajar secara efektif, belajar adalah sebuah

proses. Seseorang mengalami pembelajaran sepanjang hidupnya, dan itu bisa

terjadi di mana saja kapan saja.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran yang cukup penting

untuk membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswa yang

ada. Tak hanya berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran

guru dalam proses pembelajaran.

18
Abdul kirom, “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural,” Al-murabbi, no. 1 (2017): 1
37

Maksud dari kutipan di atas adalah guru sangat berperan penting dalam

proses belajar mengajar, mentranfer ilmunya kepada peserta didik dan

memberikan contoh yang baik supaya peserta didik juga menerima ilmu yang

diajarakan dan bisa mencontohkan apa yang telah di ajnarkan oleh guru atau

pendidik19

3 Syarat-syarat menjadi guru

a. Syarat Jasmani

Guru termasuk pemimpin di antara murid-murid yang ada dibawa

asuhannya. Menjadi seorang pemimpin, wajar baginya untuk menjadi

kebanggaan para anak didiknya, menerima pujaan dan pujian terus-menerus

dari mereka sekaligus menjadi sumber kepercayaan mereka. Karena

kenyataan bahwa seorang guru pada awalnya harus memenuhi kualifikasi

fisik tertentu, suatu kelemahan nyata tidak dapat ada pada seorang guru.

Misalnya saja, mata juling atau kero(Jawa), mulut sumbing, jalannya

pengkor, atau pincang, dan sebagainya. Hal ini semua, di samping memang

bisa mengganggu Guru dalam menunaikan tugasnya, akan mengurangi atau

menghilangkan kebanggaan murid itu kepada Gurunya, dan bahkan dapat

mendatangkan kekecewaan di hati murid-murid. Kekecewaan murid

terhadap keadaan (fisik) Gurunya ini, sangat berpengaruh pada suasana

pengajaran dan pendidikan, dan dengan sendirinya berpengaruh kepada

hasil pendidikan.

19
Dea Kiki Dan Nabila Zahwa, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Pada Siswa Sekolah
Dasar,” Teacher Role, Learning, no. 1 (2020): 1-4
37

b. Syarat Rohani

Guru termasuk pemimpin di antara murid-murid, Mengenai

persyaratan psikologis kelompok, seperti: kehidupan spiritual yang kuat,

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedewasaan dalam berpikir dan

berperilaku, serta pengendalian emosi, kesabaran, keramahan, dan

kesopanan; kepemimpinan jiwa; konsekuensi dan keberanian untuk

bertanggung jawab; keberanian untuk berkorban; dan pengabdian jiwa.

c. Syarat Administrasi

Adapun syarat-syarat administrasi ini meliputi: soal

kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurangkurangnya 18

tahun), berkelakuan baik, memiliki latar belakang guru,megajukan

permohonan. Di samping itu masih ada syarat-syarat lain yang telah

ditentukan sesuai dengan kebajikan yang ada. Dalam persyaratan teknis ini

ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru.20

4. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Istilah Pendidikan Agama Islam seringkali dikaitkan dengan pendidikan

Islam (PI), meskipun keduanya mempunyai perbedaan yang essensial. PI

adalah suatu obyek atau tempat yang menerapkan sistem atau aturan atau

kepemimpinan berdasarkan Agama Islam. Sedangkan Pendidikan Agama Islam

lebih menekankan pada proses memahamkan dan menjelaskan Agama Islam

secara jelas. Dengan kata lain PI menekankan pada sistem sedangkan PAI

20
Sumiati,” Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa the
teachers’ rple in improving learning motivation,” tarbawi, no. 2: 151-154
37

menekankan bagaimana mengajarkan atau membelajarkan sehingga

penekannya pada proses pembelajaran. Guru disebut Guru Pendidikan Agama

Islam karena tugas utamanya terletak pada kemampuan membelajarkan

bagaimana Agama Islam bisa dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik

secara tepat dan proporsional. Proses mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu proses yang

matang, lama, kontinu atau sistematis. Oleh karena itu, perlu ada proses yang

dilakukan secara sadar untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki

manusia agar agama Islam dapat difungsikan sebagai solusi untuk

menyelesaikan problematika kehidupan masyarakat.

