PROPOSAL SKRIPSI
i
penulisan proposal skripsi
8. Orang tua saudara, sahabat, atas doa dan dana serta bimbingan dan kasih
sayang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini tidak luput
dari beberapa kekurangan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dan perbaikan sehingga laporan proposal skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... .......ii
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam menyangkut
kemajuan dan mas depan bangsa. John Dewey menyatakan bahwa
pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia guna
membentuk dan mempersiapkan peribadinya agar hidup dengan disiplin.
Secara tegas upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas tersebut tertuang dalam lembaran yuridis negara berupa
Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional.
Melalui Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem Pendidikan Nasional yang dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta akhlak mulia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
1
2
tentang hal baik, berbicara dengan suara keras kepada gurunya, menghina
temannya dan membanggakan diri serta sombong ketika memperoleh
nilai bagus (Observasi, Kepala Sekolah, 05 April 2023). Padahal sikap-
sikap yang telah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam sudah maksimal, namun sepertinya siswa belum
mengimplementasikan sikap tawadhu yang diajarkan oleh guru tersebut
di dalam kehidupan sehari-hari.
Kasus-kasus diatas menggambarkan krisis moral dan kpribadian
bangsa. Keberadan dilapangan menunjukkan kejadian tersebut terus
berulang. Secara umum kejadian tersebut disebabkan oleh derasnya arus
budaya hidup materialistik, hedonistik dan sekuleristik, karena kurangnya
pembinaan akhlak. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang
semestinya mendapatkan perhatian besar. Masalah tersebut dikategorikan
masalah besar untuk dunia pendidikan karena menyangkut generasi masa
depan bangsa. Situasi dan kondisi karakter bangsa yang sedang
memprihatinkan tersebut telah mendorong pemerintah segera mengambil
insiatif untuk mengutamakan membanguna sikap siswa yang baik. Maka
dari itu sikap internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di instuisi
pendidikan sangatlah penting bagi peserta didik agar mereka dapat
mengetahui, mengamalkan serta melaksanakan ajaran dan niliai-nilai
Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya sehingga
tumbuh sikap Islami sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Penumbuhan sikap tawadhu tersebut memerlukan pembiasaan dan
keteladanan karena perubahan sikap dan prilaku (akhlak) kurang baik
untuk menjadi baik tidak akan terlaksana secara instan.
Dengan identifikasi masalah tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian secara mendalam tentang pembentukan sikap
Tawadhu siswa disekolah dengan menggali infromasi lebih jauh
mengenai optimalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul: “INTERNALISASI NILAI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK SIKAP
TAWADHU SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1
KABUPATEN MUARO JAMBI”.
5
B. Fokus Permasalahan
Untuk menjawab permasalahan yang diteliti dan untuk menghindari
kesalahpahaman serta untuk mengatasi keterbatasan waktu dan
kemampuan, maka penulis membuat adanya batasan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini. Penelitian ini dibatasi dengan:
1. Sikap siswa yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada sikap
tawadhu.
2. Pemahaman pembentukan sikap tawadhu dalam penelitian ini
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan Bimbingan
Penyuluhan di Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Kabupaten Muaro
Jambi.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: Apa
faktor pendukung dan penghambat Internalisasi Pendidikan Agama Islam
dalam membentuk sikap siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Kabupaten Muaro Jambi ?
1. Bagaimana nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Kabupaten Muaro Jambi ?
2. Bagaimana Internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam
pembentukan sikap tawadhu siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Kabupaten Muaro Jambi.
3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi faktor penghambat dan
pendukung dalam meningkatkan sikap tawadhu siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Kabupaten Muaro Jambi ?
A. Kajian Pustaka
1. Internalisasi Nilai
a. Pengertian Internalisasi
Secara etimologis, internalisasi menunjukan suatu proses.
Dalam bahasa Indonesia akhiran Isasi mempunyai arti proses.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan
sebagai penghayatan, penguasaan secara mendalam yang
berlangsung memalui pembinaan, bimbingan, penyuluhan dan
sebagainya. Internalisasi adalah penghayatan, pendalaman,
penguasaan secara mendalam melalui binaan, bimbingan dan
sebagainya. Dengan demikian Internalisasi merupakan suatu
proses penanaman sikap ke dalam diri pribadi seseorang melalui
binaan, bimbingan dan sebagainya agar ego menguasai secara
mendalam suatu nilai serta menghayati sehingga dapat tercermin
dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan standart yang
diaharapkan (Riyadi, 2015: 56).