Pendidikan Agama Islam memiliki ruang lingkup sangat luas, antara lain

menyangkut tentang materi yang bersifat normatif (alQur‘an), keyakinan atau

kepercayaan terhadap eksistensi Tuhan (aqidah), tatacara norma kehidupan

manusia (Syariah/Fiqh), sikap dan perilaku inter dan antar manusia (akhlak)

dan realitas masa lalu (sejarah/tarikh). Pendidikan Agama Islam (PAI)

merupakan proses bimbingan dan arahan yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk memberi pemahaman terhadap pesan yang terkandung di

dalam Agama Islam secara utuh dan komprehensif. Dengan kata lain,

Pendidikan Agama Islam merupakan proses memahamkan nilai-nilai atau

pesan yang terkandung dalam Agama Islam yang meliputi tiga aspek yang

tidak bisa dipisahkan yaitu aspek knowing, doing dan being.21

21
M. Saekan Muchith, “Guru Pai Yang Profesional”, QualitY No. 2 (2016): 217-235
37

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi

kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengamalan serta

pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.

Kemudian secara umum pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk

pribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan

bertakwa kepada Allah, atau “hakikat tujuan pendidikan Islam adalah

terbentuknya insan kamil”

H. M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah

“membina dan mendasari kehidupan anak dengan nilai-nilai syariat Islam

secara benar sesuai dengan pengetahuan Agama”. Sedangkan Imam al-Ghazali

berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah

“beribadah dan bertaqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang

tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat”. Selanjutnya Ahmad D. Marimba

menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “untuk membentuk

kepribadian yang Muslim, yakni bertakwa kepada Allah”.

6. Pengertian Toleransi

Istilah toleransi berasal dari Bahasa Latin, “tolerare” yang berarti sabar

terhadap sesuatu. Jadi toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia

yang mengikuti aturan, di mana seseorang dapat menghargai, menghormati

terhadap perilaku orang lain. Istilah toleransi dalam konteks sosial budaya dan

Agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi

terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat,


37

seperti toleransi dalam beragama, di mana kelompok Agama yang mayoritas

dalam suatu masyarakat, memberikan tempat bagi kelompok Agama lain untuk

hidup di lingkungannya. Namun demikian, kata toleransi masih kontroversi dan

mendapat kritik dari berbagai kalangan, mengenai prinsip-prinsip toleransi,

baik dari kaum liberal maupun konservatif. Akan tetapi, toleransi antar umat

beragama merupakan suatu sikap ntuk menghormati dan menghargai

kelompok-kelompok Agama lain. Konsep ini tidak bertentangan dengan Islam.

Islam sebagai Agama rahmatallil ‘alamin menjunjung tinggi konsep saling

menghargai dan menghormati antar sesama.

Toleransi dan kebebasan beragama merupakan topik yang menarik untuk

dibahas, namun ketika dihadapkan pada situasi dan kondisi pada hari ini, di

mana Islam dihadapkan pada banyak kritikan, yang dipublikasikan oleh orang-

orang yang tidak senang dengan Islam, seperti ucapan Islam adalah Agama

intoleran, diskriminatif dan ekstrem. Islam dipandang sebagai Agama yang

tidak mau memberikan kebebasan beragama, kebebasan berpendapat.

Sebaliknya, Islam sarat dengan kekerasan atas nama Agama sehingga jauh dari

perdamaian, kasih sayang, dan persatuan.22

7. Toleransi Beragama

Adapun kaitannya dengan Agama, toleransi beragama adalah toleransi

yang mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang

berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan yang

diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan

22
Abu Bakar,” Konsep Toleransi Dan Kebebasan Beragama”, no 2 (2015) h. 1-2
37

memeluk Agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilih serta

memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau

yang diyakininya.

Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem

yang menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas

yang terdapat pada masyarakat dengan menghormati Agama, moralitas dan

lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain serta

perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus berselisih dengan

sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau Agama23

H. Metode Penelitian

Keberhasilan dalam suatu penelitian ditentukan oleh tepat tidaknya metode

penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam memilih metode mempengaruhi

arah serta tujuan penelitian. Oleh karna itu metode penelitian mempunyai

peranan penting dalam menentukan dalam kualitas hasil penelitian. Dalam

metode penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat menentukan Langkah-

langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Diantarannya sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Menurut sugiono, metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.24 Metode yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah mengunakan metode


23
Nuzulun Ni’am, “Toleransi Beragama Peserta Didik Di Smk Gajah Mada Bandar
Lampung”, skripsi (Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung 1441 H / 2020 M ), h. 2-3
24
Sugiono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
h.2
37

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitisn

lapangan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan secara

sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang

tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data

yang dikumpulkan semata-mata bersikap deskriptif sehingga tidak bermaksud

mencarai penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun

mempelajari Implikasi. Contoh penelitian diskriptif yang paling populer

adalah penelitian survei.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati sekaligus

berpartisipasi secara langsung dilapangan, seperti dilingkungan masyarakat,

lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga pemerintah.25

Berdasar pengertian di atas dapat dipahami bahwa, penelitian lapangan

yang digunakan oleh penulis ini adalah untuk mengamati atau mencari

informasi, fakta-fakta, keadaan, fenomena dan paristiwa yang terjadi

mengenai bagaimana Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam

membentuk Siswa dalam menanamkan sikap toleransi beragama di sekolah

SMKS Modellink Mubaraka Kabupaten Sorong.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di sekolah SMK Modellink

Mubaraka kel. Makbusun, distrik mayamuk kabupaten sorong. Alasan yang


25
Eti Cahya Khoirunnisa, “Peran Guru Pai Dalam Menanamkan Sikap Toleransi
Beragama Siswa Kelas Ix Di Smp Terpadu Ponorogo”, skripsi (ponorogo: Jurusan Pendidikan
Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2022), h. 34-35
37

mendasari peneliti memili lokasi penelitian ini dikarenakan lokasi sekolah

yang tidak jauh dengan tempat tinggal peneliti, selain itu lokasi penelitian yang

menjadi tempat PPL (praktik pengalaman lapangan) penulis, sengga selain

memudahkan penulis dalam penelitian, data yang di perolehpun valid.

3. Subjek/sumber penelitian

Subjek dapat diartikan sebagai apa yang akan dijadikan fokus dalam

penelitian yang menjadi sumber dalam pengumpulan data. Sumber data yang

akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah guru, siswa, dan dokumen

dari sekolah sebagai sumber pendukung.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian

pendidikan. Dalam kegiatan Observasi Peneliti Observasi Adalah Instrumen

Lain Yang Sering Dijumpai Dalam Penelitian Pendidikan. Dalam Kegiatan

Observasi Peneliti26

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan dan

pengumpulan data secara langsung seperti observasi lingkungan atau lokasi,

kegiatan pendidikan yang menunjukkan toleransi beragama, benda atau alat

yang digunakan, dan waktu pelaksanaannya dalam ruang lingkup sekolah

SMKS Modellink Mubarakah kabupaten sorong.

26
Cholissatul Fatonah, “ Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan
Sikap Toleransi Beragama Siswa Di Sma Negeri 3 Magelang” skripsi ( manggelang: Program
Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, 2018), h. 58
37

b. Metode Wawancara

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan formal, wawancara

penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja

sehingga hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung

mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran

Infornam.27 Wawancara kepada guru PAI untuk mendapatkan informasi

terkait keadaan yang ada di sekolah, bagaimana sikap toleransi yang sudah

terjadi di di SMK Modellink Al-Mubaraka Kab. Sorong.

c. Metode Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi melibatkan pengumpulan

dan analisis catatan tertulis, grafik, dan elektronik. Dokumen informasi

berikut diperlukan untuk penelitian ini: profil Sekolah SMK Modellink

kabupaten sorong dokumen siswa; surat-surat staf; dokumen pendidik;

kurikulum; dan informasi tambahan yang mendukung atau menguatkan

hasil penelitian.

5. Teknik Analisis Data

a. Data Reduction (Reduksi Data)

27
Eti Cahya Khoirunnisa, “Peran Guru Pai Dalam Menanamkan Sikap Toleransi
Beragama Siswa Kelas Ix Di Smp Terpadu Ponorogo”, skripsi (ponorogo: Jurusan Pendidikan
Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2022), h. 39
37

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka Langkah selanjutnya menyediakan

data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berupa ringkasan

singkat, infografis, korelasi antar kategori, diagram alir, dan representasi

visual lainnya. Data-data tersebut disusun dan dikelompokkan dalam pola

relasional melalui penyajiannya, sehingga lebih mudah untuk di pahami

c. Verification (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan konfigurasi yang

utuh. Setelah analisis dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan

masalah yang telah ditetapkan di awal. Dari hasil pengolahan dan

penganalisisan data ini kemudian diberi interpretasi terhadap masalah

yang akhirnya digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk menarik

kesimpulan

I. Sismatika Pembahasan

Dalam menyusun penelitian ini penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang disusun oleh dosen-dosen Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong pada tahun 2020. Dan untuk mempermudah

dalam memahami penelitian ini, maka sistematika pembahasannya adalah

sebagai berikut:
37

BAB I: Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang, Fokus

Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Imanfaat Penelitian, Definisi