Seacara harfiah internalisasi dapat diartikan sebagai
penerapan yaitu secara praktis suatu hasil atau karya manusia.
Pengertian lain internalisasi “suatu peningkatan kemampuan
dalam melaksanakan program terukur”. Menurut Burhani,
internalisasi mmepunyai arti mendalam, penghayatan atau
pengasingan. Adapun internalisasi secara praktis menurut
Syihabiddin adalah bagaimana, mempribadikan sebuah model ke
dalam tahapan praksispembinaan atau pendidikan.
7
8
1. Pengertian Nilai
Istilah nilai adalah sesuatu yang abstrak yang tidak bisa
dilihat, diraba, maupun dirasakan dan tak terbatas oleh ruang
lingkupnya. Nilai sangat erat dengan pengertian-pengertian
dan aktifitas manusia yang kompleks, sehingga sulit
ditentukan batasnya, karena keabstrakanya itu maka timbul
bermacam-macam pengertian, diantaranya sebagai berikut:
1. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun
perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak khusus kepada pola pemikiran,
perasaan, keterkaitan maupun perilaku.
2. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan
tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada
kaitanya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan
fungsi-fungsi bagian- bagiannya.
3. Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat
didefinisikan, tetapi hanya dapat dialami dan dipahami
secara langsung.
10
علَ ٰى
َ ش َه َد ُه ْن ْ َىز ِه ْن ذُ ِ ّزيَّت َ ُه ْن َوأ ُ َوإِ ْذ أ َ َخرَ َزبُّكَ ِه ْي بٌَِي آ َد َم ِه ْي
ِ ظ ُه
أ َ ًْفُس ِِه ْن أَلَسْتُ بِ َس ِبّ ُك ْن ۖ قَالُىا بَلَ ٰى ۛ ش َِه ْدًَا ۛ أ َ ْى تَقُىلُىا يَ ْى َم ا ْل ِقيَا َه ِة
َ غافِ ِل
يي َ ِإًَّا ُكٌَّا ع َْي ٰ َهرَا
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi
saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam)
adalah orang- orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)" (Anonim: QS. Al-a’raf ayat 172).
Akidah atau keimanan merupakan landasan bagi umat
Islam, sebab dengan akidah yang kuat seseorang tidak akan
goyah dalam hidupnya. Akidah dalam Islam mengandung arti
adanya keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan
yang wajib disembah, ucapan dalam lisan dan kalimat
syahadat dan perbuatan dengan amal sholeh. Oleh karena itu,
persyaratan bagi seseorang agar bisa disebut orang muslim
dalam mengucapkan dua kalimah syahadat. Akan tetapi,
pengakuan tersebut tidak sekedar pengucapan semata, tetapi
juga harus disertai keyakinan yang kuat dalam hati dan
dibuktikan dengan amal.
Akidah sebagai sebuah kayakinan akan membentuk
tingkah laku, bahkan mempengaruhi kehidupan seorang
muslim. Menurut Abu A’la Al-Maududi, pengaruh akidah
dalam kehidupan sebagai berikut:
1. Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam
menghadapi setiap persoalan dan situasi
16
3. Nilai Akhlak
Dalam agama Islam akhlak atau perilaku seseorang
muslim seseorang dapat memberikan suatu gambaran akan
pemahamanya terhadap agama Islam. Nilai-nilai akhlak
sangatlah penting untuk diketahui dan diaktualisasikan oleh
seseorang muslim atau seseorang ketika dalam proses
pembinaan dan membentuk karakter yang tercermin sebagi
muslim yang sejati. Secara etimologi, pengertian akhlak
berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti, tabi’at,
perangai, tingkah laku buatan, ciptaan.
Adapun akhlak secara terminologi yang mengutip
pendapat dari ulama Ibnu Maskawaih dalam bukunya
Tahdzib al-ahlak yang mendifinisikan bahwa akhlak adalah
keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui
pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya dari Imam Al-
Ghazali kitabnya Ihya’ Ulum Al-Din menyatakan bahwa
akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang
daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. (Taufik
Abdullah, 2022: 34).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa ahklak adalah keadaan yang melekat pada jiwa
manusia. Karena itu, suatu perbiatan tidak dapat disebut
akhlak kecuali memenuhi beberapa syarat yaitu:
1) Perbuatan tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadian
2) Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran. Ini bukan berarti perbuatan itu di lakukan dalam
keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur, mabuk, atau gila.