Istilah, Penelitian Terdahulu

BAB II: Kajian Teoritis, Kerangka Teoritis Meliputi: Definisi Guru,

Peran Guru, Syarat-Syarat Menjadi Guru, Pendidikan Agama Islam, Tujuan

Pendidikan Agama Islam, Pengertian Toleransi, Toleransi Beragama

BAB III: Metode penelitian meliputi: jenis penelitian, lokasi

penelitian, Subjek/sumber penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data
37

DAFTAR PUSTAKA

Hasminah. “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam


Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sd Pertiwi Makassar”. Skripsi
(makasar: Program Studi Pendidikan Agama Islam, 2018.
Agus pahrudin, strategi belajar mengajar Pendidikan agama islam
di madrasah, bandarlampung: perpustakaan nasional RI, 2017
Abdul Aziz.” Visualisasi Perempuan Dalam Perspektif AL-Qur’an:
Antara Teks Dan Konteks”, No. 2 (2017)
Abdul kirom, “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran Berbasis Multikultural,” Al-murabbi, no. 1 (2017)
Abu Bakar,” Konsep Toleransi Dan Kebebasan Beragama”, no 2
(2015)
Kementerian Agama republik Indonesia, Al-Qur’an, juz. 26
Agus ahmad safei, sosiologi toleransi kontestasi, skomodasi,
harmoni. Yogyakarta:cv budi utama, 2020.
Akhwani Dan Moh Wahyu Kurniawan, “Potret Sikap Toleransi
Mahasiswa Keguruan dalam Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil
Alamin”, no, 3 (2021)
Sara Pratama Putri, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menanamkan Toleransi Siswa Di Smp Negeri 19 Kota Bengkulu” Skripsi ,
Bengkulu: Fakultas Tarbiyah Dan Tadris, 2022
Khoerul Anwar, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Membangun Kesalehan Sosial Siswa Sma Negeri 3 Yogyakarta” Skripsi,
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 2018 .

Akmal Hawi, kompetensi guru pendidikan agama islam, depok: PT


RajaGrafindo Persada, 2013.
Asep Mahyiddin, Kajian Dakwah Multiperspektif . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014
Cholissatul Fatonah, “ Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Sikap Toleransi Beragama Siswa Di Sma Negeri 3
Magelang” skripsi ( manggelang: Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2018)
Dea Kiki Dan Nabila Zahwa, “Peran Guru Dalam Pembelajaran
Pada Siswa Sekolah Dasar,” Teacher Role, Learning, no. 1 (2020)
Dea Kiki Yestiani & Nabila Zahwa, “Peran Guru Dalam
Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Dasar, No 1 (2020)
37

Eti cahya khoirunnisa, “peran guru pai dalam menanamkan sikap


toleransi beragama”, skripsi ponorogo: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Eti Cahya Khoirunnisa, “Peran Guru Pai Dalam Menanamkan
Sikap Toleransi Beragama Siswa Kelas Ix Di Smp Terpadu Ponorogo”,
skripsi (ponorogo: Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 2022)
Eti Cahya Khoirunnisa, “Peran Guru Pai Dalam Menanamkan
Sikap Toleransi Beragama Siswa Kelas Ix Di Smp Terpadu Ponorogo”,
skripsi (ponorogo: Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 2022)
Evitamala, peran guru pendidikan agama dalama menanamkan
nilai toleransi antar umat agama, makassar, 2020
M. Saekan Muchith, “Guru Pai Yang Profesional”, QualitY No. 2
(2016): 217-235
Muhiddinur Kamal, Guru: Suatu Kajian Teoritis Dan Praktis
brojonegoro:perpustakaan nasional RI, 2013
Nidawati, “Penerapan Peran Dan Fungsi Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran,” no. 1 (2019)
Nuzulun Ni’am, “Toleransi Beragama Peserta Didik Di Smk Gajah
Mada Bandar Lampung”, skripsi,( Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 1441 H / 2020
M ).
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014
Sri suryaningsih, “peranan guru dalam meninngkatkan sikap
toleransi beragama siswa Di Smp Negeri 6 Percut Sei Tuan”,
skripsi ,medan: Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, 2019
Sugiono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2017.
Sumiati,” Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa the teachers’ rple in improving learning motivation,”
tarbawi, no. 2:

Anda mungkin juga menyukai