3) Perbuatan tersebut timbul dari dalam dorongan seseorang
yang mengerjakanya tanpa ada suatu paksaan atau tekanan
19
dari luar.
Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main, pura-pura atau sandiwara. Perbuatan
tersebut dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main,
pura-pura atau sandiwara. Perbuatan tersebut dilakukan
dengan sesungguhnya, bukan main-main, pura-pura atau
sandiwara.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam
agama Islam. Akhlak diibaratkan suatu “buah” pohon Islam
yang berakarkan aqidah, bercabang dan syari’ah ( M. Daud,
2016)
Dalam surat Al-Qolam ayat 4 menjelaskan tentang
pentingnya akhlak:
4. Membentuk Sikap
a. Pengertian Sikap
Pendapat lain mengungkapkan bahwa Internalisasi adalah proses
injeksi nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya
dalam melihat makna realitas empiris. Nilai-nilai tersebut bisa dari
agama, budaya, kebiasaan hidup, dan norma sosial. Pemakaian atas
nilai inilah yangmewarnaipemaknaan dan Sikap dalam artian sempit
adalah pandangan atau kecendrungan mental. Sikap adalah
kecendrungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik
atau buruk terhadap orang atau barang tertenu. Dengan demikian sikap
siswa untuk bertindak dengan cara terentu. Dengan demikian, pada
prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecendrungan siswa
untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan
prilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecendrungan-
kecendrungan baru yang telah beruah suatu obyek, tata nilai, peristiwa,
dan sebagainya (Syah, 2010: 18).
Sikap adalah suatu keendrungan untuk bereaksi dengan cara
tertentu teradap suatu perangsang atau situasi yang diadapi. Bagimana
24
a) Salah Satu sikap tawadhu dapat ditunjukan pada saat kita berdoa
kepada Allah.Saat berdoa, seseorang dapat dikatan tawadhu
apabila ada rasa takut (khauf) dan penuh harap (raja’a) kepada
Allah SWT.
b) Jika seseorang berdoa dengan sembarang cara. Etika berdoa
pasti tidak akan dilakukan dengan benar. Demikian pula,
seseorang bedoa dengan penuh harap maka ia akan selalu
optimis, penuh keyakinan dan istqomah dalam memhon.
c) Tawadhu juga berkaitan dengan sikap baik kita kepada orang tua
dan orang lain. Kepada orang tua, kita penuh hormat dan patuh
terhadap perintah-perintahnya. Jika mereka memerintahkan
kepada hal-hal yang positif, kita berusaha memenuhi sekuat
tenaga. Sebaliknya jika orang tua memerintahkan kepada hal-hal
yang buruk, maka kita berusaha menolaknya dengan ramah.
d) Seseorang dapat belajar dari sikap tawadhu salah satunya
berusaha tidak membangga-membangga diri dengan apa yang
kita miliki. Sikap membangga-membangga diri sangat dekat
dengan kesombongan. Sementara kesombongan itu merupakan
lawan daripada tawadhu. Dengan demikian, beruasaha menahan
diri dari sikap membangga-banggakan diri secara berlebihan
akan memudahkan seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi yang
tawadhu (Rusdi, 2013: 34).
5. Metode Pembentukan Sikap Tawadhu
Tawadhu merupakan salah satu bagian dari ahlak terpuji.
Sehingga diperlukan pendidikan ahlak untuk membentuk suatu
ahlak. Seorang pendidik yang baik akan selalu mencari metode
pendidikan yang berpengaruh dalam pembentukan akidah dan ahlak
seorang anak, dalam pembentka pengetahuan, mental, dan sosialnya
sehingga bisa diharapkan anak dapat mencapai ciri-ciri
kesempurnaan lebih matang, serta menonjol kedewasaan dan
kesetabilan emosinya.
Menurut Abdullah Nashih terdapat metode yang perlu
28
Moral dan sikap awadhu ini memiliki kaitan sangat erat dan
hubungan yang tidak dapt dipisahkan. Hubungan moral dan
Tawadhu ialah jika seseorang memiliki moral yang baik dan bagus
maka seseorang tersebut menerapkan dan memiliki sikap tawadhu
dan sikap tawadhu itu pula akan mengikuti dirinya, namun
sebaliknya jika seseorang memiliki moral yang buruk (tidak baik
pula) sudah jelas bahwa orang tersebut tidak memiliki sikap tawadhu.
Pentingnya sikap tawadhu ini akan mengantarkan manusia untuk
menjadi seseorang yang ikhlas menerima apa adanya. Sehingga tidak
serakah, menghargai sesama, dan selalu berprilaku berbakti kepada
allah, taat kepada rosul allah dan cinta kepada makhluk allah. Jika
prilaku manusia sudah seperti ini maka ia di sebut bersikap tawadhu
(Rosif, 2019: 5)
B. Studi Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun hasil
penelitian terdahulu diantaranya adalah:
1. Nurhayati Skripsi Unismuh Tahun 2018 dengan judul Internalisasi
Nilai-nilai akhlak Dalam Pembelajaran Akhlak Sekolah Menengah
Pertama Negri 1 Tompobulu Kbupaten Gowa jenis penelitiannya
adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya yang prtama,
nilai-nilai akhlak siswa kepada guru adalah melalui keteladanan yang
dicontohkan langsung oleh guru, pembiasaan berjabat tangan,
nasehat. Kedua, upaya sekolah dalam membentuk sikap tawadhu
siswa kepada para ulama adalah melalui keteladan dan nasehat.
Ketiga, upaya sekolah dalam membentuk sikap tawadhu siswa kepada
sesama teman adalah melalui keteladanan antar sesama guru dan
kegiatan pembiasaan (Huda, 2017/2018). Penelitian ini memiliki
persamaan dengan penilitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-
sama membahas nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang
membedakan dengan penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada
31
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Melihat dari rumusan diatas, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, metode penelitian
kualitatif sering disebut juga penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakuan dengan cara alamiah (Sugiyono, 2019, 18)
Prahmana (Prahmana, 2017: 98) mengatakan bahwa penelitian
bahwa peelitian studi kasus adalah merupakan salah satu motede
penelitian yang betujuan meyelidiki secara cermat baik itu peristiwa,
aktivitas, proses atau sekelompok individu pada suatu waktu tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitia deskriptif, yaitu proses
pengumpulan data, dan in formasi secara mendalam, mendetail, holistik,
dan sistematis, tentang orang, kejadian orang (latar sosial), atau
kelompok dengan mengunakan metode tenik serta banyak sumber
informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian,
latar alami berfugsi sesuai konteknya. (Yusuf, 2014: 14). Dalam
penelitian kasus diatas adalah Pendekatan Guru PAI Dalam Membentuk
Sikap Tawadhu di SMP N 1 Sungai Duren.
B. Tempat dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1. Tepatnya di desa simpang sungai duren,
Kecamatan. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang
berjumlah 7 orng siswa dan guru PAI beserta kepala sekolah Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Kabupaten Muaro Jambi.
32
33
1) Wawancara
Teknik wawancara atau interview adalah pertemuan dua untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Jenis
wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap
dan terperinci.
b) Wawancara tidak terstruktur yaitu dalam wawancara serupa ini
tidak dipersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya dan boleh
menanyakan apa saja yang dianggap perlu dalam situas
wawancara itu, pertanyaan tidak diajukan dalam urutan yang
sama, bahkan pertanyaan pun tak selalu sama. Namun ada
baiknya bila pewawancara sebagai pegangan mencatat pokok-
pokok penting yang akan dibicarakan sesuia dengan tujuan
wawancara. (Nasution, 2000: 9).
Dalam penjelasan diatas, dalam penelitian penulis
mengunakan dua jenis wawancara, yaitu wawancara struktur dan
wawancara tidak terstruktur. Hal ini dilakukan agar dalam
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan dengan muka dan
dengan arah tujuan yang telah ditentukan
2) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera yaitu pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap (Arikunto, 2010: 71).
Berdasarkan diatas observasi adalah metode pengumpulan
data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-
gejala atau fenomena yang diselidiki. Obsrevai yang dilakuan
peneliti adalah untuk mengetahi ahklak siswa secara umum maupun
secara individu.
35
37
